Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

International Journal of Research in Counseling and Education

Volume 00 Number 00 20XX


ISSN: Print 1412-9760 – Online 2541-5948
DOI: 10.24036/xxxxxxxxxxx-x-xx
Received Month DD, 20YY; Revised Month DD, 20YY; Accepted Month DD, 20yy
http://ppsfip.ppj.unp.ac.id

Pelaksanaan Peminatan di SMAN 3 Padang : Ditinjau dari Teori BK


Karir Trait and Factor dalam Upaya Mengembangkan Rencana
Pilihan Karir
Siti Fauziah1, A. Muri Yusuf2, Afdal3
1
Universitas Negeri Padang, Padang Indonesia
*Corresponding author, sitifauziah1412@yahoo.com

Abstract
Choosing a major is the beginning for students to plan a career for the future. In choosing majors, students
have different views on their career goals so that the way to realize all of them is different from one student to
another. The aim of the specialization program is not just to be oriented towards any academic program, but
further to the direction of students' career readiness so that students are more motivated and explore themselves
in the learning undertaken. Some limitations and flaws are found in organizing specialization programs at
SMAN 3 Padang, namely limitations in terms of the BK Teacher's side in the form of a limited number of BK
Teachers when conducting interviews, from the perspective of prospective learners in contrast to the placement
of specialization that is found to be less appropriate between learning outcomes in the Junior High School
Report Card with the National Examination score, causing problems when placement. In addition, the limited
availability of facilities and infrastructure that supports the smooth operation. Therefore BK requires
innovation and the right strategy so that specialization goals can be achieved for strengthening the career
preparation of students by using the theory of trait and factor.

Keywords: Career choice, Specialization, Career preparation, Trait and factor

Abstrak
Memilih jurusan merupakan awal bagi siswa untuk merencanakan karir demi masa depan. Dalam memilih
jurusan, siswa mempunyai pandangan-pandangan yang berbeda terhadap tujuan karirnya sehingga cara untuk
mewujudkan semua itu berbeda pula antara siswa satu dengan yang lainnya. Tujuan program peminatan tidak
hanya beorientasi ada program akademik saja, namun lebih jauh pada arah kesiapan karir siswa sehingga siswa
lebih termotivasi dan mengeksplorasi diri dalam pembelajaran yang dilakukan. Beberapa keterbatasan dan
kedala di temui dalam penyelenggaraan program peminatan di SMAN 3 Padang, yaitu keterbatasan dari segi
dari sisi Guru BK berupa keterbatasan Jumlah Guru BK dalam saat penyelenggaraan wawancara berlangsung,
dari sisi calon peserta didik bertolak belakangnya penempatan peminatan yang ditemui kurang sesuai antara
hasil belajar di Rapor SMP dengan nilai Ujian Nasional sehingga menimbulkan masalah saat penempatan.
Selain itu juga terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung kelancaran. Oleh karena itu BK
memerlukan inovasi dan strategi yang tepat agar tujuan peminatan dapat tercapai untuk pemantapan persiapan
karir peserta didik dengan menggunakan teori trait and factor.

Kata Kunci: Pilihan karir, Peminatan, Persiapan karir, Trait and factor

How to Cite: Fauziah S, Yusuf, A.M, Afdal. 2020. Pelaksanaan Peminatan di SMAN 3 Padang: Ditinjau dari
Teori BK Karir Trait and Factor dalam Upaya Mengembangkan Rencana Pilihan Karir. International Journal of
Research in Counseling and Education, VV (N): pp. XX-XX, DOI: 10.24036/XXXXXXXXXX-X-XX

This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0
Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction
in any medium, provided the original work is properly cited. ©2017 by author and Universitas
Negeri Padang.

Pendahuluan

1
International Journal of Research in Counseling and Education, Vol 1 No 1 2018 2

Manusia sebagai individu mengalami proses perkembangan.  individu yang baik adalah individu yang
memahami dan mampu melaksanakan tugas perkembangan sesuai tahapnya.  salah satu tahap perkembangan adalah
Individu memasuki masa dewasa yang memiliki tugas  salah satunya adalah bekerja atau Memiliki pekerjaan
sebagai wujud tanggung jawab.  Pada seorang  yang telah bekerja,  pada umumnya akan mendapatkan kepuasan atas
hasil usahanya.  terlebih apabila orang tersebut mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan
minatnya.  hal ini juga akan mempengaruhi pola kehidupan karena pendapatan dan jabatan yang dimiliki individu
dalam pekerjaannya (Winkel & Hastuti, 2013).  sejak remaja perlu diberikan wawasan karir yang cukup sehingga
ketika dewasa individu mampu memilih karir yang tepat untuk dirinya dalam menjalan jati diri dan mendapat
pekerjaan yang sesuai.
Sedangkan peminatan di Satuan pendidikan Menegah khususnya SMA/MA diarahkan pada arah peminatan
bidang akademik di level atau kelas di SMA, arah minat program studi Pendidikan Tinggi dan pengembangan
berorientasi pada arah pilihan karir (ABKIN, 2013). Sedangkan peminatan akademik merupakan program
kurikulum 2013 yang bertujuan mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didik, seperti kompetensi kognitif,
kompetensi sikap, dan kompetensi spiritual serta kompetensi psikomotor/keterampilan peserta didik sesuai potensi,
minat dan bakat yang dimilikinya dalam sekelompok mata pelajaran tertentu (Dirjen Pendidikan Menegah Atas
Kemdikbud RI, 2015). Jadi peminatan di SMA diharapkan mampu membawa dan mengarahkan peserta didik agar
cermat dan mampu mmemantapkan diri memasuki peminatan akademik yang diarahkan pada pendidikan lanjutan
atau pendidikan tinggi sebagai mana arah tujuan tamatan di tingkat SMA.
Pemilihan karir seringkali menjadi permasalahan yang sulit untuk dipecahkan bagi sebagian orang.  karena
berbagai faktor yang mendasari pemilihan karir,  individu sangat mungkin mengalami perubahan minat karir.  sejak
usia balita,  mulai masuk sekolah hingga pada akhirnya dirinya harus memilih karir yang pas dan realistis untuk
dirinya.
Individu yang sedang dalam proses pencarian jati diri  mendapat pertolongan berupa bimbingan bahkan
individu dapat melakukan konseling yang berkaitan dengan karirnya.  Konselor atau guru BK selayaknya  memiliki
kompetensi untuk memberikan layanan bantuan ini.  di sisi lain siswa sebagai individu juga tidak perlu sungkan
dalam meminta bantuan  dan pemilihan karir agar tidak terjadi salah pilih karir yang akan menghambat
berkembangnya potensi diri bahkan rasa frustasi.
Program peminatan di SMAN 3 Padang dilaksanakan sejak tahun ajaran 2014/2015 pada kelas X. Program
peminatan yang disediakan dalam bentuk pengelompokan peminatan akademik yaitu peminatan MIPA dan
peminatan IIS. Begitu juga Pada tahun ajaran 2016/2017, program peminatan terdiri dari dua program lintas minat
yang diawali sejak kelas X, namun saat memasuki kelas XI siswa dapat memilih salah satu dari lintas minat yang
diinginkan hingga sampai kelas XII.
Penyelenggaraan peminatan di SMAN 3 Padang disadari memiliki beberapa kendala, diantaranya: dari sisi
Guru BK berupa keterbatasan Jumlah Guru BK dalam saat penyelenggaraan wawancara berlangsung, dari sisi calon
peserta didik bertolak belakangnya penempatan peminatan yang ditemui kurang sesuai antara hasil belajar di Rapor
SMP dengan nilai Ujian Nasional sehingga menimbulkan masalah saat penempatan.
Permasalahan-permasalahan yang menjadi kendala dalam pelaksanaan Peminatan di SMAN 3 Padang sangat
perlu disikapi agar tidak terulang di tahun berikutnya. Oleh karena itu, perlu melakukan analisis kritis
penyelenggaraan peminatan ditinjau dari beberapa teori BK Karir sehingga dapat mengakomodir keputusan
peminatan. Jadi penulis merasa tertarik unuk membahas permasalahan Peminatan ditinjau dari Teori Trait and Factor
agar pelaksanaan peminatan mengalami perubahan yang lebih efektif lagi dan dapat dimplementasikan dalam upaya
mencapai kematangan persiapan karir yang optimal.
Ketidakmampuan membuat keputusan ini digambarkan dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi individu
ketika membuat keputusan karir. Kesulitan-kesulitan tersebut dapat berdampak pada sikap individu yang
menggantungkan pengambilan keputusan karir kepada orang lain, atau individu menghindar dari tugas membuat
keputusan karir (Muhajirin, 2017).
Banyak siswa memandang bahwa sekolah adalah sebagai salah satu pendidikan formal yang bertujuan untuk
mencapai cita-cita kearah pilihan karier. Namun ada juga siswa yang sekolah namun tidak bisa mengenal pilihan karir
yang akan di cita-citakan dan tidak bisa mempertimbangkan, menentukan, mengupayakan dan membuat.

Pembahasan

A. Pelaksanaan Program Pemintan di SMAN 3 Padang


Setelah penetapan Peminatan siswa beradasarkan program akademik, maka tugas besar guru BK yaitu
merencanakan program BK. Tentunya program BK yang dioperasionalisasi dalam bentuk bidang layanan
peminatan dan perencanaan individual. Sebaimana dalam Permen 111 tahun 2014, bahwa pelaksanaan layanan

Pelaksanaan Peminatan di SMAN 3 Padang: Ditinjau dari Teori BK Karir Trait and Factor dalam Upaya
Mengembangkan Rencana Pilihan Karir
Siti Fauziah, A. Muri Yusuf, Afdal 3

peminatan memiliki presentasi terbanyak sama dengan layanan dasar yaitu sebnyak 25-35% (Kemendikbud RI,
2014). Tataran teknis permen ini dioperasionalisasi dalam Pedoman Operasional Pelaksanaan Layanan BK di SMA
dimulai dari need assement tentang bidang layanan karir dan, program semesteran dan action plan kegiatan bidang
layanan karir dengan menyiapkan kegiatan dan materi yang sesuai deskripsi kebutuhan siswa terhadap karir
(Naharus Surur, 2018).
Pelaksanaan program Peminatan di SMAN 3 Padang dengan mengikuti beberapa alur (Dirjen Pendidikan
Menegah Atas Kemdikbud RI, 2015) sebagai berikut:
1. Guru BK memberikan blangko asesment peminatan ke bendahara sekolah
2. Mengumpulkan hasil asesment
3. Melakukan tes psikologis (bagi yg melaksanakan)
4. Melakukan kegiatan orientasi peminatan dg ortu siswa / meneta
5. Wawancara dengan siswa dan ortu dalam pengolahan peminatan
6. Menetapkan minat siswa
7. Penyesuaian Peminatan
8. Evaluasi dan tidak lanjut program peminatan
Asesment yang diberikan Guru BK berupa angket peminatan siswa, biodata siswa dan data keluarga.
Kemudian asesmen dihimpun kembali dengan hasil tes psikologi, daftar nilai rapor dari semester satu sampai
semester 6, nilai hasil ujian nasional, rekomendasi guru BK SMP dan data prestasi lainnya. Beb erapa data-data
tersebut direkap dan dilakkukan analisis oleh masing-masing guru BK dan kemudian dilakukan wawancara
terhadap calon peserta didik baru. Dari hasil analisis assesment dan wawancara dengan siswa, maka outputnya
berupa penetapan dimana peminatan siswa apakah di IIS atau di MIPA.
Pada pelaksanaan penyesuaian peminatan, guru BK memberikan orientasi ke kelas-kelas tentang gambaran
kurikulum peminatan dan arah pemintan terhadap proyeksi program studi ke perguruan tinggi dan sampai pada
dunia kerja dan profesi. Setelah itu respon dari penyesuain peminatan, berupa kemantapan peserta didik dari
penetapan pemintan yang ada, artinya peserta dididk sudah mantap untuk tetap sesuai hasil analisis pemintan.
Sebaliknya yang belum sesuai, maka peserta didik dipersilakan melapor melalui BK untuk pindah program
pemintan. Tentunya proses pindah dalam penyesuain pemintan ini diseseuiakan dengan kapasitas peserta didik per
kelas. Artinya apakah kelas itu cukup masih bisa menampung siswa. Penyesuaian peminatan ini dilakukan selama
tiga bulan pertama selambat-lambatnya, agar ketika siswa pindah dapat segera beradaptasi dengan masing-masing
mata pelajaran dan lingkungannya.
Evaluasi dilakukan diakhir semester pada setiap kelas sesuai dengan pembagian peserta didik asuh yang sudah
ditetapkan. Kemudian jika terjadi kekurangan dan masalah dalam evaluasi, maka perlu melakukan tindak lanjut,
agar terhindar dari masalah lain yang membawa kesulitan peserta didik dalam menjalankan program pemintan.
Pertimbangan perencanaan karirdilaksanakan karena ada bebeberapa masalah yang terjadi, yaitubanyak orang
tua yang beranggapan bahwa urusan persiapan dan perencanaan karir anak adalah urusan guru. Ada juga orangtua
yang berpendapat bahwa urusan mereka hanyalah mempersiapkan dari segi materi yang dibutuhkan anaknya dalam
usaha mempersiapkan atau merencanakan karir mereka masing-masing. Sedangkan urusan lain berkenaan dengan
pendidikan (termasuk perkembangan karir anak) sepenuhnya diserahkan kepada guru atau sekolah(Afdal, M.
Surya, 2018). Artinya dari permasalahan ini, ternyata peran Guru BK sangat strategids sebagai pelaksanan dalam
perncanaan karir siswa di tingkat SMA.
Pelaksanaan Peminatan tidak hanya beorientasi ada peminatan bidang akademik saja, tentunya harus
berorientasi pada pemantapan kmtanagn karir pada tahap pre occupation. Pada perkembnagan karir remaja di
SMAN 3 Padang, perkembangan karir terjadi pada tahap eksplorasi (Sharf, 1992)

B. Pelaksanaan Pemintan ditinjau dari Teori Trait and Factor

Pengertian Teori Trait and Faktor secara bahasa trait diartikan sebagi sifat, karakteristik seorang individu,
sedangkan faktor berarti tipe-tipe, syarat-syarat tertentu yang dimiliki (Zeni, 2016). Trait and factor merupakan
karakteristik dari individu tersebut dan factor merupakan tipe dan syarat tertentu yang dimiliki individu tersebut.
Trait dengan factor saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, apabila membahas trait otomatis ada factor
yang berhubungan dengan itu.
Menjelaskan bahwa pendekatan trait-factor menganggap kepribadian sebagai suatu sistem atau faktor yang
saling berkaitan satu dengan lainnya, seperti kecakapan, minat, dan sikap (Surya, P dalam Putra, 2015).

International Journal of Research in Counseling and Education, Open Access Journal: http://ppsfip.ppj.unp.ac.id
International Journal of Research in Counseling and Education, Vol 1 No 1 2018 4

Kepribadian seseorang juga menentukan kecapan, minat dan sikap seseorang terhadap suatu hal yang ia sukai,
termasuk pemilihan karir.
Trait berpusat biasanya dapat dilihat pada tingkah laku seseorang. Seseorang individu yang bersifat agresif
akan menunjukkan sikap agresifnya pada situasi yang provokatif sahaja. Manakala trait secondary tidak menjadi
fokus personaliti seseorang tetapi mula menonjol dalam situasi tertentu (Havighurst, n.d.). Trait inilah yang
menentukan agresif atau tidaknya individu tersebut dalam menampakkan keingian yang diinginkan seperti
pemilihan karir, pemilihan jurusan dan lainya.
Yang dimaksud dengan trait adalah suatu ciri yang khas bagi seseorang dalam berpikir, berperasaan, dan
berprilaku, seperti intelegensi (berpikir), iba hati (berperasaan), dan agresif (berprilaku). Ciri itu dianggap sebagai
suatu dimensi kepribadian, yang masing-masing membentuk suatu kontinum atau skala yang terentang dari sangat
tinggi sampai sangat rendah. (Polek et al., 2018).
Dalam hal ini, penggunaan layanan konseling trait and factor merupakan corak konseling yang menekankan
pada pemahaman diri melalui testing psikologis dan penerapan pemahaman itu dalam memecahkan beraneka
masalah yang dihadapi, terutama yang menyangkut pilihan program studi dan atau bidang pekerjaan (Winkel dalam
Rachmayanie, Sulistiyana, Sari, & Cintya, 2016). Konseling trait and factor ini digunakan apabila klien merasa
bingung dalam menentukan jurusan dan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakatnya dimilikinya,
kebingungan itu yang menjadi masalah dalam kehidupan klien sehingga konselor menerapkan trait and factor.
Bahwa tugas konseling trait and factor adalah membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami
dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan diri dengan
perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir. Konseling dilaksanakan dengan membantu individu untuk
memperbaiki kekurangan, ketidakmampuan dan keterbatasan diri; dan membantu pertumbuhan dan integrasi
kepribadian. Pada hubungan konseling, individu diharapkan mampu menghadapi, menjelaskan dan menyelesaikan
masalah-masalahnya (Sholihin, 2015). Dari penjelasan ini jelas bahwa tarit and factor membantu konseli
menyelesaikan masalah kebingungan yang dialaminya teruatama dalam menentukan karir dan untuk itu pula trait
and factor dapat membantu konseli dalam memperoleh kemajuan dalam hidupnya dengan cara mengajak konseli
mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya melalui testing psikologis dan pemahaman dalam memecahkan masalah
mengenai kebingungan dalam menentukan jurusan dan karir.
Konseling trait-factor dapat dideskripsikan adalah corak konseling yang menekankan pemahaman diri melalui
testing psikologis dan penerapan pemahaman itu dalam memecahkan baraneka problem yang dihadapi, terutama
yang menyangkut pilihan program studi/bidang pekerjaan (Mahfud, 2016)

C. Karakteristik Teori

Karakteristik klien dalam konseling trait and factor dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tidak dapat
memperbaiki kekurangan, ketidakmampuan, dan keterbatasan dirinya. 2. Pertumbuhan dan integrasi kepribadian
terhambat 3. Klien tidak mampu menghadapi, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalahnya (Tiarasani,
2012). Karakteristik trait and factor dalam penerapan bimbingan dan konseling adalah klien menjadi pusat
kekurangan yang tidak mampu memperbaiki suatu masalah yang sedang dialaminya, itu menjadi dasar penerapan
teori tarit and factor tersebut pada klien yang mengalami beberapa kekurangan dalam menyelesaikan masalahnya.
Yang dimaksud dengan trait adalah suatu ciri yang khas bagi seseorang dalam berpikir, berperasaan, dan
berprilaku, seperti intelegensi (berpikir), ibahati (berperasaan), dan agresif (berprilaku) (Diana, Sedanayasa, &
Suranata, 2014). Setiap individu mempunyai ciri yang khas dalam berfikir dan merasakan untuk menyelesaikan
masalah yang sedang dialami oleh individu tersebut. Adanya factor sebagai penyeimbang dari trait membuat
individu tersebut akan meningkatkan ciri khas individu dalam menyelesaikan masalahnya.
Konseling dilaksanakan bertujuan untuk memandirikan klien dalam mengambil keputusan dalam pemecahan
masalahnya serta membantu klien menerima pandangan dirinya sendiri.Trait-factor counseling (Adi, 2013)
bertujuan mengajak individu untuk berfikir mengenai dirinya serta mampu mengembangkan cara-cara yang
dilakukan agar dapat keluar dari masalah yang dihadapi. Oleh karena itu secara umum konseling trait and factor
bertujuan untuk membantu klien dalam klarifikasi diri (self clarification), pemahaman diri (self understanding),
penerimaan diri(self acceptance), pengarahan diri (self direction) dan aktualisasi diri (self actualization) (Tarsidi,
2007) (Yuliantari, Suranata, & Dharsana, 2014).
Dari beberapa penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa individu mempunyai beberapa tahap dalam
menyelesaikan masalah yang sedng dialaminya, berpijak pada asumsi yang telah diuraikan pendekatan trait and
factor ini diperkuat oleh konsep Frank Parsons (dalam Novitasari, 2013) menunjukkan tiga langkah yang harus
diikuti dalam pengambilan keputusan karier individu yaitu 1. Pemahaman yang jelas mengenai kemampuan otak,
bakat, minat, berbagai kelebihan dan kelemahannya, serta ciri-ciri yang lain. 2. Pengetahuan tentang keseluruhan

Pelaksanaan Peminatan di SMAN 3 Padang: Ditinjau dari Teori BK Karir Trait and Factor dalam Upaya
Mengembangkan Rencana Pilihan Karir
Siti Fauziah, A. Muri Yusuf, Afdal 5

persyaratan yang harus dipenuhi supaya dapat mencapai sukses dalam berbagai bidang pekerjaan, serta tentang
balas jasa dan kesempatan untuk maju dalam semua bidang pekerjaan itu. 3. Berpikir secara rasional mengenai
hubungan antara kedua kelompok diatas.

D. Kekuatan dan Kelemahan Teori

Keunggulan dari teori ini adalah membantu seseorang mengembangkan bakat sendiri dalam memilih kariernya
di masa akan datang. Sedangkan kelemahan dari teori ini adalah terlalu banyak pertimbangan yang ditekankan pada
data objektif, penggunaan dan keyakinan yang berlebihan terhadap data ini kurang dapat karena keterbatasan
reliabilitas validitas dan kelengkapan datanya (Dharsana dalam Santi, Suranata, & Dharsana, 2014). Kelebihan dan
kekurangan dalam penerapan trait and factor merupakan suatu perhatian yang harus di utamakan oleh guru
bimbingan dan konseling dalam menerapkan teori trait and factor, untuk menutupi kelemahan trair and factor guru
bimbingan dan konseling boleh menggunakan kegiatan pendukung bk atau penerapan taori lain yang mampu
melengkapi kelemahan dari penerapan taori trait and factor.
1. Kekuatannya  teori ini  diantara lain:
a. Teori ciri dan sifat menerapkan pendekatan ilmiah pada konseling .
b. Penekanan pada penggunaan data test objektif, membawa kepada upaya perbaikan dalam pengembangan
test dan penggunanya serta perbaikan dalam pengumpulan data lingkungan
c. Penekanan yang diberikan pada diagnos mengandung nama sabagai suatu perhatian terhadap masalah dan
sumbernya mengarahkan kepada upaya mengkreasian, teknik-teknik untuk mengatasinya
d. Penekanan pada aspek kognitif merupakan upaya menyeimbangkan pandangan lain yang lebih
menekankan afektif atau emosional .
2. Kelemahan tersebut itu adalah sebagai berikut:
a. Kurang diindahkan adanya pengaruh dari perasaan, keinginan, dambaan, aneka nilai budaya (Cultural
values) nilai kehidupan (Personal values) dan cita-cita hidup terhadap perkembangan jabatan serta pilihan
bidang studi/pekerjaan (Allik & McCrae, 2004) .
b. Dalam pengambilan keputusan menentukan pilihan tidak dibuat sekali, tetapi dibuat secara bertahap
berdasarkan berfikir rasional dan pertimbangan lainnya. Namun, banyak yang berfikir bahwa pilihan
jabatan/program studi terjadi sekali saja dan bersifat keputusan akhir (McCrae & Terracciano, 2005).
c. Kurang diperhatikan peranan keluarga dekat yang ikut mempengaruhi rangkaian pilihan anak dengan cara
mengungkapkan harapan, dambaan dan memberikan pertimbangan untung-rugi sambil menunjuk pada
tradisi keluarga, tuntutan ekonomi, dan kemampuan finansial (Pervin, 1994).
d. Kurang diperhitungkan perubahan dalam kehidupan masyarakat yang ikut memperluas/ membatasi jumlah
pilihan yang tersedia bagi seseorang (John & Srivastava, 1999).
e. Kurang disadari bahwa kualifikasi yang dituntut untuk mencapai sukses disuatu bidang pekerjaan/program
studi dapat berubah selama tahun-tahun yang akan datang (Wiggins, 1996).
f. Pola ciri kepribadian tertentu belum pasti sangat membatasi jumlah kesempatan yang terbuka bagi
seseorang.

Penutup
Pelaksanaan program pemintan berorientasi pada pilihan program peminatan akademik dan persiapan arah karir sesuai
minat, bakat dan potensi lainnya. Pelaksanaan Program Peminatan di SMAN 3 Padang sudah terselenggara sejak tahun
ajaran 2014/2015. Dalam pelaksanaannya diisadari memiliki keterbatasan dan kendala. Oleh karena itu memerlukan
inisiasai berupa strategi kreatif agar dapat mengakomodir minat karir siswa di masa depan. Pendekatan dan strategi
tersebut diimplementasikan dalam program BK tentunya pada bidang layanan peminatan dan perencanaan individu.
Banyak siswa yang cenderung terpengaruh oleh orang lain, tidak percaya diri, kurangnya pengetahuan tentang
pekerjaan yang diinginkan, terpaku pada satu pilihan, tidak mampu mengenali bakat dan minatnya, tidak mendapat
dukungan dari orang lain, tidak pasti dalam membuat pilihan, dan mengalami masalah berkenaan dengan pekerjaan
yang diinginkan. Sebaliknya banyak siswa dalam memilih jurusan tidak lagi terpengaruh oleh orang lain, penuh percaya
diri dalam membuat pilihan, sudah mempunyai pengetahuan tentang pekerjaan yang diinginkan, sudah mampu
mengenali bakat dan minatnya, mendapat dukungan dari orang lain, yakni dalam membuat pilihan, dan tidak
mengalami masalah berkenaan dengan pekerjaan yang diinginkan.

International Journal of Research in Counseling and Education, Open Access Journal: http://ppsfip.ppj.unp.ac.id
International Journal of Research in Counseling and Education, Vol 1 No 1 2018 6

References

Abkin. (2013). Bimbingan Dan Konseling. Panduan Khusus Bk Pelayanan Arah Peminatan Peserta Didik (1st Ed.).
Jakarta: Abkin.
Adi, K. J. (2013). Esensial Konseling: Pendekatan Traint And Factor Dan Client Centered. Penerbitgarudhawaca.
Afdal, M. Surya, S. Dan U. (2018). Jurnal Konseling Dan Pendidikan. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 2(3), 1–7.
Allik, J., & Mccrae, R. R. (2004). Toward A Geography Of Personality Traits: Patterns Of Profiles Across 36 Cultures.
Journal Of Cross-Cultural Psychology, 35(1), 13–28.
Diana, I. M. S., Sedanayasa, G., & Suranata, K. (2014). Penerapan Konseling Trait Dan Factor Untuk Memantapkan
Diri Dalam Pengambilan Keputusan Karir Pada Siswa Kelas Xi Ips Sma N 1 Tegallalang 2013/2014. Jurnal
Ilmiah Bimbingan Konseling Undiksha, 2(1).
Dirjen Pendidikan Menegah Atas Kemdikbud Ri. (2015). Model Penyelenggaraan Peminatan Di Sma ©2015. Jakarta.
John, O. P., & Srivastava, S. (1999). The Big Five Trait Taxonomy: History, Measurement, And Theoretical
Perspectives. Handbook Of Personality: Theory And Research, 2(1999), 102–138.
Kemendikbud Ri. (2014). Permendikbud Ri No. 111 Tahun 2014 Tentang Bk Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah. Jakarta, Republik Indonesia.
Mccrae, R. R., & Terracciano, A. (2005). Personality Profiles Of Cultures: Aggregate Personality Traits. Journal Of
Personality And Social Psychology, 89(3), 407.
Muhajirin, M. (2017). Efektivitas Konseling Karir Trait And Factor Untuk Mereduksi Kesulitan Membuat Keputusan
Karir. Journal Of Innovative Counseling: Theory, Practice, And Research, 1(1).
Naharus Surur. (2018). Pengelolaan Bimbingan & Konseling Di Sekolah. (Akur Sudianto, Ed.) (1st Ed.). Bogor: Graha
Cipta Media.
Novitasari, P. (2013). Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Cara Membuat Keputusan Karier Melalui Layanan
Informasi Karier Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Bumiayu Tahun Ajaran 2012/2013. Universitas Negeri
Semarang.
Pervin, L. A. (1994). A Critical Analysis Of Current Trait Theory. Psychological Inquiry, 5(2), 103–113.
Santi, D. E. P., Suranata, K., & Dharsana, I. K. (2014). Penerapan Konseling Karir Trait Dan Factor Dengan
Menggunakan Teknik Modeling Untuk Mengembangkan Rencana Pilihan Karir Siswa Kelas X Tpm 1 Smk
Negeri 3 Singaraja. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling Undiksha, 2(1).
Sharf, R. S. (1992). Applying Career Development Theory To Counseling. California: Publishing Company.
Tarsidi, D. (2007). Teori Perkembangan Karir. Artikel.[Online]. Tersediadi: Http://D-Tarsidi. Blogspot.
Com/200/100/10/Teori-Perkembangankarir. Html.
Tiarasani, N. G. (2012). Upaya Menurunkan Kecemasan Siswa Dalam Pemilihan Karier Melalui Konseling Trait And
Factor Pada Kelas Xi B Di Smk Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012. Universitas
Negeri Semarang.
Wiggins, J. S. (1996). The Five-Factor Model Of Personality: Theoretical Perspectives. Guilford Press.
Winkel, W. S., & Hastuti, M. S. (2013). Guidance And Counseling In Educational Institutions. Yogyakarta: The
Eternal Media.
Yuliantari, N. M., Suranata, K., & Dharsana, I. K. (2014). Penerapan Teori Karir Ginzberg Dengan Teknik Modeling
Untuk Meningkatkan Komitmen Karir Pada Siswa Kelas Xia Akuntansi Smk Negeri 1 Singaraja. Jurnal Ilmiah
Bimbingan Konseling, 2(1).

Pelaksanaan Peminatan di SMAN 3 Padang: Ditinjau dari Teori BK Karir Trait and Factor dalam Upaya
Mengembangkan Rencana Pilihan Karir

You might also like