Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

PEMANFAATAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN SEBAGAI BAHAN

STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI

untuk memenuhi sebagian persyaratan


mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil

diajukan oleh :

Muh. Abduh
NIM : D. 100 950 185
NIRM : 95 6 106 03010 50185

kepada

PROGRAM STUDY TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
LEMBAR PENGESAHAN

PEMANFAATAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN SEBAGAI BAHAN

STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN

diajukan oleh :

Muh. Abduh
NIM : D. 100 950 185
NIRM : 95 6 106 03010 50185

NASKAH PUBLIKASI

Naskah publikasi ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Pembimbing Utama

Qunik Wiqoyah, S.T., M.T


NIK : 690
EXPLOITING MIXTURE SAND AND CEMENT
as STABILIZATION IN LAND CLAY TANON SRAGEN

PEMANFAATAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN


SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN

Muh. Abduh, Sri Widodo, Qunik Wiqoyah


Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani, Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura, 57102

ABSTRACT

Clay land represent granulous material refinement having strength support to lower and
very sensitive to water rate. Therefore the nature of fisis and is mechanical the land have to
be improve. Repair performed within this research to mingle sand stabilization materials
and cement with percentage addition sand 10%, 20% and 30%, percentage addition with
medium cement 3%, 6%, 9%, 12% dan15%. Test the nature of fisis and mechanical which
cover: Specific Gravity test, test Atterberg Limits, Standard Proctor test and California
Bearig Ratio test (CBR) with soaked. Result of test show downhill grafity specific value
from 2,61 original land become 2,15 addition sand variation 30% and cement 15%, liquid
limit value is downhill the than 88,58% original land become 54,81% addition sand
variation of 30% and cement 15%, plastis limit value mount from 38,58% at original land
become 56,34% with addition sand variation 20% and cement 15%, value make an index to
downhill plastis from 49,44% at original land become 0,20% with addition sand variation
of 30% and cement 15%, Limit value dwindle to mount from 10,73% at original land
become 29,45% with addition sand variation 30% and cement 15%, land item percentage
get away No.200 filter is downhill the than 79,807% at original land become 76,465% with
addition sand variation of 30% and cement 15%, heavy value of dry volume mount from
1,27 kg/cm3 at original land become 1,59 kg/cm3 with addition sand variation 30% and
cement 15%, optimum water rate value is downhill the than 36,5% at original land become
33,2% with addition of sand variation 30% and cement 15%, CBR value with soaked
mount from 0,96% original land become 5,778% at addition sand variation of 30% and
cement 15% and development value from 14,90% at original land become 1,28% with
addition sand variation 30% and cement 15%. So that from the result can be taken by
conclusion that mixing cement and sand at Tanon clay land, Sragen enough can improve
the nature of fisis and is mechanical of land

Keyword: stabilization, nature of fisis and is mechanical

ABSTRAKSI

Tanah lempung merupakan material berbutir halus yang mempunyai kuat dukung rendah
dan sangat sensitif terhadap kadar air. Oleh karena itu sifat fisis dan mekanis tanah
tersebut harus diperbaiki. Perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
mencampur bahan stabilisasi pasir dan semen dengan persentase penambahan pasir 10%,
20% dan 30%, sedang persentase penambahan semen 3%, 6%, 9%, 12% dan15%. Uji sifat
fisis dan mekanis yang dilakukan meliputi: uji Specific Gravity, uji Atterberg Limits, uji
Standard Proctor dan uji California Bearig Ratio (CBR) dengan perendaman (soaked).
Hasil uji menunjukkan nilai specific grafity menurun dari 2,61 pada tanah asli menjadi
2,15 pada penambahan variasi pasir 30% dan semen 15%, nilai batas cair menurun dari
88,58% pada tanah asli menjadi 54,81% pada penambahan variasi pasir 30% dan semen
15%, nilai batas plastis meningkat dari 38,58% pada tanah asli menjadi 56,34% pada
penambahan variasi pasir 20% dan semen 15%, nilai indeks plastis menurun dari 49,44%
pada tanah asli menjadi 0,20% pada penambahan variasi pasir 30% dan semen 15%, nilai
batas susut meningkat dari 10,73% pada tanah asli menjadi 29,45% pada penambahan
variasi pasir 30% dan semen 15%, persentase butiran tanah lolos saringan No.200
menurun dari 79,807% pada tanah asli menjadi 76,465% pada penambahan variasi pasir
30% dan semen 15%, nilai berat volume kering meningkat dari 1,27 Kg/cm3 pada tanah
asli menjadi 1,59 Kg/cm3 pada penambahan variasi pasir 30% dan semen 15%, nilai kadar
air optimum menurun dari 36,5% pada tanah asli menjadi 33,2% pada penambahan
variasi pasir 30% dan semen 15%, nilai CBR dengan rendaman (soaked) meningkat dari
0,96% pada tanah asli menjadi 5,778% pada penambahan variasi pasir 30% dan semen
15% dan nilai pengembangan (swelling) menurun dari 14,90% pada tanah asli
menjadi1,28% pada penambahan variasi pasir 30% dan semen 15%. Sehingga dari hasil
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pencampuran pasir dan semen pada tanah
lempung Tanon, Sragen cukup dapat memperbaiki sifat fisis dan mekanis tanah.

Kata kunci: stabilisasi, sifat fisis dan mekanis

PENDAHULUAN Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
Latar Belakang Masalah adalah:
Tanah lempung Tanon kabupaten Sragen, 1. Hasil penelitian ini dapat diketahui besar
berdasarkan hasil penelitian Wiqoyah (2003) volume kering tanah dan nilai kuat dukung
didapatkan persentase butiran yang lolos saringan tanah setelah dicampur dengan pasir dan
No.200 sebesar 94,13 %, batas cair (LL) sebesar semen.
88,03 % dan indeks plastisitas (IP) sebesar 49,44 2. Memberikan alternatif bahan stabilisasi tanah
%, maka menurut Unified Soil Clasification lempung dengan campuran pasir dan semen.
System (USCS) tanah tersebut termasuk dalam 3. Hasil penelitian ini bermanfaat di daerah-
kelompok CH yaitu lempung anorganik dengan daerah yang mempunyai tanah bermasalah
plastisitas tinggi (high plasticity clay), atau fat khususnya lempung.
clays, menurut American Association of State
Highway and Transportation Officials Ruang Lingkup
(AASHTO) tanah tersebut termasuk dalam 1. Tanah yang digunakan adalah tanah lempung
kelompok A-7-5, merupakan tanah berlempung yang berasal dari daerah Tanon kabupaten
yang tidak baik atau buruk, apabila digunakan Sragen dan data asli dari penelitian Wiqoyah
sebagai dasar pondasi jalan raya. Apabila ditinjau (2003).
dari nilai CBR dengan kondisi terendam adalah 2. Bahan campuran yang digunakan adalah
sebesar 0,96 % maka dapat disimpulkan bahwa pasir dengan variasi 10 %, 20 % dan 30 %
tanah lempung Tanon sebagaimana data diatas dan semen dengan variasi 3 %, 6 %, 9 %, 12
adalah merupakan tanah yang tidak baik apabila % dan 15 %.
digunakan sebagai pondasi jalan raya, selain kuat 3. Pasir yang digunakan adalah pasir Muntilan.
dukungnya rendah juga dapat sensitif jika terjadi 4. Semen Portland yang digunakan adalah
perubahan kadar air, sehingga kondisi tanah tidak semen merk Nusantara
stabil. 5. Air dari Laboratorium Mekanika Tanah,
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Rumusan Masalah
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
1. Berapakah besar perubahan berat volume
6. Uji pemadatan Standard Proctor mengacu
kering tanah lempung Tanon Sragen setelah
ASTM D 698.
distabilisasi dengan campuran pasir dan
semen? 7. Pengujian pemadatan dengan cara tes
2. Berapakah nilai kuat dukung tanah lempung pemadatan CBR (California Bearing Ratio)
Tanon Sragen setelah distabilisasi dengan ASTM D 18883-73 dan kadar air optimum
campuran pasir dan semen? dengan rendaman (soaked).
8. Pengujian sifat fisis tanah meliputi Atterberg
Tujuan Penelitian Limit ASTM D 4318, Sieve Analysis ASTM
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: D 1140, Hydrometer ASTM 422, Water
1. Mengetahui perubahan sifat fisis tanah Content Analysis dan Specific Grafity
setelah distabilisasi dengan campuran pasir Analysis ASTM D 854.
dan semen. 9. Waktu pemeraman 24 jam.
2. Mengetahui perubahan sifat mekanisnya 10. Proses penelitian, dilaksanakan di
yaitu nilai kuat dukungnya (CBR). Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Tekniuk Universitas lempung akan menambah daya dukung tanah
Muhammadiyah Surakarta, dengan tersebut.
menggunakan segala fasilitas yang
disediakan. Pengaruh Semen pada Tanah Lempung
Berdasarkan hasil penelitian Windayani
Keaslian Penelitian (2003) tentang pengaruh semen terhadap tanah
Penelitian ini kelanjutan dari penelitian lempung disimpulkan bahwa penambahan semen
Wiqoyah (2003) yang berjudul Campuran Kapur pada tanah lempung dapat menaikkan nilai berat
dan Tras sebagai Bahan Stabilisasi Tanah kering, batas plastis, balai susut dan menurunkan
Lempung Hitam untuk Lapisan Dasar Jalan. nilai kadar air, buku cair dan indek plastis.
Penelitian Asmedi (1999) studi perubahan
besarnya daya dukung tanah lempung yang LANDASAN TEORI
diperbaiki dengan bahan tambahan pasir. Studi Stabilisasi Tanah
kasus yang dilakukan oleh Nugroho (2004) Stabilisasi tanah pada prinsipnya adalah
adalah untuk menganalisa seberapa besar proses perbaikan tanah dengan cara memperbesar
pengaruh semen terhadap perubahan kuat dukung volume tanah, memperkecil kompresibilitas,
tanah lempung. sehingga dapat mencegah terjadinya penurunan
(settlement) karena daya dukung yang lebih
TINJAUAN PUSTAKA besar. Cara stabilisasi tanah antara lain:
Lempung 1. Meningkatkan kerapatan tanah
Sifat-sifat yang dimiliki tanah lempung 2. Meningkatkan kohesi atau tahanan geser
adalah sebagian berikut (Hardiyatmo,1992) yang timbul
1. Ukuran butiran halus, kurang dari 0,002 mm. 3. Menambah bahan yang menyebabkan
2. Permebilitas rendah. peruibahan-perubahan kimiawi atau fisis
3. Kenaikan air kapiler tinggi. pada tanah
4. Bersifat kohesif 4. Menurunkan muka air tanah
5. Kadar kembang susut yang tinggi. 5. Mengganti tanah yang jelek dengan tanah
6. Proses konsolidasi lambat. yang baik
Tanah lempung Tanon mempunyai
indeks plastisitas yang tinggi sebesar 49,44 %. Batas Atterberg
Menurut USCS, tanah asli termasuk kelompok Batas Atterberg adalah batas cair, batas
CH yaitu lempung organik dengan plastisitas plastis dan batas susut.
tinggi, sedangkan menurut AASHTO tanah a) Batas Cair (Liquid Limit)
tersebut termasuk kedalam kelompok A-7-5, Batas Cair (LL) didefinisikan sebagai
merupakan tanah berlempung yang tidak baik kadar air tanah pada batas antara keadaaan cair
apabila digunakan sebagian dasar pondasi jalan dan keadaan plastis.
raya (Wiqoyah, 2003). b) Batas plastis (Plastic Limit)
Batas plastis (PL) didefinisikan sebagai
Pasir kadar air pada kedudukan antara daerah plastis
Menurut Tjokrodimuljo (1988), pasir dan semi plastis.
(sand) adalah butiran tanah dengan ukuran antara c) Indeks Plastisitas (Plasticity Indeks)
0,006 mm sampai dengan 2 mm. Indeks plastisitas (PI) adalah selisih
antara batas cair dan batas plastis.
Semen Maka indeks plastis dapat dilihat dengan
Semen Portland ialah semen hidrolis rumus sebagai berikut:
yang dihasilkan dengan cara menghaluskan PI = LL – PL ……………………………(III.1)
klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat dengan:
kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips PI = Indeks Plastisitas (Plasticity
sebagai bahan tambahan (PUBI-1982 dalam Indeks) (%)
Tjokrodimuljo, 1988) LL = Batas Cair (Liquid Limit) (%)
PL = Batas Plastis (Plastic Limit) (%)
Pengaruh Pasir pada Tanah Lempung
Berdasarkan hasil penelitian Asmedi Tabel III. 1 di bawah ini.
(1999) tentang pengaruh pasir terhadap tanah
lempung. Adanya penambahan pasir pada tanah
PI Sifat Tanah Macam Tanah Kohesi
0 Non plastis Pasir Non kohesif
<7 Plastis rendah Lanau Kohesif sebagian
7 - 17 Plastis sedang Lenpung berlanau Kohesif
> 17 Plastis tinggi Lempung Kohesif
Sumber : Hardiyatmo (1992)
d) Batas Susut (Shrikage Limit) berbeda-beda tetapi mempunyai sifat yang serupa
Batas susut (SL) didefinisikan sebagai kedalam kelompok-kelompok dan subkelompok-
kadar air dalam kedudukan antara daertah semi subkelompok berdasarkan pemakaiannya
padat dan padat. Batas susut dinyatakan dalam (Das,1995).
persamaan sebagai berikut: Pembagian klasifikasi tanah sebagai berikut:
1. Sistem klasifikasi Unified Soil Classification
⎡ (m1 − m2 ) (v1 − v2 ).γw ⎤ System (USCS)
SL= ⎢ − ⎥ × 100% ...(III.2) Suatu tanah diklasifikasikan ke dalam tanah
⎣ m2 m2 ⎦ berbutir kasar (kerikil dan pasir) jika kurang dari
50% tertinggal dalam saringan nomor 200 dan
Dengan tanah berbutir halus (lanau dan lempung ) jika
m1: berat tanah basah dalam cawan (gram), lebih dari 50% lolos saringan nomor 200.
m2 : berat tanah kering oven (gram), 2. Sistem klasifikasi AASHTO (American
ν1 : volume tanah basah dalam cawan (cm3), Association of State Highway and Transportation
ν2 : volume tanah kering oven (cm3), Officials Classification)
γw : berat volume air (gram/cm3). Pada sistem ini tanah diklasifikasikan ke
dalam tujuh kelompok besar, yaitu A-1 sampai
Grain Size Analysis A-7. Tanah dalam tiap kelompoknya dievaluasi
Analisa ukuran butiran adalah persentase terhadap indeks kelompoknya yang dihitung
berat butiran pada satu unit saringan, dengan dengan rumus-rumus empiris. Pengujian yang
ukuran diameter lubang tertentu (Hardiyatmo, digunakan adalah analisa saringan dan batas
1992). Ada dua cara yang umum digunakan Atterberg. Indeks kelompok dihitung dengan
untuk mendapatkan distribusi ukuran-ukuran persamaan sebagai berikut:
partikel tanah, yaitu: GI = ( F - 35 ) [ 0,2 + 0,005 ( LL - 40 ) ] + 0,01 (
1). Analisa ayakan untuk ukuran partikel yang F - 15 ) (PI - 10) ....(III.3)
berdiameter lebih besar dari 0,075 mm. dengan:
2). Analisa hirdometer untuk ukiuran partikel GI = indeks kelompok (group index)
yang berdiameter lebih kecil dari 0.075 mm F = persentase butiran lolos saringan No 200
(Das, 1991) (0,075 mm)
LL = batas cair ( liquid limit ) (%)
Klasifikasi Tanah PI = indeks plastis (%).
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu
sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang

70
Indeks Plastisitas IP (%)

60
Garis
50
Garis
40
A-7-6
30 A-7-5
20 A-6

10 A-4 A-5
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Batas Cair, LL (%)

Gambar III.1. Batas-batas Atterberg untuk sub kelompok A-4, A-5, A-6 dan A-7
Specific Gravity dan Kadar Air dengan:
Specific Gravity disebut juga berat jenis w : kadar air (%),
suatu bahan didefinisikan sebagai perbandingan Ww : berat air (gram)
berat volume butiran padat (γs) dengan berat Ws : berat butiran padat (gram)
volume air (γw) pada temperatur 4ºC.
(Hardiyatmo, 1992). Specific gravity (Gs) Pemadatan Tanah
dihitung dengan rumus: Pemadatan tanah (compaction) adalah
γ s proses naiknya kerapatan tanah dengan
Gs = ……… (III.4) memperkecil jarak antara partikel sehingga
γ w
terjadi reduksi volume udara dengan
Dengan: menggunakan energi mekanis, dan dilakukan
γs : berat volume butiran padat (gram/cm3) dengan cara menggilas, sedang dilaboratorium
Gs : berat jenis dipakai cara memukul. Nilai kadar air yang
γw : berat volume air (gram/cm3) terbaik untuk mencapai berat volume kering
Kadar air (w) didefinisikan sebagai sebesar atau kepadatan maksimum. Kadar air
perbandingan antara berat jenis air (Ww) dengan pada keadaan ini disebut kadar air optimum
berat butiran (Ws) dalam tanah tersebut (Hardiyatmo, 1992)
dinyatakan dalam persen. (Hardiyatmo, 1992).
Kadar air dihitung dengan rumus: California Bearing Ratio (CBR)
Ww Tujuan uji CBR adalah untuk
w= x 100 % ……… (III.5) menentukan nilai kuat dukung tanah dan batuan,
Ws jika dipadatkan di laboratorium sesuai dengan
variasi dan kepadatannya.
Nilai CBR dirumuskan sebagai berikut:
Beban yang terjadi (lbs) x 100 % ………..……………(III.6)
Untuk0,1 inchi;CBR=
3 (in²) x 1000 (lbs/m2)

Untuk0,2 inchi;CBR= Beban yang terjadi (lbs) x 100% …………...…………(III.7)


3 (in²) x 1500 (lbs/m2)
Persen Pengembangan 2. Semen yang digunakan adalah merk
Potensial kembang susut tanah digunakan Nusantara dari toko bangunan.
untuk mengetahui tingkat kemampuan 3. Pasir yang digunakan adalah pasir Muntilan,
perkembangan massa tanah akibat pengaruh air. magelang.

METODE PENELITIAN Peralatan


Peralatan yang digunakan pada penelitian
Bahan ini semua berada di Laboratorium Mekanika
Bahan yang digunakan sebagai benda uji Tanah Universitas Muhammadiyah Surakarta.
adalah:
1. Tanah lempung, berasal dari daerah Tanon, HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Sragen, Jawa Tengah. Tanah asli diambil dari Kondisi Tanah Asli
kedalaman 0,5-1m dalam keadaan basah dan
saat pengujian kondisi tanah sudah kering.
Tabel V.1 Hasil Uji tanah asli review penelitian (Wiqoyah, 2003)
Data Pengamatan Hasil
Kadarv Air 11.57 %
Ghravitasi Khusus 2.61
Batas cair (LL) 88.03%
Batas Plastis (PL) 38.58%
Batas Susut(SL) 10.73%
Plastisitas Indeks (PI) 49.44%
Butir Lolos Saringan No.200 94.13%
Lempung 18.5%
Lanau 75.63%
Pasir 5.87%
Berat Volume Kering maksimum (MDD) 1.27 kg/cm³
Kadar Air Optimum (OMC) 36.5%
Sudut gesek dalam (φ) 2.14º
Sudut gesek dalam (φ) rendam 4 hari 1.61º
Kohesi (c) tanpa rendaman 19.97 kg/cm²
Kohesi (c) rendam 4 hari 25.21 kg/cm²
Nilai CBR tanpa rendaman 7.94%
Nilai CBR direndam 4 hari 0.96%
Swelling potential 14.90%
Menurut Unified Soil clasification System Hasil uji Specific Gravity
(USCS) tanah tersebut termasuk dalam kelompok 1. Pasir
CH yaitu lempung anorganik dengan plastisitas Uji spesific gravity pada pasir didapatkan hasil
tinggi (high plasticity clay). Menurut klasifikasi sebesar 2,66.
AASHTO, tanah tersebut termasuk dalam 2. Semen
kelompok A-7-5, merupakan tanah berlempung Uji specivic gravity pada semen didapatkan
yang tidak baik atau buruk. hasil sebesar 2.21.
3. Tanah asli dengan campuran pasir dan semen

Tabel V.2 Hasil uji specific gravity tanah dengan variasi campuran pasir dan semen

Pasir (%) 0 10 20 30
Semen (%) 0 3 6 9 12 15 3 6 9 12 15 3 6 9 12 15
Specific
Gravity 2.61 2.58 2.40 2.30 2.21 2.17 2.56 2.38 2.28 2.19 2.16 2.55 2.37 2.27 2.17 2.15

Uji Batas Konsistensi (Atterberg Limits) Tanah Campuran


Tabel V.3 Hasil Uji Atterberg Limits Tanah dengan campuran pasir dan semen

Semen (%) Pasir (%) LL (%) PL (%) SL (%) PI(%)


0 0 88,03 38,58 10.73 49,44
3 10 77,30 42,60 14.35 34,70
6 72,00 45,37 16,93 26,63
9 68,42 49,29 18,46 19,13
12 60,00 51,42 19,80 8,58
15 55,80 54,55 26,18 1,25
3 20 71,00 50,35 17,48 20,65
6 68,20 51,86 19,72 16,34
9 62,40 52,79 24,71 9,61
12 61,20 55,33 25,32 5,87
15 57,00 56,34 27,66 0,66
3 30 67,25 49,96 18,57 17,29
6 65,00 51,23 21,96 13,77
9 60.00 52,27 24,71 7,73
12 55,80 53,76 26,12 2,04
15 54,81 54,61 29,45 0,20
Hasil Uji Gradasi

Ukuran Butiran Tanah (mm)

Gambar V.1 Hubungan persentase lolos dengan ukuran butiran tanah

Gambar V.1 menunjukkan pada penambahan penambahan pasir 10% dan semen 15% butiran
pasir dan semen 0% butiran yang lolos No. 200 yang lolos No. 200 (0,075) menjadi sebesar
(0,075) sebesar 79,807%, pada penambahan pasir 78,888%.
10% dan semen 3% butiran yang lolos No. 200 Grafik hubungan persentase lolos dan diameter
(0,075) sebesar 78.165 sedangkan pada seperti pada Gambar V.2

Ukuran Butiran Tanah (mm)

Gambar V.2 Hubungan persentase lolos dengan ukuran butiran tanah

Gambar V.2 menunjukkan pada sedangkan pada penambahan pasir 20% dan
penambahan pasir dan semen 0% butiran yang semen 15% butiran yang lolos No. 200 (0,075)
lolos No. 200 (0,075) sebesar 79,807%, pada menjadi sebesar 76,635%, hal ini disebabkan
penambahan pasir 20% dan semen 3% butiran partikel campuran pasir dan semen melekat pada
yang lolos No. 200 (0,075) sebesar 78.398 tanah

.
Ukuran Butiran Tanah (mm)

Gambar V.3 Hubungan persentase lolos dan ukuran butiran tanah

Gambar V.3 menunjukkan pada penelitian PL>30. Berdasarkan Table V.5 nilai
penambahan pasir dan semen 0% butiran yang PI sebesar 0,20% dan persentase lolos saringan
lolos No. 200 (0,075) sebesar 79,807%, pada No.200 sebesar 76,465% >50%, dihubungkan
penambahan pasir 30% dan semen 3% butiran dengan nilai batas cair dan indeks plastisitas
yang lolos No. 200 (0,075) sebesar 78.578 yasng ada maka menurut system klasifikasi
sedangkan pada penambahan pasir 30% dan Unified Soil Clasifikation System (USCS)
semen 15% butiran yang lolos No. 200 (0,075) didapatkan tanah campuran tersebut adalah tanah
menjadi sebesar 76,465%, hal ini disebabkan MH yaitu lanau tak organik atau pasir halus
partikel campuran pasir dan semen melekat pada diatomae, lanau elastis
tanah. Sementasi yang terjadi menyebabkan
butiran menjadi lebih besar sehingga fraksi yang Hasil Uji Standard Proctor
lolos semakin sedikit. Tujuan pengujian Standard Proctor
variasi penambahan campuran pasir dan semen
Klasifikasi Tanah Campuran ini adalah untuk mendapatkan berat isi kering dan
Nilai GI pada Table V.5 nilai GI pada kadar air optimum yang akan digunakan untuk
penambahan 3 % sebesar 25,65% turun dari GI pengujian selanjutnya. Grafik hubungan kadar air
tanah asli sebesar 57,24% dan pada penambahan dan berat isi kering didapatkan berat isi kering
15% GI mengalami penurunan terbesar yaitu maksimum dan kadar air optimum, yang dapat
8,45%. Tanah tersebut menurut AASTHO dilihat pada Gambar V.4.
termasuk dalam klasifikasi A-7-5 karena dalam
1.65
1.6 1.59
1.56 1.57
1.55
γ d max (gr/cm 3)

1.53 1.54
1.5 Pasir 10%
1.47 1.48
1.45 1.44 1.45 Pasir 20%
1.43
1.4 Pasir 30%
1.37
1.35 1.34 1.35
1.33
1.3 1.31

1.25
3 6 9 12 15
Variasi Sem en (%)

Gambar V.4 Hubungan hasil rekapitulasi γd max (gr/cm3) dengan variasi semen (%)

Hasil pengujian pemadatan Standard Proctor menambahkan pasir dan semen menunjukkan
sesuai Grafik V.4 dapat diperoleh bahwa dengan adanya peningkatan berat isi kering maksimum.
36
35.7 35.6

Kadar Air Optimum (%)


35.5 35.5 35.4
35.2
35
34.8 Pasir 10%
34.7
34.5 34.5 Pasir 20%
34.2 34.2 Pasir 30%
34 33.9
33.7 33.7
33.5 33.4
33.2
33
3 6 9 12 15
Variasi Sem en (%)
 
Gambar V.5 Hubungan antara variasi semen dengan kadar air optimum
Hasil uji CBR dan Swelling Potential
Hasil pengujian CBR soaked (dengan rendaman empat hari) dapat dilihat pada Gambar V.6.

5.711 5.778
6 5.400
5.156

5 4.378 4.389
4.067 pasir 10%
N ilai C BR  (% )

4 3.533 pasir 20%
3.733
pasir 30%
3 3.333 3.378 3.389
3.400
2.822
22.456

0
3 6 9 12 15
Variasi semen (%)  

Grafik V.6 Hubungan nilai CBR dengan variasi penambahan campuran pasir dan semen

Kesimpulan 15%. Peningkatan terbesar nilai batas plastis


Berdasarkan hasil pengamatan di dari 38,58% pada tanah asli menjadi 56,34%
laboratorium dan analisa data percobaan pada penambahan variasi pasir 20% dan
pencampuran pasir dan semen pada tanah semen 15%. Penurunan terkecil nilai indeks
lempung Tanon Sragen, maka dapat disimpulkan plastis dari 49,44% pada tanah asli menjadi
sebagai berikut: 0,20% pada penambahan variasi pasir 30%
1. Hasil uji spesific gravity menunjukkan sedikit dan semen 15%. Peningkatan terbesar nilai
penurunan pada semua penambahan variasi batas susut dari 10,73% pada tanah asli
pasir dan semen. Penurunan nilai spesific menjadi 29,45% pada penambahan variasi
gravity terkecil dari 2,61 pada tanah asli pasir 30% dan semen 15%.
menjadi 2,15 pada penambahan variasi pasir 3. Hasil uji gradasi menunjukkan sedikit
30% dan semen 15%. penurunan persentase butiran tanah yang
2. Hasil uji Atterberg limits menunjukkan nilai lolos saringan No.200 pada semua
batas cair banyak penurunan, nilai batas penambahan variasi pasir dan semen.
plastis banyak peningkatan, nilai indeks Penurunan terkecil terjadi dari 79,807% pada
plastis banyak penurunan, dan nilai batas kondisi tanah asli menjadi 76,465% pada
susut banyak peningkatan pada semua penambahan variasi pasir 30% dan semen
penambahan variasi pasir dan semen. 15%. Tanah tersebut termasuk menurut
Penurunan terkecil nilai batas cair dari USCS termasuk kelompok MH yaitu lanau
88,58% pada tanah asli menjadi 54,81% pada tak organik atau pasir halus diatomae, lanau
penambahan variasi pasir 30% dan semen elastis.
4. Hasil uji Standart Proctor menunjukkan Kepadatan Tertentu (penelitian tanah
sedikit peningkatan nilai berat volume kering dikecamatan Geyer Purwodadi pada km
dan sedikit penurunan nilai kadar air Semarang77+050), Surakarta.
optimum pada semua penambahan variasi Asmedi, Y, 1999, Studi Perubahan Besarnya
pasir dan semen. Peningkatan terbesar nilai Daya Dukung Tanah Lempung Yang
berat volume kering dari 1,27 kg/cm pada Diperbaiki Dengan Bahan Tambahan Pasir.
tanah asli menjadi 1,59 kg/cm pada Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakutas
penambahan variasi pasir 30% dan semen Teknik, Universitas Muhammadiyah
15%. Penurunan terkecil nilai kadar air Surakarta.
optimum dari 36,5% pada tanah asli menjadi Bowles Joseph E, 1993, Sifat-sifat Fisis Tanah
33,2% pada penambahan variasi pasir 30% dan Geoteknis Tanah, Penerbit Erlangga,
dan semen 15%. Jakarta.
5. Hasil uji CBR pada kadar air optimum Das BM, 1998, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip
menunjukkan sedikit peningkatan nilai CBR Rekayasa Geoteknis), Penerbit Erlangga ,
dengan rendaman (soaked) dan banyak Jakarta.
penurunan pengembangan (swelling) pada Hardadi, D, 2004, Pemanfaatan Bubuk Bata
semua penambahan variasi pasir dan semen. Merah (Brick Flour) Sebagai bahan
Peningkatan terbesar nilai CBR dengan Stabilisasi Tanah Lempung Tanon Sragen,
rendaman (soaked) dari 0,96% pada tanah Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
asli menjadi 5,778% pada penambahan Teknik, Universitas Muhammadiyah,
variasi pasir 30% dan semen 15%. Penurunan Surakarta.
terkecil pengembangan (swelling) dari Hardiyatmo, HC, 1992, Mekanika Tanah II, Edisi
14,90% pada tanah asli menjadi 1,28% pada III, Fakultas Teknik Sipil UGM, Yogyakarta.
penambahan variasi pasir 30% dan semen Hardiyatmo, HC, 1998, Mekanika Tanah I, Edisi
15%. II, Fakultas Teknik Sipil UGM, Yogyakarta.
Hardiyatmo, HC, 2002, Mekanika Tanah I (edisi
Saran III), Gadjah Mada University Press,
Adapun saran-saran yang dapat Yogyakarta.
dikemukakan untuk penyempurnaan penelitian Kurniawati, W, 2003, Pengaruh Penggunaan Abu
stabilisasi tanah berikutnya adalah sebagai Batu Bara dan Semen Terhadap Kuat Dukung
berikut: Tanah Lempung. Tugas Akhir; Jurusan
1. Uji selanjutnya dapat dilakukan dengan uji Teknik Sipil, fakultas Teknik, Universitas
triaxial ataupun uji kuat tekan bebas untuk Muhammadiyah Surakarta.
melihat kekuatan geser tanah dan nilai kuat Mumtazah H, 2003, Tinjauan Perubahan
tekan bebas tanah campuran. Kepadatan dan Parameter Konsolidasi Tanah
2. Dibutuhklan lebih banyak sampel lagi untuk Lempung dengan Stabilisasi Bahan Fly Ash
mendapatkan hasil penelitian yang lebih dan Kapur, Tugas Akhir, Jurusan Teknik
akurat. Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
3. Dapat dipertimbangkan mengenai alternative Muhammadiyah Surakarta.
bahan stabilisasi tanah lain untuk tanah Nugroho, T S, 2004, Pengaruh Semen Terhadap
berbutir halus, khususnya tanah lempung, Perubahan Kuat Dukung tanah Lempung,
sehingga dihasilkan kepadatan dan daya Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
dukung tanah yang lebih baik untuk suatu Teknik, Universitas Muhammadiyah
konstruksi jalan raya. Surakarta.
Nugroho, TS, 2004, Pengaruh Penambahan
DAFTAR PUSTAKA Semen Terhadap Kuat Dukung Tanah
Lempung. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
AASHTO, 1982, Standart Spesification for Surakarta.
Transportation Materials and Method of Priyono, A, 2004, Pengaruh Penggunaan
Sampling and testing, Part II, Specification, Belerang Terhadap Sifat Fisis dan daya
13th Edition, Wosington, D.C. Dukung Tanah Lempung, Tugas Akhir,
Arif DDN, dan Adi H, 2002, Tinjauan Kembang Jurusan Teknis Sipil, Fakultas Teknik,
Susut, Daya Dukumg dan Penurunan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Konsolidasi Tanah Pada Kadar Air dan
Rahadi R, 2003, Tinjauan Perubahan Kuat
Dukung Tanah Lempung Dengan Stabilisasi
Kapur Dan limbah Katalis Rcc, Tugas Akhir,
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tjokrodimulyo, K, 1995. Bahan Bangunan, Buku
Ajar pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Wesley , LD , 1977, Mekanika Tanah, Badan
Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
Wesley, LD, 1977, Mekanika Tanah, Cetakan ke
Enam, badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta.
Wibowo, H, 2005, Pengaruh Bubuk Briket Batu
Bara Terhadap Perubahan Kuat Dukung
Tanah Lempung, Tugas Akhir, Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Wiqoyah, Q, 2003 Campuran Kapur dan Tras
Sebagai Bahan Stabilisasi Tanah Lempung
untuk Lapisan Dasar Jalan, Tesis, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.

You might also like