Perencanaan Pltu Biomassa Berbahan Bakar Tanaman Kaliandra Merah Di Kalimantan Timur

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

PERENCANAAN PLTU BIOMASSA BERBAHAN

BAKAR TANAMAN KALIANDRA MERAH DI


KALIMANTAN TIMUR
Planning of Biomass Power Plant used Red Calliandra as a Fuel in
East Kalimantan
Irhan Febijanto
Pusat Pengembangan Industri dan Proses Energi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Gedung 720 Kawasan PUSPIPTEK Serpong - Tangerang Selatan 15314
Email: irhan.febijanto@bppt.go.id

Abstract
The use of wood as an energy source for biomass-fueled electricity generation is one alternative for the
implementation of new and renewable energy. A company in Samarinda has a plan to build Biomass
Power Plant to supply the electricity demand of the pellet mill and sell electricity to PT. PLN for the next
step. The raw material for the pellet mill and the PLTBm fuel is Caliandra Callothyrsus, which is planted in
two different production forest locations. Electric energy for pellet plants is supplied from 1 x 7 MW
Biomass Power Plant built adjacent to the pellet plant. PLTBm uses a local stoker boiler to reduce
investment costs and operating costs. Electricity sales to the grid network of PT. PLN is experiencing
difficulties, because the Mahakam System condition has enough reserve margins, due to the fast track
program, so that the construction of new plants is no longer needed at this time in the Mahakam System,
East Kalimantan. This paper discusses the review and analysis of the sustainability of biomass fuel
supply, including the area of calliandra plantations, transportation routes, heat and mass balance of
biomass power plant and evaluation of the current PLN regulations, also carried out. Based on the study
result, biomass power plant has difficulties to sell the generated electricity due to the low selling price of
electricity and sufficient reserve margin of Mahakam system. So that, in the economic assessment, IRR
(Internal Rate Return) is not used. The difference between the biomass power plant production costs and
the cost of purchasing electricity to PT. PLN in the same power is implemented to analyses the feasibility
of the biomass power plant development. As a result, a high reserve margins and a high reliability of
Mahakam electrical system, the construction of the biomass power plant requires further evaluation,
considering that the development benefits achieved from the difference in costs are very small.

Keywords: biomassa power plant, wood biomass, electricity.

Abstrak
Pemanfaatan kayu sebagai sumber energi untuk pembangkit listrik berbahan bakar biomassa
merupakan salah satu alternative implementasi energi baru dan terbarukan. Studi ini dilakukan untuk
melihat prospek pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) untuk mensuplai
kebutuhan listrik pabrik pelet dan menjual listrik ke PT. PLN pada tahap selanjutnya. Bahan baku
pabrik pelet dan bahan bakar PLTBm berasal dari tanaman kaliandra merah (Caliandra Callothyrsus),
yang ditanam di dua lokasi hutan produksi yang berbeda. Energi listrik untuk pabrik pelet disuplai dari
PLTBm 1 x 7 MW yang dibangun berdekatan dengan pabrik pelet. PLTBm menggunakan stoker boiler
local untuk menekan biaya investasi dan biaya operasi. Listrik yang dibangkitkan akan dijual ke
jaringan grid PT. PLN mengalami kesulitan dikarenakan kondisi sistem Mahakam telah mempunyai
reserve margin yang mencukupi, akibat fast track program (program percepatan pembangunan),
sehingga pembangunan pembangkit baru tidak dibutuhkan lagi saat ini di Sistem Mahakam,
Kalimantan Timur. Makalah ini membahas tinjauan serta analisis terhadap keberlanjutan suplai bahan
bakar biomassa, meliputi luas perkebunan kaliandra, rute transprotasi, heat and mass balance dari
PLTBm serta evaluasi terhadap aturan PLN yang berlaku saat ini. Dari hasil studi, PLTBm tidak bisa
menjual listrik dikarenakan rendahnya harga jual listrik dan reserve margin yang telah mencukupi,
sehingga penilaian keekonomian tidak menggunakan IRR (Internal Rate Return), tetapi memakai
selisih antara biaya produksi PLTBm dengan biaya pembelian listrik ke PT. PLN pada daya yang sama.
Dari hasil analisis diketahui bahwa dengan meningkatnya reserve margin dan keandalan suplai sistem
kelistrikan Mahakam, pembangunan PLTBm membutuhkan evaluasi lebih lanjut, mengingat
keuntungan pembangunan yang dicapai dari selisih biaya tersebut sangat kecil.

Kata kunci: Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa, biomassa kayu, listrik

Perencanaan PLTU Biomassa ................ (Irhan Febijanto) 31


1. PENDAHULUAN Pada tahun 1936 benih tanaman ini dikirim dari
Target bauran energi untuk energi baru dan Guatemala Selatan ke Jawa. Banyak ditanam
terbarukan (EBT) pada tahun 2025 adalah 23% untuk penghijauan lahan lahan yang mudah erosi
dan pada tahun 2050 adalah 31% (PP No.79, 2014). serta terbukti berguna untuk kayu energi, daunnya
Walaupun berjalan sangat lambat namun peme- untuk pakan ternak. Tanaman ini digunakan juga
rintah telah berusaha keras untuk meningkatkan untuk perbaikan kesuburan tanah karena
rasio bauran EBT, dan ditunjukkan dengan kemampuannya mengikat nitrogen, penahan api,
peningkatan dari tahun 2013 sebesar 5,3% serta sumber nektar bagi lebah dan telah
meningkat menjadi 12,52% pada November 2017. dipromosikan oleh instansi kehutanan di Indonesia
Pembangunan pembangkit listrik bioenergi, yang untuk penyebaran pertanaman melalui bibit
meliputi biomassa dan biogas, sebesar 91,1 MW tanaman yang dibawa oleh lebah. (Herdiawan, 2012).
(on-grid) dan 1.626 MW (off-grid) (Statistik EBTKE, Penggunaan bibit unggul Kaliandra akan
2015). meningkatkan produksi kayu menjadi 65 m3/ha/thn
Kalimantan Timur sebagai salah satu wilayah pada umur 2,5 tahun dan akan meningkat menjadi
yang memiliki potensi biomassa kayu yang cukup lebih 65 m3/ha/thn pada usia 20 tahun, sedangkan
besar mempunyai potensi untuk didirikan pem- jika tanpa bibit unggul, produksi kayu 5-20
bangkit listrik berbahan bakar biomassa kayu. m3/ha/thn pada umur 2,5 tahun dan akan
Makalah ini membahas rencana pembangunan meningkat menjadi 30-65 m3/ha/thn pada usia 20
PLTBm 1 x 7 MW di kota Samarinda, Kalimantan tahun (Rina, 2014). Kerapatan jenis kayu Kaliandra
Timur berbahan bakar biomassa kayu Kaliandra adalah 510-780 kg/m3 (Rina, 2014), (Yantasath:1985)
Merah atau Calliandra Calothyrsus. Listrik yang dan dari hasil penelitian kerapatan jenis Kaliandra
dibangkitkan direncanakan untuk suplai pabrik cabang dan Kaliandra batang, masing-masing
pelet dengan kapasitas 28 ton/jam, yang lokasinya adalah 700 kg/m3 dan 550 kg/m3. Untuk daerah
berdampingan. Dalam perencanaan, jika produksi Kalimantan Timur data terkait produksi Kaliandra
listrik berlebih, listrik akan dikoneksikan ke jaringan belum tersedia, sehingga digunakan angka
PT. PLN dengan skema kontrak excess power. konservatif untuk perhitungan dalam makalah ini.
Dan jika kelayakan tercapai dalam studi ini, maka
direncanakan untuk membangun pembangkit unit Tabel 1. Nilai kalori dan kadar air (Tia,2013)
lainnya, dengan tujuan dikoneksikan dengan
jaringan PT. PLN dengan skema kontrak IPP
(Independent Power Producer).
.

2. BAHAN DAN METODE


Kelayakan PLTBm Samarinda dikaji melalui studi
awal dengan menggunakan tanaman Calliandra
Calothyrsus (Gambar 1) sebagai bahan bakar.
Keberlanjutan suplai kayu kaliandra, sistem
transportasi dari areal kebun ke lokasi PLTBm, pre-
treatment biomassa kayu, perhitungan heat and
mass balance, studi kondisi sistem kelistrikan dan
terakhir analisis keekonomian proyek. Tabel 1 menunjukkan nilai kalor dan kadar air
dari tanaman kaliandra dan tanaman sejenisnya.
Nilai kalor kayu Kaliandra cabang dan Kaliandra
batang masing-masing adalah 3931 kkal/kg dan
4059 kkal/kg, pada kadar air 12,08% dan 11,53%
(Tia, 2013) dan dari penelitian lain, 4720 kkal/kg
(Yantasath, 1985), namun data kadar air tidak
diketahui. Nilai kalor ini sama dengan nilai kalor
batubara kualitas rendah 3000 kkal/kg, namun
dampak lingkungannya lebih ramah kayu
biomassa. Penggunaan biomassa kayu sebagai
bahan bakar merupakan carbon neutral sehingga
dapat dihitung untuk mengurangi emisi gas rumah
kaca (GRK). Abu hasil pembakarannya pun lebih
mudah ditanggulangi dibandingkan abu dari hasil
pembakaran batubara. Namun perlu diwaspadai
Gambar 1. Tanaman kaliandra kandungan alkali pada biomassa yang dapat
mempengaruhi kondisi logam tube pada tungku
Calliandra Calothyrsus adalah pohon kecil boiler, untuk itu diperlukan analisis laboraotrium.
bercabang yang tumbuh mencapai tinggi Kayu kaliandra ini mempunyai umur panen 3-4
maksimum 12 m dan diameter batang maksimum tahun setelah itu bisa dipanen ulang dengan jeda
20 cm. Berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. waktu 1 tahun.

32 Jurnal Energi dan Lingkungan Vol. 14, No. 1, Juni 2018 Hlm. 31-36
Mahakam yang mensuplai 4 kota, yaitu
Balikpapan, Samarinda, Tenggarong dan Bontang,
dengan rasio suplai tertinggi, 48% ke kota
Samarinda. Dalam gambar jaringan eksisting 150
kV ditunjukkan dengan garis lurus merah, dan
jaringan yang masih dalam perencanaan garis
putus-putus warna kuning. Daya mampu sistem
Mahakam adalah 570,22 MW, dengan beban
puncak rata rata 398,52 MW. Beban puncak
tertinggi pernah tercapai pada 11 Oktober 2017,
pukul 19:00 adalah 417,23 MW. Dampak dari daya
mampu yang mencukupi ini, beberapa pem-
bangunan pembangkit listrik baru mengalami
penyesuaian jadwal pembangunan. Seperti
pengunduran rencana pembangunan PLTU Kaltim
dan PLTU Tanah Grogot, dari tahun 2017
diundurkan ke 2018. Kemudian PLTG Kaltim 4,
diundur dari tahun 2018 ke 2020, PLTU Kaltim
Embalut diundur dari tahun 2019 ke 2020 dan
PLTU Kaltim Bontang diundur dari tahun 2020 ke
2012, dan beberapa rencana pembangkit lainnya
diundurkan 3-4 tahun ke belakang.

Gambar 2. Lokasi perkebunan Kaliandra


(Sumber: Google Map)

Gambar 2 menunjukkan lokasi tanam kayu


Kaliandra di dua tempat, Batu Ampar dan Long
Nah. Dari gambar ditunjukkan jalur laut/sungai
(garis merah) dan jalur darat (garis kuning) ke Batu
Ampar, 155 km dan 110 km. Garis putih
menunjukkan jalur ke Long Nah, Kabupaten Kutai
Timur, berjarak 252 km. Namun berdasarkan data
batimetri, kedalaman dermaga di sekitar lokasi
hanya 3 m sehingga kapal besar tidak
memungkinkan untuk masuk, kecuali pada musim
hujan. Luas masing masing kebun ditunjukkan
pada Tabel 2, dari tabel dapat dilihat luasan Gambar 3. Sistem Mahakam-
bertambah dari tahun pertama sampai tahun ke Interkoneksi 150 kV.
lima. Pengangkutan lewat laut/sungai meng-
gunakan tongkang dengan waktu tempuh sekitar 2 Selain itu turunnya harga jual yang ditentukan
hari. Biaya transportasi di lokasi Batu Ampar ke berdasarkan BPP (Biaya Pokok Produksi) yang
lokasi PLTBm adalah Rp 315/kg, sedangkan dari ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri ESDM
lokasi Long Nah ke PLTBm karena jaraknya dua (Energi dan Sumber Daya Mineral) No.: 1772
kali lipat, diasumsikan biayanya dua kali lipat, yaitu K/20/MEM/2018. BPP di wilayah Kalimantan Timur
Rp 630/kg. dan Utara (Kaltimra) sesuai dengan Keputusan
Kayu kaliandra yang dibawa ke PLTBm akan Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral)
langsung dicacah dengan diameter < 5cm dan No.: 1772 K/20/MEM/2018 adalah 1.481 Rp/kWh.
ditaruh di stockpile dengan maksud untuk Harga jual listik ke PT. PLN untuk excess power,
penyimpanan bahan bakar dan pengeringan sesuai dengan Permen ESDM 19/2017, adalah
secara alamiah. Kadar air diusahakan berada di 90% dari harga BPP, yaitu 1.332,9 Rp/kWh.
bawah 35%. Dilain pihak dari kondisi kelistrikan sistem
Dari data spesifikasi nilai kalor dan kadar air Mahakam menunjukkan kondisi kelistrikan PT.
kayu Kaliandra, dilakukan estimasi konsumsi PLN semakin membaik sehingga eksisting sistem
bahan bakar biomassa kayu dilakukan dengan yang ada belum membutuhkan pembangkit listrik
perhitungan heat and mass balance dengan baru. Kondisi-kondisi di atas menyebabkan pihak
menggunakan pendekatan rankine cycle. pengembang PLTBm perlu melakukan tinjauan
Kemudian estimasi ketersediaan suplai dari dua ulang akan kebutuhan suplai listrik dari
lokasi perkebunan di Batu Anam dan Long Nah. pembangkit sendiri atau memanfaatkan suplai
Gambar 3 menunjukkan sistem kelistrikan di listrik dari grid PT. PLN. Untuk diakhir makalah ini
kota Samarinda, dimana terdapat sistem setelah dilakukan analisis kebutuhan suplai bahan

Perencanaan PLTU Biomassa ................ (Irhan Febijanto) 33


bakar kayu Kaliandra dan perbandingan Ampar dan Long Nah dikelola oleh anak
pemakaian dari listrik sendiri dan pembelian listrik perusahaan.
pada golongan I-3/TM dari PT. PLN. Tabel 2. Luasan tanaman Kaliandra dan
Perhitungan biaya listrik adalah sebagai produksinya.
berikut:
Biaya WBP= WBP x daya x k x Hg…………….... (1)
Biaya LWBP= LWBP x Hg ………………….…...(2)
PPJ= R x (Biaya WBP+ Biaya LWBP) ………..... (3)
dimana,
WBP = Beban Puncak, (18:00-22:00)
LWBP = Luar Waktu Beban Puncak (jam)
K = 1,4 (-)
Hg =Tarif Golongan, 1.035,78 (Rp/kWh)
BB = Beban Biaya (Rp)
R = Prosentase (%)
Nilai kalor biomassa sangat ditentukan dengan
R ditentukan oleh Peraturan Daerah Samarinda kadar air yang dikandung. Kaliandra yang
no.4/2011, dimana R =10%. digunakan sebagai bahan bakar diasumsikan
Makalah ini merupakan hasil studi penelitian mempunyai kadar air 35%, dan dianggap sudah
kuantitatif dari pengumpulan data-data primer dan mengalami proses pengeringan alami dari proses
sekunder terkait data-data spesifikasi Kaliandra, pre-treatment, dimana bahan bakar kayu
spesifikasi boiler dengan TKDN maksimal yang Kaliandra dicacah ke ukuran diameter < 5cm, dan
disertai dengan wawancara serta diskusi dengan disimpan beberapa hari di stockpile. Pada proses
pihak terkait, terutama pihak pengembang PLTBm, ini akan terjadi penurunan kadar air 40% saat
terkait potensi area yang dapat dimanfaatkan penebangan. Dengan menggunakan data kalor
untuk penanaman Kaliandra. Data primer terkait 3931 kkal/kg dan 4059 kkal/kg, pada kadar air
biaya investasi didapat dari vendor lokal 12,08% dan 11,53% (Tia, 2013), dan persamaan
pembangungan PLTBm. Dari data-data yang antara kadar air dan nilai kalor (Haygreen, 1996),
didapat, dilakukan beberapa analisis seperti di dilakukan estimasi nilai kalor kayu Kaliandra pada
bawah ini. 35%. Dari hasil perhitungan nilai kalor 2737 kkal/kg
Ÿ Analisis Pertama, terkait ketersediaan potensi
pada kadar air 35%.
bahan bakar biomassa, serta sistem Tabel 3 menunjukkan spesifikasi boiler dan
transportasi yang dibutuhkan. Dari analisis turbin dengan kapasitas 7 MW pada umumnya.
dapat diketahui luasan lahan minimal tanaman Pemakaian sendiri diasumsikan 10% dari total
Kaliandra yang dibutuhkan untuk suplai bahan daya yag dibangkitkan (700 kW) dan total
bakar ke PLTBm 7 MW. pemakaian daya 220kW untuk biomassa pre-
Ÿ Kemudian, analisis kedua terkait potensi energi
treatment yang terdiri dari conveyor dan grinding
biomassa kayu Kaliandra menggunakan machine. Kapasitor faktor PLTBm 85% atau 7446
beberapa referensi. Nilai kalori digunakan hari dalam setahun operasi.
untuk perhitungan mass and heat balance dari
PLTBm. Perancangan peralatan-peralatan
utama stoker boiler sesuai dengan siklus Tabel 3. Spesifikasi PLTBm dan bahan
pembangkit uap Rankine, terutama untuk bakarnya
peralatan utama yaitu boiler, turbin, kondensor
dan pompa. Pemakaian energi untuk suplai
energi keperluan PLTBm dan energi untuk
perlakuan awal biomassa kayu juga
diperhitungkan. Dari hasil perhitungan didapat
energi yang dapat dikoneksikan ke grid PT.
PLN.
Ÿ Analisis ketiga terkait dengan analisis
keekoomian dengan membandingkan biaya
operasional PLTBm dan biaya pembelian listrik
pada kurun waktu tertentu.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 2 menunjukkan luasan areal di Batu Ampar
dan Long Nah, yang luasannya bertambah secara
bertahap untuk 5 tahun ke depan. Jika produksi Hasil perhitungan heat and mass balance
kayu diasumsikan 12,5 m3/ha/thn dan masa jenis dengan hasil seperti ditunjukkan pada Gambar
645 kg/m3, maka peningkatan produksi kayu untuk 4. Dari hasil perhitungan, kebutuhan kayu adalah
5 tahun ke depan dapat diprediksi seperti tabel di 70.844 kton/thn digunakan untuk membangkitkan
bawah. Pengelolaan tanaman kaliandra di Batu listrik yang disuplai ke pabrik pelet, sebesar 6.1

34 Jurnal Energi dan Lingkungan Vol. 14, No. 1, Juni 2018 Hlm. 31-36
MW x 8760 jam/thn x 85% = 45.268 MWh/thn. karena kekurangan suplai adalah tidak mungkin.
Kebutuhan kayu tersebut dapat dipenuhi dari dua Dari sisi PLN pembangunan PLTBm ini kurang
lokasi Batu Ampar dan Long Nah pada tahun ke-3 menarik, karena sistem Mahakam telah kelebihan
dimana produksi sudah mencapai 70.546 kton/thn. daya 172 MW (atau kelebihan 43% terhadap
eksitung daya). Dari segi pemilik/pengembang
PLTBm, karena penjualan listrik ke PT. PLN tidak
memungkinkan, dengan alasan:
Ÿ karena sistem kelistrikan terdekat yaitu sistem
Mahakam memiliki reserve margin (cadangan
daya) yang mencukupi, sehingga PT. PLN
sudah tidak memerlukan suplai listrik dari IPP
lagi.
Ÿ harga jual listrik ke PT. PLN berdasarkan
(Permen ESDM: 1772 K/20/MEM/2018/2017 ) tidak
menguntungkan untuk energi terbarukan,
terutama biomasa, untuk daerah Indonesia
Barat. (Irhan:2018).
Gambar 4. Heat and mass balance PLTBm Maka keuntungan finansial yang didapat dari
pengoperasian PLTBm, adalah selisih antara
Stoker boiler berasal dari pabrikan lokal biaya pengoperasian PLTBm dengan biaya
sedangkan turbin dari pabrikan luar negeri. pembelian listrik ke PT. PLN dengan daya yang
Dengan menggunakan boiler lokal diharapkan nilai sama. Keuntungan ini dipakai sebagai pem-
TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) PLTBm banding secara finansial untuk menentukan
ini mencapai maksimal. Data investasi PLTBm kelayakan pembangunan PLTBm.
didapat langsung dari vendor lokal. Nilai investasi Dari tabel 4, biaya operasional PLTBm dalam
adalah Rp. 227.507.099.687 (atau USD satu tahun adalah total biaya tetap dan biaya
2.407,5/kW dengan kurs1 USD=Rp.13.500). Nilai variabel dibagi dengan jumlah listrik yang
ini masih dalam kisaran nilai investasi PLTBm dibangkitkan dalam satu tahun, yaitu Rp.
teknologi stoker boiler yang berkisar antara 1.880- 1.035/kWh (=Rp 47.175.785.160/ (6100 kWx 8760
4.260 USD/kW (IRENA:2012) dan masih lebih jamx 85%).
rendah dibanding nilai yang diajukan Kementerian Sedangkan biaya pembelian listrik dari PT. PLN
ESDM, yaitu 4.060 USD/kW (Pusat Data ESDM, 2017). pada golongan I-3/TM (Tegangan Menengah)
Perbedaan ini dikarenakan, semakin kecil dihitung dengan persamaan (1), (2) dan (3). Pada
kapasitas PLTBm maka nilai investasi akan perhitungan ini, diasumsikan pabrik pelet telah
meningkat (Irhan, 2011) (IRENA, 2012). menggunakan kapasitor, sehingga (daya reaktif)
Rincian biaya operasi PLTBm ditunjukkan kVar=0, karena faktor dayanya lebih besar dari
dalam Tabel 4. 0,85. Nilai k=1,4. Hasil perhitungan adalah seperti
di bawah.
Tabel 4. Biaya operasi PLTBm 7MW Biaya WBP = 4jam x 6100 kW x 85% x 1,4 x
Rp.1.035,78
= Rp. 25.731.303
Biaya LWBP = 20jam x 45.268 MW x 85% x
Rp.1.035,78
= Rp. 91.897.509
PPJ = 10%x Biaya (WBP+LWBP)
=10% x (25.731.303+91.897.509)
= Rp. 10.647

Total biaya dalam satu hari adalah


Rp.117.639.458 (=25.731.303+91.897.509
+10.647) atau jika dinyatakan persatuan daya
menjadi Rp. 1.105/kWh (=Rp 117.639.458/ (6100
Dari Tabel 4, biaya terbesar adalah penyediaan kWx24 jamx85%). Kapasitas faktor PLTBm dan
bahan baku kayu Kaliandara yang mencapai pabrik pelet diasumsikan sama yaitu 85%.
47,3% dari biaya operasi PLTBm. Biaya O&M dan Dari selisih biaya per satuan daya untuk listrik
bahan bakar kayu Kaliandra, masing-masing yang disuplai dari pembangkit sendiri ke pabrik
adalah 75,4 USD/kW dan 8,5 USD/106 kkal, nilai ini pelet, dibandingkan suplai dari PLN ke pabrik
tidak berbeda jauh dari nilai rata-rata menurut terdapat perbedaan harga persatua daya sebesar
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rp 70,2/kWh, (=Rp. 1.105/kWh - Rp. 1.035/kWh).
yaitu 71,6 USD/kW dan 8,96 USD/106 kkal (Pusat Penghematan yang terjadi adalah 6.4% dari nilai
Data ESDM, 2017). pembelian listrik.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kondisi Selisih biaya operasional PLTBm dengan biaya
saat ini di sistem Mahakam mempunyai cadangan pembelian listrik yang kecil ini, mengharuskan
daya yang sangat tinggi, sehingga pemadaman

Perencanaan PLTU Biomassa ................ (Irhan Febijanto) 35


adanya evaluasi kembali terkait keuntungan DAFTAR PUSTAKA
pembangunan PLTBm untuk suplai listrik ke PT. Budi Hadi N. (2014). Pengaruh Perbaikan Kondisi
TanahTerhadap Pertumbuhan Kaliandra dan Bunidi Kawasan
PLN. Pendapatan tambahan dari menjual listrik ke Konservasi Gunung Batur, Bali, Jurnal Penelitian Hutan dan
PT. PLN sudah tidak dapat tercapai karena sistem Kosnervasi Alam. 9-2. pp.101-111.
Mahakam sudah mempunyai reserve margin yang
mencukupi. Pilihan yang perlu dipertimbangkan Febijanto, Irhan. (2018), Optimalisasi Pemanfaatan Gas
Metana: Sebagai Sumber Energi di Pabrik Kelapa Sawit
adalah mengoperasikan PLTBm dalam kurun lebih sebagai Antisipasi Harga Jual Listrik Berdasarkan Biaya
dari 10 tahun dengan banyak resiko dalam Pokok Penyediaan (BPP) Pembangkitan. Jurnal Teknologi
mengoperasikan PLTBm, atau membeli listrik PLN Lingkungan. 19-1. pp. 49-60.
dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun.
Febijanto, Irhan. (2017). Kajian Teknis & Keekonomian
Peningakatan kualitas keandalan kelistrikan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Sawit, Studi Kasus: Di
di sistem Mahakam-PT. PLN merupakan salah Pabrik Kelapa Sawit Pinang Tinggi, Sei Bahar, Jambi, Journal
satu dampak dari percepatan pembanguan of Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular Technology.
pembangkit (fast track program) yang dilakukan 2-1. pp.11-22.
selama ini oleh pemerintah Indonesia, dimana Haygreen JG, dkk. (1996). Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Suatu
reserve margin telah mencupkupi, sehingga Pengantar. Gadjah Mada University Press.
kestabilan daya lebih terjamin dibanding beberapa
tahun sebelumnya. Bahkan pihak PT. PLN telah Harnowo, S. (2016). Analisis Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga
Biomassa Sawit (PLTBS) Pabatu PT Perkebunan Nusantara
sanggup memberikan pelayanan prima untuk IV. Jurnal Mekanika dan Sistem Termal. 1-1. pp. 14-20.
menekan potensi pemadaman yang bisa
mengganggu operasi pabrik pelet. Herdiawan, Iwan., dkk, (2012). Karakteristik Kaliandra dan
Pemanfaatan Kaliandra, Lokakarya National Tanaman Pakan
Ternak. pp.141-148.
4. KESIMPULAN IRENA. (2012). Renewable Energi Technologies: Cost Analysis
Pembangunan pembangkit energi baru dan Series-Biomass for Power Generation.
terbarukan saat ini, tidak hanya memerlukan
tinjauan teknis seperti keberlanjutan suplai bahan Keputusan Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral)
No.: 1772 K/20/MEM/2018.
bakar biomassa, teknologi boiler, heat and mass
balance namun kondisi kelistrikan dari PT. PLN Mulyasari, Tia. (2013). Karakteristik Beberapa Jenis Kayu
sebagai pembeli tunggal juga perlu diper- sebagai Bahan Baku Energi Biomassa, Thesis, Dep. Hasil
timbangkan. Kondisi reserve margin dan harga jual Hutan. Fak, Kehutanan. IPB. p.10.
menjadi dua faktor yang penting dalam studi Peraturan Pemerintah No.79/2014, tentang Kebijakan Energi
PLTBm di sistem Mahakam, Kalimantan Timur. Nasional.

Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya


Mineral - Kementerian ESDM. (2017). Kajian Penyediaan dan
Ucapan Terima Kasih Pemanfaatan Migas, Batubara, EBT dan Listrik.
Ucapan terima kasih kepada PT. PLN Wilayah
Kalimantan Timur dalam penyediaan data-data Statistik Energi Baru dan Terbarukan, Direktorat Jenderal
yang terkait. Energi Baru, Terbarukan dan Konserva Energi, Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral, tahun 2015.

Rina L.H., dkk. (2014). Budidaya Kaliandra (Calliandra


Calothyrsus) untuk Bahan Baku Sumber Energi, PT. Penerbit
IPB Press, p.14.

36 Jurnal Energi dan Lingkungan Vol. 14, No. 1, Juni 2018 Hlm. 31-36

You might also like