Phenomenology Study Community Non Accept C2e687fd

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Journal of Epidemiology and Public Health, 1(3): 148-153

https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2016.01.03.01

Phenomenology Study: Community Non Acceptance


of Children with HIV/AIDS in Surakarta
Fetty Rosyadia Wachdin1), Bhisma Murti2), Argyo Demartoto3)
1)Diploma III Program in Midwifery Muhammadiyah, Ponorogo
2)Masters Program in Public Health, Sebelas Maret University, Surakarta
3)Faculty of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta

ABSTRACT

Background: There were 13 cases of children with HIV/AIDS in Surakarta in 2016. They were
infected from their mothers. These children got stigma and discrimination from the community
due to their HIV positive status. This study aimed to describe stigma and discrimination from the
community to the children with HIV/AIDS.
Subjects and Method: This was a qualitative study with phenomenology approach. This study
was conducted at Rumah Singgah Lentera (Halfway House of Lentera), Surakarta. The key
informants for this study included managers of Rumah Singgah Lentera, fulltime secretary,
children with HIV, and community members living in the neighborhood. The data were collected
by in-depth interview, and then grouped into coding units and described and analyzed.
Results: The community surrounding Rumah Singgah Lentera, Surakarta, viewed children with
HIV/AIDS as a disgrace. Various kinds of discrimination such as non-acceptance, alienation,
restriction have been addressed by the community to the children with HIV/AIDS. The community
has also stigmatized managers of Rumah Singgah Lentera, Surakarta, that they were also HIV
infected and made profit of HIV/AIDS donation they received. This stigma occured because of
lacking in HIV/AIDS knowledge, particulary its mode of transmission. Stigma and discrimination
have caused psychological disorder among children with HIV/AIDS. They often feel sad, alienated,
and cry, so that they often withdraw from their social environment. In term they feel dispair and
decline to take ARV drugs.
Conclusion: there is a need to enhance knowledge in HIV/AIDS, its mode of transmission,
method of prevention, and its treatment for the community, in order to repress stigma and
discrimination from the community.

Keywords: HIV/AIDS, children, stigma, discrimination.

Correspondence:
Fetty Rosyadia Wachdin. Masters Program in Public Health, Sebelas Maret University, Surakarta.
Email: fettyrosyadia@gmail.com

LATAR BELAKANG Ditjen PP dan PL dalam website Yayasan


Peningkatan kasus HIV/AIDS masih men- Spiritia 5 Juni 2016. Sedangkan data dari
jadi persoalan yang rumit bagi semua KPA Propinsi Jawa Tengah tahun 2016,
negara di berbagai belahan dunia, bahkan Jawa Tengah menempati urutan ke 5 jum-
timbul kelompok penyandang HIV/AIDS lah penderita HIV/AIDS tertinggi, dimana
baru yaitu anak-anak. Statistik dunia pada Kota Surakarta menempati urutan kedua
tahun 2015 menyebutkan terdapat 1.8 juta setelah Kota Semarang dengan angka
anak berusia kurang dari 15 tahun hidup HIV/AIDS tertinggi. Dari 28 kasus infeksi
dengan HIV/AIDS (UNIADS, 2016). Di HIV dan 48 kasus positif AIDS di Kota
Indonesia terdapat setidaknya 898 anak Surakarta tahun 2016, terdapat 13 anak
mengidap HIV/AIDS dengan rentang usia dengan HIV positif, 11 di antaranya tinggal
anak 4-15 tahun. Data ini diperoleh dari

148 e-ISSN: 2549-0273 (online)


Wachdin et al./ Phenomenology Study: Community Non Acceptance

dan dirawat di Rumah Singgah Lentera mentasikan. Data yang telah diperoleh akan
Surakarta (KPA Kota Surakarta, 2015). dianalisis menggunakan metode koding
Tantangan penanggulangan HIV/ sistematik (Creswell, 2013). Kumpulan per-
AIDS bukan sekedar mencegah penyebaran nyataan yang signifikan dikelompokkan ke
infeksi dan pengobatannya. Timbul per- dalam unit-unit informasi (Coding), dides-
masalah baru yang lebih kompleks yaitu kripsikan dan diinterpretasikan. Penelitian
stigma dan diskriminasi pada penderita ini bertujuan untuk menggali stigma dan
HIV/AIDS (Shaluhiyah et al., 2015). Jika diskriminasi masyarakat terhadap ADHA di
stigma pada ODHA sering dikaitkan ter- lingkungan tempat tinggalnya.
hadap perilaku menyimpang yang menye-
babkan infeksi HIV/AIDS, berbeda halnya HASIL
dengan ADHA, penularan HIV/AIDS pada Kelangsungan hidup anak merupakan hak
anak lebih disebabkan karena infeksi ma- anak yang wajib dilindungi oleh negara,
ternal dari ibu ke anak (Becquet et al., pemerintah, masyarakat, keluarga dan
2012; Shen et al., 2015). Namun, ADHA orangtua, tidak terkecuali anak yang meng-
tetap mendapat stigma dan diskriminasi idap HIV/AIDS (Undang-Undang RI No.
oleh masyarakat. 23 Pasal 2 tahun 2002 tentang perlin-
dungan anak). ADHA yang tinggal di
SUBJEK DAN METODE Rumah Singgah Lentera, Surakarta masih
Penelitian ini menggunakan metode kuali- harus mengalami penolakan sebagai akibat
tatif dengan pendekatan fenomenologi. Pe- stigma dan diskriminasi masyarakat.
neliti berupaya menggali informasi tentang Mereka berpindah dari satu tempat ke
pengalaman stigma dan diskriminasi ma- tempat lain karena ditolak dan diusir oleh
syarakat sekitar yang dialami oleh ADHA. masyarakat sekitar. ADHA saat ini tinggal
Penelitian ini dilakukan di Rumah Singgah di Desa Tegalrejo, Sondakan, Laweyan,
Lentera Surakarta. Lokasi ini dipilih karena Surakarta. masyarakat menolak keras ada-
Rumah Singgah Lentera Surakarta merawat nya rumah singgah untuk ADHA di ling-
anak-anak dengan HIV/AIDS dari berbagai kungannya. Mereka menginginkan rumah
daerah, baik dari dalam Kota Solo maupun yang dikontrak oleh Rumah Singgah Len-
dari luar Kota Solo (KPA Kota Surakarta, tera, Surakarta untuk segera dikosongkan
2016). dan tidak tinggal di lingkungannya lagi.
Pengambilan subyek penelitian dila- ³Menolak mbak, kabeh ki tetap menolak.
kukan dengan teknik purposive sampling Nek mboten percoyo sak sak e wong, sak
sesuai dengan kriteria. Informan kunci sak e wong jenengan takok i tengmriku,
penelitian ini adalah Pengelola dan peng- pun sak kecekele wong sampan tekoki. Kan
asuh di Rumah Singgah Lentera Surakarta. seng beban yo aku........ wong dekingi
Informan utama dalam penelitian ini sakjane yo arep didemo, neng aku sek gak
adalah ADHA dengan informan pembantu oleh sek..... yoo kan mengganggu, wong
yang terdiri dari warga yang tinggal di warga kulo menolak og mbak yo kulo yo
sekitar Rumah Singgah Lentera Surakarta. moh.´ (Informan Warga 1)
Pengambilan data dilakukan dengan $UWLQ\D ³0HQRODN PEDN VHPXD WHWDS PH-
wawancara mendalam pada informan. Alat nolak. Kalau tidak percaya, anda silahkan
pengumpul data yang digunakan yaitu bertanya kepada setiap orang yang anda
panduan wawancara, alat perekam suara, temui di sini. Saya merasa terbebani. Sebe-
buku catatan dan kamera untuk mendoku- tulnya kemarin masyarakat akan melaku-

e-ISSN: 2549-0273 (online) 149


Journal of Epidemiology and Public Health, 1(3): 148-153
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2016.01.03.01

kan demo tetapi saya tidak memperboleh- lolan Rumah Singgah Lentera Surakarta
kan terlebih dahulu. Sangat mengganggu, tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan
karena warga saya juga menolak saya tetap apapun di kampung.
akan menolak. ³Itu kegiatan kampong gak ikut
Stigma dan diskriminasi masyarakat mbak, gak boleh. Lomba-lomba 17 an itu
Sikap penolakan masyarakat terhadap ya ndak diikutkan´ ,QIRUPDQ :DUJD
ADHA di lingkungannya tidak terlepas dari Selain membatasi sosialisasi ADHA,
stigma masyarakat tentang penyakit HIV/ masyarakat juga bersikap acuh dan
AIDS yang diderita ADHA. Masyarakat mengucilkan seperti halnya yang dirasakan
sekitar menganggap penyakit HIV/ AIDS salah satu ADHA di Rumah Singgah
sangat berbahaya dan mudah menular. Hal Lentera Surakarta.
ini menjadikan perasaan takut yang ber- ³Gak boleh maen ke situ (tetangga
lebihan untuk berinteraksi dengan ADHA. sebelah Rumah Singgah Lentera), kalo ke
³Wedi mbak.. malah bojo kulo luweh situ disuruh pergi masuk rumah. Sana
wedi. Moh... malah ngejak pindah pulang masuk kesana gitu bilange´ (Informan
ke rumah orang tuanya........ ya namanya ADHA 1)
orang awam kan yo takut tertular mbak, Orang tua juga melarang anak-anaknya
pokoknya saya taunya ya penyakit ber- bermain bersama ADHA, sebagai berikut:
bahaya belum ada obatnya tur menular.´ ³Enggak.. gak pernah tau aku keada-
(Informan Warga 2) annya mbak, gak pernah liatke situ juga,
$UWLQ\D ³7DNXW PEDN LVWUL VD\D MXVWUX OHELK la ngapain mbak, takut mbak......bocah-
takut. Tidak mau, justru mengajak pindah bocah (anak-anak) saya gak boleh mbak
pulang ke rumah orang tuanya. Namanya maen ke situ. Kalo ada mereka yang maen
orang awam pasti takut tertular mbak, ke sini aku yoo ra oleh mbak, ndak boleh
pokoknya yang saya tau hanya itu penyakit anak saya.´ (Informan Warga 3)
berbahaya belum ada obatnya dan juga Penyebab Stigma dan Diskriminasi di
PHQXODU ´ Masyarakat
Stigma masyarakat juga ditunjukkan Minimnya pengetahuan masyarakat ten-
dengan sikap acuh dan antipati, serta tang HIV/AIDS menyebabkan masyarakat
menginginkan ADHA agar tidak tinggal di mempunyai persepsi yang salah tentang
lingkungannya lagi. penularan HIV/AIDS, sehingga masyarakat
³Takute tu nek terus maen sama lare- terlalu takut dan cenderung untuk memba-
lare (anak-anak) itu lo mbak... kan tasi segala bentuk interaksi dengan ADHA.
sebenere yo mereka gak tau tapi yang Masyarakat menganggap bahwa HIV/AIDS
takutya orang tuanya, saya ini to mbak. bisa tertular bila berdekatan dengan ADHA.
La saya kan gak bias terus ngawasi, isine Tidak jarang masyarakat mengusir ADHA
mek was-was ae mbak....... kalo bias tu bila datang ke rumahnya. Masyarakat seki-
yang dicarikan tempat lain lah mbak, tar juga menganggap bahwa virus HIV bisa
jangan di sini, ini lingkungan padat, menular seperti firus influensa biasa atau
banyak anak-kecil´ (Informan Warga 3) dari keringat yang menempel pada barang-
Anggapan negatif kepada ADHA se- barang yang digunakan ADHA.
cara langsung maupun tidak langsung ³6aikimu lak kringet neng nggon
mengakibatkan masyarakat sekitar menge- kursi, ta tekokne dokter spesialis nek
lompokkan ADHA sebagai kelompok mino- kringet piye ngono yo raiso jawab lo
ritas di masyarakat. ADHA maupun penge- mbak, kan yo angel.´ ,QIRUPDQ :DUJD

150 e-ISSN: 2549-0273 (online)


Wachdin et al./ Phenomenology Study: Community Non Acceptance

Artinya: Sekarang kalau keringat menempel kon mlebu kabeh dadi aku GHZH¶ ND\DN
di kursi, saya tanyakan ke dokter spesialis gitu mbak. Anak-anak laen juga sering
kalau keringat bagaimana itu juga tidak yang bilang gitu.´ (Informan Kunci Peng-
bisa menjawab lo mbak, kan juga susah! asuh Rumah Singgah Lentera Surakarta)
³Kan yo gak tau mbak yaa, jaga-jaga ³Di sini psikologinya yang paling
aja. Namanya virus ya nular lo mbak. jelek tu P. Terakhir kemarin dapet kabar
Wong bocah nek enek wong gedi pilek ora kalau kakeknya meninggal, udah lang-
nyedak ae yo ketularan NRN ´ sung drop lagi HB nya tinggal berapa itu
Artinya: Kan juga tidak tahu mbak, jaga- sampai ngamar yang kemarin tu ya itu.
jaga saja. Namanya juga virus. Anak saja Kata dokter aja memang obatnya udah
akan tertular bila ada orang dewasa yang gak mempan karena spikologinya dia
terkena flu meskipun tidak mendekat. udah buruk, jadi obat tu udah kebal sama
Dampak Psikologi Pada ADHA WXEXKQ\D GLD ³ (Informan Kunci Pengelola
Stigma dan diskriminasi yang dialami oleh Rumah Singgah Lentera Surakarta)
ADHA menimbulkan dampak psikologis
baginya. Meskipun ADHA tidak begitu me- PEMBAHASAN
mahami stigma dan diskriminasi yang dila- Berdasarkan Labelling Theory oleh Edwin
kukan masyarakat, namun sikap tidak adil M. Lemert dan George Herbert Mead
dan mengucilkan yang dilakukan masya- dalam Sunarto (2004), stigma dan diskri-
rakat kerap membuat ADHA merasa ke- minasi masyarakat sekitar muncul akibat
cewa dan sedih. Mereka sering murung, kecenderungan menempatkan ADHA pada
menangis, minder dan kadang sedih meng- posisi minoritas karena menyandang pe-
apa masyarakat sekitar menjauhinya, tanpa nyakit HIV/AIDS. Hal ini menempatkan
dia tau bahwa yang menyebabkan mereka $'+$ SDGD ³'HYLDQ 3ULPHU´ GDODP WHRUL
dijauhi adalah karena sakit yang mereka labeling. Devian Primer menjadi objek pe-
alami. Tekanan psikologis anak juga mun- labelan masyarakat dalam hal ini adalah
cul sebagai akibat dari sakit yang iaalami, stigma dan diskriminasi. Stigma dan dis-
merasa putus asa dan sering ditujukkan kriminasi lebih terstruktur dan sistematis.
dengan tidak mau minum obat. Temuan dalam penelitian ini menyebutkan
³Ya tau mereka (tetangga di ling- bahwa ADHA dianggap sebagai anak yang
kungannya) kayak gak suka gitu, bisik- harus dijauhi karena membahayakan yang
bisik gitu. Tau, paling ya karena sakit. dapat menularkan virus dan penyakit pada
Sedih ya kalo pas kepikiran git.... pernah masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.
nangis kalo nangis di kamar Buk 5LQD ´ Membatasi segala bentuk interaksi lang-
(Informan ADHA 1) sung dengan ADHA, seperti melarang
³(QJJDN gak pengen pulang ke anaknya bermain dengan ADHA bahkan
rumah, gak punya temen di sana. Taulah, enggan menggunakan kursi dan apapun
mereka gak mau pasti takut ketularan. Iya yang pernah dikenakan ADHA. Masyarakat
pernah gak minum obat, ya males aja, gak juga tidak mengikutsertakan ADHA dalam
bias sembuh.´(Informan ADHA 2) kegiatan di kampung, dan secara ter-
³0HUHND itu yang masih kecil kasian, struktur dari warga hingga ke peranggkat
mereka kadang gak ngerti gitu kalo dia di desa mereka berusaha agar ADHA ke depan
apa ya istilahnya dikucilkan gitu. pernah tidak tinggal di lingkungannya lagi.
µ0-¶ itu PHQJDGXNDWDQ\D µQ\DSR WR ODN Stigma dan diskriminasi masyarakat
aku maen karo kae sama ibuk e gak oleh, sekitar pada ADHA di Rumah Singgah Len-

e-ISSN: 2549-0273 (online) 151


Journal of Epidemiology and Public Health, 1(3): 148-153
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2016.01.03.01

tera Surakarta dalam penelitian ini sesuai dijalankan melalui kerjasama listas sektor.
dengan penelitian terdahulu oleh Shalu- Sehingga, stigma dan diskriminasi pada
hiyah et al., pada tahun 2015 di Indonesia ADHA dapat diminimalkan kejadiannya
dan Yi et al., tahun 2015 di Cambodia dan hak-hak anak terlindungi.
bahwa orang-orang dengan HIV/AIDS
tidak terkecuali ADHA masih mendapatkan DAFTAR PUSTAKA
stigma dandiskriminasi yang sangat kuat di Becquet R, Marston M, Dabis F, Moulton
masyarakat. Meskipun ADHA yang sedang LH, Gray G, Coovadia HM, Essex M
tidak menunjukkan gejala sakit, tetapi (2012). Children Who Acquire HIV
masyarakat tetap menganggapnya berba- Infection Perinatally Are at Higher
haya dan harus dijauhi, serta menjadi Risk of Early Death than Those Acqui-
bahan pergunjingan. ring Infection through Breastmilk: A
Labeling masyarakat sekitar melalui Meta-Analysis. PloS One.7(2): 1-8.
stigma dan diskriminasi menyisakan dam- Handajani YS, Djoerban Z, Irawan H
pak psikologi bagi ADHA yang disebut (2012). Quality of Life People Living
dengan Devian Sekunder. ADHA cenderung with HIV/AIDS. Indones J Intern
berlaku seperti apa yang dilabelkan masya- Med 44(4): 310-316.
rakat bahwa mereka adalah anak yang KPAI (2013). Penjelasan Atas Undang-
dengan penyakit mematikan dan memba- Undang Republik Indonesia No.23
hayakan orang lain. ADHA merasa minder Tahun 2002 tentang Perlindungan
sehingga menarik diri dari lingkungan Anak.
sosialnya. Selain itu dampak psikologis Rzeszutek M, Oniszczenko W, Schier K,
yang dirasakan ADHA adalah perasaan Kaluza EB, Gasik R (2016) Tempera-
sedih dan tertekan yang ditunjukkan mela- ment Traits, Social Support, and
lui sikap murung, menangis, merasa diku- Trauma Symptoms among HIV/AIDS
cilkan, merasa putus asa dan tidak mau and Chronic Pain Patients. Interna-
minum obat. Dampak psikologi yang ADHA tional Journal of Clinical and Health
alami kerap menimbulakan reaksi fisik, Psychology, 16(2): 137-146.
anak menjadi lebih sering jatuh sakit. Shaluhiyah Z, Musthofa SB, Widjanarko B
Temuan dampak stigma dan diskri- (2015). Public Stigma to People Living
minasi pada psikologi ADHA ini mendu- ith HIV/AIDS. Jurnal Kesehatan
kung hasil penelitian terdahulu oleh Han- Masyarakat Nasional. 9(4): 333-339.
dajani et al., dan Rzeszutec et al., bahwa Shen R, Achenbach J, Shen Y, Palaia J,
salah satu aspek yang paling penting dalam Rahkola JT, Nick HJ, Smythies LE,
pengobatan dan perawatan pasien HIV/ Connell MM, Fowler MG, Smith PD,
AIDS adalah dengan membentuk keadaan Janoff EN (2015). Mother-to-Child
psikologi yang adekuat. Pandangan, keper- HIV-1 Transmission Events Are Diffe-
cayaan, kesehatan mental serta dukungan rentially Impacted by Breast Milk and
sosial yang terbentuk akan sangat mem- Its Components from HIV-1-Infected
pengaruhi penerimaan pasien terhadap Women. PLoSONE. 10(12): 1-16.
penyakit dan kepatuhannya terhadap terapi Sulaeman ES (2015). Metode Penelitian
yang diberikan. Kualitatif dan Campuran Dalam Kese-
Perlu adanya suatu model upaya hatan Masyarakat. UNS Press:
penghapusan stigma dan diskriminasi pada Surakarta.
anak dengan HIV/AIDS yang dibentuk dan

152 e-ISSN: 2549-0273 (online)


Wachdin et al./ Phenomenology Study: Community Non Acceptance

Sunarto K (2004). Pengantar Sosiologi. www.spiritia.or.id.Stats.Statistik.php


Jakarta: Fakultas Ekonomi Univer- Diakses tanggal 05 06 2016
sitas Indonesia Yayasan Spiritia (2016). Statistik Kasus
UNAIDS (2016).Children and HIV. Geneva, HIV/AIDS Tahun 2015 di Indonesia.
Switzerland: UNAIDS. www.spiritia.or.id.Stats.Statistik.php
WHO. 2014. Global Update On the Health Diakses tanggal 05 Juni 2016.
Sector Response to HIV. www.who. Yi S, Chhoun P, Suong S, Thin K, Brody C,
inthiv.pub.progressreports.update201 Tuot S (2015). AIDS-Related Stigma
4.en Diakses tanggal 05 08 2016. and Mental Disorders aamong People
Yayasan Spiritia. 2016. Statistik Kasus Living with HIV: A Cross-Sectional
HIV/AIDS Tahun 2014 di Indonesia. Study in Cambodia. LoSE ONE 10(3):
1-16.

e-ISSN: 2549-0273 (online) 153

You might also like