Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

PEMBERDAYAAN PASIEN DENGAN PENDEKATAN SELF HELP GROUP

TERHADAP PERUBAHAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN


GANGGUAN JIWA SKIZOPRENIA DI RSJD DR ARIF Z SURAKARTA

Endang Caturini Sulistyowati, Dwi Sulistyowati


Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan Keperawatan

Abstract
Background: Schizophrenia is one of the most common forms of mental disorders in
Indonesia. Effective treatments for mental disorders are coming from themselves
(WHO, 2018), for some mental disorders require empowerment, one of which is Self
Help Group therapy. Self Help Group aims to develop empathy among fellow group
members where fellow group members provide mutual support to form adaptive coping.
This study aims to determine the effect of empowering patients with the Self Help Group
approach to coping mechanisms in patients with schizophrenic mental disorders.
Method: The research is quasi experiment with a pre-post test design with control
group design. Data was taken before and after the administration of self-help
intervention groups in schizophrenia in the intervention group. The number of samples
is 66 clients divided by 2, namely 33 respondents for the intervention group and 33
respondents for the control group. This study measured coping mechanism. The
research instrument used a coping mechanism questionnaire. Data were analyzed using
dependent t-test, independent multiple linear regression t-test. Results: The study prove
that there are significant differences in the coping mechanism before and after giving
Self Help Group (p value, 0.000). Self Help Group if implemented by the patient has the
opportunity to improve coping mechanisms by 20.1% and is expected to improve the
coping mechanism by 4.909 points. Conclusion: The Self Help Group used for
interventions is considered effective to increase coping skills.

Keywords: Schizoprenia, Self Help Group, Coping Mechanism

PENDAHULUAN berjumlah 4.001 orang meningkat


Skizofrenia merupakan salah satu menjadi 4.545 orang pasien menderita
bentuk gangguan jiwa yang paling banyak gangguan jiwa dengan rincian 2.817 rawat
ditemukan di Indonesia. Jumlah pasien inap dan 1.728 rawat jalan (MR RSDJ Dr
dengan gangguan jiwa di Indonesia terus Arif Z Surakarta, 2017).
bertambah. Berdasarkan hasil Riskesdas Pengobatan yang efektif untuk
prevalensi gangguan jiwa berat, seperti gangguan jiwa datang dari mereka sendiri
skizofrenia di Indonesia sebanyak 1,7 per (WHO, 2018), untuk itu gangguan jiwa
1.000 penduduk (Riskesdas, 2013) dan membutukan pemberdayaan salah satunya
meningkat mencapai sebanyak 7,0 per dengan terapi Self Help Group, yang di
1.000 Riskesdas (2018). Demikian juga Indonesia sampai saat ini masih belum
terjadi peningkatan pasien gangguan jiwa berkembang. Self help group merupakan
yang dirawat di RSDJ Dr Arif Z selama suatu kelompok dimana saling tiap
3 tahun ini dari tahun 2012-2016, anggota memiliki keinginan yang sama

94
Endang Caturini Sulistyowati, Pemberdayaan Pasien Dengan Pendekatan 95

untuk mengatasi gangguan mental atau dengan kuesioner. Peneliti membagi


meningkatkan tingkat kesejahteraan menjadi dua kelompok yaitu kelompok
kognitif atau emosional sesama anggota intervensi dan kelompok kontrol.
kelompok (Wikipedia, 2018). Kelompok intervensi adalah kelompok
Self help group bertujuan untuk yang mendapat perlakuan yaitu Self Help
mengembangkan empathy diantara sesama Group sedangkan kelompok kontrol
anggota kelompok dimana sesama adalah kelompok pembanding yang tidak
anggota kelompok saling memberikan mendapatkan perlakuan Self Help Group
penguatan untuk membentuk koping yang di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.
adaptif. Self help group pada pasien Data diambil sebelum dan sesudah
gangguan jiwa perlu dilakukan untuk pemberian intervensi self help groups
membantu mengatasi permasalahannya pasien skizofrenia kelompok intervensi.
yang diselesaikan bersama dalam Jumlah sampel sebanyak 66 klien dibagi
kelompok. Peneliti mengangkat topik 2 yaitu 33 responden untuk kelompok
yang berjudul pemberdayaan pasien intervensi dan 33 responden untuk
dengan pendekatan Self Help Group kelompok kontrol. Penelitian ini
terhadap perubahan mekanisme koping mengukur mekanisme koping. Instrumen
pada pasien gangguan jiwa skizoprenia di penelitian dengan mengunakan kuesioner
RSJD Dr Arif Z Surakarta. Penelitian ini mekanisme koping. Data dianalisis
bertujuan untuk mengetahui pengaruh menggunakan analisis bivariat dan
pemberdayaaan pasien dengan analisis multivariat. Analisis bivariat dua
pendekatan Self Help Group terhadap uji rata-rata yaitu membandingkan rata-
koping mekanisme pada pasien gangguan rata dari dua kelompok (Hastono, 2007)
jiwa Skizoprenia dengan uji t independen, sedangkan uji t
analisis bivariat digunakan untuk
METODE PENELITIAN membuktikan hipotesis bahwa pasien
Metode penelitian ini dengan skizofrenia yang mendapatkan
menggunakan "quasi experimental pre- Self Help Group memiliki mekanisme
post test with control group" (Sugiyono, koping yang lebih tinggi dibandingkan
2010). Pengelompokan anggota sampel dengan pasien yang tidak mendapatkan
pada kelompok eksperimen dan kelompok Self Help Group. Sedangkan analisis
kontrol tidak dilakukan secara random multivariat digunakan untuk membuktikan
atau acak sehingga rancangan ini sering bahwa ada karakteristik pasien sebagai
disebut dengan Non Randomized Control faktor yang berkontribusi terhadap
Group Pretest Postest Design mekanisme koping pasien menggunakan
(Notoatmojo, 2010), sebagai intervansi regresi linier ganda
berupa Self Help Group. Penelitian
dilakukan untuk mengetahui perubahan HASIL PENELITIAN
mekanisme koping pada pasien Analisis mekanisme koping
skizofrenia sebelum dan sesudah pasien sesudah mendapatkan SHG pada
diberikan perlakuan berupa Self Help pasien gangguan jiwa dengan skizofrenia
Group. dilakukan untuk melihat perbedaan
Peneliti melakukan pengukuran mekanisme koping pasien antara
sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan kelompok intervensi dan kontrol. Analisis
96 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 8, No 1, Mei 2019, hlm 01-129

dilakuka dengan menggunakan uji t Tabel 2. Hasil analisis regresi linier


independen, dengan hasil uji analisis ganda tentang intervensi Self Help Group
terangkum dalam tabel 1. terhadap mekanisme koping pasien
dengan tanpa mengontrol pengaruh umur,
Tabel 1. Hasil uji t independen tentang status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,
perbedaan mekanisme koping antara frekuensi dirawat.
kelompok kontrol dan intervensi, sebelum Variabel Model I Model II

dan sesudah intervensi SHG Koef CI 95 % Koef CI 95 %


Kelompok N Mean SD T P Regre Regre
si Batas Bata P si Batas Batas p
Kontrol 33 1,12 5.128 .-4.008 0.000
B bawah s B Bawa atas
Intervensi SHG 33 6,03 4,818
66 atas h
- 10, 2,93 17,9 ,00
Hasil analisis menggunakan uji t 0. 422 6 08 7
independen menunjukan terdapat 1,12 60 2,85 0.20
Konstanta 1 9 2 0
perbedaan yang secara statistik signifikan 4,7 2,45 7,07 ,00
(p=0,05), tentang mekanisme koping Status 4,90 2,46 0.00 63 4 2 0
Interv 9 2 7,356 0
pasien antara kelompok intervensi dan - - ,068 ,25
kontrol. Rata-rata peningkatan mekanisme ,09 ,251 7
Umur 1
koping pasien pada kelompok intervensi - - - ,00
(mean 6,03) lebih tinggi dari pada Jenis 4,5 7,19 1,84 1
kelamin 18 2 5
kelompok kontrol (mean 1,12) dengan p - - 2,32 ,83
<0.05. ,26 2,86 9 6
Pekerjaan 9 8
Analisis untuk membuktikan ,34 - 1,69 ,61
bahwa ada karakteristik pasien sebagai 0 1,01 3 7
Pendidikan 3
faktor yang berkontribusi terhadap ,38 - 2,99 ,76
mekanisme koping pasien menggunakan Status 9 2,22 9 7
kawin 1
2 model analisis regresi linier ganda, Frekwensi ,15 - ,391 ,21
Model I menghubungkan intervensi Self dirawat 0 ,090 6
N respd 66 66
Help Group saja dengan mekanisme 20,1 38,5
koping pasien tanpa mengontrol variabel Adjusted R² % %
0.00 0.00
perancu. Model II menghubungkan P 0 0
intervensi Self Help Group dan Hasil analisis menggunakan
mekanisme koping pasien dengan regresi linier ganda, berdasarkan Model I
mengendalikan 5 variabel perancu yaitu dapat disimpulkan bahwa intervensi Self
umur, status perkawinan, pendidikan, Help Group efektif untuk meningkatkan
pekerjaan, frekuensi dirawat, dan mekanisme koping pasien. Pasien yang
mekanisme koping pasien sebelum mendapatkann intervensi Self Help Group,
intervensi. rata-rata meningkatkan mekanisme koping
pasien dengan 4,909 poin lebih tinggi dari
pada pasien yang tidak mendapatkan
intervensi Self Help Group dan
perbedaan tersebut secara statistik
signifikan (b= 4,909; CI 95% 2,462-7,356;
p value 0,000). Hasil analisis
menunjukkan, ternyata tidak ada
Endang Caturini Sulistyowati, Pemberdayaan Pasien Dengan Pendekatan 97

perbedaan koefesien regresi b untuk Demikian juga dalam penelitian


intervensi SHG antara model I dan model Hatzidimitriadou (2002) dalam Budd, M.
II, yaitu sebesar (4,909-4,763)/ 4,909= (2004) menunjukkan bahwa anggota Self
14,6% < (10%-20%). Jadi variabel Help Group merasa lebih diberdayakan
perancu yang dimasukkan ke dalam model melalui peran mereka dalam kelompok
II ternyata tidak merancukan estimasi efek mereka. Pemberdayaan ini bekerja pada
dari intervensi SHG sehingga estimasi tingkat individu tetapi juga beroperasi
efek intervensi SHG yang digunakan pada tingkat kolektif dengan anggota
adalah hasil perhitungan model I. Adjusted kelompok dalam beberapa jenis kelompok
R² sebesar 20.1% pada model I merasa lebih mengendalikan hidup
menunjukkan intervensi SHG mampu mereka melalui aktivisme komunitas.
meningkatkan mekanisme koping pasien Anggota Self Help Group merasa bahwa
sebesar 38.5% mereka memiliki kekuatan aktual atas
perubahan sosial sedangkan pengguna
PEMBAHASAN layanan kesehatan mental umumnya
Hasil ini sejalan dengan dianggap sebagai kelompok yang tidak
pernyataan dalam Wikipidia (2018), berdaya tanpa kekuatan masyarakat.
bahwa Self Help Group mengubah Penelitian ini menunjukkan bahwa
anggota dalam perspektif diri mereka menjadi bagian dari Self Help Group
sendiri, belajar strategi koping baru, dapat membuat orang tidak hanya merasa
latihan perilaku. Dikuatkan dengan lebih baik secara individual tetapi juga
penelitian Zachariades, F. K. (2000) yang secara sosial termasuk dengan kekuatan
menyatakan bahwa koping berhubungan komunitas yang lebih besar.
dengan masalah kesehatan dan peristiwa Munn-Giddings dan Borkman
stres sebelumnya. Keterampilan koping (2004) juga menggambarkan manfaat
lebih efektif dikembangkan sebagai yang kolektif dari menjadi anggota Self Help
mana paling fungsional, dapat Group membuat pandangan dunia yang
berkontribusi secara signifikan dalam hal lebih luas; perspektif dan mobilisasi
memediasi hasil penyakit, penyesuaian kolektif untuk perubahan sosial atau
dan proses pemulihan inovasi layanan; peluang untuk
Ini sejalan dengan pernyataan memengaruhi layanan; kritik terhadap
dalam penelitian Budd, M. (2004) bahwa praktik profesional; hubungan inovatif
Self Help Group sangat penting dalam dengan sistem kesehatan mental; cara
memberikan dukungan untuk orang- alternatif untuk mendapatkan bantuan dan
orang yang mengalami tekanan mental. dekonstruksi diagnosis atau kondisi
Orang-orang yang menghadiri Self Help medis. Manfaat yang paling sering
Group sering menyebut mereka sebagai disebutkan anggota dalam Self Help
life-line/ garis hidup. Anggota Self Help Group adalah berkurangnya isolasi;
Group merasa diterima dan tidak lagi peningkatan harga diri; peningkatan
sendirian dengan kesusahan dan kepercayaan diri; penerimaan informasi
pengalaman mereka. Demikian juga dan dukungan praktis; merasa diterima
mereka sendiri sering merasa lebih dan mempelajari keterampilan baru dan
berdaya sebagai individu dan sebagai strategi koping,
kolektif dalam komunitas lokal mereka.
98 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 8, No 1, Mei 2019, hlm 01-129

Sedangkan dalam penelitian untuk mengatasi penyakit mental atau


Clarke dan Smith (2003 dalam Budd, M. meningkatkan tingkat kesejahteraan
(2004) mereka menggambarkan individu kognitif atau emosional , dikarenakan
merasa lebih baik tentang diri mereka seperti yang dinyatakan dalam penelitian
sendiri dan mendapatkan harga diri karena Moeller, Michael L.,(1999) dalam
bantuan yang mereka dapat berikan Wikipidia (2018) bahwa keanggotaan
kepada orang lain. Dalam Roberts et al dalam Self Help Group memiliki hak
(1990) dalam Budd, M (2004) mereka yang sama, setiap anggota bertanggung
menggambarkan prinsip 'terapi helper' jawab hanya untuk diri mereka sendiri,
yang menjelaskan proses di mana setiap grup bersifat otonom, semua orang
membantu orang lain memiliki efek menghadiri kelompok karena masalah
terapeutik bagi diri sendiri. Self Help mereka sendiri, apapun yang dibicarakan
Group memberikan peluang bagi individu dalam kelompok tetap menjadi rahasia,
yang kemampuan dan kekuatannya sering dan partisipasi tidak dikenai biaya,
hilang atau tidak diberdayakan untuk penekanan mereka pada proses
menggunakan kekuatan dan kemampuan psikososial, dan pemahaman yang dimiliki
mereka dan mengambil peran dan oleh orang-orang dengan penyakit mental
tanggung jawab baru dalam lingkungan yang sama atau serupa.
yang aman. Dean, Stanley R. (1971) dalam
Penelitian Roberts et al (1990) Wikipidia (2018) yang menyatakan bahwa
dalam Budd, M. (2004) memberikan pembelajaran interpersonal, yang
dukungan empiris untuk prinsip 'terapi dilakukan melalui proses seperti umpan
helper' dengan menunjukkan bahwa balik dan konfrontasi, umumnya tidak
peserta dalam penelitian mereka ditekankan dalam Self Help Group
menunjukkan peningkatan pada skala Demikian juga dalam proses Self
yang mereka gunakan untuk menunjukkan Help Group yang paling penting adalah
fungsi psikologis dan sosial . Hal ini juga proses yang memenuhi kebutuhan pribadi
sejalan dengan pernyataan Clarke dan dan sosial dalam lingkungan yang aman
Smith, 2004 dalam Budd, M. (2004) dan sederhana. Demikian juga dari hasil
menyatakan tentang anggota Self Help identifikasi para peneliti menyatakan tidak
Group merasa lebih baik tentang diri terbatas juga: penerimaan, latihan
mereka sendiri karena keterampilan perilaku, mengubah anggota perspektif
mereka diakui, mereka adalah peserta dari diri mereka sendiri, mengubah
aktif dalam kelompok mereka daripada perspektif anggota dunia, katarsis,
penerima layanan, dan juga melalui kepunahan /pematian, pemodelan peran,
menawarkan bantuan kepada seseorang belajar strategi koping baru, saling
yang membutuhkannya juga menegaskan peneguhan, pengaturan tujuan pribadi,
nilai mereka, karena membuat mereka menanamkan harapan, pembenaran/
merasa berharga dan diinginkan (Roberts justification, normalisasi, penguatan
et al, 1990 dalam Budd, M. 2004). positif, mengurangi isolasi sosial,
Wikipidia (2018) menyatakan mengurangi stigma, keterbukaan diri ,
bahwa Self Help Group merupakan berbagi/sharing, dan menunjukkan empati
kelompok asosiasi sukarela dari orang- (Solomon, Phyllis (2004), Davidson dkk
orang yang memiliki keinginan yang sama (1999), Moeller, Michael L.
Endang Caturini Sulistyowati, Pemberdayaan Pasien Dengan Pendekatan 99

(1999).Wollert, dkk (1982), Dean, Stanley gangguan jiwa dan dipakai sebagai salah
R. (1971), Powell, dkk (2000), Sargent, satu pedoman dalam memberikan asuhan
dkk (2002) dalam Wikipidia ( 2018)). keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Dengan demikian Self Help Group
dapat meningkatkan mekanisme koping DAFTAR RUJUKAN
pasien, dalam kelompok pasien belajar Anderson ET. And Mc Farlane, J, 2000.
strategi koping baru menemukan langsung Comunity as pasthner theory and
pengalaman nyata yang diperoleh bisa practice in nursing.
langsung dirasakan pasien mengubah Philadelphia:Lippincott.
dalam perspektif diri mereka sendiri, Budd, M. 2004. Self-help groups for
sebagai latihan perilaku, penyesuaian dan individuals who experience
proses pemulihan sehingga dapat mental distress: Proceedings of a
memperdayakan kemampuan dan self-help group members'
kekuatannya untuk menggunakan symposium and a review of
kekuatan dan kemampuan dirinya selected literature.
mengambil peran dan tanggung jawabnya. https://www.mentalhealth.org.uk/
Harapan kedepan peneliti seperti sites/.../self_help_groups.p...
yang diungkapkan oleh Powell, dkk Good Therapy .2018 Coping-
(2010) bahwa sifat dari kelompok- Mechanisms.
kelompok Self Help Group ini, https://www.goodtherapy.org/blo
diharapkan SHG dapat membantu g/psychpedia/coping-
membiayai biaya perawatan kesehatan mechanisms
mental dan penerapannya ke dalam sistem Dep Kes RI. 2013. Riset Kesehatan
kesehatan mental yang ada dan dapat Dasar.
membantu menyediakan perawatan bagi http://www.depkes.go.id/resource
lebih banyak populasi yang sakit jiwa. s/download/general/Hasil%20Ris
kesdas%202013.pdf
KESIMPULAN DAN SARAN Dep Kes RI. 2016. Peran keluarga
Kesimpulan bahwa Self Help dukung dalam kesehatan jiwa
Group yang digunakan untuk intervensi masayarakat.
efektif untuk meningkatkan mekanisme http://www.depkes.go.id/article/p
koping, ditunjukan terdapat perbedaan rint/16100700005/peran-
secara statistik signifikan p=0,000 (p keluarga-dukung-kesehatan-jiwa-
value<α 0,05) antara kelompok intervensi masyarakat.html
dan kontrol, demikian juga berpeluang Dep Kes RI. 2018. Riset Kesehatan
meningkatkan mekanisme koping pasien Dasar.
sebesar 20,1 % dan dapat meningkatkan http://www.depkes.go.id/resource
nilai mekanisme koping sebesar 4.909 s/download/infoterkin/materi_rak
poin lebih tinggi dari pada responden yang orpop_2018/Hasil%20Riskesdas
tidak mendapatkan intervensi Self Help %202018.pdf
Group Hastono, S.P. 2007, Analisis data
Disarankan Self Help Group kesehatan. Tidak dipublikasikan,
digunakan sebagai intervensi kelompok Depok.
keperawatan jiwa dalam merawat pasien
100 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 8, No 1, Mei 2019, hlm 01-129

Keliat, B. A. 2003. Pemberdayaan klien Esteem of Schizophrenia in


dan keluarga dalam perawatan Mental Hospital Surakarta.
klien skizofrenia dengan perilaku Fakultas Keperawatan
kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Universitas Airlangga : The
Pusat Bogor, Disertasi Program Proceeding of 8th International
Pascasarjana FKM UI. Tidak Nursing Conference: Education,
dipublikasikan. Practice and Research
Kozier ,B., J.,. 2004 Fundamentals of Development In Nursing
nursing consepts proses and Stuart and Sunden. (2007). Keperawatan
practice. jiwa, EGC,JakartaStuart, G.W.,
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi and Laraia. 2005. Principles and
Penelitian Kesehatan. Jakarta: practice of psyhiatric nursing.(7"'
Rineka Cipta ed.). St. Louis : Mosby Year B.
Budd, M. 2004. Self-help groups for Townsend, M. 2005. Essentials of
individuals who experience psychiatric mental health
mental distress: Proceedings of a nursing. (3 d ed) Philadelphia,
self-help group members' F.A.Davis Company
symposium and a review of Videbeek, S.L. 2008. Psychiatric mental
selected literature. health nursing.(3r d edition).
https://www.mentalhealth.org.uk/s Philadhelpia: Lippincott
ites/.../self_help_groups.p... Williams & Wilkin
Powell, Thomas J.; Perron, Brian E. WHO. 2017. WHO. 2017 Mental
(2010), "The Contribution of disorders
Self-Help Groups to the Mental https://www.who.int/mental_heal
Health/Substance Use Services th/management/en
System" , Mental Health Self- WHO.2018. WHO 2018 Mental
Help, Springer New York, disorders
Rasmun. 2004. Stres koping dan https://www.who.int/news-
adaptasi. Jakarta : CV Agung room/factsheets/detail/mental-
Seto disorders
RSJD Surakarta. 2013. Wikipedia 2018. Self Help Group for
ProfilRumahSakitJiwa Daerah Mental
Surakart. RSJD Surakarta. Heath.https://en.wikipedia.org/wi
RSJD Surakarta. 2017. ki/Self-help groups for mental
ProfilRumahSakitJiwa Daerah health
Surakart. RSJD Surakarta. Zachariades, F. K. (2000).Coping with
Sugiyono. 2010. Metobe Penelitian health-related problems and
Administrasi, Dilengkapindengan psychological distress amongst
Metode R&D. Bandung: older adult hospital patients.
Alfabeta. Retrieved from
Sulistyowati, E.C., Patriyani, R.E.H. https://ro.ecu.edu.au/theses/1392
and Insiyah. 2017. The Effect of
Spiritual Emotional Freedom
Technique to Increase Self

You might also like