Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal GOVERNANSI ISSN:2442-3971; E-ISSN:2549-7138, Volume 3 Nomor 1, April 2017 41

KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN PASPOR DI KANTOR IMIGRASI


KELAS I KOTA BOGOR

QUALITY OF SERVICE IN THE OFFICE OF IMMIGRATION PASSPORT


MAKING CLASS I KOTA BOGOR
Suciani Cahya Bintari1a, H. Nandang Saefudin Zenju 2, Irma Purnamasari3

1 Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Djuanda, Jl.Tol
Ciawi No 1, Kotak Pos 35 Bogor 16770
2 Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Djuanda, Jl.Tol

Ciawi No 1, Kotak Pos 35 Bogor 16770


3 Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Djuanda, Jl.Tol

Ciawi No 1, Kotak Pos 35 Bogor 16770

(Diterima oleh Dewan Redaksi: 01-02-2017)


(Dipublikasikan oleh Dewan Redaksi: 01-04-2017)

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine the passport service quality at Class I
Immigration Office of Bogor.
The theory used in this research is put forward by Parasuraman, Berry and Zeithaml
(Ratminto & Septi Winarsih, 2005: 175), which consists of five dimensions of service quality :
Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance and Empathy. The method used is descriptive
analysis using quantitative approach. Data analysis technique used is the calculation of Weight
Mean Score (WMS). Data collection techniques used are literature studies and field studies. The
study population consists of 220 respondents consisting of Applicants and Passport Officers.
While the sampling technique used is the saturated technique sampling to officers and incidental
sampling to the applicants. The samples using Yamane formula so that the samples obtained are
87 respondents.
Research result of service quality in making passport at Bogor immigration office is
considered to be good, because of the processing of a questionnaire made to the applicant's
passport 67 samples obtained is score of 3.67 (in scale of 5), which is included in the “good”
category. Nevertheless there are many grievances felt by the applicant. This occurs due to less
extent of the lounge to the applicant, the speed of completing the passport, guarantee timely
completion of the passport, and the discriminatory treatment which actually is for the elderly,
toddlers, pregnant and breastfeeding.

Keywords: Service Quality, Five Dimension of Service Quality, Passport.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Kualitas Pelayanan Pembuatan Paspor di


Kantor Imigrasi Kelas I Kota Bogor.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teori yang di
kemukakan oleh Parasuraman, Berry dan Zeithaml (Ratminto & Septi Winarsih, 2005: 175)
yang terdiri atas 5 dimensi kualitas pelayanan yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness,
Assurance dan Empathy. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan
menggunakan pendekatan Kuantitatif. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan
42 suci et al. Kualitas Pelayanan Pembuatan Paspor

yaitu dengan menggunakan perhitungan Weight Mean Score (WMS). Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah studi kepustakaan dan studi lapangan. Populasi penelitian ini
berjumlah 220 responden yang terdiri dari Pemohon dan Petugas Paspor. Sedangkan
teknik sampling yang digunakan adalah Teknik Samplin Jenuh Untuk Petugas dan Teknik
sempling Insidental untuk pemohon. Penentuan sampel menggunakan rumus Yamane
sehingga sampel yang diperoleh adalah 87 responden.
Hasil penelitian Kualitas pelayanan Pembuatan paspor di Kantor Imigrasi Bogor
dinilai sudah Baik, karena dari hasil pengolahan angket yang dilakukan kepada 67 sample
pemohon paspor diperoleh skor 3,67 dimana termasuk dalam kategori Baik. sekalipun
demikian masih banyaknya keluhan yang dirasakan oleh para pemohon. Hal ini terjadi
dikarenakan kurang luasnya ruang tunggu untuk pemohon,kecepatan penyelesaian
pembuatan paspor,jaminan tepat waktu dalam penyelesaian paspor, dan perlakuan
diskriminatif yang sebenarnya diperuntukkan bagi para Lansia, Balita, Ibu Hamil dan
Menyusui.
Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Lima Dimensi Kualitas Pelayanan, Paspor.

Suciani Cahya Bintari, 2017. Kualitas Pelayanan Pembuatan Paspor Di Kantor Imigrasi
Kelas I Kota Bogor. Jurnal Governansi.
Jurnal GOVERNANSI ISSN:2442-3971; E-ISSN:2549-7138, Volume 3 Nomor 1, April 2017 43

Dalam Peraturan Menteri Hukum dan


PENDAHULUAN Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Pelayanan publik di Indonesia Nomor 8 Tahun 2014 Pasal 2 tentang
memiliki peranan penting pada kehidupan Paspor Biasa dan Surat Perjalanan Laksana
ekonomi, sosial dan politik, pelayanan juga Paspor disebutkan bahwa permohonan
merupakan unsur penting dalam paspor biasa dapat diajukan oleh warga
meningkatkan kualitas hidup sosial di negara Indonesia di wilayah Indonesia dan
dalam masyarakat. Mengingat pelayanan di Luar wilayah Indonesia dan Paspor biasa
publik memiliki implikasi yang luas dalam terdiri atas Paspor biasa Elektronik dan
keidupan ekonomi, sosial dan politik, akan Paspor biasa Non Elektronik. Paspor biasa
tetapi kualitas pelayanan publik sampai Elektronik diterbitkan dengan
saat ini secara umum masih belum baik. menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Buruknya kualitas menimbulkan krisis Keimigrasian disertasi dengan
kepercayaan di masyarakat terhadap melampirkan kelengkapan dokumen
birokrasi publik, krisis kepercayaan persyaratan. Sedangkan menurut Pasal 3
ditunjukkan dengan munculnya berbagai Dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak
bentuk protes dan demonstrasi kepada Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 8
birokrasi baik ditingkat pusat maupun Tahun 2014 tentang Paspor Biasa dan Surat
daerah. Saat ini masyarakat masih Perjalanan Laksana Papor disebutkan
merasakan prosedur dan mekanisme bahwa Permohnan Paspor biasa dapat
pelayanan yang berbelit – belit, tidak diajukan secara manual dan elektronik
transparan, kurang informatif, kurang dengan melampirkan dokumen
akomodatif dan kurang konsisten sehingga kelengkapan persyaratan.
tidak menjamin kepastian hukum, waktu Permasalahan yang sering dikeluhkan
dan biaya. Sehingga hal tersebut oleh para pemohon Paspor dilihat dari lima
mengakibatkan munculnya fenomena lain dimensi utama yang dikemukakan oleh
seperti kebut-kebutan yang difaktori oleh Parasuraman, Zeithmal dan Berry
pengaruh lingkungan seperti terjadinya diantaranya, yaitu :
balapan hingga melanggar marka jalan dan 1. Kurang luasnya Ruang yang
rambu dijalan yang kian dapat menggangu disediakan untuk pelayanan
pengguna jalan lain yang dapat 2. Kejelasan informasi persyaratan
mengakibatkan kecelakaan bahkan pembuatan paspor
kematian. 3. ketiadaan lahan parkir di Kantor
Pemerintah harus menyediakan Imigrasi
pelayanan yang berkualitas, dan itu sangat 4. Kurang ramahnya petugas pembuat
tergantung pada berbagai aspek, yaitu paspor.
bagaimana pola penyelenggaraannya (tata
Menyikapi fenomena – fenomena
laksana) dan dukungan sumber daya
tersebut sudah seharusnyalah Direktorat
manusia dan kelembagaan, dilihat dari sisi Jenderal Imigrasi mengambil langkah
pola penyelenggaraannya, pelayanan publik kongkrit agar pelayanan pengurusan
masih memiliki berbagai kelemahan antara
paspor dapat terimplementasi dengan baik
lain : kurang responsif, kurang informatif,
dan berhasil memenuhi kepuasan publik,
kurang accessible, kurang koordinasi, maka dapat dikatakan bahwa pemerintah
birokrasi, kurang mau mendengar keluhan/ dalam memberikan pelayanan telah
saran/aspirasi masyarakat. Untuk
meningkatkan dan memperbaiki kualitas
mengatasi masalah pelayanan publik yang
pelayanan selaku aparatur pemerintah.
buruk ini, maka seharusnya pemerintah
Selain itu bila terbukti pula aparatur
melakukan reformasi birokrasi dalam pemerintah di Kantor Imigrasi Kelas I Kota
rangka meningkatkan kualitas pelayanan
Bogor telah menerapkan kualitas pelayanan
pemerintah pada masyarakat.
yang baik dalam pelayanan khususnya
44 suci et al. Kualitas Pelayanan Pembuatan Paspor

pelayanan pembuatan paspor. Maka hal ini Metode yang digunakan pada penelitian
telah menjadi tolak ukur sekaligus sebagai ini adalah metode Deskriptif. Analisis.
spirit guna menjawab tantangan perubahan Menurut sugiyono (2012:11) adalah
ke arah perbaikan pelayanan dalam rangka penelitian yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan rakyat demi mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
terwujudnya kesejahteraan rakyat. variabel atau lebih ( independen ) tanpa
Tabel 1 membuat perbandingan, atau
Data Petugas Pengurus Paspor 2017 menghubungkan antara variabel satu
Jenis dengan variabel yang lain. Penelitian ini
Jumlah
Kelamin menggunakan pendekatan kuantitatif.
Laki - Laki 17
Perempuan 3 Populasi dan Sampel
Jumlah 20 Menurut sugiyono (2012:90)
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang
petugas pengurus paspor berjumlah 20 terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai
orang. kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
MATERI DAN METODE dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Sugiyono (2007:1) metode Populasi dalam penelitian ini adalah
penelitian pada dasarnya merupakan cara 220 Orang dimana 200 Orang sebagai
ilmiah untuk mendapatkan data dengan Pemohon Paspor dan 20 Orang sebagai
tujuan dan kegunaan tertentu. Metode Petugas Pembuat Paspor.
penelitian merupakan ilmu yang Dari populasi tersebut dapat ditarik
mempelajari tentang metode-metode sampel. Sampel adalah bagian dari jumlah
penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam karakteristik yang dimiliki oleh populasi
penelitian, dilingkungan filsafat, logika tersebut dan sampel yang digunakan dalam
dikenal sebagai ilmu tentang alat-alat untuk penelitian ini yaitu sampel jenuh dan
mencari kebenaran. Bila ditata dalam sampel insidental.
sistematika, metodologi penelitian Selanjutnya untuk mendapatkan
merupakan bagian dari logika (Neong besaran jumlah sampel dalam penelitian ini
Muhadjir, 1998:140) menggunakan rumus untuk menghitung
Menurut Sugiyono (2012:11) besarnya sampel yang diperlukan dalam
menjelaskan penelitian deskriptif analisis penelitian ini adalah menggunakan rumus
adalah penelitian yang dilakukan untuk Yamane yang dikutip oleh Rahmat
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu (1999:133) sebagai berikut :
variabel atau lebih ( independen ) tanpa 𝐍
membuat perbandingan, atau 𝐧=
𝐍𝐝² + 𝟏
menghubungkan antara variabel satu
dengan variabel yang lain
Teori yang digunakan dalam Keterangan :
penelitian ini yaitu dengan menggunakan n : Ukuran sampel
teori yang di kemukakan oleh Parasuraman, N : Populasi
Berry dan Zeithaml ( Ratminto & Septi d : Tingkat kesalahan ditetapkan
Winarsih, 2005: 175 ) yang terdiri atas 5 secara sengaja sebesar 10%
dimensi kualitas pelayanan yaitu : sumber Yamane dalam Rahmat (1999:113)
1. Tangible (Berwujud)
2. Reliability (Kehandalan)
3. Responsiveness (Daya Tanggap)
4. Assurance (Jaminan)
5. Empathy (Empati)
Jurnal GOVERNANSI ISSN:2442-3971; E-ISSN:2549-7138, Volume 3 Nomor 1, April 2017 45

Tabel 2 dilakukan kepada 67 sample pemohon


Populasi di Kantor Imigrasi Bogor paspor diperoleh skor 3,67 dimana
Klasifikasi jumlah termasuk dalam kategori Baik. Kualitas
Petugas pembuat 20 Pelayanan menggunakan 5 dimensi yaitu
Paspor di Kantor tanginble,Reliability,Responsiveness,Assura
Imigrasi Kelas I Kota nce, Empathy. Berikut rekapitulasi Kualitas
Bogor Pelayanan Pembuatan Paspor :
Pemohon Pembuat 200 Tabel 3
Paspor di Kantor Rekapitulasi Kualitas Pelayanan
Imigrasi Kelas I Kota Pembuatan Paspor
Bogor Kriteria
Dimensi Indikator M
Penafsiran
Total Populasi 220
 Penampilan 4,06
Baik
Sumber : Hasil Penelitian 2017 petugas
 Kenyamana 3,37
Sedang
Sampel Pemohon di Kantor Imigrasi n tempat
Bogor 67 Orang, Sampel petugas di Kantor Tangible  Kemudahan
Imigrasi Bogor yaitu sebanyak 20 Orang. dalam 3,42 Baik
Dari hasil penelitian tersebut, maka proses
jumlah sampel representative yang pelayanan
digunakan dalam penelitian ini adalah  Kedisiplina 3,67
Baik
sebanyak 87 (delapan puluh tujuh) orang n petugas
baik pemohon maupu petugas.  Kemudahan
akses 3,48 Baik
Teknik Pengumpulan Data pelanggan
Untuk memperoleh data yang  Penggunaa
diperlukan, maka penulis menggunakan n alat bantu 3,97 Baik
beberapa teknik pengumpulan data sebagai  Kecermatan 4,01 Baik
berikut: Reliability
Petugas
1. Teknik pengumpulan data primer  Memiliki
a. Kuesioner (angket) Standar
b. Observasi 3,81 Baik
Pelayanan
c. Wawancara yang Jelas
2. Teknik pengumpulan data  Kemampua
sekunder n petugas
a. Studi kepustakaan, menggunak 3,84 Baik
b. Dokumentasi an alat
bantu
Teknis Analisis Data
Responsi  Merespon
Dalam penelitian ini menggunakan 3,88 Baik
veness pemohon
rumus WMS.
∑(fx)  Petugas
M= melakukan
n
pelayanan 3,33 Sedang
dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN cepat
Berdasarkan hasil penelitian,  Petugas
Kualitas pelayanan Pembuatan paspor di melakukan
3,7 Baik
Kantor Imigrasi Bogor dinilai sudah Baik, pelayanan
karena dari hasil pengolahan angket yang tepat
46 suci et al. Kualitas Pelayanan Pembuatan Paspor

 Petugas sikap
melakukan ramah.
pelayanan 3,52 Baik
tepat = ∑Skor
waktu Jumlah 3,67 Baik
 Tanggap Jumlah
dalam indikator
Assuranc
memberika 3,78 Baik Dari Tabel menunjukkan bahwa
e
n Kualitas Pelayanan Pembuatan Paspor di
pelayanan. Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota Bogor
 Keluhan menurut survey yang dilakukan kepada 67
Pemohon Responden Pemohon Paspor termasuk
direspon 3,84 Baik dalam kategori Baik dengan nilai 3,67. Dari
oleh 22 Indikator diatas, yang mempunyai nilai
petugas. tertinggi yaitu Indikator Penampilan
 Petugas petugas dalam melayani pemohon dimana
memberika mendapatkan nilai 4,06 dengan kategori
n jaminan Baik, hal ini dikarenakan selama lima hari
tepat 3,3 Sedang kerja, petugas selalu mengenakan pakaian
waktu yang sopan dan diwajibkan memakai
dalam seragam dan memakai name tag sehingga
pelayanan; dapat dikenali oleh para pemohon. Tetapi
 Jaminan untuk indikator yang mempunyai nilai
biaya terendah yaitu petugas melayani dengan
4,04 Baik tidak diskriminatif (membeda-bedakan)
dalam
pelayanan; mendapatkan nilai 2,84 yang termasuk
 Jaminan dalam kategori Sedang. Disini para
legalitas pemohon menilai masih ada perlakuan
3,78 Baik diskriminatif dari para petugas, bukan
dalam
pelayanan. maksud petugas untuk mebeda-bedakan,
 Mendahulu tetapi petugas lebih mendahulukan
kan pelayanan perioritas kepada lansia, ibu
Empathy 3,73 Baik hamil menyusui, dan juga kepada balita
kepentinga
n pemohon dimana mereka didahulukan
 Petugas kepentingannya oleh para petugas. dan
melayani empat indikator berada pada kriteria
dengan sedang dimana empat indikator tersebut
tidak yaitu kenyamanan Tempat yang memiliki
2,84 Sedang nilai 3,37 dengan kategori sedang, hal ini
diskriminat
if dikarenakan tempat yang dijadikan ruang
(membeda tunggu kurang luas sehingga terpaksa
– bedakan); banyak yang berdiri saat mengantri dan
 Petugas untuk pengecekan kelengkapan
persyaratan dilakukan diluar gedung.
melayani
3,76 Baik melakukan pelayanan dengan cepat
dan
memiliki nilai 3,33, petugas memberikan
menghargai
pemohon; jaminan tepat waktu untuk penerbitan
paspor mempunyai nilai 3,3 dan pelayanan
 Petugas
yang tidak diskriminatif juga mempunyai
melayani 3,66 Baik
nilai 2,84 tetapi, Dengan demikian bisa
dengan
Jurnal GOVERNANSI ISSN:2442-3971; E-ISSN:2549-7138, Volume 3 Nomor 1, April 2017 47

disimpulkan bahwa berdasarkan pendapat  Petugas


responden Kualitas Pelayanan di Kantor melakukan
Imigrasi Bogor telah dilaksanakan dengan pelayanan 4,1 Baik
baik meskipun ada beberpa indikator yang tepat
harus ditingkatkan lagi demi mewujudkan waktu
kualitas pelayanan yang lebih baik lagi.  Tanggap
Assuran Sangat
dalam 4,3
ce Baik
Tabel 4 pelayanan.
Rekapitulasi Kualitas Pelayanan  Keluhan
Pembuatan Paspor Pemohon
Sangat
Kriteria direspon 4,3
Dimensi Indikator M
Penafsiran Baik
oleh
 Penampilan Sangat petugas.
4,6
petugas Baik  Petugas
 Kenyamana memberika
3,5 Baik
n tempat n jaminan
Tangible  Kemudahan tepat 3,65 Baik
dalam Sangat waktu
4,55 dalam
proses Baik
pelayanan pelayanan;
 Kedisiplina Sangat  Jaminan
4,7 biaya Sangat
n petugas Baik 4,6
 Kemudahan dalam Baik
akses 3,9 Baik pelayanan;
pelanggan  Jaminan
 Penggunaa legalitas Sangat
Sangat 4,5
n alat bantu 4,3 Baik dalam Baik
 Kecermatan 4,3 Sangat pelayanan.
Reliability Baik
Petugas  Mendahulu
 Memiliki Empath kan Sangat
4,7
Standar Sangat y kepentinga Baik
4,95 n pemohon
Pelayanan Baik
yang Jelas  Petugas
 Kemampua melayani
n petugas dengan
menggunak 4,2 Baik tidak Sangat
4,7
an alat diskriminat Baik
bantu if
Responsi  Merespon Sangat (membeda
4,35 – bedakan);
veness pemohon Baik
 Petugas  Petugas
melakukan melayani
pelayanan 4,15 Baik dan 4,25 Baik
dengan menghargai
cepat pemohon;
 Petugas  Petugas
melakukan Sangat melayani
4,3 dengan 4,3 Baik
pelayanan Baik
tepat sikap
ramah.
48 suci et al. Kualitas Pelayanan Pembuatan Paspor

(membeda-bedakan) mendapatkan nilai


= ∑Skor 2,84 yang termasuk dalam kategori Sedang.
Sangat
Jumlah 4,33 Disini para pemohon menilai masih ada
Baik
Jumlah perlakuan diskriminatif dari para petugas,
indicator bukan maksud petugas untuk mebeda-
bedakan, tetapi petugas lebih
Dari Tabel menunjukkan bahwa mendahulukan pelayanan perioritas kepada
Kualitas Pelayanan Pembuatan Paspor di lansia, ibu hamil menyusui, dan juga kepada
Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota Bogor balita dimana mereka didahulukan
menurut survey yang dilakukan kepada 20 kepentingannya oleh para petugas.
Responden Petugas Paspor termasuk dalam Dan Kualitas Pelayanan Pembuatan
kategori Sangat Baik dengan nilai 4,33. Dari Paspor di Kantor Imigrasi Bogor menurut
22 Indikator diatas, yang mempunyai nilai survey yang dilakukan kepada 20 Petugas
tertinggi yaitu Indikator Memiliki Standar Paspor termasuk dalam kategori Sangat
Pelayanan yang Jelas dimana mendapatkan Baik dengan nilai 4,33. Dari 22 Indikator
nilai 4,95 dengan kategori Sangat Baik, Hal yang mempunyai nilai tertinggi yaitu
ini dikarenakan Para Petugas selalu Indikator Memiliki Standar Pelayanan yang
mengacu kepada SOP (Standart Operating Jelas dimana mendapatkan nilai 4,95
Prosedur) dalam meberikan pelayanan, dengan kategori Sangat Baik, Hal ini
Tetapi untuk indikator yang mempunyai dikarenakan Para Petugas selalu mengacu
nilai terendah yaitu Kenyamanan tempat kepada SOP (Standart Operating Prosedur)
melakukan Pelayanan mendapatkan nilai dalam meberikan pelayanan, Tetapi untuk
3,5 yang termasuk dalam kategori Sedang. indikator yang mempunyai nilai terendah
Para petugas merasa bahwa tempat yang yaitu Kenyamanan tempat melakukan
digunakan untuk melakukan pelayanan Pelayanan mendapatkan nilai 3,5 yang
dirasa sudah harus diperluas mengingat termasuk dalam kategori Sedang. Para
semakin banyaknya jumlah pemohon petugas merasa bahwa tempat yang
paspor yang datang setiap harinya. Namun digunakan untuk melakukan pelayanan
dengan hasil penilaian demikian dirasa sudah harus diperluas mengingat
menujukkan bahwa Pelayanan di Kantor semakin banyaknya jumlah pemohon
Imigrasi Bogor telah dilaksanakan dengan paspor yang datang setiap harinya.
baik. Standar Prosedur yang ditetapkan
oleh Kantor Imigrasi selalu berusaha
Pembahasan dipatuhi oleh setiap petugas sehingga
Kualitas Pelayanan Pembuatan pemohon merasa dilayani dengan baik oleh
Paspor di Kantor Imigrasi Bogor menurut para petugas, selain itu Para petugas pun
survey yang dilakukan kepada 67 Pemohon sudah mengerti dengan Tugas dan Fungsi
Paspor memiliki nilai 3,67 dan termasuk mereka sehingga tidak ada lagi tumpang
dalam kategori Baik. Dari 22 Indikator tindih pekerjaan antara petugas yang satu
diatas, yang mempunyai nilai tertinggi yaitu dan petugas yang lain. Petugas pun
Indikator Penampilan petugas dalam berusaha untuk melakukan pekerjaan
melayani pemohon dimana mendapatkan dengan tepat waktu, berpenampilan dengan
nilai 4,06 dengan kategori Baik, hal ini baik untuk melayani pemohon,
dikarenakan selama lima hari kerja, petugas memberikan kenyamanan dari segi tempat,
selalu mengenakan pakaian yang sopan dan menguasai alat bantu seperti kemahiran
diwajibkan memakai seragam dan memakai mengendalikan komputer dan scanning,
name tag sehingga dapat dikenali oleh para cermat dalam memeriksa setiap detail
pemohon. Tetapi untuk indikator yang berkas permohonan pemohon, kemampuan
mempunyai nilai terendah yaitu petugas petugas untuk menerima pemohon yang
melayani dengan tidak diskriminatif mengajukan permohonan lewat jalur
Jurnal GOVERNANSI ISSN:2442-3971; E-ISSN:2549-7138, Volume 3 Nomor 1, April 2017 49

online, merespon setiap pemohon dengan baru. setelah diproses ternyata data si
sebaik mungkin, pemohon mendapatkan pemohon telah ada sebagai pemegang
kepastian baya dalam permohonan paspor, paspor, dan disinilah Hal yang menjadi
kemudahan dalam proses pelayanan, hambatan untuk para petugas menerbitkan
kedisiplinan para petugas dan kepentingan paspor, dalam kasus seperti ini, yang
pemohon menjadi prioritas para petugas dilakukan oleh petugas akan memanggil
dalam memberikan pelayanan. kembali si pemohon dan mengkroscek
Akan tetapi ada beberapa kebenrannya, apakah si pemohon sudah
permasalahan yang dikeluhkan oleh para memiliki paspor sebelumnya atau tidak, jika
pemohon seperti kurang luasnya ruang ternyata sudah memiliki paspor maka
tunggu, Kurang ramahnya para petugas, formulir permohonan dikembalikan lagi
hanya ada 2 orang petugas yang melakukan dan si pemohon diminta untuk mengisi
pengecekan berkas sehingga para pemohon formulir dengan maksud perpanjangan
harus mengantri untuk pengecekan berkas paspor.
permohonna, sistem online yang masih Upaya – Upaya yang dilakukan kantor
bermasalah sehingga banyak pemohon Imigrasi Bogor dalam rangka meningkatkan
yang akhirnya mengurus permohonan Kualitas Pelayanan Pembutan Paspor di
walk-in (datang langsung), waktu Kantor Imigrasi Bogor diantaranya yaitu :
penerbitan paspor tidak sesuai dengan 1. Ketepatan dalam penerbitan Paspor,
Surat Edaran Direktorat Jenderal Imigrasi para petugas selalu berusaha untuk
yaitu 3 Hari Kerja setelah pembayaran, hal memasukkan identitas calon pemegang
tersebut menjadi PR para petugas yang paspor dengan tepat sesuai yang tertera
harus segera dicarikan solusinya sehingga di formulir permohonan, sebelum
para pemohon merasa lebih puas dengan diberikan kepada pemohon, paspor
pelayanan yang diberikan oleh Kantor melewati uji kualitas apakah paspor ini
Imigrasi Bogor. sudah layak atau belum untuk
Hambatan yang dihadapi para digunakan.
petugas dalam pelayanan paspor yaitu 2. Ketepatan waktu dalam penyelesaian
masalah sistem yang sering terganggu, paspor, selama 3 hari pengerjaan
sehingga pendataan pemohon yang harus setelah pembayaran. namun.
dilaporkan ke Direktorat Jenderal Imigrasi 3. kejelasan dalam prosedur pembuatan
Nasional bahwa yang bersangkutan telah paspor, dimana kekeliruan dalam
membuat paspor sering terhambat, dan pengisian formulir dapat diminimalisir
juga akses masuk ke web Ditjen Imigrasi kesalahannya,contohnya seperti,
untuk pembuatan paspor secara online pemohon dapat mengisi formulir
yang sulit karena terlalu banyaknya dengan Permohonan Paspor Baru jika
masyarakat yang mencoba mengakses web memang belum mempunyai paspor
tersebut untuk membuat paspor secara sebelumnya, atau permohonan
online. hal ini pun telah dilaporkan kepada perpanjangan paspor bagi pemohon
Ditjen Imigrasi Nasional dan masih terus yang mempunyai paspor sebelumnya
dalam rangka perbaikan agar permohonan dan akan habis masa berlaku ataupun
paspor secara online dan pendataan paspor sebelumnya hilang. Para
pemohon dapat dilakukan sebagaimana pemohon harus melampirkan KTP
mestinya. dan juga Hambatan lainnya yang Elektronik, Kartu Keluarga, dan Akte
sering ditemui oleh para petugas yaitu tidak yang didalamnya memuat nama
jarang masyarakat keliru pada saat orangtua atau jika tidak memiliki akte
pengisian formulir, misalnya seperti si bisa menggunakan ijazah ataupun buku
pemohon ingin mengajukan permohonan nikah, disertakan dengan fotocopy nya,
perpanjangan paspor, tetapi si pemohon mengisi formulir permohonan, dan
mengisi formulir untuk pembutan paspor bersedia mengikuti proses sidik jari,
50 suci et al. Kualitas Pelayanan Pembuatan Paspor

wawancara, dan rekam wajah setlah itu tidak selesai juga maka akan
melakukan pembayaran di Bank yang diserahkan kepada kantor imigrasi
telah direkomendasikan. wilayah terkait. (top-down)
4. Adanya pelayanan prioritas terhadap
Lansia, anak kecil, Ibu hami dan
Menyusui, dan disediakan ruang untuk
menyusui di Kantor Imigrasi Bogor. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
5. Dibuatnya rak nomor antrian map, Berdasarkan hasil penelitian yang telah
untuk menertibkan antrian pemohon dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
paspor; sebagai berikut :
6. Adanya pelayanan di jam istirahat, 1. Setelah dilakukan pengolahan angket
secara bergantian dengan dibuka satu terhadap setiap indikator dari variabel
booth; Kualitas Pelayanan di Kantor Imigrasi
7. Sistem antrian pengambilan paspor
Kelas I Kota Bogor diperoleh skor
dengan aplikasi penyimpanan paspor
yang berbasis web; bahwa rata-rata hasil penilaian
8. Adanya fasilitas snack dan coffee break pemohon paspor untuk seluruh
di ruang tunggu pemohon paspor. indikator adalah sebesar 3,67 dan
9. Jika ada Keluhan, Kritik dan Saran menurut kriteria penafsiran berada
Kepada Kantor Imigrasi Kelas I Kota pada klasifikasi penilaian baik. Indikator
Bogor, Kantor Imigrasi Bogor
yang mempunyai nilai tertinggi yaitu
menyediakan layanan pengaduan
masyarakat dengan cara: Indikator Penampilan petugas dalam
melayani pemohon dengan nilai 4,06.
a. Sms Call Center ke Nomor : 081- Hal ini didukung berdasarkan
111 – 998 – 66 Penampilan petugas dalam melayani
b. Atau dengan telfon ke Nomor : 0251 yang selalu mengenakan seragam dan
– 8382 – 275 name tag dan berpenampilan sopan
dalam melayani. Sedangkan skor rata –
c. Bisa juga melalu media sosial, yaitu
rata hasil penilaian petugas adalah 4,33
: 1. Fanpage Facebook : Imigrasi
Bogor. 2. Twitter : @KanimBogor, 3. yang artinya berada pada klasifikasi
Website resmi kantor Imigrasi penilaian Sangat Baik. dengan demikian
Bogor : bogor.imigrasi.go.id kualitas pelayanan penilaian kualitas
pelayanan pembuatan paspor di kantor
d. Atau langsung kepada Direktorat
Jenderal Imigrasi (Ditjen) Imigrasi imigrasi kelas I Kota Bogor sudah baik,
Pusat dengan menggunakan akan tetapi berdasarkan wwancara dan
Program LAPOR (Layanan Aspirasi hasil observasi terdapat beberapa
dan Pengaduan Online Rakyat) indikator yang harus ditingkatkan lagi
dimana jika masyarakat memberi yaitu Perlakuan petugas yang tidak
pengaduan lewat Program LAPOR diskriminatif (membeda-bedakan),
kantor Imigrasi wilayah terkait
ruang tunggu yang harus di perbesar,
belum bisa menindak lanjuti
laporan yang diadukan masyarakat keramahan pegawai yang harus lebih
tersebut, dimana dalam artian bersahabat lagi dengan pemohon,
laporan dari masyarakat kemampuan menjelaskan prosedur
ditindaklanjuti dulu oleh pembuatan paspor kepada pemohon,
Kemenkumham, setelah itu ditindak ketepatan waktu dalam penerbitan
lanjuti oleh Ditjen Imigrasi baru jika paspor.
Jurnal GOVERNANSI ISSN:2442-3971; E-ISSN:2549-7138, Volume 3 Nomor 1, April 2017 51

2. Kualitas Pelayanan Pembuatan Paspor paspor yang akan diberikan sudah


di Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota Bogor melalui uji kualitas sehingga dipastikan
menurut survey yang dilakukan kepada tidak akan terjadi kesalahan pada
20 Responden Petugas Paspor termasuk
identitas pemegang paspor, ketepatan
dalam kategori Sangat Baik dengan nilai
4,33. Indikator yang mempunyai nilai waktu dalam penerbitan paspor yaitu
tertinggi yaitu Indikator Memiliki selam tiga hari kerja,adanya pelayanan
Standar Pelayanan yang Jelas dimana oprioritas kepada pemohon paspor
mendapatkan nilai 4,95 dengan kategori lansia, ibu hamil dan menyusi, dan balit,
Sangat Baik, Hal ini dikarenakan Para tersedianya Pelayanan pengaduan
Petugas selalu mengacu kepada Pemohon yang siap melayani dan
3. Hambatan yang dialami oleh para memberikan solusi jika terjadi
petugas dalam memberikan Pelayanan hambatan dalam Pembuatan Paspor.
Pembuatan Paspor yaitu masalah sistem
yang sering terganggu. sehingga Implikasi Teoritis
pendataan pemohon yang harus Teori yang digunakan dalam
dilaporkan ke Direktorat Jenderal penelitian ini yaitu dengan menggunakan
Imigrasi Nasional bahwa yang teori yang di kemukakan oleh Parasuraman,
bersangkutan telah membuat paspor Berry dan Zeithaml ( Ratminto & Septi
sering terhambat, dan juga tidak jarang Winarsih, 2005: 175 ) yang terdiri atas 5
dimensi kualitas pelayanan yaitu Tangible,
petugas menemukan kesalahan dalam
Reliability, Responsiveness, Assurance dan
pengisian formulir, jika misalnya seperti Empathy.
si pemohon ingin mengajukan Penelitian ini menggunakan tujuan-
permohonan perpanjangan paspor, tujuan tersebut sebagai kriteria untuk
tetapi si pemohon mengisi formulir menentukan keberhasilan pelayanan. Teori
untuk pembutan paspor baru. setelah ini dianggap lebih praktis untuk menetukan
penilaian kualitas pelayanan ini akan
diproses ternyata data si pemohon telah
menjadi lebih praktis.
ada sebagai pemegang paspor, dan
disinilah Hal yang menjadi hambatan Implikasi Praktis
untuk para petugas menerbitkan 1. kualitas pelayanan dalam ilmu
paspor, dalam kasus seperti ini, yang administrasi baru memang menjadi tolak
dilakukan oleh petugas akan memanggil ukur keberhasilan dalam sebuah
kembali si pemohon dan mengkroscek organisasi pemerintah maupun swasta
dalam memberikan pelayanan kepada
kebenrannya, apakah si pemohon sudah
masyarakat.
memiliki paspor sebelumnya atau tidak,
jika ternyata sudah memiliki paspor Dalam memberikan pelayanan yang
maka formulir permohonan berkualitas memerlukan biaya dan
dikembalikan lagi dan si pemohon kesiapan pegawai dalam melakukan
pelayanan agar berjalan maksimal.
diminta untuk mengisi formulir dengan
Efektivitas pelaksanaan pelayanan sangat
maksud perpanjangan paspor. bergantung pada kecukupan dana yang
tersedia dan kesiapan para pegawai dalam
4. Upaya yang dilakukan dalam rangka
melaksanakan pelayanan.
meningkatkan kualitas pelayanan di
kantor imigrasi bogor yaitu, ketepatan
dalam penerbitan paspor dimana
52 suci et al. Kualitas Pelayanan Pembuatan Paspor

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Undang-Undang :
Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2014
Tentang Surat Perjalanan Republik
Indonesia (Paspor)

Sumber Buku :
Pelayanan Publik. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Hardiyansyah, (2011) Kualitas Pelayanan
Publik (Konsep, Dimensi, Indikator
dan Implementasinya). Yogyakarta :
Penerbit Gava Media.
Sugiyono, (2011) Metode Penelitian
Administrasi. Bandung: Penerbit
Afabeta
Tjiptono, Fandy. 2008. Service
Management: Mewujudkan Layanan
Prima. Yogyakarta: Andi
Pedoman Skripsi. Fisip Unida. 2014

Sumber Skripsi :
Tayyib, Muhammad. (2015) Kualitas
Pelayanan Paspor di Kantor Imigrasi
Kelas I Makassar, Makassar: FISIP
Universitas Hasannudin.
Sumber Jurnal :
Wicaksono, Kristian W. (2015). Kualitas
Pelayanan Pembuatan Paspor di
Kantor Imigrasi Kelas I Bandung,
Banten: FISIP Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.

You might also like