Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA: KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA

VOLUME 6, NOMOR 1, 2019 ISSN 2355-7184

PENGEMBANGAN MODUL LAJU REAKSI BERBASIS


KONSTRUKTIVISME LIMA FASE NEEDHAM
Robiatul Adawiyah, Made Sukaryawan, dan Jejem Mujamil
Universitas Sriwijaya
Email : robiatuladawiyah740@gmail.com

Abstrack:This study aims to produce modules based on the reaction rate constructivism Needham
five phases that meet the criteria of a valid and practical. This research is the development of the
research design development Rowntree and modified using formative evaluation methods Tessmer.
Development stages Rowntree in the study include the planning and development stage. Formative
stages of evaluation Tessmer in the study include self evaluation, expert review evaluation, one-to-
one evaluation,and a small group evaluation.At the time of the expert review evaluation using
pedagogical experts, subject matter experts(content),and design experts. Results obtained at the
stage of evaluation expert review refers to the criterion of validity score Aiken's obtained a final
score of validation pedagogic aspects 0.912 (very valid), the material aspects of 0.821 (very valid),
and design aspects of 0.775 (valid). Implementation of the research phase of one-to-one evaluation
and stage evaluation of a small group at SMAN 3 Palembang. Stage one-to-one trials conducted
product to three students of XI IPA 5 class obtained a final score of practicality 4.363 (very
practical). Stage small group trials conducted to the six students of XI IPA 5 class obtained a
final score of practicality 4.371 (very practical). Researchers also provide questions pretest-
posttest to students obtained score Gain of 0.4 (moderate). Based on the evaluation results
indicate that the rate of reaction generated modules have valid criteria and practical.

Keywords: Development Research, Module Reaction rate, Constructivism Five Phase Needham,
Valid, Practical.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul laju reaksi berbasis konstruktivisme
lima fase Needham yang memenuhi kriteria valid dan praktis. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan dengan desain penelitian pengembangan RowntreeTessmer. Tahapan
pengembangan Rowntree pada penelitian ini meliputi tahap perencanaan dan tahap pengembangan.
Tahapan evaluasi formatif Tessmer pada penelitian ini meliputi self evaluation, expert review
evaluation, one-to-one evaluation, dan small groupevaluation. Pada saat expert review evaluation
menggunakan ahli pedagogik, ahli materi (content), dan ahli desain. Hasil yang diperoleh pada
tahap expert review evaluation merujuk pada kriteria skor kevalidan Aiken’s didapat skor akhir
validasi aspek pedagogik 0,912 (sangat valid), aspek materi 0,821 (sangat valid), dan aspek desain
0,775 (valid). Pelaksanaan penelitian tahap one-to-oneevaluation dan tahap small group evaluation
di SMA Negeri 3 Palembang. Tahap one-to-one dilakukan uji coba produk kepada 3 siswa kelas
XI IPA 5 didapat skor akhir kepraktisan 4,363 (sangat praktis). Tahap small group dilakukan uji
coba kepada 6 siswa kelas XI IPA 5 didapat skor akhir kepraktisan 4,371 (sangat praktis). Peneliti
juga memberikan soal pretes-postes kepada siswa didapat skor Gain 0,4 (sedang). Berdasarkan
hasil evaluasi tersebut menunjukkan bahwa modul laju reaksi yang dihasilkan telah memenuhi
kriteria valid dan praktis.

Kata Kunci: Penelitian Pengembangan, Modul Laju Reaksi, Konstruktivisme Lima Fase
Needham, Valid, Praktis.

18
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA: KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA
VOLUME 6, NOMOR 1, 2019 ISSN 2355-7184

PENDAHULUAN yang menerapkan konstruktivisme ke


dalam pembelajaran sains di sekolah.
Pelaksanaan kurikulum baru yakni Penelitian yang dilakukannya
kurikulum 2013, menjadi cara pandang menghasilkan tahap-tahap belajar yang
baru dalam mengimplementasikan konsep disebut dengan lima fase Needham.
pembelajaran. Dalam pelaksanaan Adapun lima fase Needham yaitu fase
pembelajarannya, kurikulum ini orientasi, fase pencetusan ide, fase
memfasilitasi siswa aktif belajar, guru penstrukturan ide, fase aplikasi dan fase
bukan memindahkan pengetahuan yang refleksi (Nair & Muthiah, 2005).
dimilikinya kepada siswa, tetapi siswa Menurut penelitian yang dilakukan
sendirilah yang aktif membentuk oleh Fahriye, Zehra, dan Aytekin (2008)
pemikiran atau gagasan tersebut dalam mengenai strategi pembelajaran
dirinya (Retnawati, 2015). konstruktivisme lima fase Needham
Permasalahan saat ini, pelaksanaan menunjukkan bahwa, strategi
pembelajaran belum sepenuhnya pembelajaran ini efektif untuk
menerapkan kurikulum 2013. Dalam meningkatkanaktivitas dan hasil belajar
pelaksanaan pembelajaran, guru masih siswa. Pembelajaran menggunakan model
cenderung menggunakan metode ceramah konstruktivisme lima fase Needham lebih
dan tanya jawab. Guru jarang berpusat kepada siswa. Siswa dapat
menggunakan variasi model pembelajaran. mengorganisasi informasi dan membuat
Proses pembelajaran kimia di kelas peta konsep menurut pemahaman konsep
cenderung monoton dan kurang menarik. masing-masing. Siswa dapat melakukan
Siswa hanya menerima penjelasan materi aktivitas seperti portofolio, kerja kelompok
kemudian mengerjakan soal-soal latihan dan sebagainya.
(Ilham, 2016). Peneliti lain oleh Zainal &
Akibat dari model pembelajaran Afrinaleni (2010) yang berjudul
yang digunakan oleh guru dalam kegiatan keberkesanan kaedah konstruktivisme
belajar mengajar belum bervariasi, yaitu dalam pengajaran dan pembelajaran
pembelajaran masih didominasi oleh guru matematikmenunjukkan bahwa
sehingga siswa cenderung bosan. Minat pembelajaran bagi siswa yang
siswa dalam proses belajar masih rendah menggunakan metode konstruktivisme
ini bisa dilihat pada saat proses lebih baik dibandingkan dengan siswa
pembelajaran berlangsung masih banyak yang menggunakan metode tradisional.
yang tidak memperhatikan. Siswa kurang Selain itu, minat siswa lebih besar dapat
aktif dalam proses belajar mengajar yang dari antusiasnya siswa saat pembelajaran.
ditandai dengan siswa jarang bertanya Penelitian lain Artiono (2015)
kepada guru serta hasil belajar siswa tentang Pengembangan Buku Ajar
menjadi kurang optimal (Gani, 2015). Matematika Dengan Pendekatan
Strategi pembelajaran berbasis Kontruktivisme Untuk Siswa Kelas V
konstruktivisme lima fase Needham SDIT Internasional Luqman Al-Hakim
diharapkan mampu mengatasi Yogyakarta Kelas Bilingual. Hasil
permasalahan diatas. Menurut pandangan penelitiannya menunjukkan bahwa
teori konstruktivisme, belajar merupakan pembelajaran menjadi lebih efektif dengan
suatu proses pembentukan pengetahuan. menggunakan bahan ajar dengan
Pembentukan ini harus dilakukan oleh pendekatan konstruktivisme. Hal ini dapat
siswa. Siswa harus aktif melakukan dilihat pada hasil belajar siswa meningkat.
kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep Salah satu kendala untuk
dan memberi makna tentang hal-hal yang menerapkan strategi pembelajaran
sedang dipelajari (Budiningsih, 2005:58). konstruktivisme ini adalah kurang
Needham merupakan salah satu tokoh ketersediaan bahan ajar dikelas.

19
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA: KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA
VOLUME 6, NOMOR 1, 2019 ISSN 2355-7184

Penggunaan bahan ajar dalam proses bentuk representasi yang dapat mem-
pembelajaran akan sangat membantu untuk visualisasikan materi serta bahan ajar
keefektifan dalam meningkatkan seperti modul sebagai sarana pendukung
pemahaman siswa. Penggunaan bahan ajar siswa memahami konsep laju reaksi
dapat membantu siswa memahami materi, (Rosita, Sri & Redjeki, 2013).
sehingga siswa lebih meningkatkan minat Berdasarkan uraian di atas, maka
belajar agar mencapai hasil belajar yang dari itu peneliti tertarik melakukan
baik (Oktarinah, Wiyono & Zulherman, penelitian dengan judul pengembangan
2015). modul laju reaksi berbasis konstruktivisme
Salah satu bahan ajar yang dapat lima fase Needham.
digunakan yaitu modul yang dapat Tujuan yang dicapai dalam
membuat pembelajaran yang menarik, penelitian ini adalah untukmenghasilkan
efektif dan inovatif sesuai dengan modul laju reaksi berbasis konstruktivisme
kebutuhan siswa. Pembelajaran kimia lima fase Needham yang valid dan praktis.
berbasis konstruktivisme lima fase Maka dengan dikembangkannya modul
Needham merupakan cara berfikir, sikap, laju reaksi berbasis konstruktivisme lima
dan perilaku guru dalam proses belajar fase Needham diharapkan modul
mengajar dengan menekankan pada peran yangdikembangkan pada penelitian ini
aktif siswa untuk membangun pengetahuan dapat membantu siswa dalam
kimianya melalui pemahaman terhadap melakukanpembelajaran kimia baik di
realitas kehidupan sebagai hasil dari kelas maupun secara mandiri di rumah.
pengalaman intraksinya. Dalam hal ini
guru juga dituntut untuk mengidentifikasi
secara dini pengetahuan awal siswa. Hal
ini bertujuan agar bentuk kegiatan yang METODE PENELITIAN
akan dilakukan oleh guru dapat Penelitian ini merupakan jenis
disesuaikan dengan karakteristik siswa penelitian dan pengembangan
(Palupi, 2010). (Development & Research) yang bertujuan
Pengembangan modul berbasis untuk mengembangkan modul laju reaksi
konstruktivisme lima fase Needham dapat berbasis konstruktivisme lima fase
membuat siswa aktif mengkonstruksi Needham yang valid dan praktis.
pengetahuannya sendiri dan peran guru Penelitian menggunakan model
hanya sebagai fasilitator sehingga dalam pengembangan Rowntree-Tessmer yang
pembelajaran konstruktivisme siswa terdiri dari tiga tahap, yaitu (1) tahap
membangun sendiri pengetahuannya perencanaan, (2) tahap pengembangan, dan
dengan cara mempelajari modul. Siswa (3) tahap evaluasi meliputi, (1) Self
diberi kebebasan dalam memahami isi Evaluation, (2) Expert Review, (3) One to
modul (Shaari, 2012). One Evaluation, dan (4) Small Group
Kimia merupakan pelajaran yang Evaluation.
tidak lepas dari kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, diperlukan suatu Teknik Pengumpulan Data
pendekatan dan media pembelajaran yang Uji Pakar (Validitas)
dapat memudahkan siswa dalam Uji validasi prototype modul laju
memahami konsep-konsep kimia. Materi reaksi berbasis konstruktivisme lima fase
Laju Reaksi merupakan salah satu materi Needham dilakukan oleh 6 pakar (validator)
yang mempelajari hal-hal mikroskopik, meliputi aspek pedagogik, materi/content,
seperti teori tumbukan dan faktor-faktor dan desain modul. Peneliti menggunakan
yang mempengaruhi laju reaksi. Untuk lembar angket validasi yang disusun untuk
membantu memahami konsep-konsep pengumpulan data validitas. Angket
tersebut diperlukan berbagai macam validasi yang disusun peneliti terdiri atas

20
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA: KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA
VOLUME 6, NOMOR 1, 2019 ISSN 2355-7184

beberapa aspek penilaian atau deskriptor Tabel 1. Kriteria Skor Kevalidan


dengan kriteria skor penilaian berdasarkan Nilai V Kategori
analisis kevalidan Aiken’s. Validator Kevalidan
mengisi lembar angket validasi dan 0 – 0,20 Sangat tidak valid
mengisi bagian komentar atau saran 0,21 – 0,40 Tidak valid
perbaikan yang akan digunakan sebagai 0,41 – 0,60 Kurang valid
bahan dasar untuk merevisi prototype I 0,61 – 0,80 Valid
sehingga menghasilkan prototype yang 0,81 – 1,00 Sangat valid
valid. Uji validasi ini dilakukan pada tahap (Aiken’s dalam Azwar, 2013:134)
expert review evaluation.
Analisis Data Kepraktisan
Uji Kepraktisan Penilaian pendapat siswa terhadap
Uji kepraktisan dilakukan pada tahap modul laju reaksi berbasis konstruktivisme
one-to-one evaluation dan small group lima fase Needham disajikan dalam lembar
evaluation. Tahap one-to-one dilakukan angket dengan menggunakan skala Likert.
kepada 3 orang siswa kelas XI IPA 5 SMA Untuk mendapatkan kriteria kepraktisan,
Negeri 3 Palembang dengan kriteria dilakukan perhitungan skor dengan rumus:
tingkat kecerdasan siswa tinggi, siswa
dengan tingkat kecerdasan sedang, dan 鉨̳銠̳鋘 ̳ ̳ ̳ ̳銠‫̳ ݓ‬
siswa dengan tingkat kecerdasan rendah. Skor kepraktisan = 鉨̳銠̳鋘 鉨 ‫ݓ‬
Tahap small group dilakukan kepada 6
orang siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 3 Tabel 2. Kriteria Skor Kepraktisan
Palembang dengan kriteria tingkat Rentang Skor Klasifikas
kecerdasan berbeda yaitu terdiri dari 2 i
siswa dengan tingkat kecerdasan tinggi, 2 Kepraktis
siswa dengan tingkat kecerdasan sedang, an
dan 2 siswa dengan tingkat kecerdasan 4,2 ≤ skor 5,0 Sangat
rendah. Peneliti menggunakan lembar Praktis
angket kepraktisan yang disusun untuk 3,4≤ skor <4,2 Praktis
pengumpulan data kepraktisan. Instrumen 2,6≤ skor <3,4 Cukup
tersebut berisi daftar pernyataan yang Praktis
disusun peneliti dengan kriteria skor 1,8≤ skor <2,6 Kurang
penilaian 1 s.d 5 (Skala Likert). Siswa juga Praktis
diminta untuk memberikan komentar/saran 1,0≤ skor <1,8 Tidak
maupun tanggapan mereka terhadap Praktis
produk yang dibuat yang akan digunakan (Widoyoko, 2012)
sebagai dasar untuk merevisi prototype
yang dibuat. Analisis Data Pretes dan Postes
Untuk melihat hasil belajar siswa sebelum
Teknik Analisis Data dan setelah menggunakan modul laju
Analisis Data Kevalidan reaksi berbasis konstruktivisme lima fase
Penilaian modul laju reaksi berbasis Needham dengan menggunakan rumus
konstruktivisme lima fase Needham gain skor melalui perhitungan
menggunakan analisis kevalidan Aiken’s. menggunakan rumus:
‫݌‬ ‫ ݌‬െ
Berikut adalah Formula dari Aiken’s <g> = ̳̳Q ‫ ݌‬െ
dalam Azwar (2013:134):
V= ‴ 쳌䁜 耀晦

21
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA: KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA
VOLUME 6, NOMOR 1, 2019 ISSN 2355-7184

Tabel 3. Kriteria Gain Skor Pengembangan Topik


Skor Kategori Peneliti menentukan materi esensial
g > 0,7 Tinggi laju reaksi dan mengembangkan topik
0,7 > g > 0,3 Sedang yang akan disusun sebagai modul laju
g < 0,3 Rendah reaksi berbasis konstruktivisme lima fase
(Rahmawati, 2013) Neeham. Materi esensial tersebut
dirancang sesuai dengan jam pelajaran
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam silabus kurikulum 2013, yaitu 12
Analisis Kebutuhan jam pelajaran (12 x 45 menit) dengan 6
Analisis kebutuhan dilakukan pertemuan yang berorientasikan pada
dengan wawancara dan pemberian angket pembelajaran konstruktivisme lima fase
derajat kesukaran materi kimia kelas XI Needham.
terhadap siswa dan guru kimia kelas XII
SMA Negeri 3 Palembang. Dari Penyusunan Draft
wawancara diperoleh informasi bahwa(1) Peneliti membuat draft modul laju
buku yang digunakan pada pembelajaran reaksi berbasis konstruktivisme lima fase
dianggap masih kurang memenuhi Needham sebagai acuan yang digunakan
kebutuhan dalam mendukung pemahaman dalam mengembangkan prototype produk.
konsep siswa terhadap yang dipelajarinya.
(2) Guru mengharapkan adanya modul Produksi Prototype
yang dapat dimanfaatkan untuk membantu Setelah melakukan tahap
siswa agar lebih aktif menggali dan penyusunan draft modul yang akan
membangun pengetahuan. (3) Siswa dikembangkan, peneliti membuat
cenderung masih mengalami kesulitan prototype 1 (rancangan pertama) modul
dalam mempelajari materi pada pelajaran laju reaksi berbasis konstruktivisme lima
kimia salah satu materinya yaitu materi fase Needham sesuai dengan draft yang
laju reaksi. (4) Proses pembelajaran masih telah disusun.
menggunakan pendekatan konvesional,
Tahap Evaluasi
yaitu pembelajaran berpusat pada guru.
Self Evaluation
Dari hasil pemberian angket derajat
Peneliti mengecek kembali prototype 1
kesukaran materi kimia kelas XI
(rancangan pertama)yang telah dibuat.
berdasarkan siswa diperoleh bahwa materi
Prototype 1 yang telah dibuat dikoreksi
laju reaksi memiliki tingkat kesukaran
dengan meminta arahan dan saran dari
materi kimia yang paling sukar untuk
dosen pembimbing.
dipahami dengan nilai (rerata = 3,0451,
SD = 0,2063). Kemudian, dari hasil
Expert Review Evaluation
pemberian angket derajat kesukaran materi
kimia kelas XI berdasarkan guru diperoleh Expert review bertujuan untuk mengukur
bahwa materi laju reaksi memiliki tingkat validitas produk yang dikembangkan.
kesukaran materi kimia yang paling sukar Aspek validitas yang dinilai meliputi (1)
untuk dipahami dengan nilai (rerata = aspek pedagogik, (2) aspek materi
2,9285, SD = 0,1010). (content), dan (3) aspek desain. Rata-rata
skor validasi tiap aspek antara lain: (1)
Perumusan Tujuan Pembelajaran aspek pedagogik memperoleh rerata skor
Perumusan tujuan pembelajaran validasi sebesar 0,912 interpretasi
dilakukan dengan menggunakan silabus kevalidan Aiken’s dan dinyatakan sangat
kurikulum 2013. valid, (2) aspek materi memperoleh rerata
skor validasi sebesar 0,821 interpretasi
kevalidan Aiken’sdan dinyatakan sangat

22
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA: KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA
VOLUME 6, NOMOR 1, 2019 ISSN 2355-7184

valid, dan (3) aspek desain memperoleh valid) dan aspek desain 0,775 (valid)
rerata skor validasi sebesar 0,775 dengan rata-rata skor validasi 0,836
interpretasi kevalidan Aiken’s dan menyatakan bahwa modul yang
dinyatakan valid. Secara keseluruhan dikembangkan terkategori sangat valid.
ditinjau dari ketiga aspek penilaian Selanjutnya, memperoleh skor rerata
prototype 1 dinyatakan sangat valid. kepraktisan pada uji coba one-to-one
sebesar 4,36 skala likert dan dinyatakan
Dengan demikian, prototype 1 yang
sangat praktis, sedangkan pada uji coba
dikembangkan peneliti layak untuk diuji
small group memperoleh skor rerata
coba. kepraktisan sebesar 4,37 skala likert dan
dinyatakan sangat praktis.Berdasarkan
One-To-One Evaluation analisis hasil belajar siswa, perolehan gain
One-to-one evaluation yaitu uji coba skor diperoleh sebesar 0,4. Dengan
kepada 3 orang siswa bertujuan untuk demikian, tingkat keefektifan modul laju
mengukur kepraktisan produk saat reaksi berbasis konstruktivisme lima fase
digunakan pada pembelajaran. hasil Needham yang dikembangkan dalam
rekapitulasi angket tanggapan siswa pembelajaran kimia termasuk dalam
terhadap prototype 1 pada tahap one-to- kategori sedang.
one evaluation menunjukkan bahwa nilai
rata-rata seluruh deskriptor sebesar 4,36
skala likertdan dinyatakan sangat praktis. DAFTAR PUSTAKA

Small Group Evaluation Artiono. (2015). Pengembangan Buku


Small group evaluation yaitu uji coba Ajar Matematika dengan
kepada 6 orang siswa bertujuan untuk Pendekatan Konstruktivisme untuk
mengukur kepraktisan produk saat Siswa Kelas V SDIT Internasional
digunakan pada pembelajaran. Hasil Luqman Al-Hakim Yogyakarta
rekapitulasi angket tanggapan siswa Kelas Bilingual. Skripsi:
terhadap prototype 2 pada tahap small Universitas Negeri Yogyakarta.
group evaluation menunjukkan bahwa
Azwar. (2013).Analisis Aiken. Jakarta:
nilai rata-rata seluruh deskriptor
Bumi Aksara.
sebesar4,37 skala likert dan dinyatakan
sangat praktis. Budiningsih, C. (2005). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Pretest dan Postest Cipta.
Berdasarkan analisis hasil belajar siswa,
perolehan gain skor diperoleh sebesar 0,4. Fahriye, Zehra, & Aytekin. (2008). A
Dengan demikian, tingkat keefektifan Comprehensive Look Into The
modul laju reaksi berbasis konstruktivisme Learners' Transferable Skills
lima fase Needham yang dikembangkan Related to Constructivist Approach.
dalam pembelajaran kimia termasuk dalam World Applied Sciences Journal,
kategori sedang. 4(4): 558-567.
Gani, A. (2015). Pengaruh Model
SIMPULAN Pembelajaran Dan Persepsi
Modul laju reaksi berbasis konstruktivisme Tentang Matematika Terhadap
lima fase Needham yang telah Minat Dan Hasil belajar
dikembangkan memperoleh skor validasi Matematika Siswa SMP Negeri Di
yang merujuk pada interpretasi kevalidan Kecamatan Salomekko Kabupaten
Aiken’s diperoleh aspek pedagogik 0,912 Bone. Jurnal Daya Matematis, 3(3):
(sangat valid), aspek materi 0,821 (sangat 42-56.

23
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA: KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA
VOLUME 6, NOMOR 1, 2019 ISSN 2355-7184

Ilham, M. (2016). Pengembangan Modul Tessmer, M. (1998). Planning and


Kimia Berbasis Proyek Pada Conduction Formative Evaluations.
Materi Hidrolisis Garam Di Kelas London: Kogan Page.
XI Sekolah Menengah Atas.Skripsi:
Universitas Negeri Medan. Trianto. (2010). Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Nair, S dan Muthiah. (2005). Penggunaan Jakarta: Kencana.
Model Konstruktivisme Lima Fase
Needham dalam Pembelajaran Widoyoko. (2012). Dasar-Dasar Statistika.
Sejarah . Jurnal Pendidik dan Jakarta: Alfabeta.
Pendidikan, 20: 21-41.
Zainal, & Afrinaleni. (2010).
Oktarinah, Wiyono, K., & Zulherman. Keberkesanan Kaedah
(2015). Pengembangan Bahan Ajar Konstruktivisme dalam Pengajaran
Berbasis Model Pembelajaran dan Pembelajaran Matematik.
Proyek Materi Alat-Alat Optik Fakultas Pendidikan: Universitas
Untuk Kelas X SMA. Jurnal Teknologi Malaysia.
Inovasi dan Pembelajaran Fisika,
Zainudin, & Ismail. (2010). Persepsi dan
3(1).
Sikap Pelajar terhadap Pendekatan
Paluvi. (2010). Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme serta Kesan
Konstruktivisme Dalam terhadap Pencapaian dalam Mata
Pembelajaran Kimia Terhadap Pelajaran Matematik di Fakultas
Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa. Pendidikan Universitas Teknologi
Skripsi: UIN Syarif Hidayatulah Malaysia. Fakultas Pendidikan:
Jakarta. Universitas Teknologi Malaysia.

Rahmawati. (2013). Pengembangan Buku


Saku IPA Terpadu Bilingual
dengan Tema Bahan Kimia dalam
Kehidupan sebagai Bahan Ajar di
MTS. Skripsi:Universitas Negeri
Semarang.
Retnawati. (2015). Kurikulum 2013.
Bandung: Yrama Widya.
Rosita, F., Sri, M., dan Redjeki, T. (2013).
Pembelajaran Kimia Berbasis
Multiple Representasi Ditinjau Dari
Kemampuan Awal Terhadap
Prestasi Belajar Laju Reaksi Siswa
SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun
Pelajaran 2011/2012. Jurnal
Pendidikan Kimia, 2(2).
Shaari, A. S. (2012). Keberkesanan Model
Konstruktivisme Lima Fasa
Needham dalam Pengajaran
Komsas Bahasa Mellayu. Jurnal
Pendidikan Bahasa Melayu, 2(1):
79-92.

24

You might also like