Perbandingan Motion Graphic Dan Leaflet Terhadap P

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Kesehatan

Volume 11, Nomor 1, Tahun 2020


ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK

Perbandingan Motion Graphic dan Leaflet terhadap Peningkatan


Pengetahuan Ibu Rumah Tangga dalam Menyimpan Obat

Comparison of Motion Graphic and Leaflet to Increase the Knowledge of


housewives in Medication Storage

Nanda Puspita1, Fatiyah Syahida2


Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Jakarta II, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT/ ABSTRAK

Article history: Inadequate storage of medicines at home is a common health problem in the
community. Therefore, it is important to promote this issue through
Received date interesting media to increase knowledge related to medication storage. This
10 Mar 2020 study aims to compare conventional media (leaflet) with motion graphics in
Revised date
increasing knowledge of drug storage at home. Quasi-experimental research
09 Apr 2020 with a pretest-posttest design was applied to 45 housewives with similar
education levels. In the initial stage, the leaflet group (23 people) and the
Accepted date motion graphic group (22 people) were given a pretest about medication
24 Apr 2020 storage, then were intervened with the media for 5 minutes, we're given a
post-test afterward. The results showed there were significant differences in
medication storage knowledge between groups that were exposed to motion
Keywords: graphics and leaflets (p-value=0,029). The median score of the knowledge
in the motion graphic group was significantly higher (85,71) than the leaflet
Drug storage; group (71,43). Motion graphics might be beneficial as an educational media
Health promotion;
Leaflet;
to deliver message related to effective drug management for the community,
Motion graphic. especially housewives.

Kata kunci: Penyimpanan obat yang tidak tepat di rumah merupakan masalah kesehatan
yang umum terjadi di masyarakat. Oleh karena itu diperlukan edukasi
Penyimpanan obat; melalui media promosi kesehatan yang menarik untuk meningkatkan
Promosi kesehatan; pengetahuan terkait penyimpanan obat. Penelitian ini bertujuan untuk
Leaflet;
Motion graphic.
membandingkan media konvensional (leaflet) dengan motion graphic dalam
meningkatkan pengetahuan penyimpanan obat di rumah. Penelitian
eksperimental kuasi dengan desain pretest-posttest diterapkan terhadap 45
orang responden yang merupakan ibu rumah tangga dengan tingkat
pendidikan yang homogen. Pada tahap awal, kelompok leaflet (23 orang)
dan kelompok motion graphic (22 orang) diberi pretest tentang
penyimpanan obat, kemudian diintervensi dengan media selama 5 menit,
dan setelahnya diberi posttest. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
perbedaan signifikan pengetahuan penyimpanan obat antara kelompok yang
diberi paparan motion graphic dengan media leaflet (p-value=0,029).
Median skor pengetahuan kelompok motion graphic (85,71) lebih tinggi
dibanding kelompok leaflet (71,43). Motion graphic dapat bermanfaat
sebagai media edukasi terkait pengelolaan obat yang efektif bagi
masyarakat, khususnya ibu rumah tangga.

Corresponding Author:

Nanda Puspita
Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Jakarta II
Email: nandapuspita28@gmail.com

61
62 Jurnal Kesehatan, Volume 11, Nomor 1, Tahun 2020, hlm 61-67

PENDAHULUAN penggunaannya kini meluas ke bidang lainnya,


seperti hiburan, pendidikan, dan kesehatan.
Upaya pengelolaan obat dalam masyarakat Motion graphic dinilai cukup mudah dibuat
memerlukan pengetahuan yang cukup agar obat dengan menggunakan software desain yang
dapat digunakan secara tepat, aman, dan rasional. tersedia seperti adobe illustrator dan adobe flash
Salah satu aspek pengelolaan obat, yaitu (Cone, 2013).
penyimpanan yang benar, menjadi langkah Indonesia merupakan negara berkembang
penting agar obat tetap berkualitas sebelum dengan penetrasi internet yang cepat, termasuk
digunakan. Studi tentang penyimpanan obat telah dalam hal pencarian informasi kesehatan.
banyak dilakukan di berbagai negara, beberapa Perilaku masyarakat mencari informasi kesehatan
diantaranya menunjukkan bahwa mayoritas telah mencapai 51,06% dari seluruh penduduk
masyarakat masih memiliki pengetahuan yang (Infografis, 2017). Hal ini dapat menjadi peluang
kurang tentang penyimpanan obat yang benar bagi penyebaran media informasi kesehatan
(Gracia-Vásquez et al., 2015; Tsiligianni, khususnya edukasi pengelolaan obat melalui
Delgatty, Alegakis, & Lionis, 2012). Obat yang internet. Motion graphic adalah salah satu bentuk
tersimpan pada tempat yang bersuhu tidak sesuai video animasi yang banyak tersebar di internet.
anjuran kemasan (misal di dalam mobil atau Salah satu bentuk promosi kesehatan terkait obat
dekat dapur) beresiko mengalami penurunan yang menggunakan motion graphic adalah
efikasi (Crichton, 2004). Di Indonesia, sebuah edukasi tanya 5-O yang diunggah secara resmi di
survei di wilayah Jakarta Timur menunjukkan 87 akun Youtube Kementerian Kesehatan RI
dari 295 kepala rumah tangga (29,5%) (Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat
menyimpan obat di tempat yang beresiko terkena Kesehatan, 2019). Pada studi sebelumnya,
panas dan tempat dengan kelembaban tinggi peneliti berupaya untuk mengembangkan media
(Yunus, Puspita, & Fajri, 2018). Oleh karena itu, edukasi penyimpanan obat dengan desain motion
diperlukan upaya edukasi kepada masyarakat graphic dan mengujinya pada responden ibu
terkait penyimpanan obat secara tepat. rumah tangga (Puspita & Wardiyah, 2019).
Penyuluhan merupakan salah satu upaya Penelitian ini merupakan kelanjutan dari
promosi kesehatan yang dapat dilakukan untuk penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang membandingkan efektivitas media alternatif ini
pentingnya penyimpanan obat yang benar. Ikatan dengan media konvensional khususnya leaflet
Apoteker Indonesia (IAI) menggalakkan program dalam meningkatkan salah satu aspek
DAGUSIBU (dapatkan, gunakan, simpan, dan DAGUSIBU yaitu penyimpanan obat yang benar
buang) agar masyarakat memperoleh informasi pada ibu rumah tangga.
tentang pengelolaan obat yang baik di rumah.
Berbagai media telah digunakan untuk promosi
kesehatan ini, baik secara lisan (ceramah dan METODE
diskusi) maupun tertulis melalui media cetak
(leaflet dan poster). Sejumlah studi promosi Penelitian ini merupakan penelitian
kesehatan menggunakan media cetak sudah eksperimental kuasi dengan rancangan pretest-
banyakdilakukan (Agrimon & Street, 2016; posttest with comparison group. Penelitian
Jumilah, Jauhari, & Ridha, 2013; Yustisa, dilakukan terhadap warga di wilayah kelurahan
Aryana, & Suyana, 2014), tetapi studi yang Jatimakmur, Pondok Gede, Bekasi pada minggu
khusus mengkaji tentang DAGUSIBU masih pertama bulan Oktober 2019. Responden dalam
terbatas. penelitian ini adalah ibu rumah tangga, berusia
Saat ini, berkembang pula upaya promosi ≥18 tahun, dapat membaca dengan baik, dan
kesehatan melalui media sosial seperti Youtube, dapat mengakses media sosial. Dua kelompok
Instagram, dan Facebook. Lembaga kesehatan di dipilih dengan metode accidental sampling terdiri
beberapa negara telah memanfaatkan dari 23 responden yang mendapat perlakuan
perkembangan media sosial sebagai langkah edukasi dengan leaflet dan 22 responden yang
mengedukasi masyarakat terkait permasalahan diberi tayangan video motion graphic. Materi
kesehatan (Duke et al., 2019; Rahim, Ibrahim, A. teks tentang penyimpanan obat dibuat sama
Salim, & Ariffin, 2019). Salah satu multimedia untuk kedua media, dengan memperhatikan
yang sedang berkembang di media sosial saat ini tingkat keterbacaan (readability) menggunakan
adalah video motion graphic. Media ini formula Gunning Fox index. Penilaian terhadap
merupakan perpaduan teks, gambar animasi, dan materi tertulis dilakukan dengan membagi jumlah
suara yang umumnya digunakan sebagai kata dengan jumlah kalimat yang ada dalam satu
‘explainer video’ di dunia pemasaran. Namun
Puspita, Perbandingan Motion Graphic dan Leaflet terhadap Peningkatan Pengetahuan … 63

paragraf. Rumus dari Gunning Fox index adalah Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rerata
sebagai berikut: skor pengetahuan sebelum dan sesudah perlakuan
masing-masing media, dilakukan uji T
0,4x [( berpasangan (Paired T-test) apabila data
terdistribusi normal atau Wilcoxon signed rank
jika data tidak terdistribusi normal. Sedangkan
Dari materi yang disusun diketahui skor untuk mengetahui perbedaan rerata skor antara
Gunning Fox test adalah 16,6 (di bawah 18) yang edukasi dengan leaflet dan motion graphic,
menunjukkan isi materi mengandung bahasa dilakukan uji T bebas (independent T-test) jika
yang dapat dimengerti oleh orang dewasa umum. data terdistribusi normal atau Mann-Whitney jika
Sebelum diberi perlakuan, responden diberi data tidak terdistribusi normal. Perbedaan skor
pretest dengan kuesioner tentang pengetahuan dinyatakan bermakna apabila p-value di bawah
penyimpanan obat untuk data baseline. Kuesioner nilai signifikansi yang ditentukan (0,05).
terdiri dari 7 pernyataan tentang penyimpanan Penelitian ini dilakukan dengan
obat yang terkait langsung dengan isi media. menerapkan informed consent kepada responden
Pernyataan dalam kuesioner diberikan dalam sebagai tanda kesediaan terlibat dalam penelitian.
format benar-salah untuk menguji kepahaman Penelitian juga telah mendapat persetujuan etik
responden terhadap informasi yang disajikan dari komisi etik penelitian Politeknik Kesehatan
(tabel 1). Jakarta II (KEPK-PKJ II) dengan nomor ijin etik
LB.02.01/l/KE/39/466/2019.
Tabel 1. Daftar Pernyataan Kuesioner terkait
isi media leaflet & motion graphic
tentang penyimpanan obat di rumah HASIL
No. Pernyataan B S
1. Obat sirup antibiotik sebaiknya
Penelitian ini menguji efek intervensi
tidak disimpan lebih dari 7 hari di
dalam kulkas edukasi melalui dua media yang berbeda, leaflet
2. Sediaan salep atau krim racikan dan motion graphic. Responden merupakan ibu
sebaiknya tidak digunakan lagi rumah tangga dengan rentang usia antara 16-68
setelah 6 bulan tahun, dan berpendidikan SD sampai SMA.
3. Obat-obatan yang sering Sejumlah 45 responden terbagi menjadi dua
diperlukan dalam perjalanan dapat kelompok dengan latar belakang usia dan
disimpan di dalam mobil agar pendidikan yang hampir sama baik dalam
mudah dijangkau kelompok leaflet maupun motion graphic.
4. Obat luar dan obat dalam dapat Sebelum diberi intervensi, masing-masing
disimpan pada satu kompartemen
kelompok responden diberi pretest untuk
5. Sediaan insulin untuk penderita
diabetes yang belum digunakan mengamati baseline knowledge tentang
sebaiknya disimpan di dalam penyimpanan obat di rumah. Hasil penelitian
freezer menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna
6. Sediaan insulin yang sudah dibuka pada rerata usia dan tingkat pendidikan
baik digunakan atau tidak responden. Demikian pula dengan nilai pretest
sebaiknya dibuang setelah 1 bulan sebagai baseline knowledge responden. Antara
7. Sediaan tetep mata dapat disimpan nilai pretest responden pada kelompok kontrol
maksimal selama 6 bulan setelah dan perlakuan tidak terdapat perbedaan bermakna
digunakan (p-value=0,285) seperti tampak pada tabel 2. Hal
ini berarti kedua kelompok data berasal dari
Selanjutnya, responden dari kelompok populasi dengan variasi yang sama dan memiliki
leaflet diberi waktu untuk membaca informasi kondisi yang homogen sehingga syarat penelitian
penyimpanan obat yang tertera dalam media terpenuhi.
cetak tersebut. Sementara itu, responden dari
kelompok motion graphic diminta untuk
menonton tayangan edukasi penyimpanan obat
yang telah diupload oleh peneliti melalui media
sosial, Youtube. Durasi waktu yang diberikan
untuk kedua perlakuan adalah sama, yaitu 5
menit. Pasca perlakuan, responden dari masing-
masing kelompok menjawab posttest dengan
pertanyaan yang sama dan dievaluasi skornya.
64 Jurnal Kesehatan, Volume 11, Nomor 1, Tahun 2020, hlm 61-67

Tabel 2. Data Karakteristik Ibu Rumah Tabel 3. Perbedaan Efek Penyuluhan melalui
Tangga selaku Responden pada Media Leaflet dan Motion Graphic
Kelompok Media Leaflet dan Motion terhadap Pengetahuan Penyimpanan
Graphic Obat di Rumah
Kelompok Median Skor p-
Karakteristik p- Kelompok
Motion (min-maks) value
Responden Leaflet value Post test leaflet 71,43 (28,57-100) 0,029c
Graphic
Rata-rata usia 42,78 43,36 0,853 (n=23)
(SD) (±8,97) (±11,86) Post test motion 85,71 (28,57-100)
Pendidikan graphic (n=22)
Tidak tamat 9 3 0,053
SMA
Tamat SMA 14 19 PEMBAHASAN
sederajat
Skor pretest 60,87 66,88 0,285 Penelitian ini merupakan salah satu dari
sedikit penelitian yang menganalisis motion
Uji normalitas data terhadap selisih skor graphic sebagai media promosi kesehatan
pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi khususnya di bidang farmasi. Motion graphic
leaflet menunjukkan data terdistribusi normal merupakan media audio-visual yang saat ini
sehingga selanjutnya dilakukan uji T- berkembang penggunaannya untuk sarana
berpasangan untuk kelompok leaflet. komunikasi kesehatan. Media motion graphic
Berdasarkan tabel 3, hasil uji menunjukkan tidak dibuat dengan menggambar garis dan bidang dua
terdapat perbedaan bermakna (p-value=0,076) dimensi melalui software desain seperti adobe
skor pengetahuan penyimpanan obat sebelum dan illustrator atau adobe flash. Susunan gambar
sesudah diberi bacaan leaflet. Sedangkan tersebut kemudian digerakkan dan diisi dengan
kelompok motion graphic memiliki data tak suara maupun teks. Motion graphic lebih
terdistribusi normal sehingga dianalisis dengan sederhana dari animasi pada umumnya. Fungsi
uji non-parametrik. Hasil penelitian menunjukkan motion graphic lebih pada penyampaian
adanya perbedaan skor bermakna antara sebelum informasi berupa pesan teks kepada penonton.
dan sesudah perlakuan. Data dianalisis dengan uji Dibanding video edukasi yang merekam orang di
Wilcoxon signed rank dan menunjukkan adanya dalamnya, motion graphic memberi keluasan
perbedaan bermakna pengetahuan responden dalam menyunting konten/isi dan membutuhkan
sebelum dan sesudah diintervensi dengan motion durasi yang lebih pendek untuk menyampaikan
graphic (p-value= 0,005). pesan yang sama. Motion graphic lebih
memfokuskan penonton pada isi pesan teks
Tabel 3. Hasil Perbandingan Pretest & Posttest dibanding gesture atau ekspresi orang di dalam
pada Kelompok Media Leaflet dan video (Cone, 2013). Penelitian tentang motion
Motion Graphic graphic untuk media promosi kesehatan belum
Mean/Median banyak dilakukan, tetapi terdapat beberapa
Penge- p-
Kelompok skor penelitian tentang efektivitas media audio-visual
tahuan value
(min-maks) lainnya yang memiliki karakteristik serupa
Pretest 60,87
motion graphic.
Leaflet (28,57-85,71)
0,076a Penelitian dilakukan dengan teknik
(n=23) Posttest 70,81
(28,57-100) accidental sampling, salah satu teknik non-
Pretest 71,43 probability sampling yang memudahkan peneliti
Motion dalam pencuplikan sampel. Responden yang
(42,85-100)
graphic 0,005 b berpartisipasi dalam penelitian adalah para ibu
Posttest 85,71
(n=22)
(28,57-100) rumah tangga di kelurahan Jatimakmur,
Kecamatan Pondok Gede, Bekasi. Penyuluhan
Analisis terhadap skor pengetahuan antara tentang penyimpanan obat dengan media audio-
intervensi dengan leaflet dan motion graphic visual merupakan metode pendidikan massa,
(tabel 3) menunjukkan adanya perbedaan dimana sasarannya bisa siapa saja. Namun
signifikan (p-value=0,029). Median skor penelitian ini berfokus mengambil responden ibu
responden yang diberi tayangan video motion rumah tangga dengan hipotesis bahwa kelompok
graphic lebih tinggi (85,71) dibanding responden ibu memiliki peran penting dalam pengelolaan
dalam kelompok leaflet (71,43). obat di rumah.
Puspita, Perbandingan Motion Graphic dan Leaflet terhadap Peningkatan Pengetahuan … 65

Penelitian ini bermaksud membandingkan dibanding responden dalam kelompok leaflet


efektifitas media motion graphic dengan media (71,43). Hasil penelitian ini sejalan dengan
konvensional yang telah banyak diteliti seperti sejumlah penelitian tentang media audio-visual
booklet/leaflet. Dua kelompok responden yang sebagai media promosi kesehatan. Menurut
masing-masing diberi leaflet (kontrol, n=23) dan Suhertusi (2015)media film lebih efektif dalam
motion graphic (perlakuan, n=22) diuji meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang
pengetahuannya tentang penyimpanan obat ASI eksklusif dibanding media leaflet (p-
rumah tangga melalui kuesioner. Pada kelompok value=0,001). Studi oleh Angelina dkk (2019)
leaflet tidak terdapat perbedaan skor pengetahuan menunjukkan bahwa media animasi sebagai
yang bermakna antara pretest dan posttest (p- bentuk lain audio-visual juga mampu
value=0,076). Hasil penelitian ini berbeda dengan meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu terkait
beberapa penelitian lain yang menggunakan gizi seimbang pada balita (p-value=0,000). Sama
leaflet sebagai media intervensi (Fatimah & halnya dengan media audio-visual lainnya,
Musfiroh, 2014; Jumilah, et al., 2013). motion graphic dalam penelitian ini melibatkan
Penyuluhan dengan media cetak (leaflet dan proses transfer informasi tak hanya melalui panca
poster) pada studi tersebut tetap menunjukkan indera penglihatan tetapi juga indera
perbedaan pengetahuan signifikan pada pendengaran. Pada penelitian ini dalam waktu 5
responden. Pada penelitian ini, terdapat beberapa menit masing-masing kelompok responden
kemungkinan, pertama pada saat penyuluhan diamati kemampuannya menyerap infornasi.
dengan leaflet, responden mengalami kejenuhan Seorang responden menuturkan bahwa
membaca teks meskipun telah disusun dengan mendengarkan informasi dalam motion graphic
bahasa yang jelas dan awam. Hal ini terkait lebih mudah daripada membaca informasi
dengan sifat media cetak yang kurang tersebut di dalam leaflet. Peneliti menduga
menstimulus semua panca indera dalam proses budaya masyarakat Indonesia yang lebih banyak
pencapaian pengetahuan. Kedua, terdapat istilah terpapar informasi verbal serta budaya baca yang
bentuk sediaan obat yang kurang familiar bagi kurang ikut mempengaruhi proses penyerapan
responden seperti penyimpanan supositoria dan informasi tersebut.
injeksi insulin. Selain itu, penyajian informasi Adanya proses belajar yang menstimulus
dalam leaflet hanya memudahkan penyaji tetapi lebih dari satu indera mampu meningkatkan
kurang memperhatikan pemahaman pembaca. penyerapan informasi dan mempertahankannya
Kemampuan literasi yang rendah menurut sebuah dalam jangka waktu lebih lama. Seperti
studi juga menjadi hambatan bagi responden ditunjukkan pada penelitian Schnellinger, et al.,
dalam menyerap informasi kesehatan (van (2010) tentang edukasi penggunaan antibiotik
Beusekom, Grootens-Wiegers, Bos, Guchelaar, yang tepat pada 246 orang tua di poliklinik anak.
& van den Broek, 2016). Dalam penelitian Studi tersebut menunjukkan bahwa selang 4
menggunakan metode focus grup discussion minggu dari intervensi pertama kali, responden
(FGD) beberapa responden menuturkan bahwa yang diberi video animasi memiliki pengetahuan
mereka kurang percaya diri menginterpretasikan yang tidak berbeda bermakna dengan sesaat
informasi yang mereka baca dari leaflet. setelah intervensi. Sementara kelompok orang tua
Kekhawatiran dalam menterjemahkan informasi yang diberi pamflet memiliki penurunan
kesehatan ini adalah manivestasi dari rendahnya pengetahuan. Dengan kata lain, dibanding
health literacy pada kelompok berpendidikan pamflet, penggunaan video animasi menjaga
menengah ke bawah. Kelompok responden ini pengetahuan tentang penggunaan antibiotik
akan lebih memilih mendengarkan informasi dalam jangka panjang.
(komunikasi verbal) dari tenaga kesehatan. Di Pada suatu proses pendidikan kesehatan
negara berkembang seperti Indonesia, rendahnya menuju perubahan perilaku, terdapat beberapa
budaya melek kesehatan (health literacy) pada faktor yang mempengaruhi antara lain metode,
masyarakat menjadi hambatan yang serupa materi, pendidik, dan media yang digunakan
(Notoatmodjo, 2003). (Notoatmodjo, 2010). Motion graphic merupakan
Penyampaian informasi kesehatan melalui media audio-visual yang tepat sasaran bagi
media audio-visual memberi manfaat yang masyarakat saat ini, khususnya ibu rumah tangga
berbeda dari media cetak. Hasil analisis uji Mann yang aktif mengakses internet. Media ini juga
whitney menunjukkan perbedaan skor pasca dapat dijadikan sebagai sarana edukasi
intervensi yang bermakna antara media leaflet penyimpanan obat di rumah dengan jangkauan
dan video motion graphic (p-value=0,029). luas karena dapat diakses siapapun dan
Median skor responden yang diberi tayangan dimanapun. Studi menunjukkan bahwa promosi
video motion graphic lebih tinggi (85,71) kesehatan melalui media audiovisual dapat
66 Jurnal Kesehatan, Volume 11, Nomor 1, Tahun 2020, hlm 61-67

meningkatkan kemampuan melek kesehatan SIMPULAN


(health literacy) bagi masyarakat berpendidikan
menengah ke bawah (Delp & Jones, 1996; Latif, Promosi kesehatan terkait penyimpanan
Ahmed, Amin, Syed, & Ahmede, 2016; Yeung, obat melalui media leaflet tidak signifikan dalam
et al., 2017) meningkatkan skor pengetahuan responden,
Kelemahan dari penelitian ini adalah sedangkan motion graphic dapat meningkatkan
evaluasi pengetahuan dilakukan tepat setelah skor pengetahuan responden antara pretest dan
intervensi dan tidak dilakukan evaluasi jangka posttest. Pengetahuan penyimpanan obat pada
panjang terhadap pengetahuan responden. Selain responden yang diintervensi dengan motion
itu penelitian ini juga belum mengukur sikap dan graphic berbeda signifikan dengan responden
perilaku responden pasca intervensi dengan yang diintervensi dengan leaflet. Median skor
motion graphic. pengetahuan kelompok motion graphic (85,71)
lebih tinggi dibanding kelompok leaflet (71,43).

DAFTAR PUSTAKA

Agrimon, O., & Street, J. (2016). Developing Media Promosi Kesehatan Booklet dan
Comprehensive Diabetes Education Video terhadap Keterampilan Deteksi Dini
Materials for Structured Patient Education Kanker Payudara pada Wanita Usia Subur.
Programs in Primary Care Setting. Journal Universitas Sebelas Maret.
International Journal of Public Health Gracia-Vásquez, S. L., Ramírez-Lara, E.,
Science (IJPHS), 5, 16. Camacho-Mora, I. A., Cantú-Cárdenas, L.
https://doi.org/10.11591/.v5i1.4758 G., Gracia-Vásquez, Y. A., Esquivel-
Angelina, C., Nuryani, D. D., & Elviyanti, D. Ferriño, P. C., … Gonzalez-Barranco, P.
(2019). Efektifitas Pemanfaatan Media (2015). An analysis of unused and expired
Gambar Bergerak dan Video Animasi medications in Mexican households.
terhadap Peningkatan Pengetahuan dan International Journal of Clinical
Sikap Ibu tentang Gizi Seimbang pada Pharmacy, 37(1), 121–126.
Balita. Jurnal Kesehatan, 10(2), 181–186. https://doi.org/10.1007/s11096-014-0048-1
Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Infografis. (2017). Penetrasi dan Perilaku
Kesehatan. (2019). Cerdas Gunakan Obat Pengguna Internet Indonesia tahun 2017.
dengan Tanya Lima O. www.teknopreneur.com
https://www.youtube.com/watch?v=aZmW Jumilah, J., Jauhari, A. H., & Ridha, A. (2013).
xSYFk-4&t=30s Efektifitas Media Poster terhadap
Cone, J. (2013). The language of Motion Design. Peningkatan Pengetahuan tentang
Computer Arts. Kesehatan Gigi. Jurnal Mahasiswa Dan
Crichton, B. (2004). Keep in a cool place: Peneliti Kesehatan - JuMantik, 1–12.
exposure of medicines to high Latif, S., Ahmed, I., Amin, M. S., Syed, I., &
temperatures in general practice during a Ahmede, N. (2016). Exploring the
British heatwave. Journal of the Royal potential impact of health promotion
Society of Medicine, 97(7), 328–329. videos as a low cost intervention to reduce
https://doi.org/10.1258/jrsm.97.7.328 health inequalities: A pilot before and after
Delp, C., & Jones, J. (1996). Communicating study on Bangladeshis in Inner-city
Information to Patients: The Use of London. London Journal of Primary Care,
Cartoon Illustrations to Improve 8(4), 66–71.
Comprehension of Instructions. Academic https://doi.org/10.1080/17571472.2016.12
Emergency Medicine, 3(3), 264–270. 08382
https://doi.org/10.1111/j.1553- Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan
2712.1996.tb03431.x Perilaku Kesehatan (1st ed.). Jakarta:
Duke, C. H., Yin, J., Zhang, X., Blankenship, E. PT.Rineka Cipta.
B., Akuse, S. E., Shah, G. H., … Fung, I. Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan:
C. H. (2019). Adopting YouTube to Teori & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Promote Health: Analysis of State Health Puspita, N., & Wardiyah. (2019). The
Departments. The Permanente Journal, 23, Development of Motion Graphic as
1–6. https://doi.org/10.7812/TPP/18-094 Education Material for Promoting
Fatimah, M., & Musfiroh, M. (2014). Perbedaan Adequate Home Drug Storage. SANITAS,
Puspita, Perbandingan Motion Graphic dan Leaflet terhadap Peningkatan Pengetahuan … 67

10(2), 92–101. van Beusekom, M. M., Grootens-Wiegers, P.,


https://doi.org/https://doi.org/10.36525/san Bos, M. J. W., Guchelaar, H.-J., & van den
itas.2019.10 Broek, J. M. (2016). Low literacy and
Rahim, A., Ibrahim, M., A. Salim, F., & Ariffin, written drug information: information-
M. (2019). Health Information seeking, leaflet evaluation and preferences,
Engagement Factors in Malaysia: A and roles for images. International Journal
Content Analysis of Facebook Use by the of Clinical Pharmacy, 38(6), 1372–1379.
Ministry of Health in 2016 and 2017. https://doi.org/10.1007/s11096-016-0376-4
International Journal of Environmental Yeung, D. L., Alvarez, K. S., Quinones, M. E.,
Research and Public Health, 16(4), 591. Clark, C. A., Oliver, G. H., Alvarez, C. A.,
https://doi.org/10.3390/ijerph16040591 & Jaiyeola, A. O. (2017). Low–health
Schnellinger, M., Finkelstein, M., Thygeson, M. literacy flashcards & mobile video
V., Velden, H. Vander, Karpas, A., & reinforcement to improve medication
Madhok, M. (2010). Animated video vs adherence in patients on oral diabetes,
pamphlet: Comparing the success of heart failure, and hypertension
educating parents about proper antibiotic medications. Journal of the American
use. Pediatrics, 125(5), 990–996. Pharmacists Association, 57(1), 30–37.
https://doi.org/10.1542/peds.2009-2916 https://doi.org/10.1016/j.japh.2016.08.012
Suhertusi, B., & Nurjasmi, E. (2015). Pengaruh Yunus, Y., Puspita, N., & Fajri, P. (2018). The
Media Promosi Kesehatan tentang ASI Extent of Inadequate Drug Storage: A
Eksklusif terhadap Peningkatan Household Survey in Jatinegara, East
Pengetahuan Ibu di Wilayah Kerja Jakarta. Asian Journal of Applied Sciences,
Puskesmas Lubuk Begalung Padang Tahun 6(6).
2014. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1), 17- https://doi.org/10.24203/AJAS.V6I6.5556
22. Yustisa, P. F., Aryana, I. K., & Suyana, I. N. G.
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/a (2014). Efektivitas Penggunaan Media
rticle/download/177/172 Cetak Dan Media Elektronika dalam
Tsiligianni, I. G., Delgatty, C., Alegakis, A., & Promosi Kesehatan terhadap Peningkatan
Lionis, C. (2012). A household survey on Pengetahuan dan Perubahan sikap Siswa
the extent of home medication storage. A SD. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 4(1),
cross-sectional study from rural Crete, 29–39. Retrieved from http://poltekkes-
Greece. The European Journal of General denpasar.ac.id/files/JURNAL
Practice, 18(1), 3–8. KESEHATAN LINGKUNGAN/Putu
https://doi.org/10.3109/13814788.2011.60 Fanny Yustisa1, I Ketut Aryana2, I
4674 Nyoman Gede Suyasa3.pdf

You might also like