Xitotomate. Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) Merupakan Tumbuhan Setahun, Berbentuk

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

PENGARUH LAMA PERENDAMAN TOMAT DALAM LARUTAN KALSIUM HIDROKSIDA (Ca(OH)2)

TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK DAN KADAR AIR MANISAN KERING TOMAT


(Lycopersicum esculentum. Mill)
2
Effects Of Long Soaking In Tomato Calcium Hydroxide Solution (Ca(OH) ) On The Water Levels
And Organoleptic Properties Candied Dry Tomato
(Lycopersicum Esculentum. Mill)
1 1) 1)
Mardila Ade Kantari I Ketut Swirya Jaya . Aladhiana Cahyaningrum
1)
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Mataram

ABSTRACT

Background : Tomatoes are a better source of lycopene than raw tomatoes. Lycopene is known to have
the ability as an antioxidant and can protect the body against various diseases, such as cancer and heart
disease. Sweets is produced from fruit or vegetables preserved with sugar to prolong shelf life. Obstacles
encountered in the manufacture of sweets are organoleptic properties, especially the soft texture of the
fruit, and therefore the need for treatment by immersion in a solution of lime water. Of lime to sustain
organoleptic properties, especially the soft texture of the fruit.
Objective : This study aimed to determine the effect of long immersion in a solution of calcium hydroxide
tomatoes (Ca(OH)2) on the organoleptic properties and water content of dried candied tomatoes
(Lycopersicum esculentum. Mill).
Research Methods :This study used an experimental method with experiments in the laboratory. The
design in this study was completely randomized design (CRD) with a single factor, namely long
immersion treatment of tomatoes in a solution of calcium hydroxide, each re-treatment at 3 times, then
performed organoleptic test and moisture test. Analysis of the data using analysis of variance (ANOVA)
at α=0.05, while a further test using Tukey's test.
Results : Showing old tomato soaking in a solution of calcium hydroxide (Ca(OH) 2) has significant effect
on the color of candied dried tomatoes (p<0.05), while for the smell, taste and texture of candied dried
tomatoes are not significant (p>0,05). Candied dried tomatoes are the most preferred is the treatment of
candied dried tomatoes soaking for 4 hours. Long immersion in a solution of calcium hydroxide tomatoes
2
(Ca(OH) ) significantly affected the moisture content of dried candied tomatoes (p<0.05) with the highest
rates in the treatment t1 (22.6%) while the average lowest for the treatment t4 (18,3%).
Conclusion : Long immersion in a solution of calcium hydroxide tomatoes (Ca(OH) 2) to the colors and
candied dried tomato water content (p<0.05), while for the smell, taste and texture of candied dried
tomatoes are not significant (p>0.05 )
Keywords: Soaking, Calcium Hydroxide (Ca(OH)2), Dried Candied Tomatoes

PENDAHULUAN
Tanaman tomat merupakan salah satu halnya betakaroten, likopen termasuk ke dalam
jenis tanaman holtikultura yang tergolong golongan karotenoid. Telah banyak penelitian
sayuran kedua terbesar setelah kentang. Istilah yang mengungkapkan manfaat likopen terhadap
tomat berasal dari bahasa Aztec (salah satu kesehatan. Likopen diketahui mempunyai
nama suku Indian), yaitu xitomate atau kemampuan sebagai antioksidan dan dapat
xitotomate. Tomat (Lycopersicum esculentum melindungi tubuh terhadap berbagai macam
Mill) merupakan tumbuhan setahun, berbentuk penyakit, seperti kanker dan penyakit jantung.
perdu atau semak dan termasuk kedalam Tomat yang dihancurkan atau dimasak
golongan tanaman berbunga dan banyak merupakan sumber likopen yang lebih baik
digemari orang. Hal ini disebabkan kandungan dibandingkan dengan tomat mentahnya (Ahuja
gizi yang terdapat pada buah tomat seperti et al, dalam warda 2011)
vitamin C, vitamin A serta sedikit vitamin B1 dan Sebagai contoh, jumlah likopen dalam
mineral (Cahyono, 1998). jus tomat bisa mencapai lima kali lebih banyak
Tomat juga mengandung likopen yang dari pada tomat segar. Para peneliti menduga,
tinggi. Likopen ini merupakan pigmen yang tomat yang dimasak atau dihancurkan dapat
menyebabkan tomat berwarna merah. Seperti mengeluarkan likopen lebih banyak sehingga

1
mudah diserap tubuh. Likopen terdapat pada (warna, bau, rasa dan tekstur), terutama tekstur
bagian dinding sel tomat. Oleh karena itu, buah yang lunak, oleh sebab itu perlu adanya
pemasakan dapat melepas komponen ini. penanganan yaitu dengan dilakukan
Sebagai tambahan, pemasakan tomat perendaman dalam larutan air kapur dengan
memudahkan tubuh menyerap likopen dengan lama perendaman 1 jam sampai 5 jam.
lebih baik (Ahuja et al, dalam warda 2011). Pemberian kapur bertujuan mempertahankan
Produksi tomat di Nusa Tenggara Barat sifat organoleptik terutama tekstur buah yang
menurut data Biro Pusat Statistik (BPS) lunak (Utami, 2005)
mengalami fluktuasi persatuan luas. Kejadian ini Perendaman air kapur tersebut
dapat diamati berdasarkan data statistik dari berfungsi untuk menguatkan tekstur buah yang
tahun 2007-2011. Produksi tomat pada tahun diolah menjadi manisan sehingga terasa lebih
2007 dengan luas panen 1.002 Ha hasil renyah. Perubahan ini disebabkan adanya
produksi 10.039, pada tahun 2008 dengan luas senyawa kalsium dalam kapur yang
panen 1.076 Ha hasil produksi 19.420 ton, pada berpenetrasi ke dalam jaringan buah. Akibatnya
tahun 2009 dengan luas panen 1.212 Ha hasil struktur jaringan buah menjadi lebih kompak
produksi 28.781 ton, pada tahun 2010 dengan berkat adanya ikatan baru antara kalsium dan
luas panen 1.335 Ha hasil produksi 25.639 ton, jaringan dalam buah (Fatah, 2004).
dan pada tahun 2011 dengan luas panen 1.671 Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Ha hasil produksi 33.859 ton (BPS, 2012). Umi (2006) menunjukkan bahwa dengan
Tomat merupakan komoditi yang mudah pemberian konsentrasi larutan kalsium
rusak karena kandungan airnya yang cukup hidroksida (Ca(OH)2) terhadap manisan kering
tinggi, bila penyimpanan tidak diperhatikan tomat berpengaruh sangat nyata terhadap kadar
maka dapat menimbulkan kerusakan yang akan air, kadar gula reduksi dan organoleptik (warna,
mempercepat proses pembusukan. Kerusakan rasa, aroma dan tekstur) manisan kering tomat,
itu diantaranya kerusakan mekanis, biologis dan dengan pemberian konsentrasi (Ca(OH)2) 5%
mikrobiologis. Tomat sebaiknya disimpan pada dapat memperbaiki kualitas manisan kering
suhu rendah karena dengan penurunan suhu tomat. Penelitian yang dilakukan oleh Yuli, dkk
akan menghambat proses kerusakan- (2006) pada buah rambutan juga menunjukkan
kerusakan. Tapi penyimpanan dalam waktu bahwa penggunaan konsentrasi larutan kapur
yang lama di suhu rendah juga menyebabkan berdampak pada peningkatan kadar air tetapi
buah menjadi keriput oleh karena terjadi tidak berdampak pada kadar vitamin C.
kerusakaan sel dan struktur jaringan pada buah Dari latar belakang di atas maka telah
(Utami, 2005). Oleh karena itu, perlu dilakukan dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Lama
penanganan untuk meningkatkan umur simpan Perendaman Tomat Dalam Larutan Kalsium
buah, salah satu cara yang digunakan untuk Hidroksida (Ca(OH)2) Terhadap Sifat
pengawetan adalah pengeringan buah. Organoleptik dan Kadar Air Manisan Kering
Pengolahan buah menjadi manisan merupakan Tomat (Lycopersicum esculentum. Mill)”.
salah satu alternatif pengolahan yang yang
mempunyai banyak keuntungan yaitu lebih BAHAN DAN METODE
awet, ringan dan volume lebih kecil sehingga Bahan penelitian. Bahan untuk membuat
mempermudah pengemasan (Utami, 2005). manisan kering tomat meliputi tomat, gula pasir,
Manisan merupakan hasil olahan dari larutan kalsium hidroksida (Ca(OH)2). Bahan
buah atau sayur yang diawetkan dengan gula untuk uji organoleptik adalah manisan kering
untuk memperpanjang masa simpan dan tomat dan air minum, sedangkan bahan untuk
menambah manfaat. Pengawetan dengan gula uji kadar air adalah manisan kering tomat.
ini bertujuan untuk memberikan tambahan rasa Desain penelitian. Penelitian ini merupakan
manis dan mencegah tumbuhnya percobaan di laboratorium. Rancangan dalam
mikroorganisme, seperti jamur. Dalam proses penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap
pembuatan manisan buah ini, juga digunakan air (RAL) dengan faktor tunggal yaitu perlakuan
kapur untuk mempertahankan bentuk (tekstur) lama perendaman tomat dalam larutan kalsium
(Utami, 2005). hidroksida, masing-masing perlakuan di ulang 3
Kendala yang dihadapi dalam kali.
pembuatan manisan adalah sifat organoleptik

2
HASIL
Pengaruh Lama Perendaman Tomat dalam Pengaruh lama perendaman
Larutan Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2) tomat dalam kalsium hidroksida
terhadap Sifat Organoleptik dan Kadar Air (Ca(OH)2) terhadap sifat organoleptik
Manisan Kering Tomat. (warna, bau, rasa, tekstur) dan sifat kimia
(kadar air) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Signifikan pengaruh lama perendaman tomat dalam larutan kalsium hidroksida
(Ca(OH)2) terhadap sifat organoleptik dan kadar air manisan kering tomat
Parameter Singnifikansi Notasi
Warna 0.001 S
Bau 0.343 NS
Rasa 0.698 NS
Tekstur 0.454 NS
Kadar air 0.027 S
Keterangan: S = Signifikan ; NS = Non Signifikan

Berdasarkan (Tabel 1) diketahui tomat didapatkan p< 0.05 artinya lama


bahwa nilai untuk semua parameter perendaman tomat dalam kalsium
yang diuji (bau, rasa, tekstur) dan hidroksida mempunyai pengaruh yang
parameter kadar air didapatkan p> 0.05 signifikan terhadap warna manisan
artinya lama perendaman tomat dalam tomat. Nilai rata-rata untuk parameter
kalsium hidroksida pada manisan tomat warna, bau, rasa dan tekstur dapat
tidak mempunyai pengaruh yang dilihat pada Tabel 2 dan nilai rata-rata
signifikan, sedangkan warna manisan kadar air dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 2. Nilai parameter uji organoleptik pada manisan kering tomat


Uji Organoleptik
Perlakuan
Warna Rasa Bau Tekstur
a
t1 (895) 3.36 3.64 3.48 3.44
a
t2 (475) 3.48 3.64 3.34 3.32
ab
t3 (604) 3.76 3.72 3.32 3.24
b
t4 (285) 4.00 3.53 3.68 3.64
a
t5 (212) 3.32 3.44 3.48 3.40
Keterangan: Angka - angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada α 5%

Tabel 3. Nilai parameter uji kadar air pada manisan kering tomat
Rata-rata
Perlakuan
Kadar Air (%)
b
t1 (895) 22.6
ab
t2 (475) 20.8
ab
t3 (604) 19
a
t4 (285) 18.3
ab
t5 (212) 22
Keterangan: Angka - angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada α 5%

PEMBAHASAN

3
A. Pengaruh Lama Perendaman Tomat organoleptik bau manisan kering tomat
Dalam Larutan Kalsium Hidroksida antara 3.32-3,68 yaitu agak suka (Tabel
(Ca(OH)2) Terhadap Sifat 2). Hasil analisa menunjukkan bahwa
Organoleptik Manisan Kering Tomat. perlakuan lama perendaman Ca(OH)2
yaitu t1, t2, t3, t4, dan t5 tidak
Hasil uji organoleptik (Tabel 1) memberikan pengaruh beda nyata (P>
para panelis terhadap warna 0,05) terhadap nilai kesukaan bau.
menunjukkan hasil yang berpengaruh Berdasarkan data pada (Tabel
nyata (P< 0.05). Tiap perlakuan 2) dapat dilihat bahwa rerata tingkat
menunjukkan perbedaan nyata karena kesukaan panelis terhadap bau manisan
akibat dari perendaman dalam larutan kering tomat yang tertinggi dihasilkan
kalsium hidroksida (Ca(OH)2) yang pada lama perendaman tomat pada
terlalu lama. Hal ini dikarenakan Ca(OH)2 dengan lama perendaman 4
(Ca(OH)2) termasuk elektrolit kuat, jam (t4) yaitu sebesar 3,68. Nilai rerata
dapat terionisasi sempurna dalam air, terendah terdapat pada lama
mudah melakukan proses absorpsi perendaman Ca(OH)2 3 jam (t3) yaitu
(peristiwa penyerapan) dalam jaringan sebesar 3,32.
bahan sehingga dapat mencegah Semakin lama perendaman
proses pencoklatan. Sesuai pendapat dilakukan maka bau manisan tomat
Sulisna (2002), menjelaskan yang dihasilkan semakin disukai
penggunaan Ca(OH)2 dalam panelis, hal ini dikarenakan penggunaan
perendaman bahan pangan adalah kalsium hidroksida untuk sampel t4 yaitu
karena Ca(OH)2 termasuk elektrolit kuat, yang direndam selama 4 jam
dapat terionisasi sempurna dalam air, menghasilkan produk manisan tomat
ion Ca akan mudah melakukan proses dengan bau tomat yang muncul tidak
absorpsi (peristiwa penyerapan) dalam begitu menyengat, sedangkan manisan
jaringan bahan sehingga dapat tomat yang direndam dalam 3 jam bau
mencegah proses pencoklatan tomat masih tercium.
enzimatis yang disebabkan oleh efek Hal ini juga diduga karena
ion Ca terhadap asam amino. perendaman Ca(OH)2 dalam jangka
Rata-rata nilai kesukaan panelis waktu lama, sehingga tidak memberikan
terhadap warna manisan kering tomat efek perubahan terhadap bau. Dimana
mempunyai nilai terendah sebesar 3,32 seharusnya perendaman Ca(OH)2 yang
(agak suka) perlakuan lama tinggi pada saat perendaman dapat
perendaman 5 jam, sedangkan nilai menghasilkan produk dengan aroma
tertinggi sebesar 4,00 (suka) didapatkan bau yang cenderung tidak sedap,
dari perlakuan lama perendaman 4 jam, tercampur aroma lain dari bahan yang
menurut panelis warna yang paling terkadung di dalam Ca(OH)2, karena
bagus adalah sampel t4 (perendaman 4 adanya senyawa yang masuk dan
jam) karena dalam waktu perendaman hilang pada bahan.
kalsium hidroksida (Ca(OH)2) warna Hasil uji organoleptik (Tabel 2)
yang dihasilkan lebih menarik dan para panelis terhadap rasa
berwarna merah, untuk warna yang menunjukkan hasil yang tidak
kurang disukai panelis adalah sampel t5 berpengaruh nyata (p> 0.05). Tiap
karena dalam penggunaan kalsium perlakuan tidak menunjukkan nilai yang
hidroksida (Ca(OH)2) waktu berbeda nyata baik pada perlakuan t1,
perendaman lebih lama sehingga warna t2, t3, t4, dan t5, karena pada perlakuan
yang dihasilkan adalah merah perendaman kalsium hidroksida
kecoklatan dan kurang menarik. (Ca(OH)2) tidak memberikan pengaruh
Falade, et al. (2007), yang signifikan terhadap rasa manisan
menjelaskan pigmen alami merupakan kering tomat.
senyawa yang tidak stabil dan mudah Berdasarkan (Tabel 2) dapat
pecah selama proses pengolahan dilihat bahwa rerata tingkat kesukaan
dengan pemanasan. panelis terendah 3,44 terdapat pada
Hasil analisa rata-rata tingkat perlakuan t5 (perendaman tomat
kesukaan panelis terhadap sifat selama 5 jam), sedangkan rerata

4
tertinggi 3,72 terdapat pada perlakuan bertujuan untuk menguatkan tekstur
t3 (perendaman tomat 3 jam). Perlakuan bagian luar buah yang akan diolah
t3 disukai panelis karena manisan tidak menjadi manisan. Perubahan ini
terlalu manis dan mempertahankan rasa disebabkan adanya senyawa kalsium
dari manisan. hidroksida yang berpenetrasi kedalam
Rata-rata nilai kesukaan panelis jaringan buah. Akibatnya struktur
terhadap rasa manisan kering semakin jaringan buah menjadi lebih kuat karena
menurun dengan semakin lama adanya ikatan baru antara kalsium
perendaman Ca(OH)2 namun pada dengan jaringan dalam buah.
perlakuan t3 menghasilkan penilaian B. Pengaruh Lama Perendaman Tomat
tertinggi terhadap rasa manisan. Dalam Larutan Kalsium Hidroksida
Tingginya penilaian panelis terhadap (Ca(OH)2) Terhadap Kadar Air
rasa manisan kering diduga karena Manisan Kering Tomat.
pada perlakuan tersebut manisan kering
tomat memiliki rasa yang lebih enak Berdasarkan (Tabel 3) dapat
yaitu rasa tidak terlalu manis (masih dilihat bahwa pengaruh perendaman
memiliki cita rasa seperti buah tomat) larutan kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
dan lebih segar karena memiliki berpengaruh nyata(p<0,05). Perlakuan
kandungan kadar air yang tidak terlalu t4 berbeda nyata dengan perlakuan t1,
tinggi sehingga teksturnya kenyal dan t2, t3, dan t5, perlakuan t1 berbeda
tidak terlalu keras. Berkurangnya rasa nyata dengan perlakuan t2, t3, t4 dan
kecut pada buah tomat disebabkan t5. Rata-rata kadar air manisan kering
karena perendaman buah pada tomat berdasarkan hasil penelitian
Ca(OH)2 dan penambahan gula. Gula berkisar antara 18,3 % sampai 22,6 %.
dapat mengikat air bebas dalam bahan Kadar air tertinggi yaitu pada perlakuan
sehingga sebagian air tidak tersedia t1 yaitu sebesar 22,6 % dan yang
bagi pertumbuhan mikroba dengan terendah terdapat pada perlakuan t4
demikian aktivitas air dalam bahan yaitu sebesar 18,3 %. Perendaman
tersebut dapat berkurang, akibat proses dalam larutan kalsium hidroksida ini
osmosis (keluarnya air dalam bahan bertujuan untuk menguatkan tekstur
pangan) dan masuknya cairan gula buah yang akan diolah menjadi
kedalam bahan secara perlahan manisan. Perbedaan nilai kadar air
menggantikan sebagian air yang keluar berdasarkan waktu perendaman larutan
(Susanto dan Suneto, 1994). kalsium hidroksida disebabkan adanya
Berdasarkan (Tabel 2) dapat senyawa kalsium yang berpenetrasi
dilihat bahwa tekstur manisan tomat kedalam jaringan buah. Jaringan buah
pada perlakuan t1, t2, t3, t4 dan t5 tidak untuk menjadi jaringan molekul yang
berbeda nyata. artinya panelis melebar sehingga semakin kokoh dari
menganggap tekstur manisan tomat dari pengaruh mekanis (Kusmiadi, 2011).
5 perlakuan tersebut sama dan tidak Kadar air merupakan salah satu
memiliki perbedaan. faktor yang berpengaruh pada daya
Berdasarkan data pada (Tabel simpan suatu produk pangan serta
2) dapat dilihat bahwa nilai tertinggi dapat menggambarkan jumlah padatan
tekstur manisan tomat adalah pada yang dikandungnya. Semakin rendah
perlakuan t4 dengan rerata 3,64 kadar air pada produk pangan maka
sedangkan rerata terendah adalah pada mikroba tidak akan mudah tumbuh serta
perlakuan t3 dengan rerata 3,24. dapat mencegah terjadinya reaksi kimia
Perendaman kalsium hidroksida yang dapat merusak mutu pangan. Jika
(Ca(OH)2) digunakan untuk untuk dibandingkan dengan Standar Nasional
memperbaiki tekstur yang baik pada Indonesia (SNI), yang mensyaratkan
manisan kering tomat, jadi semakin kadar air manisan kering yaitu
lama perendaman maka kekerasan maksimum 25% (SNI, 1996). Jadi kadar
pada manisan semakin tinggi. air manisan tomat yang dihasilkan pada
Hal ini sependapat dengan penelitian ini telah memenuhi Standar
Fatah (2004) bahwa perendaman dalam Nasional Indonesia untuk manisan
larutan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) ini tomat.

5
Faktor yang menyebabkan dinyatakan sebagai water activity
turunnya kadar air pada manisan kering (jumlah air bebas bahan yang dapat
tomat adalah pada saat dilakukan dipergunakan oleh mikroba untuk
proses pengeringan. Hasanah (2010), pertumbuhannya). Rachmawan (2001),
menyatakan jumlah kandungan air pada menjelaskan tujuan dari proses
bahan hasil pertanian akan pengeringan adalah menurunkan kadar
mempengaruhi daya tahan bahan air bahan sehingga bahan menjadi lebih
tersebut terhadap serangan mikroba, awet, dan mengecilkan volume.

KESIMPULAN DAN SARAN berpengaruh nyata terhadap kadar


A. Kesimpulan air manisan kering tomat (p<0,05)
Berdasarkan analisis data hasil dengan rerata tertinggi pada
uji organoleptik dan kada air pada perlakuan t1 (22,6%) sedangkan
manisan kering tomat maka dapat rerata terendah terdapat pada
disimpulkan sebagai berikut: perlakuan t4 (18,3%).
1. Lama perendaman tomat dalam B. Saran
Larutan kalsium hidroksida 1. Manisan kering tomat yang disukai
(Ca(OH)2) berpengaruh nyata adalah manisan kering tomat
terhadap warna manisan kering dengan perlakuan perendaman 5%
tomat (p<0,05), sedangkan untuk larutan kalsium hidroksida
bau, rasa dan tekstur manisan (Ca(OH)2) selama 4 jam dan perlu
kering tomat tidak berpengaruh penelitian lebih lanjut mengenai hal
nyata (p>0,05) yang sama agar dapat
2. Berdasarkan sifat organoleptik menghasilkan manisan yang lebih
warna manisan kering tomat baik.
mempunyai nilai terendah sebesar 2. Perlu dilakukan penelitian lebih
3,32 yaitu pada perlakuan lama lanjut untuk mengetahui lama
perendaman 5 jam, sedangkan nilai penyimpanan pada manisan kering
tertinggi sebesar 4.00 didapatkan tomat.
dari perlakuan lama perendaman 4 3. Perlu dilakukan penelitian lebih
jam. lanjut untuk mengetahui
3. Berdasarkan sifat organoleptik bau kandungan nilai gizi manisan
manisan kering tomat mempunyai kering tomat.
nilai terendah sebesar 3,32 yaitu DAFTAR PUSTAKA
pada perlakuan lama perendaman 3 Buckle. K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet,
jam, sedangkan nilai tertinggi M.Wootton. 2007. Ilmu Pangan.
sebesar 3,68 didapatkan dari Penerjemah Hari Purnomo dan
perlakuan lama perendaman 4 jam. Adiono. Departement of Education
4. Berdasarkan sifat organoleptik rasa and Culture Directorate General of
manisan kering tomat mempunyai Higher Education, International
nilai terendah sebesar 3,34 yaitu Development Program of Australia
pada perlakuan lama perendaman 5 Universities and Colleges. Penerbit
jam, sedangkan nilai tertinggi Universitas Indonesia.
sebesar 3,72 didapatkan dari
perlakuan lama perendaman 3 jam. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian
5. Berdasarkan sifat organoleptik Departemen Pertanian. 2009.
tekstur manisan kering tomat Aneka Olahan Buah Dan Sayur.
mempunyai nilai terendah sebesar Jakarta : Badan Penelitian Dan
3,24 yaitu pada perlakuan lama Pengembangan Pertanian
perendaman 3 jam, sedangkan nilai Departemen Pertanian.
tertinggi sebesar 3,64 didapatkan
dari perlakuan lama perendaman 4 Badan Standardisasi Nasional (BSN). 1995.
jam. Standar Nasional Indonesia.
6. Lama perendaman tomat (t1, t2, t3, SNI.01-3710-1995 tentang Buah
t4 dan t5) dalam larutan kalsium Kering. BSN. Jakarta.
hidroksida (Ca(OH)2) tidak

6
Bachtiar, Fatah, M. A., & Yusuf, I. (2004). Karakteristik Manisan Basah Bunga
Membuat Aneka Manisan Buah. Rosela. Skripsi. Pasudan
Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka.
Kemenkes RI. 2010. “Rapor Hijau Untuk
Buntaran, W, Astirin OP, Mahajoeno E. 2011. Kementerian Kesehatan”. Dalam
Pengaruh Kosentrasi Larutan Gula Mediakom. Ed. XXII. Jakarta
Terhadap Karakteristik manisan
Kering Tomat (Lycopersicum Kemenkes RI. 2010. “ Rencana Aksi Pembinaan
esculentum). Jurnal Bioteknologi Gizi Masyarakat 2010-2014”. Dirjen
8(1):1-9 Bina Kesehatan Masyarakat.
Jakarta
BPS Provinsi NTB. 2012. Nusa Tenggara Barat
Dalam Angka. Mataram : Biro Kurnianti Y.D, Hastuti S, Fakhry M. 2011.
Pusat Statistik Provinsi NTB. Produksi Manisan Rambutan
Kering Dengan Variasi Konsentrasi
Cahyono B. 2008. Tomat. Yogyakarta. Kanisius Larutan Kapur Dan Karakteristik
(Anggota IKAPI). Pengeringan. Skripsi. Trunojoyo
Madura
Deman J. M. 1997. Kimia Makanan. Bandung :
Penerbit ITB. Kusmiadi, R. 2011. Pengaruh CaCl2 Terhadap
Mutu Manisan Buah. Blogkimia.
Fachruddin., L. 1998. Membuat aneka manisan. Wordpress.com. diakses pada
Yogyakarta: Kanisius (Anggota tanggal 1 Agustus 2014
IKAPI).
Musaddad, D dan Nur Hartuti. 2003. Produk
Fatah, M. A dan Y. Bachtiar. 2004. Membuat Olahan Tomat. Depok: Penebar
Aneka Manisan Buah. Jakarta : Swadaya.
Agromedia Pustaka.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 2008. Tabel
Falade, K.O., Igbeka, J.C., Ayanwuyi, F.A., Komposisi Pangan Indonesia.
2007. Kinetics of Mass Transfer Jakarta : Kompas Gramedia.
and Colour Changes During
Osmotic Dehydration of Rahayu, W. P. 1998. Penuntun Praktikum
Watermelon. Journal Food Penilaian Organoleptik. Fakultas
Engineer. 80 (3), 979–985. Teknologi Pertanian, Bogor.

Firmanto, Bagus Herdy. 2011. Sukses Bertanam Rachmawan, O. 2001. Pengeringan, Pen-
Tomat Secara Organik. Bandung : dinginan dan Pengemasan
Penerbit Angkasa. Komoditas Pertanian. Departeman
Pendidikan Nasional. Jakarta.
Hanik, U. 2006. Pengaruh Berbagai Konsentrasi
Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2) Rahayu, W.P. 2001. Penentuan Praktikum
Terhadap Kualitas Manisan Kering Penilaian Organoleptik. Fakultas
Tomat (Lycopersicum esculentum Teknologi Pertanian IPB. Bogor.
Mill). Skripsi. Muhammadyah
malang. Susanto, T. dan Suneto, B. 1994. Teknologi
Pengolahan hasil Pertanian, Bina
Hasanah, U.N. 2010. Proeses Produksi Manisan Ilmu. Surabaya.
Carica di UD. Yusafood Berkah
Makmur. Program DIII THP, SNI No.1718. 1996. Syarat Mutu Manisan
Fakultas Pertanian Universitas Kering. Jakarta. Badan
Sebelas Maret. Surakarta. Standarisasi Nasional.

Heru H. H. 2011. Pengaruh Konsentrasi Larutan Sudarmadji, S., Bambang Haryono dan Suhardi.
Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2) Dan 1997. Analisa Bahan Makanan dan
Larutan Sukrosa Terhadap Pertanian. Librty. Yogyakarta.

7
Sulisna, R. 2002. Pembuatan Manisan Kering
Labu Mie (Cucurbita pepo L.)
Kajian Konsentrasi Larutan Kapur
dan Lama pengeringan Terhadap
Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik.
Skripsi. Jurusan THP, Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas
Brawijaya. Malang.

Suryani, (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi.


Jakarta. PT. Gramedia Pustaka
Utara

Supriana. D. 2009. “Anemia Gizi” Dalam


Pembinaan Petugas Kesehatan
Puskesmas. Bambanglipuro.
Bantul. Disampaikan 29 Desember
2009

Supriati, Yati dan Firmansyah D. Siregar. 2012.


Bertanam Tomat dalam Pot dan
Polibag. Depok :Penebar Swadaya.

Dewanti, T, Rukmi, W.D, Nurcholis., M, dan


Maligan., J.M. 2010. Aneka Produk
Olahan Tomat Dan Cabe.
Brawijaya. Malang.

Utami, P.W. 2005. Pembuatan Manisan


Tamarilo (Kajian konsentrasi
Peren-daman Air Kapur Ca(OH)2
dan Lama Pengeringan Terhadap
Sifat Fisik, Kimia, dan
Organoleptik). Skripsi. Juru-san
THP, Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya. Malang.

Winarno FG dan Rahayu TS. 1994. Bahan


Tambahan untuk Makanan dan
Kontaminan. Pustaka Sinar
Harapan. Jakarta.

Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.


Jakrta: Gramedia Pustaka Utama.

You might also like