Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Psychopreneur Journal, 2018, 2(1): 41-51

ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online

Hubungan Efikasi Diri Akademik dengan Kesiapan Kerja Mahasiswa


Tingkat Akhir pada Universitas X Surabaya

Mayya Kholishotus Sariroh


Fakultas Psikologi Universitas Ciputra
Jony Eko Yulianto1
Fakultas Psikologi Universitas Ciputra

Abstract. Senior students in University currently writing their thesis are facing with dilemmas, one of
which is whether to find a career in a company. To find a job for senior students in university is not a
piece of cake; the preparation is needed, both internally and externally. The preparation coming from
within plays a significant role in terms of finding a job. Such preparation in terms of work readiness
can be done through academic self efficacy. Students with high level of academic self efficacy also have
high level in terms of work readiness. This study aims at carrying out the relation between academic
self efficacy and work readiness of senior students in university. This study is a quantitative one using
the design of correlational. The data were collected using the scale of academic self efficacy by
Rachmawati (2015) and the work readiness scale by Caballero, Walker, & Fuller Tyszkiewicz (2011).
The number of the respondents within the study is 194 students consisting of 88 male students and 104
female students in their senior year in their universities. Rank Spearman is employed in order to analyze
the data. The result taken from the correlation test shows that the value of r = 0.747 and p = 0.000. It
shows that the relation between academic self efficacy and the work readiness exists and is considered
significant as the value of p < 0.05 and r > 0.3.
Keywords: Work readiness, academic self efficacy.

1
Korespondensi: Jony Eko Yulianto. Fakultas Psikologi Universitas Ciputra Surabaya, UC Town,
Citraland, Surabaya, 60219. Email: jony.eko@ciputra.ac.id.
Psychopreneur Journal, 2018, 2(1): 41-51
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online

Perguruan tinggi merupakan sebuah proses pengangguran terdidik pada Agustus 2014
dimana peserta didik didalamnya di artikan sebanyak 5,65% atau sekitar 410 ribu
sebagai output yang memilki nilai saing orang dari total keseluruhan pengangguran
yang berupa kompetensi dan kecakapan yang mencapai 7,2 juta orang. Data
hidup. Sehingga bidang apapun yang tersebut mengalami peningkatan dari
dipilih para lulusan dalam kehidupannya Agustus 2013 yang mencapai 5,39% atau
kelak, mereka akan menjadi insan- insan sekitar 400 ribu orang dari total
yang berjasil. Karena mereka memiliki pengangguran sebanyak 7,4 juta jiwa.
kemampuan bernalar, berfirir logis dan Tingginya angka pengangguran terdidik
sistematis. Salah satu opsi yang menjadi saat ini dapat diakibatkan oleh beberapa hal
pilihan bagi lulusan disini adalah bekerja / salah satunya banyaknya lulusan tidak
berkarir di perusahaan, dimana tolak ukur diimbangi dengan lapangan kerja yang
keberhasilannya di ukur melalui tingkat tersedia.
penyerapan angkatan kerja dalam Di samping faktor lapangan pekerjaan
masyarakat (employment rate) terdapat faktor lainnya yang juga sangat
sebagaimana yang di kemukakan oleh berpengaruh yang dilihat dari segi
(Gaspersz, 1997). kualifikasi permintaan tenaga kerja oleh
Masa usia pada mahasiswa ada pada perusahaan. Di era globalisasi seperti
rentang antara 18 sampai 22 tahun dengan sekarang ini, terdapat banyak sekali
perkiraan dapat menyelesaikan jenjang perkembangan ilmu pengetahuan dan
Pendidikan Tinggi pada usia 22 tahun. teknologi yang berdampak pada
Dalam rentan usia tersebut seorang pengelolahan sumber daya manusia
individu ada dalam tahap masa transisi (SDM). Berbagai temuan yang bersifat
dimana terdapat peralihan dari masa teknologi juga berdampak pada
remaja menuju masa dewasa yang menurut berkurangnya ketersediaan lapangan
Santrock (2010) disebut masa muda. pekerjaan, karena semakin banyak
Dalam masa transisi tersebut mulai muncul kegiatan yang dulunya dilakukan oleh
dengan adanya sikap mandiri baik dari segi manusia kini perlahan mulai di gantikan
pengambilan keputusan yang berkaitan fungsinya oleh mesin. Di lain pihak,
dengan dirinya sendiri dan segi ekonomi. perusahaan- perusahaan telah menetapkan
Mahasiswa yang memutuskan untuk kualifikasi yang tinggi pada para angkatan
masuk ke dunia kerja memiliki tujuan yang kerja.
spesifik, terutama dalam menentukan karir Penelitian yang dilakukan (Caballero &
yang akan ditekuninya nanti, karena tanpa Walker 2010) mengemukakan bahwa
tujuan yang spesifik dan jelas kondisi perusahaan telah menetapkan kriteria
tersebut akan menghambat dan menunda penilaian pada lulusan yang siap kerja.
potensinya. Menurut Bowden (2000) Kesiapan kerja diyakini menjadi salah satu
atribut lulusan mencakup dua jenis atribut potensi lulusan dalam hal kinerja kerja
utama. Yang pertama mengacu kepada dalam jangka panjang dan berguna untuk
sejauh mana kemampuan individu dalam kemajuan karir, disamping hal itu kesiapan
kewarganegaraan yang berkontribusi pada kerja juga menjadi salah satu indikasi
masyarakat dan yang kedua mengacu pada penting dalam rekrutmen dan seleksi
hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan tenaga kerja mengingat situasi lingkungan
individu dalam mendapatkan dan kerja yang memiliki perkembangan cepat
mempertahankan pekerjaan. yang diharapkan mampu menggambarkan
Dalam kenyataannya persaingan untuk sejauh mana para fresh graduate memiliki
memasuki dunia kerja tidaklah mudah, kesiapan kerja sebagai indikasi potensi
menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam kinerja dan kemajuan karir. Hal ini
tahun 2013-2014 menunjukkan jumlah juga diperkuat dengan penelitian yang

Hubungan Efikasi Diri Akademik dengan … 42


Psychopreneur Journal, 2018, 2(1): 41-51
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online

dilakukan sebelumnya (Casner-Lotto & pada sifat dan kepribadiannya, menurut


Barrington 2006) yang telah melakukan (Anoraga, 2009) hal tersebut dapat terlihat
survey di beberapa organisasi di US dari seseorang tersebut memiliki motivasi
mendapatkan hasil bahwa kesiapan kerja kerja yang dapat berpengaruh pada prestasi
merupakan sebuah komponen yang penting seseorang di tempat kerja, kesungguhan
bagi fresh graduate untuk dapat berhasil dan keseriusannya dalam bekerja juga
dalam dunia kerja. dapat memberikan keberhasilan dalam
Menurut Jackson (2009) banyak organisasi melakukan tugas-tugas pekerjaan dan
yang memperkejakan fresh graduate mencapai target, memiliki keterampilan
dengan tujuan dapat meningkatkan inovasi yang dapat menunjang seseorang dalam
dan kinerja dalam senuah organisasi. melakukan pekerjaannya dan yang terakhir
Namun perusahaan menganggap fresh memiliki sikap disiplin.
graduate tidak cukup siap dalam Salah satu poin yang di ungkapkan oleh
menghadapi dunia kerja (Archer & Pool dan Sewell (2007) yang menjadi
Davison, 2008; Lowden, Elliot & Lewin atribut kesiapan kerja adalah memiliki
2011; Oliver, 2013, Zwane, Plessis & keahlian yang sesuai dengan bidangnya,
Slabbert 2014). Hal tersebut dapat hal tersebut juga berpengaruh pada cepat
berkaitan dengan kualitas lulusan yang terserapnya lulusan dalam lapangan
dinilai belum siap pakai dalam pandangan pekerjaan jika pendidikan yang diperoleh
perusahaan. sesuai dengan bidang kerja. Seperti yang
Setiap mahasiswa perlu merasa yakin dikemukakan oleh Philip M. Hauser dalam
bahwa dirinya siap untuk masuk dunia Kusnendi (2003) yang menjadi masalah
kerja supaya dapat menjalankan pekerjaan terkait dengan pengangguran yaitu
lebih maksimal. Sesuai dengan pendapat kurangnya jam kerja, ketidaksesuaian
Santrock (2003) menyatakan pentingnya antara pendidikan yang diperoleh dengan
memiliki kesiapan kerja dan bekerja bagi bidang pekerjaan dan rendahnya
mahasiswa untuk mencapai karir, pendapatan.
kemudian menurut Wall (2007) Disamping kompetensi diri yang erat
menyatakan bahwa sikap dan kesiapan kaitannya dengan kesiapan kerja juga
kerja juga sangat mempengaruhi seorang terdapat atribut lain yang besar
sarjana untuk mendapatkan pekerjaan. kemungkinan dapat berpengaruh dalam
Menurut Pool dan Sewell (2007), untuk kesiapan kerja meskipun bidang pekerjaan
memiliki kesiapan kerja yang tinggi tidak sesuai dengan latar belakang
diperlukan beberapa hal yaitu keahlian pendidikan yaitu karakter dan sikap
sesuai dengan bidangnya, wawasan yang individu.
luas, pemahaman dalam berpikir, dan Karakter adalah sebuah gambaran
kepribadian baik yang membuat seseorang mengenai tingkah laku dengan
dapat merasa nyaman dengan pekerjaan menonjolkan nilai, baik secara implisit
yang diperolehnhya dan diharapkan dapat maupun eksplisit (Alwisol, 2005). Karakter
meraih sukses dalam bidang kerjanya juga diyakini sebagai ciri khusus dari
tersebut. struktur dasar kepribadian seseorang
Kesiapan kerja berfokus dalam sesuatu menurut Muslich (2011), dengan demikian
yang bersifat pribadi seperti sikap dan sifat karakter dapat menunjukkan tikipal
dalam bekerja dan meknisme pertahanan seseorang dalam berfikir dan bertindak.
yang berkaitan dalam pekerjaan yaitu Sikap menurut Azwar (2010) adalah
mendapatkan dan mempertahankan sebuah pandangan, kecenderungan dan pendapat
pekerjaan, hal ini dikemukakan oleh Brady atau pendirian individu untuk menilai dan
(2009). Mahasiswa yang memiliki atribut merepon sebuah objek atau persoalan yang
kesiapan kerja dalam dirinya tercermin menentukan perilaku individu pada

43 Sariroh & Yulianto


Psychopreneur Journal, 2018, 2(1): 41-51
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online

akhirnya. Perilaku itu sendiri sebagai salah situasi yang diperlukan. Apabila individu
satu komponen yang terdapat dalam sikap tersebut memiliki keyakinan dengan
menurut Robbins (2003). Sikap sangat erat kemampuan yang dimilikinya, maka
kaitannya dengan motivasi sebagai salah individu tersebut dapat menerapkan dan
satu yang mempengaruhinya, hal tersebut menggunakan keterampilan dan
sesuai dengan apa yang dikemukakan pengetahuannya secara efektif dalam
Gerungan dalam Notoatmodjo (2005) mengatasi keadaan yang sedang dihadapi.
bahwa sikap individu memiliki hubungan Hal tersebut selaras dengan yang
dengan aspek motivasi dan perasaan atau dikemukakan oleh Bandura (1994) bahwa
emosi sebagai salah satu faktor perilaku individu dapat diprediksi dengan
dorongannya. baik oleh keyakinan yang mereka miliki
Dengan demikian sikap dan perilaku terhadap kemampuan yang mereka miliki
individu bukan hal yang mustahil untuk daripada apa yang benar-benar dapat
memunculkan atribut kesiapan pada diri mereka capai.
seseorang. Menurut Azwar (2010) sikap Bandura (1994) efikasi diri bersifat
yang berorientasi pada kesiapan spesifik terhadap dimensi tertentu seperti
menunjukkan respon pola perilaku dan akademik, dan efikasi diri akademik
antisipatif untuk menyesuaikan diri dari termasuk sub bagian yang spesifik dari
situasi sosial yang ada. Individu yang dimensi self efficacy itu sendiri. Efikasi
memiliki karakter seperti pekerja keras, diri terbagi menjadi tiga dimensi yaitu self
kesadaran belajar dan memiliki daya saing efficacy social, efficacy of self regulation
tentu mempengaruhi pola pikir dan dan self efficacy academic (Baron dan
individu sikap untuk terus belajar Byrne 2004). Menurut Bandura dalam
bagaimana menghadapi keadaan dalam Alwisol (2009) efikasi diri akademik
bekerja sekalipun bidang pekerjaan tidak adalah seberapa besar keyakinan individu
sesuai dengan background pendidikannya, terhadap kemampuan yang dimilikinya
karena pada hakikatnya tidak ada sesuatu dalam melakukan aktivitas akademik yang
yang tidak dapat dipelajari di dunia ini meliputi bekajar dan menyelesaikan tugas
selagi individu tersebut mau belajar. yang didasarkan pada kesadaran diri
Individu yang bekerja di bidang yang tidak tentang pentingnya pendidikan, nilai dan
sesuai dengan pendidikan terdahulunya hasil yang akan dicapai dalam kegiatan
bukan berarti tidak dapat bekerja dengan belajar.
baik dan berprestasi karena pada dasarnya Dalam konteks akademis, efikasi diri
karakter individu tersebut juga ikut andil berpengaruh pada pengendalian proses
dalam pembentukan sifat dengan harapan terhadap hasil pendidikan mereka sendiri
hal tersebut dapat membantu individu dan dapat menghadapi dan menyelesaikan
untuk survive dalam melakukan pekerjaan. masalah yang menantang. Hal tersebut
Hal tersebut sesuai dengan apa yang memiliki dampak besar pada dorongan
dikemukakan Mednick, Higgins dan dalam problem solving, minat dan kinerja
Kirschenbaum (1975) menyakatakan pendidikan mereka (Sharma & Nasa,
bahwa karakter kepribadian individu 2014). Siswa yang percaya diri dalam
merupakan salah satu faktor pembentukan kemampuan mereka untuk mengatur,
sikap. melaksanakan, dan kemampuan problem
Salah satu komponen sikap dan karakter solving tingkat kompetensi yang ditunjuk
yang ada kemungkinan berpengaruh adalah menunjukkan sekf eeficacy yang tinggi.
efikasi diri. Menurut bandura (dalam Sebagaimana yang diungkap oleh Bandura
Schunk 2010) efikasi diri adalah keyakinan (1997), efikasi diri juga merupakan kunci
seseorang terhadap kemampuan diri untuk dari fungsi manusia yaitu tingkat motivasi,
belajar dan melakukan tindakan pada perasaan, dan tindakan sebagai dasar

Hubungan Efikasi Diri Akademik dengan … 44


Psychopreneur Journal, 2018, 2(1): 41-51
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online

keyakinan mereka bahwa kemampuan sejauh lulusan yang dianggap memiliki


mereka benar. sikap dan atribut yang membuat mereka
Menurut Bandura (1993) individu dengan memiliki kesiapan untuk sukses dalam
efikasi diri akademik tinggi akan memiliki lingkungan kerja yang dipandang sebagai
komitmen terhadap tujuan akademis yang indikasi potensial dalam hal kinerja
mereka tetapkan, memiliki orientasi pekerjaan, kesuksesan, dan potensi untuk
diagnostik tugas, melihat masalah sebagai promosi dan karir kemajuan. Dalam
tantangan yang harus dikuasai daripada penelitian ini, tinggi atau rendah kesiapan
ancaman dan menetapkan tujuan untuk kerja yang dimiliki individu diukur
menghadapi tantangan, melihat kegagalan menggunakan skala Work Readiness Scale
sebagai hasil usaha atau pengetahuan yang (WRS) yang dikembangkan oleh
tidak mencukupi, bukan sebagai Caballero, Walker, & Fuller- Tyszkiewicz
kekurangan kemampuan dan (2011). Semakin tinggi skor total yang
meningkatkan usaha mereka dalam kasus didapatkan, maka kesiapan kerja yang
dimiliki individu tersebut akan semakin
Hipotesis tinggi. Begitu juga sebaliknya, semakin
Ada hubungan positif antara efikasi diri rendah skor total yang didapatkan, maka
akademik dengan kesiapan kerja kesiapan kerja yang dimiliki individu
mahasiswa tingkat akhir. tersebut akan semakin rendah.
METODE Alat Pengumpul Data. Pada penelitian ini
peneliti akan menggunakan skala sebagai
Penelitian ini merupakan penelitian alat ukur. Peneliti melakukan analisis uji
kuantitatif dengan menggunakan desain bahasa kepada 10 mahasiswa tingkat akhir
korelasional. Hal ini bertujuan untuk di Universitas X di Surabaya. Penelitian
menggunakan statistic korelasi dalam ini menggunakan skala WRS yang
menjelaskan dan mengukur hubungan diadaptasi dan dimodifikasi. Adaptasi
antara dua variable (Creswell, 2013). yang dilakukan pada skala WRS di
Variabel bebas. Efikasi diri akademik penelitian ini translasi bahasa aitem dari
adalah keyakinan individu terhadap Bahasa Inggris menjadi Bahasa Indonesia
kemampuan yang dimilikinya dalam karena penelitian ini dilakukan di
melakukan aktivitas akademik yang Indonesia oleh sebab itu perlu dilakukan
meliputi bekajar dan menyelesaikan tugas adaptasi pada aitem- aitemnya. Modifikasi
yang didasarkan pada kesadaran diri dalam penelitian ini berupa pengurangan
tentang pentingnya pendidikan, nilai dan aitem dikarenakan penyataan aitem yang
hasil yang akan dicapai dalam kegiatan kurang sesuai dengan subjek dalam
belajar. Dalam penelitian ini, tinggi atau penelitian ini dan skor skala linkert yang
efikasi diri akademik yang dimiliki dimodifikasi menjadi 5 pilihan jawaban.
individu diukur menggunakan skala yang Penelitian ini menggunakan skala
dikembangkan oleh Rachmmawati (2015) Rachmawati (2015) yang diadaptasi dari
menggunakan dimensi yang dikemukakan dimensi Bandura (1997) yang diadaptasi
oleh Bandura (1997) Semakin tinggi skor dan dimodifikasi. Modifikasi dalam
total yang didapatkan, maka efikasi diri penelitian ini berupa perubahan beberapa
akademik yang dimiliki iindividu tersebut kata aitem berdasarkan hasil uji bahasa
akan semakin tinggi. Begitu juga yang telah peneliti lakukan. Skala ini
sebaliknya, semakin rendah skor total yang menggunakan 5 pilihan jawaban.
didapatkan, maka efikasi diri akademik
yang dimiliki individu tersebut akan Validitas dan Reliabilitas. Penelitian ini
semakin rendah. menggunakan metode validitas untuk
melihat kesesuaian item dengan
Variabel tergantung. Kesiapan kerja adalah karaktertistik yang akan diukur. Item dapat

45 Sariroh & Yulianto


Psychopreneur Journal, 2018, 2(1): 41-51
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online

dikatakan valid bila nilai p-value <0.05 dan hasil tersebut peneliti menyimpulkan
nilai koefisien korelasi >0.3. Penelitian ini semakin tinggi efikasi diri akademik yang
menggunakan metode Alpha Cronbach dimiliki mahasiswa tingkat akhir maka
untuk mengukur reliabilitas. Skala dapat semakin tinggi pula kesiapan kerja yang
dikatakan reliable. Skala dapat dikatakan dimiliki mahasiswa tingkat akhir,
reliable jika angka yang ditunjukkan sebaliknya semakin rendah efikasi diri
memenuhi nilai >0.7. akademik maka semakin rendah juga
kesiapan yang dimiliki mahasiswa tingkat
Hasil uji normalitas alat ukur dua variable
akhir.
menggunakan Kolmogorov Smirnov, data
dapat dikatakan terdistribusi normal Menurut Caballero, Walker & Fuller-
apabila memiliki nilai p > 0.05. Dari uji Tyszkiewicz (2011) mendefinisikan
normalitas didapatkan hasil bahwa data kesiapan kerja sebagai sebuah acuan
tidak terdistribusi normal, untuk skala dimana sejauh mana lulusan yang dianggap
kesiapan kerja didapatkan nilai p sebesar memiliki sikap dan atribut yang membuat
0.000 sedangkan untuk skala efikasi diri mereka memiliki kesiapan untuk sukses
akademik diperoleh nilai p sebesar 0.000. dalam lingkungan kerja yang dipandang
Populasi dan sampel pada penelitian ini sebagai indikasi potensial dalam hal kinerja
adalah mahasiswa tingkat akhir pada pekerjaan, kesuksesan, dan potensi untuk
Universitas X Surabaya. Jumlah populasi promosi dan karir kemajuan.
penelitian ini 417 orang dengan total Efikasi diri akademik menruut Bandura
sampel 195 orang. dalam Alwisol (2009) adalah seberapa
Skala kesiapan kerja dalam penelitian ini besar keyakinan individu terhadap
menggunakan modifikasi dari skala kemampuan yang dimilikinya dalam
keksiapan kerja The Work Readiness Scale melakukan aktivitas akademik yang
(WRS) Caballero, Walker & Fuller- meliputi bekajar dan menyelesaikan tugas
Tyszkiewicz (2011) dengan nilai alpha yang didasarkan pada kesadaran diri
Cronbach masing-masing dimensi kesiapan tentang pentingnya pendidikan, nilai dan
kerja yaitu: kecerdasan social sebesar hasil yang akan dicapai dalam kegiatan
0,685, kecerdasan organisasi sebesar 0.782, belajar.
kompetensi kerja sebesar 0.658 dan Individu yang memiliki efikasi diri
karakteristik pribadi sebesar 0.790. akademik tinggi cenderung memilih
Skala efikasi diri akademik menggunakan terlibat langsung dalam mengerjakan
modifikasi dari skala efikaksi diri sebuah tugas dan menganggap
akademik Rachmawati (2015) yang kegagalannya sebagai sebuah akibat yang
diketahui nilai alpha cronbach masing- diperoleh dari kurangnya keterampilan,
masing dimensi efikasi diri akademik yaitu: usaha keras, pengetahuan yang kurang. Hal
outcome expectancy sebesar 0.879, tersebut sejalan dengan yang dikemukakan
efficacy expectancy sebesar 0.870 dan Schunk (2008) yaitu Individu yang
outcome value sebesar 0.830 memiliki efikasi diri yang tinggi dalam
lingkup academic memilih untuk terlibat
HASIL DAN DISKUSI
dalam tugas yang mendorong
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengembangan pengetahuan, keterampilan
hubungan antara efikasi diri akademik dan kemampuan mereka di bidang tersebut
dengan kesiapan kerja pada mahasiswa seperti berusaha mengadapi masalah dan
tingkat akhir di universitas X Surabaya. bertahan dalam situasi yang menantang.
Hasil uji korelasi menunjukkan adanya Individu yang efficacy expectancy nya
korelasi positif variable efikasi diri tinggi (percaya bahwa dia dapat
akademik kesiapan kerja (r = 0.645 dan mengerjakan sesuai dengan tuntutan
nilai p = 0.000; p = < 0.05). Berdasarkan situasi) dan outcome expectancy nya

Hubungan Efikasi Diri Akademik dengan … 46


Psychopreneur Journal, 2018, 2(1): 41-51
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online

realistik (memperkirakan hasil sesuai PsyCap yang didefinisikan oleh Luthans,


dengan kemampuan diri), individu tersebut Youseff & Avolio (2007) sebagai sebuah
akan bekerja keras dan bertahan keadaan psikologis positif individu
mengerjakan tugas sampai selesai perkembangan yang di dalamnya
(Alwisol, 2010). mencakup self efficacy, optimism, hope
dan resilience. Dengan demikian dapat
Namun hal sebaliknya terjadi pada individu
disimpulkan bahwa efikasi diri
yang memiliki efikasi diri rendah. Individu
berpengaruh dalam membentuk kesiapan
tersebut cenderung menghindari sebuah
kerja seorang individu. Efikasi diri
tugas dan menganggap tugas tersebut
mempengaruhi keadaan psikologis
sebagai ancaman. Hal tersebut sesuai
individu secara utuh.
dengan apa yang dikemukakan Hersey dan
Blachard (1993) bahwa ketika individu Seseorang dapat dikatakan memiliki
merasa tidak mampu dan tidak memiliki kesiapan kerja jika dirinya mampu
kesiapan pada dirinya berakibat pada menguasai segala kemampuan yang
individu tersebut tidak dapat melakukan diperlukan dalam dunia kerja yang sesuai
tugasnya dengan baik, menjadi dengan persyaratan kerja yang harus
prokrastinasi, tidak menyelesaikan dimiliki setiap individu dalam bidang
tugasnya, menghindari tugas dan merasa pekerjaannya masing-masing. Individu
tidak nyaman. yang memiliki kesiapan kerja dapat
tercermin dari sifat dan kepribadiannya
Hal ini dapat memberi gambaran bahwa
(Anoraga, 2009) hal tersebut dapat terlihat
dengan adanya efikasi diri pada diri
dari seseorang tersebut memiliki motivasi
individu dapat meningkatkan keyakinan
kerja yang dapat berpengaruh pada prestasi
terhadap kemampuan yang dimilikinya.
seseorang di tempat kerja, kesungguhan
Karena dengan individu tersebut tidak
dan keseriusannya dalam bekerja juga
memiliki efikasi diri maka individu
dapat memberikan keberhasilan dalam
tersebut menjadi tidak yakin bahwa dirinya
melakukan tugas- tugas pekerjaan dan
memiliki kemampuan. Hal tersebut
mencapai target, memilkiki keterampilan
sepedapat dengan (Bandura 1997) bahwa
yang dapat menunjang seseorang dalam
efikasi diri mempengaruhi fungsi manusia
melakukan pekerjaannya dan yang terakhir
meliputi perasaan, motivasi dan dasar
memiliki sikap disiplin, hal ini penting
keyakinan mereka atas kemampuan yang
dalam melakukan sebuah pekerjaan seperti
dimilikinya dalam bertindak.
datang tepat waktu dan pulang tepat waktu.
Frank Pajares (2002) mengemukakan Kesiapan kerja sendiri berfokus dalam
bahwa terdapat banyak penelitian yang sesuatu yang bersifat pribadi seperti sikap
membuktikan bahwa efikasi diri dan sifat dalam bekerja dan meknisme
memberikan pengaruh pada setiap aspek pertahanan yang berkaitan dalam pekerjaan
kehidupan individu. Seperti apa yang yaitu mendapatkan dan mempertahankan
dikemukakan Brady (2009) yang sebuah pekerjaan, hal ini dikemukakan oleh
menyatakan bahwa salah satu komponen Brady (2009).
kesiapan kerja yaitu pandangan terhadap
Gambaran keterkaitan hubungan antara
diri (self view) yang mencakup konsep
efikasi diri akademik dan kesiapan kerja
teori Roger, kekuatan ego teori Freud,
ada pada proses pemenuhan tuntutan terkait
identitas keberhasilan teori Glasser,
dengan mekanisme pertahanan dalam
identitas diri teori Erikson, dan self efficacy
pekerjaan seperti apa yang telah
teori Bandura. Begitu juga dengan
dipaparkan. Individu yang memiliki
penelitian yang dilakukan Mashigo (2014)
keyakinan terhadap kemampuan yang
mengenai factor-faktor yang
dimilikinya dapat memanfaatkan
mempengaruhi kesiapan kerja lulusan
pengetahuan dan keterampilannya secara
mengemukakan bahwa salah satu factor

47 Sariroh & Yulianto


Psychopreneur Journal, 2018, 2(1): 41-51
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online

efektif dalam menghadapi situsi tertentu. dengan efikasi diri akademik yang tinggi,
Hal ini selaras dengan apa yang dipaparkan lebih percaya diri dan memliki sikap yang
oleh (Betz & Hackett, 1986; Lent & lebih positif terhadap pekerjaan dimasa
Hackett, 1987) bahwa keyakinan terhadap depan.
kemampuan yang dimilki seorang individu Keterkaitan lain antara efikasi diri
dapat memberikan pengaruh dalam akademik dengan kesiapan kerja terletak
menentukan jalannya di kehidupan kerja. pada employability (keterampilan kerja).
Individu yang memiliki kesiapan kerja Tan dan French-Arnold (2012)
dapat diartikan sebagai individu yang mendefinisikan keterampilan kerja
mampu melakukan dan menyelesaikan mengacu pada "berbagai atribut dan
tuntutan dan tugasnya dengan baik, dalam kompetensi yang memungkinkan pencari
upaya pemenuhan tuntutan tersebut efikasi kerja memperoleh dan mempertahankan
diri akademik berperan dalam mendorong
pekerjaan. Keterampilan kerja berdasarkan
fungsi keyakinan atas kemampuan individu asumsi bahwa masing- masing komponen
tersebut untuk memenuhi tuntutan kerja. sangat penting dan jika satu elemen hilang,
Hal tersebut sesuai dengan apa yang akan mengurangi kemampuan lulusan.
dikemukakan Ward dan Riddle (2002) Model ini menunjukkan bahwa, memberi
bahwa untuk memiliki kesiapa kerja yang individu kesempatan untuk mengakses dan
tinggi diperlukan beberapa hal salah mengembangkan dalam semua hal
satunya adalah dukungan dalam membentu (pembelajaran, pengalaman, pengetahuan,
menyelesaikan tantangan, aspek tersebut pemahaman dan keterampilan
meliputi efikasi diri untuk dapat melakukan pengembangan karir) dan pada intinya,
yang terbaik, harapan akan kesuksesan, merenungkan dan mengevaluasi
dukungan social dan pengalaman kerja. pengalaman ini, akan menghasilkan
Efikasi diri berpengaruh kepada keyakinan pengembangan tingkat self-efficacy, self-
yang dimililiki individu terhadap confidence dan self- esteem yang lebih
kemampuan dirinya dalam melakukan tinggi, yang dianggap sebagai hubungan
tugas dan menghadapi tantangan, dalam penting untuk kelayakan kerja (Pool &
konteks akademik hal tersebut berkaitan Sewell, 2007). Desain model tersebut
dengan tugas-tugas dan tantangan yang mencerminkan pernyataan bahwa masing-
diberikan selama masa belajar. Individu masing komponen sangat penting dan,
dengan efikasi diri akademik tinggi menurut Pool & Sewell, 2007) satu unsur
cenderung melibatkan diri dalam sebuah yang hilang akan sangat mengurangi
tugas, berkomitemen kepada tujuan yang kemampuan lulusan.
telah ditetapkan dan mencoba berbagai cara Kemudian menurut Ward dan Riddle
dalam menyelesaikan sebuah tuntutan dan (2002), untuk memiliki kesiapan kerja yang
tugas, hal tersebut juga dapat meningkatkan
tinggi diperlukan beberapa hal salah
performa individu dalam menyelesaian satunya adalah employability.
tugas dan tuntutan kerja. Dalam akademik Employability ini meliputi, membuat
dan kerja, sebenarnya hal tersebut memiliki keputusan tentang karir atau kemampuan
banyak persamaan Sebagaimana yang kita untuk mengetahui jenis pekerjaan apa yang
tahu bahwa dalam dunia kerja juga terdapat sesuai dengan dirinya, ketrampilan atau
tugas, tuntutan, deadline, pihak otoritas memiliki ketrampilan jenis pekerjaan yang
yang dipatuhi dan penilaian terhadap diinginkan, mencari pekerjaan atau
kinerja seorang individu. Sebagimana yang memiliki kemampuan untuk mencari
dikemukakan oleh Sharma &Nasa (2014), pekerjaan, menjaga pekerjaan atau
memaparkan bahwa efikasi diri akademik memiliki kemampuan untuk bisa menjaga
merupakan prediktor kuat untuk pekerjaan yang telah didapatkan, dan
memprediksi performa siswa. Siswa mengatur perpindahan pekerjaan atau

Hubungan Efikasi Diri Akademik dengan … 48


Psychopreneur Journal, 2018, 2(1): 41-51
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online

mampu mengatur perpindahan pekerjaan. Malang.


Dengan demikian efikasi diri merupakan
salah satu komponen yang berkaitan Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian
dengan employability individu. Dimana Edisi Revisi. Malang: UMM Press.
jika individu tersebut memiliki
Anoraga, P. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta:
employability akan berdampak pada
Rineka Cipta.
kesuksesannya dalam pekerjaan.
Dalam penelitian sebelumnya yang Archer, W., & Davison, J. (2008).
dilakukan Pravitasari (2012) dengan judul Graduate employability: The views of
“Hubungan antara efikasi diri akademik employers. The Council for Industry and
dengan kesiapan kerja pada siswa kelas XII Higher Education. Retrieved June 12, 2014
sekolah menengah kejuruan negeri 1 from www.cihe- uk.com
depok, sleman, yogyakarta” menggunakan
Azwar, S. (2010). Sikap Manusia Teori
populasi siswa smk. Dengan demikian
dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
peneliti ingin meneliti efikasi diri akademik
Pelajar.
dengan kesiapan kerja dalam ranah
universitas dengan populasi mahasiswa Bandura, A. (1994). Self-efficacy. In V.
tingkat akhir. Pada mahasiswa tingkat akhir S. Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia of
terdapat proses transisi kehidupan human behavior, 4, 71-81. New York:
sebagaimana yang diungkap oleh Santrock Academic Press. (Reprinted in H. Friedman
(2010) dimana individu dalam rentan usia [Ed.], Encyclopedia of mental health. San
tersebut sudah mulai memikirkan Diego: Academic Press, 1998)
kehidupan selanjutnya yang berorientasi
pada masa depan. Transisi kehidupan yang Bandura, A. (1997). Self-efficacy: Toward
dimaksud adalah periode peralihan dari a unifying theory of behavioral change.
universitas menuju dunia kerja (Ng & Psychological Review, 191- 215.
Feldman, 2007). Dalam periode tersebut
dikaitkan dengan banyak ketidakpastian, Brady, R. P. (2009) “ Work Readiness
ketidakstabilan dan menunggu (Lenz, Inventory Administrastartor’s Guide”.
2001). Jurnal diambil dari
http://www.jist.com/shop/web/workrea
Masa tersebut menarik untuk penelitian diness inventory administrator guide.pdf
ini, karena menangkap era ketika lulusan
bertransisi dari universitas ke tempat kerja. Baron, R. A, & Byrne, D. E. (2004). Social
Tahap ini juga terkait dengan tugas yang Psychology (10th ed).USA: Pearson
bersaing, yang bila tidak dihadapi dengan
benar dapat menyebabkan stress dan Bowden, J., Hart, G., King, B.,
kebingungan (DeSimone & Werner, 2012; Trigwell, K., & Watts, O. (2000). Generic
Levison, 1986; Schreuder & Coetzee, capabilities of ATN university graduates.
2007). Tekanan dan kebingungan yang Retrieved January 5, 2006, from
disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam http://www.clt.uts.edu.au/ATN.grad.ca
memenuhi tugas yang terkait dengan tahap p.project.index.html
kehidupan di atas mungkin berdampak
Caballero, C.L., Walker, A., & Fuller-
pada kinerja lulusan. Oleh karena itu
Tyszkiewicz, M. (2011). The work
peneliti ingin meneliti populasi mahasiswa
readiness scale: Developing a measure to
tingkat akhir.
assess work readiness in college graduates.
REFERENSI Journal of Teaching and Learning for
Alwisol. (2005). Psikologi Kepribadian. Graduate Employability, 2(2), 41-54
Malang: Universitas Muhammadiyah Caballero, C.L., & Walker, A. (2010).

49 Sariroh & Yulianto


Psychopreneur Journal, 2018, 2(1): 41-51
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online

Work readiness in graduate recruitment and Psychologists, 41(1), 3- 13.


selection: A review of current assessment
methods. Journal of Teaching and Muslich, M. (2011). Pendidikan Karakter
Learning for Graduate Employability, 1(1), Menjawab Tantangan Krisis
13-25. Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Casner-Lotto, J., & Barrington, L. (2006). Mednick. S.A., Higgins., & Kirschenbaum.
Are they really ready to work? Employers (1975). Exoloration in Behavior and
perspectives on the basic knowledge and Experience Psycholoqy. New York: John
applied skills of new entrants to the 21st Wiley and Sons.
century US workforce.
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi
Creswell, W. J.(2013). Research Design Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Rineka Cipta.
Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Oliver, B. (2013). Graduate attributes as a
DeSimone, R.L., & Werner, J.M. (2012). focus for institution-wide curriculum
Human Resource Development (6th-ed). renewal: innovations and challenges.
Canada: Cengage Learning. Higher Education Research and
Development, 32(3), 450-463.
Gaspersz, V. (1997). Manajemen Kualitas
Dalam Industri Jasa. Jakarta : PT. Papalia, D.E., Olds, W.S., & Feldman,
Gramedia Pustaka Utama. D.R. (2007). Human Development 10th
Edition. U.S.A : McGraw-Hill Publishing
Jackson, D. (2009). An international profile
of industry-relevant competencies and skill Robbins, S. P. (2003). Organizational
gap in modern graduates. International Behaviour, Tenth Edition (Perilaku
Journal of Management Education, 8(3), Organisasi Edisi ke Sepuluh), Alih Bahasa
29-58 Drs. Benyamin Molan. Jakarta : PT.
Macanan Jaya Cemerlang
Kusnendi, dkk. (2003). Ekonomi Sumber
Daya Manusia dan Alam. Jakarta Pusat: Pool, L. D., & Sewell, P. (2007). The key
Penerbitan Universitas Terbuka to employability: Developing a practical
model of graduate employability. Journal
Lenz, B. (2001). The transition from pdf Education And Training, 49(4).
adolescence to young adulthood: a
theoretical perspective. The Journal of Pravitasari, A. (2012). Hubungan Antara
School Nursing, 17(6), 300-306. Self Efficacy Akademik Dengan Kesiapan
Kerja Pada Siswa Kelas XII Sekolah
Lowden, K., Hall, S., Elliot, D., & Lewin, Menengah Kejuruan Negeri 1 Depok,
J. (2011). Employer’s perceptions of the Sleman, Yogyakarta. Skripsi: Fakultas Ilmu
employability skills of new graduates. Pendidikan.
Research commissioned by the edge
foundation. University of Glasgow. Schreuder, A.M.G., & Coetzee, M. (2007).
Careers: An organisational perspective.
Luthans F., Youseff, C.M., & Avolio, B.J. Cape Town, South Africa: Juta.
(2007c). Psychological capital:
Developing the human competitive Schunk, D. H. (2010). Teori-teori
edge. New York: Oxford University Press. Pembelajaran: Perspektif Pendidikan edisi
keenam. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Levinson, J.D. (1986). A conception of
adult development. American Sharma, L. H., & Nasa, G. (2014).
Academic self-efficacy: A reliable

Hubungan Efikasi Diri Akademik dengan … 50


Psychopreneur Journal, 2018, 2(1): 41-51
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online

predictor of educational performances.


British Journal of Education, 2(3), 57-64.

Santrock, J. W. (2010). Life-Span


Development : Perkembangan Masa Hidup
Edisi Ketigabelas Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Santrock, J. W. (2003). Life Span


Development, Perkembangan Masa Hidup,
Edisi Kelima Jilid II. Jakarta: Erlangga

Santrock, J. W. (2010). Life - Span


Development : Perkembangan Masa Hidup
Edisi Ketigabelas Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Schunk, D. H., Pintrich, P. R., & Meece, J.


L. (2008). Motivation in education: Theory,
research, and applications. 3rd ed. Upper
Saddle River: Pearson Education.

Tan, L. C., & French-Arnold, E. (2012).


Graduate employability in Asia: An
overview of case studies. Bangkok,
Thailand: UNESCO.

Wall, B. (2007). Coaching For Emotional


Intelligence. New York : Amacom

Ward, V. G., & Riddle, D. I. ( 2002).


Ensuring Effective Employment Services.
Journal. Http ://contactpoint.ca/natcon-
conat/2003/pdf
Zwane, F.N., Du Plessis, L., & Slabbert, E.
(2014). Analysing the skills expectations in
the South African tourism industry. South
African Journal of Human Resources
Management, 12(1), 1-9.

51 Sariroh & Yulianto

You might also like