Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320383186

ANALISA QUALITY OF SERVICE (QOS) KINERJA POINT TO POINT PROTOCOL


OVER ETHERNET (PPPOE) DAN POINT TO POINT TUNNELING PROTOCOL (PPTP)

Article · December 2016

CITATIONS READS

2 3,750

3 authors, including:

Eri Prasetyo Edhy Sutanta


Universitas Gunadarma Institut Sains and Teknologi Akprind Yogyakarta
100 PUBLICATIONS   251 CITATIONS    71 PUBLICATIONS   218 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Perancangan Layanan Streaming Interaktif pada M-Learning Berbasis CDMA View project

Enkripsi citra berbasis chaos pada perangkat Android View project

All content following this page was uploaded by Edhy Sutanta on 13 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal JARKOM Vol. 4 No. 1 Desember 2016 ISSN:2338-6313

ANALISA QUALITY OF SERVICE (QOS)


KINERJA POINT TO POINT PROTOCOL OVER ETHERNET (PPPOE) DAN POINT
TO POINT TUNNELING PROTOCOL (PPTP)
1 2 3
Eri Prasetyo , Amir Hamzah , Edhy Sutanta
123
Teknik Informatika, FTI, IST AKPRIND Yogyakarta
1 2 3
Email : prasetyoeri76@gmail.com, miramzah@yahoo.co.id, edhy_sst@akprind.ac.id

ABSTRACT
The development of information technology led to increasing of requirement for
communication networks.At the first, data exchange only using form of handwriting, documents,
monthly reports, etc. But nowadays data exchange has grown into a network communication
using the Internet for more quickly and efficiently. However, not all applications can pass the
Internet, for security reasons or simply due to the limitations of the application itself. For
applications that still require a local model or private network, the internet still can be used to
make the process of tunneling protocol based on IP using EoIP feature, PPPoE, and PPTP in
Mikrotik. This technique allows a local network or private network to communicate with the other
local networks, through the public network (Internet). The issue of QoS becomes so important
because the VPN is increasingly needed to connect a local network (private) with other local
network through a public network (internet). QoS guarantees related with the quality of a certain
service that can be enjoyed by the user.
This paper focuses on the QoS Analysis of Point to Point Protocol over Ethernet (PPPoE)
and Point to Point Tunneling Protocol (PPTP) Performances. Experiment conducted by sending
ICMP ((Internet Control Message Protocol)) packets using ping with various capacity, with ICMP
packets delivery can generate numbers that can be used for analysis of jitter, delay, and packet
loss. Throughput analysis done by copying data with various capacity. This study was
conducted using two PC client that connected with three routers. The result show that PPPoE
as good as PPTP, but PPTP better to manage network with VOIP service that related to jitter.
PPTP also better to manage network with full bandwidhth which is related with throughput.

Keywords: mikrotik, PPPoE, PPTP, QoS, tunneling, VPN.

INTISARI
Semakin berkembangnya teknologi informasi mengakibatkan kebutuhan jaringan
komunikasi semakin meningkat. Pada awalnya pertukaran data hanya menggunakan hardcopy
berupa tulisan tangan, dokumen, laporan bulanan dan sebagainya. Tetapi saat ini pertukaran
data telah berkembang menjadi komunikasi menggunakan jaringan internet karena tuntutan
waktu dan efisiensi.Namun tidak semua aplikasi bisa dilewatkan jalur internet, untuk alasan
keamanan atau memang akibat keterbatasan aplikasi itu sendiri. Untuk aplikasi-aplikasi yang
masih memerlukan model local/private network maka internet masih bisa dimanfaatkan dengan
melakukan proses tunneling berbasis protokol IP misal menggunakan fitur EoIP, PPPoE, dan
PPTP di Mikrotik. Teknik ini memungkinkan sebuah jaringan lokal (private) berhubungan
dengan jaringan lokal lainnya, melalui jaringan publik (internet). Isu kualitas layanan atau
QoSmenjadi penting karena VPN semakin dibutuhkanuntuk menghubungkan sebuah jaringan
lokal (private) dengan jaringan lokal lainnya melalui jaringan publik (internet). Jaminan QOS
berhubungan dengan seberapa baik kualitas suatu layanan tertentu dapat dinikmati oleh
pemakai.
Penelitian ini membahas tentang analisa QoS kinerja PPPoE dan PPTP. Pengujian
dilakukan dengan cara mengirimkan paket ICMP menggunakan ping dengan beban paket yang
bervariasi.Proses pengiriman paket tersebut selanjutnya dianalisa untuk memperoleh nilai
delay, jitter, dan packet loss. Analisa throughput dilakukan dengan copy data dengan kapasitas
data yang bervariasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua buah PC client yang
terhubung dengan 3 buah router. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PPPoE dan PPTP
memiliki kualitas yang hampir sama baiknya,tetapi PPTP lebih baik dalam menangani jaringan
yang menggunakan layanan VOIP yang erat hubungannya dengan jitter. PPTP juga lebih baik
dalam menangani penggunaan bandwidth secara maksimal yang berhubungan dengan
throughput.

29
Jurnal JARKOM Vol. 4 No. 1 Desember 2016 ISSN:2338-6313

Kata kunci: mikrotik, PPPoE, PPTP, QoS, tunneling, VPN.

PENDAHULUAN

Semakin berkembangnya teknologi informasi, mengakibatkan kebutuhan jaringan


komunikasi semakin meningkat. Pada awalnya pertukaran data hanya menggunakan hardcopy
berupa tulisan tangan, dokumen, laporan bulanan dan sebagainya,tetapi saat ini telah
berkembang menjadi komunikasi menggunakan jaringan internet karena tuntutan waktu dan
efisiensi.Organisasi dengan beberapa kantor cabang dapat menggunakan internet untuk proses
koordinasi,sehingga bisa memangkas biaya yang dikeluarkan untuk perjalanan dinas atau
untuk keperluan rapat antar cabang. Dengan maraknya penggunaan aplikasi berbasis web,
akan memudahkan organisasi dengan banyak kantor cabang untuk berkolaborasi, namun tidak
semua aplikasi bisa dilewatkan jalur internet, untuk alasan keamanan atau memang akibat
keterbatasan aplikasi itu sendiri. Ada beberapa aplikasi yang masih menggunakan model local
client-server atau local area network.
Untuk aplikasi-aplikasi yang masih memerlukan model local/private network maka
internet masih bisa dimanfaatkan dengan melakukan proses tunneling berbasis protokol IP
misalkan menggunakan fitur EoIP, PPPoE, dan PPTP di Mikrotik. Teknik ini memungkinkan
sebuah jaringan lokal (private) berhubungan dengan jaringan lokal lainnya, melalui jaringan
publik (internet). Data yang akan dikirimkan dari satu jaringan lokal ke jaringan lokal lain ini
akan dibungkus (encapsulation) oleh protocol lain. Hasil pembungkusan tersebut akan
menghasilkan paket baru, dan paket baru inilah yag akan dikirimkan melalui jaringan public
yang disebut tunneling(terowongan). Untuk melakukan pembungkusan (encapsulation) suatu
paket data, dapat digunakan berbagai protokol yang dirancang untuk melakukan tunneling.
Semakin meningkatnya kebutuhanVPNuntuk menghubungkan sebuah jaringan lokal
(private) dengan jaringan lokal lainnya melalui jaringan publik (internet), maka isu kualitas
layanan atau QOSmenjadi penting. Jaminan QOS berhubungan dengan seberapa baik kualitas
suatu layanan tertentu dapat dinikmati oleh pemakai. Layanan dimaksud adalah semua layanan
informasi dan komunikasi di jaringan internet, baik layanan data, telepon, maupun multimedia.
Saat ini VPN dengan metode tunneling sudah banyak diterapkan, baik yang
menggunakan PPPoE maupun PPTP, namun umumnya belum dilakukan analisa QOS yang
merupakan standar untuk mengukur kualitassebuah jaringan.Penelitian ini dimaksudkan untuk
menganalisa QOSdari kinerja PPPoE maupun PPTP. Hasilanalisis diharapkan dapat menjadi
bahan pembanding bagi administrator jaringan yang ingin menghubungkan sebuah jaringan
lokal (private) dengan jaringan lokal lainnya melalui jaringan publik (internet) menggunakan
protokol PPPoE maupun PPTP.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Komputer IST AKPRIND Yogyakarta.Bahan
penelitian yang diperlukanadalah bahan pustaka (terdiri atas teori, konsep, dan hasil-hasil
penelitian sebelumnya yang relevan) dan data untuk proses pengujian QOSdengan kapasitas
data antara 49,8Mb sampai dengan 945Mb. Penggunaan variasi kapasitas data pengujian
tersebut diharapkan dapat memperoleh perbedaan nilai-nilai untuk analisas delay, jitter, dan
packet loss, serta throughput. Setelah melakukan pengamatan terhadap protokol yang
digunakan sebagai tunneling, dilanjutkan dengan implementasi PPPoEdan PPTP untuk
menghubungkan dua jaringan lokal yang berbeda melalui jaringan publik (internet). Setelah
kedua jaringan tersebut terhubung, kemudian dilakukan pengujian QoS untuk mengukur kinerja
masing-masing protokol. Pengujian kinerja PPPoEdan PPTP dilakukan dalam dua cara.Cara
pertama,mengirimkan protokol ICMP dari jaringan di router 2 ke jaringan di router 3
menggunakan beban paket berukuran 1000 byte, 10000 byte, 40000 byte, dan 65500 byte.
Cara kedua, yaitu dengan melakukan copy data dari jaringan di router 2 ke jaringan di router 3
menggunakan data berukuran 49,8 MB, 107 MB, 502 MB, dan 945 MB. Pengujian dilakukan
dalam dua kondisi, yaitu kondisi sepi dan kondisi padat.
Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya,
antara lain penelitian Habibi dan Satya (2014) yang telah melakukan analisis dan implementasi
PPPoE client dan server dengan menggunakan mikrotik dengan studi kasus ISP PT. Cobralink
Yogyakarta, penelitian oleh Jaya, dkk. (2012) yang melakukan penelitian tentang pemanfaatan
PPTP pada Virtual Private Network dalam akses file server, dan penelitian Rizal, dkk. (2012)

30
Jurnal JARKOM Vol. 4 No. 1 Desember 2016 ISSN:2338-6313

tentang analisis perbandingan penerapan protokol tunneling SSL, L2TP, dan PPTP pada
layanan VOIP terhadap QOS.
Dalam lingkup jaringan, QoS merupakan metode pengukuran tentang seberapa baik
jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik dan sifat dari satu
layanan. QoS digunakan untuk mengukur sekumpulan atribut kinerja yang telah
dispesifikasikan dan diasosiasikan dengan suatu layanan (Ferguson & Huston, 1998). QoS
mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada
trafficjaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda. QoS menawarkan kemampuan
untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan jaringan yang disediakan, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Tabel 1 menampilkan peringkat dan kriteria QoS.

Tabel 1. Peringkat dan kriteria QoS(TIPHON, 1999)


Nilai Persentase (%) Indeks
3,8 – 4 95 100 Sangat Memuaskan
3 – 3,79 75 94,75 Memuaskan
2 – 2,99 50 74,75 Kurang Memuaskan
1 – 1,99 25 49,75 Jelek

Parameter-parameter QoS terdiri atas (TIPHON, 1999):


1. Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps (bit per
second). Kategori throughput ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Peringkat dan kriteria throughput (TIPHON, 1999)


Nilai Persentase (%) Indeks
4 100 Sangat Bagus
3 75 Bagus
2 50 Kurang Bagus
1 <25 Jelek

Rumus untuk menghitung throughput adalah:


Throughput = .......................................................................... (1)

2. Packet loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang
menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan
congestion pada jaringan. Tabel 3 menunjukkan peringkat dan kriteria packet loss.

Tabel 3. Peringkat dan kriteria packet loss (TIPHON, 1999)


Nilai Persentase (%) Indeks
4 0 Sangat Bagus
3 3 Bagus
2 15 Kurang Bagus
1 25 Jelek

Rumus untuk menghitung packet loss adalah:


Packet loss = 100% ............................ (2)

31
Jurnal JARKOM Vol. 4 No. 1 Desember 2016 ISSN:2338-6313

3. Delay adalah waktu yang dibutuhkan paket untuk mencapai tujuan, karena adanya
antrian, atau mengambil rute yang lain untuk menghindari kemacetan.Peringkat dan
kriteriadelaydiperlihatkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai dari Delay (TIPHON, 1999)


Nilai Besar Delay (ms) Indeks
4 <150 Sangat Bagus
3 150 - 300 Bagus
2 300 - 450 Kurang Bagus
1 >450 Jelek

Rumus untuk menghitung rata-rata delay adalah :


Rata-rata delay = .................................................................... (3)

4. Jitter, diakibatkan oleh variasi-variasi dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan
data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan jitter.
Peringkat dan kriteriajitterdiperlihatkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Peringkat dan kriteriaJitter (TIPHON, 1999)


Nilai Besar Jitter (ms) Indeks
4 0 Sangat Bagus
3 0 - 75 Bagus
2 75 - 125 Kurang Bagus
1 125 - 225 Jelek

Rumus untuk menghitung jitteradalah :


Rata-rata delay = .................................................................... (4)
Total variasi delay = −( − ) ................................................... (5)

PEMBAHASAN

Rancangan topologi yang digunakan untukpengujian kinerja PPPoEdan PPTPdalam


penelitian ini merupakan topologi yang sama, yang berbeda hanya pada konfigurasi PPPoE
dan PPTP. Rancangan topologi jaringan yang digunakan tampak pada Gambar 1.
BerdasarkanGambar 1 dapat diketahui bahwa dalam penelitian inidigunakan tiga (3) buah
router yaitu router 1, router 2, dan router 3. Router 1 bertindak sebagai routerserver PPPoE dan
PPTP, sementara router 2 dan router 3 bertindak sebagai routerclient yang melakukan dial up
ke routerserver. Dalam penelitian ini setiap PC client PPPoE maupun PPTP yang ingin
terhubung ke jaringan menggunakan tunneling tidak perlu melakukan dialup di masing-masing
PC dikarenakan dialup sudah dilakukan oleh routerclient.

Gambar 1. Topologi jaringan yang dihasilkan

32
Jurnal JARKOM Vol. 4 No. 1 Desember 2016 ISSN:2338-6313

Pengujian dilakukan dalam dua kondisi, yaitu kondisi sepi dan kondisi padat. Kondisi sepi
adalah kondisi di mana tidak ada aktifitas lain selain pengiriman paket ICMP maupun copy data,
sedangkan kondisi padat merupakan kondisi dimana lalu lintas jaringan 90% penuh yang
diakibatkan oleh bandwith test yang dilakukan dari router 2 menuju router 3. Jika menggunakan
WinBox, bandwith test dapat dilakukan melalui menu Tools → Bandwidth Test seperti pada
Gambar 2. DalamGambar 2 dapat dilihat bahwa traffic yang masuk maupun keluar jika dijumlah
rata-rata sebanyak 90Mbps yang berarti sekitar 90% dari kapasitas bandwidth jika diasumsikan
bahwa kapasitas bandwdith maksimal yang bisa diakomodasi oleh kabel Fast Ethernet
Category 5E adalah 100Mbps.

Gambar 2. Bandwidth Test dari router 2 ke router 3

Untuk melakukan pengujian menggunakan paket ICMP dapat dilakukan dengan


melakukan ping dari komputer client di jaringan router 2 menuju ke komputer client di jaringan
router 3. Ping dapat dilakukan melaluiCommand Prompt yang ada di sistem operasi Windows
seperti pada Gambar 3. DalamGambar 3 dapat dilihat bahwa ping ditujukan kepada komputer
client yang berada di jaringan router 3 dengan IP Address 192.168.6.2. Jumlah paket yang
dikirimkan sebanyak 50 dengan besar paket 65.500 byte.

Gambar 3. Ping menuju komputer client di jaringan lain

Berdasarkan pengiriman paket ICMP tersebut dapat diketahui kualitas QoS pada aspek
delay, jitter, dan packet loss yang dapat dianalisa melalui Wireshark seperti pada Gambar 4.

33
Jurnal JARKOM Vol. 4 No. 1 Desember 2016 ISSN:2338-6313

Proses capture di Wireshark dilakukan melalu PC client yang sama dengan PC yang
mengirimkan ping ke komputer dengan IP Address 192.168.6.2. Dalam Gambar 4 dapat dilihat
bahwa protokol dari ping yang dikirimkan adalahprotokol ICMP.

Gambar 4 Hasil capture paket ICMP di Wireshark

Proses copy data juga dilakukan dari komputer di jaringan router 2 dengan IP Address
192.168.3.2 menuju ke komputer client di jaringan router 3 dengan IP Address 192.168.6.2.
Proses capture paket dari copy data dapat dilihat pada Gambar 5. Dalam Gambar 5 dapat
dilihat bahwa protokol yang digunakan dalam proses copy data dari komputer client di jaringan
router 2 menuju ke komputer client di jaringan router 3 adalah protokol TCP.

Gambar 5. Hasil capture paket dari proses copy data di Wireshark

Hasil pengujian delay PPPoE dan PPTP dalam kondisi sepi tampak pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil pengujian delay dalam kondisi sepi


Kondisi Sepi
Delay (ms)
Beban Paket
Kualitas (Tiphon, Kualitas Selisih
PPPoE PPTP
1999) (Tiphon, 1999) (%)
1000 byte 2.291 Sangat Bagus 2.132 Sangat Bagus 6.945

34
Jurnal JARKOM Vol. 4 No. 1 Desember 2016 ISSN:2338-6313

10000 byte 7.106 Sangat Bagus 8.592 Sangat Bagus 20.915


40000 byte 23.034 Sangat Bagus 29.311 Sangat Bagus 27.247
65500 byte 36.432 Sangat Bagus 47.132 Sangat Bagus 29.371

Hasil pengujian delay PPPoE dan PPTP dalam kondisi padat tampakpada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil pengujian delay dalam kondisi padat


Kondisi Padat
Delay (ms)
Beban Paket
Kualitas (Tiphon, Kualitas Selisih
PPPoE PPTP
1999) (Tiphon, 1999) (%)
1000 byte 2.085 Sangat Bagus 1.810 Sangat Bagus 13.179
10000 byte 7.497 Sangat Bagus 8.340 Sangat Bagus 10.109
40000 byte 24.617 Sangat Bagus 29.274 Sangat Bagus 15.907
65500 byte 39.132 Sangat Bagus 47.313 Sangat Bagus 17.291

Hasil pengujian jitter PPPoE dan PPTP dalam kondisi sepi tampak pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil pengujian jitter dalam kondisi sepi


Kondisi Padat
Jitter (ms)
Beban Paket
Kualitas (Tiphon, Kualitas Selisih
PPPoE PPTP
1999) (Tiphon, 1999) (%)
1000 byte 0.659 Bagus 0.266 Bagus 59.683
10000 byte 0.244 Bagus 0.260 Bagus 6.275
40000 byte 0.249 Bagus 0.309 Bagus 19.408
65500 byte 0.336 Bagus 0.367 Bagus 8.317

Hasil pengujian jitter PPPoE dan PPTP dalam kondisi padat tampak pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil pengujian jitter dalam kondisi padat


Kondisi Padat
Jitter (ms)
Beban Paket Kualitas
Kualitas (Tiphon, Selisih
PPPoE PPTP (Tiphon,
1999) (%)
1999)
1000 byte 0.283 Bagus 0.143 Bagus 49.575
10000 byte 0.310 Bagus 0.116 Bagus 62.624
40000 byte 0.301 Bagus 0.153 Bagus 49.058
65500 byte 0.290 Bagus 0.270 Bagus 6.793

Hasil pengujian throughput PPPoE dan PPTP dalam kondisi sepi tampak pada Tabel 10.

Tabel 10 Hasil pengujian throughput dalam kondisi sepi


Kondisi Padat
Throughput (%)
Beban Paket
Kualitas (Tiphon, Kualitas Selisih
PPPoE PPTP
1999) (Tiphon, 1999) (%)

49,8 MB 23.093 Jelek 23.802 Jelek 2.978


107 MB 39.039 Kurang Bagus 39.368 Kurang Bagus 0.836
502 MB 70.617 Bagus 73.116 Bagus 3.418
945 MB 77.068 Sangat Bagus 79.698 Sangat Bagus 3.300

35
Jurnal JARKOM Vol. 4 No. 1 Desember 2016 ISSN:2338-6313

Hasil pengujian throughput PPPoE dan PPTP dalam kondisi padat tampakpada Tabel 11.

Tabel 11 Hasil pengujian throughput dalam kondisi padat


Kondisi Padat
Throughput (%)
Beban Paket
Kualitas (Tiphon, Kualitas Selisih
PPPoE PPTP
1999) (Tiphon, 1999) (%)
49,8 MB 19.166 Jelek 19.159 Jelek 0.034
107 MB 28.020 Kurang Bagus 28.087 Kurang Bagus 0.240
502 MB 40.869 Kurang Bagus 40.770 Kurang Bagus 0.241
945 MB 43.335 Kurang Bagus 43.195 Kurang Bagus 0.323

Hasil pengujian packet losspada PPPoE dan PPTP dalam kondisi sepi maupun padat
dengan beban paket 1.000 byte, 10.000 byte, 40.000 byte, 65.500 byte semuanya
menunjukkan tidak ada paket yang hilang atau persentase packet loss adalah 0%. Berdasarkan
standar TIPHON maka kualitas jaringan PPPoE dan PPTP dalam kondisi sepi maupun dalam
kondisi padat mempunyai kualitas yang sangat bagus.Grafik rata-rata delaypada PPPoE dan
PPTP dapat dilihat pada Gambar 6. Secara keseluruhan kinerja delay PPPoE lebih baik jika
dibandingkan dengan PPTP, baik dalam kondisi sepi maupun dalam kondisi padat.

50.000
40.000
millisecond (ms)

PPPoE Sepi
30.000
PPTP Sepi
20.000
PPPoE Padat
10.000 PPTP_padat
0.000
1000 byte 10000 byte 40000 byte 65500 byte
Beban Paket
Gambar 6. Grafik rata-rata kinerja Delay PPPoE dan PPTP

Grafik rata-rata jitterpada PPPoE dan PPTP dapat dilihat pada Gambar 7. Secara
keseluruhan kinerja jitter PPPoE dalam kondisi sepi lebih baik jika dibandingkan dengan PPTP.
Namun dalam kondisi padat kinerja jitter PPTP lebih baik jika dibandingkan dengan PPPoE.

0.800
millisecond

0.600
0.400 PPPoE Sepi
0.200 PPTP Sepi
0.000 PPPoE Padat
1000 10000 40000 65500 PPTP Padat
byte byte byte byte
Beban Paket

Gambar 7. Grafik rata-rata kinerja Jitter PPPoE dan PPTP

Grafik rata-rata kinerja throughputpada PPPoE dan PPTP dapat dilihat pada Gambar 8.
Secara keseluruhan kinerja throughput PPTP lebih baik jika dibandingkan dengan PPPoE, baik
dalam kondisi sepi maupun dalam kondisi padat.

36
Jurnal JARKOM Vol. 4 No. 1 Desember 2016 ISSN:2338-6313

100.000
80.000

Mbps
60.000 PPPoE Sepi
40.000
PPTP Sepi
20.000
0.000 PPPoE Padat

49.8 MB 107 MB 502 MB 945 MB PPTP_Padat

Beban Paket
Gambar 8. Grafik rata-rata kinerja Throughput PPPoE dan PPTP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa:


1. Kualitas delayPPPoE lebih unggul jika dibandingkan dengan PPTP, baik dalam kondisi
sepi maupun kondisi padat.
2. Kualitas jitter yang biasa digunakan untuk layanan VOIP, PPTP lebih unggul jika
dibandingkan dengan PPPoE. Rata-rata jitter PPTP dalam kondisi padat lebih rendah jika
dibandingkan dengan PPPoE. Meskipun dalam kondisi sepi rata-rata jitter PPPoE lebih
baik jika dibandingkan dengan PPTP, namun PPTP tetap lebih stabil karena tidak ada
perbedaan waktu yang signifikan di setiap sesi pengujian.
3. Dalam aspek packet loss, PPPoE dan PPTP sama-sama mempunyai kualitas yang
sangat baik, tidak ada paket yang hilang baik dalam kondisi sepi maupun kondisi padat.
4. Dalam aspek throughput, PPTP lebih unggul jika dibandingkan dengan PPPoE, baik
dalam keadaan sepi maupun padat, sehinggaPPTP lebih efisien dalam pemanfaatan
bandwidth yang tersedia.
5. Pembangunan sebuah jaringan menggunakan tunneling sama-sama bisa dilakukan
menggunakan PPPoE maupun PPTP. Namun apabila jaringan yang akan dibangun
memiliki fasilitas VOIP, maka akan lebih baik jika protokol yang digunakan adalah
PPTP,karena rata-rata jitter yang lebih rendah dalam keadaan padat. Meskipun dalam
kondisi sepi rata-rata jitter PPPoE lebih baik jika dibandingkan dengan PPTP, namun
PPTP lebih stabil karena tidak ada perbedaan waktu yang signifikan antara masing-
masing jitter di setiap sesi pengujian. Jika jaringan yang dibangun akan digunakan untuk
transfer data dengan kapasitas yang besar, maka akan lebih baik jika protokol yang
digunakan adalah PPTP karena dapat menangani transfer data kapasitas besar dalam
kondisi sepi maupun padat dengan hasil yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ferguson, P., & Huston, G. (1998). Quality Of Service. John Wiley & Sons Inc.
Habibi, Y., & Satya, B. (2014). Analisis dan Implementasi PPPoE Client Dan Server Dengan
Menggunakan Mikrotik Studi Kasus ISP PT. Cobralink Yogyakarta. Naskah Publikasi.
Jaya, S. I., Efendi, R., & Miyono, N. (2012). Pemanfaatan Point-to-Point Tunneling Protocol
(PPTP) pada Virtual Private Network dalam Akses FileServer. Jurnal Teknologi Informasi-
Aiti, 101-200.
Rizal, F. A., Cahyani, N. D., dan Suryani, V. (2012). Analisis Perbandingan Penerapan
ProtokolTunneling SSL, L2TP, dan PPTP pada Layanan VOIP Terhadap QOS(Quality Of
Service). Tugas Akhir.
TIPHON. (1999). TelecommunicationsandInternetProtocolHarmonizationOverNetwork
(TIPHON) General aspects of Quality of Service (QoS). Jurnal, 1.

37

View publication stats

You might also like