Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Pada Pekerja Pertambangan Pasir Dan Batu Pt. X Rowosari, Semarang

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN TEKANAN DARAH


SISTOLIK DAN DIASTOLIK PADA PEKERJA PERTAMBANGAN PASIR
DAN BATU PT. X ROWOSARI, SEMARANG

Martyna Widya, Onny Setiani, Hanan Lanang Dangiran


Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: martyna.widya17@gmail.com

ABSTRACT
Noise can affected human health. Industrial noise with high intensity and
prolonged exposuretincreases the risk of hypertension. The noise level in the
sand and rock mining area PT. X was measured 88.3 dB(A). This studytaimed to
analyzedtthe associationtbetweentthe intensity oftnoise andtblood pressuretin
sand and rock mining workers PT. X Rowosari, Semarang. Thistwas
antobservational researchtwith crosstsectionaltdesign, totaltsample was
31tpeople. This research was conducted at subdistrict Rowosari, Semarang City
with research instrument as a questionnaire to interview personal characteristic,
sound level meter to measure noise and digital sphygmomanometer to measure
blood pressure before and after work. Datatweretanalyzed usingtChi Squarettest
at α = 5%. Thetresults showedtthat 18 people (58.1%) had
increasedtsystolictblood pressuretand 19tpeople (61,8%) had
increasedtdiastolictbloodtpressure. There was an associationtbetween
noisetintensity andtsystolic bloodtpressure (p = 0.017; RP = 3.273; 95% CI =
0.93-11.4). There were no associationtbetween noisetintensity andtdiastolic
bloodtpressure (p =t0.253; RPt= 1.534; 95%tCI =t0.70-3.36). There were no
association between working period and systolic blood pressure (p = 0.972, RP =
1,135, 95% CI = 0.6-2.11) and diastolic blood pressure (p = 0.252; RP = 0.650;
95% CI = 0.37- 1.12). There was no association between prolonged exposure
with systolic blood pressure (p = 0.701, RP = 1.238, 95% CI = 0.61-2.50) and
diastolictblood pressure (p = 0.697; RP = 0.816; 95% CI = 0.47- 1.41). The
conclusion of this study, there is antassociation betweentnoise intensitytand
systolic bloodtpressure on sandtand rock mining workers at PT. X Rowosari,
Semarang.

Keywords: Noise intensity, blood pressure, workers, sand and rock mining
industry

PENDAHULUAN yang bersumber dari alat-alat


Kebisingan merupakan bunyi produksi di tempat kerja.(2)
yang tidak diinginkan dari usaha Dewasa ini banyak
atau kegiatan dalam tingkat waktu perusahaan yang mengorientasikan
tertentu yang dapat menimbulkan kegiatan produksi dibandingkan
gangguan kesehatan manusia dan dengan pengelolaan sumber daya
kenyamanan lingkungan. manusia. Pemakaian mesin-mesin
(1)
Kebisingan di tempat kerja dapat besar dalam kegiatan produksi
didefinisikan sebagai semua bunyi terkadang menimbulkan efek suara
atau suara yang tidak dikehendaki yang cukup besar dan mengganggu.

225
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Hal tersebut memberikan dampak Hubungan antara kebisingan dengan


negatif bagi lingkungan sekitar kemungkinan timbulnya gangguan
berupa kebisingan yang dapat terhadap kesehatan dapat
menimbulkan gangguan komunikasi, dipengaruhi oleh beberapa faktor,
konsentrasi dalam bekerja sampai seperti intensitas kebisingan,
pada cacat karena kehilangan daya frekuensi kebisingan dan lama
dengar yang menetap.(3) WHO seseorang berada di tempat bising.
mengatakan bahwa kebisingan Sedangkan faktor-faktor yang
merupakan salah satu faktor risiko mempengaruhi tekanan darah
kerja yang menjadi isu global di adalah umur, ras, faktor lingkungan
setiap negara maju dan seperti stres psikologis, obesitas,
berkembang. Paparan kebisingan kurang olahraga, merokok dan
dari sumber transportasi dan industri konsumsi alkohol.(11)
dapat menyebabkan beberapa Pertambangan adalah segala
gangguan seperti stres, gangguan aktivitas yang berhubungan dengan
tidur, peningkatan risiko hipertensi kegiatan penggalian maupun
dan penyakit kardiovaskular.(4) eksploitasi barang-barang tambang
Kesehatan manusia dapat yang ada di dalam tanah.(12) Di Kota
dipengaruhi oleh adanya kebisingan. Semarang terdapat usaha
Sebagian besar studi tentang pertambangan pasir dan batu yang
kebisingan di tempat kerja terletak di Desa Rowosari,
menemukan bahwa kebisingan di Kecamatan Tembalang. Secara
tempat kerja berkaitan dengan geografis Kelurahan Rowosari
penyakit kardiovaskular. Kebisingan berada pada ketinggian ±47 meter di
industri dengan intensitas tinggi dan atas permukaan laut dan secara
paparan yang terlalu lama topografi termasuk dalam dataran
meningkatkan risiko hipertensi.(5) rendah. Curah hujan yang dialami
Kebisingan direspon oleh otak wilayah ini sekitar 2.655 mm/tahun.
sebagai ancaman atau stres yang PT. X merupakan salah satu
selanjutnya berhubungan dengan perusahaan pertambangan pasir
pelepasan hormon stres seperti yang berada di Desa Rowosari.
epinephrine, norepineprhine dan Perusahaan ini memiliki lahan galian
kortisol. Stres akan mempengaruhi seluas 5 Ha dengan kapasitas
sistem saraf, kemudian berpengaruh produksi mencapai 3.360 ton/bulan.
terhadap detak jantung dan Perusahaan ini mengolah batu
berakibat pada berubahnya tekanan gunung untuk dijadikan bermacam
darah. Stres yang berulang-ulang kebutuhan bangunan. Produk yang
menjadikan perubahan tekanan dihasilkan oleh perusahaan ini
darah menetap dan hal ini dapat seperti batu krikil, pasir gunung,
berakibat pada hipertensi dan pasir muntilan, pasir merah, abu
penyakit jantung lainnya.(6)(7) batu dan beton. Aktivitas
Hipertensi atau tekanan darah pertambangan pasir dan batu di
tinggi adalah penyakit jantung wilayah ini sudah berlangsung sejak
dengan banyak penyebab dan tahun 2000. Namun, aktivitas
dikendalikan oleh faktor eksternal pertambangan pasir dan batu
dan internal.(8) Beberapa penelitian dengan menggunakan mesin dan
cross-sectional melaporkan tentang alat berat dan mesin besar seperti
hubungan kebisingan sebagai faktor excavator, stone crusher baru
eksternal dari peningkatan tekanan berlangsung sejak tahun 2005.
darah dan denyut jantung.(8)(9)(10) Kegiatan produksi di perusahaan ini

226
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

meliputi pengerukan, pemecahan, Populasi diambil dari pekerja PT. X


pemilahan, penggilingan dan pertambangan pasir dan batu yang
pencampuran. Setiap tahapan berada di wilayah Kelurahan
tersebut tentunya berpotensi dalam Rowosari Kecamatan Tembalang,
menimbulkan bahaya bagi pekerja, Semarang. Jumlah pekerja
salah satunya yaitu bahaya sebanyak 138 orang yang terbagi
kebisingan. Alat-alat yang digunakan dalam 5 Perusahaan. PT. X
dalam proses pertambangan sebanyak 31 orang, A sebanyak 22
menghasilkan tingkat kebisingan orang, B sebanyak 35 orang, C
yang melebihi NAB. Menurut sebanyak 24 orang dan D sebanyak
Keputusan Menteri Tenaga Kerja 26 orang.
No. 5 Tahun 2018 tentang Sampel dalam penelitian ini
Kesehatan dan Keselamatan Kerja menggunakan teknik pengambilan
Lingkungan Kerja, dimana intensitas sampel dengan metode purposive
yang diperbolehkan yaitu 85 dB(A) samplingdimana hanya ada satu
untuk 8 jam kerja perhari.(13) Perusahaan yang mengizinkan
Berdasarkanhasil pengukuran untuk penelitian yakni PT. X dengan
kebisingan pada area pertambangan jumlah sampel sebanyak 31 orang.
didapatkan hasil tingkat Pengambilan sampel di PT. X
kebisingan88,3 dB(A). Rata-rata menggunakan metode total sampling
tekanan darah sistolik sebelum kerja yakni pengambilan sampel dengan
adalah 120,22 mmHg dan sesudah jumlah sampel sama dengan jumlah
kerja adalah 121,55 mmHg populasi. Teknik ini dipilih karena
sedangkan rata-rata tekanan darah jumlah populasi kurang dari 100
diastolik sebelum kerja adalah 75,11 sehingga seluruh populasi di PT. X
mmHg dan sesudah kerja adalah 77 dijadikan sebagai sampel.
mmHg. Penelitian ini dilaksanakan di
Kelurahan Rowosari, Semarang
METODE PENELITIAN dengan instrumen penelitian berupa
Jenis penelitian yang kuesioner untuk wawancara
digunakan adalah analitik karakteristik responden, sound level
obeservasional dengan melakukan meter untuk mengukur intensitas
pengamatan dan analisis pada kebisingan dan sphygmomanometer
sampel untuk mencari hubungan digital untuk mengukur tekanan
antara variabel yang lainnya. darah sebelum dan sesudah kerja.
Pendekatan yang digunakan adalah Analisis data yang digunakan
cross sectional dimana variabel adalah analisis univariat dan bivariat
bebas (intensitas kebisingan, masa dengan menggunakan uji Chi
kerja dan lama paparan kebisingan) Square pada α = 5%. Apabila nilai
dan variabel terikat (tekanan darah sigifikansi p< 0,05 maka Ho ditolak,
sistolik dan diastolik)(14) yang terjadi yang artinya bahwa ada hubungan
pada obyek penelitian dilakukan antara variabel bebas dengan
pengukuran sesaat, yaitu diukur dan variabel terikat.
dikumpulkan pada waktu yang
bersamaan serta diamati satu kali HASIL DAN PEMBAHASAN
saja terhadap beberapa variabel 1. Umur
dalam satu waktu yang bersamaan Tabel 1. Distribusi Frekuensi
atau point time approach.(15) Umur Responden
Populasi dalam penelitian ini Umur f %
adalah seluruh pekerja laki-laki. > 30 24 77,4

227
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

≤ 30 7 22,6 Tabel 4 menunjukkan


Total 31 100 bahwa jumlah pekerja paling
Tabel1 menunjukkan banyak terdapat pada unit
bahwa dari 31 responden, crusher sejumlah 13 responden
sebanyak 24 responden (77,4%) (42%), kemudian di unit
ber umur > 30 tahun dan 7 batching plant 5 responden
responden (22,6%) berada di (16,1%), timbangan 5
kelompok umur ≤ 30 tahun. responden (16,1%), breaker 4
2. Masa Kerja responden (12,9%) dan unit
Tabel 2. Distribusi Frekuensi bengkel sejumlah 4 responden
Masa Kerja (12,9%).
Responden
Masa Kerja f %5. Status Gizi
≥5 18 58,1 Tabel 5. Distribusi Frekuensi
<5 13 41,9 Status Gizi
Total 31 100 Responden
Tabel 2 menunjukkan Status Gizi f %
bahwa dari 31 pekerja, Kurus 2 6,5
sebanyak 18 responden (58,1%) Normal 17 54,8
memiliki masa kerja ≥ 5 tahun Gemuk 12 38,7
dan 13 responden (41,9%) Total 31 100
memiliki masa kerja < 5 tahun. Tabel 5menunjukkan hasil
dari pengukuran Indeks Massa
3. Lama Paparan Kebisingan Tubuh (IMT) diperoleh 2
Tabel 3. Distribusi Frekuensi responden (45,2%) dengan
Lama Paparan status gizi kurus (IMT <18,5), 17
Kebisingan responden (54,8%) dengan
Lama Paparan status gizi normal (IMT 18,5 –
f % 24,9 kg/m2) dan 12 responden
Kebisingan
>8 21 67,7 (38,7%) dengan status gizi
≤8 10 32,3 gemuk (IMT ≥25 kg/m2).
Total 31 100
Tabel 3 6. Riwayat Hipertensi Keluarga
menunjukkansebanyak 21 Tabel 6. Distribusi Frekuensi
responden (67,7%) memiliki Riwayat Hipertensi
waktu kerja > 8 jam/hari dan 10 Keluarga
responden (32,3%) memiliki Riwayat Hipertensi
f %
waktu kerja ≤ 8 jam/hari. Keluarga
4. Unit Kerja Ada Riwayat 3 9,7
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tidak Ada Riwayat 28 90,3
Unit Kerja Responden Total 31 100
Unit Kerja F % Tabel 6menunjukkan
Breaker 4 12,9 bahwa dari 31 responden,
Crusher 13 42 sebanyak 28 responden (90,3%)
Batching Plant 5 16,1 tidak memiliki riwayat hipertensi
Timbangan 5 16,1 keluarga dan 3 responden
Bengkel 4 12,9 (9,7%) memiliki riwayat
Total 31 100 hipertensi keluarga.
7. Kebiasaan Merokok Tabel 7. Distribusi Frekuensi
Kebiasaan Merokok

228
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kebiasaan Merokok f %
Merokok 27 10. Pengukuran Intensitas
87,1
Tidak Merokok 4 12,9 Kebisingan
Total 31 100 Tabel 10. Pengukuran Intensitas
Tabel 7menunjukkan Kebisingan
bahwa dari 31 responden, Intensitas
No. Unit Kerja
sebanyak 27 responden (87,1%) Kebisingan
memiliki kebiasaan merokok 1 Breaker 89,91
dan 4 responden (12,9%) tidak 2 Crusher 91,47
memiliki kebiasaan merokok. 3 Batching 88,87
Plant
8. Kebiasaan Minum Alkohol 4 Timbangan 83,80
Tabel 8. Distribusi Frekuensi 5 Bengkel 82,97
Kebiasaan Minum Tabel 10 menunjukkan
Alkohol bahwa dari 5 unit kerja yang ada
Kebiasaan Minum di pertambangan pasir dan batu
f % PT. X Rowosari, Semarang 3
Alkohol
Ya 9 29 unit kerja mempunyai intensitas
Tidak 22 71 kebsingan yang melebihi NAB
Total 31 100 yakni lebih dari 85 dB(A).
Tabel 8menunjukkan 11. Pengukuran Tekanan Darah
bahwa dari 31 responden, Pekerja
terdapat 9 responden (29%) Tabel 11. Distribusi Frekuensi
yang mengkonsumsi alkohol Responden Berdasarkan
dan 22 responden (71%) tidak Perubahan Tekanan Darah
mengkonsumsi alkohol. Perubahan Tekanan
Teka Darah
9. Kebiasaan Minum Kopi nan Meningkat Menurun
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Darah Juml Juml
% %
Kebiasaan Minum ah ah
Kopi Sistoli 58 41
18 13
Kebiasaan Mengkonsumsi k ,1 ,9
F % Diast 61 38
Kopi 19 12
Ya 27 87,1 olik ,3 ,7
Tidak 4 12,9 Tabel 11 menunjukkan
Total 31 100 bahwa dari 31 pekerja,
Tabel 9menunjukkan sebanyak 19 orang (58,1%)
bahwa dari 31 responden, mengalami peningkatan tekanan
terdapat 27 responden (87,1%) darah sistolik dan 19 orang
yang mengkonsumsi kopi dan 4 (61,3%) mengalami peningkatan
responden (12,9%) tidak tekanan darah diastolik.
mengkonsumsi kopi.
12. Hubungan Intensitas Kebisingan, Masa Kerja dan Lama Paparan
Kebisingan dengan Tekanan Darah Sistolik pada Pekerja
Pertambangan Pasir dan Batu PT. X Rowosari, Semarang
Tabel 11. Hubungan Intensitas Kebisingan, Masa Kerja dan Lama Paparan
Kebisingan dengan Tekanan Darah Sistolik pada Pekerja
Pertambangan Pasir dan Batu PT. X Rowosari, Semarang

229
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tekanan Darah Sistolik p


Total
No. Variabel Meningkat Menurun value (
f % f % f %
1. Intensitas Kebisingan 0,017
Di atas NAB (> 85 dBA) 16 51,6 6 19,4 22 71 (0
Di bawah NAB (≤ 85 dBA) 2 6,5 7 22,6 9 29
2. Masa Kerja 0,972
>5 tahun 11 35,5 7 22,6 18 58,1 (0
≤ 5 tahun 7 22,6 6 19,4 13 41,9
3. Lama Paparan Kebisingan 0,701
> 8 jam/hari 13 41,9 8 25,8 21 67,7 (0
≤8 jam/hari 5 16,1 5 16,1 10 32,3
Dari Tabel 11 menunjukan bahwa variabel yang terbukti sebagai
faktor yang berhubungan dan cenderung sebagai faktor risiko terhadap
peningkatan tekanan darah sistolik adalah intensitas kebisingan, sedangkan
variabel yang tidak terbukti sebagai faktor yang berhubungan namun
cenderung menjadi faktor risiko terhadap peningkatan tekanan darah sistolik
adalah masa kerja dan lama paparan kebisingan.

13. Hubungan Intensitas Kebisingan, Masa Kerja dan Lama Paparan


Kebisingan dengan Tekanan Darah Diastolik pada Pekerja
Pertambangan Pasir dan Batu PT. X Rowosari, Semarang
Tabel 12. Hubungan Intensitas Kebisingan, Masa Kerja, Lama Paparan
Kebisingan dengan Tekanan Darah Diastolik pada Pekerja
Pertambangan Pasir dan Batu PT. X Rowosari, Semarang
Tekanan Darah Sistolik p
Total
No. Variabel Meningkat Menurun value (
f % f % f %
1. Intensitas Kebisingan 0,253
Di atas NAB (> 85 dBA) 15 48,4 7 22,6 22 71 (0
Di bawah NAB (≤ 85 dBA) 4 12,9 5 16,1 9 29
2. Masa Kerja 0,252
>5 tahun 9 29 9 18 18 58,1 (0
≤ 5 tahun 10 32,3 3 9,7 13 41,9
3. Lama Paparan Kebisingan 0,697
> 8 jam/hari 12 38,7 9 29 21 67,7 (0
≤8 jam/hari 7 22,6 3 9,7 10 32,3
Dari Tabel 12 menunjukan bahwa variabel yang tidak terbukti sebagai
faktor yang berhubungan dan cenderung sebagai faktor risiko terhadap
peningkatan tekanan darah diastolik adalah intensitas kebisingan,
sedangkan variabel yang tidak terbukti sebagai faktor yang berhubungan
namun cenderung menjadi faktor protektif terhadap peningkatan tekanan
darah diastolik adalah masa kerja dan lama paparan kebisingan.

Hubungan Intensitas Kebisingan unit kerja bengkel dan 12 jam untuk


dengan Tekanan Darah Sistolik unit kerja breaker, stone crusher,
dan Diastolik batching plant, dan timbangan.
Pengukuran intensitas Kebisingan di pertambangan pasir
kebisingan dilakukan selama satu dan batu diperoleh dari suara mesin
periode shift kerja yakni 8 jam untuk serta alat berat dari proses

230
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pengerukan, pemecahan batu, menimbulkan kecepatan denyut


penggilingan, pencampuran dan jantung yang berpengaruh langsung
mobilisasi truk pengangkut material. terhadap tekanan darah sistolik,
Kebisingan dapat berpengaruh namun hal ini membutuhkan waktu
terhadap kesehatan manusia. untuk mempengaruhi tekanan darah
Intensitas kebisingan di 5 unit kerja diastolik. Tekanan darah yang
pertambangan pasir dan batu yakni berubah akan dideteksi sistem
breaker, stone crusher, batching autoregulasi yang akan
plant, timbangan dan bengkel mengembalikan ke tekanan darah
berturut-turut adalah 89,91 dB(A), normal. Hal tersebut menyebabkan
91,47 dB(A), 88,87 dB(A), 83,8 tekanan diastolik yang meningkat
dB(A) dan 82,97 dB(A). Menurut lebih kecil dibandingkan dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. kenaikan tekanan darah sistolik. Di
5 Tahun 2018 tentang Kesehatan lain sisi skala tekanan darah
dan Keselamatan Kerja Lingkungan diastolik lebih kecil dibandingkan
Kerja nilai ambang batas kebisingan dengan skala tekanan darah
untuk waktu kerja 8 jam per hari sistolik.(16)
adalah 85 dB(A). Hal ini Dalam hal ini kebisingan dapat
menunjukkan bahwa sebagian besar direspon oleh otak sebagai ancaman
lokasi kerja di pertambangan pasir atau stres yang selanjutnya
dan batu PT. X Rowosari, Semarang berhubungan dengan pelepasan
intensitas kebisingannya melebihi hormon stres seperti epinephrine,
NAB sehingga dapat menyebabkan norepineprhine dan kortisol. Stres
gangguan pendengaran dan organ akan mempengaruhi sistem saraf,
tubuh lain seperti penyempitan kemudian berpengaruh terhadap
pembuluh darah dan organ detak jantung dan berakibat pada
(3)
jantung. berubahnya tekanan darah. Stres
Hasil uji statistik menunjukkan yang berulang-ulang menjadikan
bahwa terdapat hubungan antara perubahan tekanan darah menetap
intensitas kebisingan dengan dan hal ini dapat berakibat pada
tekanan darah sistolik (p = 0,017, p< hipertensi dan penyakit jantung
0,05) namun pada tekanan darah lainnya.(6)(7)
diastolik tidak menunjukkan
hubungan (p = 0,253, p> 0,05). Hubungan Masa Kerja dengan
Kenaikan tekanan darah biasanya Tekanan Darah Sistolik dan
berjalan bersamaan antara tekanan Diastolik
darah sistolik dan diastolik. Masa kerja dalam penelitian ini
Pengaturan tekanan bergantung adalah lamanya tenaga kerja bekerja
pada kontrol kedua penentu utama dalam satuan tahun dihitung pada
yaitu curah jantung dan resistensi saat mulai bekerja sampai dengan
perifer total terutama ditentukan oleh penelitian ini berlangsung. Masa
derajat vasokonstriksi arteril. kerja tenaga kerja dikategorikan
Kenaikan kecepatan denyut jantung menjadi dua yaitu lebih dari sama
akan menyebabkan pengaruh pada dengan 5 tahun dan kurang dari 5
tekanan darah sistolik, sedangkan tahun. Gangguan yang disebabkan
resistensi perifer total dapat karena bising akan mudah dialami
berpengaruh pada tekanan darah oleh tenaga kerja yang bekerja
diastolik. Paparan kebisingan akan dengan masa kerja yang lebih lama.
meyebabkan respon dari sistem Semakin lama pekerja bekerja di
saraf dan sistem hormon yang akan lingkungan dengan paparan

231
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

kebisingan yang tinggi maka akan bekerja dalam sehari tidak boleh
semakin tinggi risiko untuk tepapar lebih dari 8 jam dan atau 40 jam
oleh kebisingan. setiap minggunya.(19) Semakin lama
Berdasarkan hasil uji statistik pekerja berada di lingkungan kerja
menunjukkan bahwa tidak terdapat maka akan semakin lama pula
hubungan antara masa kerja dengan paparan kebisingan yang diterima,
tekanan darah sistolik (p = 0,972, p sehingga dapat dimungkinkan
> 0,05) dan diastolik (p = 0,252, p > semakin besar risiko untuk terjadi
0,05). Masa kerja dalam tahun dapat peningkatan tekanan darah. Namun
disamakan dengan masa tahun hal tersebut tergantung juga pada
paparan kebisingan yang diterima intensitas kebisingan dan
oleh pekerja. Paparan kebisingan kerentanan dari masing-masing
yang diterima oleh pekerja akan individu.
dapat memicu sistem saraf dan Terdapat 13 responden
hormon yang dapat menaikkan dengan lama paparan kebisingan >
tekanan darah. Tekanan darah yang 8 jam/hari yang mengalami
terus mengalami kenaikan berulang- peningkatan tekanan darah sistolik
ulang dalam jangka waktu yang dan 12 responden yang mengalami
lama dan terus-menerus dapat peningkatan tekanan darah diastolik.
menyebabkan tubuh beradaptasi Hasil uji statistik menunjukkan
sehingga menghasilkan kenaikan bahwa tidak terdapat hubungan
tekanan darah yang semakin tinggi antara lama paparan kebisingan
serta menetap. Hal ini dapat dengan tekanan darah sistolik(p =
mengakibatkan penyakit yang 0,701, p > 0,05) dan diastolik (p =
berhubungan dengan tekanan darah 0,697, p > 0,05) pada pekerja.
tinggi seperti hipertensi, jantung dan Lama paparan dalam
stroke.(7)(17) Namun efek kebisingan penelitian ini bukan menjadi satu-
bukanlah efek yang akumulatif dari satunya faktor risiko yang
hari ke hari yang menyebabkan menyebabkan perubahan tekanan
kerugian pada pekerja berupa darah. Umumnya gangguan akibat
peningkatan tekanan darah yang kebisingan bisa timbul setelah
konsisten. Efek dari kebisingan bekerja secara kontinyu selama
tersebut hanya bersifat sementara bertahun-tahun di tempat kerja yang
dan tekanan darah dapat pulih terpapar kebisingan.
kembali menjadi normal jika pekerja
beristirahat kemudian bekerja lagi di KESIMPULAN
hari berikutnya. Sehingga Ada hubungan antara
dibutuhkan faktor risiko yang lebih intensitas kebisingan dengan
kompleks untuk terjadinya tekanan darah sistolik pada pekerja
perubahan sirkulasi darah yang pertambangan pasir dan batu PT. X
menetap.(18) Rowosari, Semarang dengan nilai p
= 0,017 dan nila RP= 3,273; 95% CI
Hubungan Lama Paparan (0,93-11,4).
Kebisingan dengan Tekanan
Darah Sistolik dan Diastolik SARAN
Lama paparan merupakan 1. Bagi Pemilik Perusahaan
waktu yang dihabiskan pekerja di Melakukan upaya untuk
lingkungan kerja dalam sehari.(19) mengurangi intensitas kebisingan
Menurut UU No. 13 Tahun 2003 dengan memberikan peredam
tentang Ketenagakerjaan, waktu untuk mesin pemecah batu dan

232
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

perawatan secara rutin pada Effects of Occupational Noise -


mesin- mesin besar serta alat A Critical Appraisal. Noise
berat supaya suara yang Health. 1998;1(1):24-39.
dihasilkan tidak terlalu tinggi. 6. Bly S, Vlahovich B, Mclean J,
Kemudian penggadaan APD Cakmak S. Noise From Civilian
berupa ear plug untuk pekerja Aircraft in The Vincinity of
dengan lokasi kerja yang Airport for Human Health-Noise,
intensitas kebisingannya melebihi Stress and Cardiovascular
NAB. Disease. Canada: Health
2. Bagi Pekerja Canada; 2002.
Sebaiknya pekerja selalu 7. Meister E. The Impact of
cek kesehatan terutama tekanan Comercial Aircraft Noise on
darah setiap minggunya agar Human Health: A
selalu terkontrol karena setiap neighbourhood Study in
harinya bekeja di lingkungan kerja Metropolitan Minnesota. Journal
yang bising. Environmental Health;
3. Bagi Peneliti Selanjutnya November 2003.
Diharapkan dapat 8. Yousefi Rizi HA, Dehghan H.
melakukan penelitian lebih lanjut Effects of Occupational Noise
mengenai paparan kebisingan Exposure on Changes in Blood
terhadap gangguan pendengaran Pressure of Workers. ARYA
serta kelelahan pekerja karena Atherosclerosis
mengingat lama kerja dan Journal. 2012;8(Special Issue in
intensitas kebisingan yang National Hypertension
melebihi persyaratan yakni lama Treatment):S183–S186.
kerja lebih dari 8 jam per hari dan 9. Zamanian Z, Rostami R,
intensitas kebisingan di atas NAB Hasanzadeh J, Hashemi H.
85 dB(A). Investigation of The Effect of
Occupational Noise Exposure
DAFTAR PUSTAKA on Blood Pressure and Heart
1. Peraturan Meteri Lingkungan Rate of Steel Industry
Hidup No. 48/MENLH/11/1996 Workers. J Environ Public
tentang Baku Tingkat Health. 2013;2013:256060.
Kebisingan. 10. Balitbang Kemenkes RI. Riset
2. Suma’mur PK. Higiene Kesehatan Dasar; RISKESDAS.
Perusahaan dan Kesehatan Jakarta: Balitbang Kemenkes
Kerja. Jakarta: Sagung Seto; RI; 2013.
2013. 11. Culpepper L. The Social and
3. Sasongko DPA, Hadiarto, Economic Shift-Work Disorder.
Sudharto PH, Nasio AH, The Journal Of Family Practice.
Subagyo A. Kebisingan 2010;59(1).
Lingkungan. Semarang: Badan 12. Sukandarrumidi. Batubara dan
Penerbit Universitas Gambut. Yogyakarta:
Diponegoro; 2000. Universitas Gadjah Mada Press;
4. EEA. Noise in Europe 2014, 2004.
EEA Report No 10/2014, 13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
European Environment Agency; No. KEP.5/MEN/2018 tentang
2014. Kesehatan dan Keselamatan
5. Babisch W. Epidemiological Kerja Lingkungan Kerja.
Studies of The Cardiovascular

233
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

14. Arikunto S. Prosedur Penelitian 17. Groothof B. Noise and Vibration,


Suatu Pendekatan Praktek. Their Effects and Control; 1996.
Jakarta: Rineka Cipta; 2006. 18. Imas R. Tekanan Darah dan
15. Notoatmodjo S. Metodologi Kebisingan (Studi pada Pekerja
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Mebel di Kelurahan Bukit
Rineka Cipta. Pp145-146, 2005. Kecamatan Gadingrejo Kota
16. Hastuti E, Onny S, Nurjazuli. Pasuruan). E-Journal
Faktor-faktor Risiko Kenaikan Universitas Jember; 2015.
Tekanan Darah pada Pekerja 19. Semple P. Tekanan Darah
yang Terpajan Kebisingan di Tinggi. Edisi 4. Jakarta: Penerbit
Bandara Ahmad Yani Arcan; 1996.
Semarang. J Kesehat Lingkung
Indones. 2005;4(1).

234

You might also like