Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

KESESUAIAN MUTU DETERJEN CUCI CAIR UNTUK ALAT DAPUR

Quality Fits Detergent of Dishwashing Liquid

Ira Setiawati, Eva Oktarina, dan Auliyah Ariani

Balai Besar Kimia dan Kemasan – Kementerian Perindustrian


Jl. Balai Kimia No.1, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, 13069
e-mail:ira.setiawati@gmail.com

Abstrak

Bahan kimia memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya sebagai deterjen cuci cair untuk
alat dapur dengan satu atau lebih jenis surfaktan sebagai komposisi utamanya. Produk deterjen cuci cair untuk
alat dapur yang beredar di pasaran harus memiliki mutu sesuai standar yang berlaku sehingga meningkatkan
daya saing produk tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan jenis-jenis surfaktan yang digunakan
dalam deterjen cuci cair untuk alat dapur yang beredar di pasaran dan untukmengevaluasi mutu produk deterjen
tersebut berikut kesesuaiannya dengan persyaratan standar yang berlaku yaitu SNI 4075-2:2017 (Deterjen cuci
cair – Bagian 2: untuk alat dapur). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksploratif kuantitatif yaitu
dengan cara mengumpulkan informasi mengenai jenis-jenis surfaktan yang digunakan dalam deterjen cuci cair
untuk alat dapur dan melakukan pengecekan mutu produk yang beredar di pasaran (pada wilayah Jakarta,
Bekasi, Depok dan Bogor) terhadap pemenuhan persyaratan mutu sesuai SNI 4075-2:2017. Sampel ditelaah
kesesuaian mutunya, berdasarkan SNI 4075-2:2017 pada parameter pH, total surfaktan, dan angka lempeng
total. Hasil penelusuran komposisi deterjen menunjukkan terdapat satu atau lebih jenis surfaktan yang
terkandung dalam deterjen tersebut dan setiap produk memiliki kadar surfaktan yang berbeda-beda. Sedangkan,
hasil evaluasi mutu dari deterjen cuci cair untuk alat dapur tersebut memenuhi persyaratan mutu sesuai SNI
4075-2:2017untuk parameter uji total kadar surfaktan dan ALT. Namun, pada parameter uji pH masih terdapat
beberapa deterjen yang belum memenuhi persyaratan mutu sesuai SNI 4075-2:2017.
Kata kunci: deterjen cuci cair-alat dapur, surfaktan, Standar Nasional Indonesia (SNI).

Abstract

Chemicals have an important role in daily life, includingdishwashing liquid detergent because it contains one or
more types of surfactants as the main composition. Dishwashing liquid detergent products on the market must
have quality according to applicable standards thereby increasing the competitiveness of these products. The
purpose of this study was to determine the types of surfactants used in theseproducts and to evaluate the quality
of these products and its suitability with the applicable standard requirements namely SNI 4075-2: 2017 (Liquid
washing detergent - Part 2: for kitchen utensils). The method used in this research is quantitative explorative by
collecting information about the types of surfactants used in dishwashing liquid detergent and checking the
quality of products on the market (in Jakarta, Bekasi, Depok and Bogor) on compliance quality requirements
according to SNI 4075-2: 2017. The samples are examined for suitability of quality, based on SNI 4075-2: 2017
on the parameters of pH, total surfactants, and total plate count. Result of detergent composition tracing show
that there are one or more types of surfactants contained in the detergent and each product has different
surfactant levels. Meanwhile, the results of the quality evaluation of the dishwashing liquid detergent meet the
quality requirements according to SNI 4075-2: 2017 for the test parameters for total surfactant and total plate
count levels. However, in the pH test parameters there are some detergents that do not meet the quality
requirements according to SNI 4075-2: 2017.
Keywords:dishwashing liquid detergent, surfactant, Indonesian National Standard.

1. PENDAHULUAN dapur atau biasa disebut deterjen cuci piring.


Saat ini, produk deterjen cuci piring dengan
berbagai macam merek dapat ditemukan di
Produksi dan konsumsi produk kimia sering
pasaran dan mengandung jenis surfaktan
digunakan sebagai tolok ukur tingkat
yang berbeda-beda.
kemajuan dan kesejahteraan suatu negara.
Hal ini dikarenakan bahwa kehidupan manusia Dalam perkembangannya, industri
tidak lepas dari pemanfaatan bahan kimia. deterjen cuci piring perlu melakukan upaya
Bahan kimia yang memiliki peranan penting untuk menghasilkan produk yang berkualitas
dalam kehidupan sehari-hari adalah produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
pembersih seperti deterjen cuci cair untuk alat Produk yang sesuai dengan standar akan
memiliki nilai tambah dibandingkan dengan
Prosiding PPIS 2019 – Semarang, 11 Oktober 2019: Hal 135-142

produk sejenisnya, sehingga dapat dapat berupa granul, cair dan spray (Olson,
meningkatkan daya saing produk tersebut 2012).
terhadap produk-produk yang ada di pasaran, Surfaktan adalah molekul amfifilik yang
baik dengan produk lokal maupun produk memiliki gugus hidrofilik atau larut air (gugus
impor. kepala) dan gugus hidrofobik, atau gugus tak
Standardisasi merupakan salah satu larut air (gugus ekor). Pada konsentrasi
instrument regulasi teknis yang dapat rendah, surfaktan hanya ada sebagai
melindungi kepentingan konsumen nasional monomer. Pembentukan misel, dimulai pada
sekaligus produsen dalam negeri. Melalui konsentrasi surfaktan spesifik yang disebut
regulasi teknis yang berbasiskan konsentrasi misel kritis (critical micelle
standardisasi, dapat dicegah beredarnya concentration, CMC), di mana sifat fisik
barang-barang yang tidak bermutu di pasar larutan, seperti tegangan antarmuka,
dosmetik khususnya yang terkait dengan konduktivitas listrik, dan perilaku hamburan
kesehatan, keamanan, keselamatan dan cahaya, sering berubah secara tiba-tiba
pelestrasian fungsi lingkungan hidup. karena keberadaan misel (Shah, 2011;
Sehingga, SNI dapat dijadikan sebagai Schramm, 2003).
jaminan mutu dari suatu produk. Oleh karena SNI 4075-2:2017 (Deterjen cuci cair –
itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk Bagian 2: untuk alat dapur) merupakan revisi
menentukan jenis-jenis surfaktan yang dari SNI 06-4075-1996 Deterjen Cuci Cair.
digunakan dalam deterjen cuci cair untuk alat SNI 06-4075-1996 hanya menguji surfaktan
dapur yang beredar di pasaran. Penelitian ini anionik saja, sedangkan saat ini, surfaktan
juga bertujuan untuk mengevaluasi mutu yang digunakan pada produk deterjen cuci cair
produk deterjen tersebut berikut sangatlah beragam. Oleh karena itu, pada
kesesuaiannya dengan persyaratan standar penelitian ini dilakukan pendataan jenis
yang berlaku yaitu SNI 4075-2:2017 (Deterjen surfaktan yang digunakan dan mengkaji mutu
cuci cair – Bagian 2: untuk alat dapur). deterjen berikut kesesuainnya bedasarkan SNI
Hasil penelitian ini diharapkan dapat 4075-2:2017. Persyaratan mutu deterjen cuci
memberikan informasi yang bermanfaat bagi cair untuk alat dapur dapat dilihat pada Tabel
konsumen agar bijak dalam memilih produk, 1.
bagi produsen agar menghasilkan produk
yang berdaya saing tinggi, aman, berkualitas Tabel 1 Persyaratan mutu SNI 4075-2:2017
dan sesuai standar yang berlaku, serta bagi (Deterjen cuci cair – Bagian 2: untuk alat
pemerintah sebagai regulator agar dapat dapur).
memantau dan mengatur produk-produk yang No Kriteria Satuan Persyaratan
beredar di pasaran baik produk lokal maupun 1 pH, 1% - 3-8
Bahan tidak larut % fraksi maks. 0,1
impor. 2
dalam air massa
Total kadar % fraksi min. 10
3
2. TINJAUAN PUSTAKA surfaktan massa
Specific Gravity - 1,0 – 1,5
4 o o
(25 C/25 C)
Detergen adalah campuran berbagai bahan Daya biodegradasi % min. 60
yang digunakan untuk membantu 5
surfaktan
5
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan Cemaran mikroba koloni/g maks. 1x10
turunan minyak bumi (Samhis, 2019). 6 Angka lempeng
Deterjen adalah produk pembersih yang efektif total
karena mengandung satu atau lebih surfaktan
atau surface active agent. Surfaktan dalam Surfaktan sebagai komponen utama dari
deterjen diklasifikasikan berdasarkan sifat deterjen akan mempengaruhi karakteristik
ioniknya dalam air yaitu anionik, nonionik, fisik, kimia dan biologis dari deterjen seperti
kationik dan amfoterik (Anonim, 2019; Shah, kadar total surfaktan, pH dan sifat antimikroba
2011). Detergen surfaktan berbeda dengan yang ditunjukkan dengan angka lempeng total.
sabun. Sabun terbentuk dari garam atau asam Pengujian kadar total surfaktan dilakukan
lemak dan memiliki toksisitas rendah dengan bedasarkan kelarutannya. Bahan yang larut
proses pembersihan memanfaatkan reaksi dalam alkohol pada deterjen cair adalah
penyabunan atau saponifikasi. Sedangkan surfaktan (anionik, nonionik, kationik dan
detergen merupakan produk pembersih bukan amfoterik), alkohol dan parfum. Bahan yang
sabun dimana tidak memanfaatkan reaksi larut dalam eter pada deterjen cair adalah
saponifikasi seperti halnya sabun dalam alkohol dan parfum. Sehingga total surfaktan
proses pembersihan kotoran. Detergen ini dapat terukur dengan bahan yang larut dalam

136
Kesesuaian Mutu Deterjen Cuci Cair Untuk Alat Dapur
(Ira Setiawati, Eva Oktarina, dan Auliyah Ariani)

alkohol dikurangi bahan yang terlarut dalam Contoh diuji berdasarkan SNI 4075-2:2017
eter. pada parameter pH, total kadar surfaktan, dan
Jenis surfaktan akan mempengaruhi angka lempeng total. Metode uji tersebut telah
tingkat keasaman deterjen. Jika digunakan diverifikasi oleh Laboratorium BBKK pada
surfaktan jenis kation, maka akan membentuk contoh uji deterjen cuci cair-peralatan dapur
suasana asam. Sedangkan jika digunakan dan memberikan hasil yang valid.
surfaktan jenis anion, maka akan membentuk
suasana basa. Selain itu, surfaktan zwiterionik Pengujian Kadar pH
yang memiliki dua fungsi, bisa menjadi kation Pengujian kadar pH dilakukan sesuai SNI
atau anion. Surfaktan zwiterionikditentukan 4075-2:2017 di Laboratorium Pengujian Kimia
oleh pH, apabila pH asam maka surfaktan ini Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK)
akan bersifat kation sebaliknya bila dalam Kementerian Perindustrian. Contoh uji
suasana basa maka bersifat anion.Surfaktan ditimbang 1 gram dan pindahkan ke dalam
ini menampilkan muatan dan benar-benar labu ukur 1000 mL. Tambahkan air suling
amfoterdi dekat titik isoelektrik (Salager, 2002; bebas CO2 hingga tanda tera, tutup labu ukur
Bratovcic et al., 2018). dan homogenkan. Tuang larutan ke dalam
Surfaktan berfungsi sebagai zat gelas piala. Diamkan larutan untuk mencapai
antimikrobadengan mekanisme menghambat kesetimbangan pada suhu ruang (25±2,0)°C.
kinerja bakteri saat adsorpsi. Surfaktan Ukur dengan alat pH meter.
dapatmempenetrasi ke dalam dinding sel, dan
bereaksi dengan membran sitoplasma, Pengujian Total Kadar Surfaktan
sehingga membran pecah dan organel yang Pengujian total kadar surfaktan dilakukan
berada di dalam sel akan lisis, degradasi sesuai SNI 4075-2:2017 di Laboratorium
protein dan asam nukleat, serta memicu Pengujian Kimia BBKK Kementerian
terjadinya autolisis. Perindustrian. Total kadar surfaktan dalam
detergen adalah bahan yang larut dalam
3. METODE PENELITIAN etanol dikurangi dengan bahan yang larut
dalam petroleum eter.
Penelitian ini adalah penelitian eksploratif
kuantitatif dengan cara mengumpulkan Penentuan zat yang larut dalam etanol
informasi mengenai jenis-jenis surfaktan yang Contoh uji ditimbang 5 gram dan dimasukkan
digunakan dalam deterjen cuci cair untuk alat ke dalam erlenmeyer. Tambahkan 100 mL
dapur dan melakukan evaluasi mutu produk etanol (99,5%), hubungkan dengan pendingin
yang beredar di pasaran terhadap pemenuhan tegak kemudian panaskan selama 30 menit di
persyaratan mutu sesuai SNI 4075-2:2017. atas penangan air sambil sesekali diaduk.
Surfaktan merupakan komposisi utama pada Saring larutan hangat dengan menggunakan
deterjen yang menentukan parameter total penyaring dan bilas sisa larutan yang
surfaktan, pH dan angka lempeng total. menempel pada erlenmeyer dengan 50 mL
etanol (95%). Dinginkan filtrat sampai suhu
Pengambilan Contoh ruang. Pindahkan filtrat ke dalam labu ukur
Contoh detergen cuci cair untuk alat dapur 250 mL dan tambahkan etanol (95%) sampai
diambil dari pasaran pada April 2019. Lokasi tanda tera. Ambil dengan pipet 100 mL dan
pengambilan contoh adalah toko tradisonal, pindahkan ke gelas piala 200 mL yang telah
mini market dan super market di wilayah diketahui bobot kosongnya. Panaskan di atas
Jakarta, Bekasi, Depok dan Bogor. Contoh penangas air untuk menghilangkan etanolnya.
yang diambil sebanyak 12 contoh. Keringkan di dalam oven (105±2)°C selama 1
Pengambilan sampel dilakukan secara jam. Dinginkan dalam eksikator dan timbang
purposive sampling yaitu ditujukan pada sampai bobot tetap.
produk deterjen cuci cair untuk alat dapur
yang mayoritas digunakan masyarakat
Indonesia dan tersedia di kota Jakarta, Bogor,
Depok, dan Bekasi (JaBoDeBek). JaBoDeBek
dipilih karena Jakarta memiliki populasi
penduduk yang terbesar di Indonesia yang Keterangan:
dikelilingi oleh kota penyangga di sekitarnya Cet : Zat yang larut dalam etanol (%)
yaitu Bogor, Depok, dan Bekasi. A : Sisa zat setelah pengeringan
(gram)
S : Bobot contoh (gram)
Pengujian Contoh 100/250 : Vol filtrat yang dipipet/vol akhir

137
Prosiding PPIS 2019 – Semarang, 11 Oktober 2019: Hal 135-142

contoh koloni (koloni/mL)


∑c : Jumlah koloni yang hidup pada semua
Penentuan zat yang larut dalam petroleum cawan petri (koloni)
eter V : Volume yang dituangkan pada cawan
Contoh uji ditimbang 10 gram masukkan ke petri (mL)
dalam erlenmeyer. Larutkan dalam 200 mL D : Faktor pengenceran pertama dimana
campuran air-etanol. Saring jika ada bagian jumlah koloni berada pada kisaran 30-
yang tidak larut. Tambahkan 0,5 mol/l larutan 300 koloni
natrium hidroksida 5 mL, teteskan larutan N : Jumlah cawan petri yang jumlah
indikator fenolftalein untuk memastikan bahwa koloninya berada pada kisaran 30-300
larutan telah basa. Pindahkan ke corong koloni
pemisah 500 mL, ekstrak tiga kali dengan 50
mL petroleum eter, jika emulsi semakin 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
banyak, tambahkan sedikit etanol untuk
menghilangkannya. Pada lapisan petroleum
Produk detergen cuci cair untuk alat dapur
eter cuci tiga kali dengan 30 mL larutan
telah mempunyai Standar Nasional Indonesia
campuran air-alkohol dan cuci dua kali dengan
(SNI) yaitu SNI 4075-2:2017, tetapi SNI
30 mL air suling. Keringkan dengan natrium
tersebut belum diberlakukan sebagai SNI
sulfat anhidrat sampai tidak ada lapisan air.
wajib. Oleh karena itu, perlu dilakukan
Saring dengan menggunakan kertas saring
penelitian untuk mengetahui kesesuaian mutu
kering yang telah diketahui bobotnya pada
produk yang beredar di pasaran terhadap
erlenmeyer. Uapkan petroleum eter pada
standar spesifikasi yang telah ditetapkan.
penangas air, biarkan labu erlenmeyer di
dalam desikator sampai suhu ruang dan Detergen cuci cair untuk alat dapur
timbang sampai bobot tetap. banyak beredar di masyarakat Indonesia,
sebagian besar masyarakat menggunakan
produk yang tersedia toko tradisional dan toko
modern, sehingga pengambilan sampel
Keterangan: detergen dalam penelitian ini fokus pada
Cpe : Zat yang larut dalam petroleum eter produk tersebut.
(%) Berdasarkan hasil penelusuran terhadap
A : Jumlah yang terekstraksi dalam produk deterjen cuci cair untuk alat dapur
petroleum eter (gram) yang beredar di pasaran tersebut,terdapat
S : Bobot contoh (gram) satu atau lebih jenis surfaktan yang
terkandung dalam deterjen tersebut. Jenis-
Penentuan total kadar surfaktan jenis surfaktan yang digunakan oleh industri
deterjen cuci cair untuk alat dapur dapat dilihat
pada Tabel 2. Kandungan surfaktan tersebut
diperoleh dari data yang tertera dalam
Pengujian Kadar Angka Lempeng Total kemasan. Data tersebut menunjukkan bahwa
(ALT) jenis surfaktan yang digunakan oleh industri
Pengujian kadar ALT dilakukan sesuai SNI sangat bervariasi dalam jenis dan
4075-2:2017 di Laboratorium Pengujian komposisinya. Hal tersebut yang mendasari
Mikrobiologi BBKK Kementerian Perindustrian. bahwa pengujian terhadap kandungan
Contoh uji diencerkan secara desimal (1:10, surfaktan dilakukan secara total.
1:100, 1:1000). Pipet 1 mL tiap pengenceran,
masukan masing masing ke dalam cawan Tabel 2 Kandungan surfaktan pada kemasan
petri steril secara duplo. Tambahkan 15-20 mL deterjen cuci cair untuk alat dapur.
medium TSA dan didinginkan hingga 45°C. Kode Kandungan Surfaktan yang
Aduk hingga merata dengan menggoyangkan Contoh Tertera di Kemasan
petri, biarkan membeku pada suhu kamar A Total surfaktan 18%
Inkubasi pada suhu 32°C - 35°C selama 48– B Total surfactant 20%:
72 jam. Hitung koloni yang tumbuh dengan - LAS-Na (anionik)
persamaan sebagai berikut: - SLES (anionik)
- CAPB (kationik)
- SLS (anionik)
C SLS (anionik)
Keterangan: D - LABSA 12% (anionik)
N : Angka Lempeng Total atau Jumlah - LES emulsifier 4%
- Cocoamido 0,5%

138
Kesesuaian Mutu Deterjen Cuci Cair Untuk Alat Dapur
(Ira Setiawati, Eva Oktarina, dan Auliyah Ariani)

Kode Kandungan Surfaktan yang Hasil Pengujian pH


Contoh Tertera di Kemasan Pengujian pH dilakukan sesuai cara uji SNI
- Kandungan nonionic + OH bebas 4075-2:2017, dengan masing-masing
(cracking powder) +Aloe vera contohdianalisis sebanyak dua kali (duplo).
(pelembut tangan) 6,5% Data hasil uji dapat dilihat di Tabel 2. Secara
E Total surfactant 21% umum, kadar pH dalam detergen cuci cair
Antibacterial agent 0,1% untuk alat dapur di pasaran memenuhi
F Total surfactant 12,5%: persyaratan mutu SNI4075-2:2017 (Deterjen
- LABSA (anionik) cuci cair – Bagian 2: untuk alat dapur), namun
- SLES (anionik) masih ada beberapa deterjen yang melebihi
- CAPB (kationik) syarat mutu pada parameter pH yaitu deterjen
- SLS (anionic) pH melebihi persyaratan mutu yang ditetapkan
- Triclosan 0,025% SNI 4075-2:2017 yaitu 3 - 8. Hal ini dapat
G SLS (anionik) dilihat pada Gambar 1.
H - Biodegradable surfactants 19%
- Lime extract 1%
- Antibacterial agent 0,1%
I - Sodium Laureth Sulfate 6,3%
(anionik)
- Linear Alkyl Benzene Sulfonic
Acid 4,5 (anionik)%
- Hydroxyethyl Laurdimonium
Chloride 0,5%
J - Surfactant blend (Nonionik and
Cationiksurfaktan) 3% Gambar 1 Kadar pH dalam detergen cuci cair
- Benzalkonium Chloride 0,2% untuk alat dapur di pasaran.
(kationik)
K Total surfactant 21%: Hasil Pengujian Total Kadar Surfaktan
- LAS-Na (anionik)
- SLES (anionik) Pengujian total kadar surfaktan dilakukan
- CAPB (amfoterik) menggunakan cara uji SNI 4075-2:2017.
- SLS (anionik) Masing-masing sampel dianalisis sebanyak
L Total surfaktan 22% dua kali (duplo). Data hasil uji dievaluasi
Sodium salisilat 0,15% berdasarkan batasan spesifikasi yang
dipersyaratakan di SNI. Batasan minimal
Evaluasi data hasil uji dilakukan dalam SNI sebesar 10 %b/b dengan hasil
terhadap 3 jenis persyaratan mutu yang seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Seluruh
terdapat pada SNI 4075-2:2017, yaitu pH, total contoh deterjen cuci cair untuk alat dapur
kadar surfaktan dan angka lempeng total. sebanyak 12 buah memenuhi standar
Hasil pengujian ketiga parameter tersebut persyaratan, dengan nilai berada diatas
dapat dilihat pada Tabel 3. 10%b/b.

Tabel 3 Hasil pengujian deterjen cuci cair


untuk alat dapur.
Total Kadar
Kode ALT
pH(0,1%) Surfaktan
Contoh (Kol/mL)
(%b/b)
A 7,64 23,38 10
B 7,97 25,07 < 10
C 7,79 22,54 < 10
D 7,65 22,44 < 10
E 7,64 25,15 < 10
F 8,38 11,35 < 10 Gambar 2. Total kadar surfaktan detergen cuci
G 8,07 17,35 < 10 cair untuk alat dapur di pasaran.
H 8,64 16,60 < 10 Surfaktan merupakan kandungan utama
I 8,69 13,80 < 10 dari deterjen sebagai surface active agent
J 7,85 17,30 10 yang merupakan zat aktif permukaan dengan
K 7,40 18,91 < 10 dua ujung yang berbeda hidrofil dan hidrofob.
L 8,09 15,58 < 10 Surfaktan berfungsi untuk menurunkan
tegangan aktif pada permukaan, antara cairan

139
Prosiding PPIS 2019 – Semarang, 11 Oktober 2019: Hal 135-142

atau antara cairan dan padatan, sehingga agen yang ada pada deterjen dapat berupa
kotoran dapat lepas dari permukaan. triclosan, trichlocarban, kationik ataupun
Surfaktan terdiri dari beberapa tipe yaitu nonionik agen seperti CTAB. Antibacterial
anionik, kationik, amfoterik dan non ionik. agen akan menyerang membran sitoplasmik
Surfaktan yang paling umum digunakan dan enzim metabolik, sehingga menyebabkan
dalam cairan pencuci piring adalah anionik perubahan pada fluiditas dan permeabilitas
[alky-lethoxy sulfate (R(OCH2CH2)n OSO3
- - dari membrane sitoplasmik (Moore 1997).
+ - +
Na ), alkilsulfat(R–OSO3 Na ), Alkylbenzene Walaupun saat ini, penggunaan triclosan
+
sulfonate (R–Ar– SO3-Na ) dan α-olefin (TCS) dan trichlocarban (TCC) dikategorikan
sulfonat (R–CH2–CH=CH–CH2–OSO3-Na )]
+ berbahaya karena dapat meningkatkan
dan nonionik [(alkil dimetil aminaoksida(R– resistensi antibiotic, peningkatan resiko
(CH3)2NO), alkohol etoksilat (R(OCH2CH2) penyakit alergi dan merupakan zat yang sulit
nOH) dan alkil amida (CH3(CH2)nC(=O)N untuk didegradasi. Saat ini TCS dan TCC
(CH2CH2OH)2)), serta alkil betaine amfoter (R– dikategorikan pada zat yang not Generally
+ -
N -(CH3)2CH2–COO )] di mana R adalah regarded As Effective (not GREA) (Hartono,
CxH2x+1 dan x biasanya dalam kisaran 12-18. 2017).
Surfaktan anionik adalah pilihan yang sangat Metode yang digunakan adalah
baik karena mereka memiliki kinerja penghitungan dengan cawan tuang
pembersihan yang baik dan berbusa sangat menggunakan medium pengencer dan
baik, di samping biaya rendah dan penetral. Medium yang digunakan adalah
mudahtersedia. Namun, memiliki beberapa Casein Peptone Lecithin Polysorbate 20%
kekurangan, termasuk ketidakcocokan dengan Broth Base, medium ini menggunakan tween
kationik. 20 dan lecithin yang merupakan zwitterion
yang berfungsi untuk menetralkan surfaktan
Hasil Pengujian Angka Lempeng Total yang digunakan pada contoh uji. Zwitterion
memungkinkan contoh uji tercampur dengan
Untuk mengetahui cemaran mikroba yaitu
medium penetral, sehingga jika terdapat
Angka Lempeng Total pada contoh uji, maka
bakteri, memungkinkan bakteri untuk tumbuh.
dilakukan uji sesuai SNI 4075-2:2017 dengan
metode pour plate atau cawan tuang
menggunakan media penetral CPLP dan
media tanam TSA yang mengandung pepton
dan kasein sebagai sumber karbonhidrat dan
protein.
Hasil dari contoh uji, hampir semua
contoh uji tidak ditumbuhi bakteri (0 koloni
yang tumbuh pada cawan petri = < 10
koloni/mL), kecuali sampel A dan J dengan
hasil 10 koloni/mL. Hasil tersebut masih
memenuhi syarat mutu deterjen cuci cair untuk
5
peralatan dapur SNI 4075-2:2017 yaitu 1 x 10
koloni/mL. Gambar 3. Target dari beberapa antibacterial
agen (Sumber: Moore 1997).
Bakteri tidak tumbuh karena surfaktan
memiliki sifat bakterisida dan bakteriostatis. Dari hasil pengamatan pada semua
Mekanisme bakterisida surfaktan terhadap contoh uji, tidak terdapat bakteri yang tumbuh
bakteri, yaitu: menghambat sintesis dinding sel pada cawan petri kecuali pada contoh uji A
bakteri, mengganggu membrane sel bakteri; dan J, terdapat 1 koloni yang diduga
menghambat sintesis protein dan asam merupakan E. coli. E. coli merupakan bakteri
nukleat bakteri; serta mengganggu yang sering ditemui pada contoh uji cair. E.
metabolisme sel bakteri. Voss (1963) coli memiliki membrane sel yang hidrofilik. E.
menyatakan penambahan gugus kation coli merupakan bakteri gram negative yang
seperti Na dan Ca pada surfaktan akan lebih tahan terhadap antibacterial agen
meningkatkan sifat bakterisidal surfaktan. dibandingkan bakteri gram positif. Hal tersebut
Kation akan menyerang dinding sel bakteri karena dinding sel Gram negative
yang umumnya bermuatan negative dan mengandung lipopolisakarida, sehingga
menyebabkan lisis. Selanjutnya, kandungan penetrasi antibacterial agen terbendung
ABS akan masuk ke dalam sel dan (Moore 1997).
menghancurkan membran sitoplasmik.
Selain itu, beberapa contoh uji
mengandung antibacterial agen. Antibacterial

140
Kesesuaian Mutu Deterjen Cuci Cair Untuk Alat Dapur
(Ira Setiawati, Eva Oktarina, dan Auliyah Ariani)

5. KESIMPULAN Farn, R. J. (2006). Chemistry and Technology


of Surfactants. UK: Blackwell
Deterjen cuci cair untuk alat dapur di wilayah Publishing.
Jakarta, Bekasi, Depok dan Bogor Hartono, I. (2017). Bahaya kandungan
memperlihatkan hasil bahwa: triclosan dan triclocarban pada sabun
antiseptic. [Danger of the content of
a. Deterjen cuci cair alat dapur tersebut
triclosan and triclocarban on antiseptic
memiliki satu atau lebih jenis surfaktan
soap]. Retrieved May 27, 2019 from :
yang terdiri dari beberapa jenis yaitu
http://www.alomedika.com/bahaya-
kationik, anionik, amfoterik dan non ionik.
kandungan-triclosan-dan-triclocarban-
b. Evaluasi mutu dari deterjen cuci cair untuk pada-sabun-antiseptic
alat dapur tersebut memenuhi persyaratan Kosaric, N. 2001. “ChemInform Abstract:
mutu sesuai SNI 4075-2:2017untuk Biosurfactants.” Food. Technol.
parameter uji total kadar surfaktandan Biotechnol. 39 (4): 295–304.
ALT. Namun, pada parameter uji pH https://doi.org/10.1002/chin.199112362.
masih terdapat beberapa deterjen yang Moore, S.L. (1997). The Mechanisms of
belum memenuhi persyaratan mutu sesuai Antibacterial Action of Some Nonionic
SNI 4075-2:2017. Surfactants. Thesis of The University of
Brighton. Port Sunlight.
DAFTAR PUSTAKA Myers, D. 2008. Surfactant science and
technology. John Wiley & Son Inc., New
Amalia, R., Paramita, V., Kusumayanti, H., Jersey.
Wahyuningsih, Sembiring, M., Rani, D. Olson, K. R. (2012) Poisoning and drug
E. (2018). Produksi sabun cuci piring overdose, 6th edition. USA : The
sebagai upaya peningkatan efektivitas McGraw-Hill.
dan peluang wirausaha. Metana, 14 (1), Prameswari, N. S., Suharto, M., & Wulandari,
15-18. E. (2018). Strategi branding melalui
Anonim (2019). Mengenal detergen di rumah inovasi desain kemasan bagi home
tangga. [Get to know detergents in the industry sabun cair. Jurnal Desain
household] Retrieved June 11, 2019 Komunikasi Visual, Manajemen Desain,
from dan Periklanan, 3 (2), 35-54.
http://ik.pom.go.id/v2016/artikel/Mengen Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri.
alDetergendiRumahTangga.pdf 2015. Kajian peranan SNI untuk
Badan Standardisasi Nasional. (2017). SNI penguatan pasar dalam negeri dan
4075-2:2017 Detergen Cuci Cair – daya saing produk ekspor. Kemendag.
Bagian 2: Untuk Alat Dapur. Jakarta. Rumondang, I. dan E. Oktarina. Kajian
Blagojevic, S. N., Blagojevic, S. M., & Pejic, N. surfaktan dalam standarisasi deterjen
D. 2016. Performance and efficiency of cair untuk menghadapi pasar global.
anionic dishwashing liquids with 2015. Prosiding PPIS.
amphoteric and non-ionic surfactants. Salager, J. L. (2002). Surfactants – Types and
Journal of Surfactants and Detergents, Uses. Venezuela: Laboratorio FIRP,
19, 363-372. Universidad de Los Andes.
Bratovcic, A., Nazdrajic, S., Odobasic, A., & Samhis, S. (2019). Detergen - Pengertian dan
Sestan, I. 2018. The Influence of Type jenis komposisi pembuat. Retrieved
of Surfactant on Physicochemical June 11, 2019 from
Properties of Liquid Soap. International https://www.gurupendidikan.co.id/
Journal of Material and Chemistry, 8(2), detergen-pengertian-jenis-komposisi-
31-37. bahan-pembuat
De, S., Malik, S., Ghosh, A., Saha, R., & Saha, Schramm, L. L, Stasiuk, E. N., & Marangoni,
B. (2015). A review on natural D. G. (2003). Surfactants and their
surfactants. Royal Society of Chemistry applications. Annu. Rep. Prog. Chem.,
Advances, 5, 65757-65767. Sect. C, 99, 3-48.
Fatoni, R. dan Fatimah, S. (2017). Shah, S.K.,Bhattarai, A.,Chatterjee, S.K.
Pengembangan ekonomi kreatif melalui (2011). Surfactants, its application and
pembuatan sabun cair; sebuah upaya effect on environment.Bibechana –
pemberdayaan anggota Aisyiah di AMultidisciplinary Journal of Science
th
wilayah Solo Raya. The 6 University Technology and Mathematics, 7, 61-64.
Research Colloquium, Universitas Voss, J.G. (1963). Effect of inorganic cation on
Muhammadiyah Magelang, 149-152. bactericidal activity of anionic
surfactants. J. Bacteriol., 86.

141
Prosiding PPIS 2019 – Semarang, 11 Oktober 2019: Hal 135-142

142

You might also like