ID Calculation of Health Service Unit Cost

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

VOLUME 4 Nomor 02 Juli 2013 Artikel Penelitian

PERHITUNGAN BIAYA SATUAN PELAYANAN KESEHATAN


DI PUSKESMAS DI KOTA SAMARINDA TAHUN 2012
(STUDI KASUS PUSKESMAS PALARAN)

CALCULATION OF HEALTH SERVICE UNIT COST AT COMMUNITY HEALTH


CENTER IN SAMARINDA, IN 2012
(PALARAN CASE STUDY COMMUNITY HEALTH CENTER)

Subirman
Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman Samarinda

ABSTRACT
Background : Recognizing the limited ability of the government to address the problem of health financing,
there should be effort to improve health care quality by calculating the unit costof health services to find out
the amount of total cost required by the Community Health Center which later can be used as a source of
information for the local government in rationalizing the rates of Community Health Centers in Samarinda.
This study aims to analyze and calculate the unit cost of health services at Palaran Community Health
Center in Samarinda.
Method : This research is a descriptive survey. For the unit cost analysis, the population used was all
financial transactions that occur in the Palaran Community Health Center in 2011. The samples were all
financial transactions related with investment costs, operational and maintenance costs at The Cost Center,
whether it is Supporting Cost Center or Production Cost Centerat the Palaran Community Health Center.
Result : Research shows that the Unit Cost of the Ambulatory Health Service at the PalaranCommunity
Health Center was Rp 8,338 and for Inpatient Service Unit Cost was Rp 24,708.
Conclusion : This Research suggests to the local goverment to consider the Unit Cost in the Health Service
Center before setting the amount of health financing subsidy.
Keywords : Unit Costs, Health Center

ABSTRAK
Latar Belakang : Menyadari kemampuan pemerintah yang terbatas untuk mengatasi masalah pembiayaan
kesehatan, maka perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan puskesmas dengan
menghitung biaya satuan pelayanan kesehatan sehingga diketahui total biaya yang dibutuhkan oleh
Puskesmas yang nantinya dapat dijadikan sumber informasi oleh pemerintah daerah dalam melakukan
rasionalisasi tarif pelayanan puskesmas di Samarinda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan
menghitung biaya satuan pelayanan kesehatan di Puskesmas Palaran Kota Samarinda.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif. Untuk analisis unit cost, populasi yang dipakai adalah
seluruh transaksi keuangan yang terjadi di Puskesmas Palaran di Kota Samarinda pada tahun 2011. Sampel unit
cost, adalah semua transaksi keuangan yang berkaitan dengan biaya investasi, biaya operasional dan biaya
pemeliharaan pada pusat biaya, baik itu pusat biaya penunjang maupun pusat biaya produksi di Puskesmas
Palaran.
Hasil : Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Unit cost rawat jalan di Puskemas Palaran sebesar Rp 8.338 dan
untuk unit cost rawat inap sebesar Rp 24.708.
Kesimpulan : Penelitian ini menyarankan kepada Pemerintah Kota Samarinda untuk mempertimbangkan biaya
satuan pelayanan kesehatan di tingkat Puskesmas sebelum menetapkan besaran subsidi pembiayaan kesehatan.
Kata kunci : Biaya Satuan, Puskesmas

166
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

PENDAHULUAN Menyadari kemampuan pemerintah


yang terbatas untuk mengatasi semua masalah
Kesehatan merupakan hak asasi setiap
yang dihadapi terutama masalah pembiayaan,
orang, hal ini telah ditetapkan pada piagam
disamping dalam UU kesehatan yang
PBB tahun 1948. Salah satu upaya pemerintah
menekankan mengenai perlunya peranan
dalam memenuhi hak warga Negara untuk
pemerintah dan masyarakt yang seimbang dan
mendapatkan derajat kesehatan yang optimal
serasi, maka perlu dilakukan upaya-upaya
adalah dengan dibangunnya puskesmas, baik
agar kualitas pelayanan kesehatan khususnya
diperkotaan maupun di pedesaan. Puskesmas
pelayanan puskesmas dengan menghitung unit
sebagai unit pelayanan terdepan dituntut
cost sehingga diketahui total cost yang
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan oleh Puskesmas. Dengan analisis
sehingga memberikan daya ungkit terhadap
unit cost dapat dilakukan rasionalisasi tarif
derajat kesehatan.
pelayanan yang nantinya dapat dijadikan
Setelah terjadi krisis ekonomi tahun
sumber informasi oleh pemerintah daerah
1997 beban pembiayaan kesehatan semakin
dalam memilih model tarif pelayanan
mahal terutama karena inflasi yang sangat
puskesmas di Samarinda.
tinggi. Hal ini menambah beban biaya
Hal ini penting penting dilakukan
kesehatan yang berasal dari pemerintah
karena disamping dapat meningkatkan cost
sehingga perlu rasionalisasi tarif Puskesmas
recovery dengan tetap mempertahankan
sangat diperlukan agar supaya pemberian
equity, juga memberikan input kepada
subsidi oleh pemerintah dapat tepat sasaran,
pemerintah daerah terhadap besaran subsidi.
dimana pelayanan kesehatan seperti
Puskesmas Palaran merupakan salah satu
puskesmas tarif biasanya ditentukan sepihak
Puskesmas yang memberikan pelayanan 24
tanpa suatu kajian yang rasional (melakukan
jam dengan pelayanan rawat jalan dan rawat
perhitungan unit cost).
inap dan terletak di daerah pinggiran Kota
Tarif ini biasanya ditetapkan melalui
Samarinda, sehingga analisis ini memberikan
suatu peraturan pemerintah yakni dalam
informasi penting mengenai tarif rasional
bentuk surat keputusan atau peraturan daerah.
untuk rawat jalan dan rawat inap.
Hal ini menunjukkan adanya kontrol ketat dari
pemrintah sebagai pemilik sarana pelayanan
kesehatan tersebut, akan tetapi disadari bahwa
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
tarif pemerintah biasanya mempunyai cost Penelitian ini dilaksanakan di
recovery yang rendah (Trisnantoro, 2004). Puskesmas Palaran ( Puskesmas Rawat jalan +
Di Kota Samarinda, tarif pelayanan Rawat Inap). Jenis penelitian adalah
kesehatan di puskesmas tidak diberlakukan penelitian survey deskriptif yang memberikan
lagi semenjak adanya program pemerintah gambaran mengenai seberapa besar unit cost
berupa Jaminan kesehatan Daerah yang (biaya satuan) sebagai dasar penentuan tarif
menjamin penduduk atau masyarakat yang rasional pelayanan kesehatan
tidak memiliki asuransi kesehatan lainnya Penelitian ini yang menjadi populasi
yakni sekitar 500.000 penduduk dengan premi adalah seluruh transaksi keuangan yang
sekitar Rp. 8.000/orang/bulan. Idealnya terjadi di Puskesmas Palaran pada tahun 2011.
penetapan tarif pelayanan kesehatan harus Untuk analisis unit cost, sampel yang dipakai
dikaji secara rasional terlebih dahulu dan adalah semua transaksi biaya yang berkaitan
ditetapkan setiap tahunnya untuk dilakukan dengan biaya investasi, biaya operasional dan
penyesuaian. biaya pemeliharaan pada pusat biaya, baik itu
pusat biaya penunjang maupun pusat biaya
produksi.

167 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 4, Nomor 02 Juli 2013


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Untuk analisis unit cost pengolahan Pemeliharaan


5,000,000 0
data menggunakan komputer dengan Kendaraan
Gaji 1,273,533,600 98
membuat spreadsheet untuk metode double
Total 1,303,533,600 100
distribution pada program Microsoft Excel. Sumber :Data Primer

HASIL PENELITIAN Tabel 2. Gambaran biaya operasional


tetap pada Puskesmas Palaran menunjukkan
Penentuan tarif rasional dengan
bahwa komponen gaji merupakan komponen
menganilis biaya satuan, berdasarkan data
biaya yang tertinggi 98% dari total biaya semi
biaya tetap (fixed cost), biaya operasional
variable cost, sedangkan biaya maintenance
tetap (semi fixed cost), dan biaya operasional
alat non medis dan kendaraan merupakan
tidak tetap (variabel cost) dari data sekunder
komponen biaya terendah.
yang telah dikumpulkan. Hasil penelitian ini
seperti yang di uraikan di bawah ini :
Biaya Operasional Tidak Tetap (Variabel
Cost)
Biaya Tetap (Fixed Cost) Terlihat bahwa biaya komponen bahan
Tabel 1. menunjukkan bahwa dari total habis pakai (BHP) medis adalah komponen
biaya investasi (AIC), biaya investasi gedung biaya terbesar di Puskesmas Palaran sebesar
merupakan biaya investasi tertinggi dari 83% dari total biaya operasional tidak tetap,
empat pusat biaya yang ada yakni 49% sedangkan komponen biaya telepon dan air
sedangkan investasi terendah pada alat medis merupakan komponen biaya terendah yakni
dan non medis masing-masing 14%. masing-masing sebesar 2%, dari Total biaya
operasional tidak tetap, seperti pada tabel 3.
Tabel 1. berikut di bawah ini :
Biaya Tetap (Fixed Cost) di Puskesmas
Palaran Tahun 2012 Tabel 3.
Biaya Operasional Tidak Tetap (Variabel
Fixed Cost Cost) di Puskesmas Palaran Tahun 2012
Pusat Biaya
AIC %
Gedung 51,403,668 49
Variable Cost
Alat Medis 14,342,914 14 Pusat Biaya
VC %
Alat Non Medis 14,586,620 14 BHP Medis 132,281,803 83
Kendaraan 25,592,698 24 BHP Non Medis 12,500,000 8
Total 105,925,900 100 Listrik 8,000,000 5
Sumber : Data Primer Telepon 3,000,000 2
Air 3,600,000 2
Biaya Operasional Tetap (Semi Variabel Total 159,381,803 100
Cost) Sumber : Data Primer
Tabel 2.
Biaya Operasional Tetap (Semi Variable
Total Biaya (Total Cost)
Cost) di Puskesmas Palaran Tahun 2012
Tabel 4. menunjukkan bahwa yang
Semi Variable Cost disebut sebagai biaya total dalam penelitian
Pusat Biaya
AIC % ini adalah jumlah masing-masing biaya yakni
Pemeliharaan
10,000,000 1 biaya tetap, biaya operasional tidak tetap,
Gedung
Pemeliharaan Alat operasional tetap, setelah dilakukannya
10,000,000 1
Medis Double Distribution, hal ini dilakukan untuk
Pemeliharaan Alat melihat besarnya biaya riil dikeluarkan oleh
5,000,000 0
Non Medis
instalasi perawatan. Hasil ini menunjukkan
bahwa Total Cost di Puskesmas Palaran

Subirman, Perhitungan Biaya Satuan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas di Kota Samarinda ● 168
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

sebesar Rp. 152,489,244 dengan komponen Tabel 5.


biaya terbesar pada pusat biaya poli umum Biaya Satuan Aktual (Unit Cost) di
sebesar Rp 89,963,370 (59%), sementara Puskesmas Palaran Tahun 2012
komponen biaya terendah pada pusat biaya
Unit Cost
rawat inap sebesar Rp. 10,994,871 (7%). Pusat Biaya
UC I UC I I UC III
Seperti diketahui bahwa pendekatan rumus Lab. 112,375 103,538 9,333
total cost (TC III = VC) dipakai untuk Poli Umum 61,706 57,765 8,333
memudahkan perhitungan unit cost III, Poli Gigi 169,431 156,648 17,236
KIA 200,229 195,931 9,914
mengingat rata-rata pembiayaan Puskesmas Rawat Inap 509,158 473,816 24,708
ditanggung sepenuhnya oleh Puskesmas atau Sumber : Data Primer
pemerintah sebagai pemilik pelayanan
kesehatan. PEMBAHASAN
Tabel 4. Biaya Satuan
Biaya Total (Total Cost) di Puskesmas Untuk data output dalam perhitungn
Palaran Tahun 2012 unit cost dibedakan menjadi dua hal, yakni
Output homogen, contoh: rawat jalan, rawat
Total Cost
Pusat Biaya inap, dan lain-lain dan Output heterogen,
TC III %
Laboaratorium 11,890,000 8 contoh : rawat inap yang dibedakan atas kelas
Poli Umum 89,963,370 59 perawatannya, unit ICU yang dibedakan atas
Poli Gigi 23,182,591 15 jenis tindakannya dan lain-lain.
KIA 16,457,727 11
Rawat Inap 10,994,871 7
Total 152,489,244 100
Biaya Tetap (Fixed Cost)
Sumber : Data Primer Dari hasil perhitungan menunjukkan
bahwa dari total biaya investasi (AIC), biaya
Biaya Satuan (Unit Cost) investasi gedung merupakan biaya investasi
Tabel 5. Terlihat biaya satuan sebagai tertinggi dari empat pusat biaya yang ada
dasar dalam penetapan tarif rasional dalam yakni Rp. 51.403.668 (49%) kemudian AIC
penelitian ini terdiri dari Unit costI (UC I), kendaraan Rp. 25.592. 698 (24%) sedangkan
UC II, dan UC III. UC I diperoleh dengan investasi terendah pada alat medis dan non
cara membagi Total Cost I (TC I) dengan medis masing-masing Rp. 14.342.914 (14%)
output actual masing-masing kelas perawatan, dan Rp. 14.586.620 (14%).
UC II diperoleh dengan cara membagi TC II Dari keempat komponen fixed cost
dengan output actual dan UC III diperoleh tersebut yaitu AIC gedung, AIC kendaraan,
dengan cara membagi TC III dengan output AIC alat medis, dan AIC alat non medis dan
actual. Besarnya biaya satuan rawat jalan dan yang terbesar adalah AIC gedung. Hal ini
rawat inap di Puskesmas Palaran sangat disebabkan karena biaya pengadaan gedung
ditentukan oleh besarnya total biaya, dimana yang terbesar dibandingkan dengan biaya
terlihat bahwa semakin tinggi total cost maka lainnya. Besarnya AIC gedung sangat
unit cost akan semakin tinggi, begitu pula dipengaruhi oleh besarnya harga awal dari
semakin tinggi tingkatan pelayanan yang peralatan. Pemeliharaan gedung yang paling
diterima maka unit cost akan bertambah besar. besar karena bangunan gedung yang besar dan
Data pada tabel 5 menunjukkan bahwa UC III luas sehingga biaya AIC lebih besar dibanding
Puskesmas Palaran terdapat pada Rawat Inap yang lain. Sedangkan alat kesehatan tidak
sebesar Rp. 24,078 sedangkan UC III terendah terlalu besar karena untuk ukuran Puskesmas
pada layanan Poli Umum yakni sebesar Rp. alat kesehatan yang dipakai tidak ada yang
8,338,-. canggih dan mahal.

169 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 4, Nomor 02 Juli 2013


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Hasil Penelitian ini sejalan dengan dilakukan. Komponen biaya operasional tetap
penelitian yang dilakukan Intiasari AD dkk, dalam penelitian ini adalah biaya
2009, pada penetapan paket pelayanan pemeliharaan alat medis, pemeliharaan alat
kesehatan dan perhitungan premi program non medis, pemeliharaan gedung dan gaji
pemeliharaan kesehatan mahasiswa pegawai.
Universitas Soedirman, bahwa unit produksi Penelitian ini memberikan gambaran
berupa biaya investasi berupa gedung biaya operasional tetap pada Puskesmas
memberikan kontribusi terbesar terhadap total Palaran menunjukan komponen gaji
biaya. merupakan komponen biaya yang tertinggi
Demikian pula penelitian Hasna pada sebesar Rp. 1.273.533.600 (98%), dari total
unit rawat jalan Rumah Sakit Kusta Makassar biaya semi variable cost, sedangkan biaya
tahun 2001. Dimana AIC gedung sekitar 72% maintenance alat non medis dan kendaraan
dari keseluruhan investasi, disusul alat medis merupakan komponen biaya terendah yakni
dan non medis serta yang terkecil adalah masing-masing sebesar Rp. 5.000.000,.
investasi kendaraan. Besarnya komponen gaji pegawai
Namun dalam penelitian ini AIC sangat erat hubungannya dengan jumlah
kendaraan merupakan biaya investasi tertinggi pegawai yang bekerja, gaji pegawai yang
kedua setelah AIC gedung dan kemudian sifatnya semi variabel cost merupakan biaya
masing-masing Rp. 14.342.914 (14%), untuk biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh pihak
alat medis dan Rp. 14.586.620 (14%) untuk Puskesmas dengan jumlah yang
alat non medis. Hal ini disebabkan jumlah samawalaupun output layanan tidak sama atau
pegawai yang makin banyak pada pusat biaya, tidak dipengaruhi oleh kinerja Puskesmas. Hal
maka akan semakin besar pula nilai ditribusi ini disebabkan oleh sifat dari biaya gaji
AIC kendaraan yang digunakan pada pusat pegawai itu sendiri yang bersifat semi
biaya tersebut. Seperti diketahui bahwa nilai variable cost yakni biaya yang besarnya tidak
AIC dimasing-masing Puskesmas akan di signifikan dipengaruhi oleh output.
distribusikan ke pusat biaya, yang Pihak Puskesmas dapat menekan
perditribusiannya berdasarkan persentase besarnya gaji pegawai dengan penempatan
jumlah unit pelayanan kesehatan yang tersedia pegawai yang lebih baik dengan
serta persentase jumlah pegawai pada masing- memperhatikan besarnya output dari suatu
masing pusat biaya. unit. Pada pusat biaya produksi, jumlah
Untuk AIC alat medis merupakan biaya pegawai harus mempertimbangkan besarnya
investasi yang perlu diperhitungkan karena beban kerja dari masing-masing unit produksi,
harga peralatan medis dibeberapa pusat biaya dengan penempatan dan besar pegawai yang
walaupun harganya cukup tinggi namun tetap sesuai dengan kebutuhan, maka belanja
disediakan oleh Puskesmas dan untuk alat non Puskesmas untuk gaji pegawai dapat lebih
medis yang ada di Puskesmas saat ini, efisien.
sebagian besar pengadaannya seumur dengan Hal ini sesuai dengan penelitian
gedung Puskesmas sehingga perhitungan AIC Munawar di RSUD Kabupaten Majene bahwa
alat tersebut akan lebih besar. biaya terbesar pada komponen biaya
operasional tetap adalah berupa gaji pegawai
Biaya Operasironal Tetap (Semi Variabel yakni sebesar 95%. Penelitian ini diperkuat
Cost) dengan penelitian Intiasari AD dkk, 2009
Penelitian ini memberikan gambaran bahwa total biaya di tiap unit produksi adalah
Biaya operasional tetap adalah biaya yang jumlah dari biaya investasi, biaya opersional
dapat berubah namun perubahannya tidak dan biaya pemeliharaan yang telah
tergantung pada volume kegiatan yang terdistribusi sesuai dasar pembobotan dengan

Subirman, Perhitungan Biaya Satuan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas di Kota Samarinda ● 170
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

mempertimbangkan biaya investasi dan gaji, berdasarkan data rekap terkahir laporan
dimana gaji merupakan komponen biaya yang kunjungan Puskesmas Dinas Kesehatan Kota
memberikan kontribusi terbesar terhadap total Samarinda, Februari 2012.
biaya. Berdasarkan data angka kunjungan
tersebut memberikan gambaran bahwa
Biaya Operasional Tidak Tetap (Variabel tingginya angka kunjungan di Puskesmas
Cost) Palaran, berbanding lurus dengan jenis
Biaya operasional tidak tetap adalah tindakan dan jenis pelayanan kesehatan yang
biaya yang jumlah totalnya berubah sesuai diterima pasien, sehingga memberikan beban
dengan perubahan volume kegiatan atau biaya pada komponen biaya BHP medis.
output. Hasil perhitungan terlihat bahwa biaya Hal yang sama diungkapkan Utami SB,
operasional tidak tetap terbesar pada biaya 2006, bahwa tingginya biaya pelayanan
bahan habis pakai (BHP), hal ini terjadi kesehatan, sebagian besar karena tingginya
karena adanya pengaruh output. biaya obat akibat tingginya pemakaian obat
Biaya ini berubah setiap tahun sesuai pada unit pelayanan kesehatan. Data ini juga
dengan perubahan volume kegiatan sehingga menunjukkan besarnya biaya operasional
dikatakan bahwa biaya operasional tidak tetap tidak tetap pada pembelian obat dan BHP
merupakan fungsi dari perubahan output. medis.
Variable cost selalu berhubungan dengan Hal ini terjadi karena harga alat
jumlah pasien yang mendapat pelayanan kesehatan terus meningkat, laju inflasi
kesehatan. Jika jumlah pasien meningkat, meningkat dan kecenderungan masyarakat
maka biaya variable cost akan meningkat. yang selalu menginginkan pelayanan yang
Hasil penelitian ini memberikan terbaik sehingga biaya opersional tidak tetap
gambaran bahwa pada pusat biaya bahan yang harus ditanggung terus meningkat.
habis pakai (BHP) medis merupakan
komponen biaya terbesar di Puskesmas Total Biaya (Total Cost)
Palaran sebesar Rp. 132.281.803 (83%) dari Dalam menghitung besarnya total cost
total biaya operasional tidak tetap yakni maka ada tiga komponen yang perlu
sebesar Rp. 159,381,803, sedangkan diperhatikan dimana total cost dapat di hitung
komponen biaya telepon dan air merupakan seberapa besar total biaya yang merupakan
komponen biaya terendah yakni masing- biaya asli masing-masing pusat biaya dengan
masing sebesar Rp. 3.000.000 (2%), dan Rp. menggunakan rumus (TC = FC + SM+ VC).
3.600.000 (2%) dari Total biaya operasional Terlihat bahwa biaya total dalam
tidak tetap. penelitian ini yang terdiri dari jumlah masing-
Besarnya komponen biaya operasional masing biaya yakni biaya tetap, biaya
tidak tetap ini dipengaruhi oleh banyaknya operasional tidak tetap, operasional tetap,
pemakaian, seperti obat dan bahan habis pakai setelah dilakukan Double Distribution, untuk
medis yang dipengaruhi oleh banyaknya melihat besarnya biaya riil yang dikeluarkan
pasien, telepon dan air dipengaruhi oleh oleh instalasi perawatan. Hasil ini
banyaknya pemakaian yang berhubungan menunjukkan bahwa total cost di Puskesmas
langsung dengan banyaknya pasien. Palaran sebesar Rp. 152,489,244 dengan
Hal ini terlihat dalam penelitian ini komponen biaya terbesar pada pusat biaya
dimana besarnya komponen biaya BHP medis poli umum sebesar Rp 89,963,370 (59%),
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sementara komponen biaya terendah pada
Puskesmas Palaran merupakan Puskesmas pusat biaya rawat inap sebesar Rp. 10,994,871
Rawat Inap dengan jumlah kunjungan (7%). Seperti diketahui bahwa rata-rata
tertinggi yakni 6.174 kunjungan hal ini

171 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 4, Nomor 02 Juli 2013


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

pembiayaan puskesmas ditanggung kunjungan yang tinggi berpengaruh terhadap


sepenuhnya oleh Puskesmas atau pemerintah UC yang relatif akan semakin kecil.
sebagai pemilik pelayanan kesehatan dimana Untuk analisis biaya satuan berdasarkan
pembiayaannya juga disubsidi oleh DD II atau UC II yang memperhitungkan
pemerintah, maka pendekatan rumus total cost biaya SVC dan VC, Puskesmas Palaran
(TC III = VC) di pakai untuk memudahkan memiliki UC II sebesar Rp. 99.679, hal ini
perhitungan unit cost III. menunjukkan bahwa masih tingginya biaya
Besarnya total biaya ini sangat dari komponen gaji pegawai, untuk
dipengaruhi oleh ketiga komponen tersebut menurunkan biaya ini maka perlu dilakukan
sehingga makin besar nilai FC, SVC, dan VC, efisiensi penempatan tenaga dipoliklinik
maka nilai total cost akan semakin tinggi pula. dengan memperhatikan beban kerja dan
Dari ketiga komponen Total Cost yang besarnya output yang dilayani setiap hari.
tertinggi adalah biaya investasi (fixed Cost) Sementara untuk data UC III yang
yang didalamnya mencakup Gedung, Alat merupakan biaya satuan yang hanya
Non Medis, Alat Medis dan Kendaraan pada memperhitungkan biaya operasional tidak
unit ICU. tetap yaitu BHP medis, BHP non medis, serta
biaya listrik dan air, maka berdasarkan tabel 5
Biaya Satuan (Unit Cost) tersebut di atas menunjukkan bahwa unit cost
Perhitungan biaya satuan merupakan III Puskesmas Palaran terdapat pada Rawat
hasil akhir dari perhitungan distribusi ganda Inap sebesar Rp. 24,078 sedangkan unit cost
yang merupakan total biaya masing-masing III terendah pada layanan Poli Umum yakni
pusat biaya produksi. Untuk menghitung sebesar Rp. 8,338,-.
biaya satuan jasa pelayanan yang dihasilkan di Besarnya unit cost ini sampai besaran
pusat biaya maka biaya total perlu dibagikan Rp. 24.708, di Puskesmas Palaran karena
pada masing-masing jenis produksi yang di adanya jenis pelayanan rawat inap selain
hasilkan. (Widodo, J.P) pelayanan rawat jalan yang tersedia serta
Penelitian ini memperlihatkan besarnya besarnya output atau jumlah kunjungan yang
biaya satuan rawat jalan dan rawat inap di ada di Puskesmas.
Puskesmas Palaran sangat ditentukan oleh
besarnya total biaya, dimana terlihat bahwa KESIMPULAN DAN SARAN
semakin tinggi total cost maka unit cost akan Maka dapat diambil kesimpulan bahwa
semakin tinggi, begitu pula semakin tinggi Biaya satuan (Unit cost) pelayanan kesehatan
tingkatan pelayanan yang diterima maka unit di Puskesmas Palaran yakni :
cost akan bertambah besar. 1. Biaya satuan (Unit cost) pelayanan
Berdasarkan data pada tabel 5, kesehatan rawat jalan sebesar Rp 8.338,-
diketahui bahwa total cost (DDI) di 2. Biaya satuan (Unit cost) pelayanan
Puskesmas Palaran diperoleh besarnya UC I kesehatan rawat inap sebesar Rp 24.708,-
Rp. 105.903 hal ini disebabkan besarnya
output atau jumlah kunjungan, sehingga
Puskesmas Palaran yang memiliki jumlah

DAFTAR PUSTAKA Sixth Edition, Michigan : Health


Administration Press, xiii, 809 p. 1986.
1. Arikunto, S. Manajemen 3. Fiani, NN. Perhitungan Biaya Satuan
Penelitian,Jakarta : Rineka Cipta. 1995. Pelayanan Kesehatan Dasar oleh
2. Berman, H. J. dan Lewis, E. W. The Puskesmas : (Studi Kasus
Financial Management of Hospital.

Subirman, Perhitungan Biaya Satuan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas di Kota Samarinda ● 172
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

PUSKESMAS Kecamatan Tambora). Kota Samarinda, Lembaga Penelitian


2004. [1 Agutus 2012]. Universitas Mulawarman, Samarinda.
4. Mahajaya, LO. Model Tarif Pelayanan 2006.
Kesehatan Rawat Jalan Puskesmas di 8. Pujiraharjo, W. J., et al. Analisis Biaya
Kabupaten Muna. Tesis. Program Satuan dan Penetapan Tarif Pelayanan
Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Rumah Sakit. Surabaya : Universitas
Makassar. 2004. Airlangga. 1998.
5. Mills, A dan Gilson, L. Ekonomi 9. Utami, SB, Hendrartini Julita. Evaluasi
Kesehatan Untuk Negara-Negara Sedang Penetapan Tarif Paket Pelayanan
berkembang. Cetakan Pertama, Jakarta : Esensial Pada Pelayanan Kesehatan
Dian Rakyat. 1990. Bagi Keluarga Miskin di RSUD Wates
6. Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kabupaten Kulonprogo. Jurnal
Kesehatan Cetakan Kedua, Jakarta : Manajemen Palayanan Kesehatan 2006,
Rineka Cipta. 2002. IX(1), http://i-
7. Nurrachmawati, dkk. Kajian Kebijakan lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=84
Kesehatan Pemerintah Kota Samarinda 80. 2006. [15 Juni 2012].
Tentang Layanan Pengobatan Gratis di

173 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 4, Nomor 02 Juli 2013

You might also like