Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

SURYA MEDIKA

Volume 14 No. 1 Juli 2019 hal 72-79 JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Penentuan Tarif Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan


Metode Activity Based Cost System

1
Dinik Fitri Rahajeng Pangestuti, 2Indah Purbasari
1
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta

ABSTRACT
Background: The result of the morbidity report at 2001, shown that dental and oral health in
Indonesia is still become public complaint, it is around 60%, such as dental caries and periodontal
disease. Dental public health effort to date has yet to be run with optimal due to various constraints,
including: limitations of the power, the means of operating costs as well as social and economic
conditions of society. Considering these constraints have developed a model of services in the
form of a layered service (level of care) according to existing resources, in the form of Primary
Health Care (PHC). But this time the tariff is determined by hospitals, especially the private
hospitals are still considered high by most of society. In determining the cost of products as the
basis for determining the price of the hospital sometimes still use traditional accounting systems
that pricing anyway no longer reflects the activity because of the many categories that are not
direct. The main difference between the calculation of the product cost of goods of traditional cost
accounting by activity-based costing is the amount of cost driver (trigger) is used. In the
determination of cost of products with activity-based costing uses the cost drivers in the sum more
than in traditional cost accounting systems that use only one or two cost drivers based on the unit.
Objective: To determine the differences between determination of dental and oral health service
tariff by using Activity Based Cost System and traditional method.
Methods: This research was a case study research and how to collect data from the financial
reporting RSUD Panembahan Senopati Bantul about patient visits for examination in dental health
polyclinic.
Results: The results of this research were the determination of the tariff model of oral health
services by using Activity-Based Cost systems, as well as a comparison between traditional fare
tariffs and tariff system for Activity Based Cost System.

Keywords: tariff, dental and oral health, Primary Health Care, activity based costing, cost driver.

Jl. Laksda Adisucipto, Papringan, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55281. dinik.pangestuti@uin-suka.ac.id
Jl. Ring Road Selatan Baldo, Potorono, Banguntapan Bantul Yogyakarta. Telp/ Fax. 0274-
6679944, Telp. (0274) 373022, 6995128

72
SURYA MEDIKA
Volume 14 No. 1 Juli 2019 JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PENDAHULUAN sakit terutama pelayanan gigi ditekan


Hasil laporan morbiditas 2001, seminimal mungkin agar masyarakat bisa
menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang
mulut di Indonesia masih menjadi terjangkau.
keluhan masyarakat yaitu sekitar 60%, Dalam menentukan harga pokok
diantaranya karies gigi dan penyakit produk terkadang rumah sakit masih
periodontal (Depkes RI, 2002). menggunakan sistem akuntansi tradisional
Upaya kesehatan gigi puskesmas yang penentuan harga pokoknya tidak
sampai saat ini belum dapat berjalan lagi mencerminkan aktivitas karena
dengan optimal oleh karena adanya banyaknya kategori yang bersifat tidak
berbagai kendala, antara lain: keterbatasan langsung. Perbedaan utama perhitungan
tenaga, sarana,biaya operasional maupun harga pokok produk antara akuntansi
kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. biaya tradisional dengan activity based
Mengingat kendala tersebut telah costing adalah jumlah cost driver
dikembangkan suatu model pelayanan (pemicu biaya) yang digunakan. Dalam
berupa pelayanan berlapis (level of sistem penentuan harga pokok produk
care) sesuai sumber daya yang ada, dengan activity based costing menggunakan
dalam bentuk Primary Health Care cost driver dalam jumlah lebih banyak
(PHC). Salah satu model pelayanan dibandingkan dalam sistem akuntansi biaya
berlapis kesehatan gigi dan mulut melalui tradisional yang hanya menggunakan
pendekatan PHC adalah pelayanan yang satu atau dua cost driver yang berdasarkan
bersifat pencegahan (preventive care), unit (Warindrani, 2006)
pelayanan ini terdiri dari pelayanan
pencegahan yang ditujukan kepada METODE PENELITIAN
komunitas, pelayanan pencegahan yang Penelitian ini merupakan penelitian
ditujukan pada kelompok masyarakat dan studi kasus (case study) dengan cara
pelayanan pencegahan yang ditujukan mengumpulkan data dari bagian pelaporan
pada individu. Pelayanan preventive care keuangan RSUD Panembahan Senopati
dapat dilakukan oleh daerah yang sudah mengenai kunjungan pasien untuk
memiliki fasilitas balai pengobatan gigi pemeriksaan di poliklinik kesehatan gigi.
di puskesmas, dan bila sudah ada Serta didukung dengan wawancara
tenaga perawat gigi maka pelayanan kepada bagian keuangan tentang tarif
preventive (Depkes RI, 2000). pelayanan di rumah sakit tersebut.
Saat ini tarif yang ditetapkan oleh
rumah sakit, khususnya rumah sakit Subyek penelitian
Swasta masih dirasa tinggi oleh sebagian Subyek penelitian adalah orang yang
masyarakat. Sementara keberadaan rumah dimintai informasi atau menjadi sumber
sakit swasta tersebut tetap diperlukan informasi dalam penelitian. Dalam
mengingat terbatasnya jumlah rumah penelitian ini adalah:
sakit negeri, sehingga Pemerintah perlu a. Kepala Bagian keuangan RSUD
lebih memperhatikan rumah sakit daerah Panembahan Senopati Bantul
dalam hal ini tentang tarif, menggingat b. Beberapa tenaga kesehatan terdiri
pemerintah program pemerintah bahwa dari: Petugas bagian rekam medis,
tahun 2015 Indonesia sehat. Oleh karna Perawat poliklinik gigi, Petugas
itu untuk bisa mendukung program bagian penetapan tarif, Petugas
tersebut agar bisa berjalan dengan bagian penunjang medis
lancar sesuai dengan harapan kita
semua maka diharapkan tarif rumah
SURYA MEDIKA
Volume 14 No. 1 Juli 2019 JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Objek Penelitian 3. Data Biaya dan Data Aktivitas


Objek penelitian dalam penelitian ini Data biaya akan dijadikan dasar
adalah: sebagai penghitungan berapa tariff
1. Aktifitas tindakan pelayanan kesehatan yang semestinya berdasarkan pencetus
gigi, terdiri dari: Biaya sarana Pelayanan, biayanya.
Biaya jasa pelayanan Metode Analisis Data
2. Aktifitas Pelayanan pasien, terdiri dari: Data Primer yang digunakan untuk
Biaya listrik ruangan pelayanan menganalisis Unit Cost satuan tarif
kesehatan gigi, Biaya pemakaian pada pelayanan poliklinik gigi RSUD
barang pengadaan Panembahan Senopati Bantul dengan
3. Aktifitas Pemeliharaan inventaris, menggunakan data kunjungan pasien
terdiri dari: Biaya Perlengkapan dan yang melakukan pelayanan di poliklinik
depresiasi, Biaya kebersihan ruangan gigi selama satu tahun 2013 menggunakan
pelayanan kesehatan gigi Activity Based Cost System.
Langkah-Langkah dalam menganalisis
Teknik Pengumpulan Data data :
Data sekunder adalah data yang didapat 1. Langkah pertama: Penyusunan data
tidak secara langsung dari objek penelitian. dan pengelompokan jenis tindakan
Peneliti mendapatkan data yang sudah pelayanan di poliklinik gigi tahun 2013
jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain serta biaya-biaya yang mempengaruhi
dengan berbagai cara atau metode 2. Langkah kedua: Mengklasifikasikan
wawancara tidak terstruktur dan data biaya-biaya
pelaporan keuangan RSUD Panembahan
3. Langkah ketiga: Analisis data dengan
Senopati Bantul tahun 2012.
cara menghitung tarif berdasarkan
Instrumen Penelitian
aktivitas (dengan metode Activity
Instrument penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah mengumpulkan Based Costing System) kemudian
data-data pendukung dari bagian menentukan tarif per unit cost
pelaporan dan bagian keuangan RSUD 4. Langkah keempat : Membandingkan
Panembahan Senopati Bantul dan tarif hasil perhitungan dengan tarif
memilah data keuangan apa saja yang yang ada di rumah sakit
akan digunakan untuk menghitung
penerapan tarif dengan menggunakan HASIL PENELITIAN
metode activity based costing system. Penentuan Tarif Jasa Pelayanan gigi
Instrumen yang digunakan pada penelitian RSUD Panembahan Senopati Bantul
ini yaitu: Berdasarkan penelitian yang
1. Dokumen Hasil Wawancara dilakukan oleh penulis di bagian
Wawancara kepada berbagai narasumber keuangan Rumah Sakit Umum Daerah
yakni manajer keuangan, petugas Panembahan Senopati diperoleh
bagian rekam medis, petugas bagian keterangan bahwa dalam menentukan
penunjang medis, petugas penetapan tarif pelayanan kesehatan gigi rumah
tarif, dan perawat poliklinik gigi.
sakit masih menggunakan metode
2. Cek List Hasil Observasi
analisis biaya double distribution yang
Observasi dilakukan pada beberapa
mengalokasikan biaya dan unit penunjang
aktivitas utama yang menjadi pencetus
ke unit produksi. Dalam metode ini
timbulnya biaya. Hasil observasi
kemuadian disusun dalam bentuk cek semua sumber daya yang ada di unit
list. penunjang didistribusikan ke unit
pelayanan kemudian masing-masing unit
tersebut dilakukan identifikasi biaya

74
SURYA MEDIKA
Volume 14 No. 1 Juli 2019 JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

langsung dan biaya tidak langsungnya, Dalam menetapkan harga pokok


yang pada tahap ini dibutuhkan banyak Pelayanan gigi RSUD Panembahan
asumsi yang kadang tidak sesuai Senopati Bantul mengklasifikasikan
dengan yang sebenarnya. Alasan biaya-biaya menjadi empat macam
penggunaan metode double distribution yaitu:
di RSUD Panembahan Senopati Bantul a. Biaya Tetap (Fixed Cost)
karena metode ini sudah pernah ada dan Biaya tetap merupakan total biaya
dianggap perhitungannya lebih mudah. yang tidak dipengaruhi oleh volume
Perhitungan tarif pelayanan kegiatan/aktivitas yang dilakukan.
kesehatan gigi di RSUD Panembahan Biaya-biaya tersebut yaitu: biaya
Senopati yaitu dengan cara menjumlahkan depresiasi alat- alat medis.
berbagai jenis biaya yaitu: biaya tetap b. Biaya Produksi
(fixed cost), biaya variabel (variable cost), Biaya produksi merupakan biaya yang
biaya produksi dan biaya penunjang. terjadi saat suatu jasa dihasilkan/biaya
Akan tetapi pada setiap penentuan tarif tenaga kerja langsung. Biaya tersebut
pelayanan didasarkan pada jenis tindakan yaitu: jasa sarana dan jasa prasarana
yang diberikan di unit pelayanan gigi. c. Biaya Penunjang
Namun ada beberapa pertimbangan dan Biaya Penunjang merupakan biaya
pihak manajemen dalam menentukan yang digunakan sebagai bahan
tarif pelayanan gigi: penunjang saja. Biaya tersebut yaitu:
a. Hasil perhitungan biaya obat dan sediaan farmasi
Pertimbangan yang paling menentukan Poliklinik Gigi.
besarnya tarif pelayanan gigi Data Pendukung Activity Based
diperoleh dengan menghitung seluruh Costing (ABC) System
biaya yang ada yaitu: biaya tetap dan Di dalam menentukan metode ABC
biaya tidak tetap (fixed cost). System data-data yang dibutuhkan antara
b. Berchmarking lain: data jenis tindakan pelayanan, data
Merupakan suatu penetapan standar biaya tarif pelayanan berdasarkan jenis
yang digunakan untuk mengidentifikasi tindakan pelayanan tahun 2013.
berbagai peluang perbaikan aktivitas
(Hansen/ Mowen, 2009)

Tabel 1. Data Sebagian Jenis Tindakan Pelayanan Gigi Tahun 2013


RSUD Panembahan Bantul Yogyakarta
No Jenis Tindakan Jumlah Pasien
1 Odentectomy 673
2 Odentectomy dengan penyulit 506
3 Perawatan Pulpa satu kali kunjungan 476
4 Incisi abses 451
5 Tambahan gigi tiruan (gigi) 406
Sumber: Laporan pelayanan medis RSUD Panembahan Senopati 2013

Berdasarkan data pada tabel 1 tahun 2013 yaitu odentectomy dengan


tindakan pelayanan gigi diperoleh bahwa jumlah pasien sebanyak 673 pasien.
tindakan pelayanan yang terbesar pada

75
SURYA MEDIKA
Volume 14 No. 1 Juli 2019 JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Tabel 2. Sebagian Biaya Pelayanan Kesehatan gigi Berdasarkan jenis Tindakan


RSUD Bantul Yogyakarta tahun 2013
No Jenis Tindakan Tarif Pelayanan
1 Odentectomy 350.500
2 Odentectomy dengan komplikasi 540.000
3 Perawatan Pulpa satu kali kunjungan 45.000
4 Alveolectomy 350.500
5 Tambahan gigi tiruan (gigi) 400.000
Sumber: Laporan pelayanan medis RSUD Panembahan Senopati 2013

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan adanya aktifitas sumber daya maka


bahwa pada pelayanan gigi biayanya aktifitas ini termasuk dalam kategori
terbesar odentectomy dengan komplikasi Direct tracing karena biaya dokter ini
sedangkan tindakan yang biayanya dapat ditelusuri secara langsung.
terkecil yaitu perawatan pulpa satu kali Berdasarkan hasil perhitungan peneliti
kunjungan. diperoleh rincian biaya sebesar Rp.
125.000
b) Biaya obat per pasien
Perhitungan Tarif Pelayanan Kesehatan
Gigi Menggunakan Activity Based Seluruh pelayanan tindakan
Costing System Odentectomy setiap pasien
Odentectomy, dalam perhitungan memerlukan obat untuk proses
dengan metode Activity Based Costing pengobatan. Biaya ini termasuk dalam
kategori Driver tracing karena biaya
System adalah mengelompokkan
aktifitas-aktifitas yang menimbulkan ini ada disebabkan oleh adanya
biaya. Berdasarkan hasil penelitian yang pemeriksaan tindakan pelayanan oleh
dilakukan peneliti di RSUD Panembahan dokter terhadap tindakan Odentectomy.
Senopati Bantul Yogyakarta, diperoleh Biaya obat dibebankan setiap kali
aktifitas-aktifitas yang dilakukan pada tindakan per pasien, berdasarkan
pelayanan Odentectomy meliputi: Biaya hasil perhitungan peneliti diperoleh
rincian biaya sebesar Rp 10.600.
dokter, Biaya obat per tindakan, Biaya
pemakaian barang habis pakai, Biaya c) Biaya pemakaian bahan material
administratif, biaya dokter, biaya obat habis pakai
per tindakan, biaya pemakaian barang Seluruh pelayanan Odentektomy
habis pakai, biaya administratif, biaya memerlukan Pemakaian material
perawat, biaya petugas rekam medis, biaya bahan habis pakai dalam proses
listrik pertindakan, biaya perlengkapan dan tindakan Odentektomy. Merupakan
depresiasi (penyusutan) poliklinik gigi, biaya yang diperlukan untuk memenuhi
biaya kebersihan. kebutuhan ruang pelayanan gigi.
Berikut ini dijelaskan mengenai Biaya ini termasuk dalam kategori
elemen biaya pada tindakan pelayanan Driver tracing karena biaya ini terjadi
odentectomy sebagai berikut: karena disebabkan oleh adanya
a) Biaya dokter pemeriksaan tindakan pelayanan
Dalam hubungannya dengan oleh dokter terhadap tindakan
penetapan tarif pelayanan gigi, Odentectomy dan jumlah tindakan
biaya Dokter merupakan salah satu pelayanan yang dilakukan kepada
faktor penting yang mempengaruhi pasien. Biaya pemakaian bahan
aktifitas pelayanan tindakan material habis pakai dibebankan
Odentectomy. Biaya ini ada karena setiap kali tindakan per pasien.

76
SURYA MEDIKA
Volume 14 No. 1 Juli 2019 JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Berdasarkan hasil perhitungan yang pelayanan yang diberikan kepada


dilakukan peneliti di peroleh rincian pasien. Berdasarkan hasil perhitungan
biaya bahan material habis pakai yang dilakukan peneliti diperoleh
sebesar Rp 18.600. rincian biaya sebesar Rp 1.500.
d) Biaya perawat dan petugas Rekam g) Biaya perlengkapan dan depresiasi
Medis (penyusutan) Poliklinik gigi
Biaya operasional perawat dan Biaya ini merupakan biaya yang
petugas rekam medis, diperlukan digunakan untuk mernelihara
dalam setiap proses pelayanan perlengkapan dan alat-alat yang
pasien, maka biaya ini termasuk ada di ruang pelayanan kesehatan
kedalam unit level activities. Hasil gigi. Biaya ini termasuk dalam
penelitian yang dilakukan peneliti kategori facility sustaining
diperoleh rincian biaya perawat dan activities karena digunakan untuk
petugas rekam medis sebesar Rp mempertahankan fasilitas yang
16.600. dimiliki unit pelayanan kesehatan
e) Biaya administrasi gigi dan digunakan untuk semua
Biaya administrasi diperlukan untuk pasien yang melakukan tindakan di
setiap kali melakukan tindakan, poliklinik gigi. Rincian biaya
biaya ini masuk dalam katagori perlengkapan dan depresiasi ruangan
Batch level activities, berdasarkan sebesar Rp 8.500.
hasil perhitungan yang dilakukan h) Biaya Kebersihan
peneliti diperoleh rincian biaya Biaya kebersihan digunakan untuk
administrasi sebesar Rp 700. memberikan fasilitas kenyamanan
f) Biaya listrik per tindakan Odentectomy untuk seluruh pasien poliklinik gigi.
Biaya listrik digunakan setiap kali Biaya ini termasuk dalam kategori
melakukan pelayanan tindakan. Biaya Facility sustaining activite karena
listrik pelayanan termasuk dalam biaya ini diperlukan untuk semua
ketegori Batch level activity karena jenis pelayanan. Biaya kebersihan
biaya diperlukan pada setiap ruangan dihitung berdasarkan
melakukan tindakan pencabutan gigi. jumlah lamanya jam kerja. Rincian
Biaya listrik ruang pelayanan biaya kebersihan sebesar Rp 200.
dihitung berdasarkan lamanya

Tabel 3. Pengelompokkan Aktivitas pada Tindakan Odentectomy


No Aktivitas Biaya
1 Direct tracing
a. Biaya dokter 125.000
2 Driver tracing
a. Biaya obat per pasien 10.600
b. Biaya pemakaian barang habis pakai 18.600
3 Allocation

Unit level activities -


a. Biaya Perawat dan petugas Biaya petugas Rekam Medis 16.600
Batch level activities
a. Biaya administrasi pasien 700
b. Biaya listrik pertindakan 1.500
Facilty sustaining activities
a. Biaya perlengkapan dan depresiasi ruang 8.500
b. Biaya kebersihan 200
Jumlah 181.700

77
SURYA MEDIKA
Volume 14 No. 1 Juli 2019 JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Berdasarkan metode activity 122.284.100, sehingga tarif per unit


based cost system yang digunakan cost cara perhitungannya adalah
untuk menghitung biaya tarif pelayanan jumlah total biaya yang dikeluarkan
diatas, kemudian dihitung dengan selama satu tahun di bagi jumlah
pasien selama satu tahun yakni pasien Rp 122.284.100 di bagi 673
sebanyak 673 pasien sehingga total Rp pasien sebesar Rp 181.700.

Tabel 4. Perbandingan Rincian Tarif Layanan Dengan Metode ABC System dan Metode
Tradisional
DT DTC ALLOCATION JUMLAH
No Tindakan BIAYA BIAYA ULA BLA FSA TARIF TARIF
DOKTER OBAT B.P.D.P SELISIH %
B.A.P B.L B.P.D.D.R B.K ABC RS
RM
1 Odentectomy 125000 10600 32550 700 1500 8500 200 197650 375000 177850 47,3
Odentectomy dgn
2 165000 19600 32550 700 2250 8500 200 235200 540500 305300 56,8
penyulit
Perawatan pulpa
3 10000 4500 32550 700 750 8500 200 57500 60000 2500 4,16
1X kunjungan
4 Alveolectomy 100000 19600 32550 700 2250 8500 200 168700 350000 181300 51,8
Tambahan gigi
5 33000 4300 32550 700 2250 8500 200 81500 108000 26500 14,53
tiruan

Keterangan:
DT = Direct tracing
DTC = Driver tracing
ULA = unit-level activity driver
BLA = batch-related activity
FSA = facilty sustaining activity
B.P.D.P RM = Biaya perawatan dan petugas rekam medis
B.A.P = Biaya admministrasi pasien
B.L = Biaya Listrik
B.P.D.D.R = Biaya penyusutan dan depresiasi mangan
B.K = Biaya Kebersihan

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa SIMPULAN


dengan menelusur ke aktivitas Hasil penelitan tentang penerapan
penggeraknya maka pembebanan tarif rasional biaya satuan dengan
biaya menjadi lebih tepat dan efisien. metode activity based cost system yang
Dengan diketahuinya tingkat tarif dilakukan peneliti di poliklinik gigi
berdasarkan aktivitas penggeraknya RSUD Panembahan Senopati dapat
maka upaya untuk menyediakan layanan disimpulkan bahwa dari sampel enam
perawatan gigi dan mulut dengan harga tindakan pelayanan kesehatan gigi, tarif
terjangkau menjadi lebih memungkinkan. yang ada di RSUD Panembahan
Pihak Rumah Sakit juga lebih mudah Senopati Bantul tersebut lebih dari pada
memantau serta mengendalikan kegiatan hasil perhitungan tarif menggunakan
yang menjadi pemicu biaya agar lebih ABC system.
efisien lagi. Perhitungan dengan metode
activity based costing system lebih
rendah dibandingkan dengan biaya riil

78
SURYA MEDIKA
Volume 14 No. 1 Juli 2019 JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

di rumah sakit karna menggunakan Departemen Kesehatan RI.2002.


pembebanan biaya yang disebabkan Pedoman pelayanan kesehatan
oleh aktifitas yang terjadi pada proses gigi dan mulut. Jakarta:
pelayanan tindakan berlangsung. Departemen Kesehatan RI.
Hansen, Don R. And Maryanne M.
DAFTAR PUSTAKA Mowen, 2005. Management
Departemen Kesehatan RI.2000. Accounting, 7th Ed., Thomson-
Pedoman pelayanan kesehatan Southwestern.
gigi dan mulut. Jakarta: Warindrani, Amila Krisna, 2006.
Departemen Kesehatan RI. Akuntansi Manajemen, Edisi
Pertama. Graha Ilmu. Jakarta.

79

You might also like