1. Maternal healthcare services during the COVID-19 pandemic require changes to protect both patients and healthcare workers, such as limiting in-person antenatal care visits and implementing physical distancing measures.
2. Pregnant women are considered high-risk for COVID-19 due to immunological changes during pregnancy, so additional precautions are needed like teleconsultations when possible and only attending visits for urgent issues.
3. For confirmed or suspected COVID-19 patients, a c-section in a negative pressure operating room with full PPE is recommended when available, or modified delivery procedures while using full PPE if not.
1. Maternal healthcare services during the COVID-19 pandemic require changes to protect both patients and healthcare workers, such as limiting in-person antenatal care visits and implementing physical distancing measures.
2. Pregnant women are considered high-risk for COVID-19 due to immunological changes during pregnancy, so additional precautions are needed like teleconsultations when possible and only attending visits for urgent issues.
3. For confirmed or suspected COVID-19 patients, a c-section in a negative pressure operating room with full PPE is recommended when available, or modified delivery procedures while using full PPE if not.
1. Maternal healthcare services during the COVID-19 pandemic require changes to protect both patients and healthcare workers, such as limiting in-person antenatal care visits and implementing physical distancing measures.
2. Pregnant women are considered high-risk for COVID-19 due to immunological changes during pregnancy, so additional precautions are needed like teleconsultations when possible and only attending visits for urgent issues.
3. For confirmed or suspected COVID-19 patients, a c-section in a negative pressure operating room with full PPE is recommended when available, or modified delivery procedures while using full PPE if not.
Coronavirus (COVID-19) yang telah melanda banyak negara
mengakibatkan kebingungan di antara petugas layanan kesehatan dan populasi yang rentan, salah satunya ibu hamil (Du dkk, 2020).
Dimana ibu hamil mengalami perubahan imunitas karena toleransi
imun yang unik selama kehamilan.
Perubahan kebijakan : physical distancing/menjaga jarak fisik dengan membatasi
jumlah kunjungan antenatal care/ANC ke fasilitas kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat(POGI, 2020). Rasmussen. 2019 novel coronavirus and pregnancy, AJOG, 2020 CORONAVIRUS ● Coronavirus (CoV) adalah keluarga virus RNA (asam ribonukleat) yang berinti tunggal. Disebut coronavirus karena partikel virus menunjukkan karakteristik 'corona' (mahkota) protein lonjakan di sekitar amplop lipidnya
● COVID-19 diduga awalnya menjadi inang di kelelawar
dan mungkin telah ditransmisikan ke manusia tetapi saat ini penyebaran selanjutnya adalah melalui transmisi manusia ke manusia melalui droplet (Zu dkk, 2020). Penularan COVID-19 pada ibu hamil Two cases series have recently been published by clinicians in New York. The first describes 43 women who tested positive for COVID-19 and showed a similar pattern of disease severity to non-pregnant adults: 86%mild, 9% severe and 5% critical, although the sample size was too small to draw a definitive conclusion and the comparison not made to age, sex or co- morbidity-matched individuals.
COVID 19 infection in pregnancy. RCOG, 2020
Panahi, et al. 2020: Risks of covid 19 in pregnancy; a narrative review Panahi, et al. 2020: Risks of covid 19 in pregnancy; a narrative review SARS-CoV-2 infection during pregnancy is not associated with an increased The median gestational age on 131 risk of spontaneous Study Desigh admission was 38+0 (IQR abortion and spontaneous 108 Clinical records were 36+0-39+1) weeks. preterm birth. There is no retrospectively reviewed for The most common symptoms 132 evidence of vertical 116 pregnant women with were fever (50.9%, 59/116) transmission of SARS-CoV-2 109 COVID-19 pneumonia and cough (28.4%,33/116); infection when the infection from 25 hospitals in China and 23.3% (27/116) patients 133 manifests during the third- between January 20 and presented without symptoms trimester of pregnancy 110 March 24, 2020 Secara garis besar rekomendasi yang dikeluarkan PP POGI adalah sebagai berikut: 1. Pemeriksaan antenatal Pemeriksaan antenatal dapat dilakukan dengan keterangan sebagai berikut: a. Trimester pertama Pemeriksaan antenatal tidak dianjurkan, kecuali dibutuhkan pemeriksaan ultrasonografi bila ada keluhan serta kecurigaan terhadap kejadian kehamilan ektopik. b. Trimester kedua Pemeriksaan antenatal dapat dilakukan melalui tele konsultasi klinis, kecuali dijumpai keluhan atau kondisi gawat darurat. Trimester ketiga (usia kehamilan 37 minggu ke atas) Pemeriksaan antenatal HARUS DILAKUKAN dengan tujuan utama untuk menyiapkan proses persalinan. Kondisi gawat darurat yang menyebabkan ibu hamil harus melakukan pemeriksaan antenatal adalah sebagai berikut: mual-muntah hebat, perdarahan banyak, gerakan janin berkurang, ketuban pecah, nyeri kepala hebat, tekanan darah tinggi, kontraksi berulang, dan kejang. Ibu hamil dengan penyakit diabetes mellitus gestasional, pre eklampsia berat, pertumbuhan janin terhambat, dan ibu hamil dengan penyakit penyerta lainnya atau riwayat obstetri buruk Pertolongan persalinan
Semua persalinan saat pandemi Covid 19 harus dilaksanakan di fasilitas
pelayanan kesehatan dengan tujuan utama menurunkan risiko penularan terhadap tenaga kesehatan serta mencegah morbiditas dan mortalitas maternal. Untuk menurunkan risiko penularan, mengingat 13.7% ibu hamil tanpa gejala bisa menunjukkan hasil pemeriksaan PCR Covid 19 yang positif, maka penolong persalinan harus menggunakan alat pelindung diri minimal sesuai level 2 (ada di panduan alat pelindung diri POGI). Rekomendasi utama pertolongan persalinan pada PDP atau pasien terkonfirmasi Covid 19 adalah SEKSIO SESAREA dengan syarat sebagai berikut: Dilakukan di kamar operasi yang memiliki tekanan negatif. Tim operasi menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan level 3. Bila tidak terdapat fasilitas kamar pembedahan yang memenuhi syarat, proses persalinan pada PDP atau pasien terkonfirmasi Covid 19 dapat dilakukan dengan alternatif sebagai berikut: Seksio sesarea dapat dilaksanakan dengan melakukan modifikasi kamar bedah (seperti mematikan AC atau modifikasi lainnya yang memungkinkan). Persalinan pervaginam dengan menggunakan delivery chamber dan tim petugas kesehatan harus menggunakan alat pelindung diri sesuai level 3. Delivery Chamber, POGI 2020 Pasca persalinan Sesuai kesepakatan dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pasca persalinan, PDP maupun pasien terkonfirmasi Covid 19 dapat menyusui bayi-nya dengan catatan ibu dan bayi menggunakan alat pelindung diri. Ibu menggunakan face shield dan masker N 95 sedangkan bayi menggunakan face shield khusus neonatus. Ibu TIDAK DIPERKENANKAN melakukan inisiasi menyusui dini (IMD). - Bayi dirawat di ruang isolasi, tidak boleh rawat gabung. - Pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) pasca persalinan tetap dapat dilakukan. Perubahan paradigma pelayanan obstetric saat pandemi Covid19