1. Rohingya are an ethnic minority in Myanmar that have faced oppression and crackdowns forcing many to flee to neighboring countries since the 1970s.
2. This article examines the Rohingya problem and the potential implementation of the Responsibility to Protect (R2P) model and United Nations Support Mission in Libya (UNSMIL) model in the Rohingya conflict.
3. R2P refers to a state's responsibility to protect its population from genocide and mass atrocities, while UNSMIL is a non-military political mission aimed at stabilizing countries experiencing conflict, such as Libya. The article analyzes how these models could be applied in Myanmar regarding the Rohingya.
1. Rohingya are an ethnic minority in Myanmar that have faced oppression and crackdowns forcing many to flee to neighboring countries since the 1970s.
2. This article examines the Rohingya problem and the potential implementation of the Responsibility to Protect (R2P) model and United Nations Support Mission in Libya (UNSMIL) model in the Rohingya conflict.
3. R2P refers to a state's responsibility to protect its population from genocide and mass atrocities, while UNSMIL is a non-military political mission aimed at stabilizing countries experiencing conflict, such as Libya. The article analyzes how these models could be applied in Myanmar regarding the Rohingya.
1. Rohingya are an ethnic minority in Myanmar that have faced oppression and crackdowns forcing many to flee to neighboring countries since the 1970s.
2. This article examines the Rohingya problem and the potential implementation of the Responsibility to Protect (R2P) model and United Nations Support Mission in Libya (UNSMIL) model in the Rohingya conflict.
3. R2P refers to a state's responsibility to protect its population from genocide and mass atrocities, while UNSMIL is a non-military political mission aimed at stabilizing countries experiencing conflict, such as Libya. The article analyzes how these models could be applied in Myanmar regarding the Rohingya.
R2P DAN UNSMIL DALAM recognized as citizens and expelled
KASUS ROHINGNYA from their countries. Since the 1970s, a number of crackdowns on Oleh : Sofwan Rafiq, Christian the Rohingya in Rakhine have Aditya Pratama, Adnan forced them to flee to neighboring Martadiningrat Setionegoro1 countries. This article examines (372017087, 372017025, Rohing's problem in a review using 372016096) the R2P and UNSMIL Models. This research uses a descriptive Rohingnya are ethnic approach to analyze by focusing on minorities who have been a problem that will delivered at oppressed by the country where research results that can be they lived for centuries. processed and analyzed refer to Historically these ethnic groups reliable sources. By this research were Arabs, Indians and to analyzing how it can be the Bangladeshis who moved to Burma implementation of R2P and Model to trade in the past. However, over UNSMIL at Rohingya Conflicts. time they were integrated into a This oppurtunity of possibility can country due to the influence of be seen by comparison the vision of colonialism. With a different skin R2P and UNSMIL itself reffering to color plus religion that also makes The Sovereignity of Myanmar and this ethnic minority in Myanmar. Rohingya Conflicts. Actually there are many ethnic minorities who inhabit Myanmar, KeyPoint : Rohingnya, Myanmar, but only the Rohing suffer the worst R2P, UNSMI
1 Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen
Mahasiswa S1 Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Satya Wacana, Salatiga 1. PENDAHULUAN diubah namanya menjadi Rekhine oleh rezim militer yang berkuasa 1.1 Sejarah Rohingnya : saat itu (DW, 2017). Rohingnya Pengatar Memahami Konteks dalam sejarahnya bukanlah Gejolak pengungsi kelompok etnis yang tiba-tiba Rohingnya memanas seakan tidak muncul di Arakan. Mengutip dari mengenal waktu. Hal ini dipicu buku “A Short History of Rohingya kebijakan pemerintah yang tidak and Kamans of Burma”, etnis mengakui etnis rohingnya dan Rohingnya merupakan keturunan mereka cenderung menekan dan orang-orang Arab yang tiba di mengusir masyarakat dari etnis Arakan 1200 tahun yang lalu (Tha, tersebut. Banyak dari mereka 2007). Mereka datang melalui mengungsi ke negara-negara hubungan perdagangan dengan tetangga seperti Bangladesh, India, orang-orang India dan Asia Indonesia bahkan ada yang Tenggara. Nama Arakan sendiri mencari suaka di negara lain. diberikan oleh pedagang yang Rohingya mayoritas beragama mayoritas berasal dari Arab dan muslim. Banyak dari mereka hidup beragama muslim yang artinya di Rekhine. Rekhine meupakan “Tanah Perdamaian”. Selain orang wilayah ini terletak di bagian Arab, penduduk muslim Arakan pantai barat Myanmar. Wilayah ini juga datang dari India. Mereka dahulunya bisa dikatakan identik menetap di setiap wilayah Arakan dengan salah satu etnis minoritas di pada saat itu, mereka merupakan Mayanmar yang mayoritas orang-orang Gauri Pathan yang beragama muslim yaitu berasal dari gaur, ibukota Sultan Rohingnya. Dahulu wilayah ini Benggala, mereka datang melalui bernama Arakan, akan tetapi pada hubungan dengan orang-orang tahun 1974 wilayah tersebut muslim Arab yang lebih dulu datang ke Arakan. Selain orang- mereka dan mereka juga diizinkan orang Arab dan India, penduduk untuk tinggal di wilayah tersebut. Arakan dikatakan memiliki Berjalanya waktu Rahm berubah keturunan dari imigran Chittagong menjadi Rhohang dan pada (Bangladesh) yang bermigrasi ke akhirnya berubah menjadi Arakan pada masa kolonialisme Rohingnya dan nama tersebut Inggris. digunakan hingga sekarang.
Istilah Rohingnya dalam Pada awalnya, etnis
sejarahnya memiliki beberapa Rohingnya mempunyai kondisi versi, salah satu versi mengatakan lebih baik, dimana pada bahwa kata Rohingnya berasal dari kepemimpinan U Ba Swe yang bahasa Arab yaitu Rahm yang merukapan menteri pertahanan berarti belas kasihan. Kata ini Myanmar pada tahun 1959 berasal merujuk pada konteks memberikan pengakuan bahwa sejarah dimana para pedagang orang-orang dari etnis Rohingya Arab datang ke pulau Ramree pada sama dan setara dengan etnis-etnis abad ke 18 (History of Rakhine lainya yang ada di Myanmar, State and the Origin, 2018). mereka juga memilik hak yang Diceritakan pada saat itu kapal setara dan orang-orang Rohingnya yang ditumpangi saudagar Arab pun juga dapat mengikuti hancur sehingga beberapa dari pemilihan umum pada tahun mereka yang mati dan banyak juga 1960an (Riadi). Akan tetapi hal yang selamat. Para saudagar yang tersebu tidak berlangsung lama. selamat kemudian terdapampar di Meskipun orang-orang Rohingnya lepas pantau Burma, mereka sudah mendiami wilayah tersebut meminta belas kasihan atau Rahm sejak abad 15 dan hidup dari raja setempat. Raja kemudian berdampinan dengan etnis lainya, membagikan sebidang tanah untuk setelah terjadi kudeta militer dan rezim militer berkuasa, mereka serta pembersihan etnis. Dalam hal mulai mengahpus dan upaya mengatasi persamasalah mengilangkan identitas seperti ini terdapat beberapa Rohingnya. Dimulai dengan konsep yang dirumuskan oleh PBB mengganti nama Arakan menjadi sebagai World Government, salah Rakhine pada tahun 1974 (Janti). satunya adalah R2P. R2P atau Empat tahun berselang, pemerintah Responsible to Protect mengacu melakukan operasi untuk mencari pada kewajiban sebuah negara penduduk yang beridentitas terhadap populasi negara mereka Rohingnya kemudian mereka yang dan semua populasi yang memiliki tercatat sebagai etnis Rohingnya resiko untuk terkena genosida dan diusir. Sejak saat itulah orang- kejahatan maupun kekejaman orang Rohingnya tidak mempunyai masal lainya. status kewarganegaraan, Akses Selain itu PBB juga terhadap pendidikan maupun membentuk beberapa misi untuk kesehatan ditutup dan setiap tahun mengatasi gejolak dan perang sipil terdapat pengungsi yang di sebuah negara seperti misi yang meninggalkan negara tersebut atau mereka bentuk di Libya yaitu diusir. Sampai saat ini pemerintah UNSMIL. Misi ini bukan Myanmar juga tidak mengakui merupakan misi militer dan misi ini orang- orang dari etnis Rohingnya merupakan misi politik yang sebagai warga negara Myanmar. memiliki tujuan untuk membangun Berbicara mengenai negara yang terjadi konflik seperti Rohingnya serta bagimana Libya. perlakuan dan kekejaman yang 1.2 Rumusan Masalah mereka terima dari pemerintahan Myanmar hal ini dapat dikatakan Berdasarkan konsep dan kejahatan terhadap kemanusian misi yang PBB yang telah di singgung di pendahuluan yaitu adalah sebuah kewajiban R2P dan UNSMIL, penulis yang dimiliki oleh setiap membuat rumusan masalah sebagai negara untuk menjaga berikut : populasi mereka dan terhadap semua populasi 1. Bagaimana yang berisiko genosida dan kemungkinan implementasi kejahatan kekejaman dari Responsible to Protect massal lainnya (Global dalam kasus Rohingnya? Centre For The 2. Apakah Model UNSMIL Responsibility To Protect). dapat diterapkan dalam kasus Dalam R2P sendiri Rohingnya? terdapat 3 pilar tanggung jawab, yakni: 1. Pilar Satu: Setiap negara memiliki Tanggung Jawab untuk Melindungi 2. TINJAUAN penduduknya dari empat PUSTAKA kejahatan massal: 2.1 Kerangka Konseptual genosida, kejahatan perang, kejahatan terhadap Untuk memahami dan kemanusiaan dan menganalisis kasus Rohignya, pembersihan etnis (Global digunakan beberapa konsep Centre For The seperti, R2P atau Responsibility to Responsibility To Protect). Protect dan UNSMIL; 2. Pilar Dua: Komunitas A. Konsep R2P atau yang internasional yang lebih biasa dikenal sebagai luas memiliki tanggung Responsibility to Protect jawab untuk mendorong dan membantu masing- Libya. Mandat UNSMIL masing negara dalam diperpanjang dan dimodifikasi memenuhi tanggung jawab oleh Dewan Keamanan PBB. itu (Global Centre For The Terakhir UNSMIL Responsibility To Protect). diperpanjang hingga 15 3. Pilar Tiga: Jika suatu September 2019 (UNSMIL). negara secara nyata gagal UNSMIL memiliki staf melindungi populasinya, substantif dalam urusan masyarakat internasional politik, HAM, traditional harus siap untuk justice, demobilsasi, mengambil tindakan pemberdayaan perempuan, kolektif yang sesuai, informasi publik serta staf-staf secara tepat waktu dan pendukung lainya. Dewan tegas dan sesuai dengan Keamanan PBB sepenuhnya Piagam (Global Centre For sesuai prinsip-prinsip The Responsibility To kepemilkan nasional untuk Protect). melaksanakan mediasi dan negosiasi yang baik dalam B. UNSMIL atau United mendukung penerapan Nations Support Mision for perjanjian politik Libya, Libya merupakan sebuah misi Memperkuat pengaturan khusus dari PBB untuk Libya pemerintahan, keamanan dan pada tahun 2011 oleh Resolusi ekonomi dari kesepakatan Dewan Keamanan PBB nasional dan kemudian fase (UNSMIL). Misi ini bukan lah selanjutnya merupakan proses misi militer, misi ini transisi. UNSMIL juga merupakan misi politik yang ditugaskan untuk memantau memiliki tujuan untuk negara dan melaporkan permasalahan yang terjadi konflik khususnya maupun kondisi HAM di bentuk angka dan lebih wilayah tersebut dan mendeskripsikan fenomena memberikan bantuan untuk yang terjadi pada suatu upaya-upaya yang dipimpin kejadian yang diteliti secaa oleh pemerintah yang disetujui jelas. Data yang didapat di negara tersebut untuk melalui studi pustaka dan menstabilkan negara pasca sumber lain akan disajikan konflik. dengan bentuk deskripsi menggunakan kata-kata 3. METODE PENULISAN yang mudah dimengerti. 3.1 Metode Penelitian Tulisan ini memiliki tujuan untuk Tulisan ini bersifat menggambarkan mengenai deskriptif. Bogdan dan permasalahan Rohingnya Taylor mendefinisikan serta melihat bagaimana penelitian kualitatif sebagai konsep Responsible to prosedur penelitian yang Protect serta UNSMIL menghasilkan data yang sudah diterapakan di deskriptif berupa kata0kata Libya untuk diterapkan tertulis atau lisan dari kembali dalam kasus orang-orang atau sesuatu Rohingnya. Dalam yang diamati (Lexy J. penulisannya data Moleong, 2010: 4). Metode diperoleh melalui study kualitatif deskriptif literatur seperti buka serta menyesuaikan pendapat beberapa artikel, surat penulis dengan informasi kabar dan jurnal serta situs- yang didapatkan. Metode situs dari internet. ini diakukan karena bentuk analisisnya tidak dalam 4. PEMBAHASAN & dalam hipotesa kedua HASIL PENELITIAN adalah Konstitusi 1982 4.1 Implementasi yang secara tegas tidak Responsible to Protect mengakui etnis Rohingya Dalam Kasus Rohingya sebagai warga negara Berbicara soal Myanmar (Burma) pada kemungkinan implementasi saat itu hingga sekarang. R2P dalam kasus Fakta yang sangat pembersihan etnis jelas menujukkan bahwa Rohingya sebetulnya dapat tindakan kekerasan yang menimbulkan dua hipotesa dilakukan oleh pemerintah penulis. Pertama, Myanmar kepada Rohingya organisasi internasional dasar penyebabnya adalah yang lebih luas mampu konstitusi 1982. Secara menerapkan nya sesuai tegas tidak mengakui pilar kedau R2P dalam Rohingya sebagai bagian piagamnya. Namun dari 135 etnis yang diakui kemungkinan lebih oleh pemerintah Myanmar pastinya hanya mampu (Okta M.D., 2018). Hal mencapai satu poin inilah yang kemudian Responsibility to Prevent. menjadi tantangan Kedua, R2P tidak dapat penerapan R2P di Rakhine berjalan dikarenakan khususnya untuk Myanmar sebagai negara membantu etnis Rohingya. yang bertanggung jawa atas Beberapa rekomendasi dari warga negaranya mampu berbagai organisasi menyelesaikan masalahnya internasional seperti tapi inti permasalahan ASEAN, OKI, EU dan sebagainya untuk (UNDP), Office of mereformasi Konstitusi Coordination of 1982 tidak pernah Humanitarian Affairs ditanggapi dengan baik (OCHA) dan lainnya oleh Pemerintah Myanmar, (Saing 1990, h. 248). sampai saat ini belum ada Namun, dalam perubahan tentang hal itu. krisis kemanusiaan ini R2P Penerapan R2P melalui PBB belum melalui Dewan Keamanan, sepenuhnya berhasil dan Dewan HAM serta badan- dapat diatakan kurang badan bentukan PBB maksimal dalam mendesak seperti Special Rapporteur pemerintah Myanmar on the situation of human untuk menyelesaikan dasar rights in Myanmar dan penyebab yang membuat Fact-Finding Mission krisis ini terus berlanjut dalam krisis kemanusiaan yaitu persoalan ini dapat dikatakan efektif. kewarganegaraan etnis Untuk kasus Rohingya di Rohingya, dan komunitas Rakhine, PBB telah internasional menemui menyalurkan bantuan banyak hambatan yang kemanusiaan untuk para datang dari pihak otoritas pengungsi baik yang berada Myanma itu sendiri. di Rakhine ataupun di Aung san Suu Kyii Bangladesh, melalui badan- yang saat ini menjabat badan khusus, seperti sebagai penasihat negara World Health Organization dan menjadikannya sebagai (WHO), United Nations pemimpin de facto Development Programme pemerintahan sipil Myanmar dianggap acuh dan terjadinya penolakan dan seolah diam bahkan serta pengusiran kepada sikap Suu Kyii badan PBB yaitu Special menggambarkan bahwa Rapporteur on the situation penindasan yang dilakukan of human rights in oleh militer Myanmar di Myanmar & fact finding Rakhine dianggap sebagai mission. sebuah aksi yang Selain karena dibenarkan karena hambatan politik otoritas membela dan melindungi Myanmar, ada juga negara terhadap serangan hambatan tingkat atas yang teroris (ARSA) (Saad, terjadi yaitu kepentingan 2018). Rusia dan China di Tidak ada langkah Myanmar yang membuat politik dan sikap diam pergerakan resolusi pemerintahan Myanmar terhadap pemecahan menjadi suatu hambatan masalah yang dilakukan yang sangat besar dalam PBB terus terhambat oleh implementasi R2P di Kasus hak veto kedua negara Rohingya ini. Hal tersebut tersebut di Dewan dikarenakan langkah Keamanan PBB. politiklah yang akan Pernyataan-pernyataan menentukan langkah tersebut sangat selanjutnya. Hambatan berpengaruh besar dalam lainnya adalah penyelesaian kasus krisis dipersulitnya utusan kemanusiaan etnis delegasi PBB dalam Rohingya. Implementasi melakukan penyelidikan, R2P akan efektif dilakukan jika Myanmar mau represif terhadap etnis membuka diri dan Rohingya sehingga banyak melakukan kerjasama yang mengungsi ke eksternal dengan organisasi Bangladesh dan Negara internasional maupun lainnya, dianggap negara lainnya untuk melakukan tindakan mendapatkan solusi terbaik kekerasan menuju genosida penyelesaian konflik juga tidak mampu menjaga tersebut. warga negaranya sendiri. Pada dasarnya juga Hal ini juga yang menjadi Myanmar tidak keharusan diterapkannya memperbolehkan eksternal R2P sesuai dengan Pilar Ke masuk kedalam 2 “Komunitas internasional permasalahannya adalah yang lebih luas memiliki karena Myanmar tanggung jawab untuk merupakan negara yang mendorong dan membantu berdaulat dan mempunyai masing-masing negara harga diri kedaulatan dalam memenuhi tanggung bahwasanya mereka bisa jawab menjaga warga mengatur keadaan serta negara nya” difokuskan keamanan negaranya pada masa sebelum terjadi sendiri. Disisi lain dan pada saat terjadinya penyelidikan yang Konflik. dilakukan melalui citra Meskipun ASEAN satelit dan wawancara para memiliki AWCM (ASEAN pengungsi menunjukan Ways to Conflict data bahwa Myanmar Management) yang dapat melakukan tindakan dianggap sebagai mekanisme untuk terhadap pemerintahan. Hal mewujudkan stabilitas ini juga dapat memancing dalam domain organisasi di pergerakan internasional Asia Tenggara. Inti dari jika berita dan informasi stabilitas regional terletak instrastate konflik tersebut pada negara-negara diliput media luar negeri. anggota ASEAN yang memproyeksikan tidak ada 4.2 Penerapan Model ancaman atau pengaruh UNSMIL Dalam Kasus yang tidak stabil satu sama Rohingya lain bahkan di hadapan United Nation konflik di antara mereka Support Mission In Libya sendiri, terutama yang adalah sebuah misi bantuan teritorial, atau di dalam diri PBB di Libya, sebagai mereka sendiri di dalam akibat dari Perang Sipil negeri. Namun Libya. UNSMIL bukanlah kenyataanya, dalam konflik misi militer, tetapi misi intrastate, negaara biasanya politik yang dipimpin oleh terlalu menjadi aktor satu- Departemen Urusan Politik satu nya yang superior, PBB. UNSMIL bertujuan terbukti dalam beberapa untuk membantu Dewan kasus konflik di dalam Transisi Nasional negara, kekuatan membangun kembali militeristik dan tindakan Negara Hukum dan ofensif represif biasa lembaga lainnya. dilakukan. Hal ini tentu Pada pembuatan berdampak buruk bagi awal UNSMIL paska kepercayaan warga negara kematian Myammar Khaddafi mereka sudah (e) mengambil langkah memiliki tujuan sebagai segera yang diperlukan berikut: untuk memulai pemulihan (a) memulihkan keamanan ekonomi; dan dan ketertiban umum dan (f) mengoordinasikan mempromosikan supremasi dukungan yang mungkin hukum; diminta dari aktor (b) melakukan dialog multilateral dan bilateral politik inklusif, lainnya sebagaimana mempromosikan diperlukan. rekonsiliasi nasional, dan memulai pembuatan Melihat dari model konstitusi dan proses yang UNSMIL berikan, pemilihan; penerapan sesuatu yang (c) memperluas otoritas sama di Myanmar guna negara, termasuk melalui menyelesaikan konflik penguatan lembaga- Rohingya menurut penulis lembaga akuntabel yang belum sepenuhnya tepat muncul dan pemulihan guna dilakukan. Pertama, layanan publik; Myanmar masih negara (d) mempromosikan dan yang berdaulat. Kedua, melindungi hak asasi tidak terjadi perang sipil manusia, khususnya bagi besar di Myanmar yang mereka yang termasuk menyebabkan kerugian dan dalam kelompok rentan, keperluan rekonsiliasi dan mendukung keadilan nasional. Ketiga, Myanmar transisi; masih menutup langkah Politik eksternal yang ingin mencarmpuri ranah kedaulatan negaranya 5. KESIMPULAN meskipun dinilai gagal Pada pertengahan melindungi warga tahun 2012, etnis negarnya sendiri. Rohingnya yang terlibat Ada permasalahan konflik etnis degan etnis yang kompleksitas tinggi rakhine telah mengalami jika PBB ingin melakukan kekerasan, struktural dan Support Mission In kultural yang banyak Myanmar seperti yang menjadi korban. Negara diimplementasikan di Myanmar seharusnya Libya. Hal yang paling dibawah prinsip R2P yang harus PBB lakukan adalah seharusnya dapat meredam kompromisasi dengan dan menyelesaikan konflik negara pemegang hak veto tersebut, namun DK PBB yang memiliki kenyataannya Myanmar kepentingan di Myanmar. tidak bisa mengatasi Selanjutnya, PBB harus konflik tersebut, dengan menerapkan standarisasi demikian tanggungjawab jika Myanmar sudah melindungi dibawah memasuki sikap Unwilling prinsip R2P diambil alih terhadap permasalhan oleh komunitas negaranya sehingga PBB internasional yaitu bisa bergerak penuh Amerika Serikat, Uni mengintervensi kedaulatan Eropa,PBB dan ASEAN. Myanmar untuk Lalu dalam permasalahan menyelamatkan krisis Rohingnya, penerapan kemanusiaan yang terjadi. model UNSMIL yang diberlakukan di Libya bisa DK PBB yang memiliki dikatakan tidak tepat guna kepentingan di Myanmar. untuk di implementasikan. Hal ini dikarenakan 6. SARAN pertama, Myanmar masih Berdasarkan hasil negara yang berdaulat. penelitian dan kesimpulan Kedua, tidak terjadi perang diatas yaitu sebagai negara sipil besar di Myanmar berdaulat, Myanmar yang menyebabkan seharusnya kerugian dan keperluan bertanggungjawab dalam rekonsiliasi nasional. menangani kasus kekerasan Ketiga, Myanmar masih terhadap masyarakatnya menutup langkah Politik sendiri yag walaupun status eksternal yang ingin etnis rohingnya mencarmpuri ranah kewarganegaraan mereka kedaulatan negaranya tidak diakui tetapi mereka meskipun dinilai gagal sudah tinggal dan menetap melindungi warga di Rakhine. Juga negarnya sendiri. Menurut pemerintah seharusnya penulis, perlu adannya menghentikan hukum keikutsertaan PBB sebagai represif dan diskriminatif World Government dalam yang membuat negatif menangani permasalahan terhadap rohingnya. ini. Hal yang paling harus PBB lakukan adalah Terjalannya R2P di kompromisasi dengan Myanmar akan sangat negara pemegang hak veto bergantung pada sikap pemerintah Myanmar. Seharusnya mereka membuka diri dan memberikan akses izin terhadap bantuan eksternal jika mereka bersikap Unwilling terhadap permasalahan yang terjadi. PBB harus segera menentukan standar sikap setiap negara yang gagal menyelesaikan permasalah dalam negeri sendiri, sehingga PBB mampu dengan cepat tanggap melakukan penindakan misi bantuan kemanussiaan di setiap permasalahan serupa yang terjadi. [Buku]. - Jakarta : PAHAM Indonesia, 2013.
Daftar Pustaka Janti Nur Aung San Suu Kyi
Dr. Heru Susetyo. SH. LL.M., Mi. , Menulis Sejarah Arakan [Online] // Fitria, S.H. M.R. , Moh Rozaq HistoriA. - 20 October 2019. - Asyhari, S.H., M.H. Rohingnya : https://historia.id/agama/articles/aung Stateless People and Nowhere To Go -san-suu-kyi-menulis-sejarah-arakan- [Buku]. - Jakarta : PAHAM PdWY0. Indonesia, 2016. Kumparan Mengapa Myanmar DW Sejarah Kelam Muslim “Memusuhi” Rohingya? [Online] // Rohingya [Online] // DW Made for Kumparan. - 3 January 2017. - 19 minds. - 18 September 2017. - 20 October 2019. - October 2019. - https://kumparan.com/kumparannews https://www.dw.com/id/sejarah- /mengapa-myanmar-memusuhi- kelam-muslim-rohingya/a-40557421. rohingya.
Global Centre For The Mangku Dewa Gede Sudika
Responsibility To Protect About KASUS PELANGGARAN HAM R2P [Online] // Global Centre For ETNIS ROHINGYA : [Jurnal]. - The Responsibility To Protect. - 21 Bali : [s.n.], 2013. - Vol. ISSN 1412 – October 2019. - 8683. http://www.globalr2p.org/about_r2p. Riadi Fajar Rohingya yang Kian Haradhan Mohajan History of Tersingkir [Online] // HistoriA. - 20 Rakhine State and the Origin October 2019. - [Jurnal]. - Chittaging : Premier https://historia.id/agama/articles/rohin University, 2018. gya-yang-kian-tersingkir-vqr50.
Heru Susetyo Heri Aryanto, Ryan Tha MA Tahir Ba A Short History
Muthiara Wasti Rohingnya : of Rohingnya and Kamans of Burma SUaraEtnis yang tidak boleh bersuara [Buku]. - Chittagong : Kaladan News, Badescu, Cristina Gabriela. 2010. 2007. Humanitarian Intervention and the Responsibility To Protect Security and United Nations Office ON Genocide Human Rights. New York. Routledge. Prevention and The Responsibility [Buku]
to Protect Responsibility to Protect Weatherbee, Donald E. 2009.
[Online] // United Nations Office ON International Relation in Southeast Genocide Prevention and The Asia: The Struggle for Autonomy Second Edition. United States of Responsibility to Protect. - 20 America. Rowman & Littlefield October 2019. - Publishers INC. [Buku] https://www.un.org/en/genocidepreve Oishi, Miko. Contemporary Conflicts ntion/about-responsibility-to- in Southeast Asia: Towards a New protect.shtml. ASEAN Way of Conflict Management. Brunei Darussalam. University of UNSMIL Mandate [Online] // Brunei Darussalam & Springer. UNSMIL. - 19 October 2019. - [Buku] https://unsmil.unmissions.org/mandat Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi e. Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Rosda [Buku]
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian
Dewi, Okta Maryana. 2018. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. ANALISIS PENERAPAN Bandung. Alfabeta. [Buku] RESPONSIBILITY TO PROTECT Edwards, Alice & Carla Ferstman. (R2P) DALAM PENYELESAIAN 2009. Human Security and Non- KRISIS KEMANUSIAAN DI Citizenz Law: Policy and International Affairs. New York. Cambridge RAKHINE. Yogyakarta. UII. University Press. [Buku] diperoleh dari jurnal publikasi UII https://dspace.uii.ac.id/bitstream/hand Wilde, Jaap de & Monica den Boer. le/123456789/9817/08%20naskah%2 2008. The Viability of Human 0publikasi.%20pdf.pdf?sequence=11 Security. Amsterdam. Amesterdam &isAllowed=y University Press. [Buku]
Aung San Suu Kyi'S Ultimate Test Author(s) : DANIEL P. SULLIVAN Source: Harvard International Review, FALL 2016, Vol. 38, No. 1 (FALL 2016), Pp. 28-33 Published By: Harvard International Review