13918-Article Text-41643-1-10-20161128

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 6
a il, Pertandon. Vol. 14(1), 2006 AKTIVITAS SEDIAAN GEL DARI EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe barbadensis Mill.) PADA PROSES PERSEMBUHAN LUKA MENCIT (Mus musculus albinus) Oleh: Vetnizah Juniantito*, dan Bayu Febram Prasetyo* ABSTRACT ACTIVITY OF ALOE VERA (Aloe barbadensis mill) EXTRACT GEL FORMULATION ON THE WOUND HEALING PROCESS IN MICE (Mus musculus aibinus) urpose of this study was to examined the effectivity of Aloe vera gel formulation on the skin wound healing ‘on the macroscopic and microscopic observation. Fourty five DDY strain, 6-8 weeks old mice were used for al animals, Mice were incised 1.2.5 cm in the darsum using sterile scalpels. Mice were divided into three groups. Group T (control) were nat treated by anything, Group II were treated by commercial drugs (Bioplacentan®), and Group TIT were treated by A/ge vera gel. loplacenton” and Aloe vera gel were given topically twice a day to the skin using sterile cotton buds. Each groups consisted of 15 mice and distributed into 5 observation days with 3 replication. Three mice from each Groups were euthanized periodically at day 3, 5%, 7%, 14, and 21” post incision for gross pathology examination and to ‘sampling the skin, Gross examination revealed that Bloplacenton” and Aloe vera gel showed better result on wound healing brocess, i.e, the scab formation, scab peeler and unite of the wounded skin edge compared to the control groups. Microscopically, the Bloplacenton® and Aloe vera gel groups showed the fastest epidermal re-epithelization compared with the control group. Qualitatively Bioplacenton” and Alve vera gel groups showed more fibrosis and collagen fibres formation ‘than the control groups especially at day 7" and 14%. Scoring average of neacaplllaries formation from all groups showed no difference. Scoring average of Inflammatory cells number revealed that control groups showed more cells than the other ‘groups that indicated an high inflammatory actvitiy. Based on the macrascapic and microscopic examination we suggest that the Aloe vera gel formulation has a benefit to promote wound healing, and could be used for the treatment of skin wound, Thus, the Alce vera gel formulation is potential to developed 2s commercial drugs. Key words: Aloe vera, ge\ formulation, mice, wound healing. RINGKASAN Tujuan dan penelition ini adalah untuk ‘mengetanul pengaruh pemberian sediaan/formutasi gel \idah buaya terhadap proses persembuhan luka pada kulit berdasarkan pengamatan secara_makroskopls dan rmikroskopis. Empat puluh lima ekor menct strain DDY ‘yang berumur 6-8 minggu digunakan sebagai hewan coba. Mencit dtukai pada bagian punggung dengan panjang luka 4-45 cm menggunakan skalpel steril. Mencit dibagt ‘menjadi 3 kelompok, yaitu Kelompok I (kontrol) yang tidak lakukan pertakuan apapun, Kelompok II yang dibert preparat obat komersil (Bioplacenton®), serta kelompok TIT joplacenton® dan gel fa kullt sebanyak 2 all sehari menggunakan kapas steril. Setiap kelompok terdii atas 15 ekor_mencit yang dibagi dalam 5 hari engamatan dengan 3 kali pengulangan. Tiga ekor mencit {ar tlap kelompok dieuranasi secara periodike pada har! ke- 3, 5, 7, 14 dan 21 setelah perlukaan untuk melakukan Pengamatan makroskopik luka serta untuk mengambil ‘Sampel kulit. Pengamatan makroskoplk luka menunjukkan bahwa kelompok yang dibel Bloplacenton® serta sediaan gel lidan buaya menunjukkan hasil yang lebih baik pada Pembentukan, pelepasan keropeng, serta merapatnya tepi luka, dibandingkan dengan kelompok Kontrol. Gambaran rmikroskopik menunjukkan bahwa proses + Saf Pengayar Departemen ink, Reproduksi, dan Patolog), Fakutas Kecokteran Hawa, Inst Pertarvan Boon epidermis pade kelompok yang diberi Bioplacenton®, den gel Aloe vera tebih cepat bila dibandingkan dengan kontrol. Secara. kualitatipembentukan fibrosis dan. serabut kolagen pada kelompok yang diberi Bioplacenton®, dan gel Yidah buaya lebih tingg! apabila dibandingkan’ dengan kelompok kontrol, terutama pada hari ke-7 dan 14, Rata- rata nilai_skoring pada pembentukan neokapiler pada semua kelompok menunjukkan hasil yang tidak berbeda. Ratavratanifal skoring pada jumlah sel radang ‘menunjukkan bahwa jumiah sel-sel radang pada kelompok ‘kontrol lebih tingg) bila dibandingkan kedua kelompok lain, Yang mengindikasikan adanyaaktivitas inflamasi. Berdasarken gambaran_makroskopik serta_mikroskopik, bahwa sodiaan gel lidah buaya yang dipakal mempunyai manfaat untuk mempercepat persembuhan (uka serta dapat digunakan sebagai obat luka, sehingga ‘ekstrak fidah buaya ini potensial dikembangkan menjadi ‘bat komersial Kata Kunci : tidah Buaya, formulasi gel, mencit, ersembuhan luka. PENDAHULUAN Tenaman lidah buaya, yang sudah lama dikenal dan dibudidayakan merupakan tanaman yang memiliki berbagei manfaat, dan juga banyak terdapat Jill. Pert.Indon, Vol. 14(1). 2006 4 seluruh wilayah Indonesia. Pengujian secara ilmiah mengenaikhasiat tanaman idah buaya untuk Persembuhan tuka pemah dilaporkan oleh Mayasari (2003) yang menggunakan lendir daun tidah buaya dengan hasil yang memuaskan. aging daun Iidah buaya terdiri atas 96% alr dan 4% terdiri dari berbagai bahan aktif yaitu minyak esensial, asam amino, mineral, vitamin, enzim dan Glikoprotein, serta asam aspartat, erin, glutamin, ‘eontin, isin, urosin, fenilalanin, prelin, histidin, leusin, dan isoleusin: serta mengandung juga mineral seperti magnesium, Kellum, atrium, seng, best, dan kromium; vitamin sepertt vitartin A, B1, 62, B12, C, dan E (MeKay dan Miller 2003). Lidahbuaya mengandung aloesin dan aloemannan yang berfungsi sebagai anti radang, serta antitumor (Yagi dan Takeo . 2003). ekstrak lidah buaya juga efektif menurunkan kadar gula darah pade tikus yang diabetes (Rajasekaran et af. 2005). Lidah buaya dapat merangsang persembuhan tuka, karena dapat menigkatkan pembentukan kolagen pada saringan luka (Heggers ef a/ 1996; Chitra ef af. 1998), Menurat Davis (1989), penggunaan oral {100 mgyka/hari) dan topikal dalam —bentuk rim {konsentrasi 25%) idan Duaya, dapat mengurangi diameter luka, Hasil studi pada manusia menunjukkan bahwa pemberian lidah buaya aman digunakan pada asien Ivka bakar serta dapat mempercepat proses ersembuhan karena dapat mempercepat proses re- epitelisasi (Visuthikosol et a/. 1995) Karena potensi dari lidah buaya yang sangat melimpah maka pengembangan sediaan formulasi gel lida buaya sebagai obat Iuka dapat dikembangkan menjadi obat yang dapat dipatenkan dan dikomersialkan. Gel dipiiih sebagai bentuk sediaan katena tahan lama (tidak cepat tengik), tidak berbau, dan mempunyai penampilan yang menarik, BAHAN DAN METODE Pembuatan Ekstrak Air Lidah Buaya Ekstraksi daun tidah buaya yang dilakuken metupakan modifikasi metode Can et af (2004), yaitu: S0 sampai 10 sel per lapang pandang) +3 = Sel radang menyebar dengan kepadatan rapat (>109 sampai 200 sel per lapang pandang) +4 = Sel radang menyebar dengan kepadatan ssangat rapat (> 200 sel per lapang pandang) Jill. Pert.indon. Vol. 11(1). 2006 Parameter skoring histopatologi untuk eokapilerisasi (berdasarkan perhitungan pada 10 X lapang pandang, pada objektif 20 x) +1 = Kapiler pada daerah luka menyebar dengan kepadatan rendah (1 sampai 20 kapiler per lapang pandang} Kapiler pada daerah luka menyebar dengan kepadatan sedang (>20 sampai 50 kapiler per tapang pandang) Kapiler pada daerah luka menvebar dengan kepadatan rapat (>50 sampai 75 kapiler per lapang pandang) +4= —_Kapiler pada daerah luka menyebar dengan kepadatan sangat rapat (> 75 kapiler per lapang pandang) +2 +3 Parameter skoring histopatologi untuk pembentukan jaringan parut/ fibrosis. (berdasarkan perhitungan pada 10 X lapang pandang, pada objektif 10x) + Kepadatan serabut kolagen pada daerah taka rendah Kepadatan serabut kolagen pada docran luxa sedang 43° = Kepadatan serabut kolagen pada daerah vuka rapat Kepadatan serabut kolagen pada daerah luka sangat rapat HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan — gambaran__makroskopik ditemukan bahwa pada hari ke-3 dan ke-5 di semua kelompok belum terlinat perbedaan yang mencotok, karena luka masih terlihat lebar. Pada hati ke-7 pada kelompok yang diberi gel fidah buaya mempertihatkan perbedaan yang nyata bila dibandingkan dengan kelompok kontrol, yang ditunjukkan dengan adanya pengecitan diameter, serta keringnya luka, dan mulal terlepasnya keropeng Gambaran yang mitip juga terlihat paca kelompok dengan pemberian Bioplacenton®, tetapi pada kelompok ini keropeng belum terlepas pada hari ke-7. Perbandingan gambaran makroskopik pada hari ke-7 dapat dihat pada gambar 1. Pada hari ke-14 Iuka sudah menutup walaupun masih ada yang ‘meninggalkan bekas, tetapi terlihat bahwe bekas luka pada kelompok kontrol memiliki diameter yang Jebin tesar tila dibandingkan dengan kelompok yang diberi Bioplacenton® maupun get lidah buaya. Bahkan pada hari ke-14, pada kelompok yang diberi Bioplacenton® bbekas luke sudah mulai menghilang. Perbandingan Jill, Pert.Indon. Vol. 14(1). 2006 gambaran makroskopik antar kelompok pada hari ke- 14 dapat diihet pada gambar 2. Pada hari ke-21 bekas luka pada semua kelompok sudah menghilang, dan area bekas luka sudah mulai ditumbuhl bul Penelitian sebelumnya oleh Mayasari (2003) menggunakan — lendir aun idan buaya memperiihatkan bahwa secara_makroskopik_ luka mulai menutup pada hari ke-14 dan bekas tuka sudah menghilang pada hari ke-21. Hasil_penelitian \Visuthikosol ef af (1995), menunjukkan bahwa pada manusia, secara_makroskopik persembuhan luk bakar menggunakan tideh buaya terjadi seteiah 11,9 hari Pemeriksaan histopatologi Iuka sejalan dengan gambaran makroskopiknya. Perbandingan gambaranmikroskopik jaringan tiap-tiap kelompok dapat dithat pada gambar 2. Rata-rata_persentase (%) e-epitelisasi pada hari ke-3_ untuk semua kelompok belum memperihatkan perbedaan yang mencciok, batkan pada kelompok dengan pemberian Bioplecenton” — dan ged lidabbuaya_belum memperlihatkan adanyare-epitelisasi. Dengan bertambahnya hari, % re-epitelisasi pada semua kelompok mulai meningkat, dan terlihat adanya perbedaan yang mencolok antara % re-epitelisasi pada kelomipok kontrol dengan kelompok yang diberi lidah buaya pada hari ke-S, rata-rata % re-epitelisasi pada kelompak kontrol masih 19,1 % tetapi pada elombok yang diberi ge! jidah buaya sudah mencapai 40,7 %, Pada hari ke-5, % re-epltelisasi pada kelompok yang diberi Bioplacenton® (18,1 %) belum menunjukkanperbedaan yang mencolok dengan kelompok kontrol. Perbedaan yang mencolok antara kelompok perlakuan —(kelompok yang beri Bioplacenton’® dan gel lidah buaya) dengan kontrol terlthat pads hari ke-?7, rata-rata % re-epitelisasi pada kedua kelompok perlakuan sudah mencapai kisaran 70 %, sedangkan pada kelompok kontrol masih 52.1 %. Pada hari ke-? tidak ada perbedaan yang mencolok pada rata-rata % — re-epitelisasi antara kelompok yang diben Bioplacenton® (71,7 %) dengan kelompak yang diberi ge! jidah buaya (70,7 %). Has snl memperlinatkan bahwa gel lidah buaya mempunyal kemampuan yang relatif sama dengan Bioplacenton® Luntuk meningkatkan re-epitelisasi epidermis, sehingga Juka ebih cepat_ menutup. Kandungan | berbagai macam vitamin, asam amino, lektin, dan kuinon dolam lidah buaya dapat merangsang.persembunan luka Karena meningkatkan pertumbuhan sel-se! bara pada kulit yang disebabkan oleh geningkatan komponen giycosaminegiycan (terutama dermatan sufat dan asam hyaluronat) pada komponen matriks ekstraseluler (Heggers et 4/ 1996, Mackay dan Miller 2003), Pada hari ke-14 dan 21 tidak ada perbedaan pada % re-epitelisasi Karena epidermis sudah menutup sempuma, Rata-rata nilal % re-epitelisasi dapat dilnat pada Tabet 1 Tabel 1. Rata-rata Nilai Persentase (%) Re-epitelisasi HARI PENGAMATAN, 3S 7 a Kelompok T(tanpa 43.9 19,13 52,81 100100 perlakuan pemberian bat) KELOMPOK Kelompok tt © 4841 71,71 100 100 joplacenton®) Kelompok 111 © 40,60 70,72 100 100 (pemberian gel lidah busya) Pada penilaian —infiltrasi_ sel radang smenunjukkan bahwa rata-rata nilai skoring pada kelompok Bioplacenton® serta gel lidah buaya sampai hari ke-14 memperlihatkan nila yang lebih cendah bila dibandingkan dengan kelompok kontrol, hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya aktivitas ‘anti inflamasi oleh bahan-bahan yang terkandung di dalam ekstrak plasenta (Bioplacenton®) serta lida buaya. Tidak ada perbedaan yang mencolok pada rata-rata skoring jumlah sel radang pada kelompok Bioplacenton® dengan gel lida buaya, Aloemannan dan acemannan yang terkandung di dalam lidah buaya — mempunyaiaktivitas anti inflamasi, immunosupresi, serta.—antioksidan ‘Karena menghambat aktivitas mediator inflamasi_yaitu bradykinin (Yagi dan Takeo 2003). Rata-rata nila skoring infiltrasi sel radang dapat dlthat pada Tabel 2. Tabel 2, Rata-Rata Skating Infiltrasi Sel-Sel Radang HART PENGAMATAN ZS 7 ae Kelompok T(tanpa = 7.67 367 367 30 perlakuan pemberian bat) KELOMPOK Kelompok 11 2 233 433 0330 (pemberian Bloplacenton®) Kelompok 117 (pemberian gel tidah uaya) 2 2 2 06 Penilzian jumlah neokapilerisasi pada semua kelompok sampai pengamatan hari ke-21 tidak memiliki perbedaan yang mencolok. Hal ini sejalan dengan. hasil pengamatan Mayasari (2003), yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata pada jumiah neokapilerisasi dari hari ke-3 sampal 21 pada Penggunaan lendir daun lidah buaya. Rata-rata nilai skoring neokapiler dapat diinat pada Tabel 3. Rata-rata nilai_ skoring fibrosis/pembentukan Jaringan kolagen pada hari ke-3 dan 5 tidak memperlihatkan perbedaan yang mencolok pada semua kelompok, tetapi pada hari ke-7 dan 14 teribat rata-rata_—skoring fibrosis pada _kelompok Bloplacenton® dan gel lidah buaya memilikinilai yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan _kelompok kontrol. Hai ini kemungkinan disebabkan Karena adanya peningkatan aktivitas deposisi kolagen oleh lektin yang terkandung di dalam lidah buaya (Heggers et af, 1996), serta aktivitas lidah buaya untuk meningkatkan aktivitas enzim lysyl_ oxidase yang membantu meningkatkan jumlah kolagen pada Jaringan luka (Chithra et al . 1998), Pada hari ke-21 relat tidak terlihat adanya perbedaan rata-rata skoring fibrosis pada semua kelompok. Rata-rata nilai skoring fibrosis dapat dilinat pada Tabe! 4. Tabel 3. Rata-Rata Skoring Jumlah Neokapilerisasi HARI PENGAMATAN, ee Sree Kelompok I (tanpa » soak perlakuan pemberian obat) Kelompok 11 (pemberlan 1,33 23,33, Boplacrtan) Kelompok III (pemberian ‘gel lidah buaya) Tabel 4. Rata-Rata Skoring Fibrosis/Pembentukan Jaringan Kolagen stomp ~SC HARI PENGAMATAN oe “3 fests Kelompok 1 (tanpa 1133 133 Perlakuan pemberian obat) Kelompok I (pemberian 11,672 Bloplacenton®) Kelompok II (pemberian 11 ‘gel lidah buaya) Jill, Pert.indon. Vol. 11(1). 2006 Gambaren makroskopik ka pada hari Ke7. Kelompok kontrol (1), Kelompok kontrol Bloplacenton(R), (2) Kelompok gel ldah buaya, (3) Terhat pada Kelompok 2 dan. 3 mem ameter Iuka yang lebih eit dbandingkan‘kelompok 3, Keropeng pada kelompok 3mulllepas Gombaran matroskopi ka pada hari ke-t4 Kelompok kontral (1), Kelompok Boplacenton® (2), Kelompok gel idah buaya 2). Tertnat pada Kelompok 2 bekas Ika sudah filang, sedang pada elompok 3. bekas Iuka meni) dameter yang ‘esi kei ar klompok i. Gambaran mikroskopik ka pada hari_ke-7. ‘edomaok kontrol (2), Ketompok Bloplacenton@ (2), Sedang pada sudeh terjadi (0) walaupun keropeng/ibrin.(c) mash terlhat tetapi sudah mula lepas dari luko, dsertal Abrosis dengan kerapatan tinggi (2). Pad kelompok 3. re-eptsizas| sudah mula sempuna (e), keropeng sudah lepas, luka menyempit, seta fibrosis dengan kerepatan’ tinggi (f). Pewarnaan HRE, Objet 4X. Jail, Pertindon. Vol. 14(1}. 2006 KESIMPULAN Secara deskriplit terlinat perbedaan yang ‘cukup mencolok secara makroskopik dan mikroskopik pada kelompok perlakuan (kelompok Bioplacenton® dan gel lidah buaya) bila dibandingkan dengan kelompok kontrol terutama pada hari ke-7 dan 14, serta tidak terfhat perbedaan yang mencolok antara kelompok Bioplacenton® dengan kelompok gel tidah buaya. Hal ini mengindikasikan bahwa proses ersembuhan Iuka pada kelompok perlakuan terjadi lebih cepat dibandingkan kelompok kontrol, dan formulasi gel téah buaya yang dipakal_ mempunyai efektivtas yang sama dengan obat luka komersial, sehingga potensial untuk dikembangkan menjadi obat ppaten yang dapat dikomersiakan, DAFTAR PUSTAKA Can A, A Nuriye, N Ozov, S Bokkent, BP Arda, Yanardag, A Okyar. 2004. Affect of Aloe vera leaf gel and pulp extracts on the liver in type TL diabetic rat models. Bio Pharm. Bull. 21(5):694-698. Chthra P, GB Sajithtal, G Chandrakasan. 1998. Influence of Aloe vera on collagen turnover in healing of dermal wounds in rats, Jndlian J Exp Biol. 36(9):896-901. Davis 8H, MG Leittner, JM Russo, ME Byme, 1989. ‘Wound healing, oral and topical activity of Aloe vera. J Am Podiatr Med Assoc. 79(11):559-562, Heggers JP, A_Kucukcelebi, D Listengarten, ) Stabenau, F Ko, LD Broemeling, MC Robson, WD Winters. 1996, Beneficial effect of Aloe on wound healing in an excisional wound model. J Altern Compt Med. 2(2):271-277. ——————SSSSS.aaaL_QoQ EE Low QEH, TA Drugea, LA Duffner, DG Quinn, ON Cook, B) Rollins, €) Kovacs, LA DiPietro. 2001 Wound healing in MIP-18” and MCP-1"° Mice Am J Pathol. 159:457-463. Mackay D, AL Miler. 2003. Nutritional support for ‘wound healing. Altern Med Rev. 8(4): 359- 375 Mayasari, NLPI, 2003. Kayan patologi_khasiat tanaman lidah buaya (Aloe vera) dalam proses persembuhan luka_kulit pada mencit (Mus ‘musculus albinus). Skripsi, Fakultas Kedokteran Hevan Institut Pertanian Bogor, him §2. Prasetyo, BF. 2005. Gambaran. makroskopk luka pasca pemberian dosis bertingkat menggunakan ekstrak air lidah buaya. Departemen Fisiolog! dan Farmakologi, (Tidak Dipublikasikan) Rajasekaran S, K Sivagnanam, S Subramanian. 2005. Antioxidant effect of Aloe vera gel extracts in streptozocin induced diabetes in rats Pharmacol. Rep. 57:90-96 Visuthikosol, V, B Chowchuen, Y Sukwanarat, S Sriurairatana, V Bonpucknavig. 1995. Effect of ‘Aloe vera gel to healing of burn wound a cinical and histologic studies. J Med Assoc Thai. 78(8):403-409. Yagi A, S Takeo. 2003. Anti inflammatory constituents, aloesin, and aloemannan in Aloe spedes and effects of tanshinon Vi in Saivia mitiorrhiza_on heart. Yakugaku Zasshi 123(7):517-532,

You might also like