Le
JURNAL TEKNIK
NOMMENSEN
PERUBAHAN BENTUK SALURAN AKIBAT VARIASI DEBIT (KAJIAN
LABORATORIUM)
Tetty Tiurma Elita Saragi, ST, MT.
ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR JETT! AKIBAT TUMBUKAN
KAPAL BERBOBOT 6000 DWT DENGAN KONDISI LAYAN TIANG
SEBESAR 50 %
Humisar Pasaribu, ST, MT
PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR SANGKAR PADA JALA-
JALA SATU FASA
Ir, Barani Tua Simanjorang, MT
ANALISA PENGUKURAN TAHANAN PEMBUMIAN MENARA TRANSMIS! TITI
KUNING -LUBUK PAKAM
Ir, Leonardus Siregar, MT
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAMBU TERHADAP KUAT TEKAN DAN
KUAT LENTUR BETON
Ir, Ros Anita Sidabutar, MSc.
TINJAUAN PERKERASAN BETON (RIGID PAVEMENT) DENGAN RCC (ROLLER
COMPACTING CONCRETTE)
Yetty Saragi, ST, MT
DAMPAK DAN PENGENDALIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI
Ir. Lestina Siagian, MSi
PEMANASAN AIR DENGAN UAP HINGGA KONDISI KUASI STEDI DENGAN
MEMAKAI KOIL
Ir. Waldemar Naibaho, MT
Volume I No. 2, Mei 2014
ISSN 2089-8797=)
JURNAL TEKNIK NOMMENSEN
Volume I No. 2
Mei 2014
DAFTAR ISI
PERUBAHAN BENTUK SALURAN AKIBAT VARIASI DEBIT (KAJIAN
LABORATORIUM) ‘ese
Tetty Tiurma Elita Saragi, ST, MT
ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR JETTI AKIBAT
TUMBUKAN KAPAL BERBOBOT 6000 DWT DENGAN KONDISI LAYAN
TIANG SEBESAR 50 %. 18-39
Humisar Pasaribu, ST, MT
PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR SANGKAR PADA
JALA-JALA SATU FASA 40-51
Ir. Barani Tua Simanjorang, MT
ANALISA PENGUKURAN TAHANAN PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI
TITI KUNING - LUBUK PAKAM 52-64
Ir. Leonardus Siregar, MT
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAMBU TERHADAP KUAT TEKAN
DAN KUAT LENTUR BETON 65 - 83
Ir. Ros Anita Sidabutar, MSc.
TINJAUAN PERKERASAN BETON (RIGID PAVEMENT) DENGAN RRC
(ROLLER COMPACTING CONCRETTE) 84-97
Yetty Saragi, ST, MT
IDAMPAK DAN PENGENDALIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI 98-105
Ir. Lestina Siagian, MSi
PEMANASAN AIR DENGAN UAP HINGGA KONDIS] KUASI STEDI
DENGAN MEMAKAI KOIL. 106 - 123
Ir. Waldemar Naibaho, MTDAMPAK DAN PENGENDALIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI
Ir. Lestina Siagian, Msi
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen - Medan
TI. Sutomo no: 4A - Medan
IMPACT AND CONTROL OF INDUSTRIAL LIQUID WASTE
ABSTRACT
Industrial development in addition to providing benefits to support development, also could
result in negative impacts in relation to waste (in this case liquid waste) produces. As a
result of contaminants they contain, and then the industrial liquid waste must be processed
first to the limit that has been set up as a non-hazardous wasté, before being dumped into the
recipient's body of water (e.g. river) control system of ligluid waste and some processing
technologies that comply with the conditions in our country. The role and involvement of
various groups in tackling the pollution problems.
i. PENDAHULUAN
Perkembangan industry di era pembangunan saat ini berkembang sangat
pesat. Diharapkan sector industry memberikan sumbangsih dalam hal peningkatan
eksport, penambahan devisa, maksimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam dan
energy, sumberdaya manusia dalam kaitannya dengan Pembangunan Nasional.
Kemajuan sector industry yang memberikan dampak positip bagi
pertumbuhan ekonomi nasional juga membikan dampak negatip Karena adanya
limbah industry yang mencemari lingkungan. Dalam hal ini pemerintah telah
mengeluarkan berbagai peraturan perundang-undangan agar semua kegiatan dapat
berlangsung secara kontinu. Undang-undang no 4 tahun 1982, merupakan paying
dari berbagai peraturan pemerintah dan SK Menteri Kependudukan dan Lingkungan
Hidup, serta peraturan perundangan di daerah.
Air merupakan senyawa yang penting bagi kehidupan makhluk hidup.
Kesehatan manusia berkaitan erat dengan mutu air yang digunakan dalam
menunjang kehidupan. Pada umumnya, air yang dihasilkan oleh kegiatan industry
mengandung bahan pencemar (kontaminan) organic dan anorganik. Pencemaran ait
akibat buangan limbah cair industry mempunyai beberapa manifestasi, seperti
dampaknya terhadapa sifat fisis badan air, dampaknya terhadap kehidupan fauna dan
flora dalam air, dampaknya terhadap lingkungan secara umum.
2. GAMBARAN UMUM LIMBAH CAIR INDUSTRI
2.1. Karakterisasi limbah cair industri
Penggunaan air sangat beragam pada berbagai industri, dan sebagian dari air
yang digunakan itu akan dibuang sebagai limbah cair. Secara umum, limbah cair
industry dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Limbah sanisasi, contoh: dari buangan WC/kamar mandi.
b. Limbah proses, berasal dari proses pengolahan bahan dalam operasi.
c. Limbah yang berasal dari air pendingin (cooling water)
d. Limbah dari ketel (boiler)
¢. Limbah yang berasal dari operasi pembersihan peralatan.
98Suatu limbah cair biasanya terdiri dari air (+ 99%) dan padatan. Bahan peda:
yang terkandung dapei berupa seayawe kimia organic (protein, lemak, karbohidrat),
ataupun senyawa kimia organik (garam dan logam).
Karakter suatu limbah cair dapat dibedakan atau sifat-sifat fisis, kimia, dan
biologis. Sifat-sifat fisi limbah cair meliputi kandungan total, bau, temperature, dan
warna. Partikel padat yang terlarut dalam limbah cair berukuran < 10-6 mm, sedang
padatan yang tersuspendsi berukuran > 10-3 mm. Bau pada limbah cair dapat
disebabkan oleh beberapa senyawa kimia yang terdapat di dalamnya, antara lain
senyawa sulfide organic dan senyawa hidrogen sulfida.
Sifat-sifat kimia suatu limbah cair dinyatakan senyawa organic dan
anorganik, protein, karbohidrat, BOD (Biochemical Oxigen Demand), COD
(Chemical Oxigen Demand). keasaman (pH), alkalinitas, kandungan senyawa toktik
misalnya sianida dan logam berat, seperti : Ni, PB, Hg, CD, dan lain-lain.
Jumlah protista (bakteri, algae, dan protozoa), serta jumlah dan jenis
organism koliform dan patogenik merupakan sifat-sifat bologis suatu limbah air.
2.2 Dampak limbah cair terhadap lingkungan
Limbah cair yang dihasilkan oleh suatu industri dapat menimbulkan dampak
negatif terhadap keseimbangan lingkungan apabila dibuang ke suatu badan air
penerima (misalnya sungai) tanpa diolah terlebih dahulu. Pencemaran terhadap
lingkungan dapat berakibat luas dari hal ini tergantung pada sifat limbah, jenis
limbah, volume, oksidaton, beracun, ataupun iritan. Apabila jumlah senyawa-
senyawa yang terkandung dalam limbah melebihi kadar yang telah ditetapkan, maka
air tersebut tidak dapat dipergunakan lagi untuk keperluan sebagaimana mestinya.
Akibat pembuangan limbah cair industri ke suatu badan air dapat ditandai
dengan perubahan keadaan badan air tersebut, seperti :
a. Naik/turunnya keasaman air
b. Terjadi perubahan sifat fisis air, misalnya air menjadi keruh ataupun berbau
c. Tertutupnya permukaan air oleh lapisan yang terapung, misalnya berupa
minyak dan lemak
d. Meningkatnya kandungan bahan-bahan organic maupun bahan-bahan
anorganik dalam air
¢. Meningkatnya jumlah padatan tersuspensi dalam air
Terjadinya perubahan sifat fisika dan kimia oleh suatu badan air disebabkan
oleh buangan limbah cair industry yang mengandung bahan-bahan beracun dan
berbahaya, antara lain : senyawa merkuri, arsen, amoniak, barium, khorium,
tembaga, hidrokarbon, alumunium, dan lain-lain, dalam keadaan terlaryt
maupun tersuspensi. Kontaminan penting dan dampak yang ditimbulkannya
terhadap lingkungan dapat dilihat pada tabel berikut ini
99Tabel Kontaminan penting dan dampak yang ditimbulkan pada lingkungan
(sumber: Metcalf & Eddy, 1990)
Kontaminan
Dampak Lingkungan ef
a. Padatan tersuspensi
Terjadi endapan Iumpur dan kondisi
anaerobis
b. Senyawa organik terbiodegradasi
Pemakaian oksigen berlebihan dalam
badan air
erie Menyebar penyakit
d. Logam berat Toksik
e.Senyawa organik tidak | Menimbulkan bau dan rasa, beracun
terbiodegradasi ataupun oksigen
£. Nutrien tumbuhan
Problem porses eutrofikasi
Dengan adanya senyawa-senyawa ini dalam jumlah yang melebihi ambang
batas yang ditetapkan, maka akan mengakibatkan beberapa perubahan dalam
lingkungan, seperti :
a. Terganggunya kehidupan makhluk hidup di dalam air
b. Mempercepat timbulnya proses pengaratan pada permukaan alat yang
kontak langsung dengan air
c. Menurunnya daya guna air lingkungannya
d. Meningkatnya pertumbuhan beberapa jenis tumbuhan air
¢. Terganggunya penggunaan air sebagai air minum, air pencuci,
pertanian, perikanan, air untuk industri.
3. PENGENDALIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI
3.1 Tujuan Pengolahan
Sebelum dilakukan pengolahan terhadap suatu limbah, maka tujuan dan
maksud proses pengolahan haruslah ditetapkan terlebih dahulu. Secara garis besar,
tujuan pengolahan suatu limbah mempunyai hubungan dengan :
a. Penghilangan bahan tersuspensi dan terapung
b. Pengolahan senyawa organic yang terbiodegradasi
c. Penghilangan organisme patogen
d. Peningkatan pengertian tentang dampak pembuangan limbah yang tidak
diolah terhadap lingkungan.
€. Peningkatan pengetahuan dan pemikiran terhadap efek jangka panjang yang
mungkin ditimbulkan oleh komponen tertentu dalam limbah yang dibuang
ke badan air,
£ Peningkatan kepedulian nasional untuk perlindungan lingkungan
g. Peningkatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan, terutama kimia, biokimia,
dan mikrobiologi
h. Pelestarian sumber alam
i. Pengembangan berbagai metoda yang sesuai untuk pengolahan limbah
Setelah sistem pengolahan untuk proyek tertentu telah ditentukan dan
undang-undang serta peraturan setempat telah mendukung maka tingkat pengolahan
100dapat ditentukan dengan membandingkan karakteristik limbah mula-mula terhadap
mutu limbah yang diinginkan sebelum dibuang ke badan air. Sejumlah pengolahan
yang berbeda ataupun kemungkinan pemanfaatan limbah dapat dikembangkan untuk
kemudian dievaluasi, sehingga kombinasi pengendalian limbah optimum dapat
ditentukan. Karena itu, sangat perlu untuk meninjau kembali beberapa metoda
pengolahan limbah dan memperhitungkan kemungkinan penerapan metoda-metoda
ini.
3.2 Metoda Pengolahan
pena pengolahan limbah mempunyai tiga unsure pokok yang saling
berhubun;
Pengaaelen limbah (severage system), pengolahan’limbah (treatment system).
Dalam mendesaign suatu unit pengolahan limbah, ada beberapa langkah penting
yang! harus dilakukan seperti :
Menentukan sifat limbah dan fluktuasinya
ie ‘Menetapkan mutu limbah yang diinginkan
Menentukan daya olah suatu unit pengolahan
Memilih reaktor yang sesuai
‘Menentukan lokasi yang mendukung
Memastikan terjadinya peralatan yang diinginkan dan tenaga kerja yang
diperlukan
Kontaminan dalam limbah cair dapat dihilangkan sebagai fisis, kimiawi, dan
biologis. Masing-masing metoda tersebut diklarifikasikan sebagai satuan operasi
fisis, satuan operasi kimia, dan satuan operasi biologis.
Satuan operasi fisis menggunakan metoda penerapan daya fisis dan
dilaksanakan pada tahap awal dari suatu unit pengolahan limbah, Sebagai contoh :
alat penyaring (screening) untuk menghilangkan pasir dan padatan yang dapat
mengendap, tanki flokulasi (flocculation tank) untuk membentuk flok dari partikel-
partikel kecil agar lebih mudah dihilangkan secara gravitasi, tangki pengendapan
(sedimentation tank) untuk menghilangkan partikel yang dapat mengendap, dan alat
penyaring (filtration apapratus) untuk menghilangkan padatan tersuspansi halus.
Satuan proses kimia melakukan penurunan kandungan atau konyersi
kontaminan dalam limbah cair dengan penambaban bahan kimia ataupun reaksi
kimia ataupun reaksi kimia. Sebagai contoh : presipitasi kimia dilakukan untuk,
menghilangkan senyawa fosfor dan menyempurnakan penghilangan padatan
tersuspansi pada pengolahan tahap awal. Proses absorbsi digunakan untuk
menghilangkan senyawa organik, dan desinfektasi dilakukan untuk menghilangkan
organism tertentu yang dapat menimbulkan penyakit.
Satuan proses biologis menghilangkan kontaminan dalam limbah cair
dengan memanfaatkan aktivitas biologis mikroorganisme. Metoda pengolahan
biologis ini terutama dipakai untuk menghilangkan senyawa organic yang dapat
terurai (terbiodegradasi), baik dalam bentuk kolloidal maupun yang terlarut dalam
limbah. Sebagai contoh : proses pengolahan dengan lumpur aktif (activated sludge) ,
dan kolam stabilisasi limbah (waste stabilization pond).
Proses pengolahan limbah dapat pula digolongkan dalam beberapa tahap
pelakuan yang meliputi :
pone
101Perlakuan awal (pretreatment)
Perlakuan pertama (primary treatment)
Perlakuan kedua (secondary treatment)
|. Perlakuan ketiga (tertiary treatment)
Perlakuan untuk lumpyr/endapan (sludge disposal)
Perlakuan awal merupakan proses pemisahan bahan/kontaminan dalam
limbah cair secara fisis, misalnya penghilangan pasir. Perlakuan pertama merupakan
gabungan antara pemisahan secara fisis dengan reaksi kimia yang terjadi. Sebagai
contoh adalah proses koagulasi yang diikuti dengan proses sedimentasi. Perlakuan
secara biologis ataupun yang meliputi proses biokimia tergolong pada perlakuan
kedua. Sedangkan perlakuan ketiga merupakan langkah penyempumaan yang
meliputi proses penghilangan mineral (demineralisasi) ataupun penghilangan
senyawa dalam limbah cair, misalnya senyawa amoniak. Perlakuan untuk
lumpur/endapan yang dihasilkan oleh perlakuan sebelumnya, misalnya endapan
anorganik yang dihasilkan oleh proses koagulsi, dan endapan organic yang
dihasilkan proses biokimiawi.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa perlakuan tahap awal dan pertama
merupakan satuan operasi fisis, perlakuan tahap awal dan pertama merupakan satuan
operasi fisis, perlakuan tahap kedua merupakan satuan proses kimia dan biologis,
sedangkan perlakuan tahap ketiga adalah kombinasi dari satuan operasi fisis dan
satuan proses kimia serta biologis.
Penggolongan atas perlakuan seperti yang tersebut di atas agak sulit untuk
dijadikan pegangan. Pendekatan yang lebih rasional adalah dengan mula-mula
menentukan tingkat penghilangan kontaminan dalam limbah yang diinginkan
sebelum digunakan kembali atau dibuang ke suatu badan air penerima. Kemudian,
operasi yang dibutuhkan dan proses penting untuk mencapai tingkat pengolahan
yang diinginkan dapat dibuang dengan mengikuti dasar pemikiran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
PRooe
3.3 Evaluasi Pengolahan Limbah
Di setiap Negara dan khususnya di negara-negara berkembang, masalah
dana yang tersedia sangat menentukan, walaupun sebenarnya cukuip banyak hal-hal
penting dan mendesak untuk dilaksanakan. Pengolahan limbah sangat penting, jika
ditinhjau dari segi Kesehatan umum dan keseimbangan lingkungan, namun sering
‘menempati urutan prioritas rendah. Selain dana, masalah peralatan dan pemilihan
proses, kondisi setempat dan penyediaan tenaga terdidik dapat menjadi kendala
dalam sistem pengendalian limbah ini.
Svatu sitem pengolahan limbah yang ideal haruslah memenuhi beberapa
kriteria, seperti :
a. Kriteria kesehatan, harus dapat menghilangkan organism patogen.
>. Kriteria pemanfaatan, dapat menghasilkan olahan yang aman bila digunakan
kembali, misalnya untuk pertanian.
¢. Kriteria ekologis, pembuangan limbah ke suatu badan air haruslah tidak
melampau kapasitas pemurnian sendiri (self purifitation) badan air
penerima, dan tidak menghilangkan bau yang mengganggu.
1024G. Kriteria kebudayaan, harus tidak bertentangan dengan kebiasaan setempat
(agama, sosial, dan budaya),
e. Kriteria operasional, tenaga yang diperlukan dapat disediakan ataupun
hanya memerlukan kursus/penataran singkat.
f Kriteria biaya, harus tidak melampaui daya (kemampuan) financial
setempat.
4. PEMBAHASAN
Pelaksanaan kegiatan pembangunan, pada dasarnya, merupakan upaya
pemanfaatan sumber daya alam yang bertujuan untuk meningkatkan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat banyak. Tidak dapat dipungkiri, bahwa
suatu negara tanpa didukung oleh kekuatan industry dan potensi sumber daya
alam yang berkesinambungan, akan sulit dinarapkan dapat mempertahankan dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasionalnya.
Garis-Garis Besar Haluan Negara dan pelita V Sektor Industri menjelaskan
bahwa pada dasarnya pembangunan industry diharapkan dapat memperbsesar
nilai tambah dan sekaligus memperbaiki struktur ekonomi, memperluas
kesempatan kerja, dan meningkatkan upaya pemerataan pembangunan, schingga
dengan demikian akan meningkatkan ketahanan nasional. Kegiatan
industrialisasi yang memanfaatkan sumber daya alam mempunyai banyak aspek
yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan manusia, dan oleh karena itu tetap
‘akan memperhatikan keseimbangan serta kelestarian lingkungan hidup. Hal
tersebut memberikan gambaran bahwa pembangunan industry haruslah
merupakan pembangunan yang berwawasan lingkungan, dengan memperhatikan’
aspek pencemaran industry. Dengan demikian, maka pengelolaan pembangunan
dan lingkungan alam haruslah diimbangi dengan perlindungan dan konservasi
berkelanjutan. Sains dan teknologi sebagai salah satu perangkat program
pembangunan haruslah bermakna demokrasi yang mengutamakan kepentingan
rakyat. Karena itu, setiap usaha untuk mengeksploitasi sumber daya alam secara
berlebihan haruslah ditolak. Oleh sebab itu, sejak dari tahap persiapan
pembangunan sektor industri, usaha-usaha pencegahan dan pengendalian
pencemaran serta masalah lingkungan sudah harus diperhatikan dengan
seksama. Pada prinsipnya, berbagai langkah atau kebijaksanaan harus diarahkan
agar laju eksploitasi sumber daya alam tidak melampaui batas ambang
kemampuan biosfer untuk menyediskaannya. Prasyarat utama untuk
pembangunan berkelanjutan adalah integrasikannya perspektif tekno-ekonomis
pada setiap proses pengambilan keputusan dan pereneanaan pembangunan.
Karena itu, keberhasilan pembangunan yang harus dibayar dengan kerusakan
Jingkungan tidak dapat ditolerir dan harus dicegah serta dieleminasi sedini
mungkin, Sua badan air tercemar, khususnya pada negara tropis, sangat
potensial sebagai sumber penyebaran penyakit. Dengan terbatasnya dana,
penanggulangan masalah limbah yang menimbulkan pencemaran lebih
diutamakan dari sisis kemanusiaan daripada sisi peningkatan kondisi dan mutu
lingkungan itu sendiri.
103‘Masalah teknologi pengendalian pencemaran merupakan tantangan bagi
bangsa kita untuk menghindari dampak negative dari kegiatan industry, peran,
dan kesadaran masyarakat maupun para pengusaha merupakan kunci
Keberhasilan dalam menjalankan pembangunan berwawasan lingkungan.
Dengan melibatkan berbagai kalangan masyarakat yang terkoordinasi,
diharapkan akan diperoleh hasil yang optimal karena watak dan lingkungan
Indonesia haruslah dikaji oleh orang Indonesia sendiri.
Sebagai salah satu penerapan Tri Darma Perguruan Tinggi, maka institusi
ini diharapkan lebih tanggap akan kebutuhan masyarakat. Masalah pencemaran
lingkungan adalah masalah masyarakat banyak schingga solusi dalam
pengendalian pencemaran dapat dikaji mulai dari masukan sampai keluaran
proses produksi, pengolahan limbah dengan mewajibkan industry memiliki atau
mengolah limbahnya pada Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL) sebelum
membuangnya ke badan air atau lingkungan. Peran ini dapat diterapkan dengan
melibatkan Perguruan Tinggi dalam masalah limbah ini dan melakukan
kerjasama PT, industry dengan Departemen terkait, Pemda Tingkat [ dan I.
Masalah limbah sangat kompleks, oleh karena itu diperlukan kerjasama yang
berkelanjutan agar tercapai tujuannya yaitu pemilihan metoda yang sesuai dari
segi teknis maupun ekonomisnya.
5. KESIMPULAN
5.1. Kegiatan industry selain menyumbangkan kemajuan pertumbuhan ekonomi
juga menghasilkan limbah. Salah satunya adalah limbah cair yang bisa
mengakibatkan pencemaran lingkungan.
5.2 . Untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, limbah cair industry harus
diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air ( contohnya sungai).
Kandungan bahan pencemar harus diturunkan sampai Nilai Ambang Batas
(NAB) yang telah ditentukan.
5.3. Diharapkan peran serta Perguruan tinggi, masyarakat industry dan institusi
terkait seperti Departemen Perindustrian, Departemen Lingkungan Hidup,
Pemda Tingkat I dan II untuk mengurangi dan mengendaliikan pencemaran
untuk terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan.
104DAFTAR PUSTAKA
Arceivala, S.J, (1986) Wastwater treatment for pollution control, Tata Mc Graw
Hill Publ. Company Limited, New Dehli.
Hammer, M.J, (1986), Water and Wastwater Technology, John Wiley and Sons,
New York.
Lamb, L.C. (1985.5 Water Quality an its Control, John Wiley and Sons,
New York.
Mara, DD, (1986), Sewage Trearment in Hot Climates, ELBS/John Wiley and
‘Sons, Avon-England.
Metcalf and Eddy, Inc, (1990) Wastwater Engineering: Treatment, Dispoal, and
Reuse, Tata Mc Graw Hill, New Dehli.
Pandia, s., Malik, A, Hanif, K.N., dan Aksara N, (1992) Studi Perbandingan
‘pengaruh beberapa limbah pabrik terhadap Mutu Air Sungai Deli,
Lembaga Penelitian USU.
Peavy, H.S., Rowe, DR., Technnoglous, G, (1987), Environmental Engineering,
Me Graw Hill! Book Company, New York.
105