Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

Nama : Maria Galla’

NIM : P10119083

Kelas : E KESMAS

1. Perbedaan kawasan konservasi dengan kawasan lindung adalah kawasan


konservasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk melestarikan dan
melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya dari kepunahan sedangkan
kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan
dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan
berkelanjutan.
2. Kriteria kawasan lindung, antara lain:
a. Luas dan kejelasan kawasan lindung, baik kawasan lindung dalam kawasan dan
di luar kawasan.
Kriteria ini menunjukkan luas dan letak masing–masing tipe kawasan
lindung dalam suatu wilayah administratif, yang sudah ditandai batasnya secara
jelas baik di dalam peta maupun di lapangan. Kriteria ini menjadi penting,
karena untuk mendukung fungsi optimal dari suatu kawasan lindung
memerlukan luas yang optimum sehingga luas dan kejelasan batas kawasan
lindung penting untuk kepastian kawasan lindung dimaksud.
Kriteria ini mencakup dua indikator, yaitu:
 Penataan batas kawasan lindung pada kawasan hutan negara .
Setiap jenis kawasan lindung harus memiliki tata batas yang jelas.
Tata batas merupakan pemisah antara kawasan lindung dalam kawasan
dengan luar kawasan. Indikator ini bertujuan agar terjadi penataan batas
kawasan yang jelas untuk menghindari terjadinya tumpang tindih
dengan kawasan lain.
 Penandaan batas kawasan lindung di luar kawasan
Pada umumnya penadaan batas di luar kawasan hutan masih jarang
dan relatif sulit untuk dilakukan, apalagi pada tanah milik. Namun
demikian kejelasan kawasan lindung pada kawasan di luar hutan negara
sangat penting untuk memberikan insentif dan dis-insentif yang
berkeadilan. Kejelasan batas-batas kawasan lindung pada lahan milik
juga penting untuk mencegah terjadinya konflik tenurial dan konflik
sosial.
b. Kesesuaian peruntukkan dan fungsi kawasan lindung.
Kriteria ini dimasukkan sebagai standar penilaian kawasan lindung untuk
mengetahui kesesuaian penggunaan lahan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) dan atau zona kelas kemampuan lahan dan yang ada di Kawasan
lindung. Kepentingan kriteria ini dapat mengetahui permasalahan penggunaan
lahan di kawasan lindung.
c. Kualitas kawasan lindung pada seluruh tipe kawasan lindung.
Kualitas kawasan lindung sangat terkait dengan fungsi kawasan lindung.
Semakin baik kualitas kawasan lindung, maka fungsi lindung akan semakin
terpenuhi. Fungsi kawasan lindung akan terpenuhi jika total area kawasan
berfungsi dengan baik. Kualitas kawasan lindung menjadi gambaran dari
fungsi kawasan lindung. Kualitas kawasan lindung dapat digambarkan dengan
tingkat penutupan vegetasinya yang mencakup keseluruhan kawasan lindung
atau yang dibandingkan dengan luas area. Kriteria ini memiliki enam indikator,
yaitu:
 Penutupan vegetasi di kawasan lindung pada tipe I ( sempadan pantai,
sempadan sungau, kawasan sekitar danau dan mata air, taman wisata
alam, kawasan rawan longsing, banjir dan rawan gelombang pasang dll)
 Penutupan vegetasi di kawasan lindung dengan Tipe II (Kawasan resapan
air,kawasan yang memberi perlindungan air tanah dan kawasan koridor
bagi satwa)
 Keberadaan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan atau kawasan
budidaya yang berfungsi lindung. Bagi Kabupaten atau kota yang tidak
memiliki kawasan lindung, maka keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
menjadi sangat penting. RTH di kawasan perkotaan memberikan
perlindungan terhadap polusi udara dan fungsi hiroorologis serta fungsi
sosial. Luas RTH minimal 30% dari luas daratan di wilayah kota.
 Debit air sungai yang dipengaruhi oleh kawasan lindung . Debit air sungai
menggambarkan fungsi hidroorologis kawasan lindung dan merupakan
output dari proses yang terjadi pada kawasan lindung. Baik buruknya
kawasan lindung dapat digambarkan dari kualitas debit air sungai.
Debit air sungai menjadi indikator kualitas kawasan dan signal
peringatan bagi bahaya yang terjadi akibat buruknya kawasan lindung.
 Keanekaragaman jenis pohon pada kawasan lindung di luar kawasan
atau non hutan. Keanekaragaman jenis pohon menggambarkan jumlah
jenis pohon di kawasan lindung. Keanekaragaman pohon merupakan
keanekaragaman kunci yang mendukung bagi keanekaragaman satwa,
dan spesies non pohon. Keanekaragaman hayati dalam kawasan lindung
menjadi gambaran ketahanan ekosistem dalam kawasan lindung, serta
upaya konservasi sumberdaya hayati di kawasan lindung.
 Pengelolaan keanekaragaman hayati di Kawasan Lindung. Indikator ini
menunjukkan upaya-upaya yang dilakukan dalam menjaga dan
meningkatkan keanekaragaman hayati secara terencana dan terkendali.
Keanekaragaman hayati bersifat dinamis apabila tidak dilakukan
penanganan secara baik maka keanekaragaman hayati bisa menurun.
Penurunan keanekaragaman hayati dapat menurunkan kualitas kawasan
lindung.
3. Jenis-jenis kawasan lindung:
a. kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya
 Kawasan hutan lindung (HL)
 Kawasan bergambut
 Kawasan resapan air
b. Kawasan perlindungan setempat
 Sempadan pantai
 Sempadan sungai
 Kawasan sekitar danau /waduk
 Kawasan sekitar mata air
c. Kawasan suaka alam dan cagar budaya
 Kawasan suaka alam
 Pantai berhutan bakau (mangrove)
 Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya
 Taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam
 Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
d. Kawasan rawan bencana
 Kawasan rawan bencana gunung api
 Kawasan rawan bencana gempa
 Kawasan rawan gerakan tanah
 Kawasan rawan banjir
4. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian kawaan lindung, yaitu:
a. Melakukan aktivitas penanaman, pemeliharaan, perlindungan dan pengamanan
pada kawasan lindung. Hal ini merupakan upaya pokok dalam pelestarian
kawasan lindung untuk menjaga kelangsungan dan kelestarian suatu kawasan
lindung.
b. Melakukan pengurangan lahan kritis pada berbagai tipe kawasan lindung .
Lahan kritis adalah lahan di kawasan lindung yang tidak berfungsi lindung, dan
berpotensi memberikan dampak buruk/ bahaya serta tidak memberikan
manfaat yang optimal. Saat ini luas kritis masih cukup tinggi dan menjadi fokus
utama untuk dikurangi.
c. Menyediakan bibit untuk mendukung upaya penanaman di kawasan lindung.
Jaminan pengadaan bibit merupakan penunjang utama dalam pelestarian
kawasan lindung. Pengadaan bibit adalah faktor penting dalam menunjang
kelestarian kawasan lindung dan menjadi titik kritis dalam penanganan kawasan
lindung. Kawasan lindung yang telah ditanami dengan tegakan pohon
memerlukan regenerasi dari bibit alami maupun buatan.
d. Melakukan perlindungan terhadap spesies plora dan fauna jarang, langkah dan
terancam serta flora dan atau fauna yang merupakan kekhasan wilayah
setempat di kawasan lindung . Perlindungan terhadap spesies flora dan fauna
jarang, langka dan terancam punah serta flora dan atau fauna yang merupakan
kekhasan wilayah setempat di kawasan lindung non hutan.

You might also like