Professional Documents
Culture Documents
Dasar Rankine Cycle
Dasar Rankine Cycle
Nama :
1.Arialdi Almonda 04211840000007
2. Nur Aufaq Rizky Irfan Ar Rochim 04211840000084
3. M. ksatria akbar ghifarry bs 04211840000127
4. Kania Aurelia Surbakti 04211840000038
5. Agung Pradenta Wisnu A 04211840000074
6. Rosa ratri palupi 04211840000102
7. Deryl Putra Aswin 04211840000057
8. Maulana Putera Mulya 04211840000024
9.Handi Awaluddin Jamil 04211840000114
The reheat temperatures are very close or equal to the turbine inlet
temperature. The optimum reheat pressure is about one-fourth of the maximum
cycle pressure. For example, the optimum reheat pressure for a cycle with a
boiler pressure of 12 MPa is about 3 MPa.
The reheat cycle was first introduced in the 1920s, but was not
operational for long due to technical difficulties. In the 1940s, it was
reintroduced with the increasing manufacture of high-pressure boilers, and
eventually double reheating was introduced in the 1950s. The idea behind
double reheating is to increase the average temperature. It was observed that
more than two stages of reheating are generally unnecessary, since the next
stage increases the cycle efficiency only half as much as the preceding stage.
Today, double reheating is commonly used in power plants that operate under
supercritical pressure.
And the conclusion is the purpose of the reheat cycle is to reduce the
moisture content of the steam at the final stages of the expansion process. If we
had materials that could withstand sufficiently high temperatures, there would
be no need for the reheat cycle.
Skema dari siklus Rankine dengan pemanasan ulang ideal adalah bisa
dilihat pada gambar diatas dalam diagram T-s. Dalam gambar tersebut, terdapat
dua turbin yang bekerja. Dalam pemanasan ulang, uap diekspansikan secara
isentropis pada tekanan menengah dalam turbin tekanan tinggi (stage 1) dan
dikirim kembali ke boiler, yang dimana dipanaskan ulang pada tekanan
konstan. Lalu uap akan dikirim ke turbin tekanan rendah dan diekspansi ke
tekanan kondenser (stage 2). Sehingga nilai kalor total dan nilai kerja output
total adalah
q in = q primary + q reheat = (h3 - h2) + (h5 - h4)
w total, out = q turb, I + q turb, II = (h3 - h4) + (h5 - h6)
Suhu rata - rata saat proses pemanasan ulang akan bertambah seiring
meningkatnya bilangan ekspansi dan tingkat pemanasan ulang. Ketika bilangan
dari tingkat pemanasan ulang bertambah, maka ekspansi dan proses pemanasan
ulang akan mendekati proses isothermal pada suhu maksimal seperti yang
ditunjukkan pada gambar diatas.
Suhu pemanasan ulang hampir sama dengan suhu masuk turbin. Tekanan
optimal pemanasan ulang adalah seperempat dari maksimal tekanan siklus.
Sebagai contoh, tekanan optimal pemanasan ulang dari siklus dengan tekanan
boiler sebesar 12 mPa adalah 3 mPa.
Pemanasan ulang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1920, tapi tidak
digunakan dalam jangka waktu lama karena masalah teknik. Pada tahun 1940,
hal ini kembali diperkenalkan dengan ditambahkannya boiler bertekanan tinggi,
dan bahkan juga pemanasan ulang ganda yang diperkenalkan pada tahun 1950.
Ide dibalik pemanasan ulang ganda adalah untuk meningkatkan suhu rata - rata.
Telah diamati bahwa jika ada lebih dari dua tahap pemanasan ulang, maka hal
tersebut adalah hal yang tidak perlu, dikarenakan tahap selanjutnya hanya akan
memberi setengah efisiensi saja. Hingga sekarang, pemanasan ulang ganda
sering digunakan pada power plant yang difungsikan di bawah tekanan super
kritis.
Kesimpulannya, tujuan dari siklus pemanasan ulang adalah mencegah
butiran air yang dibawa oleh uap hingga tahap akhir dalam proses ekspansi
turbin. Sehingga dengan dicegahnya uap untuk berkondensasi, maka bisa
mengurangi resiko kerusakan turbin dan meningkatkan efisiensi turbin. Serta
jika kita mempunyai bahan yang tahan terhadap suhu yang cukup tinggi, maka
tidak perlu dilakukan pemanasan ulang.
Contoh soal
Sebuah siklus Rankine sederhana ideal bekerja pada temperatur 400 oC dan
tekanan 80 bar. Tekanan kondensor 0,1 bar. Aliran massa uap yang masuk ke
turbin 100 kg/s. Hitunglah kerja turbin, kerja pompa, kalor masuk, kalor keluar
dan efisiensi siklus. daya yang dihasilkan turbin dan daya netto siklus.
Jawab
Entropi uap keluar turbin sama dengan entropi uap masul turbin (proses ideal
atau isentropis) sehingga s1 = s2 = 6,3658 kJ/kg.K
Dari tabel uap jenuh, pada tekanan 0,1 bar (10 kPa) didapat :
Artinya kadar uap yang keluar dari turbin menuju kondensor adalah 76,22 %
atau fluida yang keluar dari turbin 76,22 % uap dan 23.78 % cair. Bagian yang
cair ini tidak perlu lagi diembunkan, tetapi 76,22 % uap ini yang harus dibuang
kalornya supaya fasenya berubah menjadi cair. Maka energi total yang
terkandung di dalam 76,22% uap dapat dihitung :
Maka kerja turbin dapat dihitung yaitu :
Daya
turbin adalah :
Kerja
pompa dapat dihitung dengan rumus :
p3 = tekanan air masuk pompa = tekanan air keluar kondensor, untuk proses
ideal tidak ada rugi-rugi tekanan sehingga p3 = 0,1 bar = 10 kPa
Bila aliran
massa air yang dipompa 100 kg/s maka daya yang diperlukan oleh pompa
adalah:
h4 = entalpi air keluar pompa yang besarnya = entalpi air masuk pompa + kerja
pompa, maka h4 = 191,81 + 40,3899 = 232,1999 kJ/kg
The regenerative Rankine cycle is so named because after emerging from the
condenser (possibly as a subcooled liquid) the working fluid is heated
by steam tapped from the hot portion of the cycle. On the diagram shown, the
fluid at 2 is mixed with the fluid at 4 (both at the same pressure) to end up with
the saturated liquid at 7. This is called "direct-contact heating". The
Regenerative Rankine cycle (with minor variants) is commonly used in real
power stations.
Another variation sends bleed steam from between turbine stages to feedwater
heaters to preheat the water on its way from the condenser to the boiler. These
heaters do not mix the input steam and condensate, function as an ordinary
tubular heat exchanger, and are named "closed feedwater heaters".
Regeneration increases the cycle heat input temperature by eliminating the
addition of heat from the boiler/fuel source at the relatively low feedwater
temperatures that would exist without regenerative feedwater heating. This
improves the efficiency of the cycle, as more of the heat flow into the cycle
occurs at higher temperature.
Note that the mass flow rate at each component is different. If 1 kg steam enters
the turbine, y kg is extracted to the feedwater heater and (1-y) kg continues to
expand to the condenser pressure. So if the mass flow rate at the boiler is ,
then the mass flow rate from other components are:
Condenser: (1-y)
Pump : (1-y)
Feedwater Heater: y+ (1-y) =
Pump :
For convenience, heat and work interactions for regenerative Rankine cycle is
expressed per unit mass of steam flowing through the boiler. They are:
Open feedwater heaters are simple and inexpensive, and can also bring the
feedwater to saturated state. However, each feedwater needs a separate pump
which adds to the cost
Heat and work interactions for regenerative Rankine cycle with one closed
feedwater heater is expressed per unit mass of water flowing through the boiler.
They are:
Compared with open feedwater heaters, closed feedwater heaters are more
complex, and thus more expensive. Since the two streams do not mix in the
heater, closed feedwater heaters do not require a separate pump for each heater.
Most power plants use a combination of open and closed feedwater heaters
Dalam siklus Rankine regeneratif yang ideal dengan open FWH , uap
dari boiler (kondisi 5) mengembang dalam turbin ke tekanan menengah
(kondisi 6). Pada keadaan ini, beberapa uap diekstraksi dan dikirim ke
feedwater, sedangkan uap yang tersisa di turbin terus berkembang ke
tekanan kondensor (keadaan 7). Air jenuh dari kondensor (kondisi 1)
dipompa ke feedwater pressure dan dikirim ke feedwater heater (kondisi 2).
Pada feedwater heater, compressed water dicampur dengan uap yang
diekstraksi dari turbin (kondisi 6) dan keluar dari feedwater heater sebagai
air jenuh pada heater pressure (kondisi 3). Kemudian air jenuh dipompa ke
boiler pressure dengan pompa kedua (kondisi 4). Air dipanaskan ke suhu
yang lebih tinggi di boiler (keadaan 5) dan siklus berulang lagi.
Efisiensi termal dari siklus ini akan meningkat hasil dari regenerasi dari FWH
dengan meningkatkan rata-rata temperatur dari air sebelum memasuki boiler.
Pada PLTU berkapasitas tinggi, rata-rata memiliki 8 FWH.
Closed Feedwater Heaters
Berdasarkan gambar di atas, panas dan kerja yang terjadi pada Siklus Rankine
Regeneratif dengan satu FWH dapat diekspresikan per satuan massa dari uap
yang melalui boiler sebagai berikut:
Contoh soal
Sebuah siklus Rankine sederhana ideal bekerja pada temperatur 400 oC dan
tekanan 80 bar. Tekanan kondensor 0,1 bar. Aliran massa uap yang masuk ke
turbin 100 kg/s. Hitunglah kerja turbin, kerja pompa, kalor masuk, kalor keluar
dan efisiensi siklus. daya yang dihasilkan turbin dan daya netto siklus.
Jawab
Dari tabel uap jenuh, pada tekanan 0,1 bar (10 kPa) didapat :
Artinya kadar uap yang keluar dari turbin menuju kondensor adalah 76,22 %
atau fluida yang keluar dari turbin 76,22 % uap dan 23.78 % cair. Bagian yang
cair ini tidak perlu lagi diembunkan, tetapi 76,22 % uap ini yang harus dibuang
kalornya supaya fasenya berubah menjadi cair. Maka energi total yang
terkandung di dalam 76,22% uap dapat dihitung :
Daya
turbin adalah :
Kerja
pompa dapat dihitung dengan rumus :
ν = volume jenis air pada tekanan 0,1 bar = 0,00101 m3/kg
p4 = tekanan air keluar pompa = tekanan boiler (proses ideal tidak ada rugi-rugi
tekanan) maka p4 = p1 = 400 bar = 40 Mpa.
p3 = tekanan air masuk pompa = tekanan air keluar kondensor, untuk proses
ideal tidak ada rugi-rugi tekanan sehingga p3 = 0,1 bar = 10 kPa
maka kerja pompa :
Bila aliran
massa air yang dipompa 100 kg/s maka daya yang diperlukan oleh pompa
adalah:
h1 = entalpi uap panas lanjut keluar dari boiler = 3139,4 kJ/kg
h4 = entalpi air keluar pompa yang besarnya = entalpi air masuk pompa + kerja
pompa, maka h4 = 191,81 + 40,3899 = 232,1999 kJ/kg
Daya yang dihasilkan Boiler : PB = 2900,2 kJ/kg x 100 kg/s = 290.020 kW =
290,02 MW
Sehingga
h2 = 173,88kJ / kg + 8,059kJ / kg = 181,939kJ / kg