Professional Documents
Culture Documents
EKSPANSI GAS IDEAL Kelompok 3
EKSPANSI GAS IDEAL Kelompok 3
PRAKTIKUM TERMODINAMIKA
EKSPANSI GAS IDEAL
Dosen pembimbing
Cucuk Evi Lusiani, S. T., M. T.
Oleh
Kelompok 3
Diyan Mei Lailiya Tis’ah ( 1831410042 )
Vina Rokhmatikal Aliyah ( 1831410145 )
Rizky Dahlia ( 1831410140 )
1
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM TERMODINAMIKA
EKSPANSI GAS IDEAL
2
2. Percobaan A ( P = 20 kPa)
3. Percobaan B ( P = 10 kPa )
Pres Pres
Elapsed
Atmospheric sure sure Constant
Atmospheric P1abs P2abs
Pressure Temperature
Pressure Time [kN/m [kN/m
Patm P V T
[mm Hg] t ²] ²]
[kN/m²] [kN/ [kN/ [°C]
[mm:ss]
m²] m²]
741,50 98,84 00.01 9,55 108,39 -2,39 101,23 30,7
741,50 98,84 00.02 9,41 108,25 -2,53 101,37 30,7
741,50 98,84 00.03 9,53 108,37 -2,36 101,20 30,7
741,50 98,84 00.04 9,46 108,30 -2,49 101,33 30,4
741,50 98,84 00.05 9,39 108,24 -2,53 101,37 30,8
741,50 98,84 00.06 9,21 108,05 -2,79 101,64 30,7
741,50 98,84 00.07 9,66 108,51 -2,90 101,74 30,6
741,50 98,84 00.08 9,23 108,07 -2,24 101,08 30,8
741,50 98,84 00.09 8,57 107,41 -3,06 101,91 30,7
3
741,50 98,84 00.10 9,02 107,87 -2,46 101,30 30,7
741,50 98,84 00.11 9,06 107,90 -3,25 102,09 30,7
741,50 98,84 00.12 9,19 108,03 -3,01 101,86 30,8
741,50 98,84 00.13 8,92 107,76 -3,40 102,24 30,8
741,50 98,84 00.14 9,04 107,88 -3,27 102,11 30,7
741,50 98,84 00.15 8,96 107,80 -3,49 102,33 30,7
741,50 98,84 00.16 9,02 107,87 -3,55 102,39 30,7
741,50 98,84 00.17 8,84 107,68 -3,64 102,48 30,8
741,50 98,84 00.18 8,72 107,56 -3,80 102,65 30,7
741,50 98,84 00.19 8,75 107,60 -3,89 102,73 30,7
741,50 98,84 00.20 8,84 107,68 -3,64 102,48 30,7
741,50 98,84 00.21 8,72 107,56 -3,77 102,61 30,7
741,50 98,84 00.22 8,70 107,55 -3,92 102,76 30,7
741,50 98,84 00.23 8,62 107,46 -3,79 102,63 30,7
741,50 98,84 00.24 8,74 107,58 -4,16 103,00 30,7
4. Percobaan B ( P = 20 kPa)
Atmosph Elapsed Pressu
Atmospheric Pressure Constant
eric re P2abs
P1abs Temperature
Pressure Time P [kN/m
Pressure [kN/m²] V T
Patm t [kN/m ²]
[mm Hg] [kN/m²] [°C]
[kN/m²] [mm:ss] ²]
741,50 98,84 00.00 19,36 118,20 -13,23 112,07 30,9
741,50 98,84 00.01 19,34 118,19 -13,17 112,01 30,9
741,50 98,84 00.02 19,31 118,15 -13,01 111,86 30,9
741,50 98,84 00.03 19,09 117,93 -13,47 112,31 31,0
741,50 98,84 00.04 19,31 118,15 -13,50 112,34 30,9
741,50 98,84 00.05 19,29 118,14 -13,74 112,58 30,9
741,50 98,84 00.06 19,08 117,92 -13,72 112,56 31,0
741,50 98,84 00.07 18,97 117,82 -13,59 112,43 30,8
741,50 98,84 00.08 18,84 117,68 -13,75 112,60 30,9
741,50 98,84 00.09 19,14 117,98 -14,06 112,90 30,9
741,50 98,84 00.10 18,67 117,51 -13,96 112,80 30,9
741,50 98,84 00.11 18,69 117,53 -14,06 112,90 30,9
741,50 98,84 00.12 18,91 117,75 -14,11 112,95 30,9
741,50 98,84 00.13 18,74 117,58 -14,14 112,98 30,9
741,50 98,84 00.14 18,49 117,33 -14,38 113,22 30,9
741,50 98,84 00.15 18,91 117,75 -14,24 113,09 30,9
741,50 98,84 00.16 18,82 117,66 -14,09 112,93 30,9
VI. Pembahasan
Pada praktikum ini, praktikan melakukan dua percobaan, yaitu
penentuan rasio kapasitas panas dan penentuan rasio volume pada proses
isothermal. Tujuan dari percobaan ini adalah dapat menghitung rasio
kapasitas panas udara ( γ ) sebagai gas ideal dan dapat mengetahui sifat – sifat
gas ideal dan proses adiabatik.
4
Gas ideal adalah gas teoritis yang terdiri dari partikel – partikel titik
yang bergerak secara acak dan tidak saling berinteraksi. Beberapa gas pada
kondisi normal, seperti temperatur dan tekanan standard dapat diperlakukan
seperti gas ideal dengan perbedaan yang masih bisa ditoleransi.
Pada percobaan pertama adalah penentuan rasio kapasitas panas panas
dengan cara megekspansi udara yang dianggap sebagi gas ideal. Ekspansi gas
dilakukan untuk menempatkan gas pada keadaan awal yang akan diukur.
Pada percobaan ini kami menggunakan tekanan sebagai variable bebas, yaitu
10 kN/m2 dan 20 kN/m2, sedangkan tekanan atmosfer adalah 741, 5 mmHg
dan suhu sekitar adalah 27oC. Langkah pertama adalah melakukan persiapan
terlebih dahulu, yaitu membuka valve 1 untuk membuang semua gas yang ada
ditabung. Kemudian, menyalakan power console dan personal computer
( PC ). Selanjutnya menutup valve 1 dan membuka valve 4. Lalu, melakukan
langkah percobaan, yaitu menyalakan pompa pada console untuk mengalirkan
udara melalui valve 4 dan mematikannya pada tekanan yang diinginkan, yaitu
10 kN/m2 dan 20 kN/m2. Langkah selanjutnya adalah menutup valve 4 untuk
menghentikan masuknya udara ke tabung. Ketika tekanan sudah konstan,
merekam nilai tekanan setiap waktu dengan cara mengeklik tombol GO. Dari
gas tersebut, valve dibuka secara sangat cepat dengan tujuan untuk
membuang sedikit gas yang ada pada vessel. Saat vessel kehilangan volume,
terdapat beberapa proses yang terjadi di dalam gas akibat penurunan volume.
Sesaat vessel telah dibuka, terjadi proses isobarik di mana tekanan sama
sesaat vessel dibuka dan terjadi perubahan volume, serta isokhorik di mana
volume konstan dan terjadi perubahan temperature dan tekanan saat valve
telah ditutup. Perhitungan rasio kapasitas panas secara percobaan, yaitu
menggunakan persamaan sebagai berikut :
Cp lnP 1 abss−lnP 1 absi
=
Cv lnP 1 abss−lnP 1 absf
Data yang didapat pada tekanan 10 kN/m2, secara teori rasio kapasitas
panas adalah 1,51 sedangkan perhitungan berdasarkan percobaan adalah
sebesar 1,518. Jadi, persen errornya adalah sebesar 0,53%. Pada tekanan 20
kN/m2, secara teori rasio kapasitas panas adalah 1,35 sedangkan perhitungan
5
berdasarkan percobaan adalah sebesar 1,344. Jadi, persen errornya adalah
sebesar 0,4%.
Pada percobaan kedua, melakukan ekspansi gas ideal dengan tujuan
untuk memperoleh rasio volume dalam kondisi isothermal. Langkah pertama
yang dilakukan sama dengan percobaan pertama, yaitu melakukan persiapan.
Perbedaan antara percobaan kedua dan pertama adalah pada aliran udara.
Percobaan kedua mengalirkan udara pada pressure vessel ke vacum pressure.
pressure vessel adalah bagian dari vessel yang berisi udara terekspansi dengan
tekanan rendah, sedangkan vacum pressure adalah bagian pressure hampa
dengan tekanan mendekati nol.
Perhitungan rasio volume dalam kondisi isothermal secara
percobaan, yaitu menggunakan persamaan sebagai berikut :
Vol1 P2|s|−P f
=
Vol2 Pf −P1|s|
Data yang didapat pada tekanan 10 kN/m2, secara teori rasio volume dalam
kondisi isothermal adalah 7,2 sedangkan perhitungan berdasarkan percobaan
adalah sebesar 7. Jadi, persen errornya adalah sebesar 2,7%. Pada tekanan 20
kN/m2, secara teori rasio kapasitas panas adalah 10,38 sedangkan perhitungan
berdasarkan percobaan adalah sebesar 11,2. Jadi, persen errornya adalah
sebesar 7,8%.
Besarnya persen error pada percobaan ini kemungkinan
disebabkan oleh perbedaan saat pengeluaran udara pada valve 1 antara
praktikan satu dengan yang lainnya dan kurang telitinya pada saat pembacaan
tekanan dan suhu, sehingga belum pada kondisi yang konstan, serta pada
percobaan penentuan volume dalam kondisi isothermal, praktikan kurang
memperhatikan pressure 1 absolut dan pressure 2 absolut, sehingga
mempengaruhi persen error.
VII.Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
6
1. Rasio kapasitas panas untuk tekanan 10 kN/m2 secara teoritis adalah 1,51
dan berdasarkan percobaan adalah 1,518,jadi rasio kesalahannya adalah
0,53%.Untuk tekanan 20 kN/m2 secara teoritis adalah 1,35 dan
berdasarkan percobaan adalah 1,344,jadi rasio kesalahannya adalah
0,4%.Untuk percobaan penentuan rasio volume pada kondisi isothermal
untuk tekanan 10 kN/m2 secara teoritis adalah 7,2 dan berdasarkan
percobaan adalah 7,jadi rasio kesalahannya adalah 2,7%.Untuk tekanan
20 kN/m2 secara teoritis adalah 10,38 dan berdasarkan percobaan adalah
11,2 ,jadi rasio kesalahannya adalah 7,8%.
7
LAMPIRAN
1,518−1,51
- % Error= ×100 %=0,53 %
1,51
2. Pada tekanan 20 kN/m2
- Hasil percobaan : 1,35
- Hasil Perhitungan :
Cp ln19,51−ln 12,63 2,97−2,54 0,43
= = = =1,344
Cv ln19,51−ln 14,14 2,97−2,65 0,32
1,35−1,344
- % Error= ×100 %=0,4 %
1,35
8
- Hasil perhitungan :
Vol 1 101,2−107,5 6,3
= = =7
Vol 2 107,5−108,4 0,9
7,2−7
% Error= ×100 %=2,7 %
7,2
2. PadaTekanan 20 kN/m2
- Hasil percobaan: 10,38
- Hasil perhitungan:
Vol 1 112,1−117,7 5,6
= = =11,2
Vol 2 117,7−118,2 0,5
11,2−10,38
- % Error= ×100 %=7,8 %
10,38
Daftar pustaka
9
10