Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 3
Nama : Made Daniel Ranandha Kelas : IXB No :18 Dokumen administrasi kependudukan seperti KTP elektronik harus dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia Tanpa adanya kepemilikan dokumen-dokumen ini, maka akan ada kesulitan nantinya jika masyarakat akan menggunakan berbagai layanan publik seperti kesehatan, perbankan, pendidikan, dan lainnya. “Masyarakat Indonesia harus sadar akan pentingnya kepemilikan dokumen administrasi kependudukan seperti KTP Elektronik dan jangan sampai sudah berdomisili di suatu daerah tetapi tidak memiliki dokumen tersebut,” jelas Nyoman Shuida Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemko PMK) dalam keterangannya, Kamis (6/12). Terkait dengan KTP Elektronik, penting diketahui bahwa seluruh masyarakat Indonesia yang, telah berumur tujuh belas tahun ke atas maupun yang sudah atau pernah menikah wajib untuk memiliki KTP Elektronik. Selain itu, identitas ini juga wajib untuk dibawa oleh penduduk saat bepergian. Hal ini diatur di dalam UU No. 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Oleh karena itu, Nyoman mendorong kepada masyarakat yang belum memiliki KTP Elektronik untuk segera mengurusnya ke Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang ada di lingkungannya, “Saat ini sejak dirilisnya Perpres 96/2018 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil pengurusan KTP Elektronik menjadi sangat mudah. Masyarakat tidak perlu lagi membawa surat keterangan dari RT/RW atau kepala desa maupun lurah, cukup datang saja ke kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang ada di kabupaten/kota, Selain memberikan kemudahan pengurusan KTP Elektronik kepada masyarakat, Perpres 96/2018 juga merupakan bentuk inovasi pemerintah dalam melayani masyarakat. “Perpres ini juga sejalan dengan komitmen pemeritnah untuk mengimplementasikan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) Khususnya Gerakan Indonesia Melayani sehingga pengurusan dokumen kependudukan saat ini semakin mudah, cepat, dan transparan,” ungkap Nyoman. Oleh karena itu, Nyoman mendorong masyarakat yang belum memiliki KTP Elektronik untuk segera mengurusnya, “Kepemilikan KTP Elektronik juga memperlihatkan kepatuhan masyarakat akan administrasi kependudukan dan juga implementasi lainnya dari GNRM yaitu Gerakan Indonesia Tertib” pungkasnya. Contoh Kp Secara umum, pelayanan publik dibagi dalam dua kategori sesuai dengan tingkat kepentingan kebutuhan warga negara, yakni pelayanan publik primer dan pelayanan publik sekunder. Pelayanan publik primer merujuk kepada semua jenis layanan dari sebuah instansi baik pemerintah maupun swasta untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat mutlak dari seorang warga negara. Secara administratif KTP bersifat mutlak bagi setiap warga negara yang sudah memenuhi syarat, terutama dari segi usia (17 tahun ke atas). Pemenuhan layanan air bersih, listrik, kesehatan, jaminan sosial, pendidikan dasar dan transportasi juga merupakan kebutuhan Jayanan publik yang bersifat mutlak bagi setiap orang. Sebaliknya, pelayanan publik sekunder merujuk kepada semua layanan yang tidak mutlak bagi seorang warga negara, semisal kebutuhan rekreasi, hiburan, olah raga dan sejenisnya, Namun sadarkah kita bahwa pelayanan keschatan, sanitasi, air bersih, jaminan sosial, pengobatan maupun pendidikan yang digerakkan oleh komunitas sebagai social working itu amat ditentukan oleh kepemilikan KTP yang notabene adalah produk pelayanan administratif. Belum lagi jika musim pemilu tiba, baik Pemilu Presiden, DPR maupun Pilkada atau pengabilan keputusan lain, lagi-lagi KTP menjadi kunei pengejawantahan hak- hak politik rakyat. Tak pelak KTP menentukan peran serta masyarakat dalam pengambilan kebijakan. Pada titik ini, legalitas benar-benar mempengaruhi keniscayaan perhatian, pelayanan dan keadilan. Sekali lagi terbukti bahwa banyak persoalan kemiskinan akses mengakibatkan kemiskinan materi dan keterbelakangan, Berapa juta penduduk tak ber-KTP yang tidak dapat mengakses layanan publik, belum ada penelitian spesific yang membuktikannya. Namun identifikasi penduduk ini tak bermakna apa-apa kendati Agustus 2011 nanti KTP akan dibuat elektronik sekalipun, jika tanpa political will pemerintah untuk melegalisasi mereka yang miskin, terpinggir, sering bermigrasi, tuna wisma dan tak produktif.

You might also like