Professional Documents
Culture Documents
Motif Dan Kendala Bank Melakukan Implementasi Dini Psak No. 71 Terhadap CKPN Kredit (Motive and Obstacle Bank As Early Adopters of Psak No
Motif Dan Kendala Bank Melakukan Implementasi Dini Psak No. 71 Terhadap CKPN Kredit (Motive and Obstacle Bank As Early Adopters of Psak No
Motif Dan Kendala Bank Melakukan Implementasi Dini Psak No. 71 Terhadap CKPN Kredit (Motive and Obstacle Bank As Early Adopters of Psak No
1, hal 83-107 83
Elvia R. Shauki
Program Studi Akuntansi, Universitas Indonesia
elvia.shauki@icloud.com
Abstract
PSAK No. 71 convergence of IFRS 9 which will become effective on January 1, 2020, where
early implementation is permitted. The complexity of this standard has caused several Banks
not to carry out the impact assessment stage according to the OJK roadmap. However, there
were Banks that had implemented before PSAK No. 71 effective (early adopters). This study
applies a case study as its research strategy were content, thematic, and constant compara-
tive analyses were used in analysing data collected from questionnaire and semi-structured
interviews. This study found that several early adopters are Banks that are owned by the
government, foreign, and joint venture banks. Besides, the author found that the motive in
making the decisions to adopt/ not to adopt PSAK No. 71 is dominated by normative isomor-
phism as the pressures or demands being professional and considered right. This study also
found that there are differences (heteregoneity) in the behavior of the actors and institutions
in each bank that were influenced by multiple logics (i.e., rules as regulatory logics, and
profit being the banking logics). This is done by the actors to maintain both logics by com-
bining the two and looking at the external and internal factors of the institution.
Keywords: PSAK No. 71, Early Adopters, Institutional Theory, Institutional Logics, Coer-
cive, Mimetic, and Normative Isomorphism.
Abstrak
PSAK No. 71 merupakan konvergensi dari IFRS 9 yang akan berlaku efektif pada tanggal 1
Januari 2020 di mana implementasi dini diperkenankan. Kompleksitas standar ini me-
nyebabkan sebagian besar Bank belum melakukan tahap penilaian dampak sesuai roadmap
OJK. Namun dalam kenyataan nya terdapat Bank yang telah mengimplementasikan secara
dini PSAK No. 71 (early adopters). Studi ini menggunakan studi kasus sebagai strategi
penelitian di mana analisis konten, tematik dan analisis perbandingan konstan diaplikasikan
guna menganalisis instrumen penelitian berupa kuesioner dan wawancara semi terstruktur.
Penelitian ini menemukan bahwa early adopters adalah Bank dengan jenis kepemilikan
pemerintah, asing dan campuran. Selain itu, penulis menemukan bahwa motif untuk
mengambil keputusan baik untuk melakukan atau tidak melakukan implementasi PSAK No.
71 secara dini didominasi oleh kondisi isomorphism yang muncul (normative isomorphism)
karena adanya tekanan atau tuntutan dari profesional yang dinilai benar. Penelitian ini juga
menemukan bahwa terdapat perbedaan (heteregoneity) perilaku para aktor dan institusi pada
masing-masing bank umum yang dipengaruhi oleh multiple logics yaitu ketentuan (regulato-
ry logics), dan keuntungan (banking logics). Hal tersebut dilakukan para aktor untuk menja-
84 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 83-107
menjadi early adopters yaitu implementasi sebagai at institutional field dan merupa-
dini tersebut memberikan peluang bagi kan cakupan dari teori institusional baru
bank untuk meningkatkan besaran modal atau the new institutional theory). Semen-
sesuai yang disyaratkan regulasi karena tara studi ini lebih memfokuskan pada mo-
keuntungan bersih yang belum direalisasi tivasi manajer dalam melakukan pengam-
dapat dimasukkan dalam perhitungan bilan keputusan di level manajer (at the
modal (Beatty 1995) serta adanya insentif individual level) atau di dalam teori institu-
ketika Bank mengungkapkan informasi tional dikenal dengan institutional logics
sesuai standar akuntansi baru yaitu dan isomorphism.
menunjukkan kepada regulator bahwa
mereka dapat mengelola dengan baik dan PSAK No. 55 dan PSAK No. 71 di In-
mendapatkan akses pendanaan yang lebih dustri Perbankan
baik tercermin dari penelitian sebelumnya Penelitian sebelumnya terkait PSAK
bahwa early adopters mengalami No. 71 secara umum meneliti dampak dari
pertumbuhan dana lebih tinggi daripada rencana implementasi PSAK No. 71 dan
late adopters sehingga dapat menjaga menemukan bahwa PAPI 2008 yang
besaran modal sesuai ketentuan (Wang menjadi standar akuntansi keuangan di
2011). dalam menyusun laporan keuangan per-
Trombley (1989) dan Ayres (1986) bankan masih mengacu kepada PSAK No.
mengatakan bahwa keputusan untuk 55 dan belum menyesuaikan dengan PSAK
mengadopsi secara dini suatu standar erat No. 71 (Witjaksono 2017). Pada 1 Januari
hubungannya dengan ukuran dari perusa- 2020, PSAK No. 71 yang merupakan kon-
haan, perusahaan berskala kecil akan lebih vergensi dari IFRS 9 akan berlaku efektif
mudah melakukan adopsi dini, selain itu di Indonesia menggantikan PSAK No. 55
perusahaan tersebut mendapat dukungan yang meskipun tidak seluruh pengaturan
sepenuhnya dari auditor mereka dalam dalam PSAK No. 55 dirubah dan ini meru-
melakukan implementasi/ adopsi dini suatu pakan adopsi IAS 39. PSAK No. 71 adalah
standar. Sementara itu Renders dan pernyataan standar akuntansi keuangan
Gaeremynck (2007) mengatakan bahwa terkait instrumen keuangan yaitu klasifi-
adopsi dini IFRS mengakibatkan pening- kasi dan pengukuran (Martani 2019; OJK
katan pengungkapan, dan mengurangi 2018b).
pilihan akuntansi yang dapat diambil oleh Definisi instrumen keuangan
perusahaan yang pada akhirnya akan menurut IAI (2016a) adalah setiap kontrak
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. yang menambah nilai dari aset keuangan
Lebih lanjut Ayres (1986) mengatakan (financial assets) entitas dan kewajiban
bahwa karakteristik dari perusahaan yang keuangan (financial liability) atau instru-
memutuskan melakukan adopsi dini lazim- men ekuitas (equity instrument) di entitas
nya mengalami penurunan pendapatan lain. Dampak terbesar atas perubahan ini
setahun sebelum adopsi dini (pre-change adalah pada sisi aset keuangan yaitu kredit.
earnings), memiliki porsi yang kecil atas Pengertian kredit menurut Undang-Undang
saham beredar yang dimiliki oleh Dewan No. 10 tahun 1998 (Perubahan Undang-
Direksi dan jajaran manajemen, dan Undang No. 7 tahun 1992) adalah penye-
membatasi jumlah dividend payout ratio diaan uang atau tagihan yang dipersa-
dan interest coverage ratio dibandingkan makan berdasarkan persetujuan atau kese-
dengan perusahaan yang melakukan adopsi pakatan pinjam meminjam antara pihak
kemudian (later adopters). bank dan pihak lain yang mewajibkan
Dapat dilihat di sini bahwa seluruh pihak peminjam untuk melunasi utangnnya
studi yang ada memfokuskan diri pada mo- setelah jangka waktu tertentu dengan pem-
tivasi institusi dalam melakukan adopsi berian bunga. Oleh karena hal tersebut,
dini (di dalam teori institutional disebut industri perbankan akan terkena dampak
88 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 83-107
seiring dengan waktu, teori ini terus tutional logics). Institutional logics per-
berkembang hingga kemudian diper- tama kali diperkenalkan Friedland dan
kenalkan sebagai teori institusional baru Alford pada tahun 1991. Menurut
oleh DiMaggio and Powell pada tahun Thornton dan Ocasio (1999), institutional
1983. Teori institusional menurut Lam- logics dirancang untuk memahami perilaku
mers dan Barbour (2006) digambarkan se- organisasi dan indvidual dalam konteks
bagai rangkaian dari praktik-praktik yang sosial dan kelembagaan sehingga konteks
diarahkan berdasarkan keyakinan rasional ini dapat distandarisasi dan memberikan
yang diformalkan melampaui organisasi peluang untuk perubahan dan agensi.
dan situasi tertentu. Menurut Dimaggio Menurut Reay dan Hinings (2009), logika
dan Powell (1983) bahwa teori ini melihat dalam teori institusi ini dinilai penting
pengaruh dari tekanan eksternal (isomor- untuk menjelaskan kaitan yang mencip-
phism) sehingga terdapat upaya me- takan rasa persatuan dan tujuan bersama di
nyesuaikan diri dari suatu institusi agar dalam institutional fields serta menjelaskan
dapat mirip dengan lingkungannya dengan perubahan institusi karena perubahan di
menekankan pola institusi terbentuk karena dalam area logika dominan merupakan hal
pengaruh tekanan dari luar melalui proses yang fundamental bagi konseptualisasi dari
kepatuhan, imitasi dan tuntutan profesio- perubahan institusi. Instutional field dior-
nal. Konsep institutional isomorphic ter- ganisir oleh logika dominan walaupun
bentuk melalui tiga mekanisme yaitu Co- terdapat 2 logika institusi atau lebih pada
ercive isomorphism (tekanan eksternal saat bersamaan (Scott 2008; Thornton dan
seperti pengaruh politik), Mimetic isomor- Ocasio 1999). Institutional logics terdiri
phism (dengan mengikuti institusi lain ka- dari symbolic carriers dan material
rena ketidakpastian) dan Normative iso- carriers dalam suatu institusi yang dapat
morphism (transformasi yang menghasil- memengaruhi perubahan dalam institusi
kan profesionalisasi) (Dimaggio dan (Zilber 2015) serta menjelaskan adanya
Powell 1983). Oleh karena itu dapat praktek decoupling di dalam suatu institusi
disimpulkan bahwa institutional theory (Scott 2008).
menyebabkan antar institusi menjadi sama Oleh karena itu, terdapat hubungan
seiring waktu, memeroleh legitimasi antara organisasi yang merupakan kum-
dengan melakukan adopsi atas suatu ke- pulan dari aktor yang dapat menciptakan
tentuan dan praktik, tampak menjadi nor- logika dominan di dalam mengambil suatu
matif (profesional) dalam suatu bidang ser- tindakan sehingga sesuai dengan per-
ta mengikuti institusi lain yang dianggap nyataan bahwa teori ini dapat mengung-
berhasil sebagai bagian dari strategi kapkan bagaimana dan mengapa aktor di
menghadapi ketidakpastian (Dimaggio dan dalam struktur sebuah institusi atau
Powell 1983). Meskipun demikian, menu- organisasi menjadi termotivasi sehingga
rut Scott (2008) bahwa organisasi awalnya melakukan perubahan terhadap struktur
termotivasi untuk mengambil keputusan di internal tersebut (Lawrence et al. 2011;
dalam melakukan perubahan struktural dan Greenwood dan Suddaby 2006; Dimaggio
aktivitas sebagai tanda pemenuhan ke- dan Powell 1983). Menurut Hambrick et
butuhan lembaga namun karena adanya al. (2004) bahwa pengambilan keputusan
batasan secara realita di lingkungan insti- untuk melaksanakan implementasi suatu
tusi menyebabkan institusi mengambil standar baru suatu institusi di industri bank
keputusan untuk decoupled atau melak- umum kemungkinan dapat lebih homo-
sanakan tindakan untuk menyimpang dari genisasi atau heterogenisasi. Oleh karena
ketentuan yang berlaku efektif. itu, menurut Berman di dalam Dunn dan
Di sisi lain, penelitian ini juga Jones (2010) bahwa dalam suatu lingku-
melihat perilaku aktor dan institusi di ngan institusi terdapat adanya multiple
dalam mengambil kebijakan tertentu (insti- logics sehingga ketentuan menjadi sulit un-
90 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 83-107
tuk diterapkan dan tidak mungkin ketika dari pemilik Bank Asing dan Bank
suatu kelompok-kelompok yang berbeda Campuran.
berupaya melakukan pemaksaan kepenti- 2. National Level yaitu a) PSAK No.
ngan mereka untuk mengubah ketentuan 71 dan PSAK No. 55 yang diterbit-
tersebut. Aplikasi teori institusional pada kan oleh DSAK-IAI; b) Surat
penelitian ini adalah keterkaitan antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.
landasan teori dengan motif dan kendala S-78/PB.11/2017 tentang Action
yang melatarbelakangi para aktor dan Plan Perbankan sesuai Roadmap
institusi di dalam mengambil keputusan Persiapan Penerapan PSAK No. 71
untuk melakukan implementasi secara dini yang diterbitkan oleh OJK yang
dipengaruhi oleh tekanan dari dalam mewajibkan seluruh bank umum
(material carriers) maupun luar peru- untuk menyusun roadmap per-
sahaan (symbolic cariers). siapan implementasi PSAK No. 71
minimal mencakup tahapan dari
Logika Institusional (Institutional persiapan awal, gap analysis, deve-
Logics) lopment, analisis akhir dan paralel
Logika institusional merupakan ba- run serta diakhiri live (imple-
gian dari neo/new institutional theory. mentasi PSAK No. 71 secara
Selain penjelasan sebelumnya, menurut efektif) (OJK 2018b); c) Peraturan
Scott (1987) bahwa logika institusional OJK Nomor 29/POJK.04/2016
adalah merupakan sebuah rangkaian set Tentang Laporan Tahunan Emiten
dari sistem kognitif dan normatif yang atau Perusahaan Publik yang diter-
tidak sama dan sudah banyak digunakan bitkan oleh OJK; d) PAPI 2008
pada penelitian terdahulu. Logika insti- yang mewajibkan perusahaan untuk
tusional memengaruhi perilaku para aktor mengikuti standar akuntansi yang
di dalam mengambil keputusan sehingga diterbitkan oleh Bank Indonesia;
menjadi dasar menjawab fenomena dan e) Internal Policy atau
penelitian. Motif di dalam pengambilan Standard Operating Procedure
keputusan tersebut disebabkan adanya (SOP) yang merupakan ketentuan
dukungan dari dua faktor yaitu symbolic internal.
carriers dan material carrier (Zilber
2015). Menurut Scott (2008) bahwa sym- Material carriers adalah aktor
bolic carriers adalah elemen-elemen dari pelaksana baik secara individu maupun
institusional (kepercayaan, norma dan ke- kolektif, artifacts dan rutinitas berdasarkan
tentuan) berdampak terhadap perilaku so- logika tertentu (Scott 2008). Logika bank
sial yang tercermin dalam aktivitas, umum untuk melaksanakan implementasi
hubungan dan sumber daya. Symbolic adalah adanya kebutuhan akan keuntungan
carriers merupakan faktor yang menjadi untuk memenuhi segala kewajiban dan
pertimbangan aktor di dalam mengambil memastikan kelangsungan usaha berda-
keputusan untuk implementasi standar baru sarkan material carriers atau disebut
atau disebut regulatory logics (Thornton banking logics (Battilana dan Dorado
2002). Symbolic carrier penelitian ini 2010). Dalam penelitian ini, aktor
dibagi menjadi sebagai berikut: pelaksana adalah manager. Sementara
1. International Level yaitu a) IFRS 9 artifacts adalah alat bantu yang digunakan
yang berlaku efektif tanggal 1 untuk melaksanakan implementasi PSAK
Januari 2018 secara global dan IAS No. 71 yaitu konsultan pendamping,
39 yang keduanya diterbitkan oleh Sistem Informasi Teknologi (IT System)
IASB; dan b) Peraturan yang diter- dan Data (data historical dan data indikator
bitkan oleh pemerintah Negara asal makro ekonomi) sementara rutin yaitu
project initiation, assessment project,
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 83-107 91
Gambar 1
Kerangka Penelitian
Gambar 2
Mixed Method Design Matrix
Sumber: Johnson & Onwugbuzie, 2004(diolah)
Tabel 1
Hasil Kuesioner – Content Analysis
No Topik Penjelasan
1 Implementasi 67% dari total responden menunjukkan topik ini sebagai motif
untuk melakukan implementasi PSAK No. 71 secara dini atau tidak
2 Model 33% dari total responden menunjukkan topik ini sebagai kendala
untuk melakukan implementasi PSAK No. 71 sedangkan sisanya
berpendapat berbeda antara lain kesiapan data dan sistem IT
3 Cadangan 89% dari total responden menunjukkan topik ini sebagai dampak
atas PSAK No. 71 yang akan meningkat.
terlebih dahulu. Pengumpulan data melalui dialog) dan lainnya di dalam kumpulan
kuesioner dilakukan mendahului pengum- data kualitatif secara tertulis maupun lisan
pulan data melalui wawancara, hal ini ber- yang digunakan untuk menguji suatu
tujuan untuk memperkaya pengetahuan hipotesis atas sebuah fenomena (korpus)
penulis di dalam memahami fenomena (Shauki 2018). Analisis ini dilakukan
yang terjadi agar dapat melengkapi dan dengan membaca berulang kali transkripsi
memperbaiki daftar pertanyaan pada saat agar memahami struktur data dan ide dari
melakukan semi-structured interview. tema yang diusung narasumber. Selanjut-
Kemudian pengambilan data selanjutnya nya menggunakan software Nvivo12 Pro
dilakukan melalui metode semi-structured untuk mengolah data tersebut dengan auto
interview terhadap masing-masing nara- coding atau manual coding yaitu menen-
sumber agar mendapatkan informasi yang tukan tema yang sesuai dengan permasala-
mendalam dari pertanyaan penelitian. han penelitian. Kemudian kodifikasi yang
Setelah seluruh proses tersebut selesai memiliki kesamaan digabungkan ke dalam
dilakukan, hasil yang telah diperoleh da- tema tersebut dan dianalisis untuk melihat
lam bentuk rekaman dan catatan tersebut relevansi informasi tersebut dengan perma-
ditranskripsikan ke dalam bentuk text un- salahan penelitian. Selain itu, penulis
tuk didokumentasikan. Kemudian doku- menggunakan constant comparative analy-
mentasi tersebut digunakan oleh penulis sis yang menurut Conrad et al. dalam Kolb
untuk dianalisis. (2012), adalah menggabungkan antara
Pada tahap analisis data, penulis pengumpulan data sistematis, pengkodean,
menggunakan metode content, thematic dan langkah analisis dengan pengambilan
dan constant comparative analyses dengan sampel teoritis untuk menghasilkan teori
menggunakan aplikasi komputer yaitu yang dekat dengan data, terintegrasi dan
Nvivo12 Pro. Content analysis ini ber- dinyatakan dalam suatu bentuk yang cukup
tujuan untuk melakukan kodifikasi atas jelas untuk dilakukan pengujian lebih
data kualitatif yang diperoleh biasanya lanjut. Dengan menggunakan teknik ana-
secara kuantitatif dalam hal ini dilakukan lisis ini, penulis menganalisis apakah ter-
untuk menganalisis konten untuk men- dapat persamaan maupun perbedaan jawa-
dalami sebuah tema yang paling banyak ban dari kedua grup. Selanjutnya, hasil
digunakan oleh narasumber (Shauki 2018). analisis akan digunakan untuk mengambil
Oleh karena itu, dengan menggunakan kesimpulan agar memahami permasalahan
content analysis maka makna yang men- yang sebenarnya terjadi sehingga men-
dalam dari hasil wawancara dapat ter- jawab pertanyaan penelitian. Unit analisis
ungkap berdasarkan kata-kata yang paling adalah multiple unit analysis dengan objek
menjadi pertimbangan mereka dan sering penelitian yaitu dua grup bank umum di
mereka sampaikan. Kemudian menggu- Indonesia yaitu early dan late adopters
nakan thematic analysis untuk memahami PSAK No. 71 dengan membagi masing-
berbagai respons, tema, topic (pidato atau masing grup bank umum berdasarkan jenis
94 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 83-107
Tabel 2
Demografi Narasumber
Early or
Tanggal
Pengalaman Jenis Bank Jenis Bank Non
Jenis Efektif
Responden Jabatan di Berdasarkan Berdasarkan Adopters
Kelamin Implementasi
Perbankan Kepemilikan BUKU PSAK
PSAK No. 71
No. 71
Manager Early
Responden 1 Perempuan > 10 tahun Bank Asing BUKU 2 January 1, 2018
Akuntansi adopters
Manager Bank November 1, Early
Responden 2 Laki-Laki > 10 tahun BUKU 3
Akuntansi Pemerintah 2018 adopters
Manager Early
Responden 3 Laki-Laki 5 s.d 10 tahun Bank Asing BUKU 3 January 1, 2018
Akuntansi adopters
Manager Bank Non
Responden 4 Laki-Laki 5 s.d 10 tahun BUKU 4 January 1, 2020
Akuntansi Pemerintah adopters
Manager
Bank Swasta Non
Responden 5 Laki-Laki Risiko < 5 tahun BUKU 3 January 1, 2020
Nasional adopters
Kredit
Manager Non
Responden 6 Perempuan > 10 tahun Bank Asing BUKU 2 January 1, 2020
Akuntansi adopters
Gambar 3
Content Analysis Result – Responden 1
71; 3) Responden bank umum dengan jenis • Bagaimana dengan dampak yang
kepemilikan swasta nasional sebanyak satu Bank Saudara alami atas imple-
dari target satu bank umum yaitu satu late mentasi PSAK No. 71 khususnya
adopters PSAK No. 71; dan 4) Responden terhadap pembentukan CKPN
bank umum dengan jenis kepemilikan Kredit?
campuran tidak berhasil dilakukan dari • Bagaimana cara Bank Saudara
target sebanyak tiga bank umum yaitu dua memitigasi dampak atas imple-
early adopters dan satu late adopters mentasi PSAK No. 71 lebih dini?
PSAK No. 71. Pertanyaan semi structured Selanjutnya, analisis konten dengan
interviews tersebut antara lain: menggunakan word frequency dan text
• Apakah bentuk kepemilikan Bank search serta menghapus kata yang tidak
Saudara termasuk Bank Peme- terkait sehingga menunjukkan sepuluh
rintah, Bank Swasta Nasional, topik yang paling menjadi concern
Bank Asing (Kantor Cabang Bank masing-masing narasumber dengan hasil
Asing) atau Bank Campuran (Anak sebagaimana Gambar 3 s.d 8. Kemudian
Perusahaan Bank Asing)? dilakukan analisis tematik dengan manual
• Mohon dijelaskan secara rinci apa coding dengan menentukan tema yang
yang memotivasi Saudara untuk sesuai dengan permasalahan penelitian dan
melaksanakan implementasi PSAK landasan teori untuk dikodifikasi agar
No. 71 lebih dini dari tanggal dapat digabungkan ke dalam tema tertentu
efektif yang ditetapkan? Apabila serta melihat relevansi informasi tersebut.
belum, apa alasan Saudara untuk
tidak melaksanakan implementasi 1. Early Adopters Responden 1 (Bank
PSAK No. 71 lebih dini? dengan Jenis Kepemilikan Asing):
• Dalam pengambilan keputusan
untuk melaksanakan implementasi Tiga topik utama yang menjadi
dini atau tidak, apakah Bank concern dari responden # 1 secara beruru-
Saudara dipengaruhi oleh tekanan tan yaitu terkait implementasi (24,31%),
eksternal atau internal? pusat yang mengacu ke kantor pusat
• Secara rinci mohon dijelaskan (15,97%), dan debitur (11.81%). Kata
kendala yang Bank Saudara hadapi “implementasi” menggambarkan motif
di dalam mengimplementasikan responden atas implementasi PSAK No. 71
PSAK No. 71? yaitu karena tekanan normative dan
mimetic sebagaimana hasil wawancara
berikut ini:
96 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 83-107
Gambar 4
Content Analysis Result – Responden 2
Gambar 5
Content Analysis Result – Responden 3
Lalu kata “cadangan” yang menunjukkan kok dapat beda angkanya antara
keyakinan responden bahwa ketentuan ini kantor cabang dengan kantor
berdampak kepada CKPN yang harus pusat” (Responden 3 2019).
dibentuk. Kata “implementasi” yang Kata “masalah” menggambarkan
disampaikan oleh responden menggam- kendala implementasi PSAK No. 71. Kata
barkan motif responden atas implementasi "cadangan" menunjukkan keyakinan ke-
PSAK No. 71 tentuan ini berdampak kepada CKPN yang
harus dibentuk.
3. Early Adopters Responden 3 (Bank 4. Late Adopters Responden 4 (Bank
dengan Jenis Kepemilikan Asing): dengan Jenis Kepemilikan Peme-
rintah):
Berdasarkan analisis dengan respon- Gambar 6 menunjukkan tiga topik
den #3 (Gambar 5), diketahui tiga topik yang paling menjadi concern secara
yang menjadi concern yaitu terkait pusat berurutan yaitu terkait model/modelling
(15,84%), masalah (15,53%), dan cada- (21,59%), implementasi (12,78%), dan ca-
ngan (10.25%). Kata “pusat” menunjukkan dangan (11.45%).
kantor pusat yang merupakan faktor eks- Kata “model/modelling” meng-
ternal yang mendorong responden untuk gambarkan kendala implementasi PSAK
implementasi dini sebagaimana hasil No. 71. Kata “implementasi” menggam-
wawancara berikut ini: barkan motif responden atas implementasi
“....kantor pusat tidak mewajibkan PSAK No. 71 sehingga tidak melakukan
kami untuk melakukan implementasi PSAK No. 71 secara dini sebagaimana
PSAK No. 71 secara dini, hal hasil wawancara berikut:
tersebut diserahkan keputusannya
kepada kami…masalahnya satu kita “..kalau dibilang kompleks pasti
harus maintain 2 buku yang effort- jauh lebih kompleks dengan bank
nya besar dari investasi termasuk asing yang merupakan cabang
beli server, 2 sistem untuk mela- disini. Selain itu juga bank-bank
kukan perhitungan...berarti punya 2 yang diluar itu mereka sudah lang-
biaya maintanance. Kedua, sung implementasi IFRS 9 jadi
maintain 2 buku artinya proses re- mereka emang sudah proses antara
viewnya jadi double...secara umum IFRS 9 dan PSAK No. 71 itupun
kalau 2 report dengan 2 angka yang salah satu faktor, kemudian melihat
berbeda dapat timbul pertanyaan saat kita implementasi bagaimana
98 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 83-107
Gambar 6
Content Analysis Result – Responden 4
Gambar 7
Content Analysis Result – Responden 5
Gambar 8
Content Analysis Result – Responden 6
kangi motif manager untuk tidak melak- bahan standar yang mengakibatkan beban
sanakan implementasi dini PSAK No. 71 CKPN meningkat sehingga keuntungan
dan secara ketentuan memungkinkan yang akan didapatkan bank umum dapat
sehingga mereka menginginkan persiapan terganggu (Responden 2, 3, 4 dan 5 2019).
yang matang sampai standar tersebut Selain itu, belum tersedianya sistem IT
berlaku efektif (Responden 4 dan 5 2019). yang mendukung implementasi PSAK No.
Perspektif peer group (persaingan) yang 71 (Responden 4 dan 5 2019) dan sumber
belum implementasi juga menjadi daya manusia yang ahli memahami model-
pertimbangan Responden 4 (2019) yang ling dibutuhkan untuk menghasilkan perhi-
khawatir terdapat perbedaan cara pandang tungan expected credit loss (Responden 1
dalam penyusunan PSAK No. 71 semen- 2019). Temuan lain ditunjukkan oleh
tara mereka sudah implementasi terlebih Responden 2 dan 3 (2019) bahwa kesiapan
dahulu. Debitur juga menjadi pertim- data historikal minimal 3 tahun serta
bangan mengingat kondisi debitur mempe- penetapan data indikator makro dan data
ngaruhi pembentukan CKPN sebagaimana proyeksi makro yang sesuai dengan nature
wawancara berikut: bank menjadi salah satu kendala untuk
“Angka CKPN kami sangat kecil melaksanakan implementasi PSAK No. 71.
sekali sesuai PSAK No. 55 karena Tidak adanya penilaian pada key
NPL kami sangat kecil.. takutnya performance indicator manajer sebagai
kalau ada debitur yang default jadi insentif menjadi alasan untuk tidak mem-
langsung profitnya tergerus dong prioritaskan proyek implementasi PSAK
dan Key Performance Indicator nya
No. 71 (Responden 6 2019). Bank umum
jadi jelek kan” (Responden 1 2019).
Mengingat secara ketentuan me- yang telah melaksanakan implementasi
mungkinkan tidak implementasi dini PSAK No. 71 secara dini selain bank
PSAK No. 71 dan tidak adanya paksaan dengan kepemilikan asing dan pemerintah
dari kantor pusat sehingga pada praktiknya adalah bank umum dengan jenis kepe-
Responden 6 (2019) memilih prioritas lain milikan campuran (Responden 1, 2019).
yaitu melaksanakan project lain yang Selanjutnya, motif dan kendala manajer di
memberikan insentif. dalam mengambil keputusan untuk
menjawab fenomena dikemukakan berikut
b. Faktor Internal ini:
Faktor internal yang menjadi per-
timbangan didominasi oleh beban biaya Persamaan dan Perbedaan Keputusan
yang muncul karena persiapan dan peru- Grup early adopters PSAK No. 71
berpendapat bahwa tidak terdapat kewa-
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 83-107 101
Gambar 9
Multiple Logics – Early Adopters
melihat faktor eksternal dan internal insti- peer group sudah melaksanakan imple-
tusi sehingga dapat diketahui bahwa ling- mentasi PSAK No. 71 secara dini atau be-
kungan organisasi diatur oleh logika lum sehingga mengambil keputusan untuk
kelembagaan yang dominan meskipun dua mengikuti (Responden 4 dan 5, 2019).
atau lebih logika kelembagaan ada pada Symbolic carriers dari penelitian ini
saat yang bersamaan. tidak mengalami perubahan, sementara
material carriers mengalami perubahan
Faktor institusional yang Memicu/Men- sesuai penjelasan di atas. Selain itu, setelah
cegah Praktik Decoupling dilakukan analisis ditemukan bahwa di
Terdapat faktor institusional yang dalam mengambil keputusan untuk meng-
memicu material carriers untuk mela- implementasi PSAK No. 71, terdapat
kukan praktik decoupling terhadap sym- perbedaan (heteregoneity) perilaku para
bolic carriers yaitu mengambil keputusan aktor dan institusi pada masing-masing
untuk tidak melaksanakan implementasi bank umum yang dipengaruhi oleh multi-
PSAK No. 71 secara dini meskipun secara ple logics yaitu ketentuan (regulatory
ketentuan diperbolehkan dan tidak adanya logics) dan keuntungan (banking logics)
tekanan yang dihadapi oleh bank umum seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9.
baik dari eksternal maupun internal.
Faktor-faktor institusional tersebut yaitu Dampak PSAK No. 71 terhadap CKPN
kompleksitas dari PSAK No. 71 diban- atas Kredit
dingkan dengan kesiapan bank umum dan Berdasarkan content dan thematic
praktik pada industri perbankan. analyses, sepuluh topik yang paling men-
Kompleksitas dari PSAK No. 71 jadi concern adalah cadangan yang artinya
dibandingkan dengan kesiapan bank secara umum narasumber menyatakan
umum. PSAK No. 71 lebih kompleks dan bahwa dampak implementasi PSAK No. 71
penuh dengan persyaratan baru dibanding- akan meningkatkan jumlah CKPN atas
kan PSAK No. 55 sehingga menjadi kredit sehingga memengaruhi modal
kendala karena kondisi di lapangan yaitu perusahaan dan adanya biaya tambahan
kesiapan bank umum tersendiri tidak serta yang timbul dalam mempersiapkan imple-
merta dengan mudah mengimplementasi- mentasi PSAK No. 71 (Responden 1, 3, 4,
kan standar tersebut. Kendala yang paling 5 dan 6, 2019). Jumlah CKPN atas kredit
sulit dihadapi oleh bank umum adalah akan meningkat karena metode yang
kesiapan data untuk melakukan modelling digunakan dalam PSAK No. 71 akan
yaitu data historikal minimal 3 tahun menggunakan metode expected credit loss
kebelakang, data indikator makro sesuai untuk menentukan kerugian kredit yang
dengan kondisi bank dan data proyeksi diharapkan yang artinya pinjaman yang
makro tersebut (Responden 2, 3 dan 5 sebelumnya tidak dibentuk CKPN akan
2019). Kondisi inilah salah satunya yang menjadi dibentuk tergantung pada apakah
menunjukkan ketidaksiapan bank umum ada eksposur risiko kredit atau tidak
sehingga mendorong para aktor untuk (Responden 4 dan 5, 2019). Namun
tidak melakukan implementasi PSAK No. demikian, hal tersebut berlawanan dengan
71 secara dini. pernyataan salah satu dari tiga responden
Praktik pada Industri Perbankan. yang telah mengimplementasikan PSAK
Keputusan tersebut diambil dari adanya No. 71 secara dini yang menyatakan bahwa
praktik pada industri perbankan yang implementasi PSAK No. 71 tidak berdam-
secara umum dilakukan sehingga menjadi pak pada peningkatan CKPN kredit namun
suatu praktik yang dianggap benar mes- meningkatkan laba bank narasumber terse-
kipun hal tersebut tidak sesuai dengan ke- but. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh
tentuan. Salah satu praktik pada industri responden # 2 dalam hasil wawancara se-
perbankan tersebut adalah melihat apakah bagai berikut:
104 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 83-107
atau tidak didominasi oleh kondisi coer- laba atas salah satu sampel penelitian. Hal
cive isomorphism yang muncul adalah ini sebagaimana temuan sebelumnya yang
mimetic dan normative isomorphism. dikemukakan oleh Ayres (1986) yang
Penelitian ini juga menjelaskan bagaimana mengemukakan bahwa karakteristik dari
implementasi dari logika institusional pada perusahaan yang memutuskan melakukan
industri perbankan di Indonesia dalam adopsi dini lazimnya mengalami penu-
mengambil keputusan untuk mengimple- runan pendapatan setahun sebelum adopsi
mentasi PSAK No. 71 sehingga terdapat dini (pre-change earnings), memiliki porsi
perbedaan (heteregoneity) perilaku para yang kecil atas saham beredar yang
aktor dan institusi yang dipengaruhi oleh dimiliki oleh Dewan Direksi dan jajaran
multiple logics yaitu ketentuan (regulatory manajemen nya, dan membatasi jumlah
logics) dan keuntungan (banking logics). dividend payout ratio dan interest
Ketegangan antara kedua logika tersebut coverage ratio dibandingkan dengan per-
harus ditangani pada saat pengambilan usahaan yang melakukan adopsi kemudian
keputusan karena merupakan kendala yang (later adopters). Sementara perbedaan
mereka hadapi. Lebih lanjut, ditemukan hasil studi penelitian ini dengan studi-studi
bahwa dampak atas implementasi PSAK terdahulu adalah bahwa aktor (manajer)
No. 71 terhadap CKPN Kredit tergantung dalam melakukan adopsi/implementasi
implementasi PSAK sebelumnya (kon- dini tidak dimotivasi oleh paksaan dari
servatif) sehingga tidak semua bank ter- kantor pusat ataupun regulasi lainnya
dampak secara negatif atas pemberlakuan melainkan dimotivasi oleh profesionalisme
standar baru. Oleh karena itu, hasil temuan dan desakan normatif yang membuat bank
tersebut dapat dijadikan sebagai bahan umum melakukan adopsi/implementasi
review bagi akademisi, regulator dan dini PSAK No. 71. Selain itu, terdapat
standard setter (DSAK IAI) atas bank perbedaan lain yaitu perilaku para aktor
umum yang berencana melakukan dipengaruhi oleh multiple logics yaitu
implementasi dini PSAK No.71 sehingga ketentuan (regulatory logics) dan keun-
dapat dipastikan bahwa implementasi tungan (banking logics). Regulator dalam
PSAK No. 71 dapat diimplementasikan hal ini dapat bersikap berhati-hati dalam
dengan baik. mengharapkan perbankan melakukan ado-
Terdapat persamaan dan perbedaan psi dini, bahwa kompleksitas bank berskala
hasil studi ini dengan hasil studi penelitian besar membuat mereka enggan melakukan
sebelumnya. Persamaaan tersebut terlihat adopsi dini, dan bahwa motivasi laba dan
pada salah satu bank umum yang menjadi bertindak secara profesional.
sampel penelitian ini yaitu bank umum Temuan penelitian ini merupakan hal
dengan kompleksitas besar sehingga sistem yang baru (bersifat novel) sebagaimana
dan kapasitasnya tidak memungkinkan yang dibahas di atas bahwa penelitian ini
untuk melakukan adopsi dini. Hal ini antara lain (1) menggunakan strategi
sesuai dengan temuan sebelumnya yang penelitian berupa studi kasus (ditujukan
dikemukakan oleh Trombley (1989) dan dalam rangka melakukan penggalian feno-
Ayres (1986), di mana dikatakan bahwa mena); (2) menggunakan logika institu-
keputusan untuk mengadopsi secara dini sional (sebagai lanjutan dari teori institu-
suatu standar erat hubungannya dengan sional di dalam menjawab pertanyaan
ukuran dari perusahaan, perusahaan ber- penelitian; dan (3) utamanya di bagian
skala kecil akan lebih mudah melakukan hasil temuan telah membandingkan hasil
adopsi dini dibandingkan dengan perusa- temuan dengan temuan-temuan sebelum-
haan berskala besar. nya mengenai motivasi suatu institusi
Selain itu, terdapat persamaan kedua melakukan adopsi/implementasi dini ter-
yaitu motivasi perusahaan melakukan im- hadap standar akuntansi.
plementasi dini adalah berupa peningkatan
106 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 83-107