Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

EFEKTIFITAS Trichoderma sp DAN FUNGISIDA PROPINEB DALAM

PENGENDALIAN PENYAKIT KARAT (Puccinia allii) PADA BAWANG


DAUN DI DESA SINSINGON KECAMATAN PASSI TIMUR KABUPATEN
BOLAANG MONGONDOW

EFFECTIVENESS OF Trichoderma sp AND PROPINEB FUNGICIDES IN THE


CONTROL OF RUST DISEASE (Puccinia allii) ON LEEKS IN SINSINGON
VILLAGE, PASSI TIMUR DISTRICT, BOLAANG MONGONDOW REGENCY

Fikka Caecillia Sajangbati1, Berty H. Assa2, Robert William Tairas2


1
Mahasiswa S1 Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado.
2
Dosen Pengajar Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sam
Ratulangi Manado

ABSTRACT

Leaf rust caused by Puccinia allii is one of the many diseases that attack on
agricultural crops (horticultural crops). The existence of this disease can cause
various plant organs to become damaged, especially in leaf organs which are the
target of a pandemic from the spread of the leaf rust disease. One of the
microorganisms that can be used to suppress plant diseases is Trichoderma spp. The
purpose of this study was to determine the ability of Trichoderma sp and the use of
propineb fungicide in controlling rust fungus on leeks in Sinsingon Village, Passi
Timur District, Bolaang Mongondow Regency.

This research was conducted at the Laboratory of the Indonesian Center for
Food Crops and Horticulture Research (BPTPH) and then continued in Sinsingon
Village, Passi Timur District, Bolaang Mongondow Regency. Field research was
arranged in a Randomized Block Design with 4 treatments that were repeated 6 times.
The treatments were: A. Control, B. Trichoderma was applied to leaves, C.
Trichoderma was applied to soil, D. Propineb fungicide. What was observed was the
percentage of attacks. Observations were made before being given treatment,
treatment is done once a week after the first observation. The results showed (1)
Microorganisms antagonist Trichoderma sp. effective in controlling P. allii leaf rust
disease.

Keywords: leaf rust disease, Trichoderma sp, fungicide, leeks, P.allii.

ABSTRAK

Penyakit karat daun yang disebabkan oleh Puccinia allii merupakan salah satu
dari sekian banyak penyakit yang menyerang pada tanaman budidaya pertanian
(tanaman hortikultura). Dengan adanya penyakit tersebut dapat menyebabkan
berbagai organ tanaman menjadi rusak, terutama pada organ daun yang menjadi
sasaran pandemi dari penyebaran penyakit karat daun tersebut. Salah satu
mikroorganisme yang dapat digunakan untuk menekan penyakit tanaman adalah
Trichoderma spp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan
Trichoderma sp dan penggunaan fungisida propineb dalam mengendalikan jamur
penyakit karat pada bawang daun di Desa Sinsingon, Kecamatan Passi Timur,
Kabupaten Bolaang Mongondow.

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Pangan


dan Hortikultura (BPTPH) Sulawesi Utara kemudian dilanjutkan di Desa Sinsingon
Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolaang Mongondow. Penelitian lapangan
disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan 4 perlakuan yang diulang
sebanyak 6 kali.Perlakuannya: A. Kontrol, B.Trichoderma diaplikasi ke daun,
C.Trichoderma diaplikasi ke tanah, D. Fungisida propineb. Hal yang diamati adalah
persentase serangan. Pengamatan dilakukan sebelum diberikan perlakuan, perlakuan
dilakukan seminggu sekali setelah pengamatan pertama. Hasil penelitian menunjukan
(1) Mikroorganisme antagonis Trichoderma sp. efektif dalam mengendalikan
penyakit karat daun P. allii.

Kata kunci: penyakit karat daun, Trichoderma sp, fungisida, bawang daun,
P.allii.
PENDAHULUAN menyebabkan berbagai organ tanaman

Bawang Daun (Allium fistulosum L) menjadi rusak, terutama pada organ daun

adalah salah satu jenis tanaman sayuran yang menjadi sasaran pandemi dari

yang berpotensi dikembangkan secara penyebaran penyakit karat daun tersebut.

intensif dan komersial. Pemasaran produksi Kerusakan yang signifikan disebabkan oleh

bawang daun segar tidak hanya untuk pasar karat pada tanaman Allium di seluruh dunia

dalam negeri melainkan juga pasar luar termasuk bawang, bawang putih, dan daun

negeri. Jenis bawang yang di ekspor ke bawang. ( Lupin,Hellier, and Dugan s..)

Singapura dan Belanda adalah bawang prei. Salah satu mikroorganisme yang

Permintaan bawang daun akan semakin dapat digunakan untuk menekan penyakit

meningkat seiring dengan meningkatnya tanaman adalah Trichoderma spp. Jamur

laju pertumbuhan penduduk. Peningkatan Trichoderma spp diketahui efektif dalam

permintaan terutama berasal dari menekan beberapa patogen tanaman seperti

perusahaan mie instan yang menggunakan Armilaria mellea, Phytum sp, Phytopthora

bawang daun sebagai bumbu bahan sp, Rhizoctonia solani, Sclerotium rolfsii,

penyedap rasa (Sutrisna,2003 dalam dan Heterobasidium annosum ( Parker,

Jumadi,2014). 1985 dalam Murniasih, 2009).

Penyakit karat daun merupakan METODOLOGI PENELITIAN

salah satu dari sekian banyak penyakit yang


Tempat dan Waktu Penelitian
menyerang pada tanaman budidaya
Penelitian ini dilaksanakan di
pertanian (tanaman hortikultura). Dengan
Laboratorium Balai Penelitian Tanaman
adanya penyakit tersebut dapat
Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Sulawesi
Utara kemudian di lanjutkan di Desa C. Trichoderma sp diaplikasi ke tanah

Sinsingon Kecamatan Passi Timur (Siram).

Kabupaten Bolaang Mongondow. D. Fungisida propineb


Penelitian ini dilaksanakan selama bulan
Masing-masing perlakuan diulang
Juni-November 2019.
sebanyak enam kali.
Bahan dan Alat
Prosedur Kerja
Bahan dan alat yang digunakan
Persiapan Mikroorganism Antagonis
selama penelitian yaitu tanaman bawang
Perbanyakan Isolat Trichoderma sp
daun, Trichoderma sp, beras, plastik,
Isolat jamur yang digunakan berasal
spidol, hekter, aquades, alkohol 75%,
dari Balai Penelitian Tanaman Pangan dan
fungisida propineb, patok, label, sprayer,
Hortikultura (BPTPH) Sulawesi Utara.
kamera, scalpel, autoclave, rak kultur,
Jamur Trichoderma sp diperbanyak dengan
laminar air flow, sendok
menggunakan media beras. Langkah
Metode Penelitian
pembuatannya sebagai berikut: beras
Penelitian ini dilakukan dengan
direndam selama 1 malam kemudian dicuci
menggunakan metode Rancangan Acak
bersih dan kering anginkan, setelah itu
Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan yaitu :
masukkan kedalam kantong plastik yang
A. Tanpa Perlakuan mikroorganisme
sebanyak 100 gram. Kukus dalam
antagonis (Kontrol).
autoclave. Setelah dingin masukkan biakan
B. Trichoderma sp diaplikasi ke daun jamur Trichoderma sp. untuk
(Semprot). mencampurkannya hingga rata aduk-aduk

kantong plastik yang berisi Trichoderma sp


hingga menjadi homogen. Kegiatan mana yang tidak pada tanaman bawang

perbanyakan jamur Trichoderma sp daun.

dilakukan didalam laminar air flow Aplikasi Mikroorganisme Antagonis dan


sehingga mengurangi kontaminasi. Setelah Fungisida Propineb
itu letakkan di atas rak kultur. Mikrooganisme antagonis
Persiapan di Lapangan diinfestasikan ke daun (semprot) maupun
Pada penelitian ini dalam persiapan ke tanah (siram) dengan dosis Trichoderma
di lapangan mulai dari pembersihan atau sp 200 gram per 5 L air, sementara untuk
sanitasi lahan dari gulma di dalam atau fungisida propineb diaplikasikan ke
disekitar lahan. Bedengan untuk media tanaman dengan dosis 1-2 sendok makan
pertanaman dibuat dengan ukuran lebar per 16 liter air dengan interval 1 minggu
bedengan 1 – 1,2 m, tinggi bedengan 20 – sekali. Pengamatan dilakukan setiap 1
30 cm, dan panjang bedengan disesuaikan minggu setelah perlakuan.
dengan kondisi kebun. Jarak tanam tanaman Parameter Pengamatan
bawang daun 7 cm sedangkan jarak antara Parameter pengamatan selama
bedengan 50 cm. Pemberian label pada penelitian dilaksanakan yaitu :
setiap petak tanaman yang diberi perlakuan 1. Gejala penyakit jamur P.allii
untuk dengan menggunakan patok yang 2. Kemampuan jamur Trichoderma sp
ditandai dengan spidol untuk dalam mengendalikan jamur P. allii
mempermudah dalam membedakan 3. Kemampuan fungisida propineb
tanaman yang mendapatkan perlakuan dan dalam mengendalikan jamur P. allii
Setiap parameter dihitung/ukur pada saat satu tanaman. Dalam tiap perlakuan diambil

melakukan pengamatan yaitu setiap 1 20 tanaman sebagai sempel untuk diamati.

minggu sekali. Persentase serangan Pemberian perlakuan pada tanaman


diperoleh berdasarkan perbandingan antara dilakukan pada sore hari, dilakukan dalam
jumlah tanaman yang terserang penyakit bentuk disemprot ke daun dan disiram ke
pada tiap perlakuan terhadap seluruh tanah. Pengamatan dilakukan sebelum
tanaman yang diamati pada tiap perlakuan. diberikan perlakuan. Perlakuan dilakukan
Perhitungan persentase penyakit ditujukan seminggu sekali setelah pengamatan
untuk penyakit yang bersifat sistemik atau pertama.
merusak seluruh bagian tanaman. Menurut
Analisis Data
Sudarma (2011), rumus persentase penyakit
Data yang diperoleh dianalisis
sebagai berikut :
dengan Analisis Sidik Ragam, apabila
𝛼
𝑃 = 𝑥 100%
𝑁 signifikan maka akan dilanjutkan dengan

Keterangan : uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf

P = Persentase serangan (%) 5%.

a = Jumlah daun yang terserang pada tiap


HASIL DAN PEMBAHASAN
perlakuan
Gejala Penyakit Karat Daun
N = Jumlah daun yang diamati pada tiap
Hasil pengamatan di lapang
perlakuan
menunjukkan bahwa tanaman bawang daun
Persentase serangan dihitung dari
terinfeksi oleh patogen P. allii dengan
perbandingan jumlah daun yang terserang
memperlihatkan gejala penguningan daun
dengan jumlah daun keseluruhan dalam
yang merata di lahan dan mengering, serta
ditemukan adanya pustul-pustul berwarna uredinium yang tidak dikelilingi asesori

cokelat kekuningan. Jika terjadi serangan (parafisis) dan ornamentasi permukaan

berat, karat akan menyebar ke semua sporanya berupa duri yang lembut

permukaan daun. Pengamatan secara (ekilunet) maka berdasarkan kunci

mikroskopis menggunakan handheld digital identifikasi Hiratsuka dan Sato (1982)

microscope (Dino-Lite AM 2111 Basic, cendawan karat yang ditemukan menyerang

AnMo Electronic Co. Taiwan) terlihat bawang daun ini termasuk genus Puccinia

secara jelas pustul-pustul tersebut adalah (Widodo et al. 2017).

uredinium berisi urediniospora. Konfirmasi Menurut Henderson (2004) spesies

dari irisan tipis menunjukkan adanya yang menyerang bawang daun (A.

uredinium dengan urediniospora berwarna fistulosum) dan spesies Allium yang lain

cokelat kekuningan didalamnya.(Widodo,et adalah P. allii Rud. Menurut Pusat

al 2017). Karantina Pertanian (1998) penyakit karat

ini kadang-kadang ditemukan pada

pertanaman bawang putih di Sumatera,

Jawa dan Bali, tetapi sejauh ini belum ada

publikasi ilmiah resmi di Indonesia yang

menunjukkan hal tersebut. Sejauh

Gambar 2: Gejala penyakit dan tanda patogen pengamatan yang telah dilakukan oleh
karat pada bawang daun.

Urediniospora berbentuk membulat Klinik Tanaman Departemen Proteksi

sampai lonjong dengan ukuran 11.96-17.93 Tanaman, IPB penyakit tersebut belum

× 10.03 – 13.98 μm. Jika dilihat dari pernah ditemukan dilapangan sebelumnya.

Sementara itu menurut petani di Kabupaten


Minahasa Selatan keberadaan penyakit Tabel 1 menunjukan pengamatan

karat ini pada bawang daun baru dialami pada 4 minggu setelah tanam, persentase

pada tahun 2016. serangan penyakit tinggi pada semua

Persentase Serangan perlakuan, efektivitas kemampuan

Pengamatan terhadap daun yang Trichoderma sp. dalam mengendalikan

terserang patogen penyebab penyakit penyakit belum terlihat. Hal ini terjadi

dilakukan setiap satu minggu sekali dan karena serangan penyakit karat yang tinggi

pengamatan dilakukan sebanyak 5 kali. ini sangat mungkin terjadi, karena

Selanjutnya dilakukan perhitungan urediniospora P. allii. sangat mudah

persentase serangan patogen tersebut dipencarkan oleh angin (Hill 1995) dan

dengan melihat dari hasil data yang penggunaan Trichoderma sp. dan fungisida

dilakukan selama 5 kali pengamatan. belum berdampak.

Data hasil penelitian penggunaan Pada umur tanaman 5 minggu

Trichoderma sp. dan fungisida propineb setelah tanam, penggunakan Trichoderma

dalam mengendalikan penyakit karat daun sp. belum menunjukkan pengaruh dalam

P. allii pada tanaman bawang daun di Desa mengendalikan penyakit P. allii, yang

Sinsingon Kecamatan Passi Timur, dapat terdapat perubahan hanya pada tanaman

dilihat pada tabel 1. yang tanpa perlakuan (kontrol). Hal ini

terjadi karena penggunaan Trichoderma sp.


Tabel 1. Rata-rata Persentase Serangan
pada pengamatan ini masih belum terlihat
Penyakit pada umur tanaman 4-8 Minggu
sehingga data persentase serangan masih
Setelah Tanam
belum menunjukkan perubahan yang
signifikan atau tidak memberikan pengaruh fungisida propineb (F), perlakukan

terhadap pengendalian penyakit. Trichoderma di daun (TD) tidak berbeda

Pada umur tanaman 6 minggu nyata dengan perlakuan fungisida propineb

setelah tanam ini mulai menunjukan (F), namun berbeda nyata dengan perlakuan

perubahan persentase serangan pada tiap Trichoderma sp. di tanah (TT). Pada umur

perlakuan. Persentase serangan ada yang tanaman ini, mulai terlihat bahwa tanpa

perlakuan/kontrol serangan meningkat dan


meningkat ada yang mengalami penurunan.
diikuti dengan perlakuan Trichoderma sp. di
Persentase penyakit yang paling tinggi
tanah (TT) yang mengalami penurunan
yaitu: kontrol sebesar 14.64%, dikuti
serangan dibandingkan dengan umur tanaman 4
Trichoderma sp. di tanah (TT) sebesar
-5 minggu setelah tanam dan juga terlihat
10.98 %, kemudian diikuti fungisida
bahwa perlakuan dengan Trichoderma sp. di
propineb (F) sebesar 10.91%, dan daun (TD) tingkat kemampuan serangan paling
persentase terendah adalah perlakuan rendah dibanding 3 perlakuan lainnya.

Trichoderma di daun (TD) yaitu sebesar


Pada umur tanaman 7 minggu setelah
10.84%. Kemampuan Trichoderma sp tanam sudah terlihat pengaruh dari penggunaan

sudah dapat terlihat efektivitas nya pada Trichoderma sp terhadap penyakit karat daun.

umur tanaman 6 minggu setelah tanam. Persentase penyakit karat daun yang paling

tinggi yaitu kontrol 15.51%, diikuti fungisida


Hasil uji BNT pada tabel 1, tingkat
propineb (F) 7.41 %, kemudian
serangan penyakit pada tanaman bawang
Trichoderma sp di tanah (TT) sebesar 6.61%,
daun menunjukan perbedaan nyata antara
dan persentase terendah adalah perlakuan
kontrol dan perlakuan Trichoderma sp. di
Trichoderma sp di daun (TD) yaitu sebesar
tanah (TT), Trichoderma di daun (TD) dan
ulangan 6.12%.
Hasil analisis uji BNT terhadap sudah semakin terlihat pengaruh dari

persentase serangan penyakit P. allii pada penggunaan Trichoderma sp terhadap

tanaman bawang daun menunjukan pengendalian penyakit karat daun, terlihat

perbedaan yang signifikan (berbeda nyata) pada setiap perlakuan. Persentase penyakit

antara tiap perlakuan dan juga sudah terlihat karat daun yang disebabkan oleh P. allii

pengaruh perlakuan menggunakan pada tanaman bawang daun yang paling

Trichoderma sp. maupun menggunakan tinggi terserang penyakit karat daun yaitu

fungisida propineb. Kemampuan kontrol 16.54%, dikuti Fungisida propineb

Trichoderma sp dalam mengendalikan (F) 5.02%, kemudian diikuti Trichoderma

penyakit karat daun P. allii terlihat pada sp di tanah (TT) sebesar 4.48%, dan

umur tanaman 7 minggu setelah tanam ini persentase terendah adalah perlakuan

sudah signifikan, perubahan yang paling Trichoderma sp di daun (TD) yaitu sebesar

jelas terlihat ada pada perlakuan dengan 4.16%.

menggunakan Trichoderma sp yang di Hasil uji BNT terhadap persentase


semprot ke daun. Pada umur tanaman ini, serangan penyakit P. allii pada tanaman
pengamatan ini juga terlihat menggunakan bawang daun menunjukan perbedaan yang
Trichoderma sp efektif dalam pertumbuhan signifikan (berbeda nyata) antara tiap
tanaman. perlakuan. Pada pengamatan ini juga sudah

Pada umur tanaman 8 minggu terlihat pengaruh perlakuan menggunakan

setelah tanam ini semakin terlihat efektifitas Trichoderma sp. maupun menggunakan

dalam penggunaan Trichoderma sp. Hasil fungisida propineb.

dapat dilihat pada lampiran 5. Pada tabel


Pengaruh penggunaan Trichoderma Trichoderma sp di tanah. P. allii dan

sp dalam mengendalikan penyakit P. allii Trichoderma sp. adalah sama-sama jamur,

terlihat jelas jika dibandingkan dengan dimana P.allii adalah jamur yang bersifat

umur tanaman 4 -7 minggu setelah tanam. patogen terhadap tanaman dan Trichoderma

Persentase serangan terlihat bahwa tanpa sp. adalah jamur yang bersifat antagonis

perlakuan serangan penyakit paling tinggi terhadap patogen pada tanaman (Yusuf,

diikuti dengan perlakuan menggunakan 2014).

fungisida propineb dan serangan terendah


Trichoderma sp. merupakan jamur
yaitu perlakuan dengan menggunakan
antagonis yang mampu menghambat
Trichoderma sp, dan yang lebih
perkembangan patogen melalui proses
berpengaruh dalam pengendalian penyakit
mikroparasitisme, antibiosis dan kompetisi
P. allii penggunaan Trichoderma sp di
(Istikorini, 2002).
daun.
Mikroorganisme antagonis berperan
Hasil ini menunjukkan bahwa
dalam menyediakan hara bagi tanaman
perlakuan Trichoderma sp efektif
melalui proses dekomposisi. Miselium dari
menghambat perkembangan jamur P. allii.
mikroorganisme antagonis Trichoderma sp.
dibandingkan dengan perlakuan
akan mempertahankan bagian akar tanah
menggunakan fungisida propineb, dan
sehingga akan membentuk struktur yang
tanpa perlakuan. Perlakuan Trichoderma sp.
remah (Hartal, 2010). Trichoderma spp.
di daun lebih berpengaruh untuk
adalah jamur saprofit tanah yang secara
pengendalian penyakit P. allii.,
alami merupakan parasite dan menyerang
dibandingkan dengan perlakuan
banyak jenis jamur penyebab penyakit
tanaman atau memiliki spectrum Indonesia 12(1) : 7 – 12.

pengendalian yang luas (Intan, 2013). http://repository.unib.ac.id/5/1/Vol1

2_1_Hartal_7_12.pdf. Diakses 03
Pada umur tanaman 7 minggu dan 8
Maret 2020
minggu setelah tanam, terlihat pertumbuhan
Henderson DM. 2004. The Rust of Fungi of
dari tanaman bawang daun itu sendiri pada
British Isles: A Guide to
perlakuan Trichoderma sp di tanah.
Identification by Their Host Plants.
Trichoderma sp. dapat menghambat
Kew-Surrey (UK): British
pertumbuhan beberapa jamur penyebab
Mycolocical Society.
penyakit tanaman. Di samping kemampuan
Hill JP. 1995. Rust. Di dalam: Schwartz
sebagai pengendali hayati, Trichoderma sp.
HF, Mohan SK, editor.
memberikan pengaruh positif terhadap
Compendium of Onion and Garlic
perakaran tanaman, pertumbuhan tanaman,
Disease. St Paul-Minnesota (US):
hasil produksi tanaman. Sifat ini
APS Pr. Hlm 24-25
menandakan bahwa juga Trichoderma sp.
Intan B, Budi S., dan Hananto. 2013.
berperan sebagai Plant Growth Enhancer.
“Mekanisme Antagonisme
(Herlina, 2009).
Trichoderma spp. Terhadap
DAFTAR PUSTAKA
Beberapa Patogen Tular Tanah”.
Hartal. Misnawaty. Budi, I. 2010.
Jurnal Warta Perkaretan 2013,
“Efektivitas Trichoderma sp. Dan
32(2), 74-82.
Gliocladium sp. dalam Pengendalian
Istikorini, Y. 2002. “Pengendalian Penyakit
Layu Fusarium Pada Tanaman
Tumbuhan Yang Secara Hayati
Krisan”. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Ekologis dan berkelanjutan”.
https://abumutsanna.files.wordpress. Penting yang Dilaporkan Telah

com/2008/09/pengendalian- Terdapat di Dalam Wilayah

penyakit-tumbuhan-secara-hayati- Republik Indonesia. Jakarta (ID):

yang-ekologis-dan- Pusat Karantina Pertanian.

berkelanjutan.doc. Diakses 03 Maret S. L. Lupien, B. C. Hellier, and F. M.

2020 Dugan, USDA-ARS Western

Jumadi. 2014. Pengembangan Budidaya Regional Plant Introduction Station,

Bawang Daun (Allium fistulosom Washington State University,

L.) di Lahan Gambut Menggunakan Pullman 99164 First Report of

Pupuk Organik Cair (Skripsi). Onion Rust Caused by Puccinia allii

Pekanbaru: Fakultas Pertanian dan on Allium pskemense and A.

Peternakan Universitas Islam Negeri altaicum”

Sultan Syarif Kasim Riau. Sudarma, I.M. 2011. Epidemiologi Penyakit

Murniasih, Y. 2009. Pengaruh Aplikasi Tumbuhan : Monitoring, Pramalan

Tepung Kencur dan Kunyit dan Strategi Pengendalian (Buku

Terhadap Kemampuan Antagonis Ajar). Fak. Pertanian UNUD,

Trichoderma viridae Pers. Pada Denpasar. Hal. 45.

Phytophthora palmivora L. Widodo Widodo, Pamungkas Tri Giting,

Penyebab Busuk Buah Kakao Susetyo Hendry, Setiawan Antoni,

Secara In Vitro. Skripsi. Universitas Wowor. 2017. TEMUAN

Lampung. Bandar Lampung. 35 hlm PENYAKIT BARU Penyakit Karat

Pusat Karantina Pertanian. 1988. Daftar Bawang Daun yang Disebabkan

Organisme Pengganggu Tanaman


oleh Puccinia allii Rud. Vol 13, no.

1, hal 31-34.

Yusuf, S. Djatnika, E. Suhardi. 2014.

“Koleksi dan Karakterisasi

Mikoparasit Asal Karat Putih Pada

Krisan”. Jurnal Hortikultura 24 (1) :

56-64.

http://hortikultura.litbang.pertanian.

go.id/jurnal_pdf/241/8.%20Silvia%

20Yusuf.pdf. Diakses 03 Maret

2020.

You might also like