Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 18

Slideshare uses cookies to improve functionality and performance, and to provide you with relevant advertising.

If you
continue browsing the site, you agree to the use of cookies on this website. See our User Agreement and Privacy Policy.

Slideshare uses cookies to improve functionality and performance, and to provide you with relevant advertising. If you
continue browsing the site, you agree to the use of cookies on this website. See our Privacy Policy and User Agreement for
details.

Scribd will begin operating the SlideShare business on December 1, 2020 As of this date, Scribd will manage your
SlideShare account and any content you may have on SlideShare, and Scribd's General Terms of Use and Privacy Policy will
apply. If you wish to opt out, please close your SlideShare account. Learn more.

SlideShare Explore Search You

 Upload
 Login
 Signup

 Submit Search

 Home
 Explore

Successfully reported this slideshow.

We use your LinkedIn profile and activity data to personalize ads and to show you more relevant ads. You can change your
ad preferences anytime.

askeb Bayi Baru Lahir NORMAL


Upcoming SlideShare
Loading in …5
×
1
1 of 34

Like this document? Why not share!

 Share
 Email
  
  

 Perdarahan Post Partum by Isma Nur'aini 96349 views


 RETENSIO PLASENTA by Isma Nur'aini 96705 views
 PEMERIKSAAN FISIK by Isma Nur'aini 96509 views

Share SlideShare

 Facebook
 Twitter
 LinkedIn

Embed
Size (px)
Start on
Show related SlideShares at end
WordPress Shortcode
Link
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
59,299 views

 Share
 Like
 Download
 ...

Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)


Follow

Published on Aug 24, 2016

askeb Bayi Baru Lahir laporan pkk 1

...
Published in: Education

 7 Comments
 12 Likes
 Statistics
 Notes


Full Name
Comment goes here.
12 hours ago   Delete Reply Block
Are you sure you want to Yes No
Your message goes here
Post

 Login to see the comments


Imma Midwifery
2 months ago


SulisTianingsih13
2 months ago


Rus inriana
2 months ago


AyuMaulina1
9 months ago


TitikFatimah
1 year ago

Show More
No Downloads
Views
Total views
59,299
On SlideShare
0
From Embeds
0
Number of Embeds
6
Actions
Shares
0
Downloads
227
Comments
7
Likes
12
Embeds 0
No embeds

No notes for slide

askeb Bayi Baru Lahir NORMAL


1. 1. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP By.Ny D DI PUSKESMAS BOJONG
RAWALUMBU BEKASI TAHUN 2016 Disusun Oleh : RATNA IMAS INDRIYANI NIM. 1409010 AKADEMI
KEBIDANAN GEMA NUSANTARA BEKASI 2016
2. 2. ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
TERHADAP By. Ny. D DI PUSKESMAS BOJONG RAWALUMBU BEKASI TAHUN 2016 Disusun Oleh:
RATNA IMAS INDRIYANI NIM. 1409010 Di setujui dan disahkan oleh : Pembimbing Akademik Pembimbing
Lahan Anjani Khairunnisa, S.ST Andhyani Kiteswara, Am.Keb NIK :0424108830 NIP: 19871123 200902 2001
3. 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi Baru Lahir (BBL) disebut dengan neonatus yang merupakan
individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan antara 2500-4000 gram (Vivian, Nanny. 2013 : 1). Menurut
World Health Organization (WHO), setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami
asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi, sebanyak 57%
meninggal pada masa BBL (usia dibawah 1 bulan). Setiap 6 menit terdapat satu bayi meninggal. Penyebab kematian
BBL di indonesia adalah BBLR 29%, Asfiksia 27%, trauma lahir, Tetanus Neonatorum, infeksi lain dan kelainan
kongenital. (Chapter. 2015) Di Indonesia, kematian bayi baru lahir (neonatal) masih menjadi permasalahan
kesehatan. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah 32/1000 kelahiran hidup dan kematian neonatal
19/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012) . Saat ini, kelainan bawaan mempunyai kontribusi yang cukup besar sebagai
penyebab kematian neonatal. Data laporan Riskesdas tahun 2007 menyatakan bahwa sebesar 1,4% bayi baru lahir
usia 0-6 hari pertama kelahiran dan 18,1% bayi baru lahir usia 7-28 hari meninggal disebabkan karena kelainan
bawaan. (Kemenkes RI. 2016) Jumlah kematian ibu dan bayi di Jawa Barat setiap tahun menurun meski tidak
signifikan dan masih di peringkat ketiga setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Meskipun demikian, capaian Jabar
masih jauh dari target nasional Millennium Development Goals (MDG’s) karena kurangnya kesadaran
4. 4. 2 pemerintah daerah. jumlah kematian bayi pada 2010 sebanyak 4.982 kasus, pada 2011 sebanyak 5.142 kasus,
pada 2012 sebanyak 4.803 kasus, pada 2013 sebanyak 4.306 kasus, dan pada 2014 sebanyak 3.979 kasus. (Budiman,
Asep. 2016) Sedangkan menurut Dinas Kesehatan Kota Bekasi pada 2013 tercatat kematian ibu melahirkan
sebanyak 38 orang dan kematian bayi ada 98 orang. (Djamhari. 2013) Kematian bayi sering terjadi karena
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orangtua mengenai gizi pada bayi, perawatan bayi seperti menjaga
kebersihan bayi, perawatan tali pusat yang benar, dan pemberian ASI Eksklusif. Dari hasil Riskesdas 2013
menyatakan bahwa persentase proses mulai mendapat ASI kurang dari satu jam Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada
anak umur 0-23 bulan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 34,5%. Persentase proses mulai mendapat ASI antara
1–6 jam sebesar 35,2%, persentase proses mulai mendapat ASI antara 7–23 jam sebesar 3,7%, sedangkan persentase
proses mulai mendapat ASI antara 24 – 47 jam sebesar 13,0% dan persentase proses mulai mendapat ASI lebih dari
47 jam sebesar 13,7%. (KEMENKES RI, 2014 : 93) Kemudian persentase cara perawatan tali pusat pada anak usia
0-59 bulan dengan tidak diberi apa-apa meningkat dari 2010 (11,6%) menjadi 24,1 persen di 2013, tetapi yang diberi
betadine/alkohol masih lebih besar (68,9%). Persentase pernah disunat pada anak perempuan usia 0-11 tahun sebesar
51,2 persen. (Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. 2013 : xv) Dari hasil presentasi tersebut
kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan
cacat seumur hidup, bahkan kematian. Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan
neonatal sehingga neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke
ekstrauterine dapat bertahan dengan baik karena periode neonatal adalah
5. 5. 3 periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi (Nanny, Vivian.2010:12) Untuk
mewujudkan hal ini, salah satu upaya dalam penurunan AKB adalah dengan memberikan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir dengan baik dan sesuai dengan manajemen asuhan kebidanan, serta memberikan suatu pengetahuan
informasi kepada ibu maupun keluarga mengenai pentingnnya melakukan perawatan pada bayi baru lahir agar tidak
terjadi sesuatu yang tidak di inginkan. (Chapter. 2015) Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk
menyusun Laporan Kasus dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir terhadap By.Ny.D di Puskesmas
Bojong Rawalumbu, Bekasi. B. Tujuan 1. Tujuan umum Memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan
manajemen SOAP dengan pola piker varney yang tepat pada bayi baru lahir dan sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan. 2. Tujuan khusus a. Mampu melakukan pengkajian dan pengumpulan data secara subjektif dan objectif
pada bayi baru lahir. b.Mampu menginterprestasikan data yang terkumpul baik dalam bentuk diagnosa serta masalah
dan kebutuhan terhadap bayi baru ahir c. Mampu mengindentifikasi masalah secara potensial d.Mampu
mengidentifikasi kebutuhan dan melakukan intervensi dan kolaborasi e. Mampu membuat rencana, pelaksanaan, dan
evaluasi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
6. 6. 4 C. Manfaat 1. Bagi penulis Menambah wawasan dan pengetahuan untuk penulis dalam menangani asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir sehingga dapat meninggkatkan pelayanan kesehatan, serta melakukan asuhan
kebidanan sesuai dengan standar yang ditetapkan. 2. Bagi Pendidikan Akbid Gema Nusantara Sebagai dokumentasi
sehingga mahasiswa dapat menambah wawasan dan penggetahuan dalam praktek asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir 3. Bagi Lahan Praktek Puskesmas Pondok Gede a. Memberi masukan sebagai aplikasi antara teori dan praktek
serta menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara lahan praktek dan mahasiswa yang
melaksanakan kegiatan terhadap bayi baru lahir. b. Menambah wawasan dan pengetahuan untuk penulis dalam
menangani asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan. 4. Bagi klien
Menambah pengetahuan dan meningkatkan kesadaran pasien akan pentingnya perawatan pada bayi baru lahir.
7. 7. BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bayi Baru Lahir (Normal) Adalah bayi yang mengalami proses
kelahiran dan menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke ekstra uterin. (Bidan, Putri. 2014) Masa neonatal masa
sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Bayi adalah anak yang belum lama lahir. Bayi baru
lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500-4000 gram
(Ibrahim kristiana S. 1984. Perawatan Kebidanan Jilid II, Bandung) Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai
dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan ( Rukiyah dkk,
2010; h.2). Defenisi Bayi Baru Lahir menurut beberapa ahli yaitu: 1. Bayi Baru Lahir ialah bayi yang lahir selama
satu jam pertama kelahiran ( Saifuddin,2002) 2. Bayi Baru Lahir ialah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu , lahir
biasanya dengan masa gestasi 38- 42 minggu (wong,1996) 3. Bayi Baru Lahir ialah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37-42 minggu, dan berat lahir 2500- 4000 gram ( Dep. Kes.RI ,2005). B. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir
Normal 1. Lahir aterm antara 37-42 minggu 2. Berat badan 2500 – 4000 gram 3. Panjang badan 48 – 52 Cm 4.
Lingkar dada 30 – 38 cm 5. Lingkar Kepala 33 – 35 cm 6. Lingkar lengan 11-12 cm
8. 8. 6 7. Frekuensi jantung 120 – 160 x / menit 8. Pernafasan + 40 – 60 x /menit 9. Kulit kemerah – merahan dan licin
karena jaringan subkutan cukup 10.Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna 11.Kuku
agak panjang dan lemas 12.Nilai APGAR >7 13.Gerak aktif 14.Bayi lahir langsung menangis 15.Reflek rooting
(mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik 16.Refleks
sucking (hisap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik 17.Refleks morro atau gerakan memeluk bila dikagetkan
sudah baik 18.Refleks grasping atau mengenggam sudah baik 19.Genetalia Perempuan : Labia mayora sudah
menutupi labia minora Laki – laki : Testis sudah turun, skrotum sudah ada 20.Eliminasi baik yang ditandai dengan
keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan. (Nanny, vivian.2010 : 2) C. APGAR Score
Penilaian keadaan umum bayi dinilai 1 menit setelah bayi lahir dengan penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini
perlu untuk menilai apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Bila nilai APGAR dalam 2 menit tidak mencapai 7,
maka harus dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut karena kalau bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit
kemungkinan terjadi gejala- gejala neurologic lanjutan dikemudian hari akan lebih besar, maka penilaian APGAR
selain dilakukan pada menit pertama juga dilakukan pada menit ke-5 setelah bayi lahir.
9. 9. 7 Tabel 2.1 Perhitungan APGAR Penilaian Nilai = 0 Nilai = 1 Nilai = 2 Jumlah NA Appearance (warna kulit)
Pucat Badan merah, ekstremitas biru Seluruh tubuh kemerah- merahan Pulse rate (Frekuensi Nadi) Tidak ada < 100
> 100 Grimace (reaksi rangsangan) Tidak ada Sedikit gerakan mimic (grimace) Batuk/bersin Activity (tonus otot)
Tidak ada Ekstremitas dalam sedikit fleksi Gerakan aktif Respiration (pernapasan) Tidak ada Lemah/tidak teratur
Baik/menangis (Tando, Naomy Marie. 2015 : 145-146) D. Adaptasi Fisiologis BBL Terhadap Kehidupan Diluar
Uterus Setelah bayi lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) mebjadi
mandiri secara fisiologis. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui system sirkulasi pernapasannya
sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh,
dan melawan setiap penyakit/infeksi. Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi yaitu dari kehidupan di
dalam rahim ke kehidupan diluar rahim. Periode ini berlangsung sampai 1 bulan atau lebih.
10.10. 8 1. Adaptasi Pernapasan Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.
Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru- paru. a. Perkembangan paru-paru Paru-paru berasal dari titik
tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang, dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur
percabangan bronkus proses ini terus berlanjut sampai usia sekitar 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveoulus
sepenuhnya berkembang, walaupun jannin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III.
Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini
disebabkan karena keterlambatan permukaan alveolus, ketidakmatangan system kapiler paru-paru, dan tidak
tercukupinya jumlah surfaktan. b.Awal adanya napas Factor-faktor yang berperan dalam rangsangan napas pertama
bayi adalah: a) Hipoksia pada akhir prsalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat
pernapasan di otak. b) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan,
yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanis, interaksi antara system pernapasan,
kardiovaskuler, dan susunan syaraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut
yang diperlukan untuk kehidupan. c) Penimbunan karbon dioksida (CO2) Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat
dalam darah dan akan merangsang pernapasan. Berkurangnhya O2 akan mengurangi
11.11. 9 gerakan pernapasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan
pernapasan janin. d) Perubahan suhu Keadaan dingin akann merangsang pernapasan. c. Surfaktan dan upaya
respirasi untuk bernapas Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk: a) Mengeluarkan cairan dari
dalam paru-paru. b) Mengembangkan jaringan alveolus untuk pertama kali. d.Dari cairan menuju udara Bayi cukup
bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga
caira ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secara section cesaria kehilangan keuntungan
dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa
kali tarikan yang pertama udara memenuhi ruangan trachea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dan diserap
oleh pembuluh limfe dan darah. e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler Oksigen
yang memadai merupakan factor yang sagat penting dalam mempertahankan keckupan pertukaran udara. Jika
terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada
pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan
oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar
pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan
12.12. 10 cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulai luar rahim 2. Adaptasi system
peredaran darah Setelah lahir, darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi
melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim
harus terjadi 2 perubahan besar: a. Penutupan firamen ovale pada atrium jantung b.Perubahan duktus anteriosus
antara paru-paru dan aorta. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh system pembuluh.
Oksigen menyebabkan system pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi/meningkatkan resistensinya,
sehingga mengubah aliran darah. Peristiwa yang meubah tekanan dalam system pembuluh darah: a) Pemotongan tali
pusat, aliran darah dari plasenta melalui vena cava inferior dan foramen oval eke atrium kiri terhenti. b) Pernapasan
pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru- paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. c) Dengan
pernapasan, kadar oksigen dalam darah meningkat yang menyebabkan duktus arteriosus mengalami kontriksi dan
menutup. (Tando, Naomy Marie.2013 :135-140) 3. Adaptasi suhu Empat kemungkinan mekanisme yang dapat
menyebabkan bayi baru lahir kehilangan panas tubuhya. a. Konduksi Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda
sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuhh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui
kontak langsung). Sebagai contoh, konduksi bias
13.13. 11 terjadi ketika meninmbang bayi tanpa alas timbangan, memegang bayi saat tangan dingin, dan menggunakan
stetoskop dingin untuk pemeriksaan BBL. b.Konveksi Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang
bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu udara). Sebgaai contoh, konveksi dapat
terjadi ketika membiarkan atau menempatkan BBL dekat jendela, atau membiarkan BBL diruangan yang terpasang
kipas angin. c. Radiasi Panas dipancarkan dari BBL keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (pemindahan
panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda). Sebgai contoh, membiarkan BBL dalam ruangan AC tanpa
diberikan pemanas (radiant warmer), membiarkan BBL dalam keadaan telanjang, atau menidurkan BBL berdekatan
dengan ruangan dingin (dekat tembok). d.Evaporasi Panas hilang melalui proses penguapan yang bergantung pada
kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas dengan cara mengubah cairan menjadi uap). Evaporasi ini
dipengaruhi oleh jumlah panas yang dipakai, tingkat kelembapan udara, dan aliran udara yang melewati. Apabila
BBL dibiarkan dalam suhu kamar 250C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi
yang besarnya 200 kg/BB, sedangkan yang dibentuk hanya 1 10 nya saja. Agar dapat mencegah terjadinya
kehilangan panas pada bayi, maka lakukan hal berikut.
14.14. 12 a) Keringkan bayi secara seksama b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih yang kering dan hangat c)
Tutup bagian kepala bayi d) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya e) Jangan segera menimbang atau
memandikan bayi baru lahr. f) Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. (Nanny, Vivian.2010:13-14) E. IMD
( Inisiasi Menyusui Dini) Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan
diteruskan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan. Pemberian ASI juga meningkatkan
ikatan kasih saying (asih), memberikan nutrisi terbaik (asuh) dan melatih reflex dan motorik bayi (asah). (Kemenkes
RI. 2010 : 10) Langkah Inisiasi Menyusui Dini (IMD) : 1. Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit pada
ibunya segera setelah lahir minimal satu jam. 2. Bayi harus dibiarkan untuk melakukan IMD dan ibu dapat
mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu serta member bantuan jika diperlukan. 3. Menunda semua prosedur
lainnya yang harus dilakukan kepada BBL, hingga inisiasi menyusui selesai dilakukan, prosedur tersebut seperti :
pemberian salep/tetes mata, pemberian vitamin K1, menimbang dan lain- lain. (JNPK-KR. 2012 : 120) Keuntungan
IMD untuk ibu Merangsang produksi oksitosindan prolaktin pada ibu. 1. Pengaruh oksitosin : a) Membantu
konntraksi uterus sehingga menurunkan risiko perdarahan pasca persalinan.
15.15. 13 b) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi ASI. c) Membantu ibu mengatasi stress
sehingga ibu merasa lebih tenang dan tidak nnyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya. 2.
Pengaruh prolaktin : a) Meningkatkan produksi ASI. b) Menunda ovulasi Keuntungan IMD untuk bayi 1.
Mempercepat keluarnya kolostrum yaitu makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal untuk kebutuhan bayi. 2.
Mengurangi infeksi dengan kekebalan pasif (melalui kolostrum) maupun aktif. 3. Mengurangi 22% kematian bayi
berusia 28 hari kebawah. 4. Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif dan lamanya bayi disusui
membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan isap, telan dan napas. Refleks menghisap awal pada bayi paling
kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir. 5. Meningkatkan jalinan kasih sayang dengan bayi. 6. Mencegah
kehilangan panas. (JNPK-KR. 2012 : 121) F. Rawat gabung Rawat gabung adalah suatu cara perawatan yang
menyatukan ibu beserta bayinya dalam satu ruangan, kamar, atau suatu tempat secara bersama-sama dan tidak
dipisahkan selama 24 jam penuh dalam seharinya. (Nanny, Vivian. 2013 : 18). Ibu dan bayi harus tidur dalam satu
ruangan selama 24 jam. Idealnya BBL ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya. Ini adalahcara
16.16. 14 yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu segera menyusui bayinya dan
mencegah paparan infeksi pada bayi. (Kemenkes. 2010 : 9) Tujuan dilakukannya rawat gabung adalah: 1. Ibu dapat
menyusui bayinya sedini mungkin dan setiap saat atau kapan saja saat dibutuhkan. 2. Ibu dapat melihat dan
memahami cara perawatan bayi yang benar seperti yang dilakukan oleh petugas. 3. Ibu mempunyai pengalaman dan
keterampilan dalam merawat bayinya. 4. Suami dan keluarga dapat dilibatkan secara aktif untuk mendukung dan
membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya secara baik dan benar 5. Ibu dan bayi mendapat kehangatan
dan emosional. (Nanny Vivian. 2013 : 18) Manfaat dilakukannya rawat gabung memungkinkan ayah dan ibu bayi
diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman cara merawat bayinya segera sesudah melahirkan. Manfaat rawat
gabung antara lain : a. Fisik Bila bayi dekat dengan bayi, maka ibu akan mudah untuk melakukan perawatan sendiri.
Dengan perawatan sendiri dan pemberian ASI sedini mungkin, maka akan mengurangi kemungkinan terjadinya
infeksi silang dari pasien lain atau pun petugas kesehatan (Nanny Vivian. 2013 : 19) b. fisiologis Bila ibu dekat
dengan bayinya akan segera di susui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologi yang
alami, dimana bayi mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Bagi ibu yang
17.17. 15 menyusui akan timbul reflek oksitosin yang dapat membantu proses fisiologi involusi rahim. (Nanny Vivian.
2013 : 19) c. Psikologis Dari segi psikologis akan segera terjadi proses lekat akibat sentuhan badan antara ibu dan
bayi. Hal tersebut akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan psikologi bayi. Selain itu, kehangatan tubuh ibu
merupakan stimulus mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. (Nanny Vivian. 2013 : 19) d. Edukatif Ibu akan
mempunyai pengalaman yang berguna sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah
sakit. Selama di RS ibu akan melihat, belajar, dan mendapat bimbingan mengenai cara menyusui secara benar, cara
merawat payudara, tali pusat, memandikan bayi, dan sebagainya. Keterampilan ini di harapkan dapat menjadi modal
bagi ibu untuk merawat bayi dan dirinyasendiri setelah pulang dari RS. (Nanny Vivian. 2013 : 19) e. Ekonomi
Pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin. Bagi rumah sakit, terutama rumah sakit pemerintah terhadap
anggaran pengeluaran untuk pembelian susu formula, botol susu, dot, serta peralatan lain yang di butuhkan. Beban
perawat menjadi lebih ringan karena ibu berperan besar dalam merawat bayinya sendiri sehingga waktu luang dapat
di manfaatkan untuk kegiatan lain. (Nanny Vivian. 2013 : 19) f. Medis Secara medis pelaksanaan rawat gabung
dapat menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada bayi, serta menurunkan angka morbiditasdan mortalitas ibu
maupun bayi. (Nanny Vivian. 2013 : 19)
18.18. 16 G. Tahap-tahap Bounding Attachment Berikut ini tahap-tahap terjadinya ikatan bhatin (Bounding
Attachment) antara orang tua dan bayi : 1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh,
berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya. 2. Bounding (keterikatan). 3. Attachment,perasaan
saying yang mengikat individu dengan individu lainnya. (Muslihatun, Wafi Nur. 2010 :53) H. Bayi baru lahir
bermasalah Masalah yang perlu tindakan segera dalam 1 jam 1. Tidak bernapas/ sulit bernapas Penanganan umum
yang bisa diberikan adalah : a. Keringkan bayi atau ganti kain yang basah dan bungkus dengan pakaian hangat dan
kering. b. Segera klem dan potong tali pusat. c. Letakkan bayi pada tempat yang keras dan hangat. d. Lakukan
pedoman pencegahan infeksi dalam setiap melakukan tindakan. e. Lakukan resusitasi bila terdeteksi adanya
kegagalan napas setelah bayi lahir. f. Jika resusitasi tidak berhasil, maka berikan ventilasi. 2. Sianosis / kebiruan dan
sukar bernapas Jika bayi mengalami sianosis (kebiruan ), sukar bernapas (frekuensi < 30 atau > 60 x/ menit), ada
tarikan dinding dada ke dalam, atau merintih, maka lakukan hal berikut : a. Isap mulut dan hidung untuk
memastikan jalan napas tidak tersumbat. b. Berikan oksigen 0,5 liter/ menit.
19.19. 17 c. Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang men- support kondisi bayi. d. Tetap menjaga kehangatan
bayi. 3. Bayi berat lahir rendah ( BBLR) < 2500 gram. Ada dua macam BBLR, yang pertama bayi lahir kecil akibat
kurang bulan. Dan yang kedua adalah bayi lahir kecil dengan BB yang seharusnya untuk masa gestasi (dismatur) a.
Bayi lahir kecil akibat kurang bulan (premature) masa gestasi < 37 minggu b. Factor penyebabnya adalah sebagai
berikut: 1) Ibu mengalami perdarahan antepartum, trauma fisik/psikologis, dan DM, atau usia ibu masih terlalu
muda (< 20 tahun) dan multigravida dengan jarak kehamilan yang dekat. 2) Keadaan social ekonomi rendah 3)
Kehamilan ganda atau hidramnion. c. Ciri-ciri bayi premature adalah sebagai berikut : 1) Berat kurang < 2500 gram
2) Lingkar dada < 30 cm 3) Panjang badan < 45 cm 4) Lingkar kepala < 33 cm 5) Kepala lebih besar dari badannya
6) Kulitnya tipis transparan dan banyak lanugo 7) Lemak subkutan minimal d. Bayi lahir kecil dengan berat badan
yang seharusnya untuk masa gestasi (dismatur). Kondisi ini dapat terjadi preterm, aterm, maupun postmatur. Bayi
lahir dengan berat sangat kecil (BB< 1.500 gram atau usia < 32 minggu) sering masalah berat seperti : 1) Sukar
bernapas; 2) Sukar minum( menghisap); 3) Ikterus berat;
20.20. 18 4) Infeksi berat; 5) Rentan hipotermi; 6) Segera rujuk jika bayi mengalami kondisi-kondisi tersebut e. Letargi
Tonus otot rendah dan tidak ada gerakan sehingga sangat mungkin bayi sedang sakit berat. Jika ditemukan kondisi
demikian, maka segera rujuk. f. Hipotermi ( suhu < 36 ˚C ) Bayi mengalami hipotermi barat jika suhu aksila < 35
˚C. untuk mengatasi kondisi tersebut, lakukan hal berikut : 1) Gunakan alat yang ada incubator, radian heater, kamar
hangat, atau tempat tidur hangat. 2) Rujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki Neonatal Intensif Care Unit
( NICU ) 3) Jika bayi sianosis, sukar bernapas, atau ada tarikan dinding dada dan merintih, segera berikan oksigen.
g. Kejang h. Diare Bayi dikatakan mengalami diare jika terjadi pengeluaran feses yang tidak normal, baik dalam
jumlah maupun bentuk (frekuensi lebih dari normal dan bentuknya cair). Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3
kali buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar. i. Obstipasi
Obsipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau adanya obstruksi pada saluran cerna, atau
bisa didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama 3 hari atau lebih. Lebih dari 90 % bayi baru lahir
akan mengeluarkan mekonium dalam 24 jam pertama, sedangkan sisanya akan
21.21. 19 mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama kelahiran. Jika hal ini tidak terjadi maka harus dipikirkan
adanya obstipasi. Namun, harus di ingat bahwa ketidakteraturan defekasi bukanlah suatu obstipasi pada bayi yang
menyusu, karena pada bayi bayi yang mengkonsumsi ASI umumnya sering tidak mengalami defekasi selama 5-7
hari dan kondisi tersebut tidak menunjukkan adanya gangguan karena nantinya bayi akan mengeluarkan feses dalam
jumlah yang banyak sewaktu defekasi. Seiring dengan bertambahnya usia dan variasi dalam dietnya, lambat laun
defekasi akan menjadi lebih jarang dan feses yang dikeluarkan menjadi lebih keras. j. Infeksi Infeksi perinatal adalah
infeksi pada neonates yang terjadi pada masa antenatal, intranatal, dan postnatal. k. Sindrom kematian bayi
mendadak (Sudden Infant Death Syndrome/ SIDS). Sudden Infant Death Syndrome/ SIDS terjadi pada bayi sehat
secaramendadak, ketika sedang ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal beberapa jam kemudian. Angka kejadian
SIDS sekitar 4 dari 1.000 kelahiran hidup. Insiden puncak dari SIDS terjadi pada bayi usia 2 minggu dan 1 tahun.
( Nanny, Vivian. 2013 : 6-8) 4. Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir a. Membersihkan jalan nafas Bayi normal
akan menangis spontan segera setelah lahir. Bila bayi baru lahir segera menangis spontan atau segera menangis,
hindari melakukan penghisapan secara rutin pada jalan nafasnya karena penghisapan pada jalan nafas yang tidak
dilakukan secara hati-hati dapat menyebabkan perlukaan pada jalan nafas hingga terjadi infeksi, serta dapat
merangsang terjadinya gangguan denyut jantung dan
22.22. 20 spasme (gerakan involuter dan tidak terkendali pada otot, gerakan tersebut diluar kontrol otak). Pada laring
dan tenggorokan bayi. Bayi normal akan segera menangis segera setelah lahir. Apabila tidak langsung menangis
maka lakukan: 1) Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat. 2) Posisi kepala diatur lurus
sedikit tengadah ke belakang. 3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kassa steril. 4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain
kering dan kasar agar bayi segera menangis. b. Memotong dan merawat tali pusat Setelah bayi lahir, tali pusat
dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Luka tali pusat
dibersihkan dan dirawat dengan perawatan terbuka tanpa dibubuhi apapun. c. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Cegah terjadinya kehilangan panas dengan mengeringkan tubuh bayi dengan handuk atau kain bersih kemudian
selimuti tubuh bayi dengan selimut atau kain yang hangat, kering, dan bersih. Tutupi bagian kepala bayi dengan topi
dan anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya serta jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru
lahir karena bayi baru lahir mudah kehilangan panas tubuhnya. d. Pemberian vitamin K Kejadian perdarahan karena
defisiensi Vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi, sekitar 0,25 – 0,5 %. Untuk mencegah
23.23. 21 terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi Vitamin K peroral
1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi Vitamin K perenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM. e.
Upaya profilaksis terhadap gangguan mata. Pemberian obat salep mata Tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan
penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual). Tetes mata / salep antibiotik tersebut harus diberikan
dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran. Upaya profilaksis untuk gangguan pada mata tidak akan efektif jika
tidak diberikan dalam 1 jam pertama kehidupannya. (Liana, Merry. 2015)
24.24. BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KASUS : Bayi Baru
Lahir Normal DI : Puskesmas Bojong Rawalumbu PADA : Tanggal : 11 Bulan 06 Tahun 2016 Waktu : 12.30 WIB
I. DATA SUBJEKTIF A. Identitas / Biodata Nama Bayi : By.Ny.D Nama Ibu : Ny.D Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 29 thn Tgl.Lahir : 10-06-2016 Agama : Islam Anak Ke : 3 (TIGA) Pekerjaan : IRT Alamat : Rawalumbu
Alamat : Rawalumbu B. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kehamilan Sekarang Trimester I : ANC I kali di puskesmas
dengan keluhan mual muntah Trimester II : ANC II kali di puskesmas Trimester III : ANC III kali di puskesmas b.
Riwayat Persalinan Sekarang Lama Persalinan : 19 Jam 30 Menit Kala II : 25 Menit Kala I : 17 Jam Kala IV : 2 Jam
Kala III : 5 Menit Keadaan Air Ketuban : Jernih Waktu Pecah : 23:15 WIB Jenis Persalinan : Spontan Lilitan Tali
Pusat : Tidak Ada Episiotomi : Tidak Dilakukan
25.25. 23 II. DATA OBJEKTIF Kajian Fisik Tanda Vital  Temp : 36,70c, BB : 3.000 gram, Rr : 56 x/m  Pols : 138
x/menit, PB : 48 cm, Reflek : (+) positif Apgar Score : A : 2 P : 2 G : 2 A : 2 R : 2  Kepala UUB : Normal UUK :
Normal Moulage : 0 Caput Succudenum : Tidak Ada Bentuk Kepala : Normal, Bulat Keadaan Tubuh : Bersih 
Mata Bentuk Mata : Simetris, Normal Strabismus : Tidak Ada Pupil Mata : Nomal Sklera : An Ikterik Keadaan :
Bersih Bulu Mata : Tidak Ada Kelainan  Hidung Bentuk : Normal Lubang Hidung : Terdapat Septum Pernafasan
Cuping Hidung : Tidak Ada Keadaan : Baik  Mulut Bentuk : Normal Palatum : Ada Gusi : Normal Reflek Hisap :
(+) Positif Bibir : Normal  Telinga Posisi : Sejajar Keadaan : Normal  Leher Pembesaran Vena/Kelenjar : Tidak
Ada Pergerakan Leher : Baik  Dada Posisi : Simetris Mamae : Simetris, Ada, Normal Suara Nafas : Normal 
Perut Bentuk : Normal, Tidak Ada Perdarahan Tali Pusat  Punggung-bokong Bentuk : Normal
26.26. 24  Ekstremitas Jari Tangan : Lengkap Jari Kaki : Lengkap Posisi dan Bentuk : Normal Pergerakan : Aktif 
Genetalia Jenis Kelamin : Perempuan BAK Pertama : 30 Menit Pertama BAB Pertama : 60 Menit Pertama  Reflek
Menghisap (Sucking) : (+) Positif Menggenggam (graping) : (+) Positif Reflek kaki (Staping) : (+) Positif Reflek
Moro : (+) Positif  Ukuran Antropometri Berat Badan : 3.000 gram, Tinggi Badan : 48 cm Lingkar Kepala : 31
cm, Lingkar Dada : 32 cm LILA : 9 cm III. ANALISA DATA Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Usia
Kehamilan 1 jam Masalah : Tidak Ada Kebutuhan : Tidak Ada IV. PERENCANAAN (PLANNING) 1.
Memberitahu ibu tentang keadaan bayinya bahwa bayinya lahir dengan selamat dan sehat dengan jenis kelamin :
laki-laki, BB : 3.000 gram, PB : 48 cm, ibu mengerti tentang keadaan bayinya. 2. Menganjurkan ibu untuk menyusui
bayinya selama 6 bulan tanpa diberi makanan/minuman tambahan apapun. Fungsinya penting bagi daya tahan tubuh
dan pertumbuhan pada bayi ibu mengerti dan bersedia menyusui bayinya selama 6 bulan tanpa diberikan makanan
atau minuman tambahan apapun.
27.27. 25 3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand, kapan saja tanpa dijadwal. Ibu mengerti dan
ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara on demand. 4. Menganjurkan ibu untuk mengganti kassa pada bayi
yaitu ketika kassa basah atau setiap bayi mandi. Cara mengganti kassa yaitu dengan melipat segitiga lalu tali pusat
dibungkus tanpa dibubuhi dengan apapun. Ibu bersedia mengganti kassa dan kassa sudah diganti. 5. Memberikan
penjelasan pada ibu dan keluarga tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi tidak mau menetek, suhu tubuh bayi tinggi
sampai menggigil, tali pusat berdarah dan belum BAB 24 jam terakhir. Bila mendapati salah satu tanda tersebut
maka ibu diharapkan melapor kepetugas kesehatan. Ibu mengerti tentang tanda bahaya bayi baru lahir dan bersedia
untuk melapor kepetugas kesehatan bila mendapati salah satu tanda tersebut terhadap bayinya. 6. Menganjurkan ibu
untuk menjaga kehangatan bayinya seperti jangan menempatkan bayi didekat jendela, jangan menempatkan bayi
ditempat yang dingin atau terpapar langsung dengan udara sekitar. Ibu mengerti tentang penjeasan bidan dan akan
menjaga kehangatan bayinya. 7. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene bayi dan mengganti popo bayi
pada saat bayi BAB dan bayi BAK. Ibu bersedia untuk menjaga personal hygiene bayinya. 8. Memberitahu ibu
bahwa bayinya kan diberikan vit K untuk mencegah perdarahan pada bayiyang akan disuntikkan di paha luar
sebelah kiri secara IM dengan dois 0,1 mg. vit K sudah diberikan. 9. Memberikan salep mata oxy tetracycline 1%
untuk mencegah infeksi dengan cara oleskan salep mata dari mata bagian dalam kearah bagian luar secara
bergantian antara mata kanan dan kiri. Salep mata telah diberikan.
28.28. 26 V. CATATAN PERKEMBANGAN TANGGAL DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF ANALISA DATA
PERENCANAAN 11/06/2016 Ibu mengatakan bayinya sudah disusui dan tidak rewel KU : Baik DJB:144 x/m S :
37,5 0C Rr : 43 x/m Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan 6 jam 1. Menjelasakan kepada ibu hasil
pemeriksaan bahwa keadaan bayinya dalam keadaan baik yaitu DJB : 144 x/m, S : 37,50C, Rr : 43 x/m. Ibu
mengerti tentang hasil pemeriksaan. 2. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya. Ibu bersedia
untuk menjaga kehangatan bayinya. 3. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap menyusui bayinya secara on
demand, kapan saja tanpa dijadwal, tetapi jika bayi tidur maka setiap 2 jam sekali bayi dibangunkan. Ibu bersedia
untuk menyusui bayinya. 4. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk mengganti kassa bayi
29.29. 27 setiap kassa sudah basah dan setiap bayi mandi. Ibu bersedia mengganti kassa bayi dan kassa telah diganti. 5.
Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayinya. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan
bayinya.
30.30. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan By.Ny.D yang berjenis kelamin laki-aki lahir pada tanggal 10 juni 2016
pukul 23.25 WIB anak ketiga dari pasangan Ny.D dan Tn.I. Riwayat antenatal care Ny.D yaitu 6 x selama masa
kehamilan dilakukan di puskesmas dan melakukan imunisasi TT selama 2 kali , ibu tidak mempunyai masalah
dalam kehamilannya ibu tidak mempunyai penyakit selama masa kehamilan tidak ada komplikasi terhadap janin dan
ibu. Adapun riwayat intanatal nya By.Ny.D lahir pada tanggal 10 Juni 2016 pada pukul 23.25 WIB , jenis persalinan
spontan ditolong oleh bidan di puskesmas bojong rawaumbu. Lama persalinan pada kala 1 adalah 17 jam dan pada
kala 2 selama 5 menit tidak ada komplikasi yang terjadi selama masa persalinan. By.Ny.D lahir dengan Berat Badan
3000 Gram, panjang badan 48 cm, Lingkar Kepala 32 cm, Lingkar Dada 31 cm, dengan nilai APGAR score nya
9/10 tidak ada caput succedaneum dan caput hematoma dan tidak ada cacat bawaaan pada By.Ny.D, keadaan nya
baik mempunyai reflek yang baik. Eliminasi bayi juga baik yaitu pada 30 m3nit pertama bayi sudah dapat Buang Air
Kecil (BAK), dan pada 60 menit pertama bayi sudah dapat Buang Air Besar (BAB). Rencana asuhan terhadap
By.Ny.D yaitu beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan, anjurkan ibu untuk menyusui bayinya selama 6 bulan,
anjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand, anjurkan ibu untuk mengganti kassa bayi ketika basah atau
lembab dan ketika mandi,beritahu ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir, anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan
bayinya, anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene bayi, beritahu ibu bahwa bayinya akan disuntikkan vit K, dan
beritahu ibu bahwa bayinya akan diberikan salep mata.
31.31. 29 Implementasi (pelaksanaan) dari rencana asuhan bayi baru lahir yaitu memberitahu ibu tentang hasil
pemeriksaan, menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya selama 6 bulan tanpa tambahan makanan atau minuman
apapun, menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand (kapan saja) tanpa dijadwal, menganjurkan
ibu untuk mengganti kassa bayi ketika kassa basah atau lembab dan ketika mandi, memberitahu ibu tanda bahaya
bayi baru lahir seperti bayi tidak mau menetek, suhu bayi tinggi hingga menggigil, tali pusat berdarah, dan belum
BAB 24 terakhir, menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya, memberitahu ibu bahwa bayinya kan
diberikan vit K pada paha bagian luar sebelah kiri secara IM dengan dosis 0,1 mg, dan memberitahu ibu bahwa
bayinya akan diberikan salep mata Oxy Tetracyline 1 %. Evaluasi dari asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yaitu
ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan, ibu mengerti tentang semua penjelasan bidan dan bersedia mengikuti
anjuran bidan. Dalam praktek asuhan kebidanan pada bayi baru lahir tidak ada kesenjangan praktek dan teori yang
didapat dari pendidikan. B. Saran 1. Bagi Institut Pendidikan Akbid Gema Nusantara Diharapkan mampu
meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan dibidang
teori dan praktek terhadap bayi baru lahir. 2. Bagi Lahan Praktek Puskesmas Bojong Rawalumbu Agar
meningkatkan kualitas pelayanan atau asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir sesuai dengan perkembangannya
serta melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan teori yang ada.
32.32. 30 3. Bagi Penulis Diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dalam memberikan asuhan terhadap bayi baru
lahir yang didapat dari lahan praktik. 4. Bagi klien Diharapkan ibu mampu melakukan perawatan bayi baru lahir
secara mandiri sesuai dengan yang telah diajarkan oleh bidan dan setelah diperbolehkan pulang sesuai dengan
anjuran bidan.
33.33. 31 DAFTAR PUSTAKA Nanny, Vivian, 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika JNPK-KR. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Johariyah.dkk.2012. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi
Baru Lahir. Jakarta : CV.Trans Info Media Maryunani, Anik. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita & Anak Pra-
sekolah. Jakarta : IN MEDIA Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan NeonAtus Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya Maryunani, Anik. 2015. Kamus Bidan Bergambar dalam Asuhan Kebidanan. Jakarta : IN MEDIA Putri,
Bidan. Materi Kebidanan. http://materi-bidan. blogspot. co. id/2014/11/definisi-dan-asuhan-bayi-baru-lahir-bbl.html,
diakses pada tanggal 13 Agustus 2016 Chapter. 2015. Latar belakang neonatal. http: //repository. usu. ac.
id/bitstream/123456789/30984/4/Chapter%20I.pdf. diakses pada tanggal 13 Agustus 2016 KEMENKES RI. 2014.
Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : KEMENKES RI Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI.
2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS 2013). Jakarta : RISKESDAS
34.34. 32 KEMENKES RI. 2016. 3 Maret HariI Kelainan Bawaan Sedunia Cegah Bayi Lahir Cacat dengan Pola Hidup
Sehat. http://www.depkes.go.id /pdf.php?id=16030300001, diakses pada tanggal 14 Aguatus 2016 Liana, Merry.
2015. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir Fisiologis. http://merry- creations.blogspot.co.id/2015/01/konsep-dasar-bayi-
baru-lahir-fisiologis.htm l, diakses pada tanggal 13 Agustus 2016 Djamhari. 2013. Kematian Ibu dan Anak di Bekasi
Terus Turun. http://lifestyle.okezone.com/read/2013/12/29/482/918922/kematian-ibu-dan- anak-di-kabupaten-
bekasi-terus-turun, diakses pada tanggal 13 Agustus 2016 Budiman, Asep. 2016. Penurunan Kematian Ibu dan Bayi
di Jabar tidak Signifikan. http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2015/08/21/33922 2/penurunan-kematian-
ibu-dan-bayi-di-jabar-tidak-signifikan
Recommended


Perdarahan Post Partum
Isma Nur'aini


RETENSIO PLASENTA
Isma Nur'aini


PEMERIKSAAN FISIK
Isma Nur'aini


Master KP4
Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)


PPT LTA KEBIDANAN
Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)


ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)

ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)

 English
 Español
 Português
 Français
 Deutsch

 About
 Dev & API
 Blog
 Terms
 Privacy
 Copyright
 Support

Share Clipboard

 Facebook
 Twitter
 LinkedIn

Link
Public clipboards featuring this slide

×
No public clipboards found for this slide

Select another clipboard

Looks like you’ve clipped this slide to already.

Create a clipboard

You just clipped your first slide!


Clipping is a handy way to collect important slides you want to go back to later. Now customize the name of a clipboard to
store your clips.

Name*

Description

Visibility
Others can see my Clipboard

Cancel Save

You might also like