Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 78
antengan 1 PERATURAN MENTER, KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PvtK. 03/2013 ‘TENTANG ‘TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KESERATAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA FORMAT SURAT KEBERATAN: Nomor Lampiran ae Hal engajuan Keberatan (1) - 3) Yth. Direktur Jenderal Pajak u.b. Kepala KPP .. (4) Yang bertanda tangan di bawah ini Nama ©) NPWP (6) Jabatan - (7) Alamat - (8) Nomor Telepon - 9) Bertindale selalea ©), pain Wakil Kuasa dari Wajib Pajak Nama (10) NPWP 11) Alamat (12) bersama ini mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak (skp)/pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga *) Jenis surat Nomor dan tanggal Jenis Pajak Masa/Tahun Pajak Alasan pengajuan keberatan (17): 1. Sengketa ..... Alasan keberatan dan jumlah menurut Wajib Pajak .. 2. Sengketa Alasan keberatan dan jumlah menurut Wajib Pajak dst. 3. Berdasarkan hal tersebut di atas maka: a, Jumlah pajal yang terutang menurut surat ketetapan pajak/pemotongan atau pemmungutan*) sebesar: ee eerie eeseee( 18) b. Jumlah pajak yang tecutans menurut perhitungan Wajib Pajak sebesar: (19) c. Jumlah pajak yang terutang yang disetujui dalam pembahasan akhir basil pemeriksaan sebesar: . (20) o. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA d. Jumlah yang telah dilunasi sebesar ....... (21) tanggal pada’bank/pos persepsi ........ (23) dengan NTPN ...cccsessssesseee Lampiran: (25) No. vJenis Dokumen ‘set/lembar - — Demikian surat keberatan kami sampaikan untuk dapat dipertimbangkan. Wajib Pajak/Wakil/Kuasa”*) Keterangan: 1. Beri tanda X pada [_] yang sesuai, 2. ¥) Diisi salah satu yang sesuai. 3. “) Diisi salah satu yang’ sesuai dan dalam hal surat pengajuan keberatan ditandatangani oleh kuasa harus dilampiri Surat Kuasa Khusus. Nomor (1) Nomor (2) Nomor (3) Nomor (4) Nomor (5) Nomor (6) Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) Nomor (11) Nomor (12) Nomor (13) Nomor (14) Nomor (15) “MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA pepueuN PETUNJUK PENGISIAN SURAT KEBERATAN : Diisi dengan nomor Surat Keberatan sesuai dengan administrasi Wajib Pajak. Diisi dengan nama kota dan tanggal Surat Keberatan dibuat. Diisi' dengan jumlah lampiran yang. disertakan dalam Surat Keberatan. : Diisi dengan nama dan alamat Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Diisi dengan nama Wajib Pajak/wakil/kuasa yang menandatangani Surat Keberatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak/wakil/Iuasa yang menandatangani Surat Keberatan. : Diisi dengan jabatan wakil/kuasa yang menandatangani Surat Keberatan dan dalam hal keberatan diajukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Nomor (7) ini tidak perlu diisi. Diisi' dengan alamat Wajib Pajak/wakil/kuasa yang menandatangani Surat Keberatan. Diisi dengan nomor telepon Wajib Pajak/wakil/kuasa yang menandatangani Surat Keberatan. Diisi dengan nama Wajib Pajak apabila yang menandatangani Surat Keberatan adalah wakil/kuasa dari Wajib Pajak dan dalam hal Surat Keberatan diajukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Nomor (10) ini tidak perhu diisi : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak apabila yang menandatangani Surat Keberatan adalah wakil/kuasa dari Wajib Pajalc dan dalam hal Surat Keberatan diajukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Nomor (11) ini tidal perlu diisi, Diisi dengan alamat Wajib Pajak apabila yang menandatangani Surat Keberatan adalah wakil/kuasa dari Wajib Pajal dan dalam hal Surat Keberatan diajukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Nomor (12) ini tidak perlu diisi. Diisi dengan jenis surat ketetapan pajalk atau jenis bukti potong yang diajukan keberatan. Diisi dengan nomor dan tanggal surat ketetapan pajak atau bukti potong yang diajukan keberatan. Diisi jenis pajak. MGHTEN KEUANGAN FREPUBLIK INDONESIA au Nomor (16): Diisi Masa Pajak atau Tahun Pajal. Nomor (17): Diisi dengan jelas alasan keberatan untuk masing-masing koreksi yang diajukan keberatan. Nomor (18): Diisi dengan jumlah pajak yang terutang menurut surat ketetapan pajak. Nomor (19) jisi dengan jumlah pajak yang terutang menurut perhitungan Wajib Pajak pada saat pengajuan keberatan. Nomor (20): Diisi dengan jumlah pajak yang terutang menurut perhitungan Wajib Pajak yang disetujui pada waktu pembahasan akhir pemeriksaan. i Nomor (21): Diisi dengan jumlah pelunasan ketetapan pajak oleh Wajib Pajak dan dalam hal dibayar lebih dari 1 (satu) kali dicantumkan masing- masing jumlah pelunasan. Nomor (22): Diisi dengan tanggal pelunasan ketetapan pajak oleh Wajib Pajak dan dalam hal dibayar lebih dari 1 (satu) kali dicantumlan masing- masing tanggal pelunasan. Nomor (23): Diisi dengan nama bank tempat pelunasan ketetapan pajak oleh Wajib Pajak dan dalam hal dibayar lebih dari 1 (satu) kali dicantumkan masing-masing tempat pelunasan. Nomor (24) : Diisi dengan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) sesuai dalam SSP pelunasan ketetapan pajak oleh Wajib Pajak dan dalam hal dibayar lebih dari 1 (satu) kali dicantumkan masing-masing NTPN. Nomor (25): Diisi dengan jenis dokumen dan jumlah lembar masing-masing jenis dokumen. Nomor (26): Diisi dengan tanda tangan dan nama Wajib Pajak/wakil/kuasa. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Salinan sesuai dengan aslinya ttd. AGUS D.W. MARTOWARDOJO BIRO unas GIARKO \—___ LanepaRAt PEGATURAN MENTED KEUANOAN REFUBLIK INDONESIA ROMO 9/Pati.a3/2018, ‘TeNTANG. ‘TATA CARA PENCAJUAN DAN PENYELESAIAN KRSERATAN (MENTE! KEUNNGAN [EPUBLICINDONESIA FORMAT SURAT PEMBERITAHUAN SURAT KEBERATAN TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (1) - 8) (2) ~ (4) Hal Pemberitahuan Surat Keberatan yang Tidak Memenuhi Persyaratan Yth - (5) Sehubungan dengan surat yang Saudara sampailan nomor .........0eee- (6) tanggal «0... (7) hal Pengajuan Keberatan atas (8) nomor (9) tanggal .(10) yang kami ‘terima pada tanggal 11), dengan ini disampaikan bahwa: 1. Berdasarkan penelitian kami, surat yang Saudara sampaikan tersebut tidak memenuhi ketentuan..... (12) 2. Sesuai ketentuan Pasal 25 ayat (4) Undang-Undang KUP, surat yang Saudara sampaikan tersebut bukan merupakan Surat Keberatan sehingga tidak dapat dipertimbangkan. 3. Pemberitahuan ini bukan merupakan Surat Keputusan Keberatan sehingga sestiai dengan ketentuan Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang KUP jo. Pasal 8 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor /PMK.03/ _ tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan, atas pemberitahuan ini tidal dapat diajukan banding ke badan peradilan pajak. Atas perhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terimalasih. an. DIREKTUR JENDERAL PAJAK (13) NP... (14) ‘Tembusan: Direktur Jenderal Pajalk ENTER KEUANGAN IEPUBLIK INDONESIA -2- PETUNJUK PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN SURAT KEBERATAN Nomor (1] Nomor (2] Nomor (3} Nomor (4) Nomor (5} Nomor (6] Nomor (7) Nomor (8} Nomor (9) Nomor (10) : Nomor (11) : Nomor (12) : Nomor (13) : Nomor (14) : ‘TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN Diisi dengan kepala surat. Diisi dengan nomor surat. i dengan tanggal surat. Diisi dengan sifat surat. Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak. iisi dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajal. i dengan tanggal Surat Keberatan Wajib Pajak. dengan jenis dan masa/tahun ketetapan atau pemotongan/pemungutan pajak, seperti Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Masa Januari 2008, Surat Ketetatapan Pajak Kurang Bayar Tambahan Pajak Penghasilan Badan Tahun 2008. Diisi dengan nomor surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti pemungutan. Diisi dengan tanggal surat ketetapan pajalk/bukti pemotongan atau bukti pemungutan, Diisi dengan tanggal diterimanya Surat Keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang menjadi alasan tidak dipenuhinya persyaratan dalam pengajuan Surat Keberatan oleh Wajib Pajak, yaitu ketentuan Pasal 25 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan/atau ayat (3a), dan/atau Pasal 32 Undang-Undang KUP, dan/atau Pasal 29 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011. Diisi dengan jabatan pejabat yang menandatangani surat. Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP pejabat yang menandatangani surat. MERIT KEUANGAN FEPUBLIK INDONESIA, -3- Keterangan: Surat Pemberitahuan tersebut dibuat/dicetak dalam 2 (dua) rangkap, dengan peruntukan sebagai berikut: a. Lembar ke-1 : untulc Wajib Pajak b. Lembar ke-2 ; untulc Arsip Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPALA BIRO UMUM Ub td. eS TO ee AGUS D.W. MARTOWARDOJO. NIP 195% ¥4301984021001/ 8 St eamnan ve Lewragans PERATURAN NGRTERC KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR » 9/P¥K.05/2019 Tenranc, "TATA CARA PENOAJUAN DAN PENVELESAIAN KEBBRATAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIC INDONESIA FORMAT SURAT PERMOHONAN PENCABUTAN PENGAJUAN KEBERATAN: Nomor (1) Lampiran + (3) Hai Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan Yth, Direktur Jenderal Pajak u.b. Kepala KPP.. Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : ©) NPWP Jabatan Alamat Nomor Telepon Bertindale selaltu : [— wajib Pajak Wakil ] Kuasa dari Wajib Pajak Nama (10) NPWP (11) Alamat (12) bersama ini mengajukan pencabutan atas Surat Keberatan: Nomor dan tanggal: i . (13) Perihal surat - (14) Penandatangan (15) Bertindalc selaku - (16) Alasan pencabutan pengajuan keberatan: a7 Demikian surat permohonan pencabutan atas pengajuan keberatan kami sampaikan untulc dapat disetujui. Wajib Pajak/Wakil/Kuasa™) Tembusan: 1. Direktur Jenderal Pajak; 2. Kepala Kanwil DUP .........(19) Keterangan: 1. Beri tanda X pada 2.4 34) (MENTERI KEUANGAN FIEPUBLIK INDONESIA, -2- yang sesuai : Diisi salah satu yang sesuai. Diisi salah satu yang sesuai dan dalam hal dalam hal surat pengajuan keberatan ditandatangani oleh kuasa harus dilampiri Surat Kuasa Khusus. ‘wenrent [REPUBLIC INDONESIA at PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERMOHONAN PENCABUTAN PENGAJUAN KEBERATAN Nomor (1) : Diisi dengan nomor surat permohonan pencabutan sesuai dengan administrasi Wajib Pajak. Nomor (2): Diisi dengan nama kota dan tanggal surat dibuat. Nomor (3} : Diisi dengan jumlah lampiran yang disertakan dalam surat permohonan pencabutan. Nomor (4): Diisi dengan nama dan alamat Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Nomor (5): Diisi dengan nama Wajib Pajak/wakil/kuasa yang menandatangani surat permohonan pencabutan sesuai dengan peraturan perundang- undangan di bidang Ketentuan Umum dan ‘Tata Cara Perpajakan. Nomor (6) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajalc/wakil/kuasa yang menandatangani surat permohonan pencabutan. Nomor (7): Diisi dengan jabatan wakil/kuasa yang menandatangani surat permohonan pencabutan dan dalam hal permohonan pencabutan diajukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Nomor (7) ini tidak perlu ii Nomor (8): Diisi dengan alamat Wajib Pajak/wakil/kuasa yang menandatangani surat permohonan pencabutan. Nomor (9) : Diisi dengan nomor telepon Wajib Pajak/wakil/kuasa yang menandatangani surat permohonan pencabutan. Nomor (10) : Diisi dengan nama Wajib Pajak apabila yang menandatangani surat permohonan pencabutan adalah wakil/kuasa dari Wajib Pajak dan dalam hal permohonan pencabutan diajukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Nomor (10) ini tidak perlu dii Nomor (11) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak apabila yang menandatangani surat permohonan pencabutan adalah wakil/kuasa dari Wajib Pajak dan dalam hal permohonan pencabutan diajulcan oleh Wajib Pajalc Orang Pribadi Nomor (11) ini tidaic perl diisi Nomor (12) ; Diisi dengan alamat Wajib Pajalk apabila yang menandatangani surat permohonan pencabutan adalah wakil/kuasa dari Wajib Pajak dan dalam hal permohonan pencabutan diajukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Nomor (12) ini tidak perlu diisi. Nomor (13) : Diisi dengan nomor dan tanggal Surat Keberatan yang diajulcan permohonan pencabutan. Nomor (14) ; Diisi dengan perihal Surat Keberatan yang diajukan permohonan pencabutan. MENTERI KEUANGAN FIEPUBLIK INDONESIA, eae Nomor (15) ; Diisi dengan nama penandatangan Surat Keberatan yang diajukan permohonan pencabutan. Nomor (16) : Diisi dengan kedudukan penandatangan Surat Keberatan yang diajukan permohonan pencabutan, yaitu Wajib Pajak, Wakil, atau Kuasa. Nomor (17): Diisi dengan jelas alasan permohonan pencabutan pengajuan keberatan. Nomor (18) : Diisi dengan tanda tangan dan nama pemohon. Nomor (19) : Diisi dengan nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajale yang merupakan atasan Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPALA BIRO_UMUM ub. , ttd. IENTERIAN AGUS D.W. MARTOWARDOJO NIP 198903201984021 Sos” PERATURAN MENTER( KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR’ ‘TATA CARA PENGAJUAN DAN PENVELESAIAN KEBERATAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA A. FORMAT SURAT JAWABAN ATAS PERMOHONAN PENCABUTAN PENGAJUAN KEBERATAN DALAM HAL PERMOHONAN PENCABUTAN PENGAJUAN KEBBRATAN DISETUJUL KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK QQ) - (8) Hal : Persetujuian Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan, Yth. 5) Sehubungan dengan’ surat Saudara nomor (6) tanggal (7) yang diterima tanggal ..{8) hal Permohonan Pencabutari Pengajuan Keberatan atas Surat Keberatan nomor ..(9) tanggal (10), dengan ini disampaikan bahwa berdasarkan penelitian Kami, sampai dengan diterimanya surat permohonan pencabutan pengajuan keberatan Saudara, Surat Pemberitahuan Untuk Hadir (SPUH) belum dikirimkan kepada Saudara’ sehingga, permohonan pencabutan pengajuan keberatan Saudara disetujui. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terima kasih. a.n, DIREKTUR JENDERAL PAJAK aeeeaeecees (14) a2) Tembusan: Direktur Jenderal Pajak MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK PENGISIAN SURAT JAWABAN ATAS PERMOHONAN PENCABUTAN PENGAJUAN KEBERATAN DALAM HAL. PERMOHONAN PENCABUTAN PENGAJUAN KEBERATAN DISETUJUI Nomor (1): Nomor (2) Nomor (3) Nomor (4) Nomor (5) Nomor (6) Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) : Nomor (11): Nomor (12) : Diisi dengan kepala surat. : Diisi dengan nomor surat. : Diisi dengan tanggal surat. : Diisi dengan sifat surat. : Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak. : Diisi dengan nomor Surat Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan. : Diisi dengan tanggal Surat Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan. : Diisi dengan tanggal diterimanya Surat Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan. : Diisi dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan tanggal Surat Keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan jabatan pejabat yang menandatangani surat. Diisi dengan tanda tangan; nama, dan NIP, pejabat yang menandatangani surat. MENTERI KEUANGAN RREPUBLIK INDONESIA B. FORMAT SURAT JAWABAN ATAS PERMOHONAN PENCABUTAN PENGAJUAN KEBERATAN DALAM HAL PERMOHONAN PENCABUTAN PENGAJUAN KEBERATAN DITOLAK: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Serene (1) (2) See Baer eee (a) (4) Hal : Penolakan Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan (5) Schubungan’ dengah surat Saudara nomor (6) tanggal (7) yang diterima tanggal . 8) hal Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan atas Surat Keberatan nomor (9) tanggal (10), dengan ini disampaikan beberapa hal sebagai berilcut: 1, Berdasarkan penelitian kami, kepada Saudara telah dikirimkan Surat Pemberitahuan Untuk Hadir (SPUH). 2. Berdasarkan Pasal 30 ayat (3) Peraturan pemerintah Nomor 74 Tahun ‘2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan jo Pasal 11 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9 /PMK.03/ 2013 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan, Saudara tidak dapat mencabut pengajuan keberatan dan permohonan pencabutan pengajuan keberatan Saudara ditolak. 3. Pengajuan Keberatan Saudara tetap diselesaikan dengan penerbitan Surat Keputusan Keberatan. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasama, Saudara diucapkan terimakasih. a.n, DIREKTUR JENDERAL PAJAK (11) NIP (12) Tembusan: Direktur Jenderal Pajak MENTE KEUANGAN TEPUBLII INDONESIA acd PETUNJUK PENGISIAN SURAT JAWABAN ATAS PERMOHONAN PENCABUTAN PENGAJUAN KEBERATAN DALAM HAL PERMOHONAN PENCABUTAN PENGAJUAN KEBERATAN DITOLAK Nomor (1} : Diisi dengan kepala surat. Nomor (2} : Diisi dengan nomor surat. Nomor (3} : Diisi dengan tanggal surat. Nomor (4) : Diisi dengan sifat surat Nomor (5) : Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak. Nomor (6) : Diisi dengan nomor Surat Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan. Nomor (7) : Diisi dengan tanggal Surat Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan. Nomor (8) ; Diisi dengan tanggal diterimanya Surat Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan. Nomor (9) : Diisi dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajak. Nomor (10): Diisi dengan tanggai Surat Keberatan Wajib Pajak. Nomor (11): Diisi dengan jabatan pejabat yang menandatangani surat. Nomor (12): Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP pejabat yang menandatangani surat. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Salinan sesuai dengan aslinya tt, AGUS D.W. MARTOWARDOJO PRRATURAN MENTERI KEUANOAN REPUBLIK INDONESIA nowoR. ewan ‘TATA CARA PENGAJUAN DAN PRNYELESAIAN KESERATAN “ MENTERI KEUANGAN, REPUBLIK INDONESIA FORMAT SURAT PANGGILAN DALAM RANGKA PEMBAHASAN DAN KLARIFIKASI SENGKETA PERPAJAKAN: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK seee(1) Nomor os (2) Sifat : Sangat segera Lampiran’ : ... 4) Hal : Panggilan Dalam Rangka Pembahasan dan Klarifikasi Sengketa Perpajakan Yth. (5) Sehubungan dengan Surat Keberatan Saudara atas: Jenis Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan*) Nomor Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan*] ‘Tanggal Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan*) Masa/Tahun Pajak Dengan ini diharapken kehadiran Saudara dalam rangka pembahasan dan Klarifikasi atas sengketa perpajakan tersebut, yang akan dilaksanakan pada : Hari/Tanggal (10) Waktu (11) ‘Tempat (12) Mengingat pentingnya acara tersebut diharapkan Saudara dapat hadir tepat waktu dengan membawa dokumen yang diperhikan, antara lain: dst (13) Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasama Saudara, diucapkan terima kasih. a.n, DIREKTUR JENDERAL PAJAK (14) NIP. ‘Tembusan: Direktur Jenderal Pajak MENTERL KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -2- PETUNJUK PENGISIAN SURAT PANGGILAN DALAM RANGKA PEMBAHASAN DAN KLARIFIKASI SENGKETA PERPAJAKAN Nomor (1) : Diisi dengan kepala surat. Nomor (2) : Diisi dengan nomor surat. Nomor (3) : Diisi dengan tanggal surat. Nomor (4) 2 Diisi sesuai dengan jumlah lampiran, Nomor (5) : Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak, Nomor (6) : Diisi dengan jenis ketetapan pajak/pemotongan atau. pemungutan seperti Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajale Pengahasilan Pasal 21, Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23. Nomor (7) : Diisi dengan nomor ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan. Nomor (8) Diisi dengan tanggal ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan. Keterangan *) : Diisi dengan salah satu pilihan yang sesuai, Nomor (9) : Diisi dengan Masa Pajak atau Tahun Pajak. Nomor (10): _Diisi dengan hari/tanggal pembahasan akan dilaksanakan. Nomor (11): _-Diisi dengan waktu pembahasan akan dilaksanakan, Nomor (12): Diisi dengan kantor tempat pembahasan akan dilaksanakan. Nomor (13); Diisi_ dengan jenis dokumen yang diperlukan untuk pembahasan. Nomor (14): Diisi dengan jabatan pejabat yang menandatangani surat panggilan. Nomor (15) + :, Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP pejabat yang menandatangani surat panggilan. Seti beauei deed can MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPALA BIRQ.UMUM b, aN SRMENTERIAN AGUS D.W. MARTOWARDOJO | of td. ‘TATA CARA PENOAJUAN DAN PENYELBGAIAN KEBERATAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA A. FORMAT SURAT PERMINTAAN PEMINJAMAN BUKU, CATATAN, DATA, DAN INFORMASI PERTAMA: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK sea ty we (DN eeaeteeteateesnteseeceneeeeee (3) ane (4) Hal ermintaan peminjaman buku, catatan, data, dan informasi Yth. : (5) Sehubungan dengan surat Saudara nomor (6) tanggal (7) hal Pengajuan Keberatan atas (8) nomor (9) tanggal ... : (10), dengan ini diminta kepada Saudara untuk meminjamikan buku, catatan, data, dan informasi, dalam bentuk hardcopy dan/atau softcopy yang meliputi: -dst. (11) Buku, catatan, data, dan informasi dalam bentuk hardcopy dan/atau softeopy tersebut wajib disampaikan kepada: nama jabatan tempat (12) paling lama 15 (lima belas) hari kerja setelah tanggal surat ini dikirim, Apabila dalam jangka waktu tersebut di atas Saudara tidak meminjamkan buku, catatan, data dan informasi dalam bentuk hardcopy dan/ateu softcopy, surat keberatan Saudara tetap diproses sesuai dengan data yang ada dalam proses penyelesaian keberatan. Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. a.n, DIREKTUR JENDERAL PAJAK etd teseteet (13) (14) Tembusan: Direlctur Jenderal Pajak “MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA cau PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERMINTAAN PEMINJAMAN BUKU, CATATAN, Nomor (1) Nomor (2) Nomor (3) Nomor (4) Nomor (5) Nomor (6) Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) : Nomor (11) Nomor (12) : Nomor (13) : Nomor (14) : DATA, DAN INFORMASI PERTAMA. : Diisi dengan kepala surat. : Diisi dengan nomor surat. Diisi dengan tanggal surat. Diisi dengan sifat surat. : Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak. : Diisi dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajalc, : Diisi dengan tanggal Surat Keberatan Wajib Pajak. : Diisi dengan jenis dan masa/tahun ketetapan atau pemotongan/pemungutan pajak seperti Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang den Jasa Masa Januari 2008, Surat Ketetapan Pajal Kurang Bayar Tambahan Pajak Penghasilan Badan Tahun 2008. : Diisi dengan nomor surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti pemungutan. Diisi dengan tanggal surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti pemungutan, Diisi dengan jenis buku, data, catatan dan informasi yang dipinjam dari Wajib Pajalc. Diisi dengan nama dan jabatan tim peneliti, serta kantor tempat akan disampaikannya buku, catatan, data, dan informasi. Diisi dengan jabatan pejabat yang menandatangani surat. Diisi dengan tanda tangan,° nama, dan NIP pejabat yang menandatangani surat. G i SE “ivan “ MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ge B. FORMAT SURAT PERMINTAAN PEMINJAMAN BUKU, CATATAN, DATA, DAN INFORMASI YANG KEDUA: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (1) ic (3) Sifat pe (4) Hal ermintaan peminjaman buku, catatan, data, dan informasi kedua (5) Sehubungan dengan surat kami nomor (6) tanggal (7) hal permintaan peminjaman buku, catatan, data, dan informasi, dengan ini kami sampaikan bahwa sampai dengan surat ini dikirimkan, Saudara tidak memenuhi sebagian/seluruhnya*) atas peminjaman buku, catatan, data, dan informasi. Adapun buku, catatan, data dan informasi yang masih harus Saudara serahkan terdiri dari: vst. (8) Buku, catatan, data, dan informasi dalam bentuk hardcopy dan/atau, softcopy tersebut wajib disampaikan kepada: nama jabatan tempat eee eee (9) paling lama. 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal surat ini dikirim, Apabila dalam jangka waktu tersebut di atas Saudara tidak meminjamkan buku, catatan, data dan informasi dalam bentuk hardcopy dan/atau softeopy, surat keberatan Saudara tetap diproses sesuai dengan data yang ada atau diterima dalam proses penyelesaian keberatan. Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. a.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK sr(10) NIP ‘Tembusan: Direlctur Jenderal Pajak ‘MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ge PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERMINTAAN PEMINJAMAN BUKU, CATATAN, Nomor (1) Nomor (2): Nomor (3) Nomor (4) Nomor (5) Nomor (6) Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) Nomor (11) Keterangan *) : DATA, DAN INFORMASI YANG KEDUA. Diisi dengan kepala surat, Diisi dengan nomor surat. Diisi dengan tanggal surat. Diisi dengan sifat surat. Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak Diisi dengan nomor surat permintaan peminjaman buku, catatan, data, dan informasi pertama. Diisi_ dengan tanggal surat permintaan peminjaman buku, catatan, data, dan informasi pertama. Diisi dengan jenis buku, catatan, data, dan informasi yang belum diserahkan Wajib Pajalk. Diisi dengan nama dan jabatan tim peneliti, serta kantor tempat aken disampailannya buku, catatan, data, dan informasi. Diisi dengan jabatan pejabat yang menandatangani surat. Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP pejabat yang menandatangani surat. Diisi dengan salah satu pilihan yang sesuai. “MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -5- C, FORMAT SURAT PERMINTAAN PEMINJAMAN TAMBAHAN BUKU, CATATAN, DATA, DAN INFORMASI: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (1) Nomor (2) -=(3) Sifat (4) Hal Permintaan peminjaman tambahan buku, catatan, data, dan informasi ~ (8) Sehubungan dengan surat Saudara nomor ft ..(7) hal Pengajuan Keberatan atas {8} nomor (9) tanggal ... (10), dengan ini disampailan bahwa kami masih memeriukan tambahan buku, catatan, data, dan informasi untuk dipinjam dalam bentuk hardcopy dan/atau softcopy yang meliputi (6) tanggal dst. (11) .Buku, catatan, data, dan informasi, dalam bentuk hardcopy dan/atau softcopy tersebut wajib disampaikan kepada: nama jabatan : tempat 12) paling lama .. (13) hari kerja setelah tanggal surat ini dikirim. Apabila dalam jangka waltu tersebut di atas Saudara tidak meminjamkan buku, catatan, data dan informasi dalam bentuk hardcopy dan/atau softcopy, Surat Keberatan Saudara tetap diproses sesuai dengan data yang ada atau diterima dalam proses penyelesaian keberatan. Atas perhatian dan kerjasamanya diucapken terima kasih. a.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK a(14) (15) Tembusan: Direktur Jenderal Pajak “MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA eu PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERMINTAAN PEMINJAMAN TAMBAHAN BUKU, Nomor (1) Nomor (2} Nomor (3) Nomor (4) Nomor (5) Nomor (6) Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) : Nomor (11) : Nomor (12) : Nomor (13) Nomor (14) : Nomor (15) : CATATAN, DATA, DAN INFORMASI : Diisi dengan kepala surat : Diisi dengan nomor surat. : Diisi dengan tanggal surat. : Diisi dengan sifat surat. Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak. : Diisi dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajak. : Diisi dengan tanggal Surat Keberatan Wajib Pajak. : Diisi dengan jenis dan masa/tahun ketetapan atau pemotongan/pemungutan . pajak seperti Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Januari 2008, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan Pajak Penghasilan Badan Tahun 2008. Diisi dengan nomor surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti pemungutan. Diisi dengan, tanggal surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti pemungutan. Diisi dengan tambahan jenis buku, data, catatan dan informasi yang dipinjam kepada Wajib Pajak. Diisi dengan nama dan jabatan tim peneliti, serta kantor tempat akan disampaikannya bul, catatan, data, dan informasi. : Diisi dengan batas waktu peminjaman buku, catatan, data, dan informasi. Diisi dengan jabatan pejabat yang menandatangani surat. Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP pejabat yang menandatangani surat. ‘MENTERI KEUANGAN REPUBLIC INDONESIA ae D, FORMAT SURAT PERMINTAAN KETERANGAN YANG PERTAMA; KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (1) 2) .. (3) area) Hal: Permintaan keterangan 6) Schubungan dengan surat Saudara nomor (6) tanggal (7) hal Pengajuan Keberatan atas .... (8), nomor (9) tanggal sees (10), dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berilut: I, Saudara mengajukan keberatan atas koreksi ..(11) sebesar Rp. (12) Berkaitan dengan keberatan tersebut, diminta kepada Saudara memberikan keterangan sehubungan dengan koreksi tersebut yang meliputi: 1 $3 . 2. : 3 ... dst (13) IL, dst. (sesuai pos yang perlu dilakukan penjelasan dan atau pembuktian) Keterangan tersebut di atas agar disampaikan kepada: nama jabatan tempat paling lama 15 (lima belas) hari kerja setelah tanggal surat ini dileirim. Apabila dalam jangka waktu tersebut di atas Saudara tidal memberikan keterangan dimaksud, surat keberatan Saudara akan diproses berdasarkan data yang ada yang diperoleh dalam proses penyelesaian keberatan. Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih, a.n, DIREKTUR JENDERAL PAJAK ae (15) (16) Tembusan: Direktur Jenderal Pajalc MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, -8- PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERMINTAAN KETERANGAN YANG PERTAMA Nomor (1) Nomor (2) Nomor (3) Nomor (4) Nomor (5) Nomor (6) Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) : Nomor (11) Nomor (12) : Nomor (13) Nomor (14) Nomor (15) : Nomor (16) : Diisi dengan kepala surat. : Diisi dengan nomor surat. : Diisi dengan tanggal surat. : Diisi dengan sifat surat. : Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak. : Diisi dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajak. : Diisi dengan tanggal Surat Keberatan Wajib Pajak. : Diisi dengan jenis dan masa/tahun ketetapan atau pemotongan/pemungutan pajak seperti Surat Ketctapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Januari 2008, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan Pajak Penghasilan Badan Tahun 2008, : Diisi dengan nomor surat ketetapan pajak/bukti pemotongan: atau bukti pemungutan. Diisi dengan tanggal surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti pemmungutan. Diisi dengan pos yang dikoreksi seperti penjualan, biaya pemasaran, dll, Diisi dengan jumlah koreksi pos tersebut oleh pemeriksa. Diisi dengan jenis keterangan yang dimintakan kepada Wajib Pajak. : Diisi dengan nama dan jabatan tim peneliti, serta tempat akan disampaikannya keterangan. Diisi dengan jabatan pejabat yang menandatangani surat. : Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP pejabat yang menandatangani surat. “MENTERI KEUANGAN. REPUBLIK INDONESIA -9- E, FORMAT SURAT PERMINTAAN KETERANGAN KEDUA: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (1) (2) (3) Sifat : (4) Hal: Permintaan keterangan kedua Yth - (5) Sehubungan dengan surat kami Nomor ..... ...(6) tanggal .... (7) hal Permintaan keterangan, dengan ini kami sampaikan bahwa sampai dengan surat ini dikirimkan, Saudara tidak ‘memenuhi sebagian/seluruhnya*) . atas permintaan keterangan. Adapun permintaan keterangan yang masih harus Saudara penuhi terdiri dari: 1. keterangan sehubungan dengan koreksi ... yang meliputi: {8) sebesar Rp ...........-(9), dst (10) IL. dst. (sesuai dengan pos yang dikoreksi dan keterangan yang belum diterima) Keterangan tersebut di atas agar disampaikan kepada: nama : jabatan tempat ' ay paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal surat ini dikirim. Apabila dalam jangka waktu tersebut di atas Saudara tidak memberikan keterangan dimaksud, Surat Keberatan Saudara diproses berdasarkan data yang ada yang diperoleh dalam proses penyelesaian keberatan. Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. a.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK (12) NIP . (13) ‘Tembusan: Direktur Jenderai Pajak MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, -10- PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERMINTAAN KETERANGAN KEDUA Nomor (1) Nomor (2} Nomor (3) Nomor (4) Nomor (5) Nomor (6) Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) : Nomor (11) : Nomor (12) : Nomor (13) : Diisi dengan kepala surat. Diisi dengan nomor surat. : Diisi dengan tanggal surat. : Diisi dengan sifat surat. : Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak. : Diisi dengan nomor surat permintaan keterangan pertama. : Diisi dengan tanggal surat permintaan keterangan pertama. : Diisi dengan pos yang dikoreksi seperti penjualan, biaya pemasaran, al. : Diisi dengan jumlah koreksi pos terscbut oleh pemeriksa. Diisi dengan jenis keterangan yang dimintakan kepada Wajib Pajak. Diisi dengan nama dan jabatan tim peneliti, serta kantor tempat akan disampaikannya keterangan. Diisi dengan jabatan pejabat yang menandatangani surat. : Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP pejabat yang menandatangani surat. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA “41. F, FORMAT SURAT PERMINTAAN KETERANGAN TAMBAHAN: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (2) (3) Sifat (4) Hal: Permintaan keterangan tambahan Yth, (5) Sehubungan dengan surat Saudara Nomor (6) tanggal (7) hal Pengajuan Keberatan atas .. . (8), Nomor (9) tanggal . (10), dengan ini disampaikan bahwa kami masih memerlukan keterangan tambahan yang terditi dati . (11) sebesar Rp ........ (12), 1. keterangan sehubungan dengan koreksi ... yang meliputi: dst. (13) UL. dst. (sesuai dengan pos yang dikoreksi dan keterangan tambahan yang diperlukan) "Keterangan tersebut di atas agar disampailzan kepada: nama : jabatan tempat (a) paling lama (15) hari kerja setelah tanggal surat ini diktirim Apabila dalam jangka waktu tersebut di atas-Saudara tidak memberiken keterangan dimaksud, surat keberatan Saudara akan diproses berdasarkan data yang ada yang diperoleh dalam proses penyelesaian-keberatan. Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. an, DIREKTUR JENDERAL PAJAK senses 16) ' NP .. (7) Tembusan: Direlctur Jenderal Pajak MENTERI KEUANGAN REPUBLIC INDONESIA -12- PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERMINTAAN KETERANGAN TAMBAHAN Nomor (1): Diisi dengan kepala surat. Nomor (2): Diisi dengan nomor surat. Nomor (3): Diisi dengan tanggal surat, Nomor (4): Diisi dengan sifat surat. Nomor (5); Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak. Nomor (6) : Diisi dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajak, Nomor (7): Diisi dengan tanggal Surat Keberatan Wajib Pajak. Nomor (8) : Diisi dengan jenis dan masa/tahun —ketetapan atau pemotongan/pemungutan pajak seperti Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Januari 2008, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan Pajal Penghasilan Badan ‘Tahun 2008. Nomor (9) : Diisi dengan nomor surat ketetapan pajak/bukti perhotongan atau bukti pemungutan, Nomor (10) : Diisi dengan tanggal surat ketetapan pajak/bukti pemotongan atau bukti pemungutan Nomor (11) : Diisi dengan pos yang dikoreksi seperti penjualan, biaya pemasaran, dll. Nomor (12) : Diisi dengan jumlah koreksi pos tersebut oleh pemeriksa. Nomor (13) : Diisi dengan jenis keterangan tambahan yang dimintakan kepada Wajib Pajals. Nomor (14) : Diisi dengan nama dan jabatan tim peneliti, serta kantor tempat akan disampaikannya keterangan tambahan. Nomor (15) : Diisi dengan batas waktu peminjaman buku, catatan, data, dan informasi. Nomor (16) : Diisi dengan jabatan pejabat yang menandatangani surat, Nomor (17) ; Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP pejabat yang menandatangani surat, ERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRG iM aN KEMENTERIAN AGUS D.W. MARTOWARDOJO {_sRoumn rb IARI &———/ jl NIP 193994201984041901 s ia 9S LAMPIRAN Vit PDRATURAN MBNTER KEUANOAN REPUBLIC INDONESIA NoMOR’ ZTENTANO ‘TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYBLESAIAN KEDERATAW “MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA FORMAT BERITA ACARA TIDAK MEMENUHI SEBAGIAN/SELURUHNYA PERMINTAAN PEMINJAMAN DAN/ATAU PERMINTAAN KETERANGAN: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK e so) BERITA ACARA TIDAK MEMENUHI SEBAGIAN/SELURUHNYA-PERMINTAAN PEMINJAMAN DAN/ATAU PERMINTAAN KETERANGAN NOMOR BA- ., Pada hari ini .. -+. (3) tanggal Nama/NIP Pangkat/Golongan ~ Jabatan ) (6) a) berdasarkan Surat Tugas nomor . melakukan penelitian terhiadap keberatan Wajib Pajak: Nama (10) NPWP. (11) atas Jenis Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan*) Nomor Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan*) Tanggal Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan*) Masa/Tahun*) Pajak Bahwa berdasarkan surat permintaan peminjaman, surat permintaan peminjaman tambahan, surat permintaan keterangan, dan surat permintaan keterangan tambahan: No ___Nomor Surat : Tanggal (16) (7 a (18) dengan ini diterangkan bahwa Wajib Pajak yang bersangkutan tidal memenuhi sebagian/séluruhnya*) atas peminjaman buku, catatan, data, dan informasi serta permintaan keterangan tersebut sehingga permohonan Wajib Pajak diproses menggunakan data yang ada, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -2- Adapun ‘pemenuhan atas peminjaman buku, catatan, data, dan informasi serta permintaan keterangan adalah sebagai berikut: | Buku, Catatan, Data, dan Informasi yang Dipinjam serta Keterangan yang Diminta Pemenuhan Buku, Catatan, Data, dan Informasi serta Keterangan 20). (21) Berita Acara Tidak Memenuhi Sebagian/Seluruhnya*) Permintaan Peminjaman dan/atau Permintaan Keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Mengetahui NIP +(24) (22) ‘Tim Peneliti (25) NIP. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK PENGISIAN BERITA ACARA TIDAK MEMENUHI SEBAGIAN/SELURUHNYA PERMINTAAN PEMINJAMAN DAN/ATAU PERMINTAAN Nomor (1) Nomor (2) Nomor (3) Nomor (4). Nomor (5) Nomor (6) Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) Nomor (11) Nomar (12) Nomor (13) Nomor (14) Nomior (15) Keterangan *) Nomor (16) Nomor (17) Nomor (18) Nomor (19) Nomor (20) KETERANGAN Diisi dengan kepala surat. Diisi dengan nomor berita acara. Diisi dengan hari pembuatan berita acara Diisi dengan tanggal pembuatan berita acara. Diisi dengan nama dan NIP peneliti Diisi dengan pangkat dan golongan peneliti. Diisi dengan jabatan peneliti Di Diisi dengan tanggal surat tugas. i dengan nomor surat tugas. Diisi dengan nama Wajib Pajals. Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajalc. Diisi dengan jenis ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan seperti Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21, Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23. Diisi dengan nomor ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan. Diisi dengan tanggal ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan. Diisi dengan Masa Pajak atau Tahun Pajak. Diisi dengan salah satu pilihan yang sesuai. Diisi dengan nomor urut. Diisi dengan nomor surat permintaan peminjaman, surat permintaan peminjaman tambahan, surat —_permintaan keterangan, dan surat permintaan keterangan tambahan yang telah dikirimn. Diisi dengan tanggal surat permintaan peminjaman, surat permintaan peminjaman tambahan, surat —_permintaan keterangan, dan surat permintaan keterangan tambahan yang telah dikirim. Diisi dengan nomor urut. Diisi dengan buku, catatan, data, dan informasi yang dipinjam serta keterangan yang diminta berdasarkan surat permintaan peminjaman, surat permintaan peminjaman tambahan, surat permintaan keterangan, dan surat permintaan keterangan tambahan. MENTER: KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA eae Nomor (21) : Diisi dengan keterangan "YA” apabila dipenuhi atau ”TIDAK” apabila tidak dipenuhi. Nomor (22) : Diisi dengan nama kota dan tanggal pembuatan berita acara, Nomor (23) : Diisi dengan jabatan pimpinan Unit Pelaksana Penelitian Keberatan. Nomor (24) : Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP pejabat yang bersangkutan. Nomor (25) : Diisi dengan jabatan tim peneliti, Nomor (26) : Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP timnpeniliti Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPALA BIRO UMUM ttd. KEP, Q.. REMENTERIAN AGUS D.W. MARTOWARDOJO BIRO UMUAK NIP 19§91 ogh f LAMPIRAN vit PERATUTAN MENTE KEUANGAH REPUBLIK INDOKESIA TERTANG ‘TATA CARA PENGAJUAN DAN PENVELESAIAN KEBERATAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA FORMAT BERITA ACARA PEMBAHASAN DAN KLARIFIKASI! SENGKETA PERPAJAKAN: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK : Sete eet (1) BERITA ACARA PEMBAHASAN DAN KLARIFIKASI SENGKETA PERPAJAKAN NOMOR : BA- (2) Pada hari i (3) tanggal ... .- (4), kami: No NAMA/NIP Pangkat/Golongan Jabatan ©) © @ @ Sesuai dengan Surat Tugas nomor ........(9) tanggal ... dalam rangka pembahasan dan klarifikasi sengketa-perpajakan nomor 10) dan surat panggilan (11) tanggal .... (12), telah melakukan pembahasan sengketa perpajakan atas keberatan Wajib Pajak : Nama (13) NPWP 14) atas: Jenis Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan*) Nomor Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan*) Tanggal Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan*) Masa/Tahun*) Pajak Yang dihadiri oleh : Dengan pembahasan dan klarifikasi sebagai berikut: 1. Pertanyaan : 1. Jawaban/penjelasan :... » Pertanyaan : 2, Jawaban/penjelasan : eo Pertanyaan : fe 3. Jawaban/penjelasan : MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA stoi Berita Acara Pembahasan dan Klarifikasi Sengketa Perpajakan dalam rangka keberatan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. (21) Wajib Pajak/Wakil/Kuasa*), Tim Peneliti, (22) (23) ENTER KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -3- PETUNJUK PENGISIAN BERITA ACARA PEMBAHASAN DAN KLARIFIKASI Nomor (1) : Nomor (2) : Nomor (3) : Nomor (4) : Nomor (5) Nomor (6) Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) Nomor (11) Nomor (12) Nomor (13) Nomor (14) Nomor (15) Nomor (16) Nomor (17) Nomor (18) Keterangan *) Nomor (19) Nomor (20) Nomor (21) Nomor (22) Nomor (23) Salinan sesuai dengan aslinya SENGKETA PERPAJAKAN Diisi dengan kepala surat. Diisi dengan nomor Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan. Diisi dengan hari pelaksanaan pembehasan dan klarifika: Diisi dengan tanggal pembahasan dan klarifikasi, Diisi dengan nomor urut. Diisi dengan nama dan NIP Tim Peneliti Keberatan. Diisi dengan pangkat dan golongan Tim Peneliti Keberatan. Diisi dengan nama anggota ‘Tim Peneliti Diisi dengan nomor Surat Tugas untuk melakukan penelitian. Diisi dengan tanggal Surat Tugas untuk melakukan penelitian Diisi dengan nomor surat panggilan. Diisi dengan tanggal surat panggilan. Diisi dengan nama Wajib Pajak. Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajal Wajib Pajak. Diisi dengan jenis surat ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan seperti Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21, Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23. Diisi dengan nomor surat ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan. Diisi dengan tanggal surat ketetapan pajak/pemotongan atatr pemungutan. Diisi dengan Masa Pajak atau Tahun Pajalk. Diisi dengan salah satu pilihan yang sesuai Diisi dengan nama-nama: para pihak yang membahas, misal: Pemeriksa, Wajib Pajak/Wakil/Kuasa. Diisi dengan materi pembahasan dan klarifikasi. Diisi dengan nama kota dan tanggal pembuatan berita acara. Diisi dengan nama dan tanda tangan Wajib Pajak/Wakil/Kuasa. Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP Tim Peneliti MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. AGUS D.W. MARTOWARDOJO LAMPIRAN DX ERATURAW MENTERS KEUANGAW REPUBLIK IYDONESIA ‘TeNTANG ‘TATA CARA PENOAJUAW DAW PENYELESAIAN KEBERATAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA A, FORMAT SURAT PEMBERITAHUAN UNTUK HADIR: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (1) Nomor = eee 2) ey Sifat : Sangat segera Lampiran : .. : (4) Hal : Surat Pemberitahuan Untuk Hadir Yth. . *(5) Sehubungan dengan telah dilakukan penelitian keberatan berdasarkan Surat ‘Tugas nomor (6) tanggal . (7), bersama ini disampaikan pemberitahuan daftar hasil penelitian keberatan sebagaimana terlampir. Mengingat hasil penelitian keberatan tersebut berkaitan dengan kewajiban pajak yang harus dilaksanakan, Saudara diberi kesempatan untuk menanggapi secara tertulis sesuai formulir terlampir disertai buicu, catatan, data, atau informasi yang mendukung uraian dalam tanggapan tertulis tersebut dalam jangka waltu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal surat ini dikirim, dan diharapkan kehadiran Saudara guna memberikan keterangan atau memperoleh penjelasan pada: Hari/‘Tanggal (8) Waktu (9) Tempat (10) untuk menemui : (aa) Apabila dalam jangka waktu tersebut Saudara tidak memberikan keterangan dimaksud, Surat Keberatan Saudara’ tetap diproses berdasarkan data yang ada dalam proses penyelesaian keberatan. Atas perhatian dan kerjasama Saudara, diucapkan terima kasih. an, DIREKTUR JENDERAL PAJAK s(12) Tembusan: Direktur Jenderal Pajale MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -2- PETUNJUK PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN UNTUK HADIR Nomor (1) Nomor (2) Nomor (3) Nomor (4) Nomor (5), Nomor (6) Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) Nomor (11) Nomor (12) Nomor (13) dengan kepala surat. i dengan nomor surat. Diisi dengan tanggal surat. Dii: sesuai dengan jumlah lampiran. Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak. Diisi dengan nomor Surat Tugas. Diisi dengan tanggal Surat Tugas. Diisi dengan hari dan tanggal pemberian penjelasan dan/atau keterangan. Diisi dengan waktu pemberian penjelasan dan/atau keterangan, Diisi dengan tempat pemberian penjelasan dan/atau keterangan. Diisi dengan nama pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang akan memberikan penjelasan dan/atau diberikan keterangan. Diisi dengan jabatan pejabat yang menandatangani surat. Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP pejabat yang menandatangani surat. ‘MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA aigie B. FORMAT PEMBERITAHUAN DAFTAR HASIL PENELITIAN KEBERATAN: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (1) PEMBERITAHUAN DAFTAR HASIL PENELITIAN KEBERATAN Jenis Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan*) Nomor Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan*] ‘Tanggal Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan*) Masa/Tahun’) Pajale POS-POS YANG MENURUT. No | DIKOREKSI WP PEMERIKSA. PENELITI (Rp) (Rp) {Rp} DASAR DILAKUKAN KOREKSI DALAM. KEBERATAN (6) (7) (8) (9) (10) (11) Mengetahui, NIP. (14) NIP, ‘Tim Peneliti (12) (15) (16) (15) (16) (15) (16) Nomor (1) Nomor (2) Nomor (3) Nomor (4) Nomor (8): Nomar (6) Nomor (7): Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) : Nomor (11) : Nomor (12) : Nomor (13) + Nomor (14) : Nomor (15) : Nomor (16) : “ MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA a PETUNJUK PENGISIAN PEMBERITAHUAN DAFTAR HASIL PENELITIAN KEBERATAN Diisi dengan kepala surat unit kantor yang bersangkutan. Diisi dengan jenis surat ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan, seperti Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajalc Penghasilan Pasal 21, Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23. Diisi dengan nomor surat ketctapan pajak/pemotongan atau pemungutan, Diisi dengan tanggal surat ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan. Diisi dengan Masa Pajalc atau Tahun Pajak. Diisi dengan nomor urut. Diisi dengan pos-pos yang dikoreksi. Diisi dengan jumlah menurut Wajib Pajak. Diisi dengan jumlah menurut pemeriksa. Diisi dengan jumlah menurut peneliti keberatan, Diisi dengan dasar dilakukan koreksi dalam keberatan. Diisi dengan nama tempat dan tanggal pembuatan daftar pemberitahuan. Diisi dengan jabatan pimpinan unit pelaksana penelitian keberatan, Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP jabatan pimpinan unit pelaksana penelitian keberatan. Diisi dengan jabatan Tim Peneliti. Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP Tim Peneliti. ‘MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -5- C, FORMAT SURAT TANGGAPAN HASIL PENELITIAN KEBERATAN: Yth (1) Sehubungan dengan Surat Pemberitahuan Untuk Hadir nomor (2) tanggal .. (8) dengan ini saya: Nama (4) NPWP (5) Jabatan (6) Alamat (7) Nomor Telepon (8) bertindak selalcu > [7] wajib Pajak ] Walcil Kuasa dari Wajib Pajak Nama ~~ (9) NPWP + (10) Alamat. ve (11) dengan ini memberikan keterangan atau memperoleh penjelasan atas hasil penelitian keberatan kami dengan uraian sebagai berikut (12) eso) Wajib Pajak/ Wakil/Kuasa*) -(14) Keterangan: 1. Beri tanda X pada yang sesuai. 2. *) Diisi dengan salah satu yang sesuai. 3. *) Diisi dengan salah satu yang sesuai dan dalam hal surat tanggapan hasil penelitian keberatan ditandatangani oleh kuasa harus dilampiri Surat Kuasa Khusus, MENTERI KEUANGAN [REPUBLIK INDONESIA -6- PETUNJUK PENGISIAN SURAT TANGGAPAN HASIL PENELITIAN KEBERATAN Nomor (1) Nomor (2) Nomor (3) Nomor (4) Nomor (5) Nomor (6) Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) Nomor (11) Nomor (12) Nomor (13) Nomor (14) Diisi dengan nama dan alamat unit peneliti keberatan. Diisi dengan nomor Surat Pemberitahuan Hasil Penelitian. Diisi dengan tanggal Surat Pemberitahuan Hasil Penelitian. Diisi dengan nama Wajib Pajak/wakil/kuasa yang menandatangani surat tanggapan hasil penelitian keberatan. Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak/wakil/luasa yang menandatangani surat tanggapan hasil penelitian keberatan. Diisi dengan jabatan Wajib_—Pajak/wakil/kuasa yang menandatangani surat tanggapan hasil penelitian keberatan. Diisi dengan alamat © Wajib —-Pajak/wakil/kuasa yang menandatangani surat tanggapan hasil penelitian keberatan Diisi dengan nomor telepon Wajib Pajak/wakil/kuasa yang menandatangani surat tanggapan hasil pentlitian keberatan. Diisi dengan nama Wajib Pajak apabila yang menandatangani surat tanggapan hasil penelitian keberatan adalah wakil/iuasa dari Wajib Pajale. Diisi denigan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak apabila yang menandatangani surat tanggapan hasil penelitian keberatan adalah wakil/kuasa dari Wajib Pajak. Diisi dengan alamat Wajib-Pajak apabila yang menandatangani surat tanggapan hasil penelitian keberatan adalah wakil/kuasa dari Wajib Pajak. Diisi dengan tanggapan Wajib Pajak terhadap hasil penelitian untuk masing-masing koreksi. Diisi dengan kota dan tanggal surat tanggapan hasil penelitian keberatan dibuat. Diisi dengan nama dan tanda tangan pembuat surat tanggapan hasil penelitian keberatan. Salinan sesuai dengan aslinya Sa Qq2019840: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. [ENTERIAN AGUS D.W. MARTOWARDOJO LAMPIRAN x. RERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIC INDONESIA ‘TENTANG ‘TATA CARA PBNGAJUAN DAN PSNYSLESAIAN KBBERATAN ‘MENTERI KEUANGAN. REPUBLIIC INDONESIA, A. FORMAT BERITA ACARA DALAM HAL WAJIB-PAJAK HADIR DAN MEMBERIKAN KETERANGAN TERTULIS: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK - (l) BERITA ACARA KEHADIRAN DAN PEMBERIAN KETERANGAN TERTULIS NOMOR : BA- 2) Pada hari ini ... c . (3) tanggal ie - (4), kami: No NAMA/NIP [~~ Pangkat/Golongan Jabatan \__ (5) (6) pees (2) j| (8) sesuai dengan Surat Tugas nomor (9) tanggal ......°.... (10), telah melakukan penelitian keberatan terhadap Wajib Pajak: Nama (11) NPWP (12) atas: Jenis Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan Nornor Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan *) Tanggal Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan 7 Masa Pajak/Tahun Pajak serta memberitahuken dan menjelaskan hasil penelitian kepada: fe) Wajib Pajale ie Wakil Wajib Pajak C] Kuasa Wajib Pajak: Nama . (17) NPWP (18) Jabatan (19) Alamat (20) yang telah hadir memenuhi uundangen sesuai Surat Pemberitahuan Untuk Hadir nomor (21) tanggal » (22), dan Wajib Pajak memberikan keterangan tertulis dalam suratnya nomor . S (23) tanggal . (24). MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Berita Acara Kehadiran Wajib Pajak dan Memberikan Keterangan Tertulis ini dibuat dengan sebenar-benarnya, Wajib Pajak/Wakil/Kuasa’ (26) Mengetahui, ‘ (27) .-(28) Tim Peneliti - (29) (30) (29) ..{80) “MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -3- PETUNJUK PENGISIAN BERITA ACARA DALAM HAL WAJIB PAJAK HADIR DAN Nomor (1) Nomor (2) Nomor (3) Nomor (4) Nomor (5) Nomor (6) Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) Noinor (11) Nomor (12) Nomor (13) Nomor (14) Nomor (15) Nomor (16) Keterangan *) Nomor (17) Nomor (18) Nomor (19) Nomor (20) Nomor (21) Nomor (22) Nomor (23) Nomor (24) Nomor (25) Nomor (26) Nomor (27) Nomor (28) Nomor (29) Nomor (30) MEMBERIKAN KETERANGAN TERTULIS : Diisi dengan kepala surat. : Diisi dengan nomor Berita Acara Kehadiran Wajib Pajak. Diisi dengan hari kehadiran Wajib Pajak. Diisi dengan tanggal kehadiran Wajib Pajalk. Diisi dengan nomor urut. Diisi dengan nama dan NIP tim peneliti. Diisi dengan pangkat dan golongan tim peneliti. Diisi dengan jabatan tim peneliti. Diisi dengan nomor Surat Tugas. Diisi dengan tanggal Surat Tugas, Diisi dengan nama Wajib Pajal. Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajalc. Diisi dengan jenis ketetapan pajal/pemotongan atau pemungutan, seperti Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajal Penghasilan Pasal 21, Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23. Diisi dengan nomor ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan. Diisi dengan tanggal ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan. : Diisi dengan Masa Pajak atau Tahun Pajak. Diisi dengan salah satu pilihan yang sesuai. Diisi dengan nama Wakil/Kuasa dari Wajib Pajak. : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wakil/Kuasa dari Wajib Pajak. : Diisi dengan jabatan Wakil/Kuasa dari Wajib Pajaic. : Diisi dengan alamat Wakil/Kuasa dari Wajib Pajak. Diisi dengan nomor Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. : Diisi dengan tanggal Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. : Diisi dengan nomor surat keterangan tertulis Wajib Pajak. Diisi dengan tanggal surat keterangan tertulis Wajib Pajalc. : Diisi dengan nama tempat dan tanggal pembuatan berita acara. : Diisi dengan nama dan tanda tangan Wajib Pajak/Wakil/Kuasa. Diisi dengan jabatan pimpinan Unit Pelaksana Penelitian Keberatan. : Diisi dengan tanda tangan, nama dan NIP pejabat yang bersangkutan. Diisi dengan jabatan tim peneliti. : Diisi dengan tanda tangan, nama dan NIP tim peneliti. : ‘MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -4- B. FORMAT BERITA ACARA DALAM HAL WAJIB PAJAK HADIR TETAPI TIDAK MEMBERIKAN KETERANGAN TERTULIS KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK a BERITA ACARA KEHADIRAN WAJIB PAJAK ‘TETAPI TIDAK MEMBERIKAN KETERANGAN TERTULIS NOMOR : BA- (2) (2) tanggal . (4), kami : No. NAMA/NIP Pangkat/Golongan Jabatan (5) (6) (7) (8) sesuai dengan Surat Tugas nomor . melakukan penelitian keberatan terhadap (10), telah (9) tanggal raja: Nama (1a) NPWP (12) atas: Jenis Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan Nomor Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan ‘Tanggal Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan 7 Masa Pajak/Tahun Pajalc* : serta memberitahukan dan menjelaskan hasil penelitian kepada: cy Wajib Pajak Wakil Wajib Pajak L | Kuasa Wajib Pajak Nama (17) NPWP (18) Jabatan (19) Alamat (20) yang telah hadir memenuhi undangan sesuai Surat Pemberitahuan Untuk Hadir nomor ..... (21) tanggal . cS (22), namun Wajib Pajak tidak memberfian keterangan tertulis. Wajib Pajak memberikan keterangan secara lisan sebagai berilut (23) : MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA fel Berita Acara Kehadiran Wajib Pajak Tetapi Tidak Memberikan Keterangan Tertulis ini dibuat dengan sebenar-benarnya. (24) Wajib Pajak/Wakil/Kuasa*) Tim Peneliti : (28) +=(25) (29) Mengetahui, (26) (28) NIP “MENTERI KEUANGAN. REPUBLIK INDONESIA fete PETUNJUK PENGISIAN BERITA ACARA DALAM HAL WAJIB PAJAK HADIR TETAPI Nomor (1) Nomor (2) Nomor (3) Nomor (4) Nomor (5) Nomor (6) Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) Nomor (11) Nomor (12) Nomor (13) Nomor (14) Nomor (15) Nomor (16) Keterangan *) : : Diisi dengan nama Wakil/Kuasa dari Wajib Pajak. : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wakil/Kuasa dari Wajib Nomor (17) Nomor (18) Nomor (19) Nomor (20) Nomor (21) Nomor (22) Nomor (23) Nomor (24) Nomor (25) Nomor (26) Nomor (27) Nomor (28) Nomor (29) TIDAK MEMBERIKAN KETERANGAN TERTULIS : Diisi dengan kepala surat, : Diisi dengan nomor Berita Acara Kehadiran Wajib Pajalc. : Diisi dengan hari kehadiran Wajib Pajak. : Diisi dengan tanggal kehadiran Wajib Pajak. Diisi dengan nomor urut. : Diisi dengan nama dan NIP tim peneliti, : Diisi dengan pangkat dan golongan tim peneliti. : Diisi dengan jabatan tim peneliti : Diisi dengan nomor Surat Tugas. : Diisi dengan tanggal Surat Tugas. : Diisi dengan nama Wajib Pajak. : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak : Diisi dengan jenis ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan seperti Surat Ketctapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21, Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23. : Diisi dengan nomor ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan. : Diisi dengan tanggal ketetapan « pajak/pemotongan atau pemungutan. : Diisi dengan Masa Pajal atau Tahun Pajalk. Diisi dengan salah satu pilihan yang sesuai. Pajak. : Diisi dengan jabatan Wakil/Kuasa dari Wajib Pajak. Diisi dengan alamat Wakil/Kuasa dari Wajib Pajak. Diisi dengan nomor Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. : Diisi dengan tanggal Surat Pemberitahuan Untuk Hadir, Diisi dengan keterangan Wajib Pajak apabila Wajib Pajatc memberikan keterangan secara lisan. Diisi dengan nama, tempat, dan tanggal pembuatan berita acara. Diisi dengan nama dan tanda tangan Wajib Pajak/Wakil/Kuasa. Diisi dengan jabatan pimpinan Unit Pelaksana Penelitian Keberatan. Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP pejabat yang bersangkutan. : Diisi dengan jabatan tim peneliti Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP tim peneliti. “MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -7- C. FORMAT BERITA ACARA DALAM:HAL WAJIB PAJAK HADIR DAN MEMBERIKAN KETERANGAN TETAPI TIDAK BERSEDIA TANDA TANGAN: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .- (I) BERITA ACARA KEHADIRAN WAJIB PAJAK MEMBERIKAN KETERANGAN TETAPI TIDAK BERSEDIA TANDA TANGAN NOMOR : BA. . (2) Pada hari ini (3) tanggal (4), kami: if No | NAMA/NIP ~ Pangkat/Golongan Jabatan (5) (6) see cL (8) sesuai dengan Surat Tugas nomor . (9) tanggal sce (10), telah melakukan penelitian keberatan terhadap Wajib Pajak: Nama aaa e NPWP atas: Jenis Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan ‘! Nomor Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan *! (13) (14) ‘Tanggal Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan “I (15) Masa Pajak/Tahun Pajalc” : (16) serta'memberitahukan dan menjelaskan hasil penelitian kepada: [] wait Pajatc Wakil Wajib Pajak Kuasa Wajib Pajalc Nama (17) NPWP (18) Jabatan (19) Alamat (20) yang telah hadir memenuhi-undangan sesuai Surat Pemberitahuan Untuk Hadir nomor «.....- (21) tanggal . . (22), dan Wajib Pajak memberikan Keterangan tertulis dalam suratnya nomor (23) tanggal (24) dan/atau keterangan secara lisan sebagai. berikut “MENTERIKEUANGAN. REPUBLIK INDONESIA Berita Acara Kehadiran Wajib Pajak Memberikan Keterangan Tetapi Tidak Bersedia ‘Tanda Tangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Wajib Pajak/Wakil/Kuasa*) esseel27) Mengetahui, (28) (29) ‘Tim Peneliti . (30) (31) (30) NIP. (31) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, -9- PETUNJUK PENGISIAN BERITA ACARA DALAM HAL WAJIB PAJAK HADIR DAN MEMBERIKAN KETERANGAN TETAPI TIDAK BERSEDIA TANDA TANGAN Nomor (1) Nomor (2) Nomor (3) Nomor (4) Nomor (5) Nomor (6) Nomor.(7) Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) Nomor (11) Nomor (12) Nomor (13) Nomor (14) Nomor (15) Nomor (16) Keterangan *) Nomor (17) Nomér (18) Nomér (19) Nomor (20) Nomor (21) Nomor (22) Nomor (23) Nomor (24) Nomor (25) Nosnor (26) Nomor (27) Nomor (28) : Diisi dengan kepala surat. : Diisi dengan nomor Berita Acara Kehadiran Wajib Pajak. Diisi dengan hari kehadiran Wajib Pajak. Diisi dengan tanggal kehadiran Wajib Pajak. Diisi dengan nomor urut. Diisi dengan nama dan NIP tim peneliti. Diisi dengan pangkat dan golongan tim peneliti. Diisi dengan jabatan tim peneliti : Diisi dengan nomor Surat Tugas : Diisi dengan tanggal Surat Tugas. : Diisi dengan nama Wajib Pajak. : Diisi dengan Nomor Pokolc Wajib Pajak. : Diisi dengan jenis ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan, seperti Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21, Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23. Diisi_ dengan nomor ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan. Diisi ‘dengan tanggal _ketetapan ~ pajak/pemotongan atau pemungutan. : Diisi dengan Masa Pajak atau Tahun Pajak. Diisi dengan salah satu pilihan yang sesuai. Diisi dengan nama Wakil/Kuasa dari Wajib Pajalc. Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wakil/Kuasa dari Wajib Pajak. Diisi dengan jabatan Wakil/Kuasa dari Wajib Pajak. Diisi dengan alamat Wakil/Kuasa dari Wajib Pajak. Diisi dengan nomor Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. Diisi dengan tanggal Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. Diisi dengan nomor surat keterangan tertulis Wajib Pajak. : Diisi dengan tanggal surat keterangan tertulis Wajib Pajak. : Diisi dengan keterangan Wajib Pajak apabila Wajib Pajak memberikan keterangan secara lisan. : Diisi dengan nama, tempat, dan tanggal pembuatan berita acara. : Diisi dengan nama dan tanda tangan Wajib Pajak/Wakil/Kuasa. : Diisi dengan jabatan pimpinan Unit Pelaksana Penelitian Keberatan. a MENTER! KEUANGAN REPUBLICINDONESUA -10- Nomor (29): Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP pejabat yang bersangkutan. Nomor (30) isi dengan jabatan tim peneliti. Nomor (31) Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP tim peneliti. Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPALA BIRO UMUM a AGUS D.W. MARTOWARDOJO By sf LAMPIRAN Xt PEGATURAN METER! XEUANGAN REFUBLIK INDONESIA TENTANG ‘TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KERERATAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA A. FORMAT BERITA ACARA KETIDAKHADIRAN WAJIB PAJAK DAN TIDAK MEMBERIKAN KETERANGAN TERTULIS: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (LD) BERITA ACARA KETIDAKHADIRAN WAJIB PAJAK DAN TIDAK MEMBERIKAN KETERANGAN TERTULIS NOMOR : BA... (2) Pada hari ini . (3) tanggal . . (4), kami : No NAMA/NIP iE Pangkat/Golongan _| Jabatan 5) (6) (7 (8) sesuai dengan Surat Tugas nomor . melakukan penelitian keberatan terhadap Wajit (9) tanggal aja: (10), telah Nama . (11) NPWP (12) atas: Jenis Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan*) .. (13) Nomor Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan*) (4) ‘Tanggal Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan*) : (15) Masa/Tahun*) Pajak (16) telah mengirimkan Surat Pemberitahuan Untuk Hadir nomor .......cc000e0 a7 tanggal . (18) terhadap Wajib Pajak untuk memberikan Keterangan atatt memperoleh penjelasan mengenai keberatannya, namun Wajib Pajak yang bersangkutan tidak hadir memenuhi undangan sebagaimana tercantum dalam Surat Pemberitahuan Untuk Hadir tersebut dan tidak memberikan keterangan tertulis. “MENTERI KEUANGAN REPUBI,K INDONESIA Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak dan Tidak Memberikan Keterangan Tertulis ini dibuat dengan sebenar-benarnya. . (19) Wajib Pajak/Wakil/Kuasa? Tim Peneliti (23) Mengetahui, NIP (22) NP... adie ie “ MENTERI KEUANGAN REPUBLIC INDONESIA PETUNJUK PENGISIAN BERITA ACARA KETIDAKHADIRAN WAJIB PAJAK DAN Nomor (1) Nomor (2} Nomor (3) Nomor (4) + Nomor (5) Nomor (6): Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9} Nomor (10): Nomor (11) Nomor (12) Nomor (13) Nomor (14) Nomor (15) Keterangan *) : Nomor (16) Nomor (17) Nomor (18) Nomor (19) Nomor (20) Nomor (21) Nomor (22) Nomor (23) Nomor (24) ' TIDAK MEMBERIKAN KETERANGAN TERTULIS Diisi dengan-kepala surat. Diisi dengan nomor Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajalk, Diisi dengan hari seharusnya Wajib Pajak hadir Diisi dengan tanggal seharusnya Wajib Pajak hadir. Diisi dengan nomor urut. Diisi dengan nama dan NIP tim peneliti. Diisi dengan panglcat dan golongan tim peneliti, Diisi dengan jabatan tim peneliti. Diisi dengan nomor Surat Tugas. Diisi dengan tanggal Surat Tugas. Diisi dengan nama Wajib Pajalc. Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajal. Diisi dengan jenis ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan séperti Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21, Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23. Diisi dengan nomor ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan. Diisi dengan tanggal ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan. Diisi dengan salah satu pilihan yang sesuai. Diisi dengan Masa Pajak atau Tahun Pajak. Diisi dengan nomor Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. Diisi dengan tanggal Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. Diisi dengan nama tempat dan tanggal pembuatan berita acara. Diisi dengan nama dan tanda tangan Wajib Pajak/wakil/icuasa. Diisi dengan jabatan pimpinan Unit Pelaksana Penelitian Keberatan. Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP pejabat yang bersangkutan. Diisi dengan jabatan tim peneliti. Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP tim peneliti. ‘MENTERI KEUANGAN RREPUBLIK INDONESIA B. FORMAT BERITA ACARA KETIDAKHADIRAN WAJIB PAJAK DAN MEMBERIKAN KETERANGAN TERTULIS: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (1) BERITA ACARA KETIDAKHADIRAN WAJIB PAJAK DAN MEMBERIKAN KETERANGAN TERTULIS NOMOR : BA- - (2) seseeeie . (3) tanggal .. eaeeteeteee (4) leads No. NAMA/NIP Pangkat/Golongan Jabatan (5) (6) (7) (8) sesuai dengan Surat Tugas nomor (9) tanggal (10), telah melalcukan penelitian keberatan tethadap Wajib Pajak Nama (11) NPWP (12) atas: Jenis Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan *) Nomor Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan *) Tanggal Ketetapan/Pemotongan atau Pemungutan * Masa/Tahun’) Pajak telah mengirimkan Surat Pemberitahuan Untuk Hadir nomor ... (17) tanggal .......... va(18) terhadap Wajib Pajak untuk memberikan keterangan atau memperoleh penjelasan mengenai keberatannya, namun Wajib Pajak yang bersangkutan tidak hadir memenuhi undangan sebagaimana tercantum dalam Surat Pemberitahuan Untuk Hadir tersebut dan memberikan keterangan tertulis dalam surat nomor 19) tanggal (20). “MENTERI KEUANGAN REPUBLK INDONESIA Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak dan Memberikan Keterangan Tertulis ini dibuat dengan sebenar-benarnya. (21) Wajib Pajak/Wakil/Kuase’l Tim Peneliti Sesee eee. sess (25) (26) Mengetahui, a . (23) - (25) NIP - (24) : NIP. (26) (25) NIP. (26) Ae Soe MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK PENGISIAN BERITA ACARA KETIDAKHADIRAN WAJIB PAJAK DAN Nomor (1) Nomor (2) Nomor (3) Nomor (4) Nomor (5) Nomor (6) Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) Nomor (11) Nomor (12) Nomor (13) Nomor (14) Nomor (15) Keterangan *): Nomor (16} Nomor (17] Nomor (18) Nomor (19) Nomor (20) Nomor (21) Nomor (22) Nomor (23) Nomor (24) Nomor (25) MEMBERIKAN KETERANGAN TERTULIS : Diisi dengan kepala surat. : Diisi dengan nomor Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak : Diisi dengan hari seharusnya Wajib Pajak hadir. Diisi dengan tanggal seharusnya Wajib Pajak hadir. : Diisi dengan nomor urut. Diisi dengan nama dan NIP tim peneliti. : Diisi dengan pangkat dan golongan tim peneliti : Diisi dengan jabatan tim peneliti. : Diisi dengan nomor Surat Tugas. : Diisi dengan tanggal Surat Tugas. : Diisi dengan nama Wajib Pajak. : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak. : Diisi dengan jenis ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan seperti Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21, Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 : Diisi dengan nomor ketetapan pajakk/pemotongan atau pemungutan. :Diisi dengan tanggal ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan. Diisi dengan salah satu pilihan yang sesuai. Diisi dengan Masa Pajak atau Tahun Pajak. “; Diisi dengan nomor Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. : Diisi dengan tanggal Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. : Diisi dengan nomor surat keterangan Wajib Pajak, : Diisi dengan tanggal surat keterangan Wajib Pajalk. : Diisi dengan nama tempat dan tanggal pembuatan berita acara. : Diisi dengan nama dan tanda tangan Wajib Pajak/wakil/kuasa. : Diisi dengan jabatan pimpinan Unit Pelaksana Penelitian Keberatan. ; Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP pejabat yang bersanglutan. : Diisi dengan jabatan tim peneliti. MMENTERI KEUANGAN REPUBLIC INDGNESIA -7- Nomor (26): Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP tim peneliti. alinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPALA BIRO UMUM ube fale KEPALA, sAGIAN: FU, v AGUS D.W. MARTOWARDOJO ttd. PERATURAN MENTER( KEUANGAN REFUBLIK INDONESIA, NowoR TENTANG "TATA CARA PENQAIUAK DAN PENYELESAIAN KEDBRATAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, A. FORMAT SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN UNTUK PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN ORANG PRIBADI: Menimbang Mengingat Menetapkan : PERTAMA, KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP- () TENTANG KEBERATAN WAJIB PAJAK ATAS .... DIREKTUR JENDERAL PAJAK, : a. bahwa berdasarkan Surat Keberatan Wajid Pajak atas nama.......(3) nomor .......(4) tanggal... tanggal.......(7) berdasarkan LPAD nomor. tentang.......(10) atas ........(11) nomor Tahun Pajak ........(14); b. bahwa berdasarkan laporan penelitian keberatan nomor ....(15} tanggal (16); c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, peru menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Keberatan Wajib Pajak tas ; sel 17)5 (5) yang diterims (8) tanggal . 12) tanggal . (18); (19); Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pernenuhan Kewajiban Perpajakan; 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ....9../PMK.03/ 2013 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan; : ..- (20); MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG KEBERATAN WAJIB PAJAK ATAS ......... (21). 1. Mengabulkan seluruhnya/Mengabulkan sebagian/Menolak (22) keberatan Wajib Pajak dalam suratnya nomor. (23) tanggal i (24). 2. Mengurangkan/Mempertahankan /Menambal (25) jumlah pajak yang masih harus dibayar/jumlah pajak yang lebih dibayar dalam (26) nomor.........(27) tanggal.........(28) ‘Tahun - Pajak (29). atas: Wajib Pajak (30) NPWP 31) Alamat (32) KEDUA ‘MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -2- Dengan perincian sebagai berikut : _ Semula | Ditambah/| Menjadi Uraian (Rp) (Dikurangi) (Rp) (Rp) HEE (33) (34) (35) . Penghasilan Netto . Kompensasi Kerugian Bae . Penghasilan Kena Pajal |. Pajak Penghasilan (PPh) Terutang Kredit Pajal os f,_ PPh Kurang/(Lebih) Bayar & ‘Sanksi Administrasi h, Jumlah PPh yang masih harus/ (lebih) dibayar seharusnya tidak dikembalikan: (36) Perhitungan PPh yang masih harus dilunasi karena terdapat pajal yang Jumlab PPh yang masih harus/(lebih) dibayar 7) Jumlah lebih bayar PPh berdasarkan SKPLB (38) Jumlah PPh yang masih harus dilunasi (39) Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, Salinan Keputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada: (41) a.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK (42) (43) “ MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -3- PETUNJUK PENGISIAN SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN UNTUK PAJAK Nomor (1) Nomor (2) Nomor (3) Nomor (4) Nomor (5) Nomor (6] Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9} Nomor (10) Nomor (11) Nomhor (12) Nomor (13) Nomor (14) Nomor (15) Nomor (16) Nomor (17) Nomor (18) Nomor (19) Nomor (20) Nomor (21) Nomor (22) Nomor (23) Nomor (24) Nomor (25} Nomor (26} Nomor (27) PENGHASILAN BADAN DAN ORANG PRIBADI Diisi dengan nomor Keputusan. Diisi dengan jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan, Diisi dengan nama Wajib Pajal. Diisi dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajalc. Diisi dengan tanggal Surat Keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak yang menerima Surat Keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan tanggal surat Wajib Pajak diterima di Kantor Pelayanan Pajak. Diisi dengan nomor LPAD. Diisi dengan tanggal LPAD. Diisi dengan keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan. Diisi dengan nomor ketetapan pajak yang diajukan keberatan. Diisi dengan tanggal ketetapan pajak yang diajukan keberatan. Diisi dengan Tahun Pajak yang diajukan keberatan. Diisi dengan Nomor Laporan Penelitian Keberatan. Diisi dengan tanggal Laporan Penelitian Keberata: Diisi dengan jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (2). Diisi dengan “Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor.49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999)". Diisi dengan: “Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893)”. Diisi dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Pelimpahan Wewenang Direktur Jenderal Pajak Kepada Para Pejabat -Di Lingkungan Direltorat Jenderal Pajak yang berlaku. Diisi dengan. jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (2) Diisi dengan salah satu yang sesuai, Diisi dengan nomor surat keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan tanggal surat keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan salah satu yang sesuai. Diisi dengan jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (11) Diisi dengan nomor ketetapan pajak yang diajukan ’keberatan sebagaimana Nomor (12) Qa Nomor (28) Nomor (29) Nomor (30) Nomor (31) Nomor (32) Nomor (33) Nomor (34) Nomor (35) Nomor (36) Nomor (37) Nomor (38) Nomor (39) Nomor (40) Nomor (41) Nomor (42) Nomor (42) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, -4- Diisi dengan tanggal ketetapan pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (13). Diisi dengan Tahun Pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (14). Diisi dengan nama Wajib Pajak. Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak. Diisi dengan alamat Wajib Pajak. Diisi dengan jumlah sebagaimana tercantum dalam surat ketetapan pajak. Diisi dengan jumlah koreksi sesuai dengan hasil penelitian keberatan. Diisi dengan jumlah sesuai dengan keputusan keberatan, Perhitungan dalam Nomor (37), (38), dan (39) diisi dalam hal keberatan diajukan atas Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar dan Surat Keputusan Keberatan mengakibatkan terdapat jumlah pajak yang seharusnya tidak dikembalikan. Diisi dengan jumlah Pajak Penghasilan yang masih harus/(lebih) dibayar sesuai dengan keputusan keberatan (jumlah pada baris h kolom 35). Diisi dengan jumlah lebih bayar Pajak Penghasilan berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar yang telah diterbitkan. Diisi dengan hasil perhitungan Nomor (37) ditambah Nomor (38). Contoh 1: Diterbitkan SKPLB_ Rpi00.000.000,00 dan telah dikembalikan. Berdasarkan keputusan keberatan, jumlah lebih bayar menjadi sebesar Rp30.000.000, maka perhitungan PPh yang masih harus dilunasi karena terdapat pajak yang seharusnya tidak dikembalikan adalah sebagai berilut: Jumlah PPh yang masih harus/(lebih) dibayar —_ (Rp30.000.000,00) PPh yang telah dikembalikan Rp100.000.000,00 Jumlah-PPh yang masih harus dilunasi Rp70.000.000,00 Contoh 2: Diterbitkan SKPLB Rp100.000.000,00 dan telah dikembalikan. Berdasarkan keputusan keberatan, jumlah PPh yang masih harus dibayar menjadi sebesar Rp80.000.000, maka perhitungan PPh yang masih harus dilunasi karena terdapat pajak yang seharusnya tidak dikembalikan adalah sebagai berilut: Jumlah PPh yang masih harus/(lebib) dibayar — Rp80.000.000,00 PPh yang telah dikembalikan Rpi00,000.000,00 Jumlah PPh yang masih harus dilunasi Rp180.000.000,00 Diisi dengan pihak-pihak yang diberikan salinan Surat Keputusan Keberatan. Diisi dengan nama kota dan tanggal Surat Keputusan Keberatan diterbitkan. Diisi dengan jabatan pimpinan unit pelaksana penelitian Keberatan. Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP pimpinan unit pelaksana penelitian Keberatan. a % MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Hae B. FORMAT SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN UNTUK PAJAK PENGHASILAN PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK, NOMOR KEP- .scccssssseeeeeseeseee (I) TENTANG KEBERATAN WAJIB PAJAK ATAS ... (2) DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa oberdasarkan Surat Keberatan Wajib Pajak (3) nomor .......(4) tanggal.......(5) yang diterima. (7) berdasarkan LPAD nomor.......(8) tanggal . tentang.......(10) atas ........(11) nomor 2) tanggal . Masa/Tahun*) Pajak ........(14); b. bahwa berdasarkan laporan penelitian keberatan nomor (15) tanggal (16); c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, pertu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Keberatan Wajib Pajak atas : a7); Mengingat (18); (19); Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan; 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ....9../PMK.03/ 2013 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan; .. (20); MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG KEBERATAN WAJIB PAJAK ATAS ......... (21). PERTAMA : 1. Mengabulkan seluruhnya/Mengabulkan sebagian/Menolak (22) keberatan Wajib Pajak dalam suratnya nomor...............(23) tanggal fee (24): 2. Menguranglan/Mempertahankan/Menambah (25) jumlah. pajaic yang masih harus dibayar/jumlah pajak yang lebih dibayar dalam (27) tanggal. (28) Masa/Tahun*) Pajak Wajib Pajak (30) NPWP (31) Alamat (32) KEDUA Dengan perincian sebagai berikut ; “MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -6- Semula | Ditambah/ |Menjadi Uraian (Rp) {Dikurangi) | (Rp) (Rp) 4 (33) (34) (35) Dasar Péngenaan Pajak Pajak Penghasilan (PPh) Terutang a Kredit Pajak _ Kompensasi Masa/Talun") Pajak sebelumnya PPh Kurang/(Lebih) Bayar Sanksi Administrasi el> Jumlah PPh yang masih harus/(lebih) dibayar _ Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Salinan Keputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada: a.n. DIREKTUR JENDERAL NIP (87) PAJAK ss (38) (39) “MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -7- PETUNJUK PENGISIAN SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN UNTUK PAJAK Nomor (1) Nomor (2) Nomor (3) Nomor (4) Nomor (5) Nomor (6) Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) Nomor (11) Nomor (12) Nomor (13) Nomor (14) Nomor (15) Nomor (16) Nomor (17) Nomor (18) Nomor (19) Nomor (20) Nomor (21) Nomer (22) Nomor (23) Nomor (24) Nomor (25) Nomor (26) Nomor (27) PENGHASILAN PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN Diisi dengan nomor Keputusan. Diisi dengan jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan. Diisi dengan nama Wajib Pajak. Diisi dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan tanggal Surat Keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak yang menerima Surat Keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan tanggal surat Wajib Pajak diterima di Kantor Pelayanan Pajak. Diisi dengan nomor LPAD. Diisi dengan tanggal LPAD. Diisi dengan keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan. Diisi dengan nomor ketetapan pajak yang diajukan keberatan. Diisi dengan tanggal ketetapan pajak yang diajukan keberatan. Diisi dengan Masa/Tahun Pajak yang diajukan keberatan. Diisi dengan nomor Laporan Penelitian Keberatan. Diisi dengan tanggal Laporan Penelitian Keberatan. Diisi dengan jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (2). Diisi dengan “Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik. Indonesia Nomor 3262) sebagaimana ’ telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor. 16 Tahun 2009, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999)”. Diisi dengan: “Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara, Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893)". Diisi dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Pelimpahan Wewenang Direktur Jenderal Pajak .Kepada -Para Pejabat Di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang berlaku. Diisi dengan jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (2) Diisi dengan salah satu yang sesuai. Diisi dengan nomor surat keberatan Wajib Pajalk. Diisi dengan tanggal surat keberatan Wajib Pajalc. Diisi dengan salah satu yang sesuai, Diisi dengan jenis ketetapan pajak yang diajukan. keberatan sebagaimana Nomor (11) Diisi dengan nomor ketetapan pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (12). 4 Nomor (28) Nomor (29) Nomor (30) Nomor (31) Nomor (32) Nomor (33) Nomor (34) Nomor (35) Nomor (36) Nomor (37) Nomor (38) Nomor (39) Keterangan *) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -8- Diisi dengan tanggal ketetapan pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (13). Diisi dengan Masa/Tabun Pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (14) Diisi dengan nama Wajib Pajalk. Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak. Diisi dengan alamat Wajib Pajak. Diisi dengan jumlah sebagaimana tercantum dalam ketetapan pajak atau pemotongan/pemungutan. Diisi dengan jumlah koreksi sesuai dengan hasil penclitian keberatan. Diisi dengan jumlah sesuai dengan keputusan keberatan. Diisi dengan pihak-pihak yang diberikan salinan Surat Keputusan Keberatan. Diisi dengan nama kota dan tanggal Surat Keputusan Keberatan diterbitkan. Diisi dengan jabatan pimpinan unit pelaksana _penelitian Keberatan. Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP pimpinan unit pelaksana penelitian Keberatan. Diisi dengan salah satu yang sesuai. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA oie C. FORMAT SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN UNTUK PAJAK PERTAMBAHAN NILAT DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP- qa) TENTANG KEBERATAN WAJIB PAJAK ATAS 2) DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Surat Keberatan Wajib Pajak nama.......(3). nomor .......(4) tanggal.......(5) yang diterima... tanggal.......(7) berdasarkan LPAD nomor........(8) tanggal . tentang.......(10) atas ........(11) nomor .......(12) tanggal . Masa Pajak ........(14); b. bahwa berdasarkan laporan penelitian keberatan nomor seseno(18) tanggal ... (16); bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Keberatan Wajib Pajak atas seeceaseseeeee - (17)5 Mengingat (18); . (19); Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan; 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ....2../PMK.03/ 2013 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan; aoe -- (20); MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG KEBERATAN WAJIB PAJAK ATAS ......... (21). PERTAMA : 1. Mengabulkan seluruhnya/Mengabulkan sebagian/Menolak (22) keberatan Wajib Pajak dalam suratnya nomor..............(23) tanggal canes (24). 2. Mengurangkan/Mempertahankan/Menambah (25) jumlah. pajalc yang masih harus dibayar/jumlah pajak yang lebih dibayar dalam vevvssss(26) nomor......(27) tanggal.........(28) Masa Pajak .........(29). atas: Wajib Pajak (30) NPWP. (31) Alamat (32) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, -10- Dengan perincian sebagai berikut : Semula | Ditambah/ |Menjadi Uraian (Rp) (Dikurangi) | (Rp) {Rp) 33) (34) G5) a. PPN/PPnBM*) Kurang/(Lebih) Bayar Sanksi Bunga Sanksi Kenaikan Pale io Jumlah Pajak yang masih harus/ (lebih) dibayar pajak yang scharusnya tidak dikembalikan : (36) Perhitungan PPN/PPnBM*) yang masih harus dilunasi karena terdapat Jumlah PPN/PPnBM*) yang masih harus, (lebih) dibayar He {37) PPN/PPnBM*) yang telah dikembalikan (38) Jumlah PPN/PPnBM*) yang masih harus dilunasi (39) KEDUA : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Salinan Keputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada: ee 2. 3... eae (41) a.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK sees (42) (43) ‘NIP “ MENTERI KEUANGAN. REPUBLIK INDONESIA tite PETUNJUK PENGISIAN SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN UNTUK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH, Nomor (1) Nomor (2) Nomor (3) Nomor (4) Nomor (5) Nomor (6) Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) Nornor (11) Nomor (12) Nomor (13) Noor (14) Nomor (15) Nomor (16) Nomor (17) Nomor (18) Nomor (19) Nomor (20) Nomor (21) a Nomor (22) Nomor (23) Nomor (24) Nomor (25) Nomor (26) Diisi dengan nomor Keputusan. Diisi dengan jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan. Diisi dengan nama Wajib Pajak. Diisi dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan tanggal Surat Keberatan Wajib Pajak, i dengan nama Kantor Pelayanan Pajak yang menerima Surat Keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan tanggal surat Wajib Pajak diterima di Kantor Pelayanan Pajak. Diisi dengan nomor LPAD. Diisi dengan tanggal LPAD. i dengan keberatan Wajib Pajak. i dengan jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan. Diisi dengan nomor ketetapan pajak yang diajukan keberatan. i dengan tanggal ketetapan pajak yang diajukan keberatan. Diisi dengan Masa Pajak yang diajukan keberatan. Diisi dengan nomor Laporan Penelitian Keberatan. Diisi dengan tanggal Laporan Penelitian Keberatan. Diisi dengan jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (2). Diisi dengan “Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republi Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999)”, Diisi dengan “Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah teralhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5069)”. Diisi_ dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Pelimpahan Wewenang Direktur Jenderal Pajak Kepada Para Pejabat Di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajal yang berlaku. Diisi dengan jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (2). Diisi dengan salah satu yang sesuai. Diisi dengan nomor surat keberatan Wajib Pajak. Diisi derigan tanggal surat keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan salah satu yang sesuai Diisi dengan jenis ketetapan pajak yang diajukan’ keberatan sebagaitnana Nomor (11). o. Nomor (27) Nomor (28) Nomor (29) Nomor (30) Nomor (31) Nomor (32) Nomor (33) Nomor (34) Nomor (35) Nomor (36) Nomor (37) Nomor (38) Nomor (39) Nomor (40} Nomor (41) “MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -12- Diisi dengan nomor ketetapan pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (12), Diisi dengan tanggal ketetapan pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (13). Diisi dengan Masa Pajak yang diajukan keberatan scbagaimana Nomor (14). Diisi dengan nama Wajib Pajak. Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak. Diisi dengan alamat Wajib Pajak. Diisi dengan jumlah sebagaimana tercantum dalam ketetapan pajale. Diisi dengan jumlah koreksi sesuai dengan hasil penelitian keberatan. Diisi dengan jumlah sesuai dengan keputusan keberatan. Perhitungan dalam Nomor (37), (38), dan (89) diisi dalam hal keberatan diajukan ates Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar dan Surat Keputusan Keberatan mengakibatkan terdapat jumlah pajak yang seharusnya tidak dilembalikan. Diisi dengan jumlah Pajak Pertambahan Nilai/Pajak Penjualan atas Barang Mewah*) yang masih harus/(lebih) dibayar sesuai dengan keputusan keberatan (jumlah pada baris d kolom 35} Diisi dengan jumlah lebih bayar Pajak Pertambahan Nilai/Pajak Penjualan atas Barang Mewah*) berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar yang telah diterbitkan. Diisi dengan hasil perhitungan Nomor (37) ditambah Nomor (38) Contoh 1: Diterbitkan SKPLB Rp100.000.000,00 dan telah dikembalikan, Berdasarkan keputusan keberatan, jumlah lebih bayar menjadi sebesar Rp30:000,000, maka perhitungan PPN/PPnBM yang masih harus dilunasi karena terdapat pajak yang seharusnya tidak dikembalikan adalah sebagai berikut: Jumlah PPN yang masih harus/(lebih) dibayar (Rp30.000.000,00} PPN yang telah dikembalikan Rp100.000.000,00 Jumiah PPN yang masih harus dilunasi Rp70.000.000,00 Contoh 2: Diterbitkan SKPLB Rp100.000.000,00 dan telah dikembalikan. Berdasarkan keputusan keberatan, jumlah PPN yang masih harus dibayar menjadi sebesar Rp80.000.000, maka perhitungan. PPN yang masih harus dilunasi karena terdapat pajak yang scharusnya tidak dikembalikan adalah sebagai berikut: Jumlah PPN yang masih harus/(lebih) dibayar —Rp80.000.000,00 PPN yang telah dikembalikan Rp100.000.000,00 Jumlah PPN yang masih harus dilunasi Rp180.000.000,00 Diisi dengan pihak-pihak yang diberikan salinan Surat Keputusan Keberatan. Diisi dengan nama kota dan tanggal Surat Keputusan Keberatan diterbitkan. a. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ee Nomor (42): Diisi dengan jabatan pimpinan unit pelaksana _penelitian Keberatan. Nomor (43) : Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP pimpinan unit pelaksana penelitian Keberatan. Keterangan *) _Diisi dengan salah satu yang sesuai. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -14- D. FORMAT SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN UNTUK PEMOTONGAN ATAU PEMUNGUTAN OLEH PIHAK KETIGA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP- ......... sve (1) TENTANG KEBERATAN WAJIB PAJAK ATAS ... (2) DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Surat Keberatan Wajib Pajak atas (3) nomor .......(4) tanggal.......(5) yang diterima.......(6) (7) berdasarkan LPAD nomor........(8) tanggal .........(9) (10). atas (11) nomor 12) tanggal .......(13) Masa/Tahun*) Pajakk ........(14); b. bahwa berdasarkan laporan penelitian keberatan nomor sessseee(15) tanggal . (16); c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Keberatan Wajib Pajak atas a (17); Mengingat 1 +. (18); ee setae aeteeeerstae a= (1Q) 3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan; 4, Peraturan Menteri Keuangan Nomor /PMK.03/2013 tentang ‘Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan; 5. see «- (20); MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG KEBERATAN WAJIB PAJAK ATAS ..... . (21). PERTAMA : 1, Mengabullan seluruhnya/Mengabulkan sebagian/Menolak (22) keberatan Wajib Pajak dalam suratnya nomor...............(23) tanggal sesseessseee(24), 2. Mengurangkan/Mempertahankan/Menambah (25) jumlah. pajak yang dipotong/dipungut dalam _..........(26) _ nomor. (27) tangg: ..(28) Masa/Tahun") Pajak ............(29) atas: Wajib Pajak (80) NPWP -(31) Alamat (32) “ MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -15- bagai berikut : Semula | Ditambah/ |Menjadi ‘Uraian (Rp) (Dikurangi) | (Rp) a (Rp) __ 83) (34) (35) a, Dasar Pengenaan Pajalc b. Tarif (4) = c. Jumiah Pajak yang dipotong/dipungut KEDUA . : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Salinan Keputusan Direktur Jenderal i isampaikan kepada: 3. veeenddst (36) . fr . (37) a.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK : i (38) (39) ‘MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA eu PETUNJUK PENGISIAN SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN UNTUK PEMOTONGAN Nomor (1) Nomor (2) Nomor (3) Nomor (4) Nomor (5) Nomor (6) Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9) Nomor (10) Nomor (11) Nomor (12) Nomor (13) Nomor (14) Nomor (15) Nomor (16) Nomor (17} Nomor (18) Nomor (19) ATAU PEMUNGUTAN OLEH PIHAK KETIGA Diisi dengan nomor Keputusan. Diisi dengan jenis bukti pemotongan atau pemungutan pajak yang diajukan keberatan. Diisi dengan nama Wajib Pajak. i dengan nomor Surat Keberatan Wajib Pajalk, Diisi dengan tanggal Surat Keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak yang menerima Surat Keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan tanggal surat Wajib Pajak diterima di Kantor Pelayanan Pajak. Diisi dengan nomor LPAD. Diisi dengan tanggal LPAD. Diisi dengan keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan jenis bukti pemotongan atau pemungutan pajak yang diajukan keberatan. Diisi dengan nomor bukti pemotongan atau pemungutan pajak yang diajukan keberatan, Diisi dengan tanggal bukti pemotongan atau pemungutan pajak yang diajukan keberatan. Diisi dengan Masa/‘Tahun Pajak pemotongan atau pemungutan pajak yang diajukan keberatan. Diisi dengan Nomor Laporan Penelitian Keberatan. Diisi dengan tanggal Laporan Penelitian Keberatan Diisi dengan jenis bulkti pemotongan atau pemungutan pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (2). Diisi dengan “Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999)", Pilih salah satu. a. Dalam hal Pajak Penghasilan diisi dengan: “Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tabun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893)’. Nomor (20) Nomor (21) Nomor (22) Nomor (23) Nomor (24) Nomor (25) Nomor (26) Nomor (27) Nomor (28) Nomor (29) Keterangan”) Nomor (30) Nomor (31) Nomor (32) Nomor (33) Nomor (34) Nomor (35) Nomor (36) Nomor (37) Nomor (38) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, -17- b. Dalam hal Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah diisi dengan “Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5069)”. Diisi_ dengan Keputusan Dircktur Jenderal Pajak tentang Pelimpahan Wewenang Direktur Jenderal Pajak Kepada Para Pejabat Di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang berlaku. Diisi dengan jenis ketetapan pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (2). Diisi dengan salah satu yang sesuai. Diisi dengan nomor surat keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan tanggal surat keberatan Wajib Pajak. Diisi dengan salah satu yang sesuai, Diisi dengan jenis buicti pemotongan atau pemungutan pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (11). Diisi dengan nomor bukti pemotongan atau pemungutan pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (12) Diisi dengan tanggal bukti pemotongan atau pemungutan pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (13) Diisi dengan Masa/Tahun Pajak yang diajukan keberatan sebagaimana Nomor (14). Diisi dengan salah satu yang sesuai. Diisi dengan nama Wajib Pajal. Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak. Diisi dengan alamat Wajib Pajak. Diisi dengan jumlah sebagaimana tercantum dalam bukti pemotongan atau pemungutan pajak. Diisi dengan jumlah koreksi sesuai dengan hasil penelitian keberatan. Diisi dengan jumlah sesuai dengan keputusan keberatan. Diisi dengan pihak-pihak yang diberikan salinan Surat Keputusan Keberatan. Diisi dengan nama kota dan tanggal Surat Keputusan Keberatan diterbitkan. Diisi dengan jabatan pimpinan unit pelaksana penelitian Keberatan. MENTERI KEUANGAN REPUBLIC INDONESIA -18- Nomor (39): Diisi dengan tanda tangan, nama, dan NIP pimpinan unit pelaksana penelitian Keberatan, Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPALA BIRO UMUM tid. AGUS D.W. MARTOWARDOJO one meow |e) NIP 1 Kodqzoraeaag, ft S & SS

You might also like