Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

Regenerasi Tanaman Vanili (Vanilla planifolia Andrew)

Melalui Kultur In Vitro


(Regeneration of Vanilla (Vanilla planifolia Andrew)
Through in Vitro Culture)
Priyono
Ahli Peneliti Madya Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
Jember
ABSTRACT
The effects of plant growth regulators on in vitro culture of Vanila planifolia Andrew were studied at Tissue
Culture laboratory of Indonesian Coffee and Cocoa research Institute. The aim of the research is to study the
regeneration of V. planifolia Andrew via organogenesis. The research was devided for 2 stage, i.e 1) plant
regeneration and 2) propagul maturation. In plant regeneration stage, the research include 3 separated
research, i.e. 1) NAA at 6 level of concentrations (0-1 mg/l) combined with kinetin at 6 level of concentrations
(0-1 mg/l) were tested to induction of propagule in the first stage, 2) Combination of four cytokinins ( 0.4 and 1
mg/l), namely BAP, Kinetin, 2-ip and zeatin combined with either of four auxins (0.25 mg/l), namely IAA, IBA,
NAA or 2,4D were tested to induce the propagule in the second stage, and 3) Five types of explant, namely a)
whole node, b) section of node which contain of whole bud, c) section of node which contain part of bud, d)
section of node without part of bud, and e) whole internode, respectively were evalued their organogenesis
capacity in media supplemented with 0.25 mg/l NAA + 0.4 mg/l 2-ip or 0.25 mg/l IAA + 1 mg/l zeatin. The
results showed that plant regeneration of vanilla were promoted by addition of NAA and kinetin, which 0.25
mg/l NAA + 0.4 mg/l kinetin optimal for micro shoot induction and 0.25 mg/l NAA + 1 mg/l kinetin optimal for
protocorm-lile body (PLB) induction The study of auxin and cytokinin combinations on plant regeneration
showed that both micro shoot induction and PLB induction of vanili induced by addition of certain auxin
combined with certain cytokinin in the culture medium. The maximum micro shoot induction was obtained on
medium contained of 0.25 mg/l NAA combined with 0.4 mg/l 2-ip, in the otherhand, the maximum PLB
induction was obtained on medium contained of 0.25 mg/l IAA combined with 1 mg/l zeatin. Four of five
explants type evalued showed the plant regeneration capability in different degree, which internode explant
only is not show yet the regeneration, whereas it only shows the swollen.
Keywords: plant regeneration, Vanila planifolia, protocorm-like body, micro shoot, plant growth
regulators, explant.

PENDAHULUAN
Tanaman vanili (Vanilla planifolia andrew) pada memungkinkan dikembangkannya agroindustri,
umumnya dikembangbiakkan secara vegetatif. tidak terkecuali pada vanili.
Bibit yang umum digunakan berupa setek panjang Perbanyakan vanili secara in vitro telah dilakukan
yang diambil dari sulur yang mata tunasnya belum oleh Mariska & Sukmandjaja (1994) melalui
pernah berbuah. Keuntungan teknik tersebut adalah induksi tunas aksilar pada kultur in vitro eksplan
tanaman akan berbuah 1 – 2 tahun setelah tanam, ruas. Selanjutnya Purwati & Lestari (1988)
namun teknik tersebut menimbulkan permasalahan, melakukan fusi protoplasma antara tanaman vanili
yaitu diperlukan bahan tanam dalam jumlah besar. dengan angrrek. Hasil lebih maju telah dilaporkan
Untuk mengatasi masalah tersebut akhir-akhir ini Gati et al., (1994) yang menggunakan eksplan biji
banyak diusahakan penggunaan setek ruas yang vanili untuk mendorong pembentukan tunas mikro
berproduksi dalam waktu yang tidak berbeda jauh dan protocorm-like body (PLB). Walaupun teknik
dengan setek panjang (Rosman et al., 1991). tersebut tidak dapat diterapkan dalam segi praktis
Teknik setek sampai saat ini belum dapat tetapi telah mendorong dilakukannya penelitian
diandalkan untuk pengembangan klon-klon unggul kultur in vitro vanili. Purwanti Jurnal ILMU
baru vanili, karena kecepatan produksi bibit masih DASAR Vol. 7 No. 1, 2006 : 34-41 35
rendah dan jumlah tanaman induk yang
dikembangkan masih terbatas. Untuk mendapatkan
tanaman yang seragam dengan induknya dalam
jumlah besar dengan kualitas buah yang baik dapat
diperoleh dari perbanyakan secara in vitro. Kultur
in vitro dengan mempergunakan berbagai zat
pengatur tumbuh dan berbagai eksplan sangat
menguntungkan dalam perbanyakan tanaman.
Perbanyakan tanaman melalui kultur in vitro
(1999) juga mempelajari pengaruh zat pengatur rancangan acak lengkap faktorial, dengan jumlah
tumbuh pada kultur in vitro biji vanili. Regenerasi ulangan tiga kali. Faktor pertama adalah jenis
propagul melalui pembentukan tunas aksilar auxin, terdiri atas 4 aras, yaitu 1) NAA, 2) Indole
sekaligus pembentukan PLB dari eksplan jaringan acetic acid (IAA), 3) Indole –3- butyric acid (IBA),
vegetatif utuh maupun belahan jaringan selama ini dan 4) –2,4- dichlorophenoxyacetic acid (2,4D).
belum pernah dilaporkan.Tujuan penelitian ini Faktor kedua adalah Jenis sitokinin, terdiri atas 4
adalah untuk mengetahui pengaruh zat pengatur aras, yaitu: 1) Kinetin, 2) 6-Benzile amino purin
tumbuh terhadap pembentukan tunas mikro dan (BAP), 3) 2-isopenteny adenine (2-ip), dan 4)
PLB pada kultur berbagai jenis eksplan vanili Zeatin. Konsentrasi auksin dan sitokinin yang
secara in vitro. dipilih adalah konsentrasi terbaik pada sub
METODE percobaan pertama, yaitu 1) 0,25 mg/l auksin dan
Sumber dan Sterilisasi Eksplan 0,4 mg/l sikokinin untuk pembentukan tunas mikro,
Spesies vanili yang digunakan dalam penelitian ini serta 2) 0,25 mg/l auksin dan 1 mg/l sitokinin untuk
adalah Vanilla planifolia Andrew. Sumber eksplan pembentukan PLB.
yang digunakan adalah tunas muda yang diperoleh Sub Percobaan Ketiga
dari setek ruas di polibag. Tunas muda vanili yang Sub percobaan ketiga untuk mengetahui jenis
diambil dari polibag dicuci dengan air, lalu dicuci eksplan pada induksi propagul, yaitu pembentukan
dengan fungisida dan dibilas dengan air sampai tunas mikro dan protocorm-like body (PLB). Sub
bersih. Tunas yang sudah bersih dipotong dengan percobaan ketiga disusun berdasarkan rancangan
panjang 5 cm, lalu dicuci dengan fungisida. acak lengkap dengan 5 perlakuan dan diulang lima
Potongan tunas dibawa ke dalam laminar airflow kali (Tabel 1). Konsentrasi auksin dan sitokinin
cabinet, lalu dikocok dalam larutan clorok 10% yang dipilih adalah konsentrasi terbaik pada sub
selama 10 menit, dan dibilas dengan air steril, lalu percobaan kedua, yaitu 1) 0,25 mg/l NAA dan 0,4
dipotong dengan ukuran 1 cm dan dikultur pada mg/l 2- ip untuk induksi tunas mikro serta 2) 0,25
media dasar tanpa hormon (MS0) untuk mg/l NAA dan 1 mg/l zeatin untuk pembentukan
menscreaning eksplan dari kontaminasi. Tunas PLB.36 Regenerasi Tanaman Vanili……………
steril selanjutnya dikulturkan pada media kulur (Priyono)
sesuai dengan perlakuan. Tabel 1. Perlakuan pemotongan eksplan pada kultur in vitro vanil
Media dan Pemeliharaan Kultur Kode Perlakuan
Media dasar yang digunakan dalam penelitian ini A
adalah media Murashige & Skoog (MS) yang
dimodifikasi. Media diatur pada ph 5.7 dan B
dipadatkan dengan 2.5 % gelrite. 20 ml media
dimasukkan ke dalam botol kultur lalu diautoklaf
pada tekanan 21psi selama 20 menit. Kultur C
dipertahankan pada ruang gelap dengan suhu ruang
26-28°C selama dua minggu pertama, lalu disinari
selama 16 jam terang dan 8 jam gelap selama masa D
kultur.
Perlakuan dan Analisis Data
Percobaan terdiri atas 3 sub percobaan. Parameter
E
yang diamati adalah persentase eksplan yang
membentuk propagul dan jumlah propagul per
eksplan. Data dianalisis dengan mengunakan uji Jurnal ILMU DASAR Vol. 7 No. 1, 2006 : 34-41 39
15c15c7.5b5ab15c15c10b10b0a5ab5ab0a0a0a5ab0a05101520B
beda nyata terkecil pada taraf 5%. APKinetin2-iPZeatinJenis sitokinin (Cytokinin kinds)Inisiasi tunas
Sub Percobaan Pertama mikro (Microshoot initiation), %IAANAAIBA2,4D
50e40d30cd30cd40d40d40d30cd35d35d30cd20bc10ab10ab0a0a
Sub percobaan pertama untuk mengetahui 0204060BAPKinetin2-iPZeatinJenis sitokinin (Cytokinin
pengaruh 1-naphthalene acid (NAA) dan kinetin kinds)Inisiasi PLB (PLB initiation), %IAANAAIBA2,4D
3bc2b2b2b4c3bc3bc3bc2b2b0a0a2b0a0a0a012345BAPKineti
pada pembentukan propagul. Sub percobaan n2-iPZeatinJenis sitokinin (Cytokinin kinds)Jumlah tunas mikro
pertama disusun berdasarkan rancangan acak (Microshoot number)IAANAAIBA2,4D
lengkap faktorial, dengan jumlah ulangan tiga kali. 9fg10g7de7de9fg9fg8ef7de6bc6bc5c5c3b5c0a0a024681012B
APKinetin2-iPZeatinJenis sitokinin (Cytokinin kinds)Jumlah
Faktor pertama adalah konsentrasi NAA, terdiri PLB (PLB number)IAANAAIBA2,4D
atas 6 aras, yaitu 0,0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1 mg/l. Gambar 3. Pengaruh auksin dan sitokinin
Faktor kedua adalah konsentrasi Kinetin, terdiri konsentrasi tinggi terhadap pembentukan propagul
atas 6 aras, yaitu: 0,0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1 mg/l. pada kultur in vitro node vanili. Angka-angka
Sub Percobaan Kedua dalam histogram yang diikuti oleh huruf yang
Sub percobaan kedua untuk mengetahui jenis auxin sama tidak berbeda nyata pada uji BNT pada taraf
dan sitokinin terbaik pada induksi propagul, yaitu 5%. 40 Regenerasi Tanaman Vanili……………
pembentukan tunas mikro dan protocorm-like body (Priyono)
(PLB). Sub percobaan kedua disusun berdasarkan
60c50c30b0a0a0a0a10a0a0a010203040506070ABCDEJenis
eksplan (Explant section)Inisiasi propagule (Propagule
initiation rate), %Inisiasi tunasmikro(Microshootinitiation rate),
%Inisiasi PLB(PLB initiationrate),%
7d6d4c0a0a2b0a0a0a0a02468ABCDEJenis potongan
eksplan (Explant section)Jumlah propagul (Propagule
number)Jumlah tunasmikro(Microshootnumber)Jumlah
PLB(PLB number)

Gambar 4. Pengaruh potongan eksplan terhadap


pembentukan propagul pada kultur in vitro node
vanili pada konsentrasi rendah NAA dan 2-ip.
Angka-angka dalam histogram pada propagul yang
sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak
berbeda nyata pada uji BNT pada taraf 5%. Kode
jenis potongan eksplan mengacu pada Tabel 1.
10b15b0a0a10b45cd50d40c10b0a0102030405060ABCDEJe
nis potongan eksplan (Explant section)Inisiasi propagul
(Propagul initiation rate), %Inisiasi
tunasmikro(Microshootinitiation rate), %Inisiasi PLB(PLB
initiationrate), %
3b2ab0a0a2ab10b8b7b2a0a024681012ABCDEJenis
potongan eksplan (Explant section)Jumlah propagul
(Propagule number)Jumlah
tunasmikro(Microshootnumber)Jumlah PLB(PLB number)
Gambar 5. Pengaruh potongan eksplan terhadap
pembentukan propagul pada kultur in vitro vanili
pada konsentrasi tinggi IAA dan zeatin. Angka-
angka dalam histogram pada propagul yang sama
yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda
nyata pada uji BNT pada taraf 5%. Kode jenis
potongan eksplan mengacu pada Tabel 1. Jurnal
ILMU DASAR Vol. 7 No. 1, 2006 : 34-41 41
KESIMPULAN Purwanti, S. 1999. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh
1. Pembentukan tunas mikro vanili efektif pada Terhadap pertumbuhan bibit vanili hasil
media yang diperkaya 0.25 mg/l auksin dan 0.4 perbanyakan kultur biji. Buletin Agro Industri 6
mg/l sitokinin. Sedangkan pembentukan (17-23).
Protocorm-like body (PLB) lebih efektif terjadi Rosman, R. Hariyadi, M.H. Bintoro dan E. Sadjadi.
pada media yang diperkaya auksin konsentrasi 1992. Pengaruh pupuk organik dan media tumbuh
rendah (0.25 mg/l) dan sitokinin konsentrasi terhadap pertumbuhan setek vanili. Pemberitaan
tinggi (1 mg/l). Littri 17: 81-85.
2. 2-ip + NAA adalah pasangan terbaik untuk Saxena, S. 1990. In vitro propagation of the
pembentukan tunas mikro, sedangkan Zeatin + bamboo (Bambusa tulda Roxb.) through shoot
IAA adalah pasangan terbaik untuk proliferation. Plant Cell Report. 9:437-434.
pembentukan PLB. Sri Winarsih, Priyono dan Zaenudin. 1998.
3. Eksplan ruas utuh, belahan ruas baik yang Pengaruh zat pengatur tumbuh terhadap
mengandung mata tunas utuh, sebagian mata perbanyakan kerk lily secara in vitro. Jurnal
tunas, maupun tanpa mengandung mata tunas Hortikultura 8(3), 1145-1152.
dapat beregenerasi. Takayama, S. and M. Misawa. 1982. Regulation of
organ formation by cytokinin and auxin in Lilium
Ucapan Terima Kasih
bulbscale grown in vitro. Plant Cell Physiol. 23, 67-
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak
Direktur Pusat Penelitian Kopi dan Kakao 74
Indonesia atas ijin dipublikasikannya tulisan ini.
Ucapan serupa disampaikan kepada sdr Didi
Suhendi, teknisi Kultur Jaringan Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia, yang telah membantu
dalam pelaksanaan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Gati, E., S. F. Syahid & I. Mariska. 1994.
Perbanyakan generatif tanaman panili
melalui kultur in vitro. Bull. Littri 7: 35-
40.
Hwang, S.C., C.L. Chen, J.C. Lin and H.L. Lin.
1984. Cultivation of banana using plantlet
from meristem culture. Hort.Sci. 19, 231-
233.
Konan, N.K., R.S Sangwan and B.S. Sangwan.
1994. Somatic embryogenesis from
cultured mature cotyledons of cassava.
Plant Cell, Tissue and Organ Culture 37,
91-102.
Mariska, I & D. Sukmandjaja. 1994. Perbanyakan
tanaman vanili melalui kultur in vitro. Ed.
Khusus Litro, 3(2):84-88.
Morel, G. 1974. Clonal multiplication of
orchid In: The Orchids Sci. Studies. John
Wiley et Son. Inc: 169-222.
Priyono. 2000. Perbanyakan abaca (Musa
textiles Nee) melalui kultur mata tunas
secara in vitro. Agrivita 22: 129-133.
Priyono. 2001. Micropropagation of
banana (Musa paradisiaca) through
cormlet initiation by in vitro culture of
apical meristem slice. Jurnal Ilmu Dasar,
2(1):36-42.
Purwati, R.L & E.G. Lestari. 1988. Fusi
protoplasma antara tanaman vanili
(Vanilla planifolia Andrews) dengan
anggrek (Dendodrium sp). Prosiding
Seminar kultur jaringan se Jawa Timur di
Universitas Brawijaya, 12 April 1988.

You might also like