Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

ANALISIS PEMBAGIAN PERAN GENDER PADA KELUARGA PETANI

Gender Role Analysis on Farmer Families

Herien Puspitawati1 dan Sri Andriyani Fahmi2

ABSTRACT.The aims of this study were to analyze the gender roles within
families, both domestic and farming system activities. The study was
conducted at Hambaro Village, Sub-District of Nanggung, Bogor in April to
August 2008, by using a cross sectional study design. The location of study
was chosen purposively. Based on the correlation analysis, it has been found
that the fewer the numbers of family members, the younger the husband’s
age, the higher the husband’s education, the older the children under five
years old, the higher the numbers of children under five years old, the higher
the income and expenditure per capita, the higher the frequencies of planning
of the family, and the higher the degree of family problems tend to have the
better gender partnerships/ relations between husband and wife in the family
domestic activities. Based on the regression analysis, it has been known that
family income per capita, frequencies of family planning, and family problems
could affect the better gender partnerships between husband and wife in
domestic activities. Consistently, numbers of family members, frequencies of
family planning, and family problems could affect the better gender
partnerships between husband and wife in family farming system activities.

Keywords: gender roles, gender partnerships, gender relations

PENDAHULUAN bertahap berdasarkan luasan ekologi,


Indonesia telah mencanangkan mulai dari mikro, meso, ekso dan
dan mengimplementasikan konsep makro (keluarga inti, keluarga besar,
dasar gender dalam Peraturan masyarakat regional, masyarakat
Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang nasional, bangsa dan negara dan
Rencana Pembangunan Jangka masyarakat internasional)
Menengah Nasional Tahun 2004-2009 (Puspitawati, 2007). Masalah
guna mewujudkan Indonesia yang adil kesenjangan gender dimulai dari
dan demokratis dengan terjaminnya pembagian peran gender yang tidak
keadilan gender bagi peningkatan seimbang di tingkat keluarga dan
peran perempuan. Gender adalah masyarakat. Tujuan penulisan artikel
perbedaan peran, fungsi, persifatan, ini adalah untuk mengetahui: (1)
kedudukan, tanggungjawab dan hak karakteristik contoh dan keluarganya,
perilaku baik perempuan maupun laki- (2) kondisi ekonomi keluarga contoh,
laki yang dibentuk, dibuat, dan (3) permasalahan umum keluarga;
disosialisasikan oleh norma, adat dan (4) pembagian peran gender
kebiasaan, dan kepercayaan dalam keluarga.
masyarakat setempat. Adapun relasi
gender adalah hubungan antara laki- METODE
laki dan perempuan berkaitan dengan Disain, Tempat dan Waktu
pembagian peran yang dijalankan Penelitian ini menggunakan
masing-masing pada berbagai tipe dan desain cross-sectional study.
struktur keluarga (keluarga miskin/ Penelitian dilakukan di Desa Hambaro,
kaya, keluarga desa/ kota, keluarga Kecamatan Nanggung, Kabupaten
lengkap/ tunggal, keluarga punya Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penelitian
anak/ tidak punya anak, keluarga pada dilakukan dari bulan April sampai
berbagai tahapan life cycle). Bahkan Agustus 2008.
relasi gender ini juga diperluas secara

1
Penarikan Contoh yang digunakan adalah Uji Korelasi
Populasi penelitian ini adalah Rank Spearman dan uji Regresi
keluarga petani yang tinggal di berganda.
Dukuh/Kampung terpilih di Desa
Hambaro. Contoh penelitian adalah
ibu (istri). Penentuan contoh dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
secara purposive dengan kriteria
bekerja sebagai ibu rumahtangga, Karakteristik Contoh dan Keluarganya
berasal dari keluarga lengkap, Persentase terbesar umur
mempunyai anak balita, mempunyai contoh dan suami berada pada kisaran
lahan pertanian dan bersedia umur antara 31-40 tahun dengan
berpartisipasi dalam penelitian. Contoh persentase masing-masing sebesar
penelitian ini merupakan bagian dari 47,62 persen dan 57,14 persen.
penelitian payung yang dipilih secara Menurut Papalia dan Olds (1981)
purposive dengan jumlah total kisaran umur tersebut berada pada
sebanyak 42 orang dari 120 orang. tahapan usia dewasa madya yang
merupakan usia produktif kerja. Selain
Jenis dan Cara Pengumpulan Data itu, menurut Sukarni (1989) usia
Data yang dikumpulkan dalam wanita pada kisaran tersebut juga
penelitian ini terdiri dari data primer. merupakan usia sehat reproduksi.
Jenis data primer diperoleh dengan Hasil penelitian menunjukkan
wawancara (kuesioner) terstruktur dan bahwa lebih dari separuh (52,38%)
meliputi: 1) karakteristik ibu, yang contoh dan suaminya (61,90%)
terdiri dari umur dan pendidikan; 2) menyelesaikan tingkat pendidikan
karakteristik keluarga, yang terdiri dari hanya sampai tamatan SD (6 tahun).
jumlah keluarga, pekerjaan suami Adapun rata-rata lama pendidikan
(bapak), umur suami dan pendapatan yang ditempuh contoh dan suaminya
keluarga, umur anak dan jenis kelamin adalah 5,19 tahun dan 5,36 tahun.
anak; 3) permasalahan umum Sesuai dengan pernyataan Guhardja
keluarga; 4) pembagian peran gender dkk (1992) bahwa situasi keluarga di
dalam keluarga (pembagian tugas pedesaan dicirikan oleh sumber daya
dalam keluarga, frekuensi manusia yang tingkat pendidikannya
perencanaan, pengambilan keputusan rendah.
dan pelaksanaan, dan pembagian Lebih dari separuh (64,29%)
peran dalam usahatani). suami contoh mempunyai pekerjaan
utama sebagai petani, meskipun
Pengolahan dan Analisis Data masih terdapat jenis pekerjaan lain
Data yang diperoleh melalui yaitu sebagai pedagang, karyawan
wawancara, pengukuran dan dan wiraswasta yang juga memiliki
observasi diolah dengan proses atau menggarap lahan pertanian.
pengolahan mencakup langkah- Sesuai dengan pendapat Irawan dan
langkah transfer, coding, editing, entry Romdiati (2000) bahwa hampir 72
data, cleaning data, dan analisis data. persen dari seluruh rumahtangga
Analisis data dilakukan secara miskin di pedesaan dicirikan oleh
deskriptif dan kuantitatif (statistik) yaitu penduduk yang tergantung pada
menggunakan komputer Microsoft sektor pertanian untuk sumber
Excel dan SPSS versi 13.0 for penghasilan utamanya.
Windows. Data primer yang dianalisis Hasil penelitian menunjukkan
secara deskriptif mencakup bahwa lebih dari separuh (66,67%)
karakteristik contoh, karakteristik contoh mempunyai keluarga dengan
keluarga, karakteristik anak, masalah tingkatan jumlah sedang yaitu jumlah
keluarga, pembagian peran suami istri anggota keluarganya antara 5-7 orang
dan kesejahteraan keluarga. Analisis dengan rata-rata jumlah anggota

2
keluarga sebanyak 6,24 orang. Hasil pengeluaran per bulan sebesar Rp
penelitian menunjukkan bahwa 500.001 sampai Rp 1.000.000 dengan
persentase terbesar (38,10%) contoh rata-rata Rp 855.625.
mempunyai anak balita terkecil
dengan umur berkisar antara 13 - 24 Permasalahan Umum Keluarga
bulan dengan rata-rata 22,43 bulan. Tabel 1 menunjukkan hasil
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa permasalahan umum yang
bahwa sekitar separuh (52,38%) paling sering dialami oleh keluarga
contoh memiliki anak balita terkecil contoh adalah masalah ekonomi
berjenis kelamin perempuan dan terutama kesulitan keuangan keluarga
47,62 persen sisanya berjenis kelamin (92,86%), kesulitan biaya pengobatan
laki-laki. Lebih dari separuh (61,90 %) (73,81%) dan masalah ketersediaan
contoh hanya memiliki satu anak makanan keluarga (71,43%).
balita. Permasalahan dalam usahatani yang
paling banyak dialami oleh keluarga
Kondisi Ekonomi Keluarga Contoh adalah rendahnya produksi pertanian
Hasil penelitian menunjukkan (73,81%). Penelitian ini menemukan
bahwa lebih dari separuh (59,52%) bahwa sebagian besar contoh tidak
contoh mempunyai pendapatan per mempunyai masalah pembagian tugas
bulan kurang dari Rp 500.000 dengan antara suami istri, tidak mempunyai
rata-rata pendapatan per bulan Rp masalah konflik, dan tidak ada
525.807. Sementara itu, lebih dari masalah larangan norma terhadap
separuh (59,52%) contoh mempunyai aktivitas perempuan di luar rumah.

Tabel 1. Sebaran contoh berdasarkan permasalahan umum keluarga


Tidak Ya
Pertanyaan
n % n %
Masalah Ekonomi
Kesulitan keuangan keluarga 3 7,1 39 92,9
Kesulitan biaya pengobatan 11 26,2 31 73,8
Masalah ketersediaan makanan keluarga 12 28,6 30 71,4
Masalah kesehatan keluarga 21 50,0 21 50,0
Kesulitan biaya pendidikan anak 24 57,1 18 42,9
Masalah Usahatani
Masalah rendahnya produksi pertanian 11 26,2 31 73,8
Masalah pemasaran hasil pertanian 37 88,1 5 11,9
Masalah Hubungan/Gender
Masalah rendahnya keterampilan perempuan 27 64,3 15 35,7
Masalah beban pekerjaan istri yang berat 28 66,7 14 33,3
Masalah rendahnya keterlibatan perempuan dalam organisasi 30 71,4 12 28,6
Masalah pembagian tugas suami istri 36 85,7 6 14,3
Masalah hubungan/konflik dalam keluarga 37 88,1 5 11,9
Masalah larangan norma terhadap aktivitas perempuan di luar rumah 37 88,1 5 11,9

Pembagian Peran Gender dalam banyak dilakukan oleh istri, seperti


Tugas Keluarga merencanakan keuangan keluarga
Hasil penelitian tentang (61,90%), mengelola uang
pembagian peran gender dalam keluarga (76,19%), memutuskan
tugas keluarga menunjukkan bahwa: untuk membelanjakan keuangan
1. Kegiatan-kegiatan yang keluarga (92,86%), mengontrol
berhubungan dengan pengaturan pengeluaran keuangan keluarga
keuangan dan rumahtangga lebih (73,81%), mengatur penyediaan

3
makanan (100,00%), mengatur istri (bersama-sama) yaitu 47,62
kegiatan rumahtangga (95,24%) persen, sedangkan rapat desa dan
dan mencari pinjaman uang ke kerja bakti lebih banyak dilakukan
tetangga/keluarga (64,29%), oleh suami yaitu 42,86 persen dan
kecuali untuk kegiatan mencari 52,38 persen.
jalan pemecahan masalah 5. Kegiatan-kegiatan yang
keuangan dimana persentasi berhubungan dengan usahatani
terbesar (52,38) dilakukan oleh dilakukan secara bersama-sama
suami dan istri (bersama-sama). antara suami istri. Kegiatan
2. Kegiatan-kegiatan yang merencanakan keuangan dan
berhubungan dengan pekerjaan mengontrol keuangan usahatani
domestik khususnya dalam lebih banyak dilakukan oleh suami
mengurus anak dan memelihara yaitu 35,71 persen dan 38,10
rumahtangga lebih banyak persen, sedangkan mengelola
dilakukan oleh istri, seperti uang usahatani dan memutuskan
perawatan fisik anak sehari-hari untuk membelanjakan uang
(76,19%), perawatan pada saat usahatani lebih banyak dilakukan
anak sakit (78,57%), mendampingi oleh istri yaitu masing-masing
anak belajar (78,57%), 33,33 persen.
memandikan anak (83,33%),
menyuapi anak makan (88,10%), Secara garis besar dapat
menidurkan anak (88,10%), dikatakan bahwa sebagian besar
membersihkan rumah (69,05%), (92,86%) contoh termasuk ke dalam
mencuci pakaian (80,95%), keluarga yang mempunyai kerjasama
menyetrika pakaian (88,10%), antara suami istri dengan kategori
menyediakan makanan (88,10%), sedang, artinya ada pembagian peran
belanja kebutuhan sehari-hari (differensiasi gender) keluarga yang
(95,24%), belanja peralatan cukup seimbang. Menurut Megawangi
rumahtangga (92,86%), (1999) pembagian kerja antara
mengambil air (47,62%), menyapu sesama anggota keluarga (laki-laki
halaman (73,81%) dan menata dan perempuan) dalam keluarga inti
ruangan (90,48%). Aktivitas menunjukkan adanya ”differensiasi
domestik yang sudah mulai peran gender” yang merupakan suatu
dilakukan oleh suami adalah prasyarat struktural untuk
mengambil air (4,76%) dan kelangsungan keluarga inti. Backer
menata ruangan (2,38%). (1965) diacu dalam Rohaeni dan
3. Kegiatan yang berhubungan Lokollo (2005) menyatakan bahwa
dengan pekerjaan publik/ekonomi tingkat partisipasi anggota
(mencari nafkah) lebih banyak rumahtangga dipengaruhi oleh
dilakukan oleh suami yaitu 85,71 perbedaan kelamin. Perempuan akan
persen, tetapi pada kegiatan mengalokasikan waktu untuk
mencari nafkah ini terlihat pula pekerjaan rumahtangga sedangkan
keterlibatan istri, hal ini terjadi laki-laki untuk pekerjaan mencari
karena ada sejumlah perempuan nafkah.
kadang-kadang melakukan
usahatani sawah milik sendiri. Pembagian Peran Gender dalam
4. Kegiatan-kegiatan yang Perencanaan Keluarga, Pengambilan
berhubungan dengan aktivitas Keputusan dan Pelaksanaan Kegiatan
sosial seperti arisan hanya Hasil sebaran frekuensi
dilakukan oleh 26,19 persen perencanaan kegiatan keluarga
perempuan. Aktivitas sosial menunjukkan bahwa:
lainnya seperti pengajian lebih
banyak dilakukan oleh suami dan

4
1. Kegiatan perencanaan keuangan keluarga (54,76%) dan membuat
cenderung sering dilakukan prioritas kebutuhan (45,24%).
keluarga contoh (78,57%). Pelaksanaan kegiatan oleh istri
2. Kegiatan perencanaan pangan seorang diri lebih banyak pada
keluarga cenderung tidak pernah kegiatan mengontrol keuangan
dilakukan, tetapi yang paling keluarga (26,19%), mengatur
sering dilakukan adalah keperluan keuangan (45,24%),
mempunyai ide untuk mengurangi memegang keuangan keluarga
kebutuhan pangan yaitu 52,38 (64,29%) dan membuat prioritas
persen. kebutuhan (59,52%). Pengambilan
3. Perencanaan pendidikan keputusan dan pelaksanaannya
cenderung kadang-kadang dilakukan bersama antara suami
dilakukan, tetapi yang paling dan istri dalam hal kegiatan
sering dilakukan adalah mengevaluasi anggota keluarga
menentukan anak sekolah yaitu atas tindakan yang dilakukan
33,33 persen. (57,14%) dan pelaksanaan untuk
4. Perencanaan kesehatan kegiatan membuat rencana
cenderung kadang-kadang keuangan dengan disiplin
dilakukan, tetapi yang paling (19,05%), dan mengevaluasi
banyak dilakukan adalah anggota keluarga (42,86%).
menentukan tempat berobat yaitu 2. Pengambilan keputusan dan
33,33 persen. pelaksanaan untuk aktivitas
5. Perencanaan keperluan keluarga pangan lebih didominasi oleh istri
lainnya cenderung tidak pernah seorang diri, yaitu untuk aktivitas
dilakukan tetapi yang paling sering mengatur kebutuhan sehari-hari
dilakukan adalah membeli (59,52% dan 73,81%), dan
peralatan dapur yaitu 7,14 persen. kreativitas ide untuk mengurangi
6. Perencanaan strategi memenuhi kebutuhan pangan (50,00% dan
kebutuhan hidup cenderung tidak 59,52%), mengatur menu
pernah dilakukan, tetapi yang makanan dirumah (40,48% dan
paling banyak dilakukan adalah 45,24%) dan menentukan
berhutang atau meminjam uang pengeluaran untuk pangan
yaitu 71,43 persen. (33,33% dan 45,24%).
7. Dengan demikian secara garis Sedangkan pengambilan
besar dapat dikatakan bahwa lebih keputusan untuk makan di luar
dari separuh (69,05%) contoh rumah ditentukan secara bersama
termasuk ke dalam kategori antara suami dan istri.
frekuensi perencanaan keluarga 3. Pengambilan keputusan untuk
tingkat sedang. aktivitas pendidikan dilakukan
bersama antara suami dan istri
Hasil sebaran pengambilan seperti dalam menentukan anak
keputusan dan pelaksanaan kegiatan sekolah atau tidak (59,52%) dan
keluarga menunjukkan bahwa: memilih jenis pendidikan anak
1. Pengambilan keputusan dan (40,48%), serta mengatur
pelaksanaan untuk aktivitas pengeluaran untuk pendidikan
keuangan yang terdapat pada anak (19,05%).
masyarakat ini dapat dikatakan 4. Pengambilan keputusan untuk
cenderung dilakukan oleh istri aktivitas kesehatan dilakukan
seorang diri. Pengambilan bersama antara suami dan istri
keputusan oleh istri seorang diri seperti dalam menentukan tempat
lebih sering untuk kegiatan berobat (54,76%), menentukan
mengatur keperluan keuangan pengeluaran untuk keperluan
(38,20%), memegang keuangan kesehatan (26,19%) dan

5
mempunyai ide untuk paling sering dilakukan oleh istri
menangguhkan pengobatan bila seorang diri adalah dalam aspek
ada anggota keluarga yang sakit keuangan, pangan dan keperluan
(11,90%). keluarga lainnya, sedangkan
5. Pengambilan keputusan untuk pengambilan keputusan dalam aspek
aktivitas keperluan keluarga pendidikan dan kesehatan lebih sering
lainnya lebih banyak dilakukan dilakukan atas pertimbangan bersama
oleh istri seorang diri untuk antara suami dan istri. Suami
aktivitas membeli pakaian santai seorang diri lebih berperan dalam
keluarga (23,81%) dan membeli aktivitas mencari pekerjaan. Hal ini
peralatan dapur (52,38%). menunjukkan bahwa terdapat
Sedangkan pengambilan differensiasi peran gender dalam
keputusan bersama antara suami keluarga.
dan istri adalah untuk aktivitas
membeli perabotan kamar tamu Pembagian Peran Gender dalam
(21,43%) dan membeli perhiasan Usahatani
(28,57%). Pembagian peran dalam
6. Pengambilan keputusan dan usahatani pada penelitian ini terdiri
pelaksanaan untuk aktivitas dari empat jenis kegiatan, yaitu
strategi memenuhi kebutuhan pengaksesan, pengontrolan, manfaat
hidup lebih banyak dilakukan dan proses usahatani.
bersama antara suami dan istri
seperti pada kegiatan menyuruh Hasil menunjukkan bahwa:
istri bekerja (26,19%), 1. Kegiatan-kegiatan yang
mengurangi biaya transport berhubungan dengan akses usaha
(40,48%), mengurangi biaya tani lebih didominasi oleh suami
kesehatan (30,95%), menjual aset seorang diri seperti akses kredit
(21,43%), hutang atau meminjam usaha (71,43%), akses input
uang (50,00%) dan mengurangi produksi (61,90%), akses
biaya pendidikan anak (21,43%). tekhnologi industri (66,67%),
Pengambilan keputusan untuk akses tekhnologi pengolahan
aktivitas mencari tambahan (59,52%), akses traning
pekerjaan (26,19%) didominasi keterampilan (61,90%), akses
oleh suami seorang diri, pemasaran produk (23,81%),
sedangkan menyuruh anak akses kepemilikan lahan (52,38%)
membantu pekerjaan (33,33%) dan akses tenaga kerja (52,38),
dan mengurangi konsumsi pangan kecuali akses informasi harga
(54,76%) lebih dominan istri produk (40,48%) dilakukan
seorang diri. bersama oleh suami istri.
2. Kegiatan-kegiatan yang
Secara garis besar hasil berhubungan dengan kontrol
menunjukkan bahwa lebih dari usahatani lebih didominasi oleh
separuh keluarga contoh, baik suami seorang diri seperti kontrol
pengambilan keputusan (59,52%) usaha (50,00%), kontrol input
maupun pelaksanaannya (71,43%) produksi (57,14%), kontrol
dilakukan oleh suami atau istri saja. tekhnologi industri (64,29%),
Artinya bahwa sebagian besar kontrol tekhnologi pengolahan
keluarga contoh telah melakukan (52,38%), kontrol traning
pembagian peran gender yang jelas keterampilan (57,14%), kontrol
dalam merencanakan atau informasi harga produk
melaksanakan kegiatan (47,62%),kontrol kepemilikan
rumahtangganya. Pengambilan lahan (66,67%) dan kontrol tenaga
keputusan dan pelaksanaan yang kerja (45,24%).

6
3. Kegiatan-kegiatan yang Hubungan antar Variabel- Variabel
berhubungan dengan manfaat Penelitian
usahatani lebih didominasi Hasil uji korelasi (Lampiran 1)
bersama dan senilai oleh suami menunjukkan bahwa:
dan istri seperti manfaat usaha 1. Jumlah anggota keluarga yang
(76,19%), manfaat input produksi semakin sedikit berhubungan
(40,48%), manfaat informasi harga dengan kerjasama pembagian
(40,48%), manfaat pemasaran peran gender dalam pelaksanaan
produk (30,95%) dan manfaat kegiatan keluarga yang semakin
kepemilikan lahan (90,48%). tinggi; Umur suami yang lebih
Kegiatan manfaat tekhnologi muda berhubungan dengan
produksi (45,24%), manfaat semakin tinggi kerjasama dalam
training keterampilan (38,10%) pembagian peran antara suami
dan manfaat tenaga kerja istri dalam melaksankan tugas
pertanian (35,71%) lebih keluarga; Pendidikan suami yang
didominasi oleh suami seorang semakin tinggi berhubungan
diri, sedangkan manfaat dengan semakin rendahnya
tekhnologi produksi (38,10%) lebih permasalahan umum keluarga dan
didominasi bersama dan senilai semakin tingginya kerjasama
oleh suami istri dan suami seorang pembagian peran gender dalam
diri. keluarga; umur balita terkecil
4. Istri seorang diri lebih berperan semakin tinggi berhubungan
dalam kegiatan penanaman dengan semakin tingginya
(40,48%), ngoyos (40,48%), kerjasama pembagian peran
penerimaan uang (40,48%) dan gender dalam keluarga; jumlah
pengelolaan uang keluarga balita semakin banyak
(92,86%). Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan semakin
didominasi suami seorang diri tingginya kerjasama pembagian
adalah pembibitan (42,86%), peran gender dalam keluarga;
persiapan lahan (69,05%), pendapatan dan pengeluaran per
penyiraman (38,10%), pemupukan kapita semakin tinggi
(45,24%), penyemprotan berhubungan dengan semakin
(59,52%), penyiangan (35,71%), tingginya kerjasama pembagian
pencucian (21,43%), persiapan peran gender dalam keluarga.
dijual (23,81%), pengangkutan 2. Tingkat perencanaan keluarga
(61,90%) dan pengelolaan uang yang semakin tinggi berhubungan
usahatani (35,71%). Peran istri dengan semakin tingginya
dan suami seimbang pada kerjasama pembagian peran
kegiatan pemanenan (64,29%). gender dalam keluarga.
5. Jadi secara garis besar dapat 3. Tingkat permasalahan umum
dikatakan bahwa sebagian besar keluarga yang semakin tinggi
(92,86%) contoh melakukan berhubungan dengan semakin
kerjasama pembagian peran tingginya kerjasama pembagian
usahatani tergolong dalam peran gender dalam keluarga. Hal
kategori tingkat sedang. ini sesuai dengan pernyataan
Artinya,terdapat kerjasama atau Guhardja dkk (1992) bahwa
kompromi antara suami istri dalam permasalahan keluarga yang
semua kegiatan usahatani. Peran semakin kompleks memerlukan
suami dalam kegiatan usahatani manajemen sumber daya keluarga
secara keseluruhan cenderung yang semakin kompleks juga yang
lebih banyak dibandingkan istri. menuntut adanya pembagian
peran dalam keluarga yang
semakin baik.

7
Faktor-faktor yang Berpengaruh keluarga yang dihadapi (β = 0,21; p=
terhadap Peran Gender 0,081). Adapun faktor-faktor yang
Berdasarkan hasil uji regresi berpengaruh terhadap pembagian
berganda, ditemukan faktor-faktor peran gender dalam dalam usahatani
yang berpengaruh terhadap adalah jumlah anggota keluarga (β = -
pembagian peran gender dalam 0,37; p= 0,092), frekuensi
keluarga adalah pendapatan/ kapita/ perencanaan (β = 0,41; p= 0,006), dan
bulan (Rp/ bl) (β = 0,24; p= 0,083), permasalahan umum keluarga yang
frekuensi perencanaan (β = 0,67; p= dihadapi (β = 0,28; p= 0,062).
0,000), dan permasalahan umum

Tabel 2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembagian peran gender dalam


keluarga dan dalam usahatani
Var Peran Gender dalam Keluarga Peran Gender dalam Keluarga dan
Usahatani
BETA t Sig. BETA t Sig.
X1 -0,11 -0,670 0,508 -0,37 -1,740* 0,092
X2 0,20 1,275 0,212 0,19 1,011 0,320
X3 -0,09 -0,709 0,484 -0,19 -2,720 0,213
X4 -0,12 -0,682 0,500 0,07 0,313 0,757
X5 0,08 -0,596 0,556 0,12 0,744 0,463
X6 0,13 1,241 0,224 0,19 1,407 0,169
X7 0,13 1,031 0,310 0,07 0,454 0,653
X8 0,24 1,792* 0,083 0,18 1,084 0,287
X9 0,67 6,035** 0,000 0,41 2,961** 0,006
X10 0,21 1,806* 0,081 0,28 1,937* 0,062
Df 41 41
Adj 0,609 0,395
R2
F (p) 7,395 (0,000) 3,681 (0,003)
n 42 42
** Signifikan pada tingkat p < 0.01 level (2-tailed).
* Signifikan pada tingkat 0.05 < p < 0.10 level (2-tailed).
Keterangan:
X1 : Jumlah anggota keluarga (orang)
X2 : Umur ayah (tahun)
X3 : Pendidikan ayah (tahun)
X4 : Umur ibu (tahun)
X5 : Pendidikan ibu (tahun)
X6 : Jenis kelamin anak balita terkecil (bulan)
X7 : Jumlah balita (orang)
X8 : Pendapatan/ kapita/ bulan (Rp/ bl)
X9 : Frekuensi perencanaan (semakin tinggi skor, maka semakin tinggi frekuensi perencanaan).
X10 : Permasalahan yang dihadapi (semakin tinggi skor, semakin tinggi permasalahan umum
keluarga).

Analisis gender yang digunakan kegiatan keluarga baik kegiatan


dalam pembagian peran keluarga domestik, usahatani (produktif)
adalah Analisis Gender Model Harvard maupun sosial kemasyarakatan. Jadi,
dan Model Moser yang membagi profil kerjasama atau relasi gender antara
kegiatan ke dalam peran produktif, suami istri sudah diterapkan pada
peran domestik, dan peran keluarga contoh dengan kategori
kemasyarakatan (KPP, 2004). Hasil sedang. Hal ini sesuai dengan
penelitian menunjukkan bahwa pernyataan Megawangi (1999) tentang
sebagian besar contoh melakukan adanya differensiasi peran gender
kerjasama pembagian peran dalam yang merupakan suatu prasyarat

8
struktural untuk kelangsungan SIMPULAN DAN SARAN
keluarga inti. Simpulan.
Hasil uji regresi berganda Karakteristik keluarga petani yang
membuktikan bahwa faktor-faktor yang menjadi contoh penelitian ini
berpengaruh terhadap pembagian menunjukkan bahwa sebagian besar
peran gender dalam keluarga adalah mempunyai jumlah anggota keluarga
pendapatan/ kapita/ bulan, frekuensi yang cukup besar (5-7 orang), dengan
perencanaan, dan permasalahan tingkat pendidikan suami dan istri rata-
umum keluarga yang dihadapi. rata tamat SD saja. Secara ekonomi,
Adapun faktor-faktor yang menunjukkan bahwa keluarga petani
berpengaruh terhadap pembagian mempunyai pola pengeluaran yang
peran gender dalam dalam usahatani lebih besar dari pendapatan yang
adalah jumlah anggota keluarga, diperoleh. Permasalahan umum yang
frekuensi perencanaan, dan paling sering dialami oleh keluarga
permasalahan umum keluarga yang petani contoh adalah masalah
dihadapi. Hal ini berarti bahwa ekonomi terutama kesulitan keuangan
keluarga dengan tingkat sosial keluarga, kesulitan biaya pengobatan
ekonomi dan demografi yang semakin dan masalah ketersediaan makanan
tinggi akan berpengaruh terhadap keluarga. Permasalahan dalam
tingkat relasi gender yang berkaitan usahatani yang paling banyak dialami
dengan diferensiasi peran. Hal ini adalah rendahnya produksi pertanian.
sesuai dengan pernyataan Guhardja Penelitian ini menemukan bahwa
dkk (1992) bahwa tingkat sosial faktor-faktor yang berpengaruh
ekonomi keluarga yang semakin tinggi terhadap pembagian peran gender
memerlukan manajemen sumberdaya dalam keluarga adalah pendapatan/
keluarga yang semakin kompleks yang kapita/ bulan, frekuensi perencanaan,
sekaligus menuntut adanya dan permasalahan umum keluarga.
pembagian peran dalam keluarga Adapun faktor-faktor yang
yang semakin baik. berpengaruh terhadap pembagian
Pembagian peran gender peran gender dalam dalam usahatani
sangat dibutuhkan untuk menjaga adalah jumlah anggota keluarga,
keseimbangan keluarga dalam frekuensi perencanaan, dan
menjalankan fungsi keluarga menuju permasalahan umum keluarga.
terwujudnya tujuan keluarga. Suami
dan istri bersepakat dalam membagi Saran
peran dan tugas sehari-hari, Berdasarkan hasil penelitian
bertanggung jawab terhadap peran maka direkomendasikan perlunya
dan tugasnya masing-masing, dan strategi penyuluhan atau
saling menjaga komitmen bersama. pemberdayaan keluarga yang dapat
Hal ini sesuai dengan pendekatan memberikan pembekalan tentang
teori struktural-fungsional yang pentingnya pembagian peran gender
menekankan pada keseimbangan dengan kerjasama yang baik antara
sistem yang stabil dalam keluarga dan suami dan istri untuk mengatasi
kestabilan sistem sosial dalam permasalahan keluarga sehari-hari.
masyarakat (Klein & White, 1996). Penelitian ini belumlah sempurna
Eshleman (1991), Gelles (1995) dan karena belum menganalisis sampel
Newman dan Grauerholz (2002) juga dengan jumlah yang besar. Dengan
menyatakan bahwa pendekatan teori demikian perlu dilakukan penelitian
struktural fungsional dapat digunakan serupa dengan tingkat sosial ekonomi
dalam menganalisis pembagian peran yang lebih heterogen serta dengan
keluarga agar dapat berfungsi dengan jumlah populasi dan contoh yang lebih
baik untuk menjaga keutuhan keluarga banyak.
dan masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA Fakultas Ekologi Manusia IPB
Eshelman JR. 1991. Family. Boston: dengan Kementerian Negara
Allyn and Bacon Inc. Pemberdayaan Perempuan
Gelles, R.J. 1995. Contemporary Republik Indonesia.
families: A Sociological View. Rohaeni S & Lokollo E. 2005. Faktor-
SAGE Publications. London. faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Ekonomi Rumah
Guhardja S, Herien P, Hartoyo & D
Tangga Petani Di Kelurahan
Hastuti. 1992. Diktat
Setugede Kota Bogor. Jurnal
Manajemen Sumberdaya
Agroekonomi, volume 23 No. 2 :
Keluarga. Bogor: Jurusan Gizi
133-158.
Masyarakat dan Sumberdaya
Sukarni M. 1989. Kesehatan Keluarga
Keluarga.
dan Lingkungan. Direktorat
Irawan P & Romdiati H. 2000.
Jenderal Pendidikan Tinggi
Dampak Krisis Ekonomi
Pusat antar Universitas Pangan
terhadap Kemiskinan dan
dan Gizi, Departemen
Beberapa Implikasinya untuk
Pendidikan dan Kebudayaan.
Strategi Pembangunan.
Widyakarya Nasional Pangan 1
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen,
dan Gizi. IPB
Kementerian Pemberdayaan 2
Departemen Gizi Masyarakat dan
Perempuan (KPP). 2004. Sumberdaya Keluarga, IPB
Bunga Rampai: Panduan dan
Alamat Korespondensi:
Bahan Pembelajaran Pelatihan Herien Puspitawati
Pengarusutamaan Gender Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen,
dalam Pembangunan Nasional. Fakultas Ekologi Manusia IPB
Kerjasama Kementerian Jl. Lingkar Kampus IPB Darmaga 16680
Telp. (0251) 8628303, Fax. (0251) 8627432
Pemberdayaan Perempuan RI,
BKKBN, dan UNFPA.
Klein DM, & White JM. 1996. Family
Theories: An Introduction.
Sage Publications. USA.
Megawangi R. 1999. Membiarkan
Berbeda: Sudut Pandang Baru
Tentang Relasi Gender.
Bandung: Mizan.
Newman DM, & Grauerholz L. 2002.
Sociology of Families (2nd Ed),
California: Pine Forge Press.
Papalia DE, & Olds SW. 1981. Human
Development. Ed ke-2. USA:
Mc Graw Hill, Inc.
Puspitawati H. 2007. Pengintegrasian
Isu Gender dalam
Penanggulangan Kemiskinan
melalui Pengembangan
Ekonomi Perempuan.
Prosiding: Pengarusutamaan
Gender dalam Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Menuju Kualitas
Kehidupan Berkelanjutan. ISBN
978-979-15786-1-5. Kerjasama

10

You might also like