Bonita Kedokteran Masyarakat Xill (1) 1997,
Kontrasepsi Oral dan Resiko Tromboemboli
KONTRASEPSI ORAL DAN RESIKO TROMBOEMBOLI
Denny Agustiningsib
Bagian IImu Faal Fakuitas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
Abstract
Contraception protects a:
jinst_ pregnancy. The most popular one is oral
contraception (pills). However, this contraception suggested has a harmful side effect.
Called thromboemboli. The relationship between oral contraception and the increased
risk of thromboemboli is through the intravascular coagulation. This intravascular
coagulation stimulates thrombus formation, but this phenomenon doesn't occur in all
woman who take oral contraception. Thrombus formation mostly related on estrogen
dose and its combination. The role of hereditary factors must be kept in mind. That’s why
taking family history, venous disease or coagulation factors or inhibitors are so important.
Keywords : contraception - embolus - coagulation - blood
Pendahuluan
Kontrasepsi adalah pencegahan ter-
hadap konsepsi atau pencegahan ke-
hamilan, Berbagai macam cara kontra-
sepsi telah diperkenalkan, antara lain
menggunakan kondom, pil, alat_kontra-
sepsi dalam rahim, suntikan, susuk dan
sterilisasi', Pelaksanaan Program Nasional
Keluarga Berencana mengalami banyak
hambatan karena belum ditemukannya
kontrasepsi ideal yang bebas dari efek
samping dan kegagalan. Selain itu,
faktorfaktor sosiokultural dalam masya-
rakat seperti agama, kepercayaan, tradisi
dan pendidikan sangat mempengaruhi
apakah suatu cara kontrasepsi dapat
diterima oleh masyarakat atau tidak.
Dua puluh tahun terakhir ini, kontra-
sepsi yang paling banyak digunakan di
seluruh dunia adalah kontrasepsi oral (pil),
yaitu. sekitar 80-100 juta wanita. Di
Indonesia sendiri kurang lebih 60%
skagptor KB menggunakan_ kontrasepsi
oral. Secara teori, efektivitas kontrasepsi
oral kombinasi dapat mencapai 100%.
Menurut laporan dari Food and Drug
Administration (FDA) angka kehamilan
adalah 0,1 per 100 wanita per tahun.
Sedangkan The Royal College of General
Practitioners melaporkan angka tersebut
sebagai 0,34 per 100 wanita per tahun?
Efektivitas yang tinggi tidak men-
jamin kontrasepsi ini bebas dari efek
samping. Efek samping yang timbul dapat
ringan, berupa mual, muntah sampai berat
yaitu gejala tromboemboli. Efek samping
tromboemboli ini masih menjadi perdebat-
an diantara para abli dan sampai sekarang
belum ditemukan adanya kesepakatan.
Kasus yang pertama menduga adanya
hubungan antara kontrasepsi oral kom-
binasi dengan tromboemboli vena yang
muncul pada tahun 1961. Kemudian pada
tahun 1970 telah ditemukan bahwa resiko
tersebut berhubungan dengan _dosis
estrogen dan telah direkomendasikan
bahwa penggunaan estrogen dosis tinggi
harus dihentikan*,
Sejak saat itu, usaha-usaha telah
dilakukan untuk menghasilkan kontrasepsi
oral ini menjadi lebih aman, terutama
dengan mengurangi dosis kedua hormon
tanpa mengurangi efektivitasnya, serta
mensintesa sejumlah progestogen baru.
9‘Kontrasepsi Oral dan Resiko Tromboemboli
Hingga pada tahun 1985 jumlah estrogen
dan progestogen dalam kontrasepsi oral
telah berkurang sampai 1/3 dan 1/10 nya
dari pertama kali ditemukan. Juga dihasil-
kan beberapa preparat yang mengandung
progestogen terbaru”.
Sementara itu penelitian-penelitian
untuk mengetahui efek sesungguhnya dari
kontrasepsi_ ini masih terus dilakukan
dengan hasil yang kurang memuaskan. Hal
ini disebabkan karena ketidakmarpuan
studi epidemiologi untuk —memberikan
estimasi yang dapat dipercaya terhadap
meningkatnya resiko tromboemboli akibat
kontrasepsi oral (sebagian besar penemuan
epidemiologis merujuk pada dosis tinggi
yang sekarang sudah jarang digunakan dan
tidak ada penelitian yang membandingkan
secara langsung antara dosis tinggi dan
rendah dari kontrasepsi oral). Selain itu
hubungan antara perubahan faktor-faktor
koagulasi pada wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral dan perkembangan kejadi-
an tromboemboli sangat _kompleks.
Sedangkan saat ini belum ada tes-tes yang
dapat dipercaya untuk mengetahui per-
ubahan-perubahan dalam —_faktor-faktor
koagulasi dan status hiperkoagulasi dengan
resiko tromboemboli. Yang harus men-
dapat perhatian juga adalah variasi antara
individu yang ,besar terhadap farmako-
kinetik estrogen”.
Tulisan ini adalah suatu studi pustaka
yang membahas mengenai bagaimanakah
hubungan antara penggunaan kontrasepsi
oral dengan timbulnya resiko trombo-
emboli
Pembahasan
Mekanisme koagulasi darah
Mekanisme koagulasi darah adalah
merupakan suatu rangkaian reaksi_ enzi-
matik yang —melibatkan —_faktor-faktor
koagulasi beserta inhibitornya, pembuluh
darah, trombosit dan sistem fibrinolisis.
Tujuan utama dari mekanisme ini adalah
membentuk bekuan untuk mencegah
kehilangan darah. Faktor-faktor koagulasi
bersirkulasi dalam bentuk tidak aktif dan
10
‘Berta Kedolteran Masyarakat Xil (1) 1997
dengan rangsang yang tepat akan dirubah
dengan proses enzimatik menjadi bentuk
yang aktif. Rangsang ini dapat timbul dari
hasil kerusakan jaringan (jalur ekstrinsik)
atau dari dalam darah itu sendiri Galur
intrinsik). Faktor-aktor yang telah aktif
kemudian membentuk mekanisme casca-
de dan menghesilkan perubahan pro-
trombin menjadi trombin, yang ber-
tanggung jawab terhadap perubahan
fibrinogen menjadi fibrin dan akhirnya
terbentuk bekuan,
Tahap awal perubahan fibrinogen
menjadi fibrin monomer melibatkan peme-
cahan_fibrinopeptide A. Selanjutnya akan
membebaskan fibrinopeptide B dan mem-
bentuk polimer fibrin terlarut yang akan
berpolimerisasi membentuk polimer fibrin
tak larut. Kemudian dengan bantuan kom-
ponen-komponen darah lain membentuk
bekuan stabil. Sejumlah inhibitor ada daiam
darah, salah satu yang utama adalah
antitrombin Ill (AT Ill), protein C dan protein
S yang berada dalam darah dalam bentuk
tidak aktif. Untuk aktivasinya mereka me-
merlukan protein S berkombinasi dengan
trombomodulin.
Sedangkan fibrinolisis mengatur pem-
bentukan fibrin dengan jalan menyebab-
kan terjadinya degradasi enzimatik dari
fibrin dan fibrinogen oleh plasmin, yang
dihasilkan dari prekursor tak aktifnya
plasminogen. Aktivitas plasmin dan fibri-
nolisis diatur oleh aktivator dan inaktivator
plasminogen serta inhibitor _ plasmin.
Fibrinolisis dimulai oleh faktor Xila dan/atau
tissue plasminogen activator (tPA), yang
dengan adanya fibrin berikatan dengan
plasminogen untuk menghasilkan plasmin.
Fibrinolisis menghasilkan fragmen-fragmen
yang disebut sebagai fibrin atau fibrinogen
degradation products (FDP). FDP dapat
tampil sebagai marker yang memuaskan
untuk terjadinya koagulasi intravaskular.
Inhibitor utama terhadap _aktivitas
plasmin adalah a2 antiplasmin yang
bekerja cepat dan 2 makroglobulin yang
mempunyai efek lebih lambat. SedangkanBerita KedoKeran Masyarakat Xili (1) 1997,
tPA dihambat oleh plasminogen activator
inhibitor type-7 (PAL), Penentu utama
untuk aktivitas fibrinolitik spontan adalah
keseimbangan antara tPA dan PAI-1. Kadar
plasminogen dikendalikan oleh ikatannya
dengan histidin kaya glikoprotein. Plasmi-
nogen harus berikatan dengan fibrin di
posisi lisin pada molekul plasminogen agar
dapat diaktitkan menjadi plasmin, Sedang-
kan histidin kaya glikoprotein. mempunyai
afinitas untuk posisi lisin ini sehingga dapat
mengendalikan plasminogen bebas secara
menyeluruh.
Pada keadaan normal, keseluruhan
sistem berada dalam homeostasis dengan
beberapa aktivitas dari sistem tersebut
yang mencegah perdarahan dan mem-
‘Kontraseps! Oral don Resiko Tromboemboll
dengan defisiensi _inhibitor-inhibitor ini
kebanyakan adalah di vena. Aspek penting
dari keseimbangan ini tampak pada
Gambar 1, Yaitu tergantung pada kese-
imbangan antara koagulasi dengan inhi-
bitor koagulasinya di satu sisi dan fibri-
nolisis dengan inhibitornya di sisi yang tain.
Gambar ini menggambarkan hal yang
tidak retevan, jika hanya memperhatikan
salah satu dari beberapa faktor, Tampaknya
bekuan hanya akan terjadi jika produksi
fibrin sedemikian besar sehingga tidak
dapat didegradasi oleh fibrinolisis. Sedang-
kan suatu trombus akan terbentuk hanya
jika ada perubahan aliran darah bersama
dengan kerusakan dinding pembuluh darah
fibrinolisis
bantu perbaikan jaringan, sejumlah fibrin
yang diturunkan terbuang tanpa memben-
tuk bekuan. Sehingga terdapat keseim-
bangan antara pembentukan dan perusak-
an fibrin. Abnormalitas berasal dari ketidak-
seimbangan antara kedua proses ini. Besar
perubahan yang diperlukan pada tiap tahap
untuk mengganggu keseimbangan sangat-
fah sulit ditentukan. Inhibitor AT Ill dan.
protein C akan menurun jumlahnya se-
banyak 50% atau lebih dari harga normal
yang diperlukan sebelum timbul trombosis.
Kejadian trombotik yang berhubungan
Fibrin
Fibrin n Desradation
antifibrinolisis
‘Gambar 1. Komponen-komponen utama keseimbangan koaguiasi.
(Sumber: Fo!
K, 1994)
yang akan menyebabkan aktivasi cascade
koagulasi dengan jumiah antikoagulan nor-
mal kurang dan aktivitas fibrinolitik yang
rendah. Sehingga pembentukan trombus
adalah hasil akhir dari hubungan dinamis
antara cascade koagulasi, antikoagulan dan
fungsi trombosit.
Trombosis arterial harus dibedakan
dengan trombosis vena dan hubungannya
dengan penyakit-penyakit kardiovaskular.
Trombosis arterial merupakan hasil dari
Pembentukan plak aterogenik dengan di-
tambah disfungsi vasomotor arterial.‘Kontrasepsi Oral dan Resiko Tromboemboli
Xontrasepsi oral dan. ‘koagulasi
Kontrasepsi_ oral merubah protein
plasma, menyebabkan perubahan’ pada
Prokoagulan dan efektor fibrinolitik. Estro.
gen diperkirakan bertanggung jawab terhae
dap perubahan ini karena progestogen,
khususnya yang mempunyai efek andro,
genik, dapat merubah besar perubahan ini,
Konsep ini konsisten dengan studi epide.
fniologi yang menunjukkan adanya
hubungan antara_dosis estrogen den
Penyakit kardiovaskular pada akseptor
kontrasepsi oral. Resolusi lambat dari fibrin
dapat berperan pada meningkatnya resike
akibat penurunan inhibisi koagulasi atau
berkurangnya efikasi_—fibrinolitik, _-Efek
estrogen (30ug atau lebih) pada faktor
Pembekuan, termasuk AT Ill, protein C dan
Protein S tergantung dari dosisnya. Efek
dosis tinggi dan rendah dari kontrasepsi
oral yang mengandung progestogen pada
sistem fibrinolitik belumiah jelas®®.
Kontrasepsi oral menginduksi_per-
ubahan variabel hemostasis. Terdapat
Perubahan konsentrasi dari sejumlah besar
Komponen plasma khas dari koagulasi dan
sistem fibrinolitik, walaupun biasanya
masih dalam batas normal, Hal ini diyakini
sebagai efek dari estrogen, karena tidak
feriadi pada _pemberian preparat yang
hanya mengandung progestin. Beberapa
Penelitian menunjukkan bahwa kontrasepsi
oral dapat menurunkan kadar antigen can
aktivitas AT ill dalam sirkulasi. Dalam
sistem fibrinolitik, estrogen dapat mening-
1. Wanita dengan sistem
fibrinolitik dinding pembuluh darah yang
tidak sempurna, akan cenderung meng.
aktifkan baik jalur intrinsik maupun ekstrin-
sik ketika struktur subendotelnya terpapar
dan_komponen-komponen tromboplastik.
nya terlepas dari endotel yang rusak,
Fibrinolisis dinding pembuluh darah yang
tidak sempurna sering ditemukan. pada
Wanita-wanita akseptor kontrasepsi oral
Yang timbul_trombosis. Pengukuran
12
Benita Kedokteran Masyarakat Xil|(1) 1997
aktivitas plasminogen atau PAl-1 berguna
dalam skrining tes untuk mencegah
pemberian kontrasepsi oral pada wanita
dengan sistem fibrinolisis yang tidak
sempurna®,
Selain itu Pada wanita dengan riwayat
kKeluarga trombofila (suatu kecenderungan
mudah trombosis, misalnya defisiensi AT
I Protein C atau protein 8) resiko mungkin
dapat menjadi bertambah dengan peng.
gunaan kontrasepsi oral®."9_
Hubungan antara kontrasepsi oral
Gengan trombosis dan tromboemboli juga
Muncul akibat multifaktorial, Sejak estro-
Gen dosis rendah diperkenalkan, insiden.
nya menurun bermakna. Akan tetapi,
wanita yang merokok atau mempunyai
riwayat sakit kepala migrian berisiko tinggi
terhadap trombosis vena, emboli paru don
trombosis cerebrovaskular'!,
Sejumiah besar penelitian telah men-
Penelitian yang terdahulu, dosis tinggi
kontrasepsi oral_meningkatkan sejumlah
faktor-faktor ini yang berubah ketika dosis
diturunkan, terutama melibatkan faktor VII
dan X, fibrinogen dan aktivitas fibrinolitik.
Generasi ketiga progestin, desogestrel dan
Gestodene, mempunyai efek androgenik
yang rendah dan telah dipelajari efeknya
terhadap koagulasi®®.12_
Kesimpulan
Secara keseluruhan perubahan dalam
sistem koagulasi terjadi pada penggunaan
kontrasepsi oral dan tampaknya berhu,
bungan dengan dosis estrogen dan pro.
gestin yang digunakan. Hubungan dinamis
antara faktor koagulasi dan antikoagulan
menghasikan suatu keseimbangan tanpa
Gfek samping tromboemboli. Walaupun
Studi epidemiologis memperoleh hubung.
an antara tromboemboli dan dosis estro.
gen, terdapat variasi yang besar dalam
Penemuan tersebut dan hampir semua
Penelitian ada kekurangannya. Hal ini tidakBonita Kedoktoran Masyarakst XI (1) 1997
Tabel 1.
Kontrasepsi Oral dan Resiko Tromboembolt
Beberapa studi klinis tentang efek kontrasepsi oral dosis rendah pada koagulasi
No
Penulis Tahun
Preparat (dosis dalam ua)
Hasil studi
Notelovitz, 1992"
30-40 EE / 50-125 LNG
35 EE / 500-1000 NE
(12 siklus)
kedua preparat ekuivalen dan mempunyai
efek minimal terhadap koagulasi. Per-
ubahan pada koagutasi dimbangi dengan
perubahan pada faktor antikoagulan.
Petersen, 1993'
20 EE / 150 DG
30 EE/75GD
(12 siklus)
keseimbangan dinamis antara_pemben-
tukan dan pemecahan fibrin telap ada
dengan pemberian kedua preparat, se-
hingga tidak diperoleh peningkatan resiko
trombosis.
WHO. 19977
30 EE
30 EE / 150 LNG
50 EE / 1000 NE
tidak ada perubahan pada fektor xX,
fibrinogen, fibrinolisis dan plasminogen,
tetapi pada preparat ketiga ‘faktor VII
meningkat dan AT Ill menurun bermakna,
Norris, 1996'°
30 EE / 150 DG
20 EE / 150 DG
30 EE /75 DG
Preparat dosis rendah menyebabkan akti-
vasi sistem koagulasi yang diseimbangkan
oleh aktivasi fibrinolisis. Efek paling rendah
dari_kombinasi 20 ug dapat merupakan
pilihan yang terbaik.
Scarabin, 1995"
30 EE
50 EE
harga rata-rata AT Ill lebih rendah dan faktor
Vil lebin tinggi bermakna pada kedua
preparat dibanding kontrol, tetapi tidak ada
perbedaan antara kedua preparat.
Weinges, 1995'°
€£/DG
EE/LNG
dengan jumlah EE sebanding, secara kese-
luruhan tidak mempunyai efek yang ber-
makna secara Klinis tethadap keseim-
bangan koagulasi.
Campbell, 1993"°
30 EE / 150 DG
30 EE/75 DG
terdapat peningkatan fibrinolisis tanpa dikuti
peningkatan —inhibitor-inhibitor _alaminya,
sehingga dapat menyeimbangkan setiap |
potensi terjadinya trombosis, yaitu pening-
katan fibrinogen atau faktor koagulesi yang
lain.
EE/DG
terdapat_kenaikan bermakna dari fibri-
nogen, faktor Vi) dan trombin_antitrombin
kompleks, penurunan aktivitas PAI. Tidak
ada perubahan pada AT Il, protein C dan S.
EE/DG
EE/LNG
(6 siklus)
peningkatan bermakna dari vWf, faktor Vi, |
fibrinogen dan kadar plasminogen beserta
inhibitomya. APTT dan euglobulin lysis time
memendek secarabermakna,
Keterangan :
EE = ethinil Estradiol ; DG = desogestrel ; GD = Gestodene ;
|
30 EE / 150 DG
30 EE /75 DG
karena efek estrogenik yang lebih besar.
kedua preparat berpengaruh terhadap: ko-
agulasi, fibrinolisis dan fungsi trombosit.
Faktor Vil dan X lebih tinggi aktivitasnya
pada pemberian EE/DG daripada EE/GD
8‘Kontrasepsi Oral dan Resiko Tromboembali
sama dengan perbandingan definitit yang
selalu ditampilkan. Walaupun diharapkan
adanya perubahan pada _faktor-faktor
koagulasi yang tergantung pada dosis
Preparat, namun bukti-bukti_terhadap
substansi ini kurang bermakna.
Dapat diambil kesimpulan bahwa efek
paling rendah dari kombinasi 20 ug
merupakan pilihan terhaik untuk beberapa
wanita, daripada pil yang mengandung
estrogen dosis tinggi.
Saran
Faktor individual harus dipertimbang-
kan dengan hati-hati karena dapat mem-
bawa defisiensi kongenital dari faktor,
inhibitor ataupun defek pada dinding pem-
buluh darah. Untuk itu tindakan yang paling
tepat adalah menghindarkan kontrasepsi
oral dari wanita-wanita yang mempunyai
rowayat keluatga gangguan koagulasi atau
riwayat penyakit vena.
Kepustakaan
1. Bagian Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran.
Universitas Padjadjaran. Teknik Keluarga Beren-
‘cana. Universitas. Padjadjaran. Jakarta. 1980;
174p.
2, Judono HM. Oral contraception in the national
opulation/familiy planning program in Indone-
sia Singapore J Obstet. Gynecol, 1984;15:60-6.
3 Frank P. Oral Contraceptives and arterial
disease recent evidence from the royal college
‘of general practitioners oral contraception
study. Singapore J. Obstet Gynecol. 1984;15:
14.21
4, Drife J. Benefits and risk of oral contra
ceptives. In. advances in contraception 1990;12
(6 supp):15-25.
5. WHO Collaborative study of cardiovascular
disease and steroid hormone contraception
venous thromboembolic disease and combin-
‘ed oral contraceptives: Results of an
International, multicentre, case-controle study.
Lancet 1996; 348: 1575-8;
6 Fotherby K. Are changes in haematological
factors and cardiovascular risk during oral
contraceptive use dose-related. Fertility Control
Reviews. 1994; 3(1):11-16,
7. Wilt VM, Gums JG, Notelovitz M, Oral contra-
ceptives. and coagulation problems. Fertility
Control Reviews 1994; 3(1): 3-10.
4
10,
n.
12,
13,
4.
15,
16.
7.
18,
19,
20.
‘Borita Kedokteran Masyarakat Xill (1) 1997
Jespersen J, Petersen KR, Skouby SO. Effects
of newer oral contraceptives on the inhibition of
coagulation and fibrinolysis in relation to
dosage and type of steroid. Am. J. Obstet.
Gynecol. 1990; Jul;163(1Pt2) ; 396-403.
Abbste R, Pinto S, Rostagno C. Effects of
longterm gestodene containing oral contra-
ceptive administration in hemostasis. Am. J.
Obstet Gynecol. 1990; Jul; 163 (1Pt2):424-9,
Mishell DR ed. Metabolic effects: Coagulation
factors. In. Contraception an international
Journal. 1994; Dec 50 (6) (suppl 1):561-2.
‘Skouby SO, Jespersen J. Metabolic aspects of
oral contraceptives of relevance for cardio-
vascular disease. In. Advances in contraception
Hilman PS, Aut KA, Hematology in cfinical
Practice: A guide to diagnosis and mane-
‘gement. Mc Graw Hill, New York, 1995; 506 p.
Notelovitz M, kitchen CS, Khan FY, Change in
coagulation and anticoagulation in women
taking low dose triphasic oral contraceptives: a
controlled comparative 12 month clinical trial.
‘Am.J.Obstet Gynecol. 1992; Nov; 167(5):1255-
ei.
Petersen KR, Sidelman J, Skouby Sv. Effects of
monophasic low-dose oral contraceptives on
fibrin formation and resolution in young
women. Am J obstet Gynecol. 1993;168:32-6,
World Health Organization, Multicentre study of
coagulation and haemostatic variables during
oral contraception. Br. J. Obstet. Gynecol. 1991;
48:1117-8,
Norris LA, Bonnar J. The effect of estrogen
dose and progestogen type on haemostatic
changes in women taking low dose oral
contraceptives. Br. J, Obstet. Gynaecol. 1996;
Mar; 103(3):261-7.
Scarabin PY, Plu Bureau G et al. Changes in
haemostatic variables induced by oral
contraceptives containing 50 ug or 30 ug
estrogen: Absence of dose dependent effect on
PAL activity. Thromb-Haemost. 1995; Sep;
74(3);928-32.
Weinges KF, Wenzel E et al. the Effects of Two
Phasic Oral Contraceptives on Hemostasis and
Platelet Function, Adv-Contracept.1995 Sep;
11(8):227-37.
Campbell SJ, Mackie 1J, Robinson GE, Machin
SJ. Contact’ factor mediated fibrinolisis is
increased by the combined oral contraceptives
pill. Br. J. Obstet. Gynecol.1993; Jan;100(1): 79-
84.
Cachrimanidou AC, Hellberg D, Nilsson S et al.
Hemostasi profile and lipid metabolism with
long interval use of @ desogestrel containing
‘oral contraceptive. Contraception. 1994; Aug:
50(2):153- 65.Berta Kedokteran Masyarakat Xill (1) 1997
a.
David JI, Gaspard UJ et al. Hemostasis profile in
women taking low dose oral contraceptives.
Am. J. Obstet Gynecol. 1990; Jul; 163 (1 Pt2):
420-3,
Kentrasepsi Oral dan Resiko Trombosmboli
22. Daly 4, Bonnar J. Comparative studies of 30 ug
ethinil estradiol combined with gestodene and
progestogen on blood coagulation, fibrinolysis
and platelets. Am. J. Obstet. Gynecol. 1990;
Jul; 163 (1 Pt 2):430-7.
18