Professional Documents
Culture Documents
Sekaran Site: A Correlation Assumption With Ancient Region "Kabalan" Ancient Mataram Period - Majapahit
Sekaran Site: A Correlation Assumption With Ancient Region "Kabalan" Ancient Mataram Period - Majapahit
Sekaran Site:
a Correlation Assumption with Ancient Region "Kabalan" Ancient
Mataram Period - Majapahit
ABSTRACT
By end of February 2019, there was accidently discoveries in Dusun Sekaran,
Sekarpuro Village, Pakis District, Malang Regency, which involved the construction of the
Malang-Pandaan toll road project. Those findings were ancient red brick structures,
trench and several artifacts. Those findings indicated this village was an ancient village
because the location where those findings founded was not far from Dusun Kebalon in
Cemorokandang Village, Kedungkandang District, Malang City. Therefore, those findings
were considered related to wanua Kabalan who was mentioned in some inscriptions
since Kanjuruhan Kingdom to the Majapahit Kingdom period. According to the initial
excavation by BPCB Trowulan, East Java, the results of determining the archaeological
form of the building are more in accordance with the three building forms, those were the
paduraksa gate, the altar, and a fort. In this matter, it is being special discussion such as
historical context from sekaran site based on topomini studies specifically. Accordingly,
by using historical methods which supported by archeological method, it could be
concluded that the Sekaran Site was supposed to be related to a wanua which had been
going since VIII century AD until XIV century AD.
ABSTRAK
Pada akhir Februari 2019 tepatnya di Dusun Sekaran, Desa Sekarpuro,
Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, terdapat temuan secara tidak sengaja akibat
pengerjaan proyek jalan tol Malang-Pandaan berupa struktur batu bata merah kuno,
sebuah arung dan beberapa artefak lainnya. Hal ini menandakan bahwa temuan tersebut
mengindikasikan suatu desa kuno. Mengingat lokasi temuan tidak begitu jauh dari Dusun
Kebalon di Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Maka, temuan ini dapat diduga berkaitan dengan wanua Kabalan yang disebutkan alam
beberapa prasasti sejak masa Kerajaan Kanjuruhan hingga masa Kerajaan Majapahit.
Berdasarkan ekskavasi awal oleh BPCB Trowulan Jawa Timur, hasil identifikasi arkeologi
bentuk bangunan setidaknya terdapat tiga bentuk bangunan yaitu gapura paduraksa,
altar, dan sebuah benteng. Hal ini menjadi permasalahan tersendiri, yakni konteks
kesejarahan dari wilayah Situs Sekaran berdasarkan kajian toponimi secara spesifik.
Berkaitan dengan itu, maka dengan metode sejarah yang dibantu dengan metode
arkeologi diketahui bahwa wilayah Situs Sekaran dapat diduga berkaitkan dengan
sebuah wanua yang berlangsung sejak abad VIII Masehi hingga abad XV Masehi.
1
Guru Sejarah di SMA Islam Sabilurrosyad Gasek Malang dan anggota komunitas pemerhati dan pelestari
saujana sejarah “Pandu Pusaka”.
2
Guru Sejarah di SMKN 4 Malang dan anggota komunitas Jelajah Jejak Malang.
3
Dosen Sejarah FIS Universitas Negeri Malang dan Ketua Ikatan Ahli Arkeologi (IAAI) Komda Jatim.
DAFTAR PUSTAKA
Lutfi, I. 2003. Desa-Desa Kuno di Malang Periode Abad ke-9-10 Masehi dalam
Jurnal
Sejarah: Kajian Sejarah dan Pengajarannya, Tahun Kesembilan No.1,
Februari 2003. Hal. 28-40. Malang: Fakultas Ilmu Sosial UM.
Malang Post. (2019). “Harta Karun Ditemukan di Tol Mapan: Ada Struktur Bata
Kuno, Diduga Peninggalan Majapahit”. Dalam Malang Post, Edisi
Rabu, 6 Maret 2019. Hal 01&07. Malang: Harian Pagi Malang Post.
Suhadi, M., dan Kartakusuma, R. (1996). Berita Penelitian Arkeologi No. 47:
Laporan Penelitian Epigrafi di Wilayah Jawa Timur. Jakarta: Proyek
Penelitian Arkeologi Jakarta/Pusat Penelitian Arkeologi
Nasional/Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sukendar, H., Simanjutak, T., Eriawati, Y., Suhadi, M., Prasetyo, B.,
Harkantiningsih, N., & Handini, R. 1999. Metode Penelitian Arkeologi.
Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional
Utami, A.T. (1993). Prasasti Pamotoh (Telaah Isi dan Tinjauan Hak-Hak
Istimewa). (Skripsi). Yogyakarta: Fakultas Sastra Jurusan Arkeologi,
UGM.
Tim Hari Jadi Kabupaten Malang. (1984). Dari Pura Kāñjuruhan Menuju
Kabupaten Malang (Tinjauan Hari Jadi Kabupaten Malang). Malang:
Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Malang.
Trigangga, Wardhani, F., dan Retno W, D., (2015). Prasasti & Raja-Raja
Nusantara. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Museum Nasional Indonesia.
____________. (1978). “Asal Mula dan Sejarah Kota Malang”. Dalam Buku 64
Tahun Kota Malang: Kota Pendidikan. Industri dan Pariwisata (1 April
1978). Hal. 09-17. Malang: Pemerintah Kotamadya Derah Tingkat II
Malang.
Zoetmulder, P.J., dan Robson, S.O. (2006). Kamus Jawa Kuna Indonesia. (Ed.
Darusuprapta dan Sumarti Suprayitna). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Biodata Penulis
Lahir di Jember, pada 21 April 1993, Ahmad Sirojul Munir kini telah menjadi salah
satu Guru Sejarah di SMA Islam Sabilurrosyad Malang. Mendapatkan gelar
Sarjana dari Universitas Negeri Malang pada Desember 2018. Saat ini, aktif
melakukan penelitian dalam bidang kajian Sejarah Indonesia Kuno bersama
Komunitas Pandu Pusaka dan Jelajah Jejak Malang. Dalam perjalanan kariernya
baru menghasilkan karya ilmiah yang berjudul: Pertimbangan Perluasan Wilayah
Kekuasaan Dyah Balitung di Jawa bagian timur 820-832 Saka (2018).
Lahir di Kota Malang, pada 29 November 1991, Devan Firmansyah kini telah
menjadi salah satu Guru Sejarah di SMKN 4 Kota Malang. Mendapatkan gelar
Sarjana dari Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Budi Utomo Malang pada
2017. Saat ini, aktif melakukan penelitian dalam bidang kajian Sejarah Indonesia
Kuno bersama Komunitas Jelajah Jejak Malang. Dalam perjalanan kariernya
sudah menghasilkan beberapa karya ilmiah diantaranya: Menguak Kisah Fabel
Candi Jago (2017) WR Tsani Media, Kelurahan Samaan Dalam Lintasan Sejarah
Malang (Tinjauan Sosio Kultural Historis). (2018). Penerbit Kantor Kelurahan
Samaan Kota Malang, Sejarah Singkat Kecamatan Singosari dan Mengenal
Tinggalan Kesejarahannya (Dari Masa Prasejarah sampai Masa Kemerdekaan).
(2018). Penerbit Intelegensia Media dan Dinas Pariwisata Kabupaten Malang.
Lahir di Klaten, pada 31 Juni 1964, Ismail Lutfi kini menjadi salah satu Dosen
Tetap di Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.
Mendapatkan gelar Sarjana dari Universitas Gadjah Mada pada 1991, dan gelar
Pasca Sarjana dari Universitas Gadjah Mada pada 2015. Saat ini, Beliau
menjabat sebagai Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Komda Jatim periode 2017-2022
dan aktif penelitian dalam bidang kajian Arkeologi. Dalam perjalanan kariernya
sudah menghasilkan beberapa karya ilmiah diantaranya : Rekontruksi
Keberadaan Pola Dendritik Aspek Kewilayahan Struktur Ekonomi Jawa Kuna
Abad X: Studi Distribusi Artefak Prasasti (2001), Perkebunan tebu rakyat di
Jombang 1975-2001 (2001), Analisis teks prasasti pendek beraksara Nagari dari
Candi Jago (2002), Pemetaan profil wisata budaya Kabupaten Malang (2002),
Desa-Desa Kuno di Malang periode abad ke 9-10 Masehi (2003), Semiotika
Prasasti, dan Epigrafi Kawasan Cagar Budaya Penanggungan (2015).