Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Tinjauan Pustaka

Rehabilitasi Medik pada Pasien GeriatriUlkus Decubitus


Natalia Mamoto1, Joudy Gessal2
1
Program Studi Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado
2
KSM Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RSUPProf.Dr.R.D.Kandou Manado

Abstract
Decubitus ulcers are a serious matter with high morbidity and mortality in the elderly and will be a burden
on the family at high cost of care.1 Decubitus ulcers can occur at any age stage, but this is a particular
problem in the elderly due to immobilization. The specialty lies in the incidence of events that are closely
related to immobilization which is a major problem in geriatric patients.1,2,3
A person who is not immobilized can lie in bed for weeks without decubitus because he can change
positions several times in one hour. Changing this position even if it only shifts, is enough to replace the
body part that contacts the bed. While immobility certainly causes pressure sores if it lasts a long time.
The occurrence of ulcers is caused by local blood flow disorders, and also the general condition of the
sufferer. Dekubitus is damage or death of the skin to the tissue under the skin, even penetrating the muscles
until it hits the bone due to continuous pressure on an area resulting in a disturbance of local blood
circulation. Even though all parts of the body can touch the decubitus, it is the lower part of the body that is
especially at high risk and requires special attention. The area that usually occurs in pressure sores is a place
above the bone protrusion and is not specifically protected with subcutaneous fat.
Advanced age has great potential for decubitus because skin changes associated with increasing age include:
reduced subcutaneous fat tissue, reduced collagen tissue and elasticity, decreased capillary collateral
efficiency in the skin so that the skin becomes thinner and brittle, decreased skin moisture, decreased skin
sensation . Decubitus is a serious matter, with high mortality and mortality rates in elderly patients.2,4
Keywords: decubitus ulcers, immobilization, geriatric

Abstrak
Ulkus dekubitus merupakan suatu hal yang serius dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada
usia lanjut serta akan menjadi beban keluarga dengan biaya perawatan tinggi.1 Ulkus dekubitus dapat terjadi
pada setiap tahap umur, tetapi hal ini merupakan masalah yang khusus pada lanjut usia akibat imobilisasi.
Kekhususannya terletak pada insiden kejadiannya yang erat kaitannya dengan imobilisasi yang merupakan
masalah besar pada pasien geriatri.1,2,3
Seseorang yang tidak immobil dapat berbaring di tempat tidur sampai berminggu-minggu tanpa terjadi
dekubitus karena dapt berganti posisi beberapa kali dalam satu jam.Pergantian posisi ini biarpun hanya
bergeser, sudah cukup untuk mengganti bagian tubuh yang kontak dengan alas tempat tidur. Sedangkan
immobilitas pasti menyebabkan dekubitus bila berlangsung lama.2
Terjadinya ulkus disebabkan gangguan aliran darah setempat, dan juga keadaan umum dari
penderita.Dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit, bahkan
menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus
sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.Walaupun semua bagian tubuh dapat mengenai
decubitus, bagian bawah dari tubuhlah yang terutama beresiko tinggi dan membutuhkan perhatian khusus.
Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat di atas tonjolan tulang dan tidak dilindungi khusus dengan
lemak subkutan.2
Usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi decubitus karena perubahan kulit berkaitan dengan
bertambahnya usia antara lain : berkurangnya jaringan lemak subkutan, berkurangnya jaringan kolagen dan
elastisitas, menurunnya efisiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis dan rapuh,
menurunnya kelembapan kulit, menurunnya sensasi kulit. Dekubitus merupakan suatu hal
yang serius, dengan angka mordibitas dan mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia.2,4

32
Tinjauan Pustaka laktat, yang diduga sebagai faktor penyebab dilatasi
1. Definisi pembuluh darah..1
Dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit Trauma akibat tekanan umumnya dimulai pada
sampai jaringan di bawah kulit, bahkan menembus jaringan yang lebih dalam dan menyebar ke
otot sampai mengenai tulang akibat adanya permukaan kulit. 2
penekanan pada suatu area secara terus menerus
sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah b. Daya Regang (Shear)
setempat.2 Faktor terengangnya kulit misalnya akibat gerakan
Ulkus dekubitus adalah kerusakan jaringan meluncur ke bawah pada penderita dengan posisi
setempat pada kulit dan/atau jaringan dibawahnya setengah duduk atau setengah berbaring.Faktor
akibat tekanan, atau kombinasi antara tekanan terlipatnya kulit akibat gesekan badan yang sangat
dengan pergeseran (Shear), pada bagian tubuh kurus dengan alas tempat tidur, sehingga seakan-
(Tulang) yang menonjol.5,6,7 Ulkus dekubitus akan kulit tertinggal dari area tubuh lainnya.Pada
menandakan telah terjadi nekrosis jaringan lokal, dasarnya, sulit untuk menciptakan suatu tekanan
sering terjadi pada bagian tubuh yang menonjol, tanpa disertai dengan adanya faktor shearing baik
misalnya sakrum, tuberositas iskialgia, trokanter, disertai kompresi maupun tanpa kompresi. 2,8,9
tumit. Ulkus dekubitus sering disebut sebagai
ischemic ulcer, Pressure Ulcer, Pressure sore, bed c. Gesekan (Friction)
sore, decubital ulcer.1 Pada pasien imobilisasi dengan posisi setengah
duduk dan kecendrungan tubuh meluncur ke
2. Epidemiologi bawah, apalagi keadaan tubuh basah.1Gesekan yang
Di negara maju, presentase terjadinya decubitus terjadi antara kulit dan permukaan lain dapat
mencapai sekitasr 11% dan terjadi dalam dua menyebabkan hilangnya lapisan startum korneum
minggu pertama perawatan. Prevalensi ulkus namun masih dalam batas normal. Bila gesekan
decubitus stadium II atau lebih pada pasien rawat terjadi secara terus-menerus dan berulang maka
akut di rumah sakit berkisar antara 3 sampai 11 akan menyebabkan pelepasan lapisan stratum
persen, dengan insidensi selama perawatan di korneum lebih banyak sehingga akan menimbulkan
rumah sakit antara 1-3 persen. Pada pasien yang cedera pada kulit8
diperkirakan harus berbaring atau duduk selama
paling tidak 1 minggu, prevalensi ulkus stadium II d. Kelembaban
atau lebih meningkat hingga 28 persen, dengan Ini merupakan faktor ekstrinsik yang penting.Salah
insidensi selama perawatan berkisar antara ,7 dan satu contoh kelembaban ekstrinsik dapat berasal
29,5 persen. Ulkus dekubitus umumnya terjadi dari keringat, urin, feses yang dapat menyebabkan
pada 2 minggu pertama perawatan di rumah sakit, terjadinya maserasi pada permukaan kulit. Kulit
dan pada pasien yang mengalami ulkus, 54 yang sudah maserasi akan membentuk lepuh dan
persennya timbul setelah masuk rumah sakit. rentan terhadap kerusakan struktur kulit.
Prevalensi ulkus dekubitus pada lanjut usia yang Kelembaban yang berlebihan pada permukaan kulit
dirawat di panti werdha dilaporkan sama dengan juga akan melemahkan penghalang kulit dan
yang ada di rumah sakit.2, membuatnya lebih rentan terhadap tekanan,
shearing dan gesekan. Hal inilah yang menjadi
3. Patofisiologi terjadinya dekubitus. faktor utama untuk terjadinya ulserasi. 8
Empat faktor yang berpengaruh pada patogenesis
timbulnya ulkus dekubitus adalah tekanan, daya 4. Predileksi
regang, friksi/gesekan, dan kelembapan. 2 Sebanyak 95 % ulkus dekubitus terjadi pada bagian
a. Tekanan belakang tubuh.Daerah predileksi yang sering
Tekanan darah pada kapiler berkisar antara 16 terjadi ulkus dekubitus adalah sakrum, koksigeal,
mmHg – 33 mmHg. Kulit akan tetap utuh karena tuberositas ischialgia dan trokanter mayor. Sakrum
sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih merupakan daerah tersering terjadi ulkus dekubitus
berkisar pada batas-batas tersebut. Tetapi sebagai (36%), tumit (30%), daerah lain masing-masing
contoh bila seorang penderita immobil terpancang 6%.
pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring di Daerah predileksi ulkus dekubitus:
atas kasur busa biasa maka tekanan daerah sakrum 1. Posisi dorsal: os. Sakrum, koksigeus,
akan mencapai 60-70 mmHg, daerah tumit tendon achiles, os oksipital
mencapai 30-45 mmHg. Tekanan ini akan 2. Posisi abdominal: os frontal, arkus
menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut kostarum , krista illiaka, genue
terjadi nekrosis jaringan kulit. Substansia H yang 3. Posisi Lateral: trokanter mayor, os
mirip histamin dilepaskan oleh sel-sel iskemik, zigomatikum, kostae lateral dan maleolus lateralis
terjadi akumulasi metabolik seperti kalium, 4. Posisi duduk: tuberositas iskialgia, os
adenosine dipospat (ADP), hydrogen dan asam oksipital, tumit. 1

33
Faktor resiko
Faktor Resiko Primer Faktor resiko ulkus dekubitus dapat pula dibagi
Faktor resiko primer merupakan faktor resiko yang menjadi faktor intrinsik dan ekstrinsik.
menyebabkan menurunnya pergerakan (morbiditas) Faktor intrinsik adalah semua faktor yang yang
sehingga terjadi imobilisasi relative/total yaitu: berasal dari kelainan pada pasien itu sendiri (faktor
1. Gangguan neurologis dengan paralisis: resiko primer dan sekunder).
stroke, hemiplegia, hemiparesis, paraplegia, Faktor ekstrinsik, meliputi: Kebersihan tempat
tetraplegia. tidur, peralatan medis (infus, central venous
2. Gangguan fungsi kognitif dan Penurunan pressure/CPV, ventilator) yang menyebabkan
kesadaran. penderita terinfeksi pada sikap tertentu posisi
3. Intervensi bedah: anestesi (premedikasi, duduk salah dan perubahan posisi kurang. 1,.12
anestesi, fase pemulihan) untuk jangka waktu yang
lama. Klasifikasi Ulkus dekubitus.6,13,14,15
4. Gangguan psikiatrik dan obat psikotropik: Menurut NPUAP / EPUAP ulkus dekubitus
psikosis akut misalnya katatonia dan depresi akut, dikelompokkan menjadi 6 kelompok antara lain
obat sedasi misalnya neuroleptic, benzodiazepine adalah sebagai berikut.
5. Nyeri hebat 1. Derajat I: Eritema
Pada keadaan ini kulit masih dalam keadaan utuh
Faktor Resiko Sekunder namun disertai dengan daerah yang
Faktor resiko sekunder adalah faktor-faktor yang eritematous.Daerah yang eritematous ini berbatas
dapat menurunkan toleransi jaringan. tegas dapat disertai dengan rasa hangat atau dingin
Faktor yang menurunkan tekanan intravaskuler: dibandingkan dengan keadaan disekitarnya.Pada
1. Hipotensi arterial: syok ( hipovolemik, kondisi pasien ulkus dekubitus derajat I mungkin
septik, kardiogenik), overdosis obat antihipertensi sedikit sulit untuk dideteksi pada pasien-pasien
2. Dehidrasi: pemakaian diuretik, diare, yang berkulit gelap.
sengatan matahari. Faktor yang menurunkan
transport oksigen ke sel: 2. Derajat II: Hilangnya sebagian ketebalan
3. Anemia: hemoglobin < 9 g% kulit
4. Penyakit oklusi arteri perifer Hilangnya sebagian ketebalan dari lapisan dermis
5. Mikroangiopati diabetic menggambarkan suatu ulkus dekubitus yang mulai
6. Hipotensi, Bradikardi terbuka dengan dasar yang dangkal dan pinggiran
7. Syok hipovolemik luka dapat berwarna merah atau merah muda.
Faktor yang meningkatkan konsumsi oksigen di Keadaan lain dapat disertai dengan abrasi dan lecet.
sel:
1. Demam 38oC 3. Derajat III: Hilangnya seluruh ketebalan
2. Hipermetabolisme kulit
3. Infeksi, sitokemia Pada derajat ini hilangnya seluruh ketebalan kulit
Faktor yang menyebabkan defisiensi nutrient dalam meliputi jaringan subkutan atau nekrotik yang
sel: mungkin akan melebar kebawah tapi tidak
1. Malnutisi: defisiensi protein, vitamin, melewati fascia yang berada di bawahnya. Luka
mineral, trace elements secara klinis terlihat seperti lubang yang dalam
2. Kakeksia: imobilitas karena katabolisme dengan atau tanpa merusak jaringan
dan kelemahan otot sekitarnya.Namun pada lokasi-lokasi tertentu
3. Limfopenia yang berhubungan dengan seperti hidung, telinga, tengkuk dan maleolus tidak
malnutrisi: defisiensi imun, gangguan memiliki jaringan subkutan dan bila terbentuknya
penyembuhan luka. ulkus atau ulserasi dengan derajat III dasar luka
Faktor yang melemahkan pertahanan kulit: bersifat dangkal.Sebaliknya, pada lokasi-lokasi
1. Proses menua pada kulit: tipis, atrofi, dengan kandungan jaringan subkutan yang banyak
dengan sedikit sel-sel imun dapat membentuk dasar luka yang lebih dalam
2. Higiene kulit buruk namun tulang atau tendon tidak terlihat atau tidak
3. Penyakit kulit: eksema, kandidiasis teraba secara langsung.
4. Kandungan air pada kulit berkurang, daya
regang menurun integritas antara dermis dan 4. Derajat IV: Hilangnya keseluruhan kulit dan
epidermis menurun. Kulit kering karena atrofi jaringan
glandula sebaseus dan apokrin. Hilangnya seluruh ketebalan kulit disertai destruksi
5. Kulit menjadi halus mudah maserasi pada ekstensif, nekrosis jaringan; atau kerusakan otot,
inkontinensia urin dan alvi karena sering terpapar tulang, atau struktur penyangga misalnya kerusakan
urin dan feses. jaringan epidermis, dermis, subkutaneus, otot dan
6. Pemakaian obat steroid yang kapsul sendi.Kedalaman luka ulserasi atau ulkus
menyebabkan kulit atrofi, tipis, mudah luka. pada derajat IV bervariasi berdasarkan lokasi
34
anatomi yang dapat memperdalam luka sampai ke beresiko ulkus decubitus.Komprehensif dalam
dalam otot dan / atau struktur pendukung menetukan masalah kesehatan (Biopsikososio
(misalnya, fascia, tendon atau kapsul sendi) kultural). Serta mengetahui cadangan fisiologi yang
sehingga dapat mengakibatkan kemungkinan masih ada pada pasien usia lanjut dengan multi
osteomyelitis.Pada derajat IV ini tulang atau tendon morbiditas. Pengkajian paripurn pada pasien
dapat terlihat atau langsung teraba. geritari mencakup pengkajian tingkat mobilitas (
memeriksaActivity of Daily Living/ ADL Barthel),
5. Unstageable status kognitif (Mini Mental State
Pada klasifikasi ini ditemukan hilangnya seluruh Examination/MMSE), status psikis (Geriatric
jaringan yang mana dasar ulkus ditutupi oleh Depression Scale/GDS). Pemeriksaan status
slough (kuning, cokelat, abu-abu, hijau atau coklat) fungsional sebelum sakit, saat sakit, selama
dan / atau eschar atau jaringan nekrotik (cokelat, perawatan dilakukan untuk evaluasi mencapai
cokelat atau hitam) di sekitar luka.Dikatakan target keberhasilan mobilisasi jangka pendek,
klasifikasi yang unstageable oleh karena luka menegah dan panjang.16
ditutupi oleh sloughd dan eschar yang sehingga
tidak dapat menilai bagaimana dasar luka dan Skala Norton
kedalaman lukanya. Skala Norton tidak mempertimbangkan faktor gizi,
shearing dan tidak memiliki definisi fungsional
6. Suspected deep tissue injury parameter yang diterapkan. Skala Norton yang
Pada daerah sekitar luka dapat ditemukan adanya telah dimodifikasi menambahkan beberapa faktor
perubahan warna berupa ungu atau merah marun diantara lain adalah sebagai berikut. 12
dari kulit yang utuh dikarenakan adanya kerusakan 1. Diabetes
jaringan lunak yang mendasari dari tekanan. 2. Hipertensi
3. Hematokrit - pada laki-laki <41%, pada
6.2 Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk wanita <36%
penyembuhan dan perbedaan temperatur ulkus 4. Hemoglobin - pada laki-laki <14gm%;
dekubitus dengan kulit sekitarnya, ulkus pada wanita <12gm%
decubitus dibagi menjadi 3 bagian: 5. Tingkat serum albumin <3,3 gm%
• Tipe normal 6. Demam - suhu> 99,6 ° F
Beda temperatur ± 2,5 ˚C antara dareah ulkus 7. Perubahan kondisi mental dalam waktu 24
dengan kulit sekitar akan sembuh sekitar 6 minggu jam
selama perawatan. Ulkus ini terjadi karena iskemia
jaringan setempat akibat tekanan namun pembuluh Skala Waterlow
dan aliran darah masih baik. Skala Waterlow dirancang oleh Judy Waterlow
• Tipe arteriosklerotik pada tahun 1987.Sakala Waterlow memiliki faktor
Beda temperatur < 1 ˚C antara daerah ulkus dengan penilaian tambahan yang membuatnya menjadi
kulit sekitar.Ulkus decubitus terjadi karena tekanan lebih kompleks.
dan arteriosklerotik pada pembuluh darah,
penyembuhan terjadi dalam 16 minggu. Skala Braden
• Tipe terminal Skala penilaian resiko ini telah dirancang oleh
Terjadi pada penderita yang akan meninggal dan Bergstrom pada tahun 1987.Skala Barden ini
tidak akan sembuh. 1,2 adalah alat skoring yang sistem penilaiannya
berbeda dengan skala Norton dan juga
5. Diagnosis Waterlow.Pada skala Braden menyimpulkan bahwa
Anamnesis geriatri lengkap dilakukan baik semakin rendah skor, semakin besar risiko
autoanamnesis atau aloanamnesis, terutama terjadinya ulkus.
sehubungan untuk mencari faktor faktor resiko
(primer dan skunder ) misalnya lama terjadi 6. Diagnosa Banding 7
imobilisasi, komorbid penyakit (DM, stroke , 1. Eritem non-palpable, yang ―memucat‖
penyakit pembuluh darah perifer, penurunan fungsi (blanch) pada penekanan
perifer, penurunan fungsi kognitif ) dan riwayat 2. Lika kronik tipe yang lain (ulkus diabetes,
ulkus decubitus sebelumnya. Pemeriksaan fisik ulkus venous)
pada kulit dilakukan dengan teliti, terutama pada 3. Ulkus decubitus atipikal
daerah predileksi (bagian yang menonjol) terjadi 4. Ulkus decubitus yang terjadi bukan pada
decubitus (sacrum, tumit, belikat, siku).Inspeksi tempat predileksi, misalnya permukaan ekstensor
pada kulit melihat adanya daerah yang eritem/lesi, lengan/ tungkai, dorsum kaki, ujung jari.
luka lecet, luka dalam.
Pengkajian paripurna pada pasien geritari 7. Pencegahan
(P3G)/Comprehensive geriatric assessment) sangat AHCPR mengajukan suatu panduan untuk
diperlukan dalam mengidentifikasi pasien yang pencegahan ulkus decubitus, yang meliputi
35
pengkajian faktor resiko, perawatan kulit dan terapi untuk pemakaian TENS pada penyembuhan luka
awal ulkus decubitus, pencegahan/perlindungan kronik ,ulkus kronik pada tungkai bawah yang
terhadap efek tekanan, gesekan dan regangan serta tidak memberikan respons terapi luka standard.
pemanfaatan program edukasi tentang ulkus Kluth‖s pada tahun 2005 mengulangi penelitian
dekubitus. diatas dengan mengaplikasikannya model manusia
1. Pengkajian faktor resiko. maupun hewan dengan diberikan bersamaan
2. Perawatan kulit dan terapi awal. dengan terapi luka standar. Kloth mengajukan
3. Pencegahan akibat tekanan, gesekan dan beberapa mekalisme untuk efek ini termasuk
regangan. meningkatnya sintesa protein dan migrasi sel, anti
4. Edukasi dan pendekatan multidisiplin. bacterial efek, peningkatan aliran darah dan
peningkatan oksigenasi jaringan,
Pengelolaan dekubitus. Parameter stimulasi listrik untuk penyembuhan
Pendekatan sistematik dan Farmakologi jaringan.
Pendekatan sistematik juga merupakan hal penting Parameter Elektroda, Untuk stimulasi listrik
dalam penatalaksanaan pasien dengan ulkus dalam perbaikan luka, elektroda untuk tujuan
dekubitus.Faktor nutrisi dan hidrasi secara khusus terapi diletakan pada atau sekitar luka. Arus
harus diperhatikan dan ditangani dengan monofasik sebaiknya digunakan saat stimulasi
baik.Asupan nutrisi yang adekuat harus disediakan listrik dipakai untuk tujuan penyembuhan jaringan.
untuk mencegah malnutrisi, dan defisiensi harus HPVC.Polaritas dari elektroda yang berada diatas
dikoreksi. Pada pasien malnutrisi yang mengalami atau dekt dengan luka dipilih selektif sesuai
ulkus dekubitus, protein yang diberikan setidaknya dengan tipe sel yang berpetan pada setiap tahap
1,25 sampai 1,5 g/kgBB/hari untuk mencapai penyembuhan luka.serta ada tidaknya infeksi atau
keseimbangan nitrogen yang positif. Kebutuhan inflamasi pada luka.
akan mineral dan vitamin juga harus diperhatikan. Durasi pulsasi yang dianjurkan dengan
m,enggunakan HVPC agar terjadi perbaikan
Non Farmakologi penyembuhan luka adalah antara 40 dan 100µs.
1. Ultrasound Diatermi 18 Pulsasi frekwensi sebaiknya pada 60-125pps agar
Parameter terapi yang telah dibuktikan efektif menghasilkan perbaikan dalam penyembuhan
untuk aplikasi ini adalah 20% dengan intensitas jaringan.Stimulasi listrik terus menerus secara
0.8-1W/Cm2,serta menggunakan frekwensi 3 Mhz keseluruhan selama terapi untuk penyembuhan
selama 5-10 menit. Penelitian lebih lanjut jaringan.
mengenai penggunaan US dapat diaplikasikan pada Amplitudo Arus
sebuah ulcer kulit baik dengan mengaplikasikan gel Amplitudo arus sebaiknya cukup dengan sensasi
transmisi pada kulit yang intak disekitar luka dan nyaman pasien tanpa respons motorik. Saat ini
hanya menterapi daerah ini, atau luka dapat diterapi penelitian umumnya merekomendasikan terapi
langsung dengan menutupinya dengan bahan US dilakukan 5 kali dalam seminggu selama 45-60
coupling sheat, atau dapat pula dengan memasukan menit.
luka bersama transduser US kedalam air.
Pada Juni 2004 sebuan nonkontak Ultrasound 3. Laser20
kilohertz telah diijinkan oleh FDA untuk Beberapa penelitian, artikel dan metaanalisis
pembersihan luka dan pemeliharaan debridemant, mempublikasikan menyangkut penggunaan dari
dan pada May 2005 hal ini telah di anjurkan untuk laser dengan dosis rendah dan terapi sinar untuk
penggunaan pada penyembuhan luka. Alat dapat mempercepat penyembuhan pada luka kronik
diaplikasikan pada frekwensi 40khz,intensitas dan akut pada manusia dan binatang. Area ini
0,1W/cm2 dengan jarak 5-15 mm dari permukaan didasarkan pada penelitian oleh Mester yang
luka. Penggunaan alat dengan menggunakan uap awalnya menemukan bahwa iradiasi laser dengan
garam salin sebagai penghantar energi ultrasound dosis rendah dapat mempercepat penyembuhan
ke jaringan. Alat ini diletakan perpendikular pada jaringan.
luka dan berjalan secara horisuntal dan vertikal Walaupun parameter ideal terapi untuk dapat
diatas luka selama perawatan. Luka dengan luas meningkatkan penyembuhan jaringan tidak pasti
sampai dengan 10 cm2 diterapi selama 3 menit,luka bukti bukti saat ini mengindikasikan laser merah
dengan luas 10-19 cm2 diterapi selama 4 atau cahaya infra red dengan densitas energy
menit.dan waktu pengaplikasian akan meningkat 1 diantara 5—24 J/cm2 adalah paling efektif.
menit setiap penambahan luas 10cm2. Dengan dosisi lebih rendah 16-20J/cm2 mungkin
dapat menghambat penyembuhan jaringan.
2. Stimulasi Listrik 19
Beberapa penelitian menunjukan bahwa stimulasi 8. Komplikasi
listrik dapat mempromosikan penyembuhan Komplikasi yang paling serius akibat ulkus
jaringan.pada tahun 2002 pada pusat kesehatan di dekubitus adalah sepsis.Bila ulkus menjadi sumber
Amerika serikat telah menyetujui pembayaran bakteremia maka mortalitas di rumah sakitnya
36
mendekati 60%.Bakteremia transien juga dapat KJ, Matthews DJ, Ragnarsson KT, Stolp KA,
timbul setelah debridemen dilakukan, dan ini harus editors. Physical Medicine and Rehabilitation
mendapat perhatian dari petugas kesehatan yang 4th ed. Philadelphia: W.B Saunders Company;
merawat pasien dengan ulkus dekubitus.Angka 2016. P657.
mortalitas ulkus derajat IV dapat mencapai 40%. 4. Strax TE, Grabois M, Gonzales P at all, editors.
GeriUI Physical Modalities, Therapeutic Exercises,
Komplikasi sering terjadi pada stadium 3 dan 4, Extended Bedrest, and Aging Effect. In:
walaupun dapat juga terjadi pada ulkus superfisial. Cuccurullo SJ, Lee J. Physical Medicine and
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain : Rehabilitation Board Review 3rd ed. New
1. Infeksi, sering bersifat multibakterial baik yang York: Demos Medical Publishing; 2015. p5651.
aerobic ataupun aneorobik 5. Goldman RJ, Leon JMD, Popescu A. Chronic
2. Keterlibatan jaringan tulang dan sendi seperti Wounds. In : Braddom RL, Chan L, Harrast
periostitis, osteitis, osteomielitis (38%), artritis MA, Kowalske KJ, Matthews DJ, Ragnarsson
septik KT, Stolp KA, editors. Physical Medicine and
3. Septicemia Rehabilitation 4th ed. Philadelphia: W.B
4. Anemia Saunders Company; 2016. P519-27.
5. Hipoalbuminemia 6. Ho CH, Bogie K. Pressure Ulcers. In : Frontera
6. Kematian dengan angka mortalitas mencapai RW, DeLisa JA, editors. DeLisa’S Physical
48%. 1 Medicine & Rehabilitation Principles And
Komplikasi tersering yang terjadi pada pasien Practice 5th ed Volume I. Philadelphia:
dengan ulkus dekubitus adalah terjadinya infeksi Lippincott Williams & Wilkins; 2010. P1399-
pada daerah luka yang diakibatkan karena 1405.
perawatan luka yang tidak adekuat.Semua luka 7. Agrawal K, Chauhan N. Pressure ulcers: Back
mengandung bakteri yang dapat menyebabkan suati to the basics. Indian Journal of Plastic Surgery :
keadaan infeksi. Tanda-tanda suatu luka Official Publication of the Association of
menggambarkan suatu keadaan infeksi adalah Plastic Surgeons of India. 2012;45(2):244-254.
sebagai berikut: 8. Pryde JA. Inflammation and Tissue Repair. In :
1. Bau Cameron MH. Physical Agents In
2. Peningkatan eksudat Rehabilitation, From Research To Practice 4 th
3. Jaringan granulasi ed. Mossouri: Elsevier; 2013. P23-44.
4. Peningkatan rasa sakit 9. Bhattachrya S, Mishra RK. Pressure Ulcers :
Current understanding and newer modalities of
Kesimpulan treatment. Indian Journal of Plastic Surgery :
Usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi Official Publication of the Association of
decubitus karena perubahan kulit berkaitan dengan Plastic Surgeons of India. 2015;48(1):1-16.
bertambahnya usia. Anamnesis geriatri lengkap
dilakukan baik autoanamnesis atau aloanamnesis, 10. Qaseem A, Mir TP, Starkey M, Denberg TD.
terutama sehubungan untuk mencari faktor faktor Risk Assessment and Prevention of Pressure
resiko.Penanganan rehabilitasi medik decubitus Ulcers: A Clinical Practice Guideline From the
dapat ditangani dengan menggunakan berbagai American College of Physicians. American
modalitas dan edukasi. Modalitas yang digunakan College of Physicians: Annals of Internal
adalah ultrasound diatermi, stimulasi listrik, dan Medicine. 2015;162(5):359-69.
laser.Pemeriksaan fisik pada kulit dilakukan 11. Tulaar ABM, Wahyuni LK, Wirawan RP at all.
dengan teliti.Disampung pemeriksaan fisik umum Editors. Layanan Kedokteran Fisik dan
lainnya. Berbagai skala pemeriksaan dapat dipakai Rehabilitasi. PB Perdosri 2013 : 153-75.
seperti skala dari Norton, Waterlow, dan Braden.

Daftar Pustaka
1. Setia MDM. Ulkus Dekubitus Pada Usia Lanjut
Fokus Pada Pencegahan dan Tatalaksana. In :
Abdullah, Abubakar A, Siregar ML, editors.
Proceeding the 7th Aceh Internal Medicine
Symposia (AIMS). Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press; 2016. P84-94.
2. Pranarka K. Dekubitus. In : Martono HH,
Pranarka K, editors. Buku Ajar Boedhi-
Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015. P306-18.
3. Jaramillo CA. The Geriatric Patient. In :
Braddom RL, Chan L, Harrast MA, Kowalske
37

You might also like