Professional Documents
Culture Documents
Lepidoptera Sema Ran Gray A
Lepidoptera Sema Ran Gray A
net/publication/324006052
CITATIONS READS
0 3,904
3 authors:
Nanang Kamaludin
Indonesia dragonfly society
5 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Karyadi Baskoro on 26 March 2018.
A
SEMARANG RAYA
K
Atlas Biodiversitas Kupu-Kupu di Kawasan Semarang
A
ET
C
H
TO
N
O
C
N
LEPIDOPTERA
A
SEMARANG RAYA
K
Atlas Biodiversitas Kupu-Kupu di Kawasan Semarang
A
ET
C
H
TO
N
O
C
DEPARTEMEN BIOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LEPIDOPTERA SEMARANG RAYA
Atlas Biodiversitas Kupu-Kupu di Kawasan Semarang
© 201 8 HALIASTER
Pecinta Alam Biologi, Universitas Diponegoro
N
Penyusun
Karyadi Baskoro
A
Nanang Kamaludin
Frendi Irawan
K
Penyunting
A
Eka Sandra Aryani
Penyunting Ilmiah
ET
Damayanti Buchori
Penata Letak
Frendi Irawan
H
Karyadi Baskoro
TO
Ilustrator
Frendi Irawan
Perancang Sampul
N
ISBN 978‐602‐14808‐3‐0
Penerbit
Departemen Biologi
Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto SH
Tembalang, Semarang
iv
N
A
K
A
ET
C
Kontributor Data
H
Nurdina, Helga Lusiana Panggabean, Erma Srihastuti, M. Imam Fadila, Mutia Yuli
Farida, Sitta Maulina Marpaung, Tri Wijiastuti, Alamsyah Elang Nusa, Wiatri
Larasati, Nabilla Khalida, Shifa Aulia Husna, Masfuroh, Bimo Ghifari, Frendi
Irawan, Frans O. Siregar, Ivan Mahadika, Ersha Farah Dea, Dian Ratna Sari, Larossi
Nurfikri Gamelia, M. Alam Dilazuardi, La Ode Irman Jaya, Siti Lutfiatul Farikha,
N
Kontributor Foto
Karyadi Baskoro, Nanang Kamaludin, Frendi Irawan, Imam Fadila, Bagus Dona
Doni, Wildan Rizqi Ardani.
C
Saran Kutipan:
Baskoro, K., Kamaludin, N., Irawan, F. 2018. Lepidoptera Semarang Raya: Atlas
Biodiversitas Kupu‐Kupu di Kawasan Semarang. Departemen Biologi, Universitas
Diponegoro. Semarang.
v
N
A
K
A
DAFTAR
ET
ISI
C
Kata Sambutan vii
Sekapur Sirih x
H
N
ragam makhluk sekitar.
A
Sebuah petualangan ilmiah, inovatif dan perjuangan hebat ditempuh segenap tim
Pecinta Alam Haliaster dalam kurun waktu panjang, hingga akhirnya menghasilkan
K
dokumentasi istimewa. Hal ini sangat perlu kita beri apresiasi yang setinggi‐
tingginya. Buku yang anda baca saat ini adalah bukti rekam jejak perjuangan para
A
petualang pembelajar, yang secara nyata menorehkan spirit keilmuan dan Insya
Allah bermanfaat. Bidikan kamera dalam setiap petualangan, kini telah mewujud
ET
menjadi karya monumental. Selain bernilai keilmuan juga tampil sebagai karya
seni mempesona.
Sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, buku ini memberi sumbangsih nyata
C
dalam konteks pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Aspek
pendidikan, dapat menjadi bahan referensi penting bidang ilmu terkait di seluruh
level pendidikan. Aspek penelitian, dapat memacu semangat para ilmuwan lebih
H
mendetailkan obyek sumber daya alam hayati. Aspek pengabdian, karya ini
potensial untuk berperan secara langsung memancing rasa kesadaran masyarakat
TO
Haliaster atas terbitnya buku ini. Semoga dapat menjadi jembatan penghubung
keilmuan dengan aspek kemanfaatan ke tengah masyarakat, sehingga tidak hanya
O
menjadi menara gading. Tetaplah semangat berjuang, semoga ini bukan akhir
puncak pendakian yang selesai di titik kepuasan semu. Karya‐karya monumental
C
lainnya senantiasa kita tunggu. Hari ini kita mulai dari Semarang Raya dengan
kajian Avifauna, Lepidoptera, dan Odonata, Insya Allah esok akan lebih banyak
lagi. Semangat berkarya untuk negeri di jalan ridho Illahi, karena kita semua para
petualang ilmu sejati. Undip, Undip jaya dan selalu di hati. Salam.
vii
KATA SAMBUTAN
Serangga adalah salah satu misteri alam yang menyimpan begitu banyak cerita
kehidupan. Dari cara hidupnya, bentuk tubuhnya, sampai keberagaman jenisnya,
kita tidak pernah akan mampu menguak semua misteri alam terkait serangga.
Saat ini telah dideskripsikan kurang lebih satu juta spesies serangga di dunia,
N
namun demikian, masih banyak lagi serangga yang belum ditemukan.
Kemampuan hidupnya pada berbagai jenis habitat, dari padang pasir hingga
A
daerah kutub, menunjukkan keberhasilan golongan ini dalam beradapatasi di
berbagai cuaca dan lingkungan.
K
Diantara sekian misteri dalam dunia serangga, ada sekelompok serangga yang
A
termasuk dalam bangsa (ordo) Lepidoptera yang telah mencuri perhatian
manusia sejak jaman prasejarah. Lepidoptera, berasal dari kata lepidos (sisik) dan
ET
pteron (sayap). Bangsa ini dicirikan oleh adanya sayap yang bersisik yang dapat
memantulkan warna beranekaragam. Dalam bahasa awam, bangsa Lepidoptera
ini dikenal sebagai kupu kupu, yang aktif pagi/siang hari dan ngengat, yang
C
umumnya aktif malam hari.
Keindahan kupu‐kupu sudah terkenal sejak jaman dulu dan telah banyak
H
sangat penting sebagai penyerbuk misalnya penyerbuk pada anggrek. Selain itu
banyak lagi tumbuhan lain yang sangat tergantung pada kupu‐kupu dan ngengat
untuk penyerbukannya. Tanpa kehadiran mereka, maka proses pembuahan pada
tanaman tidak akan terjadi, dan akibatnya akan fatal bagi produksi pertanian.
Di Indonesia saat ini telah tercatat kurang lebih 12.000 jenis Lepidoptera. Jumlah
ini merepresentasikan sebagian kecil (+ 0.07%) dari total Lepidoptera di dunia.
viii
Kupu‐kupu di Indonesia yang telah dideskripsikan ada sekitar + 2000 spp. Diduga
masih banyak lagi jenis‐jenis yang belum dideskripsikan di Indonesia, dan masih
menunggu untuk ditemukan. Oleh karena itu setiap kegiatan yang dapat
menemukan dan mendata jenis‐jenis serta menjelaskan deskripsi serta distribusi
N
kupu‐kupu dan ngengat, sangat dibutuhkan.
A
Kami dari Perhimpunan Entomologi Indonesia menyambut dengan gembira usaha
yang telah dibangun oleh Haliaster, Pecinta Alam Biologi, Universitas Diponegoro
K
untuk berupaya membangun basis data dari jenis‐jenis Lepidoptera yang ada
disekitar Semarang. Informasi yang dihasilkan oleh komunitas pecinta satwa
A
merupakan kekayaan pengetahuan yang sangat penting yang dapat menambah
khasanah pengetahuan mengenai kekayaan Insekta, khususnya Lepidoptera di
ET
Semarang. Langkah ini adalah langkah pertama dalam usaha menyebarkan
informasi tentang keanekaragaman kupu‐kupu di Semarang untuk khalayak yang
lebih luas, bahkan ke tingkat nasional. Kelompok Pecinta Alam Biologi, Haliaster
telah menggunakan kupu‐kupu sebagai salah satu jendela untuk menguak misteri
C
serangga. Usaha, ketekunan dan semangat Haliaster, Pecinta Alam Biologi sebagai
generasi muda harus senantiasa dipupuk dan dipertahankan, karena melalui
kecintaan inilah lingkungan kita dapat terjaga dengan baik.
H
Haliaster, Pecinta Alam Biologi, kepada Departemen Biologi, Fakultas Sains dan
Matematika, dan Universitas Diponegoro yang telah melahirkan generasi muda
yang memiliki kecintaan terhadap keanekaragaman hayati serangga Indonesia.
Mencintai serangga adalah langkah awal dalam usaha memahami dan mecintai
N
alam nusantara. Banyak sekali kekayaan hayati Indonesia yang belum dipelajari,
dan perlu diselamatkan sebelum mengalami kepunahan. Usaha ini memerlukan
O
kerjasama dari semua pihak, dan tidak dapat dikerjakan sendiri. Buku ini
merupakan bukti kepedulian dari generasi muda pada kekayaan hayati Indonesia.
C
Semoga dengan lahirnya buku ini, maka kepedulian akan lingkungan dan kekayaan
alam Indonesia akan semakin kuat berada pada generasi muda Indonesia.
ix
SEKAPUR SIRIH
Pecinta Alam Haliaster, Departemen Biologi, FSM, Universitas Diponegoro, mulai
intensif melaksanakan kegiatan pendataan biodiversitas sejak awal 2006. Setelah
burung, selanjutnya diteruskan dengan bidang‐bidang lain termasuk kupu‐kupu.
Wilayah kajiannya berada di kawasan Semarang Raya, yang mencakup Kota
N
Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Demak.
A
Kegiatan pendataan biodiversitas itu sendiri sebagai aktivitas awal yang sangat
penting, dan dapat menjadi dasar kegiatan konservasi selanjutnya. Data yang
K
diperoleh dari suatu kegiatan tidak akan banyak memberi manfaat, jika hanya
menjadi laporan yang tersimpan sebagai arsip. Informasi akan berguna jika dapat
A
diakses oleh berbagai pihak yang membutuhkan.
ET
Berdasar latar belakang tersebut, maka Pecinta Alam Haliaster juga berupaya
menyebarkan informasi hasil pendataan biodiversitas kupu‐kupu wilayah
Semarang Raya. Pada mulanya, data ditampilkan secara digital dalam bentuk situs
C
internet: Semarang Lepidoptera Web. Setelah berjalannya waktu, mulai muncul
pemikiran untuk menyajikan dalam bentuk buku cetak. Buku ini sendiri
merupakan salah satu dari seri buku biodiversitas Semarang Raya.
H
Buku ini pada dasarnya ditujukan untuk pihak‐pihak yang secara khusus
TO
Beberapa informasi disajikan dalam buku ini. Fokus utamanya adalah peta
O
sebaran jenis di kawasan Semarang Raya. Data yang tersaji memang belum
semuanya mencakup secara keseluruhan. Hal ini disebabkan luasnya wilayah,
C
x
Klasifikasi kupu‐kupu yang dipakai dalam buku ini diupayakan mengikuti sistem
yang terbaru. Pengetahuan klasifikasi selalu berkembang, sehingga mungkin akan
tetap ada sedikit perbedaan dalam buku ini saat diterbitkan. Pada bagian akhir
buku kami sajikan daftar jenis kupu‐kupu beserta keterangan perubahan
N
klasifikasinya. Meskipun buku ini menggunakan judul lepidoptera, namun
mengingat jumlah jenis yang sangat banyak, maka untuk edisi ini penyajiannya
A
dibatasi hanya dari kelompok kupu‐kupu (Rhopalocera) saja.
K
Nama lokal Indonesia untuk kupu‐kupu bisa dikatakan masih sangat minim.
Jikapun ada, lebih cenderung pada jenis‐jenis yang terkait sebagai hama, serta
A
mengacu pada nama larvanya. Di luar Indonesia, peran peneliti, naturalis, atau
masyarakat dalam memberi nama lokal (asing) sudah cukup lama ada dan sangat
ET
biasa. Berdasar pertimbangan teknis, penyusun memutuskan menggunakan nama
lokal asing untuk sementara waktu. Apabila dikemudian hari sudah dapat
dikembangkan dan disepakati nama‐nama lokal Indonesia, akan diadopsi pula.
C
Sebagaimana lazimnya informasi yang sifatnya selalu dinamis, maka buku ini juga
demikian. Informasi terkait dengan kupu‐kupu di wilayah Semarang Raya dapat
H
kemungkinan buku ini akan dikembangkan lebih baik dikemudian hari. Oleh
karenanya, kami dengan segala kerendahan hati menerima segala kritik, saran,
masukan dan sumbangan informasi, untuk menjadikan buku Lepidoptera
Semarang Raya, Atlas Biodiversitas Kupu‐kupu di Kawasan Semarang menjadi
N
lebih baik.
O
Semoga sumbangsih kecil dari kami dapat bermanfaat bagi masyarakat Semarang
Raya pada khususnya, dan dunia pengetahuan tentang kupu‐kupu Indonesia pada
C
umumnya.
Salam Lestari
Penyusun
xi
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat‐Nya sehingga penerbitan buku
Lepidoptera Semarang Raya, sebagai bagian dari seri buku biodiversitas Semarang
akhirnya dapat terlaksana.
Buku ini mungkin akan sulit terwujud tanpa dukungan dari berbagai pihak dalam
N
beragam bentuk. Oleh karena itu, kami ucapkan banyak terimakasih kepada:
A
Segenap keluarga besar Haliaster, sejak angkatan I sebagai perintis, sampai
angkatan‐angkatan berikutnya puluhan tahun kemudian. Berkat merekalah dapat
K
terbentuk pondasi dasar, komitmen, soliditas, kapasitas pembelajaran, untuk
dapat berkarya dengan baik. Pihak kampus Universitas Diponegoro, khususnya
A
Laboratorium Ekologi dan Biosistematik, Departemen Biologi, yang telah banyak
memberi kemudahan dan fasilitas untuk kegiatan kami.
ET
Semua guru kami, untuk asupan pengetahuan dan pencerahan. Keluarga kami,
yang telah rela selama ini sering terambil waktunya.
C
Imam Taufiqurrahman, yang sudah berbagi referensi identifikasi, saat kami mulai
awal belajar kupu‐kupu. Teman‐teman bioders FOBI untuk rintisan belajar tentang
kupu‐kupu Indonesia. Rekan‐rekan grup kupu Indonesia dan para pemerhati
H
Ibu Prof. Dr. Ir. Damayanti Buchori, M.Sc ‐ Perhimpunan Entomologi Indonesia,
atas kesediaan meluangkan waktunya untuk menyunting dan memberi banyak
masukan untuk naskah buku ini.
Ibu Djunijanti Peggie, M.Sc., Ph.D ‐ Pusat Penelitian Biologi LIPI, atas karya‐
N
buku ini. Para pihak donatur, sponsor dan tim penerbitan, berkat segala upayanya
dalam membantu penerbitan buku ini.
C
Akhir kata, sekali lagi kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah banyak memberi dukungan, yang tidak dapat kami sebutkan satu per
satu. Tak ada yang dapat kami berikan sebagai balas jasa, semoga alam dan
pencipta‐Nya yang akan memberikan balasan.
Penyusun
xii
SEMARANG RAYA
Wilayah
Hewan dan tumbuhan memang tidak mengenal batas administratif dan politis.
Pola distribusi mahluk hidup secara alamiah lebih terkait dengan tipe habitat.
Namun demikian, untuk memudahkan kajian serta pengelolaan, penggunaan
N
batasan buatan manusia sudah cukup lazim.
A
Semarang Raya mencakup wilayah yang dahulu dikenal sebagai Karesidenan
Semarang, di Provinsi Jawa Tengah. Wilayah yang populer dengan plat H sebagai
K
kode kendaraan bermotor. Saat ini, wilayah tersebut terdiri dari Kota Semarang,
Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Kendal, dan Kota Salatiga.
A
ET
C
H
TO
N
O
C
1
Tata Guna Lahan dan Habitat
Kawasan Semarang Raya memiliki berbagai tipe tata guna lahan dan habitat.
Lahan terbangun, pertanian, perkebunan, dan lahan basah merupakan tipe yang
dijumpai di semua wilayah. Habitat hutan secara resmi tidak dijumpai di wilayah
Kota Salatiga. Hutan lindung dan Cagar Alam, hanya ada di Kabupaten Kendal dan
Kabupaten Semarang. Kabupaten Demak, Kabupaten Kendal, dan Kota Semarang
yang berada di pesisir, semuanya memiliki habitat pantai.
(Diolah dari data BPS Kota, Kabupaten, Provinsi; Dinas Kehutanan; Dinas Pusdataru)
N
Wilayah: 328.036 ha
A
Kota Semarang: 37.367 ha Lahan Terbangun:
Kab. Kendal: 1 00.227 ha 65.1 54 ha (20%)
K
Kab. Demak: 89.743 ha
Kab. Semarang: 95.021 ha
Kota Salatiga: 5.678 ha
A
Pertanian: 1 74.823 ha (53%)
ET Perkebunan: 1 4.779 ha (5%)
C
H
TO
- Waduk Jatibarang
C
Hutan: 35.697 ha (1 1 %)
Hutan Lindung: 6.552 ha (2%) Elevasi: 0-2700 m dpl
Cagar Alam: 45 ha (0,01 %) - G. Ungaran
- CA Pagerwunung Darupono - G. Merbabu
- CA Gebugan - G. Telomoyo
- CA Sepakung - G. Prau
2
KUPU-KUPU DAN SEMARANG RAYA
Mengenal Kupu‐Kupu
Dari ribuan jenis serangga yang ada di bumi, ada satu kelompok yang hampir
semua orang mengerti, yaitu kupu‐kupu. Mereka mengenalnya sebagai hewan
N
terbang yang cantik dan berwarna‐warni. Padahal, banyak juga kupu‐kupu yang
hanya berwarna kusam, gelap, mirip dengan daun kering atau rerumputan.
A
Berdasarkan klasifikasinya, kupu‐kupu merupakan golongan serangga yang
K
termasuk ke dalam ordo Lepidoptera. Kata asing tersebut berasal dari nama latin
yang merupakan penciri dari bangsa ini. Lepidos, yang berarti sisik, sedangkan
A
pteron, yang artinya sayap. Maka, Lepidoptera merupakan kelompok serangga
yang mempunyai sayap bersisik. Sisik‐sisik ini tersusun rapi menyerupai susunan
ET
genteng, yang memberikan corak dan warna pada sayapnya. Secara umum,
sebutan kupu‐kupu (Rhopalocera) disematkan untuk kelompok Lepidoptera yang
beraktifitas pada siang hari (diurnal). Sementara itu, kelompok yang aktif pada
C
malam hari (nokturnal) biasa disebut sebagai kupu‐kupu malam atau ngengat
(Heterocera).
H
Kupu‐kupu aktif pada siang hari untuk mencari nektar pada bunga‐bunga yang
mekar, dan beraktivitas lain seperti terbang, kawin dan puddling (menyerap
TO
mineral diatas lumpur atau tanah yang basah). Kupu‐kupu membutuhkan panas
cahaya, walaupun beberapa jenis lebih menyukai area bertajuk atau redup. Hal
tersebut karena mereka termasuk
hewan berdarah dingin (poikilotermal),
N
3
Bagian Tubuh Kupu‐Kupu
Tubuh kupu‐kupu dewasa terdiri dari tiga bagian yang jelas, yaitu kepala, toraks
(dada) dan abdomen (perut). Kepala Kupu‐kupu memiliki sepasang sungut
(antena) yang berbentuk filamen panjang dengan ujung membesar; sepasang
mata majemuk (compound eyes) besar, terdiri dari mata faset (ommatidia) dan
mata tunggal (oselus); sepasang labial palpi, dan yang terakhir, alat isap (probosis)
berupa pipa fleksibel panjang yang dapat menggulung.
N
Toraks kupu‐kupu terbagi menjadi tiga ruas yaitu protoraks, mesotoraks dan
A
metatoraks. Disetiap ruas terdapat sepasang tungkai. Bagian tungkai kupu‐kupu
terdiri dari sembilan ruas yaitu koksa, trokanter, femur, tibia dan lima tarsus yang
K
ujungnya terdapat cakar. Pada toraks juga terdapat sekumpulan otot yang
digunakan untuk pergerakan dan terbang. Sayap pertama di ruas mesotoraks dan
A
sayap kedua di ruas metatoraks.
abdomen.
C
Pasangan sayap pertama kupu‐kupu berukuran lebih besar daripada sayap kedua.
Kedua pasangan sayap tersebut diselimuti oleh sisik‐sisik, begitu juga dengan
abdomen. Sisik tersebut memberikan corak dan warna. Warna tersebut dapat
digunakan untuk berkomunikasi, mimikri dengan jenis lainnya, dan kamuflase dari
musuh. Warna yang muncul karena terjadi pemantulan cahaya pada struktur
permukaan sisik (ada yang bergerigi, berlubang kecil maupun bergelombang)
(Peggie, 2014)
4
Ukuran tubuh, bentuk dasar sayap, dan warna, secara sederhana dapat digunakan
sebagai penciri identifikasi. Namun, untuk pertimbangan ketelitian terutama pada
beberapa jenis yang sangat mirip, diperlukan pemahaman lebih lanjut bagian
komponen sayap. Pada sayap terlihat ada rusuk‐rusuk yang biasa disebut dengan
vena. Setiap kelompok takson Lepidoptera memiliki pola venasi masing‐masing
yang khas. Meskipun demikian, ada bagian‐bagian utama yang dapat digunakan
sebagai acuan dasar. Venasi sayap dibedakan berdasar letak dan lokasinya, yaitu
subkosta (Sc), radius (R), median (M), kubitus (Cu) dan anal (A).
N
Disamping sistem venasi, ada bagian sayap yang juga membantu untuk ciri
A
pengenal. Area sayap secara umum terbagi menjadi lima bagian, dari pangkal
sayap ke tepi bagian luar. Bagian tersebut meliputi basal, diskal, pascadiskal,
K
submarginal dan marginal. Sisi tepi sayap kupu‐kupu dapat dibedakan menjadi
beberapa bagian. Kosta, berada di sepanjang tepi depan kedua sayap. Apikal,
A
yaitu bagian tepi sudut atas. Tornus, pada sudut bawah kedua sayap.
ET
C
H
TO
N
O
C
Skema dasar
bagian sayap dan
sistem venasi
kupu‐kupu
5
Siklus Hidup Kupu‐Kupu
N
diletakkan juga bervariasi, seperti beberapa jenis meletakkan telur sebanyak 30
butir, bahkan ada yang meletakkan telur hingga 200 butir tergantung dari tiap
A
masing‐masing suku.
K
Larva atau ulat
merupakan fase yang
A
aktif makan dan
tumbuh. Larva punya
bentuk dasar silindris
ET
yang terdiri atas
kepala, toraks dan
abdomen. Pada kepala
C
terdapat mata dan
mulut. Mulut ulat
merupakan tipe
H
penggigit dan
pengunyah. Ada tiga
TO
sampai enam
abdomen. Serta
O
Tahap perkembangan ulat biasanya terjadi sebanyak 4‐5 instar (fase), ditandai
dengan pergantian kulit (ekdisis). Setelah melewati berbagai instar maka ulat akan
memasuki fase pupa atau kepompong, dengan mendekati ranting, bawah daun
atau substrat lainnya. Setelah metamorfosisnya sempurna, akan keluar menjadi
imago. Imago merupakan individu dewasa, yang tugas pokoknya adalah kawin.
Setelah kawin, individu betina akan bertelur sebagai kelanjutan siklus hidupnya.
6
Klasifikasi Kupu‐kupu
Papilionidae
Kebanyakan ukurannya besar. Warna dasar
N
sayap umumnya hitam dan putih. Beberapa
jenis memiliki sayap belakang berekor, yang
A
merupakan perpanjangan dari tornus.
Beberapa anggotanya bersifat polimorfik,
K
adanya dua atau lebih varian genetik (morf)
dalam satu spesies. Selain itu, banyak yang
A
memiliki perbedaan pola sayap jantan dan
betina (dimorfisme seksual).
ET
Pieridae
C
Ukurannya bervariasi, dari kecil sampai
sedang. Warna dasar sayap umumnya
kuning, putih dan jingga. Tidak punya
H
Nymphalidae
O
7
Lycaenidae
Berukuran kecil. Warna dasar sayap
putih, biru, ungu dan jingga, kadang
dengan bercak metalik, hitam atau putih.
Sering terlihat pada hari cerah dan
tempat terbuka. Beberapa anggotanya
N
bersimbiosis mutualistik dengan semut.
A
K
Riodinidae
A
Umumnya berukuran sedang. Warna
dasar sayap umumnya cokelat, dengan
ET
pola bercak seperti metalik saat terkena
cahaya. Seperti Lycaenidae, tungkai
depan tereduksi pada jantan. Pada sayap
belakang, kosta menebal sampai ujung
C
humeral. Vena humeral pendek.
H
TO
Hesperiidae
Berukuran kecil sampai sedang. Warna
dasar sayap cokelat dengan bercak putih
N
8
Habitat Kupu‐Kupu
Dimana sajakah kita dapat menemui kupu‐kupu? Mereka dapat dijumpai hampir
di semua tipe habitat. Mulai dari pesisir sampai daerah pegunungan; di daerah
urban, suburban, rural; di habitat alami maupun buatan; hutan dataran tinggi,
hutan dataran rendah, padang rumput, perkebunan, pertanian, taman. Pada
intinya, ada dua hal yang mendukung keberadaan kupu‐kupu, tanaman berbunga
dan tanaman inang. Tanaman berbunga menjadi sumber nektar untuk makanan
N
individu dewasa. Tanaman inang menyediakan makanan untuk ulat.
A
Variasi jenis tumbuhan yang ada di setiap habitat, akan berpengaruh terhadap
keragaman jenis kupu‐kupu. Secara umum, habitat yang floranya beragam akan
K
memiliki kupu‐kupu yang lebih beragam, demikian pula sebaliknya. Ada juga
beberapa kelompok kupu‐kupu yang berasosiasi dengan tumbuhan tertentu,
A
sehingga ada kemungkinan hanya akan dijumpai di habitat tertentu pula.
Kawasan Semarang Raya memiliki beragam tipe habitat dan tata guna lahan.
ET
Berdasarkan hasil pendataan yang cukup intensif, beberapa lokasi diketahui
merupakan habitat utama dan penting untuk kupu‐kupu.
C
H
TO
N
O
C
9
Hutan hujan pegunungan merupakan habitat kupu‐kupu yang keragamannya
paling kaya. Di Semarang Raya, habitat ini mencakup hutan di seputar Gunung
Ungaran. Beberapa lokasi utama diantaranya: Gonoharjo, Kalisidi, Semirang.
Beragamnya kupu‐kupu di daerah tersebut dipengaruhi keragaman flora hutan
yang ada. Beberapa jenis bahkan hanya dapat dijumpai di habitat hutan saja.
N
dataran rendah. Hutan kota Tinjomoyo
dan hutan wisata Penggaron,
A
merupakan contoh tipe habitat tersebut.
K
Selanjutnya adalah kawasan rural dan
suburban, seperti Tembalang,
A
Banyumanik, Gunungpati, Mijen, Kendal,
Ungaran, Ambarawa. Daerah‐daerah
tersebut tataguna lahannya didominasi
ET
perkebunan dan pertanian. Tanaman
budidaya yang bervariasi di habitat
tersebut mengundang banyak jenis
C
kupu‐kupu untuk hadir.
10
Atrophaneura aristolochiae Common Rose
Papilionidae
Distribusi lokal
Tembalang, Penggaron,
Kalisidi, Semirang.
Habitat
N
Hutan sekunder, kebun.
Status
A
Penetap.
Jumlah sedikit
K
dan frekuensi jarang.
Distribusi global
A
India, Cina, Jepang, Thailand,
Malaysia, Singapura, Filipina.
Sumatra, Jawa,
ET
Nusa Tenggara.
C
H
TO
Karakter
N
12
Graphium agamemnon Tailed Jay
Papilionidae
Distribusi lokal
Gunungpati, Tembalang, Tinjomoyo,
Gedawang, Penggaron,
Gonoharjo, Kalisidi, Banyuwindu,
N
Semirang, Rawa Pening.
Habitat
A
Kebun, suburban,
hutan primer sekunder.
K
Status
Penetap.
A
Jumlah sedang
dan frekuensi sering.
ET
Distribusi global
India, Cina, Thailand,
Malaysia, Filipina, Australia.
C
Sumatra, Kalimantan, Jawa,
Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku, Papua.
H
TO
Karakter
N
15
Graphium doson Common Jay
Papilionidae
Distribusi lokal
Kaliwungu, Tanjung Emas,
Tembalang, Tinjomoyo, Gonoharjo,
Semirang, Gedongsongo.
N
Habitat
Pesisir, mangrove, suburban,
A
kebun, hutan.
Status
K
Penetap.
Jumlah sedikit
A
dan frekuensi jarang.
Distribusi global
India, Jepang, Thailand,
ET
Malaysia, Filipina.
Sumatra, Kalimantan, Jawa,
C
Nusa Tenggara.
H
TO
Karakter
N
17
Lamproptera meges Green Dragontail
Papilionidae
Distribusi lokal
Kalisidi, Semirang, Jimbaran.
Habitat
Hutan primer sekunder.
N
Status
Penetap.
A
Jumlah sedikit
dan frekuensi jarang.
K
Distribusi global
India, Thailand,
A
Malaysia, Filipina.
Sumatra, Kalimantan, Jawa,
ET
Sulawesi.
C
H
TO
N
Karakter
Toraks dan abdomen hitam
O
19
Papilio demoleus Lime Butterfly
Papilionidae
Distribusi lokal
Kota, Tembalang, Tinjomoyo,
Penggaron, Gebugan.
Habitat
N
Pesisir, urban, suburban,
kebun, hutan sekunder.
A
Status
Penetap.
K
Jumlah sedikit
dan frekuensi jarang.
A
Distribusi global
India, Cina, Thailand,
ET
Malaysia, Filipina, Australia.
Sumatra, Kalimantan, Jawa,
Sulawesi, Nusa Tenggara,
C
Papua.
H
TO
Karakter
N
21
DAFTAR PUSTAKA
Common, I.F.B. & Waterhouse, D.F. 1972. Butterflies of Australia. Angus and
Robertson. Sydney.
Ecke, R.van. 1915. Contribution to the knowledge of the Javanese Ypthima‐species.
Zoologische Mededeelingen 1: 241‐245.
Hashimoto, K. & Yata, O. 2008. Comparative morphological study in the genus
Tirumala (Lepidoptera, Nymphalidae, Danainae): sexual isolation and PTPs.
N
Trans. Lepid. Soc. Japan 59 (4): 305‐311.
Hoi‐Sen, Y. 1984. Malaysian Butterflies ~ an introduction. Tropical Press Sdn.Bhd.
A
Kuala Lumpur.
Jong, R. de, & Treadaway, C.G. 1993. Notes on the genus Pirdana Distant, 1886
K
(Lepidoptera: Hesperiidae). Zool. Med. Leiden 67 (8): 127‐136.
Kamaludin, N. 2013. Keanekaragaman Anggota Ordo Lepidoptera di Wana Wisata
A
Gonoharjo, Limbangan, Kendal, Jawa Tengah. Skripsi. Jurusan Biologi,
Universitas Diponegoro. Semarang.
ET
Landman, W. 1999. Butterfly Encyclopedia. Rebo Productions. Netherlands.
Peggie, D. 2014. Mengenal Kupu‐kupu. Pandu Aksara Publishing. Jakarta.
Peggie, D. 2011. Precious and Protected Indonesian Butterflies. Kupu‐kupu
C
Indonesia yang Bernilai dan Dilindungi. Binamitra Megawarna. Jakarta.
Peggie, D. & Amir, M. Practical Guide to the Butterflies of Bogor Botanic Graden.
Panduan Praktis Kupu‐kupu di Kebun Raya Bogor. Puslit Biologi ‐ LIPI. Bogor.
H
Piepers, M.C. & Snellen, P.C.T. 1909. The Rhopalocera of Java. Pieridae. Martinus
Nijhoff. The Hague.
Piepers, M.C. & Snellen, P.C.T. 1910. The Rhopalocera of Java. Hesperidae.
Martinus Nijhoff. The Hague.
N
Piepers, M.C. & Snellen, P.C.T. 1913. The Rhopalocera of Java. Danaidae,
Satyridae, Ragadidae, Elymnidae. Martinus Nijhoff. The Hague.
O
Piepers, M.C. & Snellen, P.C.T. 1918. The Rhopalocera of Java. Erycinidae,
Lycaenidae. Martinus Nijhoff. The Hague.
C
261
Tan, H. & Khoon, K.S. 2012. Caterpilars of Singapore's Butterflies. National Park
Board. Singapore.
Uemura, Y. & Monastyrskii, A.L. 2004. A Revisional Catalogue of the genus
Ypthima Hubner (Lepidoptera : Satyridae) from Vietnam. Bull. Kitakyushu Mus.
Nat. Hist. Hum. Hist., Ser. A, 2 : 17‐45.
Vane‐Wright, R.I. & de Jong, R. 2003. The Butterflies of Sulawesi: annotated
checklist for a critical island fauna. Zoologische Verhandelingen 343: 3–267.
Vane‐Wright, R.I. & Gaonkar, H. 2006. The Arhopala butterflies described by
N
Fabricius: A. centaurus is from Java, A. democritus from Phuket (Lepidoptera:
Lycaenidae). Entomological Science 9:295‐311.
A
Wei, C.H., Lohman, D.J., Peggie, D., Yen, S.H. 2017. An illustrated checklist of the
genus Elymnias Hübner, 1818 (Nymphalidae, Satyrinae). ZooKeys 676: 47‐152.
K
Yata, O. 1991. A Revision of the Old World Species of the Genus Eurema Hubner
(Lepidoptera, Pieridae). Bull. Kitakyushu Mas. Nat. Hisl., 10: 1‐51.
A
ET
C
H
TO
N
O
C
262
Daftar Jenis Kupu-Kupu di Kawasan Semarang
No Nama Jenis Nama Lokal
N Papilionidae ‐ Papilioninae N
1 Atrophaneura aristolochiae Common Rose
2 Atrophaneura nox Malayan Batwing
3 Atrophaneura sycorax Whitehead Batwing
N
4 Graphium agamemnon Tailed Jay
5 Graphium antiphates Fivebar Swordtail
6 Graphium doson Common Jay
A
7 Graphium sarpedon Common Bluebottle
8 Lamproptera meges Green Dragontail
K
9 Losaria coon Common Clubtail
10 Papilio demoleus Lime Butterfly
A
11 Papilio demolion Banded Swallowtail
12 Papilio helenus
ET Red Helen
13 Papilio memnon Great Mormon
14 Papilio paris Paris Peacock
15 Papilio peranthus Swift Peacock
16 Papilio polytes Common Mormon
C
17 Troides helena Common Birdwing
Pieridae ‐ Coliadinae
18 Catopsilia pomona Lemon Emigrant
H
Pieridae ‐ Pierinae
28 Appias nero Orange Albatross
29 Chocolate Albatross
C
Appias olferna
30 Appias pandione Banded Puffin
31 Appias paulina Ceylon Lesser Albatross
32 Cepora iudith Orange Gull
33 Cepora nerissa Common Gull
34 Delias belisama Jezebel
35 Delias crithoe Jezebel
36 Delias hyparete Painted Jezebel
263
No Nama Jenis Nama Lokal
N
Nymphalidae ‐ Apaturinae
44 Helcyra hemina White Emperor
A
45 Rohana parisatis Black Prince
Nymphalidae ‐ Biblidinae
K
46 Ariadne ariadne Angled Castor
47 Ariadne specularia Banded Castor
Nymphalidae ‐ Charaxinae
A
48 Charaxes harmodius Rajah
49 Polyura athamas Common Nawab
50 Polyura delphis
ET Jewelled Nawab
51 Polyura hebe Plain Nawab
52 Polyura schreiber Blue Nawab
Nymphalidae ‐ Cyrestinae
C
53 Amnosia decora ‐
54 Chersonesia rahria Wawy Maplet
55 Cyrestis lutea Little Map‐wing
H
264
No Nama Jenis Nama Lokal
N
79 Cupha erymanthis Rustic
80 Phalantha phalantha Common Leopard
A
Nymphalidae ‐ Libytheinae
81 Libythea myrrha Club Beak
K
Nymphalidae ‐ Limenitidinae
82 Athyma larymna Great Sergeant
83 Athyma nefte Colour Sergeant
A
84 Athyma perius Common Sergeant
85 Athyma selenophora Staff Sergeant
86 Dophla evelina
ET Red‐spot Duke
87 Euthalia aconthea Common Baron
88 Euthalia adonia Green Baron
89 Euthalia monina Powdered Baron
C
90 Lebadea alankara Knight
91 Moduza procris Commander
92 Neptis hylas Common Sailer
H
Nymphalidae ‐ Morphinae
102 Amathusia phidippus Palmking
C
265
No Nama Jenis Nama Lokal
N
116 Kallima paralekta Indian Leaf
117 Symbrenthia anna Jester
A
118 Symbrenthia hypselis Himalayan Jester
119 Symbrenthia lilaea Common Jester
K
120 Vagrans egista Vagrant
121 Vanessa cardui Painted Lady
122 Yoma sabina Australian Lurcher
A
Nymphalidae ‐ Satyrinae
123 Elymnias dara Palmfly
124 Elymnias hypermnestra
ET Common Palmfly
125 Elymnias nesaea Tiger Palmfly
126 Elymnias panthera Tawny Palmfly
127 Lethe confusa Banded Treebrown
C
128 Lethe europa Bamboo Treebrown
129 Lethe mantara Treebrown
130 Lethe minerva Treebrown
H
266
No Nama Jenis Nama Lokal
N
153 Castalius rosimon Common Pierrot
154 Catochrysops strabo Forget‐me‐not
A
155 Catopyrops ancyra Felder's Lineblue
156 Catopyrops rita Lineblue
K
157 Celastrina lavendularis Plain Hedge Blue
158 Cupido lacturnus 1 Tailed Cupid
159 Discolampa ethion Banded Blue Pierrot
A
160 Euchrysops cnejus Gram Blue
161 Ionolyce helicon Pointed Lineblue
162 Jamides alecto
ET Metallic Cerulean
163 Jamides celeno White Cerulean
164 Jamides philatus Burmese Caerulean
165 Jamides pura White Cerulean
C
166 Lampides boeticus Pea Blue
167 Leptotes plinius Zebra Blue
168 Luthrodes pandava 2 Plains Cupid
H
Lycaenidae ‐ Poritinae
178 Poritia erycinoides Blue Gem
C
Lycaenidae ‐ Theclinae
179 Amblypodia anita Leaf Blue
180 Arhopala eumolphus Green Oakblue
181 Arhopala centaurus Centaur Oakblue
182 Arhopala pseudomuta Raffles's Oakblue
183 Chliaria othona Orchid Tit
184 Cigaritis vulcanus 3 Common Silverline
267
No Nama Jenis Nama Lokal
N
192 Rapala dieneces Scarlet Flash
193 Rapala iarbus Common Red Flash
A
194 Rapala pheretima Copper Flash
195 Rapala suffusa Suffused Flash
K
196 Remelana jangala Chocolate Royal
197 Sinthusa malika Spotted Spark
198 Surendra florimel Steely Acacia Blue
A
199 Surendra vivarna Acacia Blue
200 Tajuria cippus Peacock Royal
201 Zeltus amasa
ET Fluffy Tit
Riodinidae
202 Zemeros flegyas Punchinello
Hesperiidae ‐ Coeliadinae
C
203 Bibasis etelka 4 Great Orange Awlet
204 Bibasis sena Orange‐tail Awl
205 Choaspes subcaudata Awlking
H
Hesperiidae ‐ Hesperiinae
208 Aeromachus dubius Dingy Scrub‐Hopper
209 Ampittia dioscorides Common Bush Hopper
210 Ancistroides nigrita Chocolate Demon
N
268
No Nama Jenis Nama Lokal
N
230 Potantus omaha Lesser Dart
231 Potantus trachala Detached Dart
A
232 Psolos fuligo Dusky Partwing
233 Suada swerga Grass Bob
K
234 Suastus gremius Indian Palm Bob
235 Taractrocera archias Yellow Grass Dart
236 Taractrocera nigrolimbata Grass Dart
A
237 Telicota colon Common Palm Dart
238 Udaspes folus Grass Demon
239 Unkana ambasa
ET Hoary Palmer
Hesperiidae ‐ Pyrginae
240 Celaenorrhinus leucocera Common Spotted Flat
241 Celaenorrhinus ruficornis Tamil Spotted Flat
C
242 Gerosis limax Black and White Flat
243 Mooreana trichoneura Yellow Flat
244 Odontoptilum angulata Chestnut Angle
H
269
Indeks Jenis
A Banded Ace 228
Acacia Blue 211 Banded Blue Pierrot 172
Acraea issoria 85 Banded Castor 58
Acraea violae 86 Banded Demon 234
Acytolepis puspa 160 Banded Puffin 41
Aeromachus dubius 219 Banded Redeye 226
N
Agava Skipper 239 Banded Swallowtail 22
Allotinus unicolor 157 Banded Treebrown 138
Amathusia phidippus 113 Baron 112
A
Amblypodia anita 190 Bibasis etelka 214
Amnosia decora 64 Bibasis sena 215
K
Ampittia dioscorides 220 Bifid Plusblue 199
Ancistroides nigrita 221 Black and White Flat 253
A
Angled Castor 57 Black Prince 56
Anthene emolus 161
ET Blue Gem 190
Anthene licaenina 162 Blue Nawab 63
Apefly 160 Blue Pansy 126
Appias nero 39 Blue Tiger 83
Appias olferna 40 Blue‐banded King Crow 75
C
Appias pandione 41 Borbo cinnara 223
Appias paulina 42 Brown Soldier 124
Argynnis hyperbius 87 Burmese Caerulean 176
H
270
Charaxes harmodius 59 Common Palmfly 135
Chequered Lancer 240 Common Pierrot 165
Chersonesia rahria 65 Common Red Flash 205
Chestnut Angle 255 Common Redeye 232
Chliaria othona 194 Common Rose 12
Choaspes subcaudata 216 Common Sailer 103
Chocolate Albatross 40 Common Sergeant 95
Chocolate Demon 221 Common Silverline 196
Chocolate Grass Yellow 37 Common Snow Flat 258
N
Chocolate Pansy 125 Common Spotted Flat 251
Chocolate Royal 208 Common Three‐ring 154
A
Cigaritis vulcanus 195 Common Tiger 69
Ciliate Blue 162 Common Tiger 70
Cirrochroa clagia 89
K
Common Tit 200
Clipper 109 Common Wanderer 53
Club Beak 92 Copper Flash 206
A
Coconut Skipper 229 Cornelian 198
Colour Sergeant 94 Crow 72
Commander 102
ET
Cupha erymanthis 90
Common Awl 217 Cupido lacturnus 169
Common Baron 98 Cyrestis lutea 66
Common Birdwing 28 Cyrestis nivea 67
C
Common Bluebottle 18 D
Common Bush Hopper 220 Dacalana vidura 196
Common Bushbrown 146 Danaid Eggfly 120
H
Delias crithoe 46
Common Gull 44 Delias hyparete 47
Common Hedge Blue 161 Delias momea 48
C
271
Discophora sondaica 114 G
Doleschallia bisaltide 117 Gandaca harina 38
Dophla evelina 97 Gangara lebadea 226
Double‐branded Crow 78 Gangara thyrsis 227
Double‐spotted Lineblue 183 Gerosis limax 253
Double‐tufted Royal 197 Giant Redeye 227
Dusky Partwing 243 Gram Blue 171
Dwarf Crow 79 Graphium agamemnon 15
E Graphium antiphates 16
N
Elymnias dara 134 Graphium doson 17
Elymnias hypermnestra 135 Graphium sarpedon 18
A
Elymnias nesaea 136 Grass Bob 244
Elymnias panthera 137 Grass Dart 247
K
Erionota thrax 225 Grass Demon 249
Euchrysops cnejus 171 Great Brownie 159
Great Evening Brown 144
A
Euploea camaralzeman 71
Euploea climena 72 Great Mormon 24
Euploea core 73 Great Orange Awlet 214
ETGreat Orange Tip 51
Euploea eleusina 74
Euploea eunice 75 Great Sergeant 93
Euploea eyndhovii 76 Green Baron 99
Euploea mulciber 77 Green Dragontail 19
C
Euploea sylvester 78 Green Oakblue 192
Euploea tulliolus 79 Grey Glassy Tiger 80
Eurema andersonii 32 Grey Pansy 122
H
F Hesperiidae 214‐259
Falcate Oakblue 202 Hidari irava 229
Himalayan Jester 129
C
272
I Lineblue 168
Ideopsis juventa 80 Little Map‐wing 66
Indian Fritillary 87 Losaria coon 20
Indian Leaf 127 Loxura atymnus 201
Indian Palm Bob 245 Luthrodes pandava 179
Ionolyce helicon 172 Lycaenidae 156‐212
Iraota rochana 200 M
J Mahathala ameria 202
Jamides alecto 173 Malay Dartlet 236
N
Jamides celeno 174 Malayan Batwing 13
Jamides philatus 175 Malayan Crow 71
A
Jamides pura 176 Malayan Eggfly 118
Java Three‐ring 153 Malayan Five‐Ring 152
K
Jester 128 Malayan Lineblue 181
Jewelled Nawab 61 Malayan White Flat 257
A
Jezebel 45, 46, 48, 50 Matapa aria 232
Jungle Glory 116 Megisba malaya 180
Junonia almana 121 Melanitis leda 142
ET
Junonia atlites 122 Melanitis phedima 143
Junonia erigone 123 Melanitis zitenius 144
Junonia hedonia 124 Metallic Cerulean 174
Miletus symethus 158
C
Junonia iphita 125
Junonia orithya 126 Moduza procris 102
K Mooreana trichoneura 254
Mottled Emigrant 30
H
273
O Plain Nawab 62
Odontoptilum angulata 255 Plain Tiger 68
One‐spot Grass Yellow 32 Plains Cupid 180
Orange Albatross 39 Plastingia naga 240
Orange Emigrant 31 Pointed Ciliate Blue 163
Orange Gull 43 Pointed Lineblue 173
Orange Lacewing 88 Polyura athamas 60
Orange‐tail Awl 215 Polyura delphis 61
Orchid Tit 195 Polyura hebe 62
N
Oriens gola 235 Polyura schreiber 63
Oriens paragola 236 Poritia erycinoides 189
A
Orsotriaena medus 150 Potantus omaha 241
P Potantus trachala 242
Powdered Baron 100
K
Painted Jezebel 47
Painted Lady 132 Prioneris autothisbe 54
Prosotas dubiosa 184
A
Palm Redeye 225
Palmfly 134 Prosotas nora 185
Palmking 113 Pseudocoladenia dan 256
ET
Psolos fuligo 243
Pantoporia hordonia 108
Papilio demoleus 21 Psyche 52
Papilio demolion 22 Pugnacious Lancer 238
Punchinello 156
C
Papilio helenus 23
Papilio memnon 24 Purple Sapphire 157
Papilio paris 25 Purple Swift 224
Papilio peranthus 26 R
H
274
Scarlet Flash 204 Tirumala limniace 83
Seseria affinis 257 Tirumala septentrionis 84
Short‐banded Sailer 110 Tree Flitter 230
Sinthusa malika 208 Tree Yellow 38
Small Branded Swift 237 Treebrown 140, 141
Small Grass Yellow 34 Troides helena 28
Small Yellow Sailer 105 U
Spalgis epius 159 Udara akasa 186
Spotless Grass Yellow 36 Udaspes folus 249
N
Spotted Spark 209 Ultra Snow Flat 259
Staff Sergeant 96 Unkana ambasa 250
A
Steely Acacia Blue 210
Straight Line Map‐wing 67 V
Straight Pierrot 164 Vagrans egista 131
K
Striped Black Crow 76 Vagrant 131
Striped Blue Crow 77 Vanessa cardui 132
A
Suada swerga 244 Vollenhov's Crow 74
Suastus gremius 245 W
Suffused Flash 207
ET Wawy Maplet 65
Surendra florimel 209 White Cerulean 175
Surendra vivarna 210 White Cerulean 177
Swift Peacock 26 White Emperor 55
C
Symbrenthia anna 128 White Hedge Blue 187
Symbrenthia hypselis 129 Whitehead Batwing 14
Symbrenthia lilaea 130 Y
H
T Yamfly 203
Tagiades japetus 258 Yellow Coaster 85
TO
275
PROFIL PENYUSUN
Nanang Kamaludin, S.Si
N
Menekuni bidang biodiversitas, dengan
kajian utama lepidoptera.
Anggota Haliaster angkatan XIX tahun
A
2009.
K
nananghaliaster@yahoo.com
085700116980
A
Frendi Irawan, S.Si
ET
Cowok yang akrab disapa Apen ini,
lahir di Batang tahun 1992. Menamatkan
studinya di Jurusan Biologi UNDIP
C
Semarang.
Menekuni bidang biodiversitas, dengan
fokus pada odonata.
H
frendi311@gmail.com
085877967449
baskoro@yahoo.com
08122901996
277
PROFIL HALIASTER
Haliaster merupakan kelompok Pecinta Alam, secara resmi
berdiri sejak 27 Oktober 1989. Organisasinya bersifat semi
otonom dibawah Himpunan Mahasiswa Biologi, Departemen
Biologi, FSM, Universitas Diponegoro. Pecinta Alam Haliaster
berbeda dibanding kelompok lain, karena kegiatannya lebih
menekankan pada aktivitas ilmu pengetahuan dan
N
konservasi, daripada sekedar aktivitas fisik luar ruangan
seperti pada umumnya.
A
Haliaster memiliki visi: Menjadi pintu gerbang biodiversitas dan konservasi
wilayah Semarang. Misi yang diemban: Meningkatkan profesionalitas organisasi
K
pecinta alam yang berorientasi pada konservasi lingkungan.
A
Kegiatan yang dilaksanakan baik dari pihak sendiri maupun bekerjasama dengan
pihak lain. Program‐program yang sudah dan sedang berjalan diantaranya:
ET
•Pelatihan Birdwatching 1990‐
sekarang.
•Asian Waterbird Census (AWC)
C
1995‐sekarang.
•Monitoring Serak Jawa (Tyto
alba) 2005‐sekarang.
H
•Pendataan Biodiversitas
Tembalang 2005‐sekarang.
•Pendataan Biodiversitas
TO
Semarang 2005‐sekarang.
•Monitoring Migrasi Burung
Pemangsa (Raptor) 2006‐
sekarang.
N
278
View publication stats