Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik (JMIAP)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Aynainil Mardiyah, Aldri Frinaldi| Efektivitas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan terhadap

Penertiban Pelaku Usaha Kosmetik Ilegal di Kota Padang

Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik (JMIAP)


Volume 1 Nomor 4Tahun 2019
ISSN : 2684-818X (Online), ISSN : 2338-7378 (Print), http://jmiap.ppj.unp.ac.id

EFEKTIVITAS BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TERHADAP


PENERTIBAN PELAKU USAHA KOSMETIK ILEGAL DI KOTA PADANG

Aynainil Mardiyah1(a), Aldri Frinaldi2(b)


1
Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Universitas Negeri Padang
2
Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Universitas Negeri Padang
a)
aynadiyah6104@gmail.com, b)aldri@fis.unp.ac.id

ABSTRACT – The higher the cosmetic needs, the easier the cosmetic circulation can be found. The
purpose of this study was to find out how the effectiveness of Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
on the control of cosmetic businesses in the city of Padang. Control is done to increase legal awareness
of business actors and social control. The results of this study indicate that, first, there has not been a
growing adherence of business actors to existing laws, so that illegal cosmetics are still marketed. Even
though guidance or socialization has been carried out, but that is not enough to raise awareness of
business actors on existing laws. Second, how social control is carried out by Balai Besar Pengawas
Obat dan Makanan on business so that illegal cosmetics circulation has not reached its goals and
objectives, due to socialization which has not been carried out thoroughly and because of legal sanctions
that have not been firmly implemented.
Keywords : Effectiveness, Control, Illegal
Corresponding author. Email. aynadiyah6104@gmail.com, aldri@fis.unp.ac.id
How to cite this article. Mardiyah. A & Frinaldi. A. (2019). Efektivitas Balai Besar Pengawas Obat dan
Makanan terhadap Penertiban Pelaku Usaha Kosmetik Ilegal di Kota Padang. Jurnal Mahasiwa Ilmu
Administrasi Publik (JMIAP) Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Padang, Volume 1 (4), Hal. 124-135.
http://jmiap.ppj.unp.ac.id
ISSN : 2684-818X (Online), ISSN : 2338-7378 (Print)
Copyright©2019. Published by Pusat Kajian-Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat (PK-P2M) FIS
UNP Padang

124 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 1 | Nomor 4| Tahun 2019 | (Hal. 124-135)
Aynainil Mardiyah, Aldri Frinaldi| Efektivitas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan terhadap
Penertiban Pelaku Usaha Kosmetik Ilegal di Kota Padang

PENDAHULUAN yang termasuk dalam sediaan farmasi


Obat, makanan, dan kosmetik adalah obat, bahan obat, obat tradisional
merupakan kebutuhan masyarakat yang dan kosmetika. Sebagai lembaga yang
harus dilindungi. Semakin tinggi kebutuhan bertugas untuk pengawasan terhadap obat
terhadap barang – barang tersebut, semakin dan makanan di lingkungan masyarakat,
mudah pula dijumpai peredarannya di Badan Pengawas Obat dan Makanan
lingkungan sekitar. Di Indonesia sendiri bertugas untuk melindungi masyarakat dari
sudah banyak beredar obat, makanan dan bahaya beredarnya kosmetik ilegal dan
kosmetik dengan berbagai merek. Mulai berbahaya. Dalam Peraturan Presiden
dari merek local, merek luar negeri, atau Nomor 80 Tahun 2017, BPOM mempunyai
produk buatan rumah atau yang kita kenal tugas menyelenggarakan tugas
dengan Hommade. Dengan bantuan ilmu pemerintahan di bidang pengawasan Obat
pengetahuan ataupun ilmu teknologi barang dan Makanan sesuai dengan ketentuan
– barang kebutuhan seperti obat, makanan peraturan perundang-undangan, yang
dan kosmetik dapat diproduksi dengan termasuk dalam obat dan makanan terdiri
skala besar dan menyebar dengan cepat atas obat, bahan obat, narkotika,
keseluruh wilayah di dalam Negara maupun psikotropika, prekursor, zat adiktif, obat
antar Negara. tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik,
dan pangan olahan.
Salah satu barang kebutuhan yang paling
diminati dan mudah ditemui adalah Sebagai tindak lanjut dari tugas Badan
kosmetik. Dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan Pengawas Obat dan Makanan, maka telah
Menteri Kesehatan Republik Indonesia ditetapkan Unit Pelaksana Teknis di
Nomor 1176/MenkKes/PER/VIII/2010 Lingkungan Badan Pengawas Obat dan
tentang Notifikasi Kosmetika, yang Makanan. Unit Pelaksana Teknis adalah
dimaksud dengan kosmetik adalah bahan satuan organisasi yang bersifat mandiri
atau sesuatu yang berfungsi untuk yang melaksanakan tugas teknis dari
memepercatik atau mengubah penampilan organisasi induknya. Dalam Peraturan
yang digunakan pada tubuh khusunya pada Kepala Badan Pengawas Obat dan
wajah manusia. Makanan Nomor 14 Tahun 2014 yang telah
diubah dengan Peraturan Badan Pengawas
Kosmetik merupakan hal yang lazim Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun 2018
dipakai untuk perawatan atau untuk tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
meningkatkan kecantikan khususnya untuk Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan
para perempuan. Untuk itu para wanita Pengawas Obat dan Makanan menjelaskan
berlomba – lomba untuk mencari kosmetik bahwa Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
yang dapat membuat wajah mereka lebih Badan Pengawas Obat dan Makanan yang
baik, terawat dan juga untuk mendapatkan selanjutnya disingkat UPT BPOM adalah
kulit wajah yang lebih putih. Dan para satuan kerja yang bersifat mandiri yang
produsen kosmetik perawatan wajah dan melaksanakan tugas teknis penunjang
kecantikan pun banyak ditemui. Mereka tertentu di bidang pengawasan obat dan
menjual berbagai macam merek kosmetik, makanan.
ada yang berasal dari luar negeri, local,
ataupun buatan sendiri dengan harga yang Salah satu UPT BPOM yang berada di
berbagai macam pula. Mulai dari produk Sumatera Barat adalah Balai Besar POM
kosmetik mahal sampai yang murah. yang berlokasi di Padang, berfungsi untuk
mengawasi peredaran kosmetik ilegal dan
Dalam UU Nomor 36 tahun 2009 Pasal menertibkan para pelaku usaha yang masih
106 Tentang Kesehatan menjelaskan bahwa memperdagangkannya. Berikut adalah
sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya jumlah kosmetik ilegal yang telah
dapat diedarkan setelah mendapat izin edar,
125 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 1 | Nomor 4| Tahun 2019 | (Hal. 124-135)
Aynainil Mardiyah, Aldri Frinaldi| Efektivitas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan terhadap
Penertiban Pelaku Usaha Kosmetik Ilegal di Kota Padang

diamankan oleh Balai Besar POM di HK.03.1.23.12.11.10052 Tahun 2011


Padang tahun 2016 – 2018: Tentang Pengawasan Produksi dan
Perederan Kosmetika menjelaskan bahwa
Tabel 1. Jumlah Kosmetik Ilegal yang disita
barang siapa yang masih mengedarkan
Balai Besar POM Padang Pada Tahun
kosmetik ilegal dan berbahaya akan
2016-2018
dikenakan sanksi administratif berupa
No Tahun Jenis Satuan
peringatan tertulis, larangan mengedarkan
Kosmetik
kosmetik untuk sementara, penarikan
1 2016 355 5.800
kosmetik tanpa izin edar, pemusnahan
2 2017 127 2.789
kosmetik, pembatalan notifikasi, dan
3 2018 731 11.720
penghentian sementara kegiatan produksi.
Total - 1.213 20.309
Sumber: BBPOM Padang (2019) Dengan adanya sanksi hukum tersebut
diharapkan para pelaku usaha menjadi sadar
Dari data diatas dapat diketahui bahwa
dan memiliki kepatuhan terhadap hukum
terdapatnya peningkatan terhadap temuan
yang ada. Namun yang terjadi adalah masih
kosmetik ilegal di Kota Padang.
banyaknya pelaku usaha yang
Pengawasan dan penertiban merupakan
memperdagangkan kosmetik ilegal ini,
faktor yang penting untuk dilakukan supaya
dibuktikan dengan masih mudahnya
mengurangi ataupun benar – benar
ditemukan kosmetik tanpa izin edar dari
menghabisi peredaran kosmetik tersebut,
BPOM beredar di Padang. Untuk itu dalam
sehingga terciptanya lingkungan yang aman
penelitian ini, peneliti akan membahas
bagi masyarakat untuk memilih dan
mengenai Efektivitas Balai Besar Pengawas
membeli kosmetik yang aman untuk
Obat dan Makanan terhadap Penertiban
dikonsumsi.
Pelaku Usaha Kosmetik Ilegal di Kota
Kosmetik ilegal masih beredar Padang.
dikarenakan masyarakat masih memiliki
TINJAUAN PUSTAKA
minat dan masih mengkonsumsi kosmetik Konsep Efektivitas
tersebut, sehingga pelaku usaha pun masih Efektivitas merupakan sesuatu hal yang
memperdagangkannya. Balai Besar POM dapat menyatakan bahwa perencanaan
sebagai lembaga yang mengawasi maupun usaha yang dilakukan oleh
peredaran kosmetik ilegal ini berupaya organisasi dapat sejalan dengan tujuan yang
diharapkan. Organisasi dapat dikatakan
untuk menertibkan para pelaku usaha yang
efektif apabila struktur kekuasaan, pola
menyimpang dengan masih hubungan kekuasaan, cara pengawasan,
memperdagangkan kosmetik ilegal ini. kinerja pegawai dan produktivitas berjalan
Dalam UU Nomor 36 tahun 2009 Tentang dengan baik disuatu organisasi. Efektifnya
Kesehatan menjelaskan bahwa barang siapa suatu perencenaan atau strategi yang
yang kedapatan memproduksi atau dilakukan oleh organisasi diharapkan
mengedarkan kosmetik ilegal mendapatkan tercapainya keberhasilan. Dengan kata lain
output diharapkan akan sesuai dengan yang
hukuman pidana penjara maksimal 15 tahun
dicapai (Witya & Frinaldi, 2019).
atau membayar denda sebesar 1,5 milyar
rupiah. Dan Pasal 2 Peraturan Kepala Menurut Duncan (Steers, 1985) dimana
Badan Pengawas Obat dan Makanan terdapat tiga indikator untuk mengukur
Republik Indonesia Nomor tingkat efektivitas, yaitu :

126 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 1 | Nomor 4| Tahun 2019 | (Hal. 124-135)
Aynainil Mardiyah, Aldri Frinaldi| Efektivitas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan terhadap
Penertiban Pelaku Usaha Kosmetik Ilegal di Kota Padang

1) Pencapaian Tujuan menurut Soekanto (2012) dengan


Pencapaian tujuan dapat dilihat sebagai dilakukannya penertiban dapat
suatu proses. Untuk itu supaya tercapainya meningkatkan :
tujuan akhir, diperlukan cara – cara atau
proses yang baik dan sesuai. Pencapaian 1) Kesadaran Hukum
tujuan terdiri dari kurun waktu, pencapaian Untuk dapat menaati suatu peraturan
sasaran dan target yang telah di tentukan. hukum yang telah dibuat diperlukannya
Organisasi dikatakan efektif apabila tujuan kesadaran hukum. Perasaan hukum dan
atau sasaran yang ingin mereka capai dapat keyakinan hukum seseorang di masyarakat,
terlaksana dengan baik. merupakan akar dari kesadaran hukum
masyarakat. Kesadaran hukum masyarakat
2) Integrasi yaitu satuan terbanyak dari kesadaran-
Integrasi yaitu pengukuran terhadap kesadaran hukum individu mengenai suatu
tingkat kemampuan suatu organisasi untuk hal yang terjadi. Kesadaran hukum individu
mengadakan sosialisasi ataupun dapat diukur dari sebarapa patuh dan
komunikasi dengan berbagai macam mengerti mereka terhadap peraturan
organisasi lainnya. perundang-undangan yang berlaku.

3) Adaptasi 2) Pengendalian Sosial


Adaptasi merupakan kemampuan Pengendalian sosial mencakup segala
manajemen untuk menyesuaikan diri proses, baik yang direncanakan, bersifat
dengan lingkungannya. Batasan dari mendidik, atau bahkan mengajak warga
pengertian adaptasi dapat diukur dari masyarakat agar patuh terhadap peraturan –
bagaimana organisasi melakukan peraturan yang berlaku. Suatu proses
perubahan terhadap situasi lingkungan yang pengendalian sosial dapat dilaksanakan
berubah dan proses mengatasi halangan- dengan berbagai cara tanpa kekerasan dan
halangan dari lingkungan tersebut. paksaan. Cara pengendalian sosial yang
tepat tergantung pada faktor terhadap siapa
Konsep Penertiban pengendalian sosial tersebut dilakukan dan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di dalam situasi yang bagaimana.
penertiban berasal dari kata tertib, yang
berarti proses, cara atau perbuatan Konsep Kendala
menertibkan. Menurut Aldri (2019) tertib Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
mencerminkan suatu sikap disiplin yang pengertian kendala adalah halangan,
tinggi, konsisten, teratur serta efisien dan rintangan, ataupun gendala. Cox dan
dapat menimbulkan kenyamanan. Untuk Schelier (Larasati & Haksama, 2016)
menciptakan kenyamanan dan mengatakan bahwa Theory Of Constraints
kesejahteraan rakyat organisasi pemerintah juga dikenal dengan TOC merupakan
harus turun aktif dalam bidang kehidupan sebuah filosofi manajemen yang
masyarakat, khusnya sosial dan ekonomi dikembangkan oleh Dr. Eliyahu M. Dolratt
(Frinaldi, 2017). Pada Peraturan Pemerintah sejak tahun 1980-an. Theory Of Constraints
Nomor 32 tahun 2004 tentang pedoman didefinisikan sebagai suatu pendekatan ke
polisi pamong praja, penertiban adalah arah peningkatan proses yang berfokus
tindakan untuk menciptakan kesadaran atau pada elemen- elemen yang membatasi
ketaatan warga masyarakat supaya tidak kinerja dalam peningkatan output.
melanggar ketentraman dan ketertiban
umum serta Peraturan Daerah dan Menurut Hansen dan Mowen (Larasati &
Keputusan Kepala Daerah. Haksama, 2016) kendala terbagi atas,
sebagai berikut :
Dalam penelitian ini, peneliti juga
memakai variabel penertiban, yang mana

127 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 1 | Nomor 4| Tahun 2019 | (Hal. 124-135)
Aynainil Mardiyah, Aldri Frinaldi| Efektivitas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan terhadap
Penertiban Pelaku Usaha Kosmetik Ilegal di Kota Padang

a) Kendala Internal. Kendala internal Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah factor-faktor yang membatasi merupakan data primer dan data sekunder.
organisasi dan sistem yang berasal Pengumpulan data yang dilakukan dengan
dari dalam organisasi tersebut. cara wawancara, observasi dan
b) Kendala Eksternal. Kendala dokumentasi, dan uji keabsahan data
eksternal adalah factor-faktor yang dengan cara menggunakan teknik
membatasi organisasi yang berasal triangulasi sumber. Sedangkan untuk teknik
dari luar organisasi. analisis data dilakukan dengan cara reduksi
data, penyajian data dan menarik
Konsep Upaya kesimpulan.
Upaya menurut kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI) diartikan sebagai usaha HASIL DAN PEMBAHASAN
kegiatan yang mengarahkan tenaga, pikiran
untuk mencapai suatu tujuan. Upaya juga Efektivitas Balai Besar Pengawas Obat
berarti usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai dan Makanan terhadap Penertiban
suatu maksud, memecahkan persoalan Pelaku Usaha Kosmetik Ilegal di Kota
mencari jalan keluar. Menurut Nawawi Padang
(Nawawi, 2010) upaya terbagi atas : Kosmetik ilegal adalah bahan atau
1) Pre-emtif. Upaya pre-emtif yaitu sediaan bahan atau sesuatu yang dapat
usaha-usaha awal yang dilakukan merubah penampilan namun tidak sah
untuk mencegah terjadinya karena tidak memiliki izin edar dari BPOM
pelanggaran. Upaya yang dilakukan dan tidak memenuhi persyaratan mutu serta
secara pre-emtif adalah dapat merugikan masyarakat. Kosmetik
menancapkan nilai – nilai begitu juga ilegal masih beredar dikarenakan
norma-norma yang baik supaya masyarakat masih memiliki minat dan
dapat meresap dalam diri sesorang. masih mengkonsumsi kosmetik tersebut,
2) Preventif. Upaya-upaya preventif sehingga pelaku usaha pun masih
adalah lanjutan dari upaya pre-emtif memperdagangkannya. Balai Besar POM
yang masih dalam kategori sebagai lembaga yang mengawasi
pencegahan sebelum terjadinya peredaran kosmetik ilegal ini berupaya
pelanggaran. Contoh usaha yang untuk menertibkan para pelaku usaha yang
dilakukan secara preventif misalnya menyimpang dengan masih
dengan melakukan inspeksi ataupun memperdagangkan kosmetik ilegal ini.
razia ke tempat-tempat yang
dianggap rawan untuk terjadinya Dalam UU Nomor 36 tahun 2009
pelanggaran. Tentang Kesehatan menjelaskan bahwa
3) Represif. Usaha yang dapat barang siapa yang kedapatan memproduksi
dilakukan jika sudah terjadi tindak atau mengedarkan kosmetik ilegal
pidana yang tindakannnya yaitu mendapatkan hukuman pidana penjara
penegakan hukum (law enforcement) maksimal 15 tahun atau membayar denda
dengan menjatuhkan hukuman. sebesar 1,5 milyar rupiah. Dan Pasal 2
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
METODE PENELITIAN dan Makanan Republik Indonesia Nomor
Dalam penelitian ini peneliti HK.03.1.23.12.11.10052 Tahun 2011
menggunakan pendekatan kualitatif dengan Tentang Pengawasan Produksi dan
metode deskriptif. Lokasi penelitian di Perederan Kosmetika menjelaskan bahwa
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan barang siapa yang masih mengedarkan
Padang, Dinas Kesehatan Kota Padang, kosmetik ilegal akan dikenakan sanksi
Dinas Perindustrian dan Perdagangan administratif berupa peringatan tertulis,
Provinsi Sumatera Barat dan Polda Sumbar. larangan mengedarkan kosmetik untuk
sementara, penarikan kosmetik tanpa izin
128 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 1 | Nomor 4| Tahun 2019 | (Hal. 124-135)
Aynainil Mardiyah, Aldri Frinaldi| Efektivitas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan terhadap
Penertiban Pelaku Usaha Kosmetik Ilegal di Kota Padang

edar, pemusnahan kosmetik, pembatalan pengetahuan mereka dan kesadaran mereka


notifikasi, dan penghentian sementara mengenai bahaya nya kosmetik ilegal
kegiatan produksi. Untuk mengukur ke tersebut.
efektivitas Balai Besar Pengawas Obat dan
makanan, dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu Oleh karena itu Balai Besar Pengawas
sebagai berikut : Obat dan Makanan dalam meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang bahayanya
1) Pencapaian tujuan kosmetik ilegal melalui sosialisasi yang
Tujuan dari penertiban terhadap pelaku dinamai dengan KIE (Komunikasi
usaha kosmetik adalah untuk menertibkan Informasi dan Edukasi). KIE (Komunikasi
pelaku usaha yang melanggara dan yang Informasi dan Edukasi) adalah suatu
menyimpang dengan masih kegiatan sosialisasi yang dilakukan Balai
memperdagangkan kosmetik ilegal, untuk Besar POM dalam bentuk penyebaran
menumbuhkan kesadaran dan kepatuhan informasi mengenai bahaya nya produk –
pelaku usaha terhadap hukum yang berlaku produk ilegal, cara mengetahui bagaimana
agar dapat terlindungnya masyarakat dari itu bentuk produk ilegal dan apa saja yang
bahayanya peredaran kosmetik ilegal ini. harus dilakukan masyarakat untuk
menghindari produk ilegal tersebut yang
Balai Besar POM sudah berupaya se mana gunanya untuk meningkatkan
optimal mungkin dalam mengurangi kesadaran masyarakat sehingga tidak
peredaran kosmetik ilegal ini, dengan turun tertarik untuk mengkonsumsi nya lagi, jika
ke lapangan, ke tempat – tempat distribusi tidak ada ketertarikan lagi dari masyarakat
kosmetik, melakukan sosialisasi agar untuk mengkonsumsinya otomatis pelaku
tumbuhnya kesadaran terhadap bahayanya usaha pun juga berhenti untuk
kosmetik ilegal ini dan tumbuhnya memperdagangkannya, dan produk –
kepatuhan terhadap peraturan hukum yang produk tersebut perlahan – lahan habis di
ada. masyarakat.

Namun karena masih kurangnya Namun yang menjadi masalah adalah,


kepedulian masyarakat dan masih adanya sosialisasi ini belum menyeluruh dan rutin
minat masyarakat terhadap barang tersebut, dilakukan dan informasi tentang
pelaku usaha pun masih belum berhenti diadakannya sosialisasi juga tidak
untuk memperdagangkannya. Sehingga sepenuhnya diketahui masyarakat ataupun
tujuan Balai Besar Pengawas Obat dan pelaku usaha. Sosialisasi yang biasanya
Makanan untuk menghabisi peredaran dilakukan per kecamatan tidak bisa rutin
kosmetik ilegal ini di masyarakat belum dilakukan, menurut keterangan dari
sepenuhnya tercapai. perwakilan Balai Besar Pengawas Obat dan
Makanan, mereka terkendala di biaya dalam
2) Integrasi melakukan sosialisasi ini, karena dalam
Pada penelitian ini pengertian integrasi melakukan sosialisasi itu membutuhkan
adalah tolak ukur yang digunakan terhadap biaya untuk mendanai konsumsi ataupun
tingkat kemampuan aparatur dalam transport masyarakat termasuk pelaku
mengadakan sosialisasi kepada masyarakat usaha yang hadir dalam sosialisasi mereka.
untuk mencapai efektivitas pengawasan dan Dan juga pada sosialisasi yang dilakukan
penertiban Balai Besar Pengawas Obat dan lewat Padang Expo atau Padang Fair juga
Makanan terhadap kosmetik ilegal dan belum berjalan efektif, dikarenakan
berbahaya di Padang. Untuk mengatasi sosialisasi yang seperti itu hanya dihadiri
peredaran kosmetik ilegal di masyarakat oleh orang yang mau melihat saja. Sehingga
diperlukan sosialisasi dan komunikasi yang kemauan di dalam diri pelaku usaha belum
terus – menerus dan menyeluruh di
masyarakat guna untuk meningkatkan

129 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 1 | Nomor 4| Tahun 2019 | (Hal. 124-135)
Aynainil Mardiyah, Aldri Frinaldi| Efektivitas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan terhadap
Penertiban Pelaku Usaha Kosmetik Ilegal di Kota Padang

ada untuk menghadiri sosialisasi yang menertbitkan Public Warning tersebut


bersifat seperti itu. dalam bentuk buku, seperti gambar berikut:

Untuk itu dibutuhkan pendekatan yang Gambar 1. Public Warning yang


pas yang harus dilakukan oleh Balai Besar diterbitkan oleh BPOM
Pengawas Obat dan Makanan dalam
melakukan sosialisasi ke pelaku usaha ini.
seperti dengan rutin mendatangi tempat –
tempat distribusi kosmetik, melakukan
sosialisasi secara rutin. Sehingga perlahan –
lahan tumbuhnya kesadaran pelaku usaha
untuk menghentikan penjualan kosmetik
ilegal ini.

3) Adaptasi
Adaptasi merupakan keahlian organisasi
supaya bisa menyesuaikan diri dengan Sumber: Dokumentasi Peneliti (2019)
lingkungannya. Batasan dari pengertian
adaptasi dapat diukur dari bagaimana Namun yang menjadi penghambat
organisasi melakukan perubahan terhadap efektifnya Balai Besar Pengawas Obat dan
situasi lingkungan yang berubah dan proses Makanan dalam mengawasi produk secara
mengatasi halangan-halangan dari online ini adalah karena tidak semua toko
lingkungan tersebut. Untuk melihat proses online yang bisa mereka jangkau. Karena
penyesuaian diri oleh Balai Besar Pengawas perkembangan teknologi yang semakin
Obat dan Makanan Padang, dapat dilihat pesat, penjualan kosmetik secara online pun
dari bagaimana kemampuan mereka atau semakin banyak beredar. Untuk itu dengan
strategi yang dapat mereka lakukan untuk telah diterbitkannya Public Warning dari
mengatasi peredaran kosmetik di BPOM diharapkan konsumen bisa memilih
masyarakat, yang mana pada zaman dengan cerdas mana kosmetik yang baik
sekarang ini teknologi semakin yang dikonsumsi, sehingga dapat pula
canggih dan tidak menutup kemungkinan menghambat pelaku usaha kosmetik online
kalau kosmetik ilegal tidak hanya diperjual untuk memperdagangkannya.
belikan secara langsung tapi juga melalui
online. Untuk itu dibutuhkan suatu penertiban
yang efektif sehingga dapat memberi efek
Untuk menghadapi penjualan kosmetik jera bagi pelaku usaha kosmetik tersebut.
secara online ini, Balai Besar Pengawas Penertiban dapat meningkatkan:
Obat dan Makanan sudah mempunyai
strategi yang dinamai dengan Operasi a) Kesadaran Hukum
Pangea. Opereasi Pangea adalah untuk Untuk dapat menaati suatu peraturan
mengawasi peredaran kosmetik secara hukum yang telah dibuat diperlukannya
online dengan cara pihak Balai Besar kesadaran hukum. Perasaan hukum dan
Pengawas Obat dan Makanan membeli keyakinan hukum seseorang di masyarakat
kosmetik itu ke salah satu penjual online, merupakan akar dari kesadaran hukum
setelah itu mereka melakukan uji coba masyarakat. Kesadaran hukum masyarakat
terhadap bahannya. Jika kosmetik tersebut adalah satuan terbanyak dari kesadaran-
kedapatan mengandung bahan berbahaya, kesadaran hukum seseoang mengenai suatu
maka akan langsung diumumkan dalam kejadian tertentu. Kesadaran hukum
Public Warning BPOM yang bisa diakses individu dapat diukur dari sebarapa patuh
melalui web BPOM. BPOM juga dan mengerti mereka terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

130 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 1 | Nomor 4| Tahun 2019 | (Hal. 124-135)
Aynainil Mardiyah, Aldri Frinaldi| Efektivitas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan terhadap
Penertiban Pelaku Usaha Kosmetik Ilegal di Kota Padang

Peredaran kosmetik ilegal juga dapat ke pelaku usaha kosmetik saat Balai Besar
dikurangi jika individu-individu sudah POM melakukan inspeksi ke tempat –
memiliki kesadaran tentang peraturan tempat distribusi kosmetik. Ketiga,
hukum yang sudah dibuat dan tidak memberikan sanksi atau hukuman bagi
melanggarnya. Dalam UU Kesehatan pelaku usaha kosmetik yang masih
nomor 36 tahun 2009 pasal 196 kedapatan memperdagangkan produk –
menjelaskan mengenai sanksi hukum yang produk ilegal tersebut.
menjerat pelaku usaha kosmetik jika
kedapatan memproduksi atau mengedarkan Pengendalian sosial itu bisa dikatakan
kosmetik ilegal yaitu hukuman penjara efektif apabila sudah mencapai tujuan nya
maksimal 15 tahun atau membayar denda dan tepat sasaran, yang mana tujuan Balai
sebesar 1,5 milyar rupiah. Besar POM melakukan pengendalian sosial
tersebut agar menertibkan pelaku usaha
Namun pada kenyataannya pelaku usaha yang masih memperdagangkan kosmetik
yang kedapatan memproduksi dan ilegal, untuk menambah pengetahuan dan
mengedarkan hanya dijatuhi hukuman kesadaran pelaku usaha dan konsumen
berupa wajib lapor dikarenakan masih mengenai bahaya nya kosmetik ilegal demi
lemahnya implementasi dari peraturan terciptanya suasana damai, nyaman, tertib,
perundang – undangan ini. Lemahnya dan aman bagi masyarakat dalam memilih
implementasi peraturan perundang – kosmetik.
undangan menyebabkan masih berani
pelaku usaha untuk memperdagangkan Namun yang menjadi masalah adalah
kosmetik ilegal ini, sehingga peredarannya pertama, belum menyeluruhnya sosialisasi
masih sulit untuk diatasi. dilakukan, sehingga informasi mengenai
bahaya nya dan seperti apa kosmetik ilegal
Untuk itu saat ini BPOM sedang ini masih minim di dapat. Kedua, belum ada
berusaha untuk melobi DPR supaya nya sanksi hukum yang tegas dan memiliki
membuat regulasi yang lebih tegas serta efek jera bagi pelaku usaha yang
menyebabkan efek jera, dan juga memperdagangkan kosmetik ilegal,
diperlukannya sosialisasi tentang peraturan sehingga tujuan untuk menciptakan
hukum ini yang dilakukan secara terus- ketertiban umum, meningkatkan kesadaran
menerus. Sehingga diharapkan tumbuhnya pengetahuan masyarakat mengenai bahaya
kesadaran dan kepatuhan pelaku usaha akan nya kosmetik ilegal serta menciptakan
hukum yang ada. suasana yang aman di masyarakat dalam
memilih produk kosmetik yang aman
b) Pengendalian social tersebut belum tercapai.
Pengendalian sosial yang dilakukan oleh
Balai Besar POM di Padang demi Sehingga ini menjadi tugas besar bagi
mengatasi peredaran kosmetik ilegal ini Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
adalah berupa sosialisasi dan tindakan – untuk mengatasi peredaran kosmetik ilegal
pembinaan yang sekiranya harus dilakukan ini. Hal yang perlu dilakukan adalah
untuk menjaga ketertiban umum, baik itu melukan sosialisasi ataupun pembinaan
kepada pelaku usaha kosmetik ataupun yang rutin dan tepat sasaran sehingga dapat
konsumen kosmetik. efektifnya pengendalian sosial yang
dilakukan tersebut.
Pengendalian sosial yang dilakukan oleh
Balai Besar POM di Padang yaitu berupa Kendala yang dihadapi :
sosialisasi yang dilakukan per kecamatan
dan sosialisasi yang dilakukan saat adanya a) Kendala Internal
Padang Expo ataupun Padang Fair. Kedua, 1) Kapasitas laboratorium yang belum
berupa pembinaan yang dilakukan langsung optimal

131 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 1 | Nomor 4| Tahun 2019 | (Hal. 124-135)
Aynainil Mardiyah, Aldri Frinaldi| Efektivitas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan terhadap
Penertiban Pelaku Usaha Kosmetik Ilegal di Kota Padang

Agar semua kegiatan yang dilakukan Untuk itu Mempertimbangkan luas dan
dalam laboratorium dapat berjalan dengan kondisi geografis Propinsi Sumatera Barat
lancar maka dibutuhkan SDM yang serta meningkatnya jumlah sarana produksi
profesional dan laboratorium yang canggih dan distribusi kosmetik, Balai Besar POM
dengan alat – alat yang optimal. Saat ini di Padang perlu meningkatkan cakupan
kapasitas laboratorium yang dimiliki oleh Inspeksi agar dapat menjamin bahwa
Balai Besar POM masih belum optimal produk kosmetik yang dihasilkan dan
dengan alat – alat laboratorium yang masih diperdagangkan didasarkan kepada kaidah
bersifat standar, untuk itu saat ini Balai produksi dan distribusi yang baik.
Besar POM di Padang secara terus menerus
dan berkesinambungan terus memperkuat 3) Pemberdayaan masyarakat belum
kapabilitas dan profesionalisme SDM optimal
maupun sarana dan prasarana laboratorium Pembinaan pada produsen yang
seperti peralatan laboratorium, dilakukan belum optimal, dapat dilihat dari
pengembangan metoda analisa, reagensia, indikator masih tingginya produk kosmetik
baku pembanding dan suku cadang, tanpa izin edar yang beredar, pembinaan
sehingga dapat dengan optimal untuk terhadap pelaku usaha belum optimal
mengawal semua produk Obat dan disebabkan karena pembinaan yang
Makanan yang beredar di wilayah Propinsi dilakukan belum tepat sasaran, artinya
Sumatera Barat. masih banyak produsen yang menghasilan
produk tanpa izin edar, belum menjadi
2) Cakupan pengawasan sarana sasaran dalam penyebaran
produksi dan distribusi kosmetik informasi/penyuluhan.
yang belum optimal
Saat ini kosmetik nampaknya sudah 4) Penegakan hukum di bidang obat
menjadi kebutuhan primer manusia, dan makanan belum menimbulkan
terutama para wanita. Untuk itu semakin efek jera
banyaknya sarana produksi dan distribusi Selama ini upaya penegakan hukum
kosmetik dijumpai saat ini. Saat ini menurut yang dilakukan dinilai belum efektif.
data dari Balai Besar POM di Padang ada Rendahnya putusan pengadilan yang
sekitar 170 sarana distribusi kosmetik di dijatuhkan kepada pelanggar hukum tindak
Sumatera Barat dan sekitar 60 ada di pidana bidang Obat dan Makanan
Padang, namun karena untuk menghemat merupakan salah satu penyebab tidak
waktu, mereka biasanya hanya memeriksa efektifnya upaya penegakan hukum. Belum
setengah dari jumlah sarana distribusi adanya Peraturan perundang- undangan
kosmetik di Padang tersebut. khusus tentang pengawasan obat dan
makanan yang dapat memberikan sangsi
Dapat diketahui bahwa Balai Besar POM yang berat sehingga memberi efek jera
hanya mengecek sarana – sarana distribusi terhadap pelaku tindak pidana.
kosmetik yang biasanya kedapatan
memperdagangkan ksometik ilegal, Pemerintah benar – benar perlu membuat
sementara selebihnya tidak mereka cek regulasi yang baru, yang dapat memberikan
kerena dianggap aman. Namun juga tidak efek jera bagi pelaku pengedaran atau yang
menutup kemungkinan, kalau sarana memperoduksi kosmetik ilegal. Sehingga
distribusi yang awalnya dianggap aman peredarannya dapat dikurangi atau lebih
tersebut malah juga ikut memperdagangkan bagusnya dapat benar – benar habis
kosmetik ilegal karena meresa tempat dimasyarakat.
mereka lolos dari pengecekan Balai Besar
POM. b) Kendala Eksternal
1) Teknologi yang semakin
berkembang

132 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 1 | Nomor 4| Tahun 2019 | (Hal. 124-135)
Aynainil Mardiyah, Aldri Frinaldi| Efektivitas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan terhadap
Penertiban Pelaku Usaha Kosmetik Ilegal di Kota Padang

Dengan teknologi informasi yang Misalnya saat Balai Besar POM melakukan
semakin canggih dan berkembang saat ini pengecekan ke tempat distribusi kosmetik,
tidak menutup kemungkinan bahwa pelaku usaha disana mengatakan bahwa
perdagangan kosmetik semakin bebas boss nya sedang tidak di tempat oleh karena
sekarang ini. Misalnya melalui online, yang itu tidak bisa melakukan pengecekan
mana penjualan kosmetik bisa dijumpai di gudang, dan juga karena adanya
Instagram, Twitter atau Facebook. Hal kesolidaritasan antar sesama pelaku usaha
tersebut menuntut peningkatan peran dan ini.
kapasitas instansi Balai Besar POM dalam
mengawasi peredaran kosmetik atau pun Jadi saat Balai Besar POM melakukan
peredaran produk-produk lain. pengeceka ke satu tempat distribusi
kosmetik, pelaku usaha ini memberi tahu
Walaupun Balai Besar POM di Padang pelaku usaha yang lain bahwa sedang
sudah mempunyai strategi untuk adanya pengecekan kosmetik sehingga jika
menghadapi penjualan online ini, yang ada pelaku usaha yang masih memperjual
dinamai dengan Operasi Pangea, namun hal belikan kosmetik ilegal mereka langsung
tersebut masih belum bisa menghentikan menyembunyikannya supaya tidak disita
penjualan kosmetik secara online tersebut, pihak Balai Besar POM.
dikarenakan karena keterbatan kemampuan
Balai Besar POM untuk mengetahui Upaya yang dilakukan :
penyebaran toko – toko online ini, sehingga 1) Upaya Pre-emtif. Upaya pre-emtif yang
memberi peluang tidak terawasinya produk dilakukan Balai Besar Pengawas Obat
yang beresiko terhadap kesehatan. dan Makanan di Padang untuk
meningkatkan efektivitas dalam
2) Perilaku masyarakat yang ingin penertiban pelaku usaha yang masih
tampil secara instant memperdagangkan kosmetik ilegal
Masih beredarnya kosmetik ilegal adalah dengan rutin melakukan
hingga saat ini dikarenakan karna masih sosialisasi dan memperkuat layanan
adanya permintaan dari masyarakat akan informasi masyarakat melalui media
barang tersebut. Dengan berbagai macam cetak, media elektronik, iklan, brosur,
alasan seperti ingin tampil cantik dengan baliho ataupun media sosial lainnnya
cepat, ingin dapat kulit yang putih dengan yang bertujuan untuk menambah
cepat ataupun karena ikut-ikut teman. pengetahuan dan kesadaran tentang
bahaya nya kosmetik ilegal ini.
Untuk itu diperlukan upaya yang optimal 2) Upaya Preventif. Upaya preventif yang
dari Balai Besar POM untuk menanganinya, dilakukan Balai Besar Pengawas Obat
seperti gencar melakukan penertiban, dan Makanan adalah melakukan razia
ataupun melakukan sosialisasi terus – dan inspeksi secara rutin ke tempat –
menerus sehingga tumbuhnya kesadaran tempat yang dianggap rawan menjadi
masyarakat untuk menghentikan pemakaian lokasi perdagangan kosmetik ilegal
produk ilegal ini dan pelaku usaha pun ikut sehingga keberadaannya dapat benar –
berhenti memperjual belikannya. benar dihilangkan dari masyarakat.
3) Upaya Represif. Upaya represif yang
3) Ketidakjujuran pelaku usaha saat dilakukan adalah saat ini BPOM tengah
dilakukannya penertiban berupaya untuk melobi DPR supaya
Saat Balai Besar POM melakukan membuat regulasi yang baru mengenai
penertiban kosmetik ilegal ke tempat- sanksi hukum yang dapat benar – benar
tempat distribusi kosmetik, mereka menimbulkan efek jera bagi pelaku
menemukan kendala seperti tidak jujur nya yang memproduksi ataupun yang
pelaku usaha yang memasarkan kosmetik mengedarkan kosmetik ilegal, sehingga
saat mereka melakukan pengecekan.

133 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 1 | Nomor 4| Tahun 2019 | (Hal. 124-135)
Aynainil Mardiyah, Aldri Frinaldi| Efektivitas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan terhadap
Penertiban Pelaku Usaha Kosmetik Ilegal di Kota Padang

tidak ada lagi pelaku yang hanya diberi Selanjutnya menurut Soekanto (2012)
sanksi wajib lapor. pengendalian sosial dapat dikatakan efektif
apabila telah mencapai tujuan dan
Balai Besar POM belum cukup efektif sasarannya. Namun pengendalian sosial
dalam melakukan penertiban pelaku usaha yang dilakukan oleh BBPOM belum cukup
kosmetik ilegal, yang mana menurut efektif dikarenakan belum menyeluruhnya
Duncan (Steers, 1985) efektif nya suatu sosialisasi dilakukan sehingga tujuan untuk
organisasi dapat dilihat efektifnya menyebarkan informasi mengenai
pencapaian tujuan, integrasi yang dilakukan bahanyanya kosmetik ilegal ini belum
dengan baik dan kemampuan adaptasi optimal dilakukan.
organisasi tersebut. Pertama, tujuan dari
penertiban kosmetik ilegal belum sepenuh Terbatasnya anggaran dan SDM di Balai
nya tercapai dikarenakan beberapa faktor Besar POM Padang menjadi faktor
yaitu, kurangnya kepedulian masyarakat penghambat dalam melaksanakan kegiatan-
terhadap kosmetik ilegal dan karena masih kegiatan yang berkaitan dengan penertiban.
ada minat mereka mengkonsumsi kosmetik Selain itu karena teknologi yang semakin
tersebut. Kedua, integrasi yang berupa canggih menyebabkan kosmetik ilegal
sosialisasi yang dilakukan ke masyarakat semakin cepat dan luas beredar di
belum sepenuhnya optimal dikarenakan masyarakat.
kurangnya anggaran sehingga sosialisasi ini
tidak bisa rutin dilakukan dan juga karena Sesuai dengan teori yang dikemukan
kurangnya informasi yang didapatkan oleh Nawawi (2010) dibutuhkan upaya-
masyarakat mengenai jalannya sosialisasi upaya untuk meningkatkan penertiban ini.
ini. Ketiga, dalam menghadapi Pertama upaya pre-emtif, menanamkan
perkembangan teknologi yang semakin norma-norma dan nilai-nilai di dalam diri
canggih, BBPOM sudah dapat beradaptasi pelaku usaha kosmetik tentang bahaya nya
dengan baik yaitu dengan adanya Operasi pemakaian dari kosmetik ilegal tersebut.
Pangea BBPOM bisa mengawasi penjualan Kedua, upaya preventif dengan gencar
kosmetik secara online. melakukan penertiban ke tempat-tempat
yang dianggap rawan dalam beredarnya
Menurut Soekanto (2012) penertiban kosmetik ilegal. Ketiga upaya represif,
dapat meningkatkan kesadaran hukum dan dengan menjatuhi hukuman yang dapat
pengendalian sosial. Namun hal tersebut menimbulkan efek jera kepada pelaku
tidak sesuai dengan kenyataan yang ada usaha kosmetik ilegal sehingga mereka
dilapangan, yang mana dari penertiban yang tidak memperdagangkan produk-produk
dilakukan oleh BBPOM belum ilegal lagi.
menyebabkan tumbuhnya kesadaran hukum
bagi pelaku usaha kosmetik ilegal. PENUTUP
Dikarenakan masih lemahnya implementasi Berdasarkan hasil temuan penelitian
UU Nomor 36 tahun 2009 Tentang yang telah dilakukan oleh peneliti tentang
Kesehatan, yang mana kebanyakan kasus Efektivitas Pengawasan dan Penertiban
kosmetik ilegal pelaku nya hanya dikenai Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
hukuman berupa wajib lapor. Dibutuhkan terhadap Kosmetik Ilegal dan Berbahaya di
kebijaksanaan dari pemerintah untuk Kota Padang, maka dapat ditarik
menciptakan peraturan hukum yang lebih kesimpulan yaitu pertama, pencapaian
tegas (Frinaldi, 2017). Sehingga dengan tujuan Balai Besar POM untuk mengurangi
adanya peraturan hukum yang dapat peredaran kosmetik ilegal di masyarakat
menimbulkan efek jera, diharapkan belum sepenuhnya terpenuhi, dikarenakan
tumbuhnya kesadaran pelaku usaha karena belum tumbuhnya kesadaran
terhadap hukum yang ada. masyarakat untuk menghentikan pemakaian

134 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 1 | Nomor 4| Tahun 2019 | (Hal. 124-135)
Aynainil Mardiyah, Aldri Frinaldi| Efektivitas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan terhadap
Penertiban Pelaku Usaha Kosmetik Ilegal di Kota Padang

produk tersebut, otomatis pelaku usaha pun Frinaldi, A. (2019). Policy Management to
juga belum berhenti untuk menjualnya. Develop Tourism Work Culture
Consciousness and Increasing Visiting
Kedua, integrasi, sosialisasi yang People’s Satisfaction. Jurnal Studi
dilakukan Balai Besar POM masih belum
Pemerintah, 10.
efektif dikarenakan karena keterbatasan
waktu, kurangnya anggaran dan belum Larasati, S. P., & Haksama, S. (2016).
menyeluruhnya sosialisasi dilakukan. Penerapan Theory of Constraint pada
Kepuasan Kerja Karyawan Rumah
Ketiga, adaptasi, dalam menghadapi Sakit Mata Undaan Surabaya. Jurnal
perkembangan teknologi di zaman sekarang Administrasi Kesehatan Indonesia,
ini, yang mana dengan itu makin banyaknya
4(2), 155.
kosmetik yang beredar secara online. Untuk
itu Balai Besar POM sudah mempunyai https://doi.org/10.20473/jaki.v4i2.201
strategi yang dinamai dengan Operasi 6.155-162.
Pangea. Namun strategi ini belum Nawawi, B. (2010). Kebijakan Legislatif
sepenuhnya efektif dikarenakan karena Dalam Penanggulangan Kejahatan
tidak semua yang online bisa terawasi, dengan Pidana Penjara. yogyakarta:
sehingga masih ditemukannya kosmetik genta publishing.
ilega yang dijual secara online.
Soekanto, S. (2012). pokok-pokok sosiologi
Sehingga diperlukannya suatu hukum. jakarta: rajawali pers.
penertiban yang efektif yang dapat
meningkatkan kesadaran hukum dan Steers, R. (1985). efektivitas organisasi.
pengendalian sosial. Namun yang terjadi jakarta: erlangga.
adalah belum tumbuhnya kesadaran dan Witya, T., & Frinaldi, A. (2019). Efektivitas
kepatuhan pelaku usaha terhadap hukum Implementasi E-Government Dalam
yang ada, karena masih lemahnya Pelayanan Kependudukan di Dinas
implementasi UU Nomor 36 tahun 2009
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Tentang Kesehatan. Dan juga pengendalian
Kota Padang. Journal Of
sosial yang dilakukan belum mencapai
tujuan dan sasaran yang tepat. Multidisciplinary Reserch and
Development, 1(3), 428.
Pihak Balai Besar Pengawas Obat dan Peraturan Per UU Nomor 36 tahun 2009
Makanan harus lebih gencar lagi melakukan tentang Kesehatan.
sosialisasi untuk membentuk kesadaran
pelaku usaha atas hukum yang ada, harus Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat
lebih gencar lagi melakukan pembinaan dan Makanan Republik Indonesia No.
yang tepat sasarn kepada pelaku usaha HK.00.05.4.1745 Tentang Kosmetik.
kosmetik supaya tidak ada lagi pelaku usaha
yang menyimpang atau yang melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
dengan masih memperdagangkan kosmetik 2004 tentang Pedoman Polisi Pamong
ilegal tersebut. Praja.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Frinaldi, A. (2017). The Use of Freies


Ermessen (Discretion) in the Activity
of Central Government and Local
Government. Jurnal Ilmu Hukum
Universitas Muhammadiyah Metro.

135 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 1 | Nomor 4| Tahun 2019 | (Hal. 124-135)

You might also like