Professional Documents
Culture Documents
Jmiap: Faktor Yang Mempengaruhi Peranan Kelompok Siaga Bencana Untuk Mewujudkan Kesiapsiagaan Masyarakat Di Kota Padang
Jmiap: Faktor Yang Mempengaruhi Peranan Kelompok Siaga Bencana Untuk Mewujudkan Kesiapsiagaan Masyarakat Di Kota Padang
Jmiap: Faktor Yang Mempengaruhi Peranan Kelompok Siaga Bencana Untuk Mewujudkan Kesiapsiagaan Masyarakat Di Kota Padang
Muhardina Jelita
Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang
mujelita95@gmail.com
Zikri Alhadi
Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang
ianunpzikri@yahoo.co.id
abstract
North Padang Subdistrict is a region that is often hit by floods and coastal abrasions, and is a red zone
in the earthquake and tsunami disaster. This study discusses the factors that influence the role of the
disaster preparedness group during pre-disaster to realize the preparedness of the community in Padang
Utara Sub-District. This research uses descriptive qualitative research. Methods in collecting data
through interviews and documentation studies. In determining informants using purposive and incidental
techniques. The results of this study indicate that disaster preparedness groups in carrying out their roles
during pre-disaster are influenced by several factors. Factors that encourage the Disaster Alert Group
to play a role are the geographical conditions of the northern Padang sub-districts that are prone to
disasters, the existence of programs from the regional government for disaster risk reduction, and the
existence of a social humanitarian spirit possessed by members of the Disaster Alert Group. Meanwhile,
the inhibiting factor is the absence of operational funds for activities owned by the Disaster Preparedness
Group, the absence of facilities and infrastructure for supporting activities, the condition of members
who are partly indifferent, and the conditions of the community in the area.
abstrak
Kecamatan Padang Utara merupakan daearah yang sering dilanda bencana banjir dan abrasi pantai,
serta merupakan daerah zona merah bencana gempa bumi dan tsunami. Penelitian ini membahas
tentang faktor yang mempengaruhi peranan Kelompok siaga bencana pada saat pra bencana untuk
mewujudkan kesiapsaigaan masyarakat di Kecamatan Padang Utara. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kulaitatif deskriptif. Metode dalam pengumpulan data melalui wawancara dan studi
dokumentasi. Dalam menentukan informan menggunakan teknik purposive dan insidental. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok siaga bencana dalam menjalankan perannya pada saat pra
bencana dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mendorong Kelompok Siaga Bencana berperan
adalah kondisi geografis wilayah kecamatan padang utara yang rawan terhadap bencana, adanya
program dari pemerintah daerah untuk pengurangan risiko bencana, serta adanya jiwa sosial
kemanusiaan yang dimiliki oleh anggota Kelompok Siaga Bencana. Sementara itu, yang menjadi faktor
penghambatnya adalah tidak adanya dana operasional kegiatan yang dimiliki oleh Kelompk Siaga
Bencana, tidak adanya sarana dan prasarana penujang kegiatan, kondisi anggota ada yang sebagian
tidak peduli, dan kondisi masyarakat yang ada di wilayah tersebut.
Kata Kunci : Kelompok Siaga Bencana, Kesiapsiagaan, Masyarakat
kesiapsiagaan diri dan keluarga masing- Sehingga untuk mengevaluasi nya sulit
masing, sementara pada lingkungan yang dilakukan.
lebih luas mencakup komunitas kelompok Penelitian ini bertujuan untuk
atau kelompok-kelompok masyarakat. mendeskripsikan faktor yang
Oleh karena itu dalam masyarakat menjadi mempengaruhi peranan yang di lakukan
suatu keharusan menbentuk Kelompok oleh Kelompok Siaga Bencana untuk
Siaga Bencana. Kelompok Siaga Bencana mewujudkan kesiapsiagaan masyarakat di
adalah kelompok di tingkat desa yang Kota Padang khususnya Kecamatan Padang
menjadi pelopor atau penggerak kegiatan Utara.
pengurangan risiko bencana. Pengurangan
risiko bencana berbasis masyarakat adalah Tinjauan Kepustakaan
proses pengelolaan risiko bencana yang Konsep Peranan
melibatkan secara aktif masyarakat yang Raho (2016) mengartikan peran
berisiko dalam mengkaji, menganalisis, sebagai suatu tingkah laku yang
menangani, memantau dan mengevaluasi diharapkan oleh masyarakat dari seorang
risiko bencana untuk mengurangi individu yang memiliki status atau
kerentanan dan meningkatkan menempati posisi tertentu. Kemudian
kemampuannya (Perka BNPB No. 1 Tahun Ralph Linton dalam Raho (2016)
2012 tentang Pedoman Umum mengartikan peran sebagai ekspresi
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana). dinamis dari status. Seorang individu yang
Kelompok Siaga Bencana telah ada menduduki status tertentu akan
sejak tahun sekitar tahun 2011 namun melaksanakan peran tertentu. Lavinson
keberadaannya belum terlihat. Ada dalam Abdulsyani (2012), menyebutkan
kelurahan yang kelompok Siaga peranan mencakup tiga hal yaitu:
Bencananya aktif dan ada juga yang a. Peranan meliputi norma – norma yang
vakum. Tahun 2017, Walikota Padang dihubungkan dengan posisi atau
Mengeluarkan Instruksi Walikota Padang tempat seseorang dalam masyarakat.
No. 800.83/BPBD-Pdg/II/2017 tentang Hal ini berkaitan denga
Pembentukan/Aktifasi KSB Kelurahan peraturanperaturan yang membimbing
sebagai upaya untuk mengaktifkan kembali seseorang dalam kehidupan.
Kelompok Siaga Bencana yang Sebelum b. Peranan adalah suatu konsep perihal apa
telah terbentuk namun tidak melaksanakan yang dilakukan oleh individu dalam
kegiatan penanggulangan bencana atau masyarakat sebagai organisasi.
vakum. Serta instruksi ini juga di tujukan c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai
untuk Kelurahan yang belum memiliki perikelakuan individu yang penting
Kelompok Siaga Bencana untuk segera bagi struktur sosial masyarakat.
membentuk. Kelompok siaga bencana Johnson & Johnson (2012)
dalam menjalankan aktifitasnya belum mengartikan peran sebagai sejumlah
memiliki aturan atau alur kerja yang jelas harapan untuk melakukan tindakan yang
sehingga kerja Kelompok Siaga Bencana layak dari seorang anggota dalam sauatu
lebih bersifat bykasus, artinya jika ada posisi dengan posisi lain yang
kejadian, ataupun kegiatan-kegiatan yang berhubungan. Dalam menjalankan peran
melibatkan mereka disitulah mereka ada. setiap anggota saling berinteraksi agar
tujuan kelompok dapat tercapai.
Muhardina Jelita, Zikri Alhadi |45
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERANAN KELOMPOK SIAGA BENCANA UNTUK MEWUJUDKAN
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG
Jmiap JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
Kadangkala peran yang satu saling dalam Kusumasari (2014). Routela, (2006
melengkapi dengan peran yang lain dalam Kusumasari, 2014) menekankan
sehingga suatu peran tidak tercapai tanpa bahwa bencana merupakan sebuah
adanya peran yang lain. Harapan dalam kondisi kerusakan dan goncangan yang
menjalankan suatu peran termasuk hak menyebabkan kehancuran pada struktur
dan kewajiban, kewajiban dalam suatu sosial serta populasi yang terkena dampak
peran adalah hak untuk peran yang lainnya. bencana tidak mampu mengatasi
Selanjutnya Veitzal Rivai (2004), peristiwa tersebut dan membutuhkan
mengartikan peranan sebagai perilaku bantuan pihak luar. Selanjutnya carter
yang diatur dan diharapkan seseorang (1991 dalam Kusumasari, 2014)
dalam posisi tertentu. mengidentifikasikan ada empat
karakteristik yang membedakan bencana
Ada tiga bentuk peranan dalam dengan kejadian lainnya yang terjadi
masyarakat, yaitu : dalam kehidupan manusia. Pertama, fokus
a. sebagai mediator pada kekacauan, yaitu dalam hal
Organisasi sebagai wakil kecepatan serangan, prediksi dan luasnya.
masyarakat dan sebagai pengantar Kedua, kaitan efek atau dampak dari
dalam menjalin kerjasama yang kejadian tersebut terhadap manusia,
harmonis serta mengakomodasi misalnya kematian, cedera, atau penyakit,
kepentingan –kepentingan dan menyebabkan penderitaan. Ketiga,
masyarakat kepada pihak-pihak kerusakan atau kehancuran infrastruktur,
terkait. seperti fasilitas penyangga hidup serta
b. sebagai motivator komunikasi dan layanan penting.
Organisasi sebagai pemberi dan Keempat, adanya kebutuhan terhadap
penanggungjawab utuk bantuan kemanusiaan, seperti perawatan
meningkatkan sumber daya kesehatan, tempat tinggal, makan, pakaian,
anggotanya sebagai modal bagi dan kebutuhan sosial lainnya. Kemudian
kemajuan dimasa depan. dalam Undang-Undang No 24 tahun 2007
c. sebagai fasilitator Pasal 1 ayat (1), disebutkan bahwa
Organisasi bertanggungjawab bencana merupakan peristiwa atau
membantu anggotanya agar rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mampu menangani tekanan mengganggu kehidupan dan penghidupan
situasional maupun tradisional. masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam
Konsep Bencana maupun faktor manusia sehingga
Bencana adalah gangguan serius mengakibatkan timbulnya korban jiwa
terhadap fungsi masyarakat yang manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
mengakibatkan kerugian manusia, harta benda, dan dampak psikologis.
material, atau lingkungan yang luas Bencana dikategorikan kedalam
melebihi kemampuan masyarakat yang tiga jenis, yaitu bencana alam, bencana
terkena dampak dan harus mereka hadapi buatan manusia, dan hibrida. Bencana alam
menggunakan sumber daya yang ada pada merupakan kejadian bencana akibat dari
mereka (Asian Disaster Reduction Centre bahaya alam yang mungkin merupakan
(2003) dan the United Nations (1992) hasil dari dalam (di bawah permukaan
Muhardina Jelita, Zikri Alhadi |46
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERANAN KELOMPOK SIAGA BENCANA UNTUK MEWUJUDKAN
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG
Jmiap JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
(HT), radio rig, dan lain-lain. Namun anggota. Begitu juga dengan KSB
KSB yang ada di masing-masing yang ada di ATT yang kurang aktif
kelurahan yang ada di kecamatan dalam kegiatan pra-bencana.
Padang Utara, tidak memiliki sarana Kelompok siaga bencana
dan prasana tersebut. menjalankan tanggungjawab kalau
2) Tidak adanya dana Operasional ada bencana yang menimpa
kegiatan masyarakat.
Masalah utama yang dialami 4) Sulitnya mengubah paradigma
pemerintah dalam daerah dalam masyarakat terhadap bencana.
penanngulangan bencana adalah Dalam melaksanakan sosialisasi
masalah anggaran serta edukasi anggota KSB tidak
(Kusumasari,2014). Kelompok Siaga selalu diterima di tengah masyarakat,
Bencana merupakan kelompok di masih ada juga masyarakat yang tidak
tingkat masyarakat yang bekerja peduli dan tidak menerima kehadiran
secara sukarela atau yang disebut anggota KSB jika melakukan
juga relawan penanggulangan sosialisasi. Kusumsari(2014)
bencana. Namun hal ini juga bertolak mengatakan bahwa bagi sebagian
belakang dengan kondisi anggota orang bencana masih dipandang
KSB itu sendiri berasal dari latar sebagai peristiwa langka dan
belakang berbeda dan tidak merupakan hukuman dari Tuhan.
semuanya memiliki penghasilan
tetap. Sehingga KSB menjadi tidak Kesimpulan
aktif dan tidak memiliki kegiatan dan
keberadaannya pun tidak terlihat. Kelompok Siaga Bencana di kecamatan
3) Kurangnya partisipasi anggota KSB Padang Utara berperan dalam memberikan
dalam menjalankan tugasnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
KSB merupakan kelompok Berbagai faktor mempengaruhi KSB
relawan penanggulangan bencana di dalam menjalankan perannya, diantaranya
tigkat masyarakat. Anggota KSB adalah :
terdiri dari berbagai latar belakang a. Faktor Pendorong, beberapa hal
pendidikan, pekerjaan dan lainnya yang mendorong KSB memiliki
yang beraneka ragam. Namun fakta peran dalam penanggulangan
di lapangan bahwa tidak aktivnya bencana saat pra bencana di
KSB dalam menjalankan kegiatan Kecamatan Padang Utara adalah :
nya dikarenakan kurangnya 1) Kondisi geografis serta
partisipasi anggota. Seperti KSB monografi kecamatan Padang
yang ada di kelurahan Air Tawar Utara yang merupakan daerah
Barat, KSB sudah ada sejak sekitar bencana seperti banjir, abrasi
tahun 2012 namun dalam pantai, serta termasuk zona
kepengurusannya vakum. Sejak merah bencana gempa bumi
kepengurusan yang baru di tahun dan tsunami
2018 KSB belum pernah 2) Adanya program pemerintah,
mengadakan pertemuan-pertemuan peningkatan kesiapsiagan
karena kurang nya partisipaai untuk menghadapi bencana
Muhardina Jelita, Zikri Alhadi |53
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERANAN KELOMPOK SIAGA BENCANA UNTUK MEWUJUDKAN
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG
Jmiap JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
http://siteresources.worldbank.org/ diakses
23 Maret 2018