Professional Documents
Culture Documents
Rancang Bangun Alat Pendeteksi Tingkat Kematangan Buah Durian Dengan Metode Naïve Bayes
Rancang Bangun Alat Pendeteksi Tingkat Kematangan Buah Durian Dengan Metode Naïve Bayes
net/publication/336675451
CITATIONS READS
0 482
2 authors, including:
Muhammad Irfan
University of Muhammadiyah Malang
17 PUBLICATIONS 30 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Muhammad Irfan on 20 October 2019.
Abstract
Often found durian fruit obtained from collectors is uncertain according to what the
seller wants because the amount and type are very much, in this case can make the seller will be
very difficult to choose the maturity level of durian fruit for resale. At this time to determine the
maturity level of the durian fruit, the seller only uses the sense of smell or only relies on
experience which certainly cannot guarantee that the choice will be right. For this season, we
need a system that can reduce the problem so that the level of maturity of the durian fruit will be
easier. In a previous study, electronic devices made using an arduino microcontroller obtained
input from the TGS sensor, input data alcohol content and air contaminant to be processed by
arduino using the fuzzy clustering method. And tesearchers now want to make observations and
develop the design of electronic devices for durian level maturity data from previous studies using
the naïve bayes method.
Keywords: Durian, TGS Sensor, and Naïve Bayes
Intisari
Buah durian memiliki bentuk atau ciri yang khas, yaitu adanya duri yang mengelilingi
seluruh bagian dari buah durian. Sehingga buah durian disebut sebagai raja dari segala buah
(King of Fruit). Karena jenis dan jumlah yang banyak, sering kita temukan durian dari pengepul
belum sesuai dengan yang diinginkan oleh penjual, sehingga untuk dijual kembali akan sangat
sulit. Dari indra penciuman lah penjual saat ini untuk bisa menentukan buah yang benar benar
matang. Dan untuk mengatasi masalah menentukan tingkat kematangan buah durian dibutuhkan
suatu sistem yang dapat mengurangi permasalahan tersebut. Peneliti saat ini ingin melakukan
observasi serta mengembangkan perancangan alat elektronik terhadap data tingkat kematangan
buah durian menggunakan sensor TGS sebagai indikasi utama untuk mendeteksi kadar alkohol
dan kontaminasi udara, dengan metode naïve bayes. Hasil percobaan pada alat ini menunjukkan
tingkat keberhasilan pendeteksian tingkat kematangan buah durian sebesar 100%
Kata kunci: Buah Durian, Sensor TGS, dan Naïve Bayes.
1. Pendahuluan
Di Indonesia durian ialah salah satu buah yang disukai, saat ini jenis durian sangat banyak tersebar di
Indonesia seperti jenis petruk, jenis mentega, jenis montong kani, dan jenis lainnya. Tanaman durian dapat
tumbuh dengan baik di tempat yang subur, tekstur tanahnya gembur dan tidak bercadas dengan kedalaman air 1
sampai 2 meter dan pH yang rendah. Ketinggian tanahnyaj antara 400 sampai 600 meter diatas permukaan air
laut, suhu antara 27 oC sampai 32 oC, kelembaban tanah antara 75 % sampai 80 % dan curah hujan lebih dari 100
mm perbulan [1].
Aroma pada buah durian merupakan ciri yang khas. Menurut[2] adalah manusia pertama yang berhasil
menemukan komponen utama pada buah durian yaitu volatil. Menurut mereka buah durian dari singapura
memiliki dua puluh lima struktur volatil yaitu tujuh struktur sulfur, dua belas esteralifatik, dua aldehid serta empat
alkohol, dan struktur utama yaitu etil 2 metil butanoat, etanol serta propan 1 ol, kalau durian Malaysia terdiri dari
struktur propan 1 tiol tapi tidak terdiri dari struktur tiol ester lainnya seperti durian dari singapura. Mereka
beranggapan bahwa etil 2 metil butanoat serta propan 1 tiol memiliki peran terhadap terbentuknya bau durian.
Menurut [3] hidrogen sulfida merupakan senyawa utama pada daging durian, etil hidrodisulfida, serta
dialkilpolisulfida, dan terutma (C2H5)2Sn, untuk n = 2 atau 3. Etil asetat, 1,1 dietoksi etana dan etil 2 metilbutanoat
menghasilkan aroma seperti aroma buah-buahan. Terbentuknya dialkil polisulfida dan alkil hidrodisulfida yaitu dari
hydrogen sulfida. Dan turunan dari hydrogen sulfida yaitu senyawa disulfida dan trisulfida. Pada minuman
beralkohol senyawa utamanya yaitu 1,1 dietoksietana, dan akan naik terus menerus dengan semakin lamanya
buah durian itu disimpan.
Pada penelitian sebelumnya, sistem alat elektronik yang dibuat menggunakan arduino sebagai
mikrokontroler. Data yang diperoleh dari sensor akan di olah oleh mikrokontroler menggunakan fuzzy clustering,
lalu hasilnya akan di tampilkan pada LCD, berupa data mentah, setengah matang, dan matang. Dan keberhasilan
sistem tersebut sebesar 80% dan tingkat kegagalan sebesar 20% [4].
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, peneliti saat ini ingin melakukan observasi terhadap data tingkat
kematangan buah durian dari penelitian sebelumnya serta mengembangkan alat pendeteksi tingkat kematngan
buah durian dengan menggunakan metode Naïve Bayes dan menggunakan sensor TGS 2620 dan sensor TGS 2600
sebagai indikasi utamanya [5]. Selain menggunakan sensor gas sebagai indikasi utama, peneliti menambahkan satu
buah sensor suhu (DHT11) sebagai pengkondisian terhadap sensor gas. Prsoses indentifikasi kematangan buah
dibagi menjadi tiga kelas yaitu, mentah, setengah matang, dan matang.
2. Tinjauan Pustaka
Teori dasar yang digunakan pada tinjauan pustaka kali ini yaitu mengacu pada jurnal-jurnal, buku,
referensi, dan buku.
2.1 Durian
Durian (Durio Zibethinus Murray), seperti dilihatkan pada Gambar 1, termasuk family bombaceae yang
berkerabat dekat dengan kapuk randu (Cuba Petndra). Durian tergolong buah-buahan yang sudah terkenal dan
banyak dibudidayakan di daerah tropis (Nurwamarhaeni et al., 1990). Durian merupakan tanaman yang
tumbuh liar di hutan Malaysia, Sumatra, serta pulau borneo (kalimantan) dan menyebar ke seluruh Nusantara,
Menyebar ke Birma melalui Thailand, Pakistan dan India.
Tanaman durian dapat tumbuh dengan baik di tempat yang subur, tekstur tanahnya gembur dan tidak
bercadas dengan kedalaman air 1 sampai 2 meter dan pH yang rendah. Ketinggian tanahnyaj antara 400 sampai
600 meter di atas permukaan laut, suhu berkisar antara 27 oC sampai 32 oC, kelembaban tanah antara 75 %
sampai 80 % dan curah hujan lebih dari 100 mm perbulan [1].
Jhohannes Simamora, M. Irfan, Lailis Syafaah (Rancang Bangun Alat Pendeteksi Tingkat Kematangan Buah Durian …)
ISSN: xxxx-xxxx AITEL 89
Vol. 1, No. 2, Hal: 87 – 95
Bau yang dihasilkan ketiga klon juga berbeda, karena kandungan senyawa sulfur ketiga klon berkisar
dari 3,31% hingga 13,92%. [8]. Hasil penelitian [8] pada tiga verietas durian Indonesia memperlihatkan bahwa
dengan lima kali dilusi teridentifikasi 43 komponen yang berkontribusi pada flavor durian dan 24 diantaranya
adalah senyawa sulfur, sedangkan dengan 50 kali dilusi teridentifikasi 17 komponen flavor dengan 11
diantaranya adalah senyawa sulfur.
Senyawa 3,5-dimetil-1,2,4-tritiolan dilaporkan memberikan bau durian yang kuat, ini berdasarakan
beberapa senywa bersulfur yang teridentifikasi pada durian [7]. Hal ini sejalan dengan penelitian [6] yang juga
melaporkan kalau 2 isomer senyawa 3,5-dimetil-1,2,4tritiolan sebagai struktur sulfur yang penting pada durian
[8].
3. Perancangan Sistem
Perancangan Sistem ini meliputi 2 sistem, yaitu sistem perancangan perangkat keras (hardware) dan
sistem perangkat lunak (software). Perancangan hardware meliputi pembuatan alat seperti membuat wadah dan
merakit semua komponen pendukung menjadi satu bagian. Perancangan software meliputi pembuatan alur sistem
alat, pembuatan algoritma Naïve Bayes, pembuatan program pembacaan sensor, LCD, arduino uno, dan lain-lain.
Alur penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir Gambar 2.
Gambar 2 merupakan alur proses sistem mendeteksi kematangan buah durian dimulai dari proses
inisialisasi awal persiapan alat hingga kondisi akhir dari alat menemukan keluaran kondisi tingkat kematangan
buah durian. Sensor 1 (TGS 2620) berfungsi untuk mendeteksi kadar alkohol (C2H6O), sensor 2 (TGS 2600)
berfungsi untuk mendeteksi kontaminasi udara yang ada di dalam wadah, dan sensor 3 (DHT11) berfungsi untuk
mendeteksi suhu dan kelembaban didalam wadah. Pertama, Start menandakan sebuah sistem mulai berjalan.
Kedua, inisialisasi pembacaan nilai awal sensor TGS dan sensor DHT11. Ketiga, pembacaan nilai sensor 1 dan
sensor 2 untuk memastikan nilai kondisi awal sensor gas di dalam wadah sebelum di masukkan buah durian.
Keempat, memasukkan buah durian yang akan dilakukan percobaan ke dalam wadah. Apabila buah durian
menyentuh limit switch, maka fan akan menyala selama proses percobaan berlangsung yang fungsinya untuk
mengarahkan aroma atau bau durian ke arah sensor secara langsung dan menjaga suhu yang ada di dalam wadah
agar tidak terlalu panas. Kelima, pembacaan sensor 1 dan sensor 2 terhadap buah durian yang telah dimasukkan
ke dalam wadah untuk mendapatkan nilainya, kemudian proses ADC. Keenam, nilai ADC yang didapat pada buah
durian akan masuk ke proses Naïve Bayes. Proses ini nantinya yang akan menentukan buah durian masuk ke dalam
pengelompokan atau klasifikasi dalam kondisi mentah, setengah matang, dan matang.
Jhohannes Simamora, M. Irfan, Lailis Syafaah (Rancang Bangun Alat Pendeteksi Tingkat Kematangan Buah Durian …)
90 AITEL ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 1, No. 2, Hal: 87 – 95
Mekanik alat yang digunakan terbuat oleh bahan plastik yang telah dirancang dalam perakitan alat ini.
Alat didesain sebaik mungkin agar semua perangkat elektroni dapat dipasang dan bekerja, dimulai dari skema
mikrokontroler, sensor TGS, LCD 20x4, power supply 12 volt, fan DC 12 volt, dan limit switch.
Pada Gambar 3.2 memberikan gambaran garis besar proses kerja pada alat yang dibuat, mulai dari data
nilai input yang diperoleh melalui sensor kemudian akan diproses oleh arduino, lalu output dari sensor akan
ditampilkan melalui LCD. Dan pada alat ini limit switch mendapatkan sumber dari power supply yang digunakan
untuk mengaktifkan fan, dimana pada saat limit switch dalam keadaan satu maka fan akan aktif.
Jhohannes Simamora, M. Irfan, Lailis Syafaah (Rancang Bangun Alat Pendeteksi Tingkat Kematangan Buah Durian …)
ISSN: xxxx-xxxx AITEL 91
Vol. 1, No. 2, Hal: 87 – 95
Melalui koneksi USB atau dengan catu daya eksternal mikrokontroler dapat diaktifkan. Non USB bisa
diambil melalui AC ke adaptor DC atau baterai. Berikut ialah konfigurasi pin input dan output yang dipakai pada
arduino uno :
Pembacaan nilai ADC pada sensor dimulai dengan inisialisasi sensor, kemudian melakukan perhitungan
lebar pulsa dan untuk data sensor TGS disimpan pada sebuah variabel dan data tersebut dimasukkan dalam rumus
untuk mengubah nilai lebar pulsa menjadi satuan persen, dimana rumus tersebut menggunakan function map ();
untuk perubahan nilai ADC 10 bit ke 0-100 persen. Setelah itu akan ditampilkan pada LCD. Dibawah ini adalah
potongan program pembacaan nilai sensor serta menampilkan ke LCD :
void loop() {
delay(500);
kelembaban = dht.readHumidity();
suhu = dht.readTemperature();
Jhohannes Simamora, M. Irfan, Lailis Syafaah (Rancang Bangun Alat Pendeteksi Tingkat Kematangan Buah Durian …)
92 AITEL ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 1, No. 2, Hal: 87 – 95
{
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(level1);
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("TGS 2620");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print(level2);
lcd.setCursor(0,3);
lcd.print("TGS 2600");
delay(1000);
lcd.clear();
}
}
Jhohannes Simamora, M. Irfan, Lailis Syafaah (Rancang Bangun Alat Pendeteksi Tingkat Kematangan Buah Durian …)
ISSN: xxxx-xxxx AITEL 93
Vol. 1, No. 2, Hal: 87 – 95
61 15 Matang
60 16 Matang
61 16 Matang
60 16 Matang
62 16 Matang
Kemudian untuk data testing selanjutnya dengan nilai TGS 2600 16 dan TGS 2620 60, tergolong dalam kelas
apakah data testing tersebut.
Pada tahap pertama yaitu menghitung jumlah kelas/label, didapatkan identifikasi untuk kelas mentah
yaitu 15/30 dan identifikasi untuk kelas matang yaitu 15/30. 15 disini yaitu banyaknya jumlah buah untuk jenis
mentah dan matang, 30 untuk jumlah seluruh jenis buah yang diidentifikasi. Pada tahap 2 hitung banyaknya
kasus di kelas dan mengacu kepada rumus naïve bayes yaitu (1),
(1)
Pada tahap 3 yaitu mengkalikan semua variable kelas mengacu pada persamaan (2):
Mentah = P (Nilai TGS 2620 = Mentah) = 754/15 * P (Nilai TGS 2600 = Mentah) = 181/15
= 50,26 * 12,06
= 606,13
Matang = P (Nilai TGS 2620 = Matang) = 912/15 * P (Nilai TGS 2600 = Matang) = 238/15
= 60,8 * 15,86
= 964,28
Tahap 4 yaitu bandingkan hasil perkelas. Menurut perhitungan karena hasil dari matang lebih besar dari
mentah, maka buah durian selanjutnya yaitu masuk ke dalam kategori matang.
Jhohannes Simamora, M. Irfan, Lailis Syafaah (Rancang Bangun Alat Pendeteksi Tingkat Kematangan Buah Durian …)
94 AITEL ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 1, No. 2, Hal: 87 – 95
Pada Tabel 3 terdapat 2 buah durian montong yang di uji secara berulang, untuk buah yang pertama
diasumsikan dalam varibel A, dan buah yang kedua diasumsikan dalam varibel B. Dan hasil pengujian pada durian
montong diperoleh tingkat keberhasilan identifikasi sebesar 0%, ini dikarenakan aroma buah durian montong tidak
terlalu menyengat.
Pada Tabel 4 terdapat 1 buah durian lokal pasuruan yang di uji secara berluang. Dan hasil pengujian pada
durian lokal pasuruan dengan jenis mentah diperoleh tingkat keberhasilan identifikasi sebesar 100%. Pada Tabel 5
terdapat 1 buah durian lokal pasuruan yang di uji secara berluang. Dan hasil pengujian pada durian lokal pasuruan
dengan jenis matang diperoleh tingkat keberhasilan identifikasi sebesar 100%. Namun untuk rata-rata nilai kadar
Jhohannes Simamora, M. Irfan, Lailis Syafaah (Rancang Bangun Alat Pendeteksi Tingkat Kematangan Buah Durian …)
ISSN: xxxx-xxxx AITEL 95
Vol. 1, No. 2, Hal: 87 – 95
alkohol yang terdeteksi buah termasuk dalam klasifikasi matang tetapi memiliki rasa yang tidak manis. Dan untuk
rata-rata nilai kadar alkohol yang terdeteksi buah termasuk dalam klasifikasi matang serta memiliki rasa yang
manis.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji alat yang telah dilakukan, alat yang dirancang dapat mengidentifikasi tingkat
kematangan buah durian dengan baik, khususnya untuk durian jenis lokal. Karena durian jenis lokal memiliki
aroma yang cukup menyengat.
Metode naïve bayes dapat bekerja dengan baik dalam menidentifikasi tingkat kematangan buah durian
mulai dari mentah, setengah matang, dan matang.
Data tingkat kematangan buah durian menunjukkan semakin tinggi kadar alkohol pada aroma durian
maka buah durian tersebut bisa dikatakan matang.
Referensi
[1] Setiadi. 1985. Bertanam Durian. Jakarta. Penebar Swadaya
[2] Morton I.D. dan Macleod A.J. 1992. Food Flavors. New York, Elsevier Sci. Pub. Co.
[3] Baldry J., Dougan J., Howard G. E. 1972. Volatile Flavoring Constituents of Durian. Phytochemistry 11:2081-2084.
[4] Mosser R., Duvel D., and Greve R. 1980. Volatile constituent and Fatty Acid Composition of Lipids in Durio Zibethinus.
Phytochemistry 19:79-81.
[5] Kusbianto, B. 2011. Kajian Perubahan Flavor Buah Durian Terolah Minimal Berlapis Edibel Selama Penyimpanan. Thesis.
Bogor, Program Pascasarjana IPB
[6] Wong DWS, Tie DY. 1995. Volatile Constituents of Durian (Durio Zibethinus Mur). Flavor and Fragrance Journal. 10:79-83
[7] Weenen H, Koolhaas WE, Apriyantono A. 1996. Sulfur Containing Volatiles of Durian (Durio Zibethinus Murr). Fruit. Journal
Agricultural Food Chemistry. 44:3291-3293.
[8] Belgis, M. 2016. Profil Komponen Volatil dan Deskripsi Sensori Flavor Dari Beberapa Kultivar Durian (Durio Zibethinus Murr).
Dan Lai (Durio Kutejensis Hassk). Thesis. Bogor, Program Pascasarjana IPB. Thesis. Bogor, Program Pascasarjana IPB.
Jhohannes Simamora, M. Irfan, Lailis Syafaah (Rancang Bangun Alat Pendeteksi Tingkat Kematangan Buah Durian …)