Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

1

PERBEDAAN KADAR FLAVONOID TOTAL DARI EKSTRAK DAUN KEJIBELING


(Strobilanthus crispa L. Blume ) HASIL METODE MASERASI DAN PERKOLASI

DIFFERENCES IN TOTAL FLAVONOID LEVELS OF KEJIBELING LEAVES EKTRACT


(Strobilanthus crispa L.Blume ) FROM RESULT OF MACERATION AND PERCOLATION
METHOD

Fareta Febriana, Anggraini In Oktavia


Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang

ABSTRAK

Dari berbagai penelitian diketahui tanaman Kejibeling mengandung zat-zat kimia antara lain kalium,
natrium, kalsium, asam silikat, alkaloida, saponin, flavonoida, dan polifenol, terutama pada bagian
daunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar flavonoid ekstrak daun kejibeling
secara maserasi dan perkolasi. Metode penelitian melalui ekstraksi kadar flavonoid dalam daun ekstrak
Kejibeling (Strobilanthus crispa L.) menggunakan instrumen spektrofotometri UV-Visibel penentuan
panjang gelombang maksimum standar kuersetin pada rentang 437-440 nm. Berdasarkan hasil uji
warna flavonoid sampel mengalami perubahan dari hijau menjadi kuning kemerahan yang
menunjukkan adanya senyawa flavonoid. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kadar flavonoid
ekstrak hasil mesaresai 76,173 µg/mL dan perkolasi 79,506 µg/mL. Berdasarkan uji t-Test diketahui
bahwa tidak terdapat perbedaan nyata kadar flavonoid ekstrak hasil maserasi dan perkolasi .

Kata Kunci : Daun Kejibeling, Kadar Flavonoid Total , Maserasi dan Perkolasi, Spektrofotometri
UV-Vis

ABSTRACT
From various studies it is known that Kejibeling plants contain chemicals such as potassium, sodium,
calcium, silicic acid, alkaloids, saponins, flavonoids, and polyphenols, especially in the leaves. This
study aims to determine differences in levels of flavonoids in the extract of Kejibeling leaf by
maceration and percolation. The research method through extraction of flavonoid levels in leaf extracts
of Kejibeling (Strobilanthus crispa L.) using a UV-Visible spectrophotometric instrument to determine
the maximum wavelength of the standard quercetin in the range of 437-440 nm. Based on the results of
the flavonoid color test the sample changes from green to reddish yellow which indicates the presence
of flavonoid compounds. Based on the results of the study obtained levels of extracted flavonoids
resulting from 76,173 µg / mL and percolation of 79,506 µg / mL. Based on the t-test it is known that
there are not significant differences in the levels of flavonoids extracted leaf kejibeling by maceration
and percolation .

Keywords : Kejibeling Leaves ,Total Flavonoids levels, Maceration and Percolation,


Spectrophotometry UV- Visibel.
2

PENDAHULUAN yang dapat digunakan. Rendemen


adalah perbandingan antara ekstrak
Kejibeling (Strobilanthes
yang diperoleh dengan jumlah
crispus) merupakan salah satu
simplisia awal. Rendemen
tanaman herbal yang telah lama
menggunakan satuan persen (%),
digunakan untuk pengobatan beberapa
semakin tinggi nilai rendemen yang
jenis penyakit antara lain batu ginjal,
dihasilkan menandakan ekstrak yang
batu empedu, diabetes, kolesterol,
dihasilkan semakin banyak
tumor dan lain-lain. Tanaman
(Handayani, 2016).
kejibeling mengandung zat-zat kimia
Ada dua metode ekstraksi yang
antara lain: kalium, natrium, kalsium,
digunakan dalam penelitian ini, yaitu
asam silikat, alkaloida, saponin,
Maserasi dan Perkolasi. Maserasi
flavonoida, dan polifenol. Senyawa-
dilakukan dengan cara merendam
senyawa seperti flavonoida dan
simplisia didalam pelarutnya disertai
alkaloida terbukti adalah merupakan
dengan pengadukan. Sedangkan,
senyawa yang mempunyai potensi
perkolasi
sebagai antioksidan dan bersifat
merupakan ekstraksi menggunakan
menghambat pertumbuhan sel-sel
pelarut yang selalu baru. Dua metode
kanker (Hargono .2012).
tersebut merupakan metode ekstraksi
Senyawa-senyawa aktif
dingin, dimana dalam prosenya tidak
tersebut dapat dipisahkan dari
menggunakan energi panas, sehingga
tanamannya melalui proses yang
dapat menjaga aktivitas senyawa
disebut dengan ekstraksi. Ekstaksi
aktifnya. Kedua metode diatas
adalah suatu cara pemisahan senyawa
merupakan metode yang biasa
dari campurannya yang biasanya
digunakan dalam mengekstraksi
menggunakan pelarut tertentu dengan
senyawa aktif dan merupakan metode
prinsip perbedaan kelarutan. Salah satu
yang sederhana serta murah sehingga
parameter mutu ekstrak adalah
mudah di terapkan di dunia industri
rendemen ekstrak yang dihasilkan,
farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk
kekentalan dan kualitas senyawa
menentuan kadar flavonoid total dari
metabolit yang terdapat didalamnya
3

kedua metode ekstraksi maserasi dan AlCl310%, natrium asetat 1M,


perkolasi dengan metode aquades.
spektrofotometri UV-Vis.
TAHAP PENELITIAN
METODE PENELITIAN Adapun tahap penelitian sebagai
Jenis penelitian ini yaitu berikut:
eksperimental, kadar flavonoid 1. Pembuatan serbuk simplisia,
didalam ekstrak etanol 70% daun kemudian dilakukan ekstraksi
Kejibeling (Strobilanthus crispa. L menggunakan metode maserasi
Blume ) diukur secara dan perkolasi selanjutnya
spektrofotometri UV-Vis. dipekatkan menggunakan
evaporator dan waterbath.
ALAT DAN BAHAN 2. Skrining fitokimia serbuk dan
ALAT ekstrak etanol 70% secara
Alat yang digunakan yaitu pipet kualitatif menggunakan uji reaksi
tetes, neraca analitik, erlenmayer, warna.
corong kaca, batang pengaduk, kertas 3. Uji kuantitatif dengan menentukan
saring, corong, gelas kimia, toples kadar flavonoid total dengan
kaca gelap, ekstraktor perkolasi, menggunakan metode
tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas spektrofotometri UV-Vis Dimulai
ukur, timbangan analitik, dengan penentuan panjang
spertrofotometri UV-Vis, kuvet, kain gelombang maksimum dilakukan
kasa steril,water bath, lap dan tissu. terhadap larutan standar Kuersetin
pada rentang 437-440nm.
BAHAN 4. Kemudian dilakukan pembuatan
Bahan yang digunakan larutan standar, didahului dengan
ekstraks daun matoa, aquadest, serbuk pembuatan larutan induk .
Mg, HCl pekat, etanol 96%, larutan Pembuatan larutan standar
kuersetin, etanol p.a, FeCl310%, kuersetin Sebanyak 2,5 mg
kuersetin ditimbang dan
4

dilarutkan dalam 25 mL etanol p.a aluminium (III) klorida 10%,


sebagai larutan standar kuersetin 0,1mL natrium asetan 1M dan
100 ppm. Dibuat seri kuersetin 20, 2,8mL aquadest, diukur
30, 40 dan 50 ppm. absorbansi pada panjang
5. Sebanyak 0,5 ml larutan standar gelombang 420-437 nm.
kuersetin ditambahkan 0,1mL

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Organoleptis ekstrak daun Kejibeling (Strobilanthus crispa L Blume)


No Organoleptis Maserasi Perkolasi
1 Tekstur Cairan Kental Cairan Kental
2 Warna Hijau Kehitaman Hijau Kehitaman
3 Bau Khas Kejibeling Khas Kejibeling

Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Flavonoid

Metode Flavonoid Warna


Maserasi + Merah Jingga

Perkolasi + Merah Jingga

(+) Mengandung Senyawa Flavonoid

Tabel 3. hasil absorbansi Kurva standar quersetin

No Konsentrasi Absorbansi
1 20g/mL 0,013
2 30g/mL 0,023
3 40g/mL 0,037
4 50g/mL 0,057
5

Gambar 1. Kurva Standar Kuarsetin

Kurva Standar Quersetin


0,06
y = 0,0015x - 0,0186
0,05
R² = 0,9769
0,04
Absorbansi

0,03
absorban
0,02
Linear (absorban)
0,01
0
0 10 20 30 40 50 60
Kadar ppm

Koefisien Korelasi : 0,9769


Persamaan Garis :y = 0,0015x – 0,0186

Tabel 4. Nilai Absorbansi Sampel


Metode Ekstraksi Absorbansi
Replikai 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Rata - rata

Maserasi 0,088 0,085 0,114 0,095


Perkolasi 0,151 0,091 0,060 0,100

Tabel 5. t-Test: Two-Sample Assuming Unequal Variances


maserasi perkolasi
Mean 76,17333333 79,50667
Variance 113,1185333 951,0785
Observations 3 3
Pooled Variance 532,0985333
Hypothesized Mean Difference 0
Df 4
-
t Stat 0,176981692
P(T<=t) one-tail 0,434061421
t Critical one-tail 2,131846782
P(T<=t) two-tail 0,868122842
t Critical two-tail 2,776445105
6

Karena nilai P Hitung signifikan akan kadar flavonoid


(0,87) > alfa (0,05) maka ekstrak daun kejibeling dari dua
pertahankan /Ho di terima, dengan metode ekstraksi yang berbeda
demikian dikatakan tidak ada yaitu maserasi dan perkolasi.
perbedaan yang nyata atau tidak

PEMBAHASAN dingin dengan pergantian pelarut yang


selalu baru secara terus menerus
Ekstrak kental etanol kemudian
sehingga tidak terjadi kejenuhan
diuji kandungan metabolit
pelarut sehingga penyarian senyawa
sekundernya menggunakan uji
akan lebih sempurna. Sedangkan
skrining fitokimia. Pada tahap ini
metode ekstraksi dingin lainnya yakni
peneliti hanya menguji kandungan
metode ekstraksi maserasi tidak
senyawa flavonoid saja. Hasil uji
dilakukan pergantian pelarut secara
skrining fitokimia terhadap ekstrak
terus menerus, sehingga mengalami
etanol daun Kejibeling (Strobilanthus
kejenuhan pelarut. Kejenuhan pelarut
crispa L Blume) mengindikasikan
tersebut dapat mengkibatkan kadar
adanya kandungan senyawa flavonoid.
flavonoid yang terkandung didalamnya
Hasil Kadar Flavonoid Total
akan terbatas dan tidak dapat tersari
Hasil penelitian menunjukkan
secara sempurna (Harborne, 2006).
bahwa ekstrak etanol 70% daun
Senyawa flavonoid kuersetin
Kejibeling (Strobilanthus crispa L
digunakan sebagai standar dalam
Blume) dengan metode ekstraksi
penentuan kadar flavonoid total ini.
maserasi dan perkolasi memiliki hasil
Hal ini dikarenakan kuersetin
yang berbeda nyata, dimana hasil
merupakan senyawa flavonoid yang
kadar flavonoid ekstrak hasil maserasi
banyak terdapat pada tumbuhan
76,173 µg/mL dan perkolasi 79,506
terutama pada daun.
µg/mL . Hal ini disebabkan karena
perkolasi merupakan cara ekstraksi
7

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa tidak DAFTAR PUSTAKA
terdapat perbedaan nyata kadar Dalimatha. 2005. Atlas Tumbuhan
flavonoid hasil maserasi dan perkolasi. Obat Indonesia, jilid 3, Puspa Swara.
kadar flavonoid total ekstrak daun Jakarta.
kejibeling metode ekstraksi maserasi Suedee, A. 2012. Phytocemichal
adalah sebesar 76,173 µg/mL kadar Studies of Mimusopselengi and
flavonoid yang dihasilkan dari metode Pometia pinnata Leaf Extract with
ekstraksi perkolasi adalah 79,506 Anti HIV 1 Integrase Activity. Thesis
µg/mL Songkla (TH) : Prince of Songkla
Berdasarkan analisa data dalam University.
uji t-Test: Two-Sample Assuming Purwidyaningrum, I dan
Equal Variances diketahui bahwa nilai Dzakwan, M . 2015. Uji Aktivitas
sig sebesar 0,87 lebih besar dari 0,05. Diuretik Daun Matoa(pometia
Sebagimana dasar pengambilan pinnata) pada Tikus Jantan Galur
keputusan uji t-Test: Two-Sample Wistar. Jurnal Farmasi Indonesia.
Assuming Equal Variances maka Volume 12 (1) : Halaman 115 – 118
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Handayani, Go, dkk. 2016.
Dengan demikian secara kuantitatif Pengaruh aktivitas berlari terhadap
tidak terdapat perbedaan nyata kadar tekanan darah dan suhu pada pria
flavonoid hasil maserasi dan perkolasi. dewasa normal. Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi: Manado.
UCAPAN TERIMA KASIH Harborne, J.B. (2006). Metode
Ucapan terima kasih disampaikan Fitokimia: Penentuan Cara Modern
kepada Akademi Putra Indonesia Menganalisis Tumbuhan (alih bahasa:
Malang. Kosasih Pandawinata & Iwang
Soediro). Bandung : Penerbit ITB
8

You might also like