Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kepatuhan Konsumsi Obat Pada Pasien Tuberkulosis Di Puskesmas Pekauman Banjarmasin
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kepatuhan Konsumsi Obat Pada Pasien Tuberkulosis Di Puskesmas Pekauman Banjarmasin
1, November 2020
Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Kepatuhan Konsumsi Obat pada Pasien
Tuberkulosis di Puskesmas Pekauman Banjarmasin
Abstract
The disease of tuberculosis is a contagious disease and is increasing every year. The
number of cases of tuberculosis in Indonesia in 2016 was 298,128 cases, while in South
Kalimantan Province there were 5,147 cases. Tuberculosis (TB) is a chronic infectious
disease that can be cured when taking medication regularly. Compliance of tuberculosis
patients to take medication may be influenced by the knowledge and attitude of the patient.
The purpose of this research is to know the correlation between knowledge and attitude with
the compliance of drug consumption in tuberculosis patients in Pekauman Public Health
Center Banjarmasin working area in 2018. The design of this study used analytical survey
with cross sectional approach. The population is all TB patients in Pekauman Public Health
Center Banjarmasin working area from February to June 2018, amounting to 56 people. The
sample meets the criteria of 54 people with purposive sampling technique. Data analysis
through chi-square test using 95% confidence level. TB patients in Pekauman Public Health
Center Banjarmasin working area mostly have good knowledge about tuberculosis amounted
to 39 people (72,2%), have positive attitude amounted to 48 people (88,9%), obedient in
taking medicine of tuberculosis amounted to 48 people (88 , 9%). There is correlation
between knowledge and attitude with compliance of drug consumption in tuberculosis patient
in Pekakesmas Banjarmasin working area (p value = 0,000,031). For Pekauman Public
Health Center Banjarmasin can improve health education for example by holding group
meeting and special routine counseling to TB patient and family, and distributing leaflets /
leaflets about TB drug consumption compliance.
20
Irvan Maulana, dkk
terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak 680 orang, tahun 2016 sebanyak
berjumlah 52.328 kasus dan yang terendah 610 orang, sedangkan tahun 2017 sebanyak
terdapat di Provinsi Gorontalo berjumlah 694 orang. Jumlah tersebut tersebar dari 26
1.151 kasus sedangkan di Provinsi wilayah kerja Puskesmas di Kota
Kalimantan Selatan berjumlah 5.147 kasus Banjarmasin, dari data tersebut
(3). menunjukkan jumlah terbanyak penderita
Penderita TB Paru BTA Positif akan tuberculosis baru terdapat di wilayah kerja
menjadi sumber penularan bagi lingkungan Puskesmas Pekauman yaitu sebanyak 99
sekitarnya. Penularan TB disebabkan oleh orang (14,26%). Data dari Puskesmas
masih rendahnya kesadaran penderita Pekauman Banjarmasin didapatkan bahwa
dalam menjalani proses pengobatan dan selama bulan Januari-Juli 2018 jumlah kasus
penyembuhan sehingga tidak jarang baru tuberkulosis sebanyak 74 orang.
menimbulkan kasus putus berobat. Berdasarkan uraian pendahuluan
Ketidakpatuhan berobat akan peneliti mempunyai tujuan penelitian untuk
mengakibatkan tingginya angka kegagalan mengetahui Hubungan Pengetahuan dan
pengobatan penderita TB paru dan Sikap dengan Kepatuhan Konsumsi Obat
menyebabkan makin banyak ditemukan pada Pasien Tuberkulosis di Wilayah Kerja
penderita TB paru dengan BTA yang Puskesmas Pekauman Banjarmasin Tahun
resisten dengan pengobatan standar 2018.
sehingga banyak menimbulkan
kekambuhan. Salah satu penyebab Metode Penelitian
terjadinya kekambuhan adalah riwayat Rancangan penelitian ini
minum obat yang tidak teratur karena menggunakan survei analitik dengan
ketidakpatuhan pengobatan yang dapat pendekatan cross sectional. Populasi adalah
memungkinkan terjadinya bahaya resistensi seluruh pasien TB di wilayah kerja
obat, maka dari itu sangat dibutuhkan Puskesmas Pekauman Banjarmasin dari
kepatuhan pasien dalam pengobatan (4). bulan Februari – Juni 2018 yang berjumlah
Faktor-faktor yang mempengaruhi 56 orang. Sampel memenuhi kriteria
perilaku kepatuhan pasien dalam minum sebanyak 54 orang dengan teknik
obat adalah faktor predisposisi meliputi pengambilan purposive sampling. Instrumen
pengetahuan, kepercayaan, keyakinan, atau alat pengumpul data yang digunakan
nilain-nilai dan sikap. Faktor enabling dalam penelitian ini berupa kuesioner yang
meliputi ketersediaan sarana dan fasilitas berisi pertanyaan yaitu tentang
kesehatan dan faktor reinforcing yaitu pengetahuan, sikap responden mengenai
dukungan keluarga dan sikap petugas konsumsi obat TB. Variabel bebas adalah
kesehatan (5). pengetahuan dan sikap sedangkan variabel
Tingkat pengetahuan merupakan salah terikat adalah kepatuhan konsumsi obat TB
satu faktor yang dapat mempengaruhi paru. Jenis data terdiri dari data primer dan
kepatuhan seseorang terhadap sukender. Data primer dalam terdiri dari data
pengobatannya. Memiliki pengetahuan yang pengetahuan, sikap dan kepatuhan
cukup mengenai penyakitnya, seseorang konsumsi obat TB yang bersumber dari
akan terdorong untuk patuh dengan pasien TB yang menjadi responden
pengobatan yang mereka jalani (6). sedangkan data sekunder berupa jumlah
Sikap seseorang yang baik akan pasien TB yang bersumber dari Puskesmas
meningkatkan kepatuhan minum obat. Sikap Pekauman Banjarmasin. Analisis data
merupakan keteraturan antara komponen- melalui uji chi-square dengan menggunakan
komponen pemikiran (kognitif), hal perasaan tingkat kepercayaan 95% dengan nama
(afektif) dan predisposisi tindakan (konatif) responden tidak dicantumkan, menjelaskan
yang saling berinteraksi dalam memahami, ke responden maksud penelitian dan
merasakan dan berperilaku terhadap suatu responden mengisi lembar persetujuan
objek dilingkungan sekitarnya. Sikap yang setelah penjelasan.
buruk akan berkontribusi juga terhadap
perilaku pasien TB dalam minum obat (7). Hasil Penelitian
Data jumlah kasus baru penderita a. Univariat
tuberkulosis tahun 2015 di Kota Banjarmasin
21
Irvan Maulana, dkk
22
Irvan Maulana, dkk
23
Irvan Maulana, dkk
suatu perilaku. Sikap itu merupakan Shortcourse (DOTS) sejak tahun 1996.
kesiapan untuk bereaksi terhadap objek Keberhasilan strategi DOTS sangat
lingkungan tertentu sebagai suatu dipengaruhi oleh pemilihan PMO yang baik.
penghayatan suatu objek (5). Menurut PPTI (2010) tugas PMO sangat
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penting untuk menjamin keteraturan
penelitian Sarmen yang menyatakan bahwa pengobatan pasien TB. PMO mempunyai
pasien TB di Puskesmas Sidomulyo Kota empat tugas pokok, yaitu mengawasi dan
Pekanbaru sebagian besar memiliki sikap memberi dorongan serta memastikan pasien
yang positif terhadap penyakit TB sebanyak TB menelan obat sesuai aturan sampai
27 orang (87%) (13). tuntas, mengingatkan pasien TB untuk
memeriksakan ulang dahak pada waktu
3. Kepatuhan Konsumsi Obat TB yang ditentukan untuk mengetahui
Hasil penelitian mendapatkan bahwa perkembangan pengobatan, memberikan
pasien TB di wilayah kerja Puskesmas penyuluhan tentang TB dan menyarankan
Pekauman Banjarmasin sebagian besar anggota keluarga pasien untuk
patuh dalam mengkonsumsi obat memeriksakan diri bila ada yang dicurigai
tuberculosis yaitu berjumlah 48 orang sakit TB, memperhatikan atau mengawasi
(88,9%). Artinya responden sudah banyak bila ada gejala efek samping obat (15).
yang mengkonsumsi obat sesuai dengan
anjuran petugas kesehatan, pengawan 4. Hubungan Pengetahuan dengan
minum obat (PMO). Kepatuhan pasien dengan Kepatuhan Konsumsi Obat TB
dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa Hasil uji statistik fisher exact diperoleh
pasien tersebut tidak pernah lupa dalam p = 0,000 maka p < a 0,05, maka hasil
meminum obat, tidak pernah sengaja tidak analisis uji statistik menunjukkan ada
meminum obat, selalu mematuhi jadwal hubungan antara pengetahuan dengan
pengambilan obat yang telah ditetapkan kepatuhan konsumsi obat pada pasien
sedangkan pasien yang tidak patuh dalam tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas
penelitian ini berarti tidak taat dengan aturan Pekauman Banjarmasin. Pengetahuan
yang telah dianjurkan atau ditetapkan oleh tentang TB yang kurang menyebabkan
petugas kesehatan. responden berfikir kalau pencegahan
Kepatuhan konsumsi obat TB dalam penularan dan pengobatan penyakit TB itu
penelitian ini dapat berkaitan dengan tingkat kurang begitu penting sehingga tidak
pendidikan. Data menunjukkan pasien TB munculnya minat responden untuk
yang tidak patuh sebagian besar adalah mengkonsumsi obat, begitu sebaliknya jika
pasien yang memiliki pendidikan dasar (SD- responden memiliki pengetahuan yang baik
SMP). Pendidikan dasar akan turut serta tentang TB, mengetahui manfaat dari
menghambat kepatuhan dalam konsumsi konsumsi obat sehingga akan membuat
obat TB. Semakin tinggi tingkat pendidikan responden melakukan yang terbaik untuk
akan semakin mudah berfikir rasional dan mencapai kesembuhan yang optimal melalui
menangkap informasi baru termasuk konsumsi obat sesuai dengan anjuran.
informasi mengenai pentingnya kepatuhan Semakin tinggi pengetahuan seseorang
konsumsi obat penyakit TB. Menurut Ihsan tentang TB maka semakin tinggi kepatuhan
bahwa makin tinggi tingkat pendidikan responden untuk mengkonsumsi obat TB
seseorang makin mudah menerima tersebut, begitupun sebaliknya semakin
informasi sehingga diharapkan makin rendah pengetahuan seseorang tentang TB
banyak pula pengetahuan yang dimiliki. maka semakin rendah kepatuhan untuk
Dapat diartikan bahwa pendidikan sangat mengkonsumsi obat TB tersebut.
mempengaruhi perilaku seseorang. Tingkat pengetahuan kurang pada
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan responden mempengaruhi pola pikir atau
informasi misalnya hal-hal yang menunjang pemahaman responden tentang penyakit
kesehatan, sehingga dapat meningkatkan TB, sehingga pada responden dengan
kesehatan dan kualitas hidup (14). tingkat pengetahuan kurang memiliki
Pemerintah telah menggalakkan kecenderungan untuk tidak mematuhi
program penanggulangan TB dengan anjuran tenaga kesehatan maupun
strategi Directly Observed Treatment pengawas minum obat. Responden yang
24
Irvan Maulana, dkk
memiliki pengetahuan baik maka memiliki kesembuhan sendiri maka responden akan
perilaku yang baik terhadap konsumsi obat. mematuhi dalam konsumsi obat tersebut.
Pengetahuan memiliki keterkaitan Sikap menuntun perilaku manusia
yang sangat penting untuk mampu akan bertindak sesuai sikap. Attitude
mengerakkan tindakan pengobatan yang diartikan dengan sikap terhadap objek
baik karena perilaku responden didorong tertentu yang dapat merupakan sikap
oleh pengetahuan yang baik pula. pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap
Tingkat pengetahuan merupakan salah tersebut disertai oleh kecenderungan untuk
satu faktor yang dapat mempengaruhi bertindak sesuai objek tadi (5).
kepatuhan seseorang terhadap Sikap merupakan reaksi evaluatif yang
pengobatannya. Dengan memiliki disukai atau tidak disukai terhadap sesuatu
pengetahuan yang cukup mengenai atau seseorang, menunjukkan kepercayaan,
penyakitnya, seseorang akan terdorong perasaan atau kecenderungan perilaku
untuk patuh dengan pengobatan yang seseorang. Sikap adalah suatu proses
mereka jalani (6). penilaian yang dilakukan seseorang
Pengetahuan atau kognitif merupakan terhadap suatu objek (17).
domain yang sangat penting untuk Hasil penelitian ini sama dengan hasil
terbentuknya perilaku atau tindakan penelitian Sari yang menyatakan ada
seseorang. Apabila perubahan perilaku hubungan antara sikap dengan Kepatuhan
didasari dengan pengetahuan dan sikap Berobat pada Pasien TB Paru Rawat Jalan
yang positif maka akan menyebabkan di Jakarta (p-value = 0,000) (18)
perilaku bertahan lebih lama (5).
Hasil penelitian ini sama dengan hasil Kesimpulan
penelitian Nesi (16) yang menyatakan Berdasarkan hasil penelitian dapat di
bahwa ada hubungan antara pengetahuan simpulkan bahwa pasien TB di wilayah kerja
dengan tingkat kepatuhan berobat penderita Puskesmas Pekauman Banjarmasin
TB Paru di Puskesmas Maubesi Kabupaten sebagian besar memiliki pengetahuan yang
Timur Tengah Utara (p-value = 0,000). baik tentang tuberkulosis yaitu berjumlah 39
orang (72,2%) dari pengetahuan kurang dan
5. Hubungan Sikap dengan dengan cukup. Pasien TB di wilayah kerja
Kepatuhan Konsumsi Obat TB Puskesmas Pekauman Banjarmasin
Hasil uji statistik fisher exact diperoleh sebagian besar memiliki sikap yang positif
p = 0,001 maka p < a 0,05 maka dapat terhadap tuberkulosis yaitu berjumlah 48
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha orang (88,9%). Pasien TB di wilayah kerja
diterima artinya ada hubungan antara sikap Puskesmas Pekauman Banjarmasin
dengan kepatuhan konsumsi obat pada sebagian besar patuh dalam mengkonsumsi
pasien tuberkulosis di wilayah kerja obat tuberkulosis yaitu berjumlah 48 orang
Puskesmas Pekauman Banjarmasin. (88,9%). Ada hubungan antara pengetahuan
Hasil analisis dmenggunakan uji dengan kepatuhan konsumsi obat pada
statistik ada hubungan antara sikap dengan pasien tuberkulosis di wilayah kerja
kepatuhan konsumsi obat pada pasien Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Ada
tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas hubungan antara sikap dengan kepatuhan
Pekauman Banjarmasin. Data menunjukkan konsumsi obat pada pasien tuberculosis dii
responden yang memiliki sikap yang negatif wilayah kerja Puskesmas Pekauman
cenderung tidak mematuhi anjuran petugas Banjarmasin.
kesehatan dalam mengkonsumsi obat
sedangkan responden yang mempunyai Daftar Pustaka
sikap positif sebagian besar patuh dalam 1. Manurung, S., dkk. Gangguan Sistem
konsumsi obat sesuai dengan yang Pernfasan Akibat Infeksi. Jakarta: TIM;
dianjurkan oleh petugas kesehatan atau 2013.
pengawas minum obat (PMO). Adanya 2. Katadata News and Recearch. Negara
hubungan antara sikap dengan kepatuhan Mana TBC Terbanyak?; 2017. Available
konsumsi obat pasien TB dapat dijelaskan from:
responden yang mendukung bahwa https://databoks.katadata.co.id/datapubli
mengkonsumsi obat perlu dilakukan untuk
25
Irvan Maulana, dkk
26