Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 33

Pelayanan maternal di tengah pandemi

COVID-19
Dr. Budi Prasetyo, dr., Sp.OG(K), FISCM

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga –


RSUD dr Soetomo
Pendahuluan

Coronavirus (COVID-19) yang telah melanda banyak negara


mengakibatkan kebingungan di antara petugas layanan
kesehatan dan populasi yang rentan, salah satunya ibu hamil (Du
dkk, 2020).

Dimana ibu hamil mengalami perubahan imunitas karena toleransi


imun yang unik selama kehamilan.

Perubahan kebijakan : physical distancing/menjaga jarak fisik dengan membatasi


jumlah kunjungan antenatal care/ANC ke fasilitas kesehatan, kecuali dalam keadaan
darurat(POGI, 2020).
Rasmussen. 2019 novel coronavirus and pregnancy, AJOG, 2020
CORONAVIRUS
● Coronavirus (CoV) adalah keluarga virus RNA (asam
ribonukleat) yang berinti tunggal. Disebut coronavirus
karena partikel virus menunjukkan karakteristik 'corona'
(mahkota) protein lonjakan di sekitar amplop lipidnya

● COVID-19 diduga awalnya menjadi inang di kelelawar


dan mungkin telah ditransmisikan ke manusia tetapi
saat ini penyebaran selanjutnya adalah melalui
transmisi manusia ke manusia melalui droplet (Zu dkk,
2020).
Penularan COVID-19 pada ibu hamil
Two cases series have recently been published by clinicians in
New York. The first describes 43 women who
tested positive for COVID-19 and showed a similar pattern of
disease severity to non-pregnant adults:
86%mild,
9% severe and
5% critical,
although the sample size was too small to draw a definitive
conclusion and the comparison not made to age, sex or co-
morbidity-matched individuals.

COVID 19 infection in pregnancy. RCOG, 2020


Panahi, et al. 2020: Risks of covid 19 in pregnancy; a narrative review
Panahi, et al. 2020: Risks of covid 19 in pregnancy; a narrative review
SARS-CoV-2 infection during
pregnancy is not associated
with an increased
The median gestational age on 131 risk of spontaneous
Study Desigh admission was 38+0 (IQR abortion and spontaneous
108 Clinical records were 36+0-39+1) weeks. preterm birth. There is no
retrospectively reviewed for The most common symptoms 132 evidence of vertical
116 pregnant women with were fever (50.9%, 59/116) transmission of SARS-CoV-2
109 COVID-19 pneumonia and cough (28.4%,33/116); infection when the infection
from 25 hospitals in China and 23.3% (27/116) patients 133 manifests during the third-
between January 20 and presented without symptoms trimester of pregnancy
110 March 24, 2020
Secara garis besar rekomendasi yang dikeluarkan
PP POGI adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan antenatal
Pemeriksaan antenatal dapat dilakukan dengan keterangan sebagai berikut:
a. Trimester pertama
Pemeriksaan antenatal tidak dianjurkan, kecuali dibutuhkan pemeriksaan
ultrasonografi bila ada keluhan serta kecurigaan terhadap kejadian kehamilan
ektopik.
b. Trimester kedua
Pemeriksaan antenatal dapat dilakukan melalui tele konsultasi klinis, kecuali
dijumpai keluhan atau kondisi gawat darurat.
Trimester ketiga (usia kehamilan 37 minggu ke atas)
Pemeriksaan antenatal HARUS DILAKUKAN dengan tujuan utama untuk
menyiapkan proses persalinan.
Kondisi gawat darurat yang menyebabkan ibu hamil harus melakukan
pemeriksaan antenatal adalah sebagai berikut:
mual-muntah hebat, perdarahan banyak, gerakan janin berkurang, ketuban
pecah, nyeri kepala hebat, tekanan darah tinggi, kontraksi berulang, dan kejang.
Ibu hamil dengan penyakit diabetes mellitus gestasional, pre eklampsia berat,
pertumbuhan janin terhambat, dan ibu hamil dengan penyakit penyerta lainnya
atau riwayat obstetri buruk
Pertolongan persalinan

Semua persalinan saat pandemi Covid 19 harus dilaksanakan di fasilitas


pelayanan kesehatan dengan tujuan utama menurunkan risiko penularan
terhadap tenaga kesehatan serta mencegah morbiditas dan mortalitas maternal.
Untuk menurunkan risiko penularan, mengingat 13.7% ibu hamil tanpa gejala
bisa menunjukkan hasil pemeriksaan PCR Covid 19 yang positif, maka
penolong persalinan harus menggunakan alat pelindung diri minimal sesuai level
2 (ada di panduan alat pelindung diri POGI).
Rekomendasi utama pertolongan persalinan pada PDP atau pasien
terkonfirmasi Covid 19 adalah SEKSIO SESAREA dengan syarat sebagai
berikut:
Dilakukan di kamar operasi yang memiliki tekanan negatif.
Tim operasi menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan level 3.
Bila tidak terdapat fasilitas kamar pembedahan yang memenuhi syarat,
proses persalinan pada PDP atau pasien terkonfirmasi Covid 19 dapat dilakukan
dengan alternatif sebagai berikut:
Seksio sesarea dapat dilaksanakan dengan melakukan modifikasi kamar
bedah (seperti mematikan AC atau modifikasi lainnya yang
memungkinkan).
Persalinan pervaginam dengan menggunakan delivery chamber dan tim
petugas kesehatan harus menggunakan alat pelindung diri sesuai level 3.
Delivery Chamber,
POGI 2020
Pasca persalinan
Sesuai kesepakatan dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pasca
persalinan, PDP maupun pasien terkonfirmasi Covid 19 dapat menyusui bayi-nya
dengan catatan ibu dan bayi menggunakan alat pelindung diri. Ibu menggunakan
face shield dan masker N 95 sedangkan bayi menggunakan face shield khusus
neonatus.
Ibu TIDAK DIPERKENANKAN melakukan inisiasi menyusui dini (IMD).
- Bayi dirawat di ruang isolasi, tidak boleh rawat gabung.
- Pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) pasca persalinan tetap
dapat dilakukan.
Perubahan paradigma pelayanan obstetric saat pandemi Covid19

You might also like