Jmiap: Faktor Yang Mempengaruhi Peranan Kelompok Siaga Bencana Untuk Mewujudkan Kesiapsiagaan Masyarakat Di Kota Padang

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Jmiap JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com


Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERANAN KELOMPOK SIAGA


BENCANA UNTUK MEWUJUDKAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI
KOTA PADANG

Muhardina Jelita
Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang
mujelita95@gmail.com

Zikri Alhadi
Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang
ianunpzikri@yahoo.co.id

abstract

North Padang Subdistrict is a region that is often hit by floods and coastal abrasions, and is a red zone
in the earthquake and tsunami disaster. This study discusses the factors that influence the role of the
disaster preparedness group during pre-disaster to realize the preparedness of the community in Padang
Utara Sub-District. This research uses descriptive qualitative research. Methods in collecting data
through interviews and documentation studies. In determining informants using purposive and incidental
techniques. The results of this study indicate that disaster preparedness groups in carrying out their roles
during pre-disaster are influenced by several factors. Factors that encourage the Disaster Alert Group
to play a role are the geographical conditions of the northern Padang sub-districts that are prone to
disasters, the existence of programs from the regional government for disaster risk reduction, and the
existence of a social humanitarian spirit possessed by members of the Disaster Alert Group. Meanwhile,
the inhibiting factor is the absence of operational funds for activities owned by the Disaster Preparedness
Group, the absence of facilities and infrastructure for supporting activities, the condition of members
who are partly indifferent, and the conditions of the community in the area.

Keywords: Disaster Preparedness Group, Preparedness, Society

abstrak
Kecamatan Padang Utara merupakan daearah yang sering dilanda bencana banjir dan abrasi pantai,
serta merupakan daerah zona merah bencana gempa bumi dan tsunami. Penelitian ini membahas
tentang faktor yang mempengaruhi peranan Kelompok siaga bencana pada saat pra bencana untuk
mewujudkan kesiapsaigaan masyarakat di Kecamatan Padang Utara. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kulaitatif deskriptif. Metode dalam pengumpulan data melalui wawancara dan studi
dokumentasi. Dalam menentukan informan menggunakan teknik purposive dan insidental. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok siaga bencana dalam menjalankan perannya pada saat pra
bencana dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mendorong Kelompok Siaga Bencana berperan
adalah kondisi geografis wilayah kecamatan padang utara yang rawan terhadap bencana, adanya
program dari pemerintah daerah untuk pengurangan risiko bencana, serta adanya jiwa sosial
kemanusiaan yang dimiliki oleh anggota Kelompok Siaga Bencana. Sementara itu, yang menjadi faktor
penghambatnya adalah tidak adanya dana operasional kegiatan yang dimiliki oleh Kelompk Siaga
Bencana, tidak adanya sarana dan prasarana penujang kegiatan, kondisi anggota ada yang sebagian
tidak peduli, dan kondisi masyarakat yang ada di wilayah tersebut.
Kata Kunci : Kelompok Siaga Bencana, Kesiapsiagaan, Masyarakat

Muhardina Jelita, Zikri Alhadi |43


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERANAN KELOMPOK SIAGA BENCANA UNTUK
MEWUJUDKAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG
Jmiap JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com


Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

Pendahuluan Terjadinya Gempa berkekuatan 7,6


SR yang mengguncang Sumatera Barat
Berbagai jenis bencana sering pada tahun 2009 memakan korban jiwa
melanda wilayah Indonesia. Hal ini lebih dari 1.100 orang, kerugian yang
dikarenakan wilayah Indonesia menjadi dialami mencapai Rp21,6 triliun. Daearah
titik persimpangan tektonik aktif yakitu yang paling parah terkena dampaknya
lempeng Indo-Australia dibagian selatan, adalah Kota Padang, Kota Pariaman, dan
lempeng Eurasia di bagian utara, dan Kab. Padang Pariaman. Sekitar 115.000
Lempeng Pasifik di bagian timur. Kota rumah hancur dan lebih dari 135.000 rumah
Padang sebagai salah satu kota Indonesia rusak. Bencana gempa ini memberikan
yang berada di Provinsi Sumater. Barat dampak negatif kepada masyarakat
merupakan kota yang memiliki risiko diantaranya yaitu mengacaukan ribuan
bencana sangat tinggi. Kecamatan Padang usaha kecil dan menengah sementara
Utara merupakan salah satu wilayah yang kerugian yang dialami oleh perusahan-
berada di Kota Padang dan merupaka salah perusahaan besar relatif lebih kecil.
satu Zona Merah terjadi nya bencana Kemudian lahan pekerjaan cenderung
terutama gempa bumi dan Tsunami. terbatas karena lahan perkerjaan yang
(Dokumen Recana Kontijensi Tsunami terkonsentrasi di daerah terdampak. Proses
Kota Padang 2017). Dalam Dokumen pemulihan pasca gempa dperlukan biaya
Rencana Kontijensi Tsunami tersebut sebesar Rp 23 triliun. Oleh karena itu
terdapat 50 Kelurahan yang terpapar zona diperlukan upaya-upaya peningkatan
merah termasuk 7 (tujuh) kelurahan yang kesiapan untuk menghadapi bencana di
berada di kecamatan Padang Utara. masa yang akan datang salah satu upaya
Kemudian, penelitian Oktari dan Manurung nya dengan melakukan kegiatan
(2010) menjelaskan bahwa secara pengurangan risiko bencana (WorldBank
sederhana zona rawan tsunami di kota Group, 2009).
Padang terbagi ke dalam tiga zona yakni Penelitian Hidayati (2008)
hight risk zone (daerah dengan tingkat menyimpulkan bahwa mayarakat di
kerentanan tinggi terhadap tsunami) yaitu sebagian besar Kabupaten/Kota masih
kecamatan Padang Timur, Padang Utara, kurang siap dalam mengantisipasi bencana
Nanggalo, sebagian Kota Kecamatan Koto gempa bumi dan tsunami, pahadal wilayah
Tangah. Medium risk zone (daerah dengan Indonesia berada di daerah rawan bencana.
tingkat kerentanan menengah terhadap Sehingga adanya kesiapsiagaan masyarakat
tsunami) yaitu kecamatan Padang Timur, untuk mengurangi bencana menjadi hal
Padang Selatan, Kuranji, Bungus Teluk yang sangat penting dalam pengelolaan
Kabung. Low risk zone (daerah dengan bencana. Kemudian Penelitian Alhadi dan
tingkat kerentanan rendah terhadap Sasmita (2014) menjelaskan bahwa upaya
tsunami) yaitu kecamtan Lubuk Kilangan, yang dapat dilakukan dalam meningkatkan
Kecamatan, Pauh, sebagian Kota kesiapsiagaan masyarakat adalah dengan
Kecamatan Koto Tangah. Selain Tsunami, menggunakan metode-metode yang
bencana yang juga sangat rawan terjadi di berbasis kearifan lokal masyarakat.
Kecamatan Padang Utara adalah banjir dan Kesiapsiagaan masyarakat memerlukan
abrasi pantai. peran aktif dari masyarakat. Salah satu
bentuk partisipasi paling kecil adalah
Muhardina Jelita, Zikri Alhadi |44
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERANAN KELOMPOK SIAGA BENCANA UNTUK MEWUJUDKAN
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG
Jmiap JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com


Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

kesiapsiagaan diri dan keluarga masing- Sehingga untuk mengevaluasi nya sulit
masing, sementara pada lingkungan yang dilakukan.
lebih luas mencakup komunitas kelompok Penelitian ini bertujuan untuk
atau kelompok-kelompok masyarakat. mendeskripsikan faktor yang
Oleh karena itu dalam masyarakat menjadi mempengaruhi peranan yang di lakukan
suatu keharusan menbentuk Kelompok oleh Kelompok Siaga Bencana untuk
Siaga Bencana. Kelompok Siaga Bencana mewujudkan kesiapsiagaan masyarakat di
adalah kelompok di tingkat desa yang Kota Padang khususnya Kecamatan Padang
menjadi pelopor atau penggerak kegiatan Utara.
pengurangan risiko bencana. Pengurangan
risiko bencana berbasis masyarakat adalah Tinjauan Kepustakaan
proses pengelolaan risiko bencana yang Konsep Peranan
melibatkan secara aktif masyarakat yang Raho (2016) mengartikan peran
berisiko dalam mengkaji, menganalisis, sebagai suatu tingkah laku yang
menangani, memantau dan mengevaluasi diharapkan oleh masyarakat dari seorang
risiko bencana untuk mengurangi individu yang memiliki status atau
kerentanan dan meningkatkan menempati posisi tertentu. Kemudian
kemampuannya (Perka BNPB No. 1 Tahun Ralph Linton dalam Raho (2016)
2012 tentang Pedoman Umum mengartikan peran sebagai ekspresi
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana). dinamis dari status. Seorang individu yang
Kelompok Siaga Bencana telah ada menduduki status tertentu akan
sejak tahun sekitar tahun 2011 namun melaksanakan peran tertentu. Lavinson
keberadaannya belum terlihat. Ada dalam Abdulsyani (2012), menyebutkan
kelurahan yang kelompok Siaga peranan mencakup tiga hal yaitu:
Bencananya aktif dan ada juga yang a. Peranan meliputi norma – norma yang
vakum. Tahun 2017, Walikota Padang dihubungkan dengan posisi atau
Mengeluarkan Instruksi Walikota Padang tempat seseorang dalam masyarakat.
No. 800.83/BPBD-Pdg/II/2017 tentang Hal ini berkaitan denga
Pembentukan/Aktifasi KSB Kelurahan peraturanperaturan yang membimbing
sebagai upaya untuk mengaktifkan kembali seseorang dalam kehidupan.
Kelompok Siaga Bencana yang Sebelum b. Peranan adalah suatu konsep perihal apa
telah terbentuk namun tidak melaksanakan yang dilakukan oleh individu dalam
kegiatan penanggulangan bencana atau masyarakat sebagai organisasi.
vakum. Serta instruksi ini juga di tujukan c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai
untuk Kelurahan yang belum memiliki perikelakuan individu yang penting
Kelompok Siaga Bencana untuk segera bagi struktur sosial masyarakat.
membentuk. Kelompok siaga bencana Johnson & Johnson (2012)
dalam menjalankan aktifitasnya belum mengartikan peran sebagai sejumlah
memiliki aturan atau alur kerja yang jelas harapan untuk melakukan tindakan yang
sehingga kerja Kelompok Siaga Bencana layak dari seorang anggota dalam sauatu
lebih bersifat bykasus, artinya jika ada posisi dengan posisi lain yang
kejadian, ataupun kegiatan-kegiatan yang berhubungan. Dalam menjalankan peran
melibatkan mereka disitulah mereka ada. setiap anggota saling berinteraksi agar
tujuan kelompok dapat tercapai.
Muhardina Jelita, Zikri Alhadi |45
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERANAN KELOMPOK SIAGA BENCANA UNTUK MEWUJUDKAN
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG
Jmiap JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com


Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

Kadangkala peran yang satu saling dalam Kusumasari (2014). Routela, (2006
melengkapi dengan peran yang lain dalam Kusumasari, 2014) menekankan
sehingga suatu peran tidak tercapai tanpa bahwa bencana merupakan sebuah
adanya peran yang lain. Harapan dalam kondisi kerusakan dan goncangan yang
menjalankan suatu peran termasuk hak menyebabkan kehancuran pada struktur
dan kewajiban, kewajiban dalam suatu sosial serta populasi yang terkena dampak
peran adalah hak untuk peran yang lainnya. bencana tidak mampu mengatasi
Selanjutnya Veitzal Rivai (2004), peristiwa tersebut dan membutuhkan
mengartikan peranan sebagai perilaku bantuan pihak luar. Selanjutnya carter
yang diatur dan diharapkan seseorang (1991 dalam Kusumasari, 2014)
dalam posisi tertentu. mengidentifikasikan ada empat
karakteristik yang membedakan bencana
Ada tiga bentuk peranan dalam dengan kejadian lainnya yang terjadi
masyarakat, yaitu : dalam kehidupan manusia. Pertama, fokus
a. sebagai mediator pada kekacauan, yaitu dalam hal
Organisasi sebagai wakil kecepatan serangan, prediksi dan luasnya.
masyarakat dan sebagai pengantar Kedua, kaitan efek atau dampak dari
dalam menjalin kerjasama yang kejadian tersebut terhadap manusia,
harmonis serta mengakomodasi misalnya kematian, cedera, atau penyakit,
kepentingan –kepentingan dan menyebabkan penderitaan. Ketiga,
masyarakat kepada pihak-pihak kerusakan atau kehancuran infrastruktur,
terkait. seperti fasilitas penyangga hidup serta
b. sebagai motivator komunikasi dan layanan penting.
Organisasi sebagai pemberi dan Keempat, adanya kebutuhan terhadap
penanggungjawab utuk bantuan kemanusiaan, seperti perawatan
meningkatkan sumber daya kesehatan, tempat tinggal, makan, pakaian,
anggotanya sebagai modal bagi dan kebutuhan sosial lainnya. Kemudian
kemajuan dimasa depan. dalam Undang-Undang No 24 tahun 2007
c. sebagai fasilitator Pasal 1 ayat (1), disebutkan bahwa
Organisasi bertanggungjawab bencana merupakan peristiwa atau
membantu anggotanya agar rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mampu menangani tekanan mengganggu kehidupan dan penghidupan
situasional maupun tradisional. masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam
Konsep Bencana maupun faktor manusia sehingga
Bencana adalah gangguan serius mengakibatkan timbulnya korban jiwa
terhadap fungsi masyarakat yang manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
mengakibatkan kerugian manusia, harta benda, dan dampak psikologis.
material, atau lingkungan yang luas Bencana dikategorikan kedalam
melebihi kemampuan masyarakat yang tiga jenis, yaitu bencana alam, bencana
terkena dampak dan harus mereka hadapi buatan manusia, dan hibrida. Bencana alam
menggunakan sumber daya yang ada pada merupakan kejadian bencana akibat dari
mereka (Asian Disaster Reduction Centre bahaya alam yang mungkin merupakan
(2003) dan the United Nations (1992) hasil dari dalam (di bawah permukaan
Muhardina Jelita, Zikri Alhadi |46
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERANAN KELOMPOK SIAGA BENCANA UNTUK MEWUJUDKAN
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG
Jmiap JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com


Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

bumi), dari luar/eksternal (topogrfi), cuaca


(meteorologi/hidrologi), dan fenomena Konsep Kesiapsiagaan
biologis. Bencana hasil buatan manusia Kesiapsiagaan dalam UU NO 24
adalah kejadian bencana yang merupakan tahun 2007 tentang Penanggulangan
hasil keputusan atau perbuatan manusia. Bencana merupakan serangkaian kegiatan
Bencana buatan manusia yang sacara tiba- yang dilakukan untuk mengantisipasi
tiba terjadi meliputi runtuhnya struktur bencana melalui pengorganisasian serta
bangunan, dan tambang yang terjadi melalui langkah yang tepat guna dan
dengan sendirinya, tanpa ada paksaan atau berdaya guna. Nick Carter (dalam Deny
pengaruh dari luar. Bencana hibrida muncul Hidayati, 2006) mengemukakan
dari keterkaitan antara hubungan kesiapsiagaan dari suatu pemerintahan,
antropogenik (buatan manusia) dan suatu kelompok masyarakat atau individu
kejadian alam. Contoh dari bencana hibrida merupakan tindakan-tindakan yang
adalah menyebarkan penyakit penyakit dari memungkinkan pemerintahan, organisasi-
masyarakat yang terkena wabah kepada organisasi, masyarakat, komunitas dan
masyarakat yang tidak memiliki sistem individu untuk mampu menanggapi suatu
kekebalan tubuh alami, hancurnya hutan situasi bencana secara cepat dan tepat guna.
belantara yang menyebabkan erosi tanah, Tindakan kesiapsiagaan meliputi kegatan
dan adanya polusi laut akibat dari penyusunan rencana penanggulangan
pembuangan minyak atau produk-produk bencana, pemeliharaan sumber daya dan
bahan kimia secara sengaja. (Kusumasari, pelatihan personil. Gregg dalam Dodon
2014). (2013) mengatakan menjelaskan bahwa
Undang-Undang No 24 tahun 2007 kesiapsiagaan bertujuan untuk
menyebutkan ada 3 jenis bencana yaitu : meminimalkan efek samping bahaya
a. Bencana Alam adalah bencana yang melalui tindakan pencegahan yang efektif,
diakibatkan oleh peristiwa atau tepat waktu, memadai, efesiensi untuk
serangkaian peristiwa yang tindakan tanggap darurat dan bantuan saat
disebabkan oleh alam antara lain bencana. Kesipasiagaan bertujuan untuk
berupa gempa bumi, tsunami, mengantisipasi masalah dan sumber daya
gunung meletus, banjir, kekeringan, tempat yang yang diperlukan untuk
angin topan, dan tanah longsor. memberikan respons secara efektif sebelum
b. Bencana Non-alam adalah bencana bencana terjadi (Kreps, 1991; Mileti, 1991
yang diakibatkan oleh peristiwa atau dalam Kusumasari, 2014).
rangkaian peristiwa nonalam yang LIPI-UNESCO/ISDR (2006)
antara lain berupa gagal teknologi, melakukan pengembangan framework
gagal modernisasi, epidemi, dan kajian kesiapsiagaan masyarakat untuk
wabah penyakit mengantisipasi bencana alam yang dimulai
c. Bencana Sosial adalah bencana yang dengan melakukan kajian terhadap faktor-
diakibatkan oleh peristiwa atau faktor kritis yang mempunyai pengaruh
serangkaian peristiwa yang signifikan terhadap masyarakat dalam
diakibatkan oleh manusia yang menghadapi bencana alam. Dalam kajian
meliputi konflik sosial itu terdapat 5 faktor kritis kesiapsiagaan
antarkelompok atau antarkomunitas untuk mengantisipasi bencana alam,
masyarakat, dan teror. terutama gempa bumi dan tsunami, yang
Muhardina Jelita, Zikri Alhadi |47
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERANAN KELOMPOK SIAGA BENCANA UNTUK MEWUJUDKAN
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG
Jmiap JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com


Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

kemudian disepakati menjadi parameter dijabarkan kedalam kedalam tiga


dalam assessment framework yaitu: variabel :
1) Pengetahuan dan sikap terhadap resiko (a) Jenis-jenis kebijakan kesiapsiagaan
bencana untuk mengantisipasi bencana alam,
Pengetahuan merupakan kunci utama seperti organisasi
kesiapsiagaan pengetahuan yang pengelolabencana, rencana aksi
dimiliki dapat mempengaruhi sikap untuk tanggap darurat, sistem
dan kepedulian masyarakat untuk siap peringatan bencana, pendidikan
dan siaga dalam mengatasi bencana, masyarakat dan alokasi bencana
terutama masyarakat yang bertempat (b)Peraturan-peraturan yang relevan
tinggal di daerah rawan bencana. seperti perda dan SK
Parameter ini dijabarkan kedalam (c) Panduan-panduan yang relevan
variabel :
(a) Pemahaman tentang bencana alam 3) Rencana untuk kegiatan darurat
(b)Pemahaman tentang kerentanan bencana
linkungan Rencana merupakan bagian penting
(c) Pemahaman tentang ketentanan dalam kesiapsiagaan, terutama
bangunan fisik dan fasilitas-fasilitas berkaitan dengan evakuasi,
penting untuk keadaan darurat pertolongan, dan penyelamatan, agar
bencana korban dapat diminimalkan. Parameter
(d)Sikap dan kepedulian terhadap ini dijabarkan kedalam delapan
resiko bencana variabel :
(a) Organisassi pengelola bencana
2) Kebijakan dan panduan termasuk kesiapsiagaan bencana,
Kebijakan kesiapsiagaan bencana alam (b)Rencana evakuasi, termasuk lokasi
sangat penting dan merupakan upaya dan tempat evakuas, peta, jalur, dan
konkrit untuk melaksanakan kegiatan rambu-rambu evakuasi,
siaga bencana. Kebiajakan yang (c) Posko bencana dan prosedur tetap
signifikan berpengaruh terhadap (protap) pelaksanaan
kesiapsiagaan, meliputi pendidikan (d)Rencana pertolongan pertama,
publik, emergency planning, sistem penyelamatan, keselamatan dan
peringatan bencana dan mobilisasi keamanan, ketika terjadi bencana
sumberdaya, pendanaan, organisasi (e) Rencana pemenuhan kebutuhan
pengelola, SDM, dan fasilitas-fasilitas dasar, termasuk makanan,
penting dalam kondisi darurat. minuman, pakaian, tempat/tenda
Kebijakan-kebijakan tersebut pengungsian, air bersih, MCK dan
dituangkan dalam berbagai bentuk sanitasi lingkungan, kesehatan dan
seperti SK atau Perda yang disertai informasi tentang bencana dan
dengan job description yang jelas. korban.
Agar kebijakan dapat (f) Peralatan dan perlengkapan
diimplementasikan dengan optimal, evakuasi
maka dibutuhkan panduan (g)Fasilitas-fasilitas penting untuk
operasionalnya. Parameter ini keadaan darurat (rumah sakit/posko
kesehatan, pemadam kebakaran,
Muhardina Jelita, Zikri Alhadi |48
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERANAN KELOMPOK SIAGA BENCANA UNTUK MEWUJUDKAN
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG
Jmiap JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com


Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

PDAM, TEKOM, PLN, Pelabuhan (b) Sumber daya manusia termasuk


dan bandara) ketersediaan personel dan
(h)Latihan dan simulasi evakuasi relawan, keterampilan, dan
keahlian
4) Sistem peringatan bencana (c) Bimbingan teknis dan penyediaan
Sistem ini meliputi tanda peringatan bahan dan materi kesiapsiagaan
dan distribusi informasi akan bencana alam
terjadinya bencana. Dengan adanya (d) Mobilisasi dana
sitem peringatan ini masyarakat dapat (e) Koordinasi dan komunikasi antar
melakukan tindakan yang tepat untuk stakeholders yang terlibat dalam
mengurangi korban jiwa. Harta benda, kesiapsiagaan bencana
atau kerusakan lingkungan. Untuk itu (f) Pemantauan dan evaluasi kegiatan
diperlukan adanya latihan dan kesiapsiagaan bencana.
simulasi. Parameter ini dijabarkan
kedalam tiga variabel :
(a) Sistem peringatan bencana secara Metode
tradisional, yang telah
berkembang/berlaku secara umum Penelitian ini menggunakan
turun temurun, dan/atau pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitaian
kesepakatan lokal ini dilakukan di Kecamatan Padang Utara
(b) Sistem peringatan bencana Kota Padang. Data yang digunakan dalam
berbasis teknologi yang penelitian ini adalah data primer dan data
bersumber dari pemerintah, sekuder. Data dalam penelitian ini
termasuk instalasi peralatan, tanda diperoleh melalui hasil wawancara dan
peringatan, diseminasi informasi studi dokumentasi. Informan dalam
peringatan dan mekanismenya penelitian ini ditentukan dengan
(c) Latihan dan simulasi menggunakan metode pusrposive dan
insidental.
5) Kemampuan untuk memobilisasi Penelitian ini melibatkan informan
sumber daya antara lain BPBD Kota Padang, Pihak
Sumber daya yang tersedia, baik Kelurahan, Pihak Kecamatan, Kelompok
sumber daya manusia, maupun Siaga Bencana Kelurahan, Kelompok Siaga
pendanaan, sarana dan prasarana Bencana Kecamatan, masyarakat dan LSM.
penting untuk kegiatan darurat Analisis data diawali dengan melakukan
merupakan potensi yang dapat reduksi data, penyajian data, penarikan
mendukung atau sebaliknya menjadi kesimpulan dan verifikasi. Uji keabsahan
kendala dalam kesiapsiagaan bencana. data dalam penelitian ini menggunakan
Maka dari itu mobilisasi sumber daya teknik triangulasi.
menjadi menjadi faktor yang krusial.
Parameter ini dijabarkan kedalam Hasil Penelitan dan Pembahasan
variabel berikut :
(a) Pengaturan kelembagaan dan Kusumasari (2014) memandang
sistem komando perkumpulan masyarakat diperlukan
karena masyarkat lokal mengetahui
kebutuhan yang terbaik bagi mereka.
Muhardina Jelita, Zikri Alhadi |49
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERANAN KELOMPOK SIAGA BENCANA UNTUK MEWUJUDKAN
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG
Jmiap JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com


Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

Dalam mewujudkan kesiapsiagaan disertakan dalam kurukulum sekolah,


masyarakat di kecamatan Padang Utara, selain itu juga diperlukan tersedianya
peran KSB sangat penting karena mereka hotline agar masyarakat dapat
berada di wilayah administratif terendah menghubungi jika terjadi bencana.
dan berada di tengah-tengah masyarakat.
Suatu upaya yang dilakukan untuk Dalam menjalankan perannya untuk
memberikan peran yang lebih besar bagi mewujudkan kesiapsiagaan masyarakat,
masyarakat diciptakan suatu pendekatan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik
berbasis masyarakat pada tahun 2005 untuk faktor pendorong maupun faktor
mendorong dan mengundang partisipasi penghambat. Faktor yang mempengaruhi
yang lebih aktif dari anggota masyarakat peranan Kelompok Siaga Bencana tersebut
agar dapat menyampaikan ide-ide dalam adalah sebagai berikut :
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
program-program kesiapan, kesiapsiagaan, 1. Faktor Pendorong
darurat, respons, dan pemulihan (Disaster Kelompok Siaga Bencana dalam
Preparedness Centre Asia, 2008 dalam menjalankan perannya pada saat pra
Kusumasari, 2014). Sehingga mereka yang bencana didorong oleh, kondisi geografis
diharapkan paling memahami kondisi wilayah kecamatan Padang Utara yang
masyarakatnya di wilayah mereka berada. merupakan zona merah bencana terutama
Dalam Perka BNPB No 17 Tahun 2011 gempa bumi dan tsunami; adanya program
tentang Pedoman Relawan dari pemerintah baik itu dari tingkat global
Penanggulangan Bencana, Pada saat pra hingga daerah, memiliki program
bencana Kelompok Siaga Bencana peningkatan kesiapsiagaan; kemudian
berperan dalam kegiatan pencegahan, aspek terpernting nya adalah adanya
mitigasi dan kesiapsiagaan. Dalam kemauan dari masyarakat sendiri dengan
membangun kesiapsiagaan masyarakat jiwa sosial yang di miliki untuk bersama
KSB berperan dalam memberikan sama membangun masyarakat.
sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. a. Kondisi geografis wilayah
Sosialisasi yang diberikan berupa simulasi- Secara geografis wilayah
simulasi. Edukasi yang diberikan oleh kecamatan Padang Utara yang
kelompok siaga bencana kapada merupakan salah satu zona merah
masyarakat berupa penyuluhan- bencana terutama gempa bumi dan
penyuluhan ke rumah-rumah dan sekolah- tsunami menjadi salah satu faktor yang
sekolah yang ada di wilayah masing- membuat KSB ada, membantu warga
masing. Kemudian Kusumasari (2014) yang terkena musibah bencana.
mengatakan bahwa dalam mengelola Potensi bencana yang terjadi di
bencana diperlukan tersedianya penyebaran Kecamatan Padang Utara dilihat
informasi kepada seluruh masyarakat, berdasarkan Dokumen Kajian Risiko
karena dalam banyak kasus informasi Bencana Kota Padang Sumatera
tentang bahaya yang mengancam Barat Tahun 2014-2018 dapat dilihat
masyarakat jarang disebarluaskan kepada bahwa potensi bencana tergolong pada
masyarakat. Informasi lainnya yang bahaya kelas tinggi untuk jenis
diperlukan oleh masyarakat adalah tentang bencana Banjir dengan indeks
cara menjaga keamanan dan ini bisa bahaya 0,818, Tsunami dengan
Muhardina Jelita, Zikri Alhadi |50
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERANAN KELOMPOK SIAGA BENCANA UNTUK MEWUJUDKAN
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG
Jmiap JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com


Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

indeks bahaya 0,905, gelombang penduduk terpapar 59 jiwa (diolah


ekstrim dan abrasi pantai dengan dari Dokumen Kajian Resiko
indeks bahaya 0,816, dan gagal Bencana Kota Padang Sumatera Barat
teknologi dengan indeks bahaya 0,704. 2014-2018).
Untuk jenis bencana yang tergolong Bencana ini juga menimbukan
pada kelas sedang adalah bencana banyak kerugian baik itu kerugian
gempa bumi dengan indeks bahaya ekonomi maupun kerusakan
0,550, tanah longsor dengan indeks lingkungan. Kerugian rupiah yang
bahaya 0,583, kebakaran hutan dan diakibatkan oleh bencana, yakni
lahan dengan indeks bahaya 0,385, kerugian fisik dan ekonomi untuk
dan bencana kekeringan dengan indeks wilayah kecamatan Padang Utara
bahaya 0,666. Sementara itu untuk berada pada kelas Tinggi untuk
jenis bencana epidemi dan wabah bencana kekeringan dengan indeks
penyakit dengan indeks bahaya 0,333 1,000. Sedangkan yang berada pada
potensinya tergolong pada kelas kelasa sedang ada beberapa jenis
rendah (diolah dari Dokumen Kajian bencana diantara nya bencana beanjir
Resiko Bencana Kota Padang dengan indeks 0, 400; gempa bumi
Sumatera Barat 2014-2018). dengan indeks 0,480; tsunami dengan
Selain itu tingkat kerentanan indeks 0,395; cuaca ekstrim dengan
masyarakat Kecamatan Padang Utara indeks 0,480; gelombang ekstrim dan
dilihat juga dari jumlah penduduk abrasi dengan indeks 0,352; epidemi
yang terpapar dan kelompok dan wabah penyakit dengan indeks
masyarakat rentan berada pada kelas 0,400; gagal teknologi. Tanah
tinggi dengan indeks 0,866 untuk jenis longsor dengan indeks 0,191 dan
bencana Banjir dengan jumlah kebakarakan hutan & lahan dengan
penduduk terpapar 65.662 jiwa; indeks 0,260 berada pada kelas rendah.
gempa bumi dengan jumlah Selanjutnya kerusakan lingkungan
penduduk terpapar 68.480 jiwa; yang di akibatkan oleh terjadinya
tsunami jumlah penduduk terpapar bencana berada pada kelas sedang
98.119 jiwa; cuaca ekstrim jumlah untuk beberapa je nis bencana yaitu
penduduk terpapar 69.491 jiwa; banjir dengan indeks 0,357; tsunami
gelombang ekstrim dan abrasi jumlah dengan indeks 0,443; gelombang
penduduk terpapar 36.119 jiwa; ekstrim dan abrasi dengan indeks
kebakaran hutan dan lahan jumla h 0,441; kebakaran hutan dan lahan
penduduk terpapar 66.447 jiwa; dengan indeks 0,357; epidemi dan
epidemi dan wabah penyakit jumlah wabah penyakit dengan indeks 0,357;
penduduk terpapar 69,512 jiwa; dan kekeringan dengan indeks 0,381.
kekeringan jumlah penduduk dan tergolong rendah untuk bencana
terpapar 69.151 jiwa; dan gagal tanah longsor dan gagal teknologi.
teknologi jumlah penduduk terpapar Oleh karena itu, Pemerintah
69.751 jiwa. Sedangkan untuk jenis berupaya untuk meminimalkan
bencana tanah longsor berada pada kerugian dan risiko yang di timbukan
kelas sedang dengan indeks penduduk jika bencana terjadi. Pemerintah
terpapar 0,466 dengan jumlah Daerah berupaya meminimalkan
Muhardina Jelita, Zikri Alhadi |51
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERANAN KELOMPOK SIAGA BENCANA UNTUK MEWUJUDKAN
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG
Jmiap JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com


Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

adanya nya korban jiwa pada setiap c. Adanya Nilai-Nilai Kemanusiaan


kejadian bencana. Salah satu upaya Kelompok Siaga Bencana
tersebut dengan meningkatkan merupakan relawan penanggulangan
kesiapsiagaan di semua tingkat. Upaya bencana yang berada di tingkat
meningkatkan kesiapsiagaan di tingkat masyarakat. Adanya KSB tidak lepas
masyarakat tidak mungkin hanya bisa dari adanya msyarakat yang memiliki
dijangkau oleh SDM yang dimiliki jiwa sosial tinggi sehingga bisa
oleh BPBD Kota Padang sehingga memberikan sebagian waktunya untuk
adanya kelompok-kelompok relawan melakukan kegiatan sosial. KSB
yang ada di tingkat masyrakat sangat bekerja membantu masyarakat untuk
membantu kerja BPBD dalam mendapatkan informasi-informasi
penanggulangan bencana. tentang bencana yang terjadi di daerah
b. Adanya Program Pemerintah mereka. Anggota KSB pada dasarnya
Adanya Kelompok Siaga ada karena niat baik, karena orang-
Bencana tak lepas dari adanya orang yang tergabung dalam kelompok
program yang lah direncanakan oleh siaga bencana tidak mendapatkan gaji.
pemerintah, baik secara gobal, Mereka bekarja sebagai bentuk
nasional maupun di tingkat daerah. pengabdian. Oleh karena itu orang-
Program program peningkatan orang yang tergabung dalam KSB
kapasitas untuk diharapkan dapat secara jumlah tidaklah banyak rata-rata
membangun kesiapsiagaan di dalam hanya 20 orang bahkan ada juga yang
menghadapi bencana dan mengurangi hanya sebanyak 15 orang. Namun
potensi korban akibat terjadinya anggota yang tergabung dalam
bencana. Pemerintah juga kepengurusan tidak semua yang aktif.
mencanangkan program untuk Tanpa adanyanya jiwa sosial
mengantisipasi risiko bencana. kemanuasian yang dimiliki oleh
melalui program Padang Kota anggota KSB, maka Kelompok Siaga
Cerdas Bencana. Outcome yang ingin Bencana tidak mungkin terbentuk.
dicapai dalam program Padang Kota Kelompok Siaga Bencana merupakan
Cerdas bencana adalah terbentuknya kelompok relawan kebencanaan yang
Kelurahan Cerdas Bencana, Keluarga memiliki konsep kerjasama dengan
Cerdas Bencana, Sekolah Cerdas tulus dan ikhlas tanpa mengharapkan
Bencana, Kampus Cerdas Bencana, imbalan.
Tempat Les Cerdas Bencana, Rumah 2. Faktor Penghambat
Sakit Cerdas Bencana, Rumah Ibadah Penulis mengidentifikasi beberapa
Cerdas Bencana, Pasar Cerdas hal yang menjadi faktor penghambat
Bencana, Mall Cerdas Bencana dan bagi KSB dalam menjalankan perannya
Hotel Cerdas Bencana. Terbentuk antara lain :
nya kelurahan cerdas bencana dan 1) Sarana dan Prasarana Penunjang
Keluarga Cerdas Bencana melibatkan Kegiatan
peran penting dari Kelompok Siaga Sarana dan prasarana
Bencana sebagai unsur yang berada merupakan faktor penunjang
paling dekat dengan masyarakat di kegiatan KSB. Sarana dan Prasarana
masing-masing kelurahan. tersebut dapat berupa Handy Talky
Muhardina Jelita, Zikri Alhadi |52
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERANAN KELOMPOK SIAGA BENCANA UNTUK MEWUJUDKAN
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG
Jmiap JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com


Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

(HT), radio rig, dan lain-lain. Namun anggota. Begitu juga dengan KSB
KSB yang ada di masing-masing yang ada di ATT yang kurang aktif
kelurahan yang ada di kecamatan dalam kegiatan pra-bencana.
Padang Utara, tidak memiliki sarana Kelompok siaga bencana
dan prasana tersebut. menjalankan tanggungjawab kalau
2) Tidak adanya dana Operasional ada bencana yang menimpa
kegiatan masyarakat.
Masalah utama yang dialami 4) Sulitnya mengubah paradigma
pemerintah dalam daerah dalam masyarakat terhadap bencana.
penanngulangan bencana adalah Dalam melaksanakan sosialisasi
masalah anggaran serta edukasi anggota KSB tidak
(Kusumasari,2014). Kelompok Siaga selalu diterima di tengah masyarakat,
Bencana merupakan kelompok di masih ada juga masyarakat yang tidak
tingkat masyarakat yang bekerja peduli dan tidak menerima kehadiran
secara sukarela atau yang disebut anggota KSB jika melakukan
juga relawan penanggulangan sosialisasi. Kusumsari(2014)
bencana. Namun hal ini juga bertolak mengatakan bahwa bagi sebagian
belakang dengan kondisi anggota orang bencana masih dipandang
KSB itu sendiri berasal dari latar sebagai peristiwa langka dan
belakang berbeda dan tidak merupakan hukuman dari Tuhan.
semuanya memiliki penghasilan
tetap. Sehingga KSB menjadi tidak Kesimpulan
aktif dan tidak memiliki kegiatan dan
keberadaannya pun tidak terlihat. Kelompok Siaga Bencana di kecamatan
3) Kurangnya partisipasi anggota KSB Padang Utara berperan dalam memberikan
dalam menjalankan tugasnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
KSB merupakan kelompok Berbagai faktor mempengaruhi KSB
relawan penanggulangan bencana di dalam menjalankan perannya, diantaranya
tigkat masyarakat. Anggota KSB adalah :
terdiri dari berbagai latar belakang a. Faktor Pendorong, beberapa hal
pendidikan, pekerjaan dan lainnya yang mendorong KSB memiliki
yang beraneka ragam. Namun fakta peran dalam penanggulangan
di lapangan bahwa tidak aktivnya bencana saat pra bencana di
KSB dalam menjalankan kegiatan Kecamatan Padang Utara adalah :
nya dikarenakan kurangnya 1) Kondisi geografis serta
partisipasi anggota. Seperti KSB monografi kecamatan Padang
yang ada di kelurahan Air Tawar Utara yang merupakan daerah
Barat, KSB sudah ada sejak sekitar bencana seperti banjir, abrasi
tahun 2012 namun dalam pantai, serta termasuk zona
kepengurusannya vakum. Sejak merah bencana gempa bumi
kepengurusan yang baru di tahun dan tsunami
2018 KSB belum pernah 2) Adanya program pemerintah,
mengadakan pertemuan-pertemuan peningkatan kesiapsiagan
karena kurang nya partisipaai untuk menghadapi bencana
Muhardina Jelita, Zikri Alhadi |53
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERANAN KELOMPOK SIAGA BENCANA UNTUK MEWUJUDKAN
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG
Jmiap JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com


Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

melibatkan peran aktif Dodon. 2013. “Indikator Dan Perilaku


masyarakat. Kesiapsiagaan Masyarakat Di
3) Adanya jiwa sosial Permukiman Padat Penduduk Dalam
kemanusiaan dalam diri Antisipasi Berbagai Fase Bencana
anggota KSB Banjir”. Jurnal Perencanaan Wilayah
b. Faktor Penghambat, beberapa hal dan Kota, Vol. 24 No. 2, Agustus
yang menjadi kendala KSB dalam 2013, hlm.125 – 140
menjalankan perannya adalah : Hidayati, Deni. 2008. “ Kesiapsiagaan
1) Terbatasnya sarana dan Masyarakat: Paradigma Baru
prasarana penunjang kegiatan KSB. Penanggulangan Bencana Alam di
2) Tidak adanya dana operasional INdonesia”. Jurnal Kependudukan
KSB. Indonesia Vol. III, No. 1, 2008.
3) Kurang nya partisipasi/ Oktiari, Dian & Manurun, Sudomo. 2010. “
kepedulian sebagian anggota KSB. Model Geospasial Potensi
4) Sulitnya mengubah paradigma Kerentanan Tsunami Kota Padang”.
masyarakat terhadap bencana. Jurnal Meteorologi dan Geofisika
Vol, II No.2-November 2010, Hal
140-146
Daftar Pustaka Tim Kajian LIPI-UNESCO/ISDR. 2006.
Buku “Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat
Abdulsyani. 2012. Sosiologi : Skematika, Dalam mengantisipasi Bencana
Teori, dan Terapan. Jakarta : Bumi Gempa Bumi dan Tsunami
Aksara
Johnson, David W. & Johnson, Frank P. Dokumen Resmi
2012. Dinamika Kelompok: Teori Dokumen Kajian Resiko Bencana Kota
Dan Keterampilan. Edisi Padang Sumatera Barat 2014 – 2018
Kesembilan. Jakarta : Indeks. Dokumen Rencana Penanggulangan
Kusumasari, Bevaola. 2014. Manajemen Bencana Kota Padang 2014-2019
Bencana dan Kapabilitas Pemerintah Pemerintah Kota Padang. 2017.Gran
Lokal. Yogyakarta : Gava Media Design Padang Kota Cerdas
Nurjannah, dkk. 2013. Manajemen Bencana
Bencana. Bandung : Alfabeta. Peraturan Kepala BNPB No 1 Tahun 2012
Raho, Bernard. 2016. Sosiologi. Tentang Pedoman Umum
Yogyakarta : Ledalero Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
Peraturan Kepala BNPB NO 17 tahun 2011
Atikel/Jurnal tentang Pedoman Relawan
Alhadi, Zikri & Samita, Siska. 2014. Penaggulangan Bencana
“Kesiapsiagaan Masyarakat Kota Undang-Undang No 24 Tahun 2007
Padang Dalam Menghadapi Resiko Tentang Penanggulangan Bencana
Bencana Gempa Dan Tsunami
Berbasis Kearifan Lokal (Studi Internet
Kesiapsiagaan Terhadap Resiko
Bencana)”. Jurnal Humanus Vol. WorldBank Group. (2009). Ringkasan
XIII No.2 Th. 2014. Eksekutif. Sumber:
Muhardina Jelita, Zikri Alhadi |54
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERANAN KELOMPOK SIAGA BENCANA UNTUK MEWUJUDKAN
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG
Jmiap JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com


Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

http://siteresources.worldbank.org/ diakses
23 Maret 2018

Muhardina Jelita, Zikri Alhadi |55


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERANAN KELOMPOK SIAGA BENCANA UNTUK MEWUJUDKAN
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG

You might also like