Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Teknik Sipil ISSN 2088-9321

Universitas Syiah Kuala ISSN e-2502-5295


pp. 1- 10

ANALISA PROBABILITAS PEMILIHAN MODA ANTARA


MOBIL PRIBADI, ANGKUTAN UMUM MINIBUS AC, DAN
MINIBUS NON AC
(STUDI KASUS B. ACEH-LHOKSEUMAWE)

Dewi Suswati1, Renni Anggraini 2, Sugiarto3


1)
Mahasiswa Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email: dewisuswati80@yahoo.com
2,3)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111, email:
renni.anggraini@unsyiah.ac.id 2, sugiarto@unsyiah.ac.id3

Abstract: Improvement of public transportation in serving society became requirement and


inevitability, because it will be impact on the competition between of public transportation
intercity. Banda Aceh as the capital connected with other cities in the process of commodity
distribution and handles the passengers, one of the cities is Lhokseumawe which located
between Banda Aceh and Medan. The purpose of this paper is to analyze modes selection
model between private cars and public transport. In this study there are three modes to be
review between private cars, minibus with AC and minibus without AC. Data collection done
by survey and distributing questionnaires which have been designed on stated preference
methods, each mode of transportation to be as base outcome. Model based discrete choice and
analyzed by multinomial logit model approach with using software STATA 10. The results
showed that value of the utilities on each modes are (0) private cars base outcome: minibus
with AC utility = 0,66, and minibus without AC utility = -7,76, (1) minibus with AC base out-
come: private cars utility = 1,72, and minibus without AC utility = -7,76, (2) minibus without
AC base outcome: private cars utility = 10,23, and minibus with AC utility = 9,23. Probability
of transportation elected which be used based on the utilities of each modes are: P (private car) =
34,11%, P (minibus with AC) = 15,22%, and P (minibus without AC) = 50,68%.
Keywords : Stated preference, multinomial logit, private cars, minibuswith AC, minibus with-
out AC

Abstrak: Peningkatan moda transportasi umum dalam melayani pergerakan masyarakat men-
jadi suatu keharusan dan tak terhindarkan, sehingga akan berdampak pada terjadinya kompetisi
antar moda angkutan umum penumpang antar kota. Dalam proses distribusi barang dan
penumpang Kota Banda Aceh terhubung dengan kota-kota lain, salah satunya adalah Kota
Lhokseumawe yang berada diantara Banda Aceh dan Medan. Penelitian ini bertujuan
menganalisis besaran kebutuhan setiap moda melalui pembangunan model pemilihan moda an-
tara kendaraan pribadi dan angkutan umum. Dalam penelitian ini terdapat tiga moda yang
dikaji, yaitu moda mobil pribadi, minibus AC dan minibus non AC. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah survei dan kuesioner. Kuesioner didesain dengan metode stated prefer-
ence. Pembangunan model dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak STATA 10 dan
masing-masing moda angkutan dijadikan sebagai base outcome (pembanding). Model berbasis
model pemilihan diskret dianalisis dengan pendekatan multinomial logit model. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai utilitas pada masing-masing moda yaitu untuk base out-
come mobil pribadi dengan nilai utilitas minibus AC = 0,66, dan nilai utilitas minibus non AC
= -7,76, untuk base outcome minibus AC dengan nilai utilitas mobil pribadi = 1,72, dan nilai
utilitas minibus non AC = -7,76, serta untuk base outcome minibus non AC dengan nilai utili-
tas mobil pribadi = 10,23, dan nilai utilitas minibus AC = 9,23. Diperoleh probabilitas ter-
pilihnya moda transportasi yang akan digunakan berdasarkan utilitas masing-masing moda yai-
tu sebagai berikut: P(mobil pribadi) = 34,11%, P(minibus AC) = 15,22%, dan P(minibus non AC) = 50,68%.

Kata kunci : Stated preference, multinomial logit, mobil pribadi, minibus AC, minibus non AC

Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September, 2017


-1
Transpotasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Pada suatu pergerakan antar kota, faktor yang dapat menjelaskan probabilitas pelaku
pemilihan moda memegang peranan yang perjalanan dalam memilih moda transportasi
cukup penting, seseorang yang akan bergerak antara mobil pribadi, minibus AC dan minibus
dari satu kota ke kota lain tentu akan non AC
mempertimbangkan banyak hal yaitu apakah
KAJIAN KEPUSTAKAAN
pergerakan yang dilakukannya akan meng-
Miro (2002) berpendapat bahwa pemili-
gunakan kendaraan pribadi ataukah akan
han moda transportasi merupakan suatu
menggunakan angkutan umum, banyak
tahapan proses perencanaan angkutan yang
pilihan moda transportasi yang dapat diguna-
bertugas untuk melakukan pembebanan
kan.
perjalanan atau mengetahui jumlah orang dan
Dalam proses distribusi barang dan
barang yang akan menggunakan atau memilih
penumpang Kota Banda Aceh terhubung
berbagai moda transportasi yang tersedia
dengan kota-kota lain, salah satunya adalah
untuk melayani suatu titik asal-tujuan tertentu,
Kota Lhokseumawe yang berada diantara
demi beberapa maksud perjalanan tertentu
Banda Aceh dan Medan, sehingga kota ini
pula. Bentuk alat (moda) transportasi atau jenis
merupakan jalur vital distribusi perdagangan
pelayanan transportasi secara umum dibagi
di Aceh.
atas dua kelompok besar moda transportasi,
Interaksi yang terjadi begitu besar di
yaitu sebagai berikut.
kedua kota ini telah berdampak pada
1. Kendaraan pribadi (private transportation)
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan
Moda transportasi yang dikhususkan buat
sarana transportasi. Peningkatan kuantitas dan
pribadi seseorang dan seseorang itu bebas
kualitas moda transportasi umum dalam
memakainya kemana saja, dimana saja dan
melayani pergerakan masyarakat menjadi
kapan saja dia mau, bahkan mungkin juga dia
suatu keharusan dan tak terhindarkan.
tidak memakainya sama sekali.
Selain mobil pribadi angkutan umum
2. Kendaraan umum (public transportation)
penumpang eksisting yang melayani rute
Moda transportasi yang diperuntukkan
Banda Aceh-Lhokseumawe sekarang ini
buat orang banyak, kepentingan bersama,
adalah minibus AC, dan minibus non AC,
menerima pelayanan bersama, mempunyai
yang memiliki kelebihan dan kelemahan yang
arah dan titik tujuan yang sama serta terikat
tentunya menjadi salah satu dasar
dengan peraturan trayek yang sudah
pertimbangan pelaku perjalanan dalam
ditentukan dan jadwal yang sudah ditetapkan
melakukan pemilihan moda.
dan para pelaku perjalanan harus wajib
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menyesuaikan diri dengan ketentuan-
mengetahui karakteristik pelaku perjalanan
ketentuan tersebut apabila angkutan umum ini
dan menentukan suatu model pemilihan moda
sudah mereka pilih.
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September, 2017
2-
Transpotasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

kendaraan pribadi atau para transit


Faktor-faktor yang Dapat melakukan pergerakan;
Mempengaruhi Pemilihan Moda c. Jarak perjalanan. Jarak perjalanan yang
Tamin (2000) bahwa faktor-faktor yang jauh akan mengakibatkan pelaku
mempengaruhi oleh pelaku perjalanan dapat perjalanan lebih memilih menggunakan
dikelompokkan sebagai berikut. angkutan umum dengan alasan
1. Karakteristik pengguna jalan kenyamanan dan menghindari kelela-
a. Ketersediaan atau pemilihan kendaraan han yang berlebihan jika dibandingkan
pribadi. Semakin tinggi kepemilikan dengan menggunakan kendaraan pri-
kendaraan pribadi maka akan semakin badi.
rendah kecenderungan pelaku perjalan- 3. Karakteristik fasilitas moda transportasi
an untuk menggunakan angkutan a. Faktor kuantitatif, meliputi : waktu
umum; perjalanan; biaya transportasi (tarif
b. Kepemilikan Surat Izin Mengemudi angkutan, biaya bahan bakar); dan
(SIM); ketersediaan ruang parkir dan tarif
c. Struktur rumah tangga seperti pasangan parkir.
muda, keluarga dengan anak, pensiunan, b. Faktor kualitatif, meliputi : kenya-
bujangan dan lain-lain; manan; keamanan; Keandalan dan
d. Pendapatan. Semakin tinggi tingkat keteraturan; dan lain-lain.
penghasilan akan memungkinkan se- c. Ciri kota atau zona meliputi jarak
makin meningkatkan penggunaan ken- perjalanan dari pusat kota dan dari
daraan pribadi; dan daerah kepadatan penduduk.
e. Faktor-faktor lain misalnya keharusan
Teknik Stated Preference (SP)
menggunakan mobil ke tempat kerja
Sebuah pendapat dikemukakan oleh
dan keperluan mengantar anak ke
Tamin (2000) bahwa Teknik Stated Preference
sekolah.
(SP) merupakan suatu pendekatan kepada

2. Karakteristik perjalanan responden dalam memilih alternatif terbaiknya

a. Tujuan perjalanan. Perjalanan dengan dengan membuat suatu alternatif hipotesa

tujuan sekolah atau bekerja tentunya situasi (hypothetical situation). Hipotesa

berbeda penggunaan modanya dengan situasi tersebut dibuat berdasarkan desain

tujuan rekreasi atau belanja; eksperimen (experimental design) yang

b. Waktu terjadinya perjalanan. Perjalanan menjadi pedoman dalam membuat kuesioner

yang dilakukan tengah malam, dimana yang diberikan kepada responden. Kuesioner

fasilitas angkutan umum tidak tersedia, tersebut berisi pertanyaan mengenai pilihan

kemungkinan akan menggunakan apa yang mereka inginkan atau bagaimana


mereka membuat rangking/rating atau pilihan
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September, 2017
-3
Transpotasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

tertentu dalam satu atau beberapa situasi pada seluruh atribut yang termasuk dalam
dugaan. stated preference. Umumnya fungsi utilitas
Keunikan dari teknik stated preference ini berbentuk linier, sebagai berikut :
adalah terletak pada kebebasan dalam
Uj = a0 + a1.x1 + a2.x2 +.... + an.xn (1)
membuat suatu desain eksperimen untuk
menemukan variasi yang sesuai bagi Dimana :
kepentingan analisis dan penelitian. Hal ini Uj = Utilitas pilihan j;
harus diimbangi dengan kepastian jawaban a0... an = Model utilitas; dan
x1... xn = Atribut alternatif.
dari responden yang harus bersifat realistis dan
Tujuan analisa adalah menentukan esti-
masuk akal.
masi nilai a0 sampai an disebut sebagai “bobot
a. Identifikasi Preferensi (Identification of pilihan” atau “komponen utilitas”, berarti
Preference) menetapkan efek relatif setiap atribut pada
Cara yang dipakai untuk mengumpulkan seluruh utilitas.
informasi pada preferensi dalam penelitian ini
yaitu: Rating Responses (Functional Measure- c. Estimasi Parameter Stated Preference
ment). Dalam teknik ini, responden meng- Metode Regresi yang digunakan dalam
ekspresikan derajat pilihan terbaiknya, dengan mengestimasi parameter yang mempengaruhi
skala semantik atau numerik. Skala tersebut model pemilihan moda menggunakan metode
didefinisikan dengan kalimat seperti “pasti regresi. Pada model ini terdapat peubah tidak
memilih 1” , “mungkin memilih 2” atau “tidak bebas (y) yang mempunyai hubungan fungsi-
memilih 1 atau 2”. Responden diminta untuk onal dengan satu atau lebih peubah bebas (xi).
mengekspresikan preferensinya terhadap Dalam penggunaan analisa Stated Preference,
masing-masing pilihan dengan menunjukkan teknik regresi digunakan pada pilihan rating.
“skor” tertentu. Dalam hal ini digunakan skala Pengolahan data dilakukan untuk mendapat-
1 sampai 5 untuk menunjukkan kemungkinan kan hubungan kualitatif antara sekumpulan
pilihan. Selanjutnya skor tersebut dapat atribut dan respon individu.
ditransfomasikan dalam bentuk probabilitas
yang masuk akal dari pilihan-pilihan tersebut, Multinomial Logit Model
misalnya skor 1 = 0, l.; skor 3 = 0,5 ; skor 5 = Hosmer dan Lemeshow (2000) berpen-
0,9. dapat bahwa model multinomial logit adalah
satu dari beberapa metode paling umum yang
b. Analisa Data Stated Preference digunakan untuk penelitian variabel respon
Fungsi utilitas adalah mengukur daya kategori yang tidak diranking. Didalam bagian
tarik setiap pilihan (skenario hipotesa) yang ini, diperkenalkan model multinomial logit
diberikan pada responden. Fungsi ini dengan merujuk terus hubungan yang dekat
merefleksikan pengaruh pilihan responden dengan model logit biner.

Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September, 2017


4-
Transpotasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Multinomial Logit Model (MNL) yang Teknik ini merupakan teknik pengambilan
digunakan untuk menganalisa pemilihan sampel yang digunakan jika populasi
diskret dari pemilihan moda disini mempunyai anggota atau unsur yang tidak
mengasumsikan bahwa seseorang memilih homogen dan berstrata secara proporsional.
pilihan berdasarkan nilai utilitas tertinggi, nilai
utilitas yang dimaksud adalah nilai faktor METODE PENELITIAN

keinginan yang mempengaruhi responden Lokasi penelitian yang dipilih adalah

dalam memilih moda yang akan digunakan pada terminal type B Lueng Bata Banda Aceh

dalam bepergian, sehingga dengan pengem- dengan objek penelitian berupa moda mobil

bangan modelnya, dapat diketahui faktor yang pribadi, minibus AC dan minibus non AC.

mempengaruhi responden dalam memilih Penelitian ini diadakan pada rute Banda Aceh-

moda. Lhokseumawe yang ditinjau dari segi


pemakai/konsumen sebagai pelaku perjala-
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling nan..
Arikunto (2006) berpendpat bahwa Data yang digunakan dalam penelitian ini
populasi merupakan keseluruhan subjek dibagi menjadi dua jenis data primer dan data
penelitian. Sedangkan sampel penelitian sekunder. Data primer atau variabel terikat (Y)
merupakan sebagian atau wakil populasi yang adalah moda transportasi yang digunakan yai-
akan diteliti. Noor (2012) berpendapat bahwa tu (Y1) mobil pribadi, (Y2) minibus AC dan
penentuan jumlah sampel ditentukan dengan (Y3) minibus non AC, sedangkan data
menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai sekunder atau variabel bebas (X) yang

berikut. digunakan meliputi yaitu (X1) Jenis Kelamin,


(X2) Usia, (X3) Pekerjaan, (X4) Pendapatan,
N (X6) Tujuan, (X7) Frekuensi dan (X8)
n= (2)
1  (N x e2 ) Biaya/tarif.
Pengolahan data dilakukan dengan
Dimana :
n = Jumlah elemen/anggota sampel; bantuan program software STATA 10,
N = Jumlah elemen/anggota populasi; dan dilakukan terhadap variabel bebas yang ada,
e = Error level (tingkat kesalahan) umumnya
dengan variabel terikatnya adalah moda yaitu
digunakan 1% atau 0,01, 5% atau 0,05, dan
10% atau 0,1 (catatan dapat dipilih oleh moda mobil pribadi, minibus AC dan minibus
peneliti). non AC. Apabila dengan semua variabel tidak

Sugiyono (2011) berpendapat bahwa memenuhi, maka akan dilakukan running


kembali sampai variabel tersebut dapat
teknik sampling adalah teknik pengambilan
memenuhi.
sampel. Untuk menentukan sampel yang akan
Setelah model utilitas pemilihan moda
digunakan dalam penelitian, terdapat macam-
untuk masing-masing moda didapatkan,
macam teknik sampling, salah satunya adalah
kemudian selanjutnya memasukkan nilai rata-
proportionate stratified random sampling.
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September, 2017
-5
Transpotasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

rata masing-masing variabel bebas (x) yang kuesioner berbasis metode stated preferences
telah di hitung. Dengan memasukkan nilai di input dengan format multinomial logit
rata-rata variabel bebas (X) yang digunakan ke model, data kemudian diolah dengan program
dalam model utilitas pemilihan moda yang STATA, selanjutnya untuk pembangunan
telah dibangun, kemudian didapatkan nilai model utilitas pemilihan moda, terlebih dahulu
utilitas dari masing-masing moda. dilihat syarat dan signifikansi modelnya
Setelah memperoleh nilai utilitas pemili- Berdasarkan kuesioner pada Lampiran
han moda pada masing-masing moda, kemu- terdapat 11 variabel yang diperoleh yaitu :
dian nilai utilitas tersebut dimasukkan keda- yaitu (X1) Jenis Kelamin, (X2) Usia, (X3)
lam rumus multinomial logit model untuk Pekerjaan, (X4) Pendapatan, (X5) Alasan, (X6)
mencari nilai probabilitas pemilihan masing- Tujuan, (X7) Frekuensi dan (X8) Biaya/tarif,
masing moda. (X9) Waktu Tempuh, (X10) Jadwal Keberang-
Dengan moda mobil pribadi, minibus AC katan, (X11) Pelayanan.
dan minibus non AC sebagai base outcome, Telah dilakukan beberapa proses running
maka persamaan multinomial logit model dengan menggunakan semua variabel yang
untuk mencari probabilitas masing-masing ada, namun hasilnya ada banyak yang tidak
moda adalah :
memenuhi. Sehingga dilakukan running terha-

1
dap 7 (tujuh) variabel yaitu (X1) Jenis Kelamin,
Pmobil prinadi = (3)
1  e U0 ( x )  e U1 ( x ) (X2) Usia, (X3) Pekerjaan, (X4) Pendapatan,
(X6) Tujuan, (X7) Frekuensi dan (X8)
Pminibus AC = 1 (4)
1  e U1(x)  e U2(x) Biaya/tarif, dan hasil yang diperoleh jauh lebih
bagus
Pminibus non AC = 1 (5) Karakteristik sosial-ekonomi responden
1  e U2(x)  e U0(x)
dan karakteristik travel behaviour responden
diperlihatkan pada tabel 1 dan 2.
Sehingga dengan menggunakan ketiga
Dari data ini dapat diketahui bahwa
persamaan probabilitas diatas, maka nilai
masyarakat akan lebih memilih moda dengan
probabilitas pemilihan tiap moda dapat
tingkat kenyamanan yang lebih baik, seperti
diketahui.
penyediaan fasilitas AC. Untuk pemilihan
HASIL PEMBAHASAN moda berdasarkan faktor kenyamanan disini,
Setelah semua data dikumpulkan, data sebenarnya tidak memiliki ukuran yang pasti
dikelompokkan sesuai dengan jenis pertanya- karena setiap individu memiliki pendapat dan
an yang ada di dalam kuesioner. Pengelom- perasaan yang berbeda tentang rasa nyaman
pokan dilakukan untuk mempermu-dah dalam itu sendiri, untuk sebagian orang, bisa saja
melakukan analisis data survey. penyediaan fasilitas AC dapat membuat
Setelah data hasil survey dengan mereka nyaman, tapi bagi sebagian orang
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September, 2017
6-
Transpotasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

lainnya, bisa saja penyediaan fasilitas AC tidak memberikan rasa nyaman dalam bepergian.

Tabel 1. Karakteristik sosial-ekonomi responden


Item Kategori Frek Persentase
Laki-Laki 52 43.3%
Jenis Kelamin Wanita 68 56.7%
Jumlah 120
10 – 19 9 7.5%
20 – 29 55 48.8%
30 – 39 40 33.3%
Usia 40 – 49 13 10.8%
50 – 59 3 2.5%
> 60 0 0.0%
Jumlah 120
Peg. Pemerintah 33 27.5%
Pedagang 8 6.7%
Akademisi 10 8.3%
Supir 4 3.3%
Status Pekerjaan TNI/POLRI 1 0.8%
Buruh 3 2.5%
Guru Sekolah 21 17.5%
Mahasiswa 40 33.3%
Jumlah 120
< 1 Juta 0 0.0%
1 juta-3 Juta 38 31.7%
Pendapatan (bulan) 3 juta-4 Juta 48 40.0%
> 4 Juta 34 28.3%
Jumlah 120
Tabel 2. Karakteristik travel behaviour responden
Item Kategori Frek %
Bisnis (Bekerja,Dinas,Dagang) 30 25.0%
Wisata (Berlibur) 14 11.7%
Tujuan melakukan per-
Kuliah/Tugas Belajar 21 17.5%
jalanan
Kepentingan Keluarga 55 45.8%
Jumlah 120
Mobil Pribadi 23 19.2%
Minibus AC 54 45.0%
Moda yang digunakan
Minibus Non AC 43 35.8%
Jumlah 120
1 - 5 kali 90 75%
Frek.menggunakan 5 - 10 kali 24 20.0%
Moda Tersebut (Tahun) > 10 kali 6 5.0%
Jumlah 120
Mobil Pribadi 20 16.7%
Pemilihan Moda Ber- Minibus AC 40 33.3%
dasarkan Tarif (Cost) Minibus Non AC 60 50.0%
Jumlah 120
Mobil Pribadi (6-10) 22 18.3%
Pemilihan Moda Ber- Mini Bus AC (6 jam) 71 59.2%
dasarkan Waktu (Time) Mini Bus Non AC (7 jam) 27 22.5%
Jumlah 120
Mobil Pribadi 35 29.2%
Pemilihan Moda Ber-
Minibus AC 40 33.3%
dasarkan Jadwal
Minibus Non AC 45 37.5%
Berangkat (Headway)
Jumlah 120
Mobil Pribadi (Air Conditioner, mini TV, DVD) 22 18.3%
Pemilihan Moda Ber- Mini Bus AC (aqua sedang, permen, Air Conditioner, Wifi,
67 55.8%
dasarkan Pelayanan selimut)
(Service) Mini Bus Non AC (Musik) 31 25.8%
Jumlah 120

Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September, 2017


-7
Transpotasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Model Utilitas Pemilihan Moda pengaruhi ke dalam persamaan regresi


Setelah syarat dan signifikansi model terbaiknya sebagai berikut :
ditinjau, kemudian koefisien - koefisien tiap 1. Base Outcome 0 (Mobil Pribadi)
variabel bebas yang keluar dari hasil a. Persamaan untuk Moda 1 (Minibus
pengolahan dengan program STATA dibangun AC)
menjadi model utilitas pemilihan moda. Y1 = - 0,223 + 1,381 (0,638297872)
a. Base Outcome 0 (Mobil Pribadi) = 0,66
 Persamaan untuk Moda 1 (Minibus b. Persamaan untuk Moda 2 (Minibus
AC) adalah : Non AC)
 Y1 = - 0,223 + 1,381 X2 Y2 = - 8,717 + 1,896 (0,394736842) +

 Persamaan untuk Moda 2 (Minibus 0,270 (0,774193548) = -7,76

Non AC) adalah : 2. Base Outcome 1 (Minibus AC)

 Y2 = - 8,717 + 1,896 X2 + 0,270 X7 a. Persamaan untuk Moda 0 (Mobil

b. Base Outcome 1 (Minibus AC) Pribadi)


Y1 = 0,223 + 0,825 (0,638297872) +
 Persamaan untuk Moda 0 (Mobil
Pribadi) adalah : 0,027 (0,205831904) + 1,113

Y1 = 0,223 + 0,825 X1 + 0,027 X3 + (0,347826087) + 0,718 (0,352906158)

1,113 X4 + 0,718 X6 + 0,415 X7 + 0,415 (0,774193548)

 Persamaan untuk Moda 2 (Minibus = 1,72


Non AC) adalah : b. Persamaan untuk Moda 2 (Minibus
Y2 = - 8,494 + 0,515 X2 + 0,685 X7 Non AC)
c. Base Outcome 2 (Minibus non AC) Y2 = - 8,494 + 0,515 (0,394736842) +
 Persamaan untuk Moda 0 (Mobil 0,685 (0,774193548) = -7,76
Pribadi) adalah : 3. Base Outcome 2 (Minibus non AC)
Y1 = 8,717 + 1,251X1 + 0,742 X3 + a. Persamaan untuk Moda 0 (Mobil
1,605 X6 Pribadi) adalah :
 Persamaan untuk Moda 1 (Minibus Y1 = 8,717 + 1,251 (0,638297872) +
AC) adalah: 0,742 (0,205831904) + 1,605
Y2 = 8,494 + 0,426 X1 + 0,715 X3 + (0,351906158)
0,887 X6 = 10,23
b. Persamaan untuk Moda 1 (Minibus
Nilai Utilitas Pemilihan Moda
AC) adalah:
Maka nilai utilitas masing-masing moda
Y2 = 8,494 + 0,426 (0,638297872) +
transportasi dapat diperoleh dengan memasuk-
0,715 (0,205831904) + 0,887
kan nilai rata-rata variabel bebas yang mem-
(0,351906158)
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September, 2017
8-
Transpotasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

= 9,23 berdasarkan utilitas masing-masing moda


yaitu P(mobil pribadi) = 34,11%, P(minibus AC) =

Nilai Probabilitas Pemilihan Masing- 15,22%, dan P(minibus non AC) = 50,68%.

Masing Moda
Saran
Nilai probabilitas setiap moda yang
Agar kedepannya dilakukan penelitian
didapatkan melalui penggunaan rumus
serupa dengan objek penelitian, pengelola
multinomial logit model berdasarkan nilai
serta operator angkutan umum yang lebih
utilitas tiap moda yang diperoleh melalui
bervariasi.
pengolahan data kuesioner berbasis stated
preferences yang diambil terhadap sampel
penumpang mobil pribadi, minibus AC dan
minibus non AC.

Tabel 3. Nilai Probabilitas Pemilihan Masing-


Masing Moda
Persentase
Moda Probabilitas
(%)
Mobil Pribadi (0) 0.34103 34.11
Minibus AC (1) 0.15225 15.22
Minibus non AC
0.50687 50.68
(2)

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari proses analisis terhadap pemilihan
moda, maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Dari model utilitas yang diperoleh,
diketahui probablitas pemilihan masing-
masing moda menunjukkan bahwa
minibus non AC masih lebih dipilih oleh
pengguna angkutan untuk bepergian
daripada mobil pribadi dan minibus AC.
Hal ini dikarenakan biaya yang lebih
murah dibandingkan dengan mobil pribadi
atau minibus AC.
2. Dari hasil perhitungan yang dilakukan,
maka diperoleh probabilitas terpilihnya
moda transportasi yang akan digunakan
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September, 2017
-9
Transpotasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Amirin, TM 2011, Populasi dan Sampel
Penelitian 4, Ukuran Sampel
Rumus Slovin, Yogyakarta.
Gaus, A. and Herijanto, W. 2010. Passen-
ger Public Transportation
ModeChoice Competition Between
Bus And Station Wagon. Jurnal
Miro, F 2002, Perencanaan Transportasi,
Erlangga, Jakarta.
Mahmudah, Parikesit, Malkhamah, dan
Priyanto, 2011, Pengembangan
Metodologi Perencanaan Trans-
portasi Barang Regional, Jurnal
Transportasi Vol. 11 No. 3 Desem-
ber 2011: 173-182.
Morlok, E.K., 1988, Pengantar Teknik Dan
Perencanaan Transportasi, Er-
langga, Jakarta.
Ortuzar JD & Willumsen LG. 2003. Mod-
elling Transport Third Edition,
Department of Transport Engineer-
ing Pontificia Universidad Catolica’
de Chile’ Santiago, Chile
Tamin, O.Z, 2000, Perencanaan,
Permodelan dan Rekayasa Trans-
portasi, Penerbit ITB, Bandung.

Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September, 2017


10 -
Transpotasi dan Pemodelan

You might also like