Sifat Fisik Serbuk Effervescent Ramuan Jamu Antihipertensi Titik Lestari

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

SIFAT FISIK SERBUK EFFERVESCENT RAMUAN JAMU ANTIHIPERTENSI

Titik Lestari
Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan Jamu
Diterima : 9 Januari 2019, Disetujui : 9 Februari 2019

Abstract
Background: Physical Test, Effervescent Powder, Antihypertensive Herbal. Data from
Basic Health Research reports that the prevalence of hypertension in Indonesia in the
population aged> 18 years is 29.8% and shows that the population of Indonesia which
consumes 95.60% of herbal medicine has experienced benefits in all age groups and
economic status, both in rural and urban areas but its utilization so far is still limited to
self-medication and has not been done in health facilities. The scientific formula for
herbal medicine for antihypertension includes Apium graveolans, Centella asiatica,
Orthosiphon aristatus, Curcuma domestica, Phylantus niruri, Curcuma xanthoriza and
has received a certificate from the Saintification National Herbal Medicine Commission
and has been proven to be safe and efficacious. The observation authors of the use of
antihypertensive herbs so far in the form of decoction preparations, it is necessary to
make preparations that are practical and easy to consume and are expected with
different dosage forms still have the same efficacy as lowering blood pressure, one of
them in effervescent powder preparation and the need physical test for powder to find
out quality standards. The aim of the study was to determine the results of the physical
test of effervescent powder preparations. Method: The research method is descriptive
with the research sample being effervescent powder. Results: The results showed that
the results of the physical test of effervescent powder of antihypertensive herbs
consisting of pH was 5.1, flow velocity was 6.56, stationary angle 21°, dispersion test
was 3 minute 11 second . The moisture content of effervescent powder according to the
standard is 1.5% (standard less than 5%), while the organoleptic results of effervescent
powder of antihypertensive herbs showed results in fine powder, light brown color, sour
taste, distinctive smell of antihypertensive herbal ingredients and homogeneous powder.
Conclusion: The conclusion showed that the results of the physical test of effervescent
powder was in accordance with quality standards.

Keywords : Physical Test, Effervescent Powder, Antihypertensive Herbal

PENDAHULUAN penyakit ini (Pradono, et al., 2010; Kabo


Hipertensi atau penyakit darah P., 2011 dalam Baharuddin, 2013).
tinggi adalah suatu kondisi medis yang Persentase penderita hipertensi saat ini
kronis dimana tekanan darah meningkat di paling banyak terdapat di negara
atas tekanan darah yang disepakati normal berkembang, terdapat 40 % negara
dan merupakan salah satu jenis penyakit ekonomi berkembang memiliki penderita
pembunuh yang paling dahsyat di dunia hipertensi sedangkan negara maju hanya
saat ini. Sebanyak 1 milyar orang di dunia 35%, di kawasan Asia Tenggara 36 %
atau 1 dari 4 orang dewasa menderita

45
46 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 4, No 1, Maret 2019, hlm 1-56

orang dewasa menderita hipertensi pengobatan konvensional, sedangkan


(WHO, 2010 dalam Baharudin, 2013). penggunaan terapi kombinasi aobat
Di Indonesia, angka penderita konvensional dengan herbal adalah
hipertensi mencapai 32 % pada tahun sebanyak 30% dan kebanyakan mereka
2008 dengan kisaran usia di atas 25 tahun, tidak menginformasikan kepada dokter
data Direktorat Jendral Pelayanan Medik (Gusmira, 2012).
Kementerian Kesehatan RI (2010) Riset Kesehatan Dasar 2010
dilaporkan bahwa hipertensi merupakan menunjukkan bahwa penduduk Indonesia
kasus ketujuh terbanyak pada pasien rawat yang mengkonsumsi jamu sebesar 95,60%
jalan di rumah sakit di Indonesia tahun pernah merasakan manfaatnya pada semua
2009. Hipertensi terjadi karena banyak kelompok umur dan status ekonomi, baik
faktor yang mempengaruhi dapat di pedesaan maupun di perkotaan tetapi
berlangsung cepat maupun perlahan- pemanfaatannya selama ini masih sebatas
lahan, beberapa penyebab hipertensi pengobatan sendiri dan belum dilakukan
antara lain adalah usia, stres, obesitas, di fasilitas kesehatan. Ada beberapa
merokok, alkohol, kelainan pada ginjal persyaratan agar jamu digunakan di
dan lain-lain (Timur, 2012 dalam fasilitas kesehatan, untuk memenuhi
Baharudin, 2013). Data Riset Kesehatan persyaratan tersebut salah satunya
Dasar (2007) melaporkan bahwa mengacu kepada Kementerian Kesehatan
prevalensi hipertensi di Indonesia pada RI telah mencanangkan program unggulan
penduduk umur > 18 tahun adalah 29.8% . Saintifikasi Jamu pada Tahun 2010 di
Tindakan untuk menurunkan angka Kabupaten Kendal kemudian diatur
kesakitan dan angka kematian akibat melalui Permenkes RI Nomor
hipertensi dengan memberikan 003/Menkes/Per/2010 tentang saintifikasi
pengobatan hipertensi. jamu dalam penelitian berbasis pelayanan
Pengobatan hipertensi diperlukan kesehatan. Formula saintifikasi jamu
untuk mengontrol tekanan darah dengan untuk antihipertensi meliputi seledri,
menggunakan antihipertensi, selain kumis kucing, pegagan, meniran,
antihipertensi yang biasa diberikan dokter temulawak dan kunyit. Jamu
(konvensional), ternyata banyak pasien antihipertensi sudah mendapat sertifikat
yang menggunakan herbal atau kombinasi dari Komisi Nasional Saintifikasi Jamu
konvensional-herbal. Bangsa Indonesia serta dinyatakan terbukti aman dan
telah lama mengenal dan menggunakan berkhasiat.
tanaman berkhasiat obat sebagai salah Berdasarkan hasil pengamatan
satu upaya dalam menanggulangi masalah penulis bahwa penggunaan jamu
kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman antihipertensi selama ini dikonsumsi
berkhasiat obat berdasar pada pengalaman dalam bentuk sediaan rebusan, maka perlu
dan keterampilan yang secara turun dibuatkan sediaan yang praktis dan mudah
temurun telah diwariskan dari satu untuk mengkonsumsinya dan diharapkan
generasi ke generasi selanjutnya. Hasil dengan perbedaan bentuk sediaan tetap
penelitian yang dilakukan oleh Clement et mempunyai khasiat yang sama sebagai
al, mengemukakan bahwa 86,8% penurun tekanan darah, salah satunya
pengguna herbal percaya bahwa herbal dalam sediaan serbuk effervescent dan
sama efektifnya atau lebih efektif daripada
Titik Lestari, Sifat Fisik Serbuk Effervescent Ramuan Jamu 47

perlunya uji fisik serbuk untuk sesuai dengan standar. Kadar air serbuk
mengetahui standar mutunya. effervescent sesuai standar yaitu 1,5%
(standar kurang dari 5%), sedangkan hasil
METODE PENELITIAN uji organoleptik serbuk effervescent jamu
Jenis penelitian yang digunakan antihipertensi menunjukkan hasil
adalah diskriptif. Sampel dalam penelitian berbentuk serbuk halus, warna coklat
adalah serbuk effervescent ramuan jamu muda, rasa asam, bau khas ramuan jamu
antihipertensi. antihipertensi dan serbuk homogen.

HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN


Pengembangan formula serbuk Hasil uji fisik serbuk effervescent
eefervescent ramuan jamu antihipertensi pada penelitian ini menunjukkan hasil
disajikan dalam tabel berikut ini. Adapun kadar air 1,5%, pH 5.1, kecepatan alir
hasil uji sifat fisik serbuk effervescent 6,56 detik, sudut diam 21o, uji dispersi 3
ramuan jamu antihipertensi, seperti menit 11 detik, uji organoleptik warna
tercantum pada tabel 1. di bawah ini. coklat muda, bentuk serbuk halus, rasa
asam, bau khas jamu antihipertensi. Kadar
Tabel 1. Sifat Fisik Serbuk Effervescent air pada penelitian ini sesuai dengan
Ramuan Jamu Antihipertensi standar dari serbuk effervescent 5%
No Uji Fisik Hasil (Kailaku et al., 2012 dalam Widiastuti, et
Hasil Uji Fisik Standar al., 2018), kadar air merupakan parameter
1 pH 5,1 4-6 yang sangat penting bagi produk kering
2 Kadar Air 1,5 % 5%
3 Kecepatan 6,56 detik Tidak karena keberadaan air dalam suatu produk
alir kurang bisa menyebabkan penurunan mutu suatu
dari 10 produk. Kadar air yang tinggi akan
gram/deti meningkatkan kandungan lembab pada
k serbuk effervescent, kadar air dalam massa
4 Sudut 21 ° 20°
Diam <α<40° tablet effervescent merupakan hal penting
5 Uji 3 menit 11 detik < 5 menit karena dapat mempengaruhi terjadinya
Dispersi reaksi kimia dini dari effervescent yaitu
6 Uji Bentuk = ketika granul dalam kondisi lembab yang
organolepti serbuk halus, berarti memiliki kandungan air yang
k Warna = coklat
muda banyak, natrium bikarbonat akan bereaksi
Rasa = asam dengan air yang menghasilkan gas CO2
Bau = khas (Siregar dan Saleh, 2008 dalam
ramuan jamu Kurniasari, et al., 2014; Widiastuti, et.al.,
antihipertensi 2018) dan hasil penelitian tentang kadar
Keseragaman
tampilan = air serbuk sesuai dengan penelitian Rizal,
serbuk 2014 yang menunjukkan bahwa hasil
homogen rerata kadar air pada ekstrak kering
Berdasarkan tabel 1. menunjukkan dengan konsentrasi dekstrin didapatkan
bahwa hasil uji fisik serbuk effervescent hasil yang berbeda, pada konsentrasi
jamu antihipertensi yang terdiri dari pH, dekstrin 5% didapatkan kadar air sebesar
kecepatan alir, sudut diam, uji dispersi 5.09%, sedangkan pada konsentrasi
48 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 4, No 1, Maret 2019, hlm 1-56

dekstrin 10% sebesar 3.80% dan pada keasaman yang didapatkan dari
konsentrasi 15% didapatkan kadar air kesembilan formula mempunyai kisaran
sebesar2,64%. Hasil penelitian juga sesuai 4,25-5,45; variasi pH pada setiap formula
dengan Kurniasari, et al., 2014 yang disebabkan oleh proses granulasi yang
mendapatkan hasil kadar air granul dilakukan secara manual sehingga
didapatkan rata-rata antara 1,70-2,90%. pencampuran bahan tidaak homogen dan
Penelitian Kristiani, 2013 menunjukkan termasuk dalam produk pangan berasam
hasil kadar air dari minuman serbuk sedang yaitu pH 4,5-3,7 sehingga aman
effervescent serai yang diperoleh dari tiap- bagi lambung. Data hasil uji pH pada
tiap perlakuan antara 7,48-9,36% dengan penelitian 5,1 termasuk dalam kategori
kadar air paling rendah F1. Kadar air yang bahan pangan berasam lemah, menurut
diperoleh cukup tinggi bila dibandingkan Fardiaz, 1989 dalam Kurniasari, 2014
dengan SNI 01-4320-1996 (Syarat Mutu berdasarkan derajad keasaman bahan
Minuman Tradisional) dengan persyaratan pangan digolongkan menjadi 3 kelompok
minimal 0,3 dan memberikan pengaruh yaitu bahan pangan berasam lemah
beda nyata pada minuman serbuk serai. dengan kisaran pH 5,3-4,5; bahan pangan
Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai berasam sedang dengan kisaran pH 4,5-
sifat bahan tambahan pangan yang 3,7; dan bahan pangan berasam kuat
digunakan dalam penelitian. dengan nilai pH dibawah 3,7. Hasil
Pengukuran tingkat keasaman atau penelitian ini juga tidak sesuai dengan
kebasaan oleh suatu larutan diukur penelitian Kristiani, 2013 hasil analisis pH
menggunakan skala pH 0-14, hasil uji pada minuman serbuk effervescent serai
fisik pH pada penelitian ini menunjukkan memberikan hasil yang berbeda nyata dari
nilai 5,1. Hasil penelitian sesuai dengan F1-F3 yaitu kisaran pH anata 6,06-5,13.
penelitian Widiastuti, 2018 bahwa pH Kisaran pH tersebut merupakan pH asam,
tertinggi diperoleh pada perlakukan F5 karena semakin rendah nilai pH
dengan komposisi asam sitrat 8%, asam menunjukkan tingginya keasaman dari
tartrat 4% dan natrium bikarbonat 38%. suatu produk. Terbentuknya CO2 pada saat
Hasil yang diperoleh berbeda-beda tiap reaksi effervescent dalam air yang
perlakuan F1-F5 (5,05 sampai 6,95). sebagian akan larut membentuk asam
Perlakuan F1 memiliki pH terendah atau karbonat akan mengurangi ion H+ dalam
paling asam dari perlakuan lainnya, hal ini larutan sehingga menyebabkan keasaman
dikarenakan tingginya kandungan asam pada larutan dan berakibat nilai pH akan
sitrat dan asam tartrat yang ditambahkan, rendah (Kusnadhi, 2003 dalam Kristiani,
juga rendahnya kandungan natrium 2013).
bikarbonat yang ditambahkan. Sementara Pengukuran waktu alir dilakukan
itu, perlakuan F5 memiliki pH tertinggi untuk mengetahui kecepatan alir granul
atau pH mendekati netral karena pabila granul memiliki kecepatan alir
penambahan natrium bikarbonat yang lebih dari 10 detik maka dapat
semakin tinggi dan sedikitnya kandungan mempengaruhi keseragaman bobot granul
asam sitrat dan asam tartrat. Hasil (Elfiyani, et al., 2014 dalam Widiastuti, et
penenlitian ini juga sesuai dengan al., 2018). Kecepatan alir serbuk
penelitian Kurniasari, 2014 yang effervescent dalam penelitian adalah 6,56
menunjukkan hasil pengujian derajad detik, hal ini menunjukkan bahwa
Titik Lestari, Sifat Fisik Serbuk Effervescent Ramuan Jamu 49

kecepatan alir kurang dari 10 detik. Hal kedalam mudah mengalir (Aulton, 1988
ini sesuai dengan penelitian Widiastuti, et dalam Kurniasari, 2014). Faktor yang
al., 2018 bahwa serbuk effervescent mempengaruhi sudut diam adalah semakin
dengan variasi konsentrai F1 sampai tinggi timbunan serbuk, maka semakin
dengan F5 menunjukkan rerata waktu alir besar sudut diam/sudut istirahat sehingga
5,63; 3,87; 3,23; 4,20 dan 6,17 detik. semakin besar gaya adhesi-kohesi
Rerata waktu alir menunjukkan hasil yang sehingga daya alir semakin buruk. Hal ini
berbeda disebabkan karena pengaruh dari menunjukkan dengan adanya sudut diam
penambahan asam sitrat dan asam tartrat. dalam penelitian ini yang kecil maka
Asam sitrat yang bersifat higroskopis waktu alir juga sesuai standar kurang dari
mampu meningkatkan kadar air dalam 10 detik.
serbuk sehingga menyebabkan serbuk Uji organoleptik meliputi warna,
mudah lembab. Konsentrasi asam tartrat aroma, rasa dan bentuk dari suatu sediaan,
yang berbeda mempengaruhi waktu alir. dalam penelitian ini warna serbuk
Asam tartrat dengan konsentrasi yang effervescent adalah berwarna coklat,
lebih tinggi akan mempunyai densitas aroma khas jamu antihipertensi, rasa asam
yang besar sehingga bobot molekul akan adanya hasil pengukuran pH 5,1
lebih besar pula dan memudahkan serbuk menunjukkan kategori asam lemah,
untuk mengalir, waktu alir dipengaruhi bentuk serbuk halus dan homogen.
oleh bentuk, ukuran, porositas, densitas Menurut Martindale, 1989 dalam
dan gaya gesek antar partikel granul Kusnadhi 2003 menyatakan bahwa
(Anshory, et al., 2007, Anam, 2013 dalam natrium bikarbonat, asam sitrat dan asam
Widiastuti, et al., 2018). Hasil penelitian tartrat bersifat higroskopis dan memiliki
ini juga sesuai dengan penelitian Lestari, tingkat kelarutan yang cukup tinggi.
et al (2014) tentang Formulasi dan Sifatnya yang higroskopis sangat mudah
Evaluasi Fisik Granul Effervescent Sari untuk mengikat air di udara, maka
Buah Naga (Hylocereus undatus), yang penyimpanan perlu diperhatikan
menunjukkan hasil bahwa dari keempat (Kristiani, 2013).
formula yang dibuat semua menunjukkan
sifat alir yang baik dimana sudutnya KESIMPULAN DAN SARAN
masih masuk pada syarat yang ditentukan, Kesimpulannya Sifat fisik serbuk
serta pada pengujian waktu alir kekempat effervescent ramuan jamu antihipertensi
formula memberikan waktu alir yang yang meliputi uji organoleptik, pH, kadar
hampir sama. air, sudut diam, kecepatan alir, dan waktu
Sudut diam dilakukan untuk dispersi sesuai dengan standar. Saran
mengetahui baik atau tidaknya kecepatan kepada peneliti lain untuk melakukan
alir granul. Hasil penelitian sudut diam penelitian lanjutan dengan menggunakan
menunjukkan 21o , hasil ini sesuai standar metode ekstrak yang lainnya.
sudut diam serbuk effervescent. Hasil
(20o <α<40o). Hasil penelitian sesuai DAFTAR RUJUKAN
dengan hasil penenlitian Kurniasari, et al. Baharuddin, Kabo P., Suwandi, D., 2013.
2014 kesembilan formula memiliki sudut Perbandingan Effektivitas dan
diam antara 28,82-39,48o yang Efek Samping Obat Antihipertensi
menunjukkan bahwa granul termasuk
50 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 4, No 1, Maret 2019, hlm 1-56

terhadap Penurunan Tekanan Organoleptik Produk Minuman


Darah Pasien. Instan Effervescent Bubuk Kakao
Gusmira, S., 2012. Evaluasi Penggunaan (Theobroma cacao L.). J Sains dan
Antihipertensi Konvensional dan Teknologi Pangan. Vol 3(3) :
Kombinasi Konvensional-Bahan 1341-1355.
Alam Pada Pasien Hipertensi di Wijaya, A.T., 2017. Hipertensi. Diakses
Puskesmas Wilayah Depok. darihttp://www.kerjanya.net/faq/10
Makara. Vol 16 (2) : 77-83. 773-hipertensi. html. 26/02/2018
Kristiani, B.R., 2013. Kualitas Minuman
Serbuk Effervescent Serai
(Cymbopogon nardus (L.) Rendle)
dengan Variasi Konsentrasi Asam
Sitrat dan Na-Bikarbonat.
Yogyakarta. Program Studi
Biologi. Universitas Atma Jaya.
Kurniasih, S.D., et al., 2014. Penentuan
Aktivitas Antioksidan Rumput
Laut Ulva sp. Dari Pantai Krakal-
Yogyakarta. Journal of marine
Research. Vol 3(4):617-626.
Lestari, PM., Radjab, NS., Octaviani, A.,
2014. Formulasi dan Evaluasi
Fisik Granul Effervescent Sari
Buah Naga (Hypocereus undatus).
Farmasains. Vol 2(4) : 182-185.
Rizal, D., Putri, W.D.R., 2014. Pembuatan
Serbuk Effervescent Miana
(Coleus (L) benth) : Kajian
Konsentrasi Dekstrin dan Asam
sitrat terhadap Karakteristik
Serbuk Effervescent. Jurnal
pangan dan Agroindustri. Vol 2(4)
: 210-219.
Syamsul, ES., Supomo, 2014. Formulasi
Serbuk Effervescent Ekstrak Air
Umbi Bawang Tiwai (Eleuterine
Palmifolia ) Sebagai Minuman
Kesehatan. Trad. Med. J., Vol.
19(3): 113-117
Widiastuti, RA., Tamrin, Asyik, N., 2018.
Pengaruh Variasi Konsentrasu
Asam Sitrat, Asan tartrat, dan
Natrium Bikarbonat Terhadap
Sifat Fisik, Kimia dan

You might also like