Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Pengabdian Masyarakat : Darma Bakti Teuku Umar Vol 1, No 1 (2019) Juli-Desember

darmabakti@utu.ac.id P-ISSN: 2715-5390, E-ISSN: 2715-4475

Remaja Kreatif-Produktif sebagai Treatment Pencegahan


Terhadap Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Pedesaan
Nurlian1, Akmal Saputra2, Rahmah Husna Yana3
1,2,3 Jurusan
Sosiologi, Universitas Teuku Umar
Email: nurlian@utu.ac.id
Email: akmalsaputra@utu.ac.id
Email: rahmahusnayana@utu.ac.id

Submitted: 15 Desember 2019 Revised: 29 Desember 2019 Accepted: 31 Desember 2019

Abstract
Teenagers are the next generation of the nation whose creativity must be built to be able to give birth to
productivity in their daily lives and to live side by side with the community. Building the creative-
productive personality of adolescents, obviously teenagers must be kept away from drugs, both cannabis,
methamphetamine and other types of drugs. Drugs are chemicals that are able to kill the creativity of
adolescents in addition to killing the mental side of the other and damage their health. There have been
many cases of adolescents who have problems after becoming drug users, so that such conditions are
disturbing the community and disturbing harmony in society. To awaken these teenagers, creative-
productive as prevention of drug abuse must be done in rural areas. Creative and productive thinking
will give birth to many positive benefits for adolescents' lives and there are no social problems that arise
due to teenagers. Creative-productive thinking is able to create positive changes for the lives of
adolescents themselves, for example, will train teens to discipline themselves, be able to give birth to new
ideas, be able to do positive things too, maintain attitudes in the community and be able to plan good
future.
Keywords: Creative-Productive Thinking, Drug Prevention and Abuse

Abstrak
Remaja adalah generasi penerus bangsa yang harus dibangun sisi kreatifitasnya untuk mampu
melahirkan produktivitas dalam kehidupannya sehari-hari dan untuk hidup berdampingan
dengan masyarakat. Membangun sisi kepribadian remaja kreatif-produktif, secara nyata remaja
harus dijauhkan dari narkoba, baik ganja, sabu-sabu dan jenis narkoba laiinya. Narkoba adalah
zat kimia yang mampu membunuh kreatifitas remaja selain membunuh mental sisi lainnya
serta merusak kesehatannya. Sudah banyak kasus-kasus remaja yang bermasalah setelah
menjadi pengguna narkoba, sehingga kondisi seperti itu meresahkan masyarakat dan
mengganggu keharmonisan dalam masyarakat. Untuk menyadarkan remaja-remaja tersebut,
kreatif-produktif sebagai pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba harus dilakukan
diwilayah pedesaan. Berpikir kreatif dan produktif akan melahirkan banyak manfaat posistif
bagi kehidupan remaja dan tidak ada masalah-masalah sosial yang muncul yang disebabkan
oleh remaja. Berpikir kreatif-produktif mampu menciptakan perubahan-perubahan yang
posistif bagi kehidupan remaja itu sendiri, misalnya, akan melatih remaja untuk mendisplinkan
diri, mampu melahirkan ide-ide baru, mampu untuk melakukan hal-hal positif juga, menjaga
sikap di masyarakat dan mampu menyusun rencana masa depan yang baik.
Kata Kunci: Berpikir Kreatif-Produktif, Pencegahan dan Penyalahgunaan Narkoba

1. PENDAHULUAN berbagai pengetahuan. Berpikir


Berpikir merupakan proses merupakan kegiatan akal untuk
mental yang akan menghasilkan mengolah pengetahuan yang

206
Jurnal Pengabdian Masyarakat : Darma Bakti Teuku Umar Vol 1, No 1 (2019) Juli-Desember
darmabakti@utu.ac.id P-ISSN: 2715-5390, E-ISSN: 2715-4475

didapat melalui panca indra Berpikir kreatif dan produktif


kemudian ditujukan untuk merupakan salah satu treatment
pencapaian kebenaran (Rahmat, untuk mengarahkan seseorang dari
1991) persoalan-persoalan penyimpangan
Berpikir kreatif diharapkan perilaku, terutama para remaja atau
dapat memunculkan ide- pemuda. Remaja atau pemuda
ide/gagasan yang baru, produk merupakan kelompok yang paling
yang inovatif, mampu mengarahkan rentan untuk menjadi pelaku
diri pada objek tertentu, mampu perilaku yang menyimpang,
memperinci suatu gagasan, mampu dikarenakan pada usia remaja
menganalisis ide-ide dan kualitas merupakan usia yang masih sangat
karya pribadi, mampu menciptakan labil dan sangat mudah dipengaruhi
suatu gagasan baru dalam oleh lingkungan.
pemecahan masalah. (Munandar, Penyimpangan perilaku yang
1999) paling sering terjadi adalah menjadi
Berpikir kreatif merupakan pengguna dan pengedar narkoba,
salah satu kemampuan personal karena pada usia remaja, mereka
atau individu untuk dapat akan dihadapkan dengan rasa
memikirkan apa yang belum penasaran dan selalu ingin mencoba
terpikirkan oleh orang lain, sesuatu hal yang baru, jiwa mereka
sehingga personal atau individu pada usia remaja juga tergolong
tersebut mampu melakukan dan sangat labil. Prinsip-prinsip hidup
mengerjakan apa yang belum masih mudah untuk digoyah
pernah dikerjakan oleh orang lain. dengan pengaruh hal-hal yang baru.
Berpikir kreatif pada remaja Remaja merupakan generasi
akan dapat terwujud, apabila penerus bangsa yang akan menjadi
mendapat dukungan dari pemimpin dimasa mendatang.
lingkungannya, atau apabila Remaja harus diarahkan pada
mendapat dorongan yang kuat pada kegiatan yang positif, remaja harus
individu itu sendiri. diarahkan pada bagaimana mereka
Berpikir kreatif akan dapat untuk berfikir kreatif dan produktif
berkembang, maka dukungan dari sekaligus dapat berinovasi agar
lingkungan sangat diharapkan, bermanfaat bagi mereka sendiri dan
misalnya: lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat.
lingkungan pendidikan, lingkungan Jika remaja telah dirusak oleh
pekerjaan dan lingkungan pengaruh narkoba, maka dapat
masyarakat secara umum. dipastikan mereka secara individu
tidak dapat lagi untuk berpikir

207
Jurnal Pengabdian Masyarakat : Darma Bakti Teuku Umar Vol 1, No 1 (2019) Juli-Desember
darmabakti@utu.ac.id P-ISSN: 2715-5390, E-ISSN: 2715-4475

kreatif-produktif dan berinovasi. pola berpikir sehat sosial, sehingga


Berbagai permasalahan sosial tertib sosial mudah terbangun
kemudian akan muncul yang akan ditengah-tengah masyarakat.
berdampak pada kehidupan Sosialisasi yang lakukan oleh
masyarakat dimasa yang akan tim pengabdian ini adalah
datang. Oleh karena demikian perlu mengarahkan remaja di pedesaan
adanya edukasi terhadap para untuk berpikir kreatif, produktif,
remaja agar potensi mereka dapat inovatif dan anti terhadap narkoba
dibangkitkan dan dibuka. melalui edukasi akan bahaya
narkoba dan dampaknya terhadap
2. METODE PELAKSANAAN lingkungan sosial.
Kegiatan ini dilakukan dengan Menurut para ahli, usia remaja
teknik diskusi atau fokus grup dihitung dari 10 (sepuluh) tahun
diskusi (FGD) dengan para pemuda sampai dengan 21 (dua puluh satu)
di pedesaan, kegiatan diarahkan tahun. Masa remaja merupakan
pada membangkitkan semangat masa peralihan dari masa anak-anak
pemuda untuk berpikir kreatif dan menuju masa dewasa. Pada masa ini
produktif sekaligus mereka dapat karakteristik yang dapat diamati
berinovasi. adalah adanya perubahan yang
Kegiatan pertama yang terjadi, baik perubahan fisik
dilakukan adalah sosialisasi maupun psikis. Perubahan fisik
terhadap bahaya narkoba dengan yang dapat diamati adalah
tujuan memberikan pemahaman perubahan pada karakteristik
dan edukasi kepada pemuda agar seksual yaitu: perkembangan pada
mereka memahami bahaya narkoba pinggang untuk perempuan,
dan dampak-dampak sosial yang pembesaran pada buah dada untuk
ditimbulkannya. Kegiatan kedua anak perempuan. Sedangkan pada
adalah menggali potensi yang ada anak laki-laki tumbuhnya jenggot,
pada pemuda kemudian diarahkan kumis serta perubahan suara pada
mereka untuk dapat berinovasi. anak-anak laki-laki. Mengenai
perubahan mental juga mengalami
3. HASIL DAN PEMBAHASAN perkembangan. Pada masa ini
Sosialisasi merupakan salah remaja mengalami pencapaian
satu proses transfer nilai dan norma identitas diri sangat menonjol,
sosial kepada personal/individu pemikiran semakin logis, abstrak,
sebagai warga masyarakat demi dan idealistis. Pada masa ini disebut
terciptanya kepribadian yang baik masa pubertas yaitu sebuah periode
seorang individu dan terbentuknya dimana kematangan fisik tubuh

208
Jurnal Pengabdian Masyarakat : Darma Bakti Teuku Umar Vol 1, No 1 (2019) Juli-Desember
darmabakti@utu.ac.id P-ISSN: 2715-5390, E-ISSN: 2715-4475

atau kerangka tubuh, misalnya Narkoba atau Napza tetap merujuk


proporsi tubuh, berat badan dan pada tiga jenis zat yang sama.
tinggi badan yang mengalami Menurut Undang-Undang No.
perubahan. Selain itu juga 22 Tahun 1997 tentang Narkotika
mengalami kematangan fungsi disebutkan bahwa pengertian
seksual terutama pada awal masa Narkotika adalah “zat atau obat
remaja (Diananda, 2018) yang berasal dari tanaman atau
Berpikir kreatif merupakan bukan tanaman baik sintetis
kemampuan untuk menciptakan maupun semi sintetis yang dapat
gagasan dan ide-ide baru yang menyebabkan penurunan atau
inovatif. Bagaimana hubungan perubahan kesadaran, hilangnya
antara berpikir kreatif-produktif rasa, mengurangi sampai
dengan Narkoba? penggunaan menghilangkan rasa nyeri, dan
narkoba pada remaja akan merusak dapat menimbulkan
mental sehingga akan ketergantungan”.
menghilangkan kemampuan untuk Narkoba pada dasarnya
berpikir kreatif dan produktif. merupakan obat legal bukan ilegal
Penggunaan narkoba akan yang dapat digunakan dalam dunia
berdampak pada masalah sosial dan kedokteran atau kesehatan, namun
juga kesehatan. saat ini justru narkoba telah
Narkoba merupakan singkatan disalahgunakan oleh masyarakat
dari Narkotika, Psikotropika dan baik dikalangan remaja maupun
Bahan Adiktif lainnya. Narkoba dewasa bahkan anak-anak
sangat familiar dipakai oleh aparat sekalipun telah menjadi pecandu.
penegak hukum yaitu POLRI Alasan dari pecandu atau pengguna
(Kepolisian Republik Indonesia) dan narkoba adalah untuk mencari
BNN (Badan Narkotika Nasional), kesenangan, tetapi tidak banyak
Jaksa, Hakim dan Petugas yang tahu akan bahaya narkoba
Pemasyarakatan. berserta dampaknya yang sangat
Sebutan lainnya yang mengarah besar, tidak hanya dampak secara
pada ketiga zat tersebut adalah individu tetapi juga dampak sosial.
Napza yaitu Narkotika, Penyalahgunaan narkoba
Psikotropika dan Zat Adiktif. dikalangan para remaja atau
Istilah Napza biasanya lebih banyak pemuda, dewasa ini semakin hari
dipakai oleh para praktisi kesehatan semakin memprihatinkan, baik
dan rehabilitasi. Pemaknaan dari menjadi pecandu maupun
kedua istilah tersebut diatas yaitu pengedar. Kondisi seperti ini akan
berdampak pada keberlangsungan

209
Jurnal Pengabdian Masyarakat : Darma Bakti Teuku Umar Vol 1, No 1 (2019) Juli-Desember
darmabakti@utu.ac.id P-ISSN: 2715-5390, E-ISSN: 2715-4475

hidup bangsa dan negara. Pemuda Sosialisasi yang dilakukan oleh


sebagai generasi penerus bangsa ini tim sebagai langkah treatment bagi
diharapkan untuk dapat berperan remaja untuk mengubah cara
dalam pembangunan, namun pandang para remaja pedesaan agar
semakin hari bangsa ini terus tidak terpengaruh oleh bahaya
digerogoti dan dipengaruhi oleh narkoba. Sehubungan dengan itu,
zat-zat adiktif yang akan para remaja di desa yang tidak
menghancurkan kehidupannya menggunakan narkoba akan
sebagai manusia. Dampaknya, mampu untuk mengatur dan
remaja sebagai harapan bangsa ini bertanggung jawab atas dirinya
tidak akan memberikan pengaruh sendiri, memberikan manfaat bagi
yang baik terhadap pembangunan masyarakat dan tidak melakukan
bangsa dan negara. tindakan-tindakan yang
Penting untuk diketahui oleh menimbulkan masalah-masalah
masyarakat juga, bahwa tidak sosial di masyarakat pedesaan,
semua jenis narkotika dan seperti tindakan-tindakan yang
psikotropika (narkoba) dilarang mengarah pada kriminal, tindakan
penggunaannya, karena banyak pencurian, tindakan pertengkaran
pula narkotika dan psikotropika dengan teman ataupun keluarga
yang memberikan manfaat besar di serta tindakan-tindakan yang
bidang kedokteran atau kesehatan menghadirkan kekacauan dalam
sekaligus untuk pengembangan masyarakat desa.
ilmu pengetahuan, tetapi tentusaja Fakta di masyarakat desa
ada ketentuan atau aturannya. ditemukan bahwa, sebagian remaja
Remaja di pedesaan dewasa ini di desa yang menjadi pecandu atau
telah dipengaruhi oleh bahaya pengguna narkoba baik jenis ganja
narkoba, sebagian remaja di maupun jenis narkoba lainnya,
pedesaan sudah menjadi pencandu secara umum telah menimbulkan
atau penggunan narkoba bahkan masalah-masalah sosial yang serius,
telah menjadi pengedar. Saat ini, baik masalah-masalah dalam
fenomena remaja pedesaan yang keluarga dan diluar lembaga
menjadi pengguna atau pecandu keluarga. Perilaku menyimpang ini
atau bahkan pengedar narkoba,telah kemudian berdampak pada
menjadi persoalan yang sangat ketidakkeharmonisan dalam
penting untuk segera keluarga pelaku narkoba sendiri
ditindaklanjuti penyelesaiannya dan dan didalam masyarakat pedesaan.
pemberian treatment. Pada masa-masa remaja
pertumbuhan yang terjadi secara

210
Jurnal Pengabdian Masyarakat : Darma Bakti Teuku Umar Vol 1, No 1 (2019) Juli-Desember
darmabakti@utu.ac.id P-ISSN: 2715-5390, E-ISSN: 2715-4475

serentak dengan perkembangan menggunakan narkoba. Remaja


fisik, sosial, kognitif, bahasa, dan dipedesaan yang tidak
kreatif, namun respon yang menggunakan narkoba, kelihatan
diberikan oleh remaja dari setiap lebih kreatif dan produktif dalam
masa perkembangannya mengalami melakukan kegiatan sehari-hari,
perubahan sejalan dengan waktu baik dalam keluarga maupun diluar
kedewasaannya, lingkungan, reaksi keluarganya. Tindakan positif ini
orang lain dan pembimbingan dari dipicu oleh faktor remaja di desa
keluarga atau orang tuanya (Janicej, yang tidak mengkonsumsi narkoba
2017). lebih memperlihatkan cara berpikir
Perkembangan remaja suatu positif dan bertindak secara positif
masa yang sangat riskan dalam juga, seperti membantu pekerjaan
pembentukan kepribadian, orang tuanya di rumah dan dluar
pembentukan karakter kreatif dan rumah. Pekerjaan didalam rumah,
produktif serta berhadapan dengan misalnya membantu pekerjaan
lingkungan masyarakat yang tidak domestik rumah tangga dan diluar
anti narkoba, dimana semua faktor rumah membantu pekerjaan orang
tersebut bisa mempengaruhi pola tuanya di sawah, kebun, berjualan
pikir remaja dan aspek dan lainnya.
kepribadiannya, sehingga Tindakan sosial yang positif
memunculkan permasalahan negatif yang dilakukan oleh remaja
jika pengaruh yang diterimanya dipedesaan yang tidak
buruk. menggunakan narkoba, juga
Fakta diatas, menunjukkan memberikan dampak positif bagi
bahwa, tindakan remaja di pedesaan masyarakat pedesaan. Dampak
yang mengkonsumsi narkoba, baik positif tersebut, remaja tidak
jenis ganja dan shabu-shabu, telah menimbulkan permasalahan-
mengubah cara pandang dan permasalahan sosial didalam
tindakannya sendiri, seperti masyarakat. Remaja tersebut lebih
mengubah yang telah diuraikan memusatkan perhatiannya pada
diatas, dimana tindakan tersebut masa depannya, lebih bertanggung
mengarah kepada kerusakan diri jawab untuk dirinya sendri dan
sendiri dan orang lain. Untuk itu, keluarga, tidak malu dan tidak ada
narkoba wajib diberantas di tingkat gengsi sosial didalam melakukan
masyarakat pedesaan. Para remaja aktifitas-aktifitasnya dalam rangka
yang tidak mengkonsumsi narkoba, membuat kehidupannya lebih baik
akan memunculkan fenomena kedepan, serta tidak menimbulkan
berbalik dengan para remaja yang keresahan warga masyarakat desa.

211
Jurnal Pengabdian Masyarakat : Darma Bakti Teuku Umar Vol 1, No 1 (2019) Juli-Desember
darmabakti@utu.ac.id P-ISSN: 2715-5390, E-ISSN: 2715-4475

Secara umum, dapat disimpulkan remaja di wilayah pedesaan tidak


bahwa, remaja diwilayah pedesaan mampu berpikir kreatif dan
mampu berpikir kreatif dan produktif apabila menggunakan
produktif apabila tidak narkoba dalam kesehariannya.
mengkonsumsi narkoba, sedangkan
Masa depan
Remaja yang Tidak mampu suram dan
menggunakan berpikir kreatif menciptakan
narkoba dan produktif masalah sosial

Remaja Di
wilayah
Pedesaan
Masa depan
Mampu lebih dan
Remaja anti tidak
narkoba berpikir kreatif
dan produktif menciptakan
masalah sosial

Gambar 1. Skema Alur Berpikir Kreatif Remaja di Pedesaan

Skema pada gambar 1 berpikirnya lebih kreatif dan


memperlihatkan bahwa, remaja produktif dan tidak memunculkan
diwilayah pedesaan yang masalah sosial dimasyarakat.
menggunakan narkoba dalam Dibawah ini disajikan Gambar 2
kehidupannya sehari-hari masa saat tim melaksanakan kegiatan
depannya suram serta sosialisasi bahaya narkoba dan
memunculkan masalah sosial bagi memetakan potensi-potensi remaja
dirinya dan orang lain, sedangkan untuk kemudian diarahkan kepada
remaja di pedesaan yang tidak berpikir kreatif, produktif dan
menggunakan narkoba, pola inovatif.

Gambar 2. Kegiatan Sosialisasi Bahaya Narkoba

212
Jurnal Pengabdian Masyarakat : Darma Bakti Teuku Umar Vol 1, No 1 (2019) Juli-Desember
darmabakti@utu.ac.id P-ISSN: 2715-5390, E-ISSN: 2715-4475

4. PENUTUP 5. DAFTAR PUSTAKA


Remaja di wilayah pedesaan, Diananda, A. (2018). No Title.
secara sosiologis harus ditingkatkan Istighna, 1.
pola berpikir kreatif dan produktif Janicej, B. (2017). Obeservasi Anak
Usia Dini. Jakarta: Kencana
serta anti narkoba, sehingga akan
Prenamedia.
terbangun pola hidup sehat secara Munandar, U. (1999).
mental dan pola hidup sehat secara Mengembangkan Bakat dan
sosial. Hal ini dikarenakan adanya Kreatifitas Anak Sekolah. Jakarta:
fakta bahwa sebagian remaja-remaja Rineka Cipta.
yang tinggal di wilayah pedesaan Rahmat, J. (1991). Filsafat Pendidikan
tidak menampakkan pola berpikir Islam. Bandung: Mizan.
kreatif dan produktif serta
menggunakan narkoba didalam
kesehariannya, sehingga melahirkan
banyak masalah sosial ditengah-
tengah masyarakat desa. Untuk itu,
sangat tepat dilakukan sosialisasi
remaja kreatif-produktif dan anti
narkoba kepada remaja tersebut,
sehingga akan terbangun
kesadarannya untuk menciptakan
kehidupannya yang kreatif dan
produktif. Apabila kesadaran ini
telah ada pada remaja-remaja di
pedesaan, maka, lebih mudah dan
terarah pola hidup remaja akan
teratur, kreatif dan membuat hal-hal
yang produktif untuk menyusun
masa depannya yang lebih baik.
Remaja yang kreatif dan produktif
dan tidak menggunakan narkoba,
secara sosial tidak membuat
kekacauan didalam masyarakat baik
didalam membangun hubungan
interaksi, bersikap dan bertindak
tetap akan sehat secara sosial.

213

You might also like