Professional Documents
Culture Documents
Study of The Achievement Cooperative On Smallholder Oil Palm Plantation in Indonesia
Study of The Achievement Cooperative On Smallholder Oil Palm Plantation in Indonesia
ABSTRACT
The existence of cooperatives is proven to increase the success of smallholders' palm plantations
through the application of good agricultural practices (GAP) and good management practices (GAP).
The purpose of this study is to examine the factors that determine the success of cooperatives and the
role of cooperatives in improving the welfare of its members and communities around. The research
was conducted in three palm oil plantation cooperatives in Indonesia: (1) KUD Dwi Tunggal in Tania
Makmur Village, Ogan Komering Ilir Regency, South Sumatera; (2) KUD Tani Subur in Pangkalan Tiga
Village, West Kotawaringin Regency, Central Kalimantan; (3) KUD Jaya Makmur in Kumbara Utama
Village, Siak Regency. The selection of the sample cooperative is deliberately determined on the basis
that the cooperatives are a nationally achieving cooperative based on a credible source of information.
This study found that the factors that determine the success of these cooperatives are: (1) Background
history of establishment of cooperatives; (2) Trust members to cooperative management; (3)
Cooperative partnership between cooperatives with plantation companies and companies providing
agricultural production facilities; (4) Implementation of GAP and GMP. The research also found that the
existence of the palm oil plantation cooperatives proved able to improve the welfare of its members
through the increase of their household income from the plantation activity, which ranged from Rp 29.5
million/ year to Rp 33.6 million / year. The existence of cooperatives also have a positive impact on the
socio-economic life of the community through: (1) improvement of infrastructure supporting economic
and socio-cultural activities; (2) improvement of housing condition of the population; (3) all households
of oil palm plantations have two-wheeled vehicles and some of them have four-wheeled vehicles
(cars); (4) about 10% of farmers' children are able to finish their education until university; (5) for the
many Moslem farmers have performed the pilgrimage or umroh, or already recorded in the waiting list
to perform the pilgrimage.
Key words: palm oil plantations; national achievement cooperatives; socio-economic impact
ABSTRAK
Keberadaan koperasi terbukti mampu meningkatkan keberhasilan perkebunan kelapa sawit rakyat
melalui penerapan praktik pertanian yang baik dan praktik manajemen yang baik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang menentukan keberhasilan koperasi dan peran koperasi
dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya serta masyarakat di sekitranya. Penelitian dilakukan
di tiga koperasi perkebunan kelapa sawit rakyat berprestasi di Indonesia, yaitu: (1) KUD Dwi Tunggal
di Desa Tania Makmur Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan; (2) KUD Tani Subur
di Desa Pangkalan Tiga Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah; (3) KUD Jaya
Makmur di Desa Kumbara Utama Kabupaten Siak Provinsi Riau. Pemilihan koperasi sampel
ditetapkan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa koperasi-koperasi tersebut merupakan
koperasi berprestasi tingkat nasioanl berdasarkan sumber informasi yang kredibel. Penelitian ini
9
Suharno dkk. Menggali Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit
Rakyat Berprestasi di Indonesia
10
Vol 11 No 2 Desember: 9-25 ISSN : 1978-4562
saling memperkuat dan saling ketergantungan geografis; kondisi sosial ekonomi dan budaya;
dengan pekebun, karyawan, dan masyarakat dan sejarah perkembangan koperasi; (b)
sekitar perkebunan. Kemitraan usaha Operasional koperasi yang meliputi:
perkebunan tersebut dapat berupa pola manajemen koperasi; unit usaha dan kondisi
kerjasama penyediaan sarana produksi; finansial koperasi; rantai pasok sarana
kegiatan produksi; pengolahan dan produksi dan pemasaran hasil; dan
pemasaran; kepemilikan saham; dan jasa manajemen risiko; (c) Sistem penunjang yang
pendukung lainnya. meliputi: infrastruktur; kemitraan, dan jejaring
Hasil penelitian dari Tim Peneliti usaha; (2) Menganalisis dampak sosial
PILAR dan CPI di Kalimantan Tengah (2015) ekonomi (kesejahteraan) anggota koperasi
menunjukkan bahwa perkebunan kelapa sawit dan masyarakat sekitar, yang meliputi
rakyat mandiri yang tidak menjalin kemitraan pendapatan petani, kondisi perumahan,
dengan perusahaan perkebunan memiliki pemilikan aset rumah tangga, tingkat
produktivitas dan pendapatan yang lebih pendidikan anak, dan indikator kesejahteraan
rendah dibanding dengan perkebunan kelapa sosial lainnya.
sawit rakyat yang menjalin kemitraan. Hal ini
disebabkan oleh adanya keterbatasan akses METODOLOGI
yang dihadapi oleh petani swadaya, seperti
keterbatasan akses terhadap penyediaan Objek Penelitian
sarana produksi pertanian, keterbatasan
akses finansial dan akses pasar, serta Penelitian ini merupakan studi kasus
kurangnya pengetahuan petani tentang atas3 (tiga) koperasi perkebunan kelapa sawit
praktik pertanian yang baik. Hasil penelitian rakyat berpretasi di Indonesia. Koperasi-
ini juga menemukan bahwa di Kalimantan koperasi sampel dipilih secara sengaja
Tengah terdapat tiga model kemitraan (purposive sampling) berdasarkan
perkebunan kelapa sawit rakyat dengan rekomendasi dari perusahaan-perusahaan
perusahaan perkebunan besar, yaitu: (1) mitra/pembina dan sumber lain yang kredibel.
Skema kemitraan dimana usaha perkebunan Ketiga koperasi tersebut adalah:
dikelola oleh koperasi; (2) Skema kemitraan 1. KUD Dwi Tunggal di Desa Tania
individual; dan (3) Skema kemitraan dimana Makmur Kecamatan Lempuing Jaya
usaha perkebunan dikelola sepenuhnya oleh Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi
perusahaan. Dari ketiga model/skema Sumatera Selatan dibawah binaan PT.
kemitraan tersebut, skema kemitraan yang Tania Selatan (Wilmar Group), yang
dikelola oleh koperasi menunjukkan performa telah memperoleh Serifikat RSPO tahun
yang lebih baik dari segi produktivitas 2015.
tanaman, pendapatan petani dan manajemen 2. KUD Tani Subur di Desa Pangkalan
risiko. Tiga Kecamatan Pangkalan Lada
Berdasarkan latar belakang di atas, Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi
perlu dilakukan suatu kajian lebih lanjut Kalimantan Tengah dengan perusahaan
tentang skema koperasi petani perkebunan mitra PT. Meta Epsi Agro (MEA) dan
kelapa sawit rakyat yang berpretasi, Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Sabut
khususnya untuk mengetahui faktor-faktor Mas Abadi (SMA) yang merupakan anak
utama yang menentukan keberhasilan perusahaan dari MEDCO group. KUD
koperasi-koperasi tersebut. Tujuan dari Tani Subur mendapatkan penghargaan
peneilitian adalah: (1) Mengkaji faktor-faktor sebagai koperasi terbaik nasional tahun
yang menentukan keberhasilan koperasi 2014 dan memiliki unit usaha yang
perkebunan kelapa sawit rakyat yang meliputi: cukup banyak, serta telah menerapkan
(a) Pra-kondisi koperasi yang meliputi: kodisi konsep Integrasi Sawit-Sapi.
11
Suharno dkk. Menggali Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit
Rakyat Berprestasi di Indonesia
3. KUD Jaya Makmur di Desa Kumbara yang mewakili Pengurus Koperasi, Badan
Utama Kecamatan Kerinci Kanan Pengawas, perwakilan dari perusahaan
Kabupaten Siak Provinsi Riau dibawah mitra/pembina, perwakilan dari aparat
binaan PT. Inti Indosawit Subur (IIS), pemerintah desa, tokoh masyarakat dan
anak perusahaan dari Asian Agri, perwakilan petani/anggota koperasi.
mendapatkan penghargaan sebagai Sedangkan in-depth intervew dilakukan
koperasi terbaik nasional tahun 2013, terhadap pengelola unit usaha, anggota
danmelalui kerjasama kemitraan dengan badan pengawas dan perwakilan petani, yaitu
PT. Inti Indosawit Subur, KUD Jaya ketua kelompok tani. Data sekunder diperoleh
Makmur telah memperoleh sertifikat dari bagian administrasi koperasi, kelompok
International Sustainability And Carbon tani dan sumber lain yang sesuai, termasuk
Certification (ISCC), serta memperoleh dari perpustakaan dan internet.
sertifikat Roundtable on Sustainable
Palm Oil (RSPO) pada tahun 2015. HASIL PENEITIAN DAN PEMBAHASAN
12
Vol 11 No 2 Desember: 9-25 ISSN : 1978-4562
Kriteria KUD Dwi Tunggal KUD Tani Subur KUD Jaya Makmur
Tahun Didirikan 1997 1984/1996 1992
Lokasi DesaTania Makmur Desa Pangkalan Tiga Desa Kumbara Utama
Kecamatan Kecamatan Pangkalan Kecamatan Kerinci
Lempuing Jaya Lada Kabupaten Kanan Kabupaten Kerinci
Kabupaten Ogan Kotawaringin Barat Provinsi Riau
Komering Ilir Kalimantan Tengah
Sumatera Selatan
Jumlah Petani
Plasma saat 650 435 460
pendirian (orang)
Jumlah Kelompok
28 18 20
Tani (kelompok)
Total Luas Kebun
1,300 870 920
Plasma (ha)
Jumlah Anggota
KUD di Tahun 650 821 460
2016 (orang)
Jumlah Unit Usaha 4 6 3
Tahun 2015 (Unit)
Prestasi Terbaik Bersama-sama 1. Penghargaan dari 1. Penghargaan atas
dengan koperasi lain Menteri Negara koperasi berprestasi
yang tergabung Koperasi dan Usaha jenis jasa tahun 2013
dalam Perhimpunan Kecil dan Menengah dari Menteri Negara
Sapta Tunggal Republik Indonesia Koperasi dan Usaha
Mandiri, KUD Dwi tahun 2012 sebagai Kecil dan Menengah RI.
Tunggal telah Koperasi Berprestasi 2. Bersama dengan PT Inti
memperoleh Nasional untuk Indosawit Subur (Asian
sertifikat RSPO Kelompok Produsen; Agri Group) sebagai
untuk skema petani 2. Penghargaan Adhikarya Perusahaan Pembinan.
kecil mandiri tahun Pangan Nusantara dari KUD Jaya Makmur
2015 (Certified as Presiden Republik memperoleh sertifikat
Independent Indonesia tahun 2014. International Sustaina-
Smallholder Scheme bility and Carbon
in 2015). Certification (ISCC) dan
sertifikat RSPO
13
Suharno dkk. Menggali Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit
Rakyat Berprestasi di Indonesia
(2) Kondisi Geografis, Infrastruktur dan dll. Gambaran umum Pra-kondisi geografi
Sosial Ekonomi dan sosial ekonomi di ketiga koperasi sampel
Berdasarkan kondisi geografis dan seperti terlihat pada Tabel 2.
klimatologis, semua wilayah kerja koperasi-
koperasi sampel berada di dataran rendah Manajemen Operasional Koperasi
dengan ketinggian wilayah berkisar antara 14-
44 meter dia atas permukaan laut, dengan (1) Struktur Tata Kelola Koperasi
kontur tanah secara umum datar dan Dalam manajemen koperasi,
bergelombang, sedangkan kondisi klimatologi pemegang kekuasaan tertinggi pada KUD
berupa iklim tropis basah dengan yang terletak pada Rapat Anggota sebagaimana
seacara umum sesuai untuk pertumbuhan diatur dalam Undang-Undang Koperasi3.
tanaman kepala sawit, serta jenis tanah Susunan organisasi koperasi pada level Top
berupa tanah meineral yang sesuai untuk Manajemen terdiri atas Ketua, Badan
kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit. Pengawas dan Pembina/Pelindung. Pada
Dari segi sosio-kultural, sebagian level Middle Management terdapat Kepala-
besar petani yang tergabung dalam KUD kepala Unit atau bidang usaha yang
merupakan penduduk pendatang bertanggung jawab atas operasional masing-
(transmigran) dan juga melibatkan sekitar 10- masing unit usaha, dan khusus untuk Unit
20% penduduk lokal. Hal ini merupakan Usaha Plasma, pada level Low Management
bagian dari Program Pengembangan terdapat Ketua Kelompok Tani yang
Perkebunan Rakyat dengan Pola Perkebunan bertanggung jawab atas operasional kebun
Inti Rakyat yang dikaitkan dengan Program plasma di lapangan.
Transmigrasi, sebagaimana diatur dalam Faktor kepercayaan anggota kepada
Instruksi Presiden No.2 tahun 19842, dimana pengurus koperasi merupakan faktor penting
Program PIR-Trans wajib melibatkan dalam mendukung keberhasilan koperasi. Hal
penduduk lokal ditujukan untuk meminimalisir ini terbukti dari ketiga koperasi (KUD) sampel
potensi konflik sosial yang disebabkan oleh yang menjadi objek penelitian ini, bahwa
kecemburuan sosial. pengurus koperasi, khususnya ketua koperasi
Dari segi sosial ekonomi, khususnya dalam pemilihan pengurus yang dilaksanakan
yang terkait dengan sumber penghasilan atau secara demokratis pada forum Rapat
mata pencaraharian penduduk, sumber Anggota, dipercaya oleh anggota untuk
penghasilan anggota KUD selain dari memimpin koperasinya lebih dari satu
pengelolaan kebun plasma yang dimilikinya periode.
juga bersumber dari kegiatan-kegiatan (2) Operasional Kebun Plasma
produktif lainnya, yaitu: berusahatani kebun Pananggung jawab pengelolaan
karet; berusahatani tanaman pangan dan kebun plasma di lapangan adalah Ketua
hortikultura; bekerja sebagai buruh kelompok tani, sedangkan pelaksanaannya
perkebunan kelapa sawit, baik sebagai buruh untuk masing-masing KUD berbeda-beda.
perusahaan perkebunan atau sebagai buruh Kelompok Tani adalah gabungan petani
perkebunan yang dikelola oleh KUD, dan sehamparan yang anggotanya adalah para
berwirausaha, seperti berdagang atau petani plasma. Pada usaha perkebunan,
membuka usaha jasa, misalnya bengkel, ojek wilayah kerja kelompok tani dapat disamakan
dengan satu afdeling. Pada KUD Dwi Tunggal
2
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor: dan KUD Tani Subur, pengelolaan
1 Tahun 1986, Tentang Pengembangan
Perkebunan dengan Pola Perusahaan Inti
Rakyat yang Dikaitkan dengan Program 3 Pasal 22Undang-undang Nomor: 25Tahun 1992
Transmigrasi (PIR-Trans), Tentang Koperasi
14
Vol 11 No 2 Desember: 9-25 ISSN : 1978-4562
Kriteria KUD Dwi Tunggal KUD Tani Subur KUD Jaya Makmur
Topografi Bergelombang Bergelombang Bergelombang
- Ketinggian Tempat (m) 15 20 44
- Iklim tropik basah tropik basah tropik basah
- Rata-rata Curah Hujan 2,906 2,310 1,971
Tahunan (mm)
- Jumlah Hari Hujan (hari) 116 181 191
- Temperatur (0C) 21-36 20-36 25-37
Kelembapan (%) 69-98 61- 66 82-95
Jenis Tanah tanah mineral tanah mineral tanah mineral
Tingkat Keseuaian untuk Sesuai Sesuai Sesuai
Tanaman Kelapa Sawit
Kondisi Sosial-Ekonomi Anggota Koperasi Anggota Koperasi Anggota Koperasi
dan Kultural melibatkan 80% melibatkan80% melibatkan90%
penduduk pendudukpendatang penduduk pendatang
pendatang (transmigransi) dan (transmigransi) dan
(transmigransi)dan 20%penduduk lokal. 10% penduduk lokal.
20% penduduk Sumber pendapatan Sumber pendapatan
lokal. anggota koperasi: anggota koperasi:
Sumber - Usahatani kebun - Usahatani kebun
pendapatan kelapa sawit kelapa sawit
anggota koperasi: - Usahatani kebun - Usahatani ternak
- Usahatani karet sapi
kebun kelapa - Usahatani tanaman - Buruh perkebunan
sawit pangan dan kelapa sawit.
- Usahatani hortikultura - Berwirausaha
kebun karet - Usahatani ternak (dagang dan usaha
- Buruh - Buruh perkebunan jasa).
perkebunan kelapa sawit.
kelapa sawit. - Berwirausaha
- Berwirausaha (dagang dan usaha
(dagang dan jasa).
usaha jasa).
15
Suharno dkk. Menggali Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit
Rakyat Berprestasi di Indonesia
Kriteria KUD Dwi Tunggal KUD Tani Subur KUD Jaya Makmur
Manajemen Koperasi
- Pemegang Rapat Anggota Rapat Anggota Rapat Anggota
Kekuasaan
Tertinggi
- Manajemen Ketua, Badan Pengawas Ketua, Badan Ketua, Badan
Tingkat Atas dan Pembina/Pelindung Pengawas dan Pengawas dan
Pelindung Pelindung
- Manajemen Sekretaris , Bendahara Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara,
Tingkat dan Kepala Bidang yang Sekretaris , Karani dan Kepala Unit
Menengah menangani unit-unit usaha Bendahara dan Usaha
Kepala Bidang yang
menangani unit-unit
usaha
- Manajemen Ketua Kelompok Tani Ketua Kelompok Ketua Kelompok Tani
Tingkat Bawah Tani
- Masa Kerja 4 3 3
Pengurus
(tahun)
- Masa 2 periode 3 periode 3 periode
Kepeminpinan
Ketua KUD yang
menjabat
sekarang
Pengelolaan Kebun - Petani plasma secara - Petani plasma - Petani plasma secara
Palsma di Lapangan individu tidak mengelola secara individu individu bertanggung
kebun plasma yang tidak mengelola untuk mengelola
dimilikinya. kebun plasma kebun plasma yang
- Teknis pengelolaan yang dimilikinya. dimilikinya.
kebun di lapangan - Teknis - Teknis pengelolaam
dilaksanakan oleh pengelolaan kebun plasma di
kelompok tani. kebun di lapangan dilakukan
- Pengadaan sarana lapangan oleh petani plasma
produksi, pembiayaan dilaksanakan secara individu.
kebun, penjadwalan oleh kelompok - Pengadaan saranan
panen dan penjualan tani. produksi pertanian
TBS dilakukan oleh - Pengadaan (pupuk dan pestisida)
KUD. sarana produksi, dilakukan oleh KUD.
- Besarnya pendapatan pembiayaan Apabila petani
petani plasma dari kebun, membutuhkan sarana
pengelolaan kebun penjadwalan produksi, petani
mereka untuk petani panen dan mengajukan
dalam satu kelompok penjualan TBS amprahan ke KUD
sama besar, sedangkan dilakukan oleh dan dicatat sebagai
antar petani lain KUD. hutang petani yang
16
Vol 11 No 2 Desember: 9-25 ISSN : 1978-4562
Uraian KUD Dwi Tunggal KUD Tani Subur KUD Jaya Makmur
Varietas Bibit Marihat Marihat Marihat
Luas kebun (ha) 1,300 870 920
Jumlah petani plasma (orang) 650 435 460
Luas Kebun/petani plasma (ha) 2 2 2
Populasi tanaman/ha (pohon) 135 135 128
Rata-rata Umur tanaman (tahun) 22 18 26
Produktivitas (ton TBS/ha/tahun) 17.88 22.76 25.31
Produktivitas referensi 19 21 17
berdasarkan umur tanaman (ton
TBS/ha/tahun)
Penggunaan pupuk anorganik 425 725 1129
(kg/ha)
Penggunaan pupuk organik 0 4104 0
(kg/ha)
Penggunaan Amelioran (kg/ha) 0 2705 0
Pengunaan Pestisida(lt/ha)6 1.00 1.67 1,00
4KUD Tani Subur menggunakan pupuk anorganik berupa kompos sebagai pupuk
substitusi yang merupakan dampak positif dari implementasi integrasi sawit-
sapi.
5
Amelioran adalah material yang digunakan untuk meningkatkan pH tanah.
Jenis amelioran yang digunakan oleh KUD Tani Subur adalah kapur
pertanian (dolomit).
6Jenis pestisida yang digunakan di ketiga KUD pada waktu dilakukan penelitian
17
Suharno dkk. Menggali Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit
Rakyat Berprestasi di Indonesia
18
Vol 11 No 2 Desember: 9-25 ISSN : 1978-4562
19
Suharno dkk. Menggali Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit
Rakyat Berprestasi di Indonesia
KUD Tani Subur, dengan rata-rata umur bahwa penerapan GAP memberikan dampak
tanamanan 18 tahun mampu mencapai positif dalam meningkatkan produktivitas
produktivitas rata-rata sebesar 22,76 ton perkebunan kelapa sawit rakyat, dengan
TBS/ha/tahun; (3) di KUD Jaya Makmur, tingkat produktivitas yang jauh di atas rata-
dengan rata-rata umur tanamanan 25 tahun rata produktivitas perkebunan kelapa sawit
mampu mencapai produktivitas rata-rata rakyat secara nasional.
sebesar 25.31 ton TBS/ha/tahun.
Tampak bahwa produktivitas tanaman (2) Kinerja Keuangan Koperasi dan Kebun
yang dicapai oleh KUD Jaya Makmur sangat Palsma
tinggi, karena pada umumnya pada umur
tanaman tersebut produktivitas tanaman Keberadaan koperasi petani
kelapa sawit telah menurun kurang dari 20 ton perkebunan kelapa sawit terbukti mampu
TBS/ha/tahun. Jika dikaitkan antara besarnya meningkatkan kesejahteraan anggotanya
produktivitas tanaman dengan jumlah pupuk melalui peningkatan pendapatan rumah
yang digunakan, tampaknya ada korelasi tangganya (Tabel 5). Di KUD Dwi Tunggal
positif antara banyaknya pupuk yang rata-rata petani memperoleh pendapatan dari
digunakan, terutama penggunaan pupuk kebun plasma sebesar IDR 29,5 juta/tahun
anorganik dengan besarnya produktivitas atau sebesar IDR2,5 juta /bulan, dan di KUD
yang dihasilkan. Tani Subur rata-rata petani memperoleh
Berdasarkan deskripsi pengelolaan pendapatan sebesar IDR 33,6juta/tahun, atau
kebun plasma sesuai dengan Tabel 4, terlihat sebesar IDR 2,8juta/bulan.
Pendapatan rumah tangga petani dari dikelola oleh KUD; (6) berwirausaha sebagai
kebun plasma tersebut merupakan pedagang dan usaha jasa.
pendapatan non-kerja7. Selain dari kebun Di KUD Jaya Makmur, karena
plasma, petani plasma anggota koperasi di pengelolaan teknis dan finansial kebun
kedua KUD tersebut masih mempunyai plasma dikelola sendiri oleh petani secara
kesempatan untuk memperoleh pendapatan individu, maka pendapatan petani merupakan
dari berbagai kegiatan produktif lainnya, keuntungan dari usahatani perkebunan kelapa
antara lain: (1) usahatani perkebunan kelapa sawitnya dan imbalan dari curahan tenaga
sawit mandiri; (2) usahatani perkebunan kerja yang dikeluarkan untuk mengelola
karet8; (3) usahatani tanaman pangan dan kebunya, sehingga rata-rata pendapatan
hortikultura; (4) berusahatani ternak; (5) petani dari usaha perkebunan plasma kelapa
bekerja sebagai buruh pada perkebunan- sawit di KUD Jaya Makmur paling tinggi yaitu
perkebunan kelapa sawit, baik di perusahaan mencapai Rp 59,3juta/tahun atau sebesar Rp
perkebunan atau di kebun kelapa sawit yang 4.9juta/bulan, dari rata-rata luas perkebunan
petani sebesar 2 ha. Namun, peluang petani
7 Petani plasma anggota KUD Dwi Tunggal dan untuk memperoleh pendapatan dari sumber
KUD Tani Subur tidak mengelola kebun plasma lain di luar perkebunan kelapa sawit relatif
yang mereka miliki. Pengelolaan kebun plasma terbatas karena sebagian besar waktunya
dilakukan oleh KUD. Oleh karenanya digunakan untuk mengelola kebun plasma
pendapatan yang mereka peroleh dari
pengelolaan kebun palsama disebut sebagai
yang dimilikinya.
pendapatan non-kerja, karena untuk Dengan berbagai unit usaha yang
memperoleh pendapatan tersebut petani tidak diusahakan oleh KUD sampel, diketahui
bekerja sama sekali. kondisi keuangan koperasi sampel seperti
terlihat pada Tabel 6. Keuntungan dalam
8 Khusus di KUD Dwi Tunggal, semua petani
plasma anggota KUD memiliki kebun karet
usaha koperasi di Indonesia disebut sebagai
dengan luas rata-rata 0,50 hektar, yang
Sisa Hasil Usaha (SHU). Dari ketiga KUD
diusahakan di lahan pekarangan.
20
Vol 11 No 2 Desember: 9-25 ISSN : 1978-4562
Sampel, ternyata SHU pada KUD Tani Subur kesejahteraan masyarakat, khususnya yang
paling besar, yaitu sebesar IDR 729,6 juta berstatus sebagai anggota KUD. Indikator-
dan terkecil pada KUD Jaya Makmur sebesar indikator kesejahteraan tersebut antara lain:
IDR 176,02 juta. Keuntungan atau SHU dari (1) Kondisi perumahan penduduk; (2)
KUD tidak semua dibagikan kepada anggota. Kepemilikan kendaraan bermotor; (3) Tingkat
Pendistribusian SHU adalah untuk: (1) Bagian pendidikan anak; dan (4) Indikator lainnya,
Anggota; (2) Dana cadangan koperasi; (3) khususnya bagi petani yang beragama Islam
Manajemen fee; (4)Gaji karyawan; (5) Dana telah mampu menunaikan ibadah haji atau
pendidikan; (6) Dana sosial; (7) Dana umrah, atau sudah tercatat dalam daftar
pembangunan daerah kerja. Persentasi tunggu sebagai calon jamaah haji. Secara
distribusi SHU untuk ketiga KUD sampel rinci indikator kesejateraan anggota KUD
seperti terlihat pada Gambar 1. sampel seperti terlihat pada Tabel 7.
(3) Kesejahteraan Petani
Keberadaan proyek PIR-Trans kelapa
sawit yang dikelola oleh koperasi di ketiga
KUD sampel terbukti mampu meningkatkan
Uraian KUD Dwi Tunggal KUD Tani Subur KUD Jaya Makmur
Luas Lahan (ha) 2.00 2.00 2.00
Produksi TBS(kg) 35,760 44,166 50,615
Harga TBS (IDR/kg) 1,121.29 1,382.00 1,454.00
Penerimaan (IDR) 40,097,330 61,037,412 73,594,520
Biaya Pemeliharaan (IDR)9 7,023,500 18,342,864 8,261,101
Biaya Pemasaran (IDR)10 3,570,240 9,094,851 6,015,340
Biaya Total (IDR) 10,593,740 27,435,715 14,276,441
Pendapatan (IDR) 29,503,590 33,601,697 59,318,078
MarjinKeuntungan (%) 73.58 55.05 80.60
Dana ditahan oleh KUD 1,571,950 5,760,342 607,636
untuk Cadangan Replanting
dan Simpanan Wajib (Rp)11
Kriteria KUD Dwi Tunggal KUD Tani Subur KUD Jaya Makmur
Omset KUD 4,904,448,481 1,462,008,939 2,188,506,750
Biaya Operasional 4,396,412,352 732,368,710 2,012,484,939
Sisa Hasil Usaha (SHU) 508,036,129 729,640,229 176,021,811
SHU Tidak Dibagikan 254,018,065 401,302,126 105,613,087
SHU Dibagikan 254,018,065 328,338,103 70,408,724
9Biaya pemeliharaan terdiri atas biaya input dan biaya teraga kerja, termasuk tenaga kerja untuk penen
10Biaya pemasaran terdiri atas biaya angkut, biaya timbang dan grading.
11Total potongan untuk setiap petani plasma berupa; simpanan wajib anggota sebesar Rp 10.000 per bulan, dan dana
21
Suharno dkk. Menggali Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit
Rakyat Berprestasi di Indonesia
Distribusi SHU pada KUD Dwi Tunggal Distribusi SHU pada KUD Tani Subur
22
Vol 11 No 2 Desember: 9-25 ISSN : 1978-4562
23
Suharno dkk. Menggali Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit
Rakyat Berprestasi di Indonesia
sawit rakyat secara nasional dengan b. Prinsip dan kriteria (P & C) yang
alasan sebagai berikut: ditetapkan oleh lembaga sertifikasi
a. Melalui perhimpunan atau gabungan lebih mudah dilaksanakan oleh KUD
KUD tersebut skala usaha dan lebih mudah dalam
perkebunan kelapa sawit rakyat pengawasnya oleh perhimpunan
menjadi lebih besar sehingga lebih atau gabungan KUD tersebut, dan
efektif dan efisien bagi lembaga pembinaan oleh perusahaan mitra
sertifikasi untuk melaksanakan dalam rangka pengajuan sertifikasi
assessment di lapangan. dapat dilaksanakan lebih efektif dan
efisien.
Kriteria KUD Dwi Tunggal KUD Tani Subur KUD Jaya Makmur
Kondisi perumahan(%)
- Permanen 90 90 99
- Semi-permanen 10 10 1
Kepemilikan kendaraan (%)
- Sepeda motor
- Mobil 100 100 100
7.60 10 8.70
Tingkat Pendidikan Anak (%)
- Lulus SD/Sederajat 100 100 100
- Lulus SMP/Sederajat 100 100 100
- Lulus SMA/Sederajat 60 70 70
- Lulus Perguruan Tinggi 10 10 10
Indikator kesejahteraan
lainnya (%) 30 10 45
- Petani yang beragama
Islam yang sudah
menunaikan Ibadah Haji
atau Umrah atau telah
terdaftar dalam daftar
tunggu sebagai calon
jemaah haji.
24
Vol 11 No 2 Desember: 9-25 ISSN : 1978-4562
_____. 2013. Laporan Hasil Sensus Menteri Pertanian dan Menteri Koperasi dan
Pertanian 2013 (Pencacahan Pembinaan Pengusaha Kecil. 1996.
Lengkap). Badan Pusat Statistik. Keputusan Bersama Nomor:
Jakarta. 73/Kpts/OT.210/2/98 dan Nomor:
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. 01/Skb/M/II/1998 Tentang
Statistik Perkebunan Indonesia Pembinaan Dan Pengembangan
2013-2015 Kelapa Sawit. Koperasi Unit Desa Di Bidang
Kementerian Pertanian Republik Usaha Perkebunan Dengan Pola
Indonesia. Jakarta. Kemitraan Melalui Pemanfaatan
Glenday, Skye; Yusurum Jagau; Suharno, Kredit Kepada Koperasi Primer
Agnes Safford. 2015. Central Untuk Anggotanya. Jakarta.
Kalimantan’s Oil Palm Value Chain: Presiden Republik Indonesia. 1992. Undang
Opportunity for Productivity, Undang Republik Indonesia Nomor
Provitability and Sustainability 39 Tahun 2014 Tentang
Gains. Supported by: Cental Policy Perkebunan. Lembaran Negara
Initiatif (CPI), Fakultas Pertanian Republik Indonesia Tahun 2014
Universitas Palangka Raya and Nomor 308. Menteri Hukum dan Hak
Palangka Raya Institue for Land Use Azasi Manusia Republik Indonesia.
and Agricuktural Reserach (PILAR). Jakarta.
http://climatepolicyinitiative.org/publi _____. 1992. Undang Undang Republik
cation/ diakses tanggal 20 Agustus Indonesia Nomor 25 Tahun 1992
2016 Tentang Perkoperasian. Lembaran
Kementerian Perdagangan. 2016. Negara Republik Indonesia Tahun
Perkembangan Ekspor Non Migas 1992 Nomor 116.Menteri/Sekretaris
(Komoditi) Periode: 2011-2016. Negara Republik Indonesia.
http://www.kemendag.go.id/id/econo Jakarta.
mic-profile/ Indonesia-export-import _____. 1986. Instruksi Presiden Republik
Diakses tanggal 20 Agustus 2016. Indonesia Nomor: 1 Tahun 1986,
Kementerian Pertanian 2013. Peraturan Tentang Pengembangan
Menteri Pertanian Republik Perkebunan dengan Pola
Indonesia Nomor: Perusahaan Inti Rakyat yang
98/Permentan/OT.140/9/2013 Dikaitkan dengan Program
Tentang Pedoman Perizinan Transmigrasi. Jakarta.
Perkebunan. Jakarta. Suharno, Yuprin Abel Dehen, Betrixia Barbara
Kiswanto, Jamhari Hadi Purwanto dan and Juliarta Bramansa Ottay. 2015.
Bambang Wijayanto. 2008. Opportunities for Increasing
Teknologi Budidaya Kelapa Sawit. Productivity & Profitability of Oil
Balai Besar Pengkajian dan Palm Smallholder Farmers in
Pengembang Teknologi Central Kalimantan. Supported by:
Pertanian.Badan Penelitian dan Cental Policy Initiatif (CPI), Green
Pengembangan Pertanian. Bogor. Works Asia, Fakultas Pertanian
Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Universitas Palangka Raya and
Republik Indonesia. 2014. Undang Palangka Raya Institue for Land Use
Undang Nomor 29 Tahun 2014 and Agricuktural Reserach (PILAR).
Tentang Perkebunan. Lembaran http://climatepolicyinitiative.org/
Negara Republik Indonesia Tahun publication/ diakses tanggal 20
2014 Nomor 308. Agustus 2016
25