Commerce Di Kota Bekasi)

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PENGENAAN PAJAK

PENGHASILAN
(Studi Empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Transaksi E-
Commerce di Kota Bekasi)

Lufita Nurul Hikmah


Accounting Study Program, Faculty of Business
Universitas Presiden, Cikarang, Indonesia
luvy_nurul21@yahoo.com

Whereson Helpme Wintro Siringoringo, S.E., M.Ak


Universitas Presiden, Cikarang, Indonesia
wheresonringo@gmail.com

Abstract
This research is conducted to determine inhibitor factors of income tax imposition towards
individual taxpayers who does e-Commerce transaction in Bekasi. Dependent variable used
in this researsch is the inhibitor factors, and the independent variables are the difficulty to
detecting e-Commerce transaction, the absence of e-Commerce users data, low awareness of
e-Commerce users as taxpayers, and poor law enforcement related to e-Commerce users and
transaction. This research applies quantitative method, with questionaire as the source of
primer data used. Respondent for this research is 108 samples of individual taxpayers. Using
multiple linear regression mathod to analyze the data. The results of this research conclude
that the difficulty of detecting e-Commerce transactions have a significant positive effect on
income tax imposition (t count 3.891 > t table 1.98326), not yet e-Commerce users have no
positive but significant effect on income tax impediment (t count -2.301 < t table 1.98326),
the low awareness of e-Commerce actors as taxpayers have a significant positive effect on
the imposition of income tax (t count 2.936 > t table 1.98326), the lack of law enforcement of
e-Commerce actors have a significant positive effect on income tax imposition, (t count 6.624
> t table 1.98326).

Keywords: e-Commerce, Income Tax, inhibitor factor.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat pengenaan
pajak penghasilan terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan transaksi e-
Commerce di Kota Bekasi. Variabel dependennya yaitu penghambat pengenaan pajak
penghasilan, sedangkan variabel independennya yaitu sulitnya mendeteksi transaksi e-
Commerce, belum terdatanya pelaku e-Commerce, rendahnya kesadaran pelaku e-Commerce
selaku wajib pajak, dan kurangnya penegakan hukum terhadap pelaku e-Commerce.
Penelitian dengan metode kuantitatif, menggunakan data primer yaitu kuesioner. Responden
dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi sebanyak 108 sampel. Metode analisis
data yang digunakan adalah analisis regeresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukan
bahwa sulitnya mendeteksi transaksi e-Commerce berpengaruh positif secara signifikan
terhadap penghambat pengenaan pajak penghasilan (thitung 3.891 > ttabel 1.98326), belum
terdatanya pelaku e-Commerce tidak berpengaruh positif namun signifikan terhadap
penghambat pengenaan pajak penghasilan (thitung -2.301 < ttabel 1.98326), rendahnya
kesadaran pelaku e-Commerce selaku wajib pajak berpengaruh positif secara signifikan
terhadap penghambat pengenaan pajak penghasilan (thitung 2.936 > ttabel 1.98326),
kurangnya penegakan hukum pelaku e-Commerce berpengaruh positif secara signifikan
terhadap penghambat pengenaan pajak penghasilan (thitung 6.624 > ttabel 1.98326).

Kata Kunci: e-Commerce, Pajak Penghasilan, Faktor Penghambat.

Pendahuluan faktor-faktor yang menghambat pengenaan


pajak penghasilan terhadap transaksi e-
Teknologi Informasi (internet) dalam Commerce, sehingga ditemukan cara yang
aspek dan proses bisnis/usaha telah lebih efektif untuk seluruh wajib pajak
berkontribusi secara langsung dengan orang pribadi yang merupakan pelaku e-
kemudahan-kemudahan yang diberikan Commerce dalam memenuhi kewajiban
(Firmawan, 2009, dalam Sugihanti, 2011). perpajakannya. Arianto (2014)
Pada saat ini, penggunaan internet dalam mengatakan bahwa ada banyak hambatan
bisnis berubah fungsi menjadi sarana yang muncul dan harus dihadapi dalam
untuk strategi bisnis, seperti iklan, selling, pengenaan pajak penghasilan atas
dan servicebuyers. Survei yang dilakukan transaksi e-Commerce seperti transaksi e-
oleh e-Marketer dari tahun 2014-2018, Commerce dilakukan dengan waktu
bahwa populasi pengguna internet di singkat, barang/jasa yang dijual adalah
Negara Indonesia terus meningkat setiap berformat digital, bukti elektronis yang
tahunnya dan indonesia masuk dalam 10 digunakan, dan dilakukan tidak hanya di
besar negara di dunia sebagai pengguna Indonesia saja, bahkan sampai ke luar
internet yaitu menempati posisi ke-6. negeri. Menurut Lubis (2016), ada
Besarnya populasi pengguna internet di beberapa penghambat dalam pengenaan
Indonesia berbanding lurus dengan pajak pada transaksi e-Commerce, yaitu
peningkatan volume bisnis online (e- rendahnya kesadaran pelaku e-Commerce,
Commerce) di Indonesia, sesuai dengan basis data dari pelaku e-Commerce yang
data yang diperoleh dari hasil riset e- belum optimal, penegakan hukum pada
Marketer bahwa volume transaksi e- pelaku e-Commerce yang masih lemah,
Commerce dari tahun 2014-2018 terus dan pelaku e-Commerce yang tidak
meningkat setiap tahunnya. Peningkatan mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak
transaksi e-Commerce merupakan peluang (NPWP). Dengan mengetahui faktor
besar untuk Indonesia dalam penghambat pengenaan pajak penghasilan
meningkatkan pendapatan negara di transaksi e-Commerce harapannya
bidang perpajakan khususnya, namun pemerintah dapat menjaring pajak
peningkatan ini tidak sejalan dengan potensial dari transaksi e-Commerce lebih
penerimaan pajak yang seharusnya masuk baik lagi.
ke dalam kas negara. Berdasarkan catatan
dari Apindo tahun 2014, bahwa transaksi Literature Reviews
jual beli menggunakan e-Commerce rata-
rata mencapai nilai Rp100 T per tahun. Teori Kewajiban Pajak Mutlak (Bakti)
Yang menjadi tantangan pada potensi
pengenaan pajak terhadap pelaku e- Teori bakti atau sering dikenal juga
Commerce adalah bagaimana cara yang dengan teori kewajiban pajak mutlak
efektif untuk mengenakan pajak atas menganggap bahwa negara memiliki
transaksi e-Commerce tersebut. Khususnya kepentingan yang lebih penting
pada pelaku e-Commerce atau wajib pajak dibandingkan dengan kepentingan
orang pribadi yang melakukan e- warganya sehingga muncul adanya hak
Commerce melalui akun media sosial mutlak mengenai pemungutan pajak oleh
seperti Facebook, Line dan Instagram. negara kepada rakyatnya. Dengan
Perlu untuk mengetahui terlebih dahulu memberikan baktinya kepada negara maka
rakyat akan menerima perlindungan, Secara umum, dikatakan bahwa e-
pelayanan, pembangunan dan sebagainya Commerce merupakan suatu transaksi
dari negara. Teori ini mendukung pada bisnis/usaha terjadi dalam jaringan
asas keadilan dalam pemungutan pajak. elektronik yaitu internet. Bentuk transaksi
Penganut teori ini menyarankan untuk e-Commerce terdiri atas empat jenis
tidak mempermasalahkan apa yang berdasarkan sifat transaksinya yakni
menjadi dasar negaranya pemungutan Business to business, Business to
pajak rakyatnya. Consumer, Consumer to Consumer, dan
Consumer to Business.
Pajak
Pajak Penghasilan Transaksi e-
Menurut Undang Undang Nomor 16 Commerce
Tahun 2009, tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan, pajak Direktorat Jenderal  Pajak (DJP)
merupakan suatu kegiatan dimana wajib memberikan penegasan atas transaksi e-
orang pribadi atau badan berkontribusi Commerce melalui Surat Edaran nomor
secara wajib kepada negara yang sifatnya -62/PJ/2013 mengenai Penegasan
memaksa, undang-undang yang masih Ketentuan Perpajakan atas Transaksi e-
berlaku, serta tidak menerima imbalan Commerce sebagai kebijakan untuk
secara langsung. Secara umum, pajak mengoptimalkan penerimaan negara atas
merupakan iuran yang wajib dibayar oleh PPh dan PPN, penegasan pajak ini dibuat
rakyat pada negara, agar tercapainya sebagai salah satu upaya pemerintah untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. memberikan keadilan terhadap pengusaha
Ilyas dan Burton (2007) menjelaskan, yang melakukan perdagangan
terdapat empat jenis fungsi pajak konvensional. Selain itu, sesuai dengan
diantaranya fungsi budgetaird/fiskal, undang-undang No. 36 Tahun 2008 Pasal
fungsi regulerend, fungsi demokrasi, 4, menyatakan bahwa yang menjadi objek
fungsi distribusi. Dalam perpajakan sistem pajak adalah penghasilan, yaitu setiap
pemungutan pajak dibedakan menjadi 3 tambahan kemampuan ekonomis yang
macam, yakni With holding system, diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik
Official assessment system, dan Self yang berasal dari Indonesia maupun dari
assessment system. luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan
Pajak Penghasilan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan
nama dan dalam bentuk apapun. Maka
Pajak penghasilan (PPh) terjadi apabila dalam hal ini, seluruh transaksi e-
subjek pajak orang pribadi ataupun badan Commerce merupakan objek pajak.
menerima penghasilan dalam satu tahun Termasuk transaksi e-Commerce melalui
pajak, maka diwajibkan atas diri mereka media sosial yang dilakukan oleh
untuk dikenakan pajak. Pajak penghasilan individual, pengenaan pajak dipersamakan
memiliki dasar hukum yang tercantum dengan toko konvensional, yaitu
pada Undang-Undang No. 7 tahun 1984 berlakunya PP Nomor 46 tahun 2013,
mengenai Pajak Penghasilan (PPh) yang pajak pada pelaku/pengusaha e-Commerce
telah dirubah dengan Undang-Undang dengan besarnya pendapatan bruto tidak
Nomor 36 Tahun 2008 (Mardiasmo, melebihi Rp 4,8 M yaitu sama dengan
2011). Suatu apapun yang berpotensi pajak UMKM, tarifnya 1% dari omset
untuk mendapatkan penghasilan yang yang diperoleh setiap bulannya.
dijadikan sasaran dalam pengenaan pajak
penghasilan maka termasuk sebagai subjek Faktor-Faktor Penghambat Pengenaan
pajak penghasilan. Pajak
E-Commerce
Menurut KBBI hambatan sama dihadapi. Variabel dependen/terikat dalam
dengan halangan atau rintangan, hambatan penelitian ini yaitu penghambat pengenaan
mempunyai pengertian penting dalam pajak penghasilan, sedangkan variabel
menjalankan tugas/pekerjaan. independen/bebas yaitu sulitnya
Tugas/pekerjaan tidak akan berjalan mendeteksi transaksi e-Commerce, belum
dengan baik jika terjadi suatu hambatan. terdatanya pelaku e-Commerce, rendahnya
Menurut Mardiasmo (2002) ada beberapa kesadaran pelaku e-Commerce selaku
hambatan terhadap pengenaan pajak yang wajib pajak, dan kurangnya penegakan
dibagi atas dua jenis, diantaranya: hukum terhadap pelaku e-Commerce.
Perlawanan pasif yakni masyarakat tidak Jumlah sampel yang akan digunakan yaitu
ingin melakukan pembayaran pajak, yang 6 kali dari jumlah pernyataan yang ada
disebabkan karena sistem perpajakan yang pada penelitian ini yakni 18 pernyataan,
mungkin susah dimengerti oleh sehingga jumlah sampel yang akan diambil
masyarakat, dan kemampuan intelektual sebanyak 108 sampel yang merupakan
atau moral masyarakat yang masih kurang. Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP)
Dan perlawanan aktif yakni masyaraakat pelaku e-Commerce di Kota Bekasi,
melakukan sikap penghindaran namun karena kuesioner dibuat oleh
pembayaran pajak yang ditujukan peneliti sendiri maka dilakukan pretest
langsung pada fiskus, yaitu Tax Avoidance terlebih dahulu. Dalam penelitian ini data
merupakan suatu usaha tanpa tidak primer yang digunakan, dimana data
melanggar Undang Undang untuk diperoleh dari sumbernya scara langsung
meringankan beban pajak, dan Tax dan jenis data ini memerlukan pengolahan
Evasion merupakan suatu usaha yang yang lebih lanjut yakni data didapat dari
melanggar undang-undang dengan tujuan menyebarkan kuesioner. Analisis regresi
untuk meringankan beban pajak seperti linier berganda dengan menggunakan
penggelapan pajak. Berdasarkan kajian program SPSS (Statistical Product and
teori di atas, maka dapat dirumuskan Service Solution) Versi 24.0 merupakan
hipotesis sebagai berikut: analisis data yang dipilih didalam
penelitian ini.
H1: Sulitnya mendeteksi transaksi e-
Commerce berpengaruh positif terhadap Uji Validitas
penghambat pengenaan pajak Penghasilan.
Menurut Ghiselli dalam Hartono
H2: Belum terdatanya pelaku e-Commerce (2011:120), validitas memberikan
berpengaruh positif terhadap penghambat gambaran seberapa jauh tes/uji dari suatu
pengenaan pajak Penghasilan. operasi dapat mengukur apa yang
H3: Rendahnya kesadaran pelaku e- selanjutnya akan diukur juga. Keputusan
Commerce selaku wajib pajak berpengaruh diambil dari hasil perbandingan antara
positif terhadap penghambat pengenaan rhitung dengan rtabel yang dicari pada
pajak penghasilan. signifikan 5% dengan uji dua sisi yang
dihitung dengan rumus : (df) = N-2,
H4: Kurangnya penegakan hukum pelaku dimana N adalah banyaknya responden
e-Commerce berpengaruh positif terhadap (Junaidi, 2010). Sehingga diketahui pada
penghambat pengenaan pajak penghasilan. penelitian ini derajat kebebasan (df) = 10–
2 = 8, didapat rtabel = 0,6319. Menurut
METODE PENELITIAN Arikunto (2006: 72), suatu instrumen akan
Penelitian ini dilakukan dengan dikatakan valid apabila rhitung ≥ rtabel, dan
menggunakan metode kuantitatif, karena sebaliknya.
pada metode kuantitatif menggunakan Uji Reliabilitas
sampel dalam memecahkan masalah yang
Suatu alat untuk mengukur variasi yang sebuah pola tertentu atau tidak ada pola
tidak sistematik dari karakteristik- yang jelas dan plot-plot dapat menyebar
karakteristik pada individu apabila diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu
individu tersebut akan diukur beberapa Y, dapat dikatakan di dalam model regresi
kali, disebut sebagai uji reliabilitas tidak terjadi pelanggaran asumsi
(Ghiselli dalam Hartono, 2011:120). heteroskedastisitas.
Instrumen baru akan dinyatakan reliabel
apabila memiliki koefisien cronbach Uji Normalitas Data
alpha di atas 0,60 (Nunnaly, 1967 dalam
Uji asumsi klasik yang ini bertujuan untuk
Ghozali, 2001).
melihat kenormalan dari distribusi data
Statistik Deskriptif yang ada, persyaratan pada uji normalitas
menggunakan scatterplot yakni apabila
Menerangkan gambaran atau deskripsi plot-plot dapat melakukan penyebaran
umum mengenai responden yang akan disekitar garis diagonal serta dapat
dirincikan menggunakan tabel distribusi mengikuti arah dari garis diagonal, model
tentang lama menjadi pelaku e-Commerce regresi dapat dikatakan normal dan tidak
(<1 Thn, 1-3 Thn, juga >3 Thn), melakukan pelanggaran pada asumsi dari
pendapatan pertahun (<4.8 M atau >4.8 normalitas.
M), dan kepemilikan NPWP (Ya atau
Tidak). Variabel yang mendasari Model Regresi
penghambat pengenaan pajak penghasilan Y = + 1Х1+ 2Х2+ 3Х3 + 4Х4
akan dihitung menggunakan program Keterangan :
SPSS yang akan menunjukkan nilai Y: Penghambat Pengenan Pajak
deviasi standar, minimum, maximum, dan Penghasilan
atas hasil jawaban kuesioner. Selain itu, X1 : Sulitnya Mendeteksi Transaksi e-
penjelasan tanggapan hasil kuesioner yang Commerce
telah dijawab oleh responden untuk X2 : Belum Terdatanya Pelaku e-
mengetahui jawaban apa yang Commerce
mendominasi pada masing-masing X3 : Rendahnya Kesadaran Pelaku e-
pernyataan. Commerce Selaku Wajib Pajak
Uji Multikolonieritas X4 : Kurangnya Penegakan Hukum Pelaku
e-Commerce
Salah satu uji asumsi klasik, yang : Koefisien Regresi
bertujuan untuk menyatakan hubungan : Error
antar sesama variabel independen/bebas.
Apabila nilai tolerance< 0,10 dan nilai
VIF > 10 maka terjadi gejala Uji Koefisien Determinasi (R²)
multikolinieritas, dan sebaliknya (Ghozali, Uji koefisien determinasi untuk melihat
2013:105, dalam Kamil, 2016). seberapa besar kemampuan variabel
independen dapat menerangkan variabel
Uji Heteroskedastisitas
dependennya melalui Adjusted R Square,
Uji asumsi klasik selanjutnya yang dan sisa presentasenya diterangkan oleh
bertujuan untuk melihat pada model faktor lain.
regeresi linear dilakukan pengamatan Uji Parsial atau Uji T
apakah ada varian dan residual yang sama
atau tidak dengan melakukan uji Penelitian yang melakukan uji T memiliki
heteroskedastisitas. Hasil pengujian tujuan agar melihat dan mengetahui
berdasar pada plot-plot yang muncul pada pengaruh dari variable-variabel
grafik, jika plot-plot tidak membentuk independen/bebas terhadap variabel
dependen/terikat (Imam Ghozali, 2013:178 Uji Validitas Kuesioner Variabel Sulitnya
dalam Kamil, 2016), Adapun mekanisme Mendeteksi Transaksi E-Commerce (x1)
uji T yaitu dibawah ini :
1. Menyatakan hipotesis nol (0) serta P rhitung Rtabel Sig. Ket
hipotesis alternatif: (Ha) artinya terjadi x1.1 0.819 0,6319 0.004 Valid
pengaruh secara signifikan dari variabel x1.2 0.395 0,6319 0.259 Tidak
independen/bebas terhadap variabel x1.3 0.849 0,6319 0.002 Valid
dependen/terikat. x1.4 0.827 0,6319 0.003 Valid
2. Memilih tarif nyata dari tingkat x1.5 0.797 0,6319 0.006 Valid
signifikansi (α) : yaitu 95% atau α = 5%
(0.05). Uji Validitas Kuesioner Variabel Belum
Uji T dilakukan menggunakan metode Terdatanya Pelaku E-Commerce (x2)
perbandingan yaitu dengan P
membandingkan nilai thitung dengan ttabel. rhitung rtabel Sig. Ket
Dimana nilai ttabel dihitung dengan rumus : x2.1 0.694 0,6319 0.026 Valid
(df) = N-K, N yaitu banyaknya sampel dan x2.2 0.442 0,6319 0.200 Tidak
K yaitu jumlah variabel dependen/terikat x2.3 0.799 0,6319 0.006 Valid
ditambah dengan variabel x2.4 0.910 0,6319 0.000 Valid
independen/independen (Junaidi, 2010). x2.5 0.892 0,6319 0.001 Valid
Dalam penilitian ini didapat derajat
kebebasan (df) = 108–5 = 103, sehingga
didapat rtabel = 1.98326. Uji Validitas Kuesioner Variabel
(H0 diterima, Ha ditolak) apabila thitung< Rendahnya Kesadaran Pelaku E-
ttabel, maka variabel independen/bebas Commerce Selaku Wajib Pajak (x3)
tidak berpengaruh positif secara signifikan P
terhadap variabel dependen/terikat. rhitung rtabel Sig. Ket
(H0 ditolak, Ha diterima) apabila thitung> x3.
ttabel, maka variabel independen/bebas 1 0.541 0,6319 0.107 Tidak
berpengaruh positif secara signifikan x3.
terhadap variabel dependen/terikat. 2 0.727 0,6319 0.017 Valid
3. Melakukan uji T berdasar pada x3.
probabilitas atau signifikan 3 0.765 0,6319 0.010 Valid
(H0 diterima, Ha ditolak) apabila sig > x3.
0,05 4 0.907 0,6319 0.000 Valid
(H0 ditolak, Ha diterima) apabila sig < x3.
0,05 5 0.862 0,6319 0.001 Valid

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas Kuesioner Variabel


Kurangnya Penegakan Hukum Pelaku E-
Uji Instrumen Penelitian Commerce (x4)
Pretest ini dilakukan pada 10 responden P
yang merupakan populasi dan bukan rhitung rtabel Sig. Ket
dijadikan sebagai sampel, di dalam x4.
kuesioner terdapat 23 butir pernyataan 1 0.776 0,6319 0.008 Valid
yang harus dijawab responden, dan hasil x4.
jawaban kuesioner akan dilakukan 2 0.923 0,6319 0.000 Valid
pengujian validitas dan pengujian x4.
reliabilitas 3 0.779 0,6319 0.008 Valid
x4.
Uji Validitas
4 0.449 0,6319 0.193 Tidak
Uji Validitas Kuesioner Variabel
Penghambat Pengenaan Pajak Penghasilan
(y)
P rhitung Rtabel Sig. Ket
y1 0.649 0,6319 0.042 Valid
y2 0.861 0,6319 0.001 Valid
y3 0.697 0,6319 0.025 Valid
y4 0.538 0,6319 0.109 Tidak

Sesuai dengan tabel-tabel diatas


menunjukan hasil uji validitas bahwa
terdapat 5 pernyataan yang tidak valid,
sehingga hanya 18 pernyataan yang
digunakan dalam penelitian ini.

Uji Reliabilitas
Cronbach
Varibel Ket
Alpha
(x1) 0.843 Reliabel
(x2) 0.866 Reliabel
(x3) 0.846 Reliabel
(x4) 0.820 Reliabel
(y) 0.661 Reliabel
Sesuai dengan gambar diatas diketahui
Sesuai dengan tabel diatas menunjukan bahwa dari 108 responden berdasarkan
hasil uji reliabilitas bahwa masing-masing karakteristiknya, responden yang telah
variabel tersebut menunjukkan nilai menjadi pelaku e-Commerce selama < 1
Cronbach’c Alpha yang lebih besar dari tahun yakni sebesar 69 responden atau
0,60. Hal itu berarti bahwa semua 64% telah mendominasi sebagian besar
instrumen atau variabel penelitian yang transaksi e-Commerce. Responden yang
digunakan dalam penelitian ini adalah memiliki pendapatan pertahun <4.8 Milyar
reliable dan layak digunakan sebagai alat lebih banyak dibaandingkan >4.8 Milyar.
ukur. Dan responden yang memiliki NPWP
lebih banyak dibandingkan dengan
responden yang tidak memiliki NPWP.
Deskripsi Responden
Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Var N Min Max Mean Std.Dev
(x1) 108 4 20 15.54 3.222
(x2) 108 4 20 15.57 2.894
(x3) 108 8 20 15.97 2.698
(x4) 108 3 15 11.96 2.118
(y) 108 6 15 11.94 1.947

Sesuai dengan tabel diatas diketahui


sebagai berikut :
- Variabel sulitnya mendeteksi transaksi e-
Commerce (x1) memiliki nilai minimum
dan maksimum berada pada kisaran setiap variabel. Dapat diketahui bahwa
antara 4 sampai 20, nilai mean sebesar seluruh variabel didominasi dengan
15,54 yang artinya wajib pajak atau jawaban setuju, sehingga dapat dikatakan
responden telah menjawab pada pilihan bahwa seluruh variabel merupakan faktor
yang mendekati nilai maksimum yaitu penghambat pengenaan pajak penghasilan.
20, dan nilai standar deviasinya (tingkat
sebaran datanya) sebesar 3.222. Uji Multikolonieritas
- Variabel belum terdatanya pelaku e- Variabel Tol VIF Keterangan
Commerce (x2) memiliki nilai minimum
dan maksimum berada pada kisaran SMTE(x1) 0.843 1.186 Tidak multikol
antara 4 sampai 20, nilai mean sebesar BTPE(x2) 0.586 1.707 Tidak multikol
15,57 yang artinya wajib pajak atau RKPESWP(x3) 0.706 1.416 Tidak multikol
responden telah menjawab pada pilihan KPHPE(x4) 0.605 1.652 Tidak multikol
yang mendekati nilai maksimum yaitu a. Dep Var: PPPP (y)
20, dan nilai standar deviasinya sebesar
2.894. Sesuai dengan tabel diatas diketahui
- Variabel rendahnya kesadaran pelaku e- bahwa seluruh variabel independen pada
Commerce pelaku wajib pajak (x3) persamaan memiliki nilai tolerance > 0.1
memiliki nilai minimum dan maksimum dan VIF < 10. Hal ini berarti tidak terdapat
berada pada kisaran antara 8 sampai 20, kolinier yang berarti model regresi tidak
nilai mean sebesar 15,97 yang artinya terjadi masalah multikolinieritas.
wajib pajak atau responden telah
menjawab pada pilihan yang mendekati
nilai maksimum yaitu 20, dan nilai
standar deviasinya sebesar 2.698.
- Variabel kurangnya penegakan hukum Uji Heteroskedastisitas
pelaku e-Commerce (x4) memiliki nilai
minimum dan maksimum berada pada
kisaran antara 3 sampai 15, nilai mean
sebesar 11.97 yang artinya wajib pajak
atau responden telah menjawab pada
pilihan yang mendekati nilai maksimum
yaitu 15, dan nilai standar deviasinya
sebesar 2.118.
- Variabel penghambat pengenaan pajak Sesuai dengan gambar diatas diketahui
penghasilan (y) memiliki nilai minimum bahwa terlihat plot-plot yang menyebar
dan maksimum berada pada kisaran secara acak, tidak terjadi pembentukan
antara 6 sampai 15, nilai mean sebesar suatu pola tertentu yang jelas, serta plot-
11.94 yang artinya wajib pajak atau plot tersebar baik di atas maupun dibawah
responden telah menjawab pada pilihan angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti
yang mendekati nilai maksimum yaitu bahwa tidak adanya penyimpangan asumsi
15, dan nilai standar deviasinya sebesar klasik heterokedastisitas pada model
1.947. regresi yang dibuat pada penelitian ini.
Tanggapan Responden Terhadap Uji Normalitas Data
Variabel

Dari hasil penyebaran kuesioner pada 108


responden diketahui ada kecenderungan
jawaban responden pada jawaban dari
sulitnya mendeteksi transaksi e-Commerce
(X1) maka semakin mendorong
penghambat pengenaan pajak penghasilan
(Y).
- 2 = -0.136, menunjukan bahwa setiap
penambahan faktor belum terdatanya
pelaku e-Commerce (X2) sebesar 1%,
maka mengurangi pengaruh penghambat
pengenaan pajak penghasilan (Y) sebesar
Sesuai dengan gambar diatas diketahui 0.136, dengan asumsi variabel independen
bahwa sebaran plot-plot berada disekitar yang lain nilainya tetap. Koefisien bernilai
garis diagonal serta mengikuti arah dari negarif berarti terjadi hubungan negatif
garis diagonal. Hal ini berarti bahwa tidak antara belum terdatanya pelaku e-
adanya penyimpangan asumsi klasik Commerce (X2) dengan penghambat
normalitas pada model regresi yang dibuat pengenaan pajak penghasilan (Y), semakin
pada penelitian ini. bertambah belum terdatanya pelaku e-
Commerce (X2) maka semakin berkurang
pengaruh penghambat pengenaan pajak
penghasilan (Y).
- 3 = 0.169, menunjukan bahwa setiap
penambahan faktor rendahnya kesadaran
pelaku e-Commerce selaku wajib pajak
(X3) sebesar 1%, maka mendorong atau
mempengaruhi penghambat pengenaan
pajak penghasilan (Y) sebesar 0.169,
dengan asumsi variabel independen yang
Analisis Regresi Linear Berganda lain nilainya tetap. Koefisien bernilai
positif berarti terjadi hubungan positif
Sesuai dengan gambar table 1 diperoleh antara rendahnya kesadaran pelaku e-
persamaan regresinya adalah sebagai Commerce selaku wajib pajak (X3) dengan
berikut : penghambat pengenaan pajak penghasilan
Y = 2.419 + 0.172 Х1 - Х2+ 0.169Х3 (Y), semakin bertambah rendahnya
+ Х4 kesadaran pelaku e-Commerce selaku
Sesuai dengan persamaan regresi di atas, wajib pajak (X3) maka semakin
maka bisa diuraikan dibawah ini: mendorong penghambat pengenaan pajak
- 2.419, menunjukan bahwa apabila X penghasilan.
nilainya adalah 0, maka Y nilainya adalah - 4 = 0.524, menunjukan bahwa setiap
sebesar 2.419. penambahan faktor kurangnya penegakan
- 1 = 0.172, menunjukan bahwa setiap hukum pelaku e-Commerce (X4) sebesar
penambahan faktor sulitnya mendeteksi 1%, maka mendorong atau mempengaruhi
transaksi e-Commerce (X1) sebesar 1%, penghambat pengenaan pajak penghasilan
maka mendorong atau mempengaruhi (Y) sebesar 0.524, dengan asumsi variabel
penghambat pengenaan pajak penghasilan independen yang lain nilainya tetap.
(Y) sebesar 0.172, dengan asumsi variabel Koefisien bernilai positif berarti terjadi
independen yang lain nilainya tetap. hubungan positif antara kurangnya
Koefisien bernilai positif berarti terjadi penegakan hukum pelaku e-Commerce
hubungan positif antara sulitnya (X4) dengan penghambat pengenaan pajak
mendeteksi transaksi e-Commerce (X1) penghasilan (Y), semakin bertambah
dengan penghambat pengenaan pajak kurangnya penegakan hukum pelaku e-
penghasilan (Y), semakin bertambah Commerce (X4) maka semakin mendorong
penghambat pengenaan pajak penghasilan karakteristik responden pada penilitian
(Y). ini, diketahui pada karakteristik lama
menjadi pelaku e-Commerce
Uji Koefisien Determinasi (R²) didominasi oleh pelaku baru yang < 1
tahun, hal ini berarti tidak adanya
Sesuai dengan tabel 2 diketahui bahwa regulasi yang spesifik dari perpajakan
nilai adjusted R Square sebesar 0.52. Hal atas transaksi e-Commerce tidak
ini berarti bahwa seluruh variabel memiliki pengaruh positif terhadap
independen (x) memiliki kontribusi secara penghambat pengenaan pajak. Selain
bersama-sama sebesar 52% terhadap itu, pada karakteristik kepemilikan
variabel dependen (y), sedangkan sisanya NPWP diketahui terdapat pelaku e-
sebesar 48% dijelaskan oleh faktor lain Commerce yang belum memiliki
diluar dari penelitian ini. NPWP sebanyak 29%, hal ini berarti
Uji Parsial (Uji T) sarana prasarana di kantor perpajakan
yang sudah mendukung untuk
Sesuai dengan tabel 3, didapat hasil uji melakukan pendataan pelaku e-
Tsetiap variabel X dibawah ini : Commerce tidak memiliki pengaruh
- Variabel sulitnya mendeteksi transaksi positif terhadap penghambat
e-Commerce (x1) menunjukkan nilai pengenaan pajak penghasilan.
thitung lebih besar dari ttabel, (3.891 - Variabel rendahnya kesadaran pelaku
>1.98326), atau sig <(0.000 <0.05), e-Commerce selaku wajib pajak (x3)
hal ini berarti bahwa variabel sulitnya menunjukkan bahwa nilai thitung lebih
mendeteksi transaksi e-Commerce besar dari ttabel, (2.936 >1.98326),
(x1) berpengaruh positif secara atau sig <(0.004 <0.05), hal ini
signifikan terhadap penghambat berarti bahwa rendahnya kesadaran
pengenaan pajak penghasilan wajib pelaku e-Commerce selaku wajib
pajak orang pribadi pelaku e- pajak(x3) berpengaruhpositif secara
Commerce di Kota Bekasi. Dengan signifikan terhadap penghambat
kata lain Ho ditolak dan Ha diterima, pengenaan pajak penghasilan wajib
sehingga hipotesis pertama diterima. pajak orang pribadi pelaku e-
Hal ini disebabkan karena transaksi e- Commerce di Kota Bekasi. Dengan
Commerce tidak mengenal batas kata lain Ho ditolak dan Ha diterima,
wilayah Negara Indonesia, dan belum sehingga hipotesis ketiga diterima.
ada persyaratan khusus mengenai Disebabkan karena adanya krisis
perpajakan. kesadaran pajak pada diri wajib pajak,
- Variabel belum terdatanya pelaku e- dimana sistem pemungutan pajak self
Commerce (x2) menunjukkan nilai assessment system yang dijalankan
thitung lebih kecil dari ttabel, (-2.301 dalam prakteknya masih sulit
<1.98326), atau sig <(0.023 <0.05), dijalankan, dapat dilihat dari sikap
hal ini berarti bahwa variabel belum wajib pajak yang sengaja tidak patuh
terdatanya pelaku e-Commerce(x2) dan berat melaksanakan kewajiban
tidak berpengaruh positif namun membayar pajak.
signifikan terhadap penghambat - Variabel kurangnya penegakan hukum
pengenaan pajak penghasilan wajib pelaku e-Commerce (x4)
pajak orang pribadi pelaku e- menunjukkan nilai thitung lebih besar
Commerce di Kota Bekasi. Dengan dari ttabel, (6.624 >1.98326), atau sig
kata lain Ho diterima, Ha ditolak, <(0.000 <0.05), hal ini berarti
sehingga hipotesis kedua ditolak. bahwa variabel kurangnya penegakan
Disebabkan apabila dilihat dari sisi hukum pelaku e-Commerce(x4)
berpengaruhpositif secara signifikan
terhadap penghambat pengenaan pajak
penghasilan wajib pajak orang pribadi
pelaku e-Commerce di Kota Bekasi.
Dengan kata lain Ho ditolak dan Ha
diterima, sehingga hipotesis keempat
diterima. Disebabkan karena apabila
ada penegakan hukum maka ada
sanksi pajak, yaitu suatu jaminan dari
undang-undang perpajakan yang akan
dituruti, ditaati, dan dipatuhi,
maksudnya sebagai bentuk
pencegahan agar wajib pajak tidak
melakukan hal-hal yang melanggar
norma perpajakan (Mardiasmo, 2009
dalam Hendri, 2016

Tabel 1. Hasil uji regresi linear berganda


Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model T Sig.
Std. Toler
B Beta VIF
Error ance
1 (Constant) 2.419 0.974   2.484 0.015    
SMTE(x1) 0.172 0.044 0.284 3.891 0.000 0.843 1.186
- -
BTPE(x2) 0.059 -0.201 0.023 0.586 1.707
0.136 2.301
RKPESWP(x3) 0.169 0.058 0.234 2.936 0.004 0.706 1.416
KPHPE (x4) 0.524 0.079 0.570 6.624 0.000 0.605 1.652
a. Dependent Variable: Penghambat pengenaan pajak penghasilan (y)

Tabel 2 hasil Uji R2


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .733a 0.538 0.52 1.349
a. Predictors: (Constant), x4_total, x1_total, x3_total, x2_total
b. Dependent Variable: y_total

Tabel 3. Hasil Uji t


thitun
Variabel B Ttabel Porb Sig. Keterangan
g
(Constant) 2.419 2.484   0.0150    
0.0
SMTE (x1) 0.172 3.891 1.98326 0.000 Berpengaruh Signifikan
5
0.0
BTPE (x2) -0.136 -2.301 1.98326 0.023 Tidak Berpengaruh Signifikan
5
0.0
RKPESWP (x3) 0.169 2.936 1.98326 0.004 Berpengaruh Signifikan
5
0.0
KPHPE (x4) 0.524 6.624 1.98326 0.000 Berpengaruh Signifikan
5
a.Dependent
   
Variable: PPPP (y)

KESIMPULAN DAN SARAN terhadap transaksi e-Commerce.


Kurangnya penegakan hukum pelaku e-
Kesimpulan Commerce berpengaruh positif secara
signifikan terhadap penghambat
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari
pengenaan pajak penghasilan, karena
penelitian yang dilakukan, maka penulis
memiliki nilai thitung lebih besar dari ttabel,
memperoleh kesimpulan yaitu sulitnya
(6.624 >1.98326), dan memiliki sig
mendeteksi transaksi e-Commerce (x1)
berpengaruh positif secara signifikan <(0.000 <0.05). Hasil ini sesuai dengan
terhadap penghambat pengenaan pajak penelitian yang dilakukan oleh Lubis
penghasilan, karena memiliki thitung lebih (2016), lemahnya penegakan hukum pada
besar dari ttabel, (3.891 >1.98326), dan wajib pajak yang belum memenuhi
kewajiban membayar pajak atas transaksi
memiliki sig <(0.000 <0.05). Hasil ini
e-Commerce, merupakan salah satu faktor
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
penghambat dalam pengenaan pajak
oleh Arianto (2014), mengatakan ada
terhadap transaksi e-Commerce.
beberapa hambatan yang muncul dalam
pengenaan pajak penghasilan atas Saran
transaksi e-Commerce sehingga sulit untuk
dideteksi. Belum terdatanya pelaku e- Pada penelitian selanjutnya disarankan
Commerce tidak berpengaruh positif untuk meneliti pada ruang lingkup lebih
namun signifikan terhadap penghambat luas dari ruang lingkup populasi yang ada
pengenaan pajak penghasilan, karena pada penelitian ini. Saran untuk
memiliki thitung lebih kecil dari ttabel, (-2.301 pemerintah yaitu diperlukan adanya
<1.98326), dan memiliki sig <(0.023 peraturan dan regulasi perpajakan yang
<0.05). Hal ini disebabkan oleh hasil jelas dan spesifik, perhatian khusus pada
karakteristik responden pada lama menjadi sistem pemungutan pajak yang efektif atas
pelaku e-Commerce didominasi oleh transaksi e-Commerce, dan
pelaku baru yang < 1 tahun, dan pada mempertimbangkan adanya modernisasi
kepemilikan NPWP diketahui terdapat sistem administrasi pada perpajakan untuk
pelaku e-Commerce yang belum memiliki transaksi e-Commerce.
NPWP sebanyak 29%. Rendahnya
TINJAUAN PUSTAKA
kesadaran pelaku e-Commerce selaku
wajib pajak berpengaruh positif secara Hendri, N. (2016). Faktor - Faktor yang
signifikan terhadap penghambat Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
pengenaan pajak penghasilan, karena Pajak dalam Membayar Pajak
memiliki nilai thitung lebih besar dari ttabel, UMKM di kota Metro. Akuisis,
(2.936 >1.98326), dan memiliki sig Vol. 12 No. 1.
<(0.004 <0.05). Hasil ini sesuai dengan Kamil , I. (2016). Faktor - Faktor yang
penelitian yang dilakukan oleh Lubis Mempengaruhi Keputusan
(2016), rendahnya kesadaran dari pelaku Pembelian dan Kepercayaan
e-Commerce selaku wajib pajak menjadi Konsumen atas Pengenaan Pajak
faktor penghambat dalam pengenaan pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada
Produk Online. Forum Keuangan Diperoleh Wajib Pajak Yang
dan Bisnis V . Memiliki Peredaran Bruto
Lubis , M. R. (2016). Kebijakan Tertentu. Jakarta: Direktorat
Pengaturan Pajak Penghasilan dan Jenderal Pajak.
Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Republik Indonesia. Undang Undang
Transaksi E-Commerce . Nomor 16 Tahun 2009 Tentang
Sugihanti, W. T. (2011). Analisis Faktor - Ketentuan Umum dan Tata Cara
Faktor yang Mempengaruhi Minat Perpajakan.
Perilaku Wajib Pajak Untuk Republik Indonesia. Undang Undang
Menggunakan E-Filling (Studi Nomor 36 Tahun 2008 Tentang
Empiris pada Wajib Pajak Badan Perubahan Keempat Atas Undang-
Kota Semarang). Undang Nomor 7 Tahun 1983
Arikunto, Suharsimi (2006), Metodelogi Tentang Pajak Penghasilan
Penelitian, Bina Aksara,
Yogyakarta
Burton, R. (2007). Hukum Pajak
(Wirawan B.Ilyas,Penerjemah).
Jakarta: Salemba Empat.
Ghozali, Imam. (2001). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program
SPSS, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Hartono, Jogiyanto.(2011). Metodologi
Penelitian Bisnis, Cetakan
keempat. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.
Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Edisi
revisi. Andi. Yogyakarta.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor
Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta
https://www.antaranews.com/berita/42115
7/apindo-transaksi-online-
mayoritas-tidak-bayar-pajak.
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/arti
kel-dan-opini/ekstensifikasi-pajak-
dari-transaksi-perdagangan-online/.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/
2016/11/16/transaksi-e-commerce-
indonesia-naik-500-dalam-5-tahun.
https://www.emarketer.com/articles.
Republik Indonesia. Surat Edaran Direktur
Jenderal Pajak Nomor : SE
-62/PJ/2013 Tentang Penegasan
Ketentuan Perpajakan Atas
Transaksi ecommerce.
Republik Indonesia. (2013). Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 46 Tentang Pajak
Penghasilan Atas Penghasilan Dari
Usaha Yang Diterima Atau

You might also like