Professional Documents
Culture Documents
KAJIAN SIDa Jurnal Riptek Asrin Edit 14 Jan
KAJIAN SIDa Jurnal Riptek Asrin Edit 14 Jan
: 1 - 16
Abstract
Responding to global competition, to improve the regional and national competitiveness, now Indonesia emerge
an understanding of the development of innovations that are arranged in a system of innovation. This approach is
then known as the regional innovation system (Indonesia: Sistem Inovasi Daerah – SIDa) which is a system of
institutions that should be intertwined to create and empower the knowledge or skills that determine the new
technology in local to regional levels. Semarang as one of the major cities in Indonesia needs to develop SIDa as a
form of local development. This paper aims to assess the readiness of Semarang in developing SIDa by through the
policy instrument for the development of regional innovation systems (SIDa). In order to apply SIDa, it is necessary to
study about some indicators to measure readiness include the readiness of the interaction of stakeholders
(universities, private industry, government, and society), the availability of infrastructure to support SIDa more focused
on the means of information and communication, human resources training, and policies of the Semarang itself. From
the results of the assessments, Semarang already has got a good potential to apply SIDa. However, the deficiencies
in some ways are still found, like the limited understanding of local innovation development among the local
government. The result of the study describes the level of preparedness of Semarang for developing SIDa in
Semarang.
Latar Belakang
Perkembangan perekonomian global mengakomodasikan dinamika dan kapasitas
berpengaruh signifikan terhadap pembangunan daerah dalam perencanaan pembangunan
ekonomi masyarakat. Perkembangan yang saat nasional. Dalam penjabarannya, implementasi
ini lebih menekankan pada aspek pengetahuan SIDa menyangkut tiga tindakan utama yaitu
dan inovasi atau lebih dikenal dengan penataan pilar SIDa, pengembangan fokus
pembangunan berbasis „ekonomi pengetahuan‟. prioritas dan implementasi kerangka kerja
Pembangunan ini dituntut untuk mampu sistem inovasi. SIDa dapat dikembangkan
berdaya saing, baik secara lokal, nasional, dengan pengembangan dan sinkronisasi
maupun internasional melalui dukungan potensi instrumen kebijakan yang berkaitan dengan
lokal. Taufik (2005:5) menyebutkan bahwa daya SIDa secara baik dan menyeluruh. Instrumen
saing global semakin ditentukan oleh faktor- kebijakan tersebut meliputi pemangku
faktor lokalitas dan upaya peningkatannya perlu kepentingan, kondisi infrastruktur, dan
diiringi dengan penguatan kohesi sosial dukungan kebijakan.
masyarakat yang maju. Merespon hal tersebut, Kota Semarang
Pengembangan sistem inovasi nasional sebagai bagian dari entitas pengembangan
merupakan agenda nasional sesuai dalam UU no sistem inovasi nasional dituntut kesiapannya
17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan untuk turut serta mengembangkan sistem
Jangka Panjang Nasional (RPJN) 2005-2025 dan inovasi di daerahnya sebagai upaya peningkatan
UU no 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional daya saing wilayah. Terlebih lagi, Kota Semarang
Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu sebagai kota perdagangan dan jasa dalam skala
Pengetahuan dan Teknologi. Penguatan Sistem regional perlu lebih menekankan faktor daya
Inovasi Nasional merupakan wahana utama saing sebagai elemen utama dalam
peningkatan daya saing dan kohesi sosial dalam pembangunan perekonomian wilayahnya. Dalam
mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, tataran inisiasi, pengembangan inovasi daerah
maju, mandiri, dan beradab. memerlukan adanya kajian peluang
Pengembangan sistem inovasi daerah (SIDa) pengembangan melalui kesiapan dukungan
merupakan salah satu strategi utama dalam instrumen kebijakan sebagai dasar implementasi.
sistem inovasi nasional yang mewadahi proses
integrasi antara komponen penguatannya. SIDa Perumusan Masalah
pada dasarnya juga mengakomodasi RPJMN Pengembangan kebijakan yang berorientasi
2010-2014 melalui pendekatan pembangunan pada upaya pengembangan Sistem Inovasi
berdimensi kewilayahan untuk Daerah masih menjadi tantangan besar bagi
2
Riptek Vol. 6, No.2, Tahun 2012, Hal. 1 - 16
Tabel I
Indikator Kesiapan Instrumen Kebijakan SIDa
Pemangku Kepentingan Infrastruktur Dukungan Kebijakan
a. Perguruan Tinggi a. TIK Kebijakan lokal yang digunakan
Kerjasama dengan pihak Pendukung informasi inovasi dalam penelitian ini adalah
swasta, pemerintah dan Kualitas dan jangkauan dokumen strategis kota yaiu
masyarakat ataupun antar b. Pendidikan dan Pelatihan RPJMD sebagai dasar dalam melihat
perguruan tinggi Ketersediaan sarana pelatihan dukungan inovasi dalam arahan
Kinerja kegiatan penelitian dan kerja, laboratorium penelitian pembangunan kota. Kesiapannya
pengembangan dan efektivitasnya diukur dari:
Sarana pendukung penelitian c. Dukungan Pendanaan Efektifitas
dan pengembangan kontribusi pembiayaan terha- Efisiensi
Kemanfaatan penelitian dap penelitian perguruan tinggi Memiliki daya bangkitan
b. Swasta ketersediaan lembaga penda- signifikan
Komitmen dalam men-dukung naan yang mudah diakses oleh Kelayakan cakupan
inovasi daerah melalui komer- masyarakat, dalam hal ini Memenuhi kaidah pasar
sialisasi produk UMKM Konsistensi
Kerjasama pemanfaatan ino- d. Regulasi, Mekanisme Insentif Koherensi
vasi daerah dengan per-guruan pemanfaatan insentif oleh Keterbukaan dan akuntabilitas
tinggi, UMKM maupun pemangku kepentingan untuk Komitmen kebijakan
pemerintah kegiatan pengembangan SID,
c. Pemerintah misalnya penelitian, pencip-
Dukungan anggaran pemerin- taan teknologi baru
tah untuk pengem-bangan
inovasi
Kebijakan pendukung inovasi
Koordinasi antar SKPD dalam
pemanfaatan hasil inovasi
Pemasaran
Kerjasama dengan aktor lain
dalam pemanfaatan inovasi
daerah
Dukungan penyediaan infra-
struktur pendukung
d. Masyarakat (UMKM)
Eksistensi UMKM
Kontribusi terhadap pereko-
nomian masyarakat
Pemanfaatan teknologi hasil
penelitian dan pengembangan
aktor lain (dalam hal ini
perguruan tinggi)
Sumber: Analisis Penulis, 2012
3
Kajian Pengembangan Sistem Inovasi
Daerah (SIDa) Kota Semarang (Wiwandari Handayani dkk)
Kerangka Pikir
Gambar 1
Kerangka Pikir Penelitian
penguatan SIDa ini. Langkah awal dimulai Di luar Indonesia, penerapan SIDa dalam
dengan sosialisasi pemahaman tentang SIDa menguatkan entitas lokal dalam sebuah inovasi
berkoordinasi dengan Badan Pengkajian dan telah diimplementasikan di Kota Busan, Korea
Penerapan Teknologi (BPPT) Kementrian Riset Selatan. Kota Busan merupakan sebuah kota
dan Teknologi. Kota Pekalongan juga dinyatakan yang dikembangkan sebagai sebuah innovation
berhasil dalam menggandeng pihak swasta city atau kota inovasi. Kunci keberhasilannya
dengan didirikannya International Batik Center, adalah peran kerja sama dari industri lokal,
sebagai pusat penjualan hasil-hasil inovasi akademisi, institusi penelitian (litbang), dan
produk batik Pekalongan. lembaga Swadaya masyarakat (LSM) yang ada
Kini di tahun 2012, Pemerintah Kota yang bersama-sama membantu jalannya
Pekalongan mulai mencanangkan sebuah pembangunan wilayah.
program kerja baru yaitu Pameran Inovasi dan Kota Busan direncanakan untuk
Kreativitas Pembangunan yang mengambil lokasi pengembangan tiga sektor yaitu sektor lokal
di Gelanggang Olah Raga (GOR) Jetayu berupa maritim dengan peningkatan
Pekalongan. Kegiatan yang dilakukan adalah perkonomian di bidang produksi hasil
kompetisi “Walikota Junior”, Gelar Teknologi perikanan, pengembangan sektor industri
dan Produk Inovatif, Bincang Teknologi, perfilman, dan pengembangan sektor keuangan.
Seminar Technopreneurship, Kompetisi Fashion Busan dikembangkan menjadi 3 distrik
Batik Karnaval, dll. Selain kegiatan-kegiatan pengembangan. Pengembangan distrik yang
tersebut, kegiatan ini juga mengajak peran serta berbeda fokus ini dikarenakan pemerintah
akademisi yaitu dengan acara Bincang Bersama Korea Selatan menginginkan tiap distrik dapat
yang dilakukan dengan kalangan pelajar dan guru memfokuskan pembangunan sesuai dengan
IPA di sekolah-sekolah Kota Pekalongan. bidang atau sektornya serta ingin memudahkan
dalam hal investasi dan perencanaan.
Fokus pengembangan pada potensi Fokus pengembangan pada sektor Fokus pengembangan pada inovasi
maritim dan perikanan keuangan dan komersial industri perfilman nasional
Sumber: http://englishbusan.go.kr
Gambar 4
Pengklasteran Pembangunan Distrik di Kota Busan, Korsel
Teknologi Otomotif
LP2M UNNES
Sosial Masyarakat Desa &
LPPM Unika Urban
Teknologi Komputer
P3M UDINUS
kota besar lainnya memiliki selisih perbedaan lokal) di antaranya Otak-otak Bandeng, Bandeng
yang cukup signifikan. Dibandingkan dengan Asap, Bandeng Goreng Telur dan masih banyak
Kota Tangerang pada tahun 2010 dan pada lagi.
tahun 2011, ternyata nilai investasi yang telah Pemerintah, berdasarkan Peraturan
dicapai Kota Semarang masih tergolong kecil. Daerah Kota Semarang tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang
(diperbarharui setiap tahun), Pemerintah Kota
Semarang telah mengalokasi sejumlah dana
untuk kegiatan kerjasama penelitian baik kepada
Rupiah
Tabel 3
Program Kerja SKPD Kota Semarang Mengarah Pada Sistem Inovasi*
Urusan Program Dinas Terkait Target 2015
Perindustrian Peningkatan kemampuan Dinas Teknologi industri meningkat
teknologi industri Perindustrian 15%
Pengembangan industri kecil dan Perdagangan Terbentuk 378 IKM kreatif
dan menengah dengan dan 10 buah klaster
peningkatan persentase industri
kreatif dan jumlah klaster
Kelautan dan Optimalisasi pengelolaan & Dinas Kelautan Meningkat 3% pertahun
Perikanan pemasaran produksi perikanan dan Perikanan
dengan produksi ikan olahan
Koperasi, Usaha Program Pengembangan Dinas Koperasi Meningkatnya jumlah UMKM
Kecil & Kewirausahaan dan Keunggulan dan UKM 10%
Menengah Kompetitif Usaha Kecil Meningkatnya akses
Menengah pembiayaan Koperasi dan
Program pengembangan sistem UMKM 25% penguatan KPS
pendukung usaha UMKM (Kerjasama Pemerintah-
(Penguatan KPS) Swasta)
Pertanian Peningkatan penerapan Dinas Pertanian 99.71% pertanian telah
teknologi pertanian dengan menerapkan teknologi
pemanfataan teknologi untuk
meningkatkan hasil produk
pertanian
Pendidikan Meningkatkan jumlah lembaga Dinas Pendidikan 65% SMA di Semarang telah
kursus dan pelatihan menerapakan e-pembelajaran
bersertifikat
Meningkatkan e-pembelajaran
SMA dan SMK
Sumber: RPJMD Kota Semarang 2010-2015
*penggolongan berdasarkan adanya konten ekonomi pengetahuan dalam program SKPD
8
Riptek Vol. 6, No.2, Tahun 2012, Hal. 1 - 16
Usaha mikro, kecil, dan menengah atau masih cukup rendah. Di Tahun 2010, persentase
UMKM merupakan bentuk keterwakilan dari sampel yang telah menggunakan internet masih
masyarakat sebagai pemangku kepentingan. berada di angka 26%, jauh dibanding Medan yang
UMKM berperan sebagai pengaplikasi inovasi telah mencapai 40%.
teknologi. Menurut data dari Dinas UMKM dan
Koperasi Kota Semarang, pada tahun 2012 ini
UMKM di Kota Semarang terbagi menjadi 4
pengklasteran yaitu klaster handycraft, batik,
% Peningkatan
pengolahan pangan, dan bandeng. Fungsi dari
JSampel
klaster ini adalah sebagai bentuk organisasi atau
asosiasi dari para pengusaha UMKM saat
membutuhkan peralatan dan bahan atau berbagi
informasi saat diadakan pameran untuk
mendongkrak produksi.
Di Kota Semarang ini UMKM dan Koperasi
ternyata berkembang cukup pesat. Dilihat dari
data yang dipublikasikan oleh Pemerintah Kota Sumber: Yahoo-TNS Net Index Indonesia 2010
Semarang, UMKM di Kota Semarang meningkat
dari tahun 2005 hanya 1240 usaha menjadi Gambar 9
10.176 usaha di tahun 2009 atau meningkat Persentase Pertumbuhan Internet di
820%. Hal ini menunjukkan ada pertumbuhan Kota-kota Indonesia
ekonomi yang produktif di kalangan masyarakat
Kota Semarang. Menurut data dari lembaga survei
independen Yahoo-TNS Net Index Indonesia
tahun 2010, penggunaan internet di Kota
Semarang berada pada 3 besar nasional. Dari 8
kota besar yang tersebar di seluruh Indonesia
sebagai sampel, Semarang di tahun 2009 dan
tahun 2010 mengalami peningkatan jumlah
penggunaan internet yang melonjak tajam yaitu
11% di bawah Makassar dan Palembang.
Sumber: RPJMD Kota Semarang 2010-2015
9
Kajian Pengembangan Sistem Inovasi
Daerah (SIDa) Kota Semarang (Wiwandari Handayani dkk)
kualitas SDM penduduk Kota Semarang. BLK Sedangkan untuk keberadaan lembaga pendanaan
merupakan Unit Pelaksana Tugas (UPT) di untuk masyarakat seperti koperasi jumlahnya
bawah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi selalu meningkat dari tahun ke tahun. Persentase
Kota Semarang yang memiliki tupoksi koperasi aktif di Kota Semarang mengalami
melaksanakan pelatihan untuk peningkatan SDM kenaikan dari 55,06% pada tahun 2005 menjadi
di Kota Semarang. 75% pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 Kota
Semarang telah ditetapkan sebagai Kota
Penggerak Koperasi. Peluangnya sebagai bantuan
pendanaan untuk kegiatan UMKM akan sangat
besar dan bermanfaat.
% Jumalh Koperasi
Sumber: RPJMD Kota Semarang, 2012
Gambar 13
Persentase Koperasi Aktif di Kota
Semarang (dalam %)
Gambar 12
Peningkatan Jumlah Pendanaan
Penelitian (dalam Rupiah)
10
Riptek Vol. 6, No.2, Tahun 2012, Hal. 1 - 16
Tabel 4
Kebijakan Terkait Inovasi Pada Visi dan Misi RPJMD Kota Semarang 2011-2015
Aspek
Sub-pembahasan Keterangan
Pembahasan
Visi - Sesuai dengan visi Kota Semarang yaitu “Semarang Setara” yang di-
ejawantah-kan dalam perumusan visi “Terwujudnya Semarang Kota
Perdagangan dan Jasa, Yang Berbudaya Menuju Masyakarat Sejahtera”,
unsure yang terkait SIDa tercantum dalam penjelasan aspek:
poin 3 bahwa Semarang terfokus pada pengembangan potensi
ekonomi lokal yaitu aspek industri terutama industri kecil dan
menengah berbasis ekonomi kerakyatan (lunpia, batik, bandeng,
industri olahan)
poin 4 pengembangan sarana prasarana penunjang termasuk non fisik
seperti pengembangan SDM, penataan birokrasi, dan penyiapan tenaga
kerja
Misi Pendidikan Misi yang disusun pada RPJMD 2011-2015 ini memuat beberapa target
Pemerintahan yaitu:
Kemandirian dan Mewujudkan SDM yang berkualitas salah satunya dengan pendidikan
Daya Saing Daerah dan penerapan teknologi e-learning. Terdapat juga pengadaan
perpustakaan berbasis teknologi dan informasi
Mewujudkan Pemerintahan Kota Semarang efektif dan efisien,yaitu
dengan (1) penerapan e-government dan e-city dengan fokus sasaran
pembangunan ICT pada lingkungan pemerintah Kota hingga 75% (2)
peningkataran kerjasama dengan swasta, pemerintah lokal, provinsi,
pusat, dan luar negeri mencapai 75%
Mewujudkan Kemandirian Daerah di antaranya dengan (1)
pengembangan UMKM dengan peningkatan per tahun 10%, koperasi
aktif 75% (2) Mengembangkan kualitas pariwisata melalui pemanfaatan
teknologi, kelembagaan, obyek wisata dan sarana prasarana pendukung
(3) Kegiatan di bidang perikanan, pertanian, dan lain halnya yang
mengandung kemandirian daerah
Sumber: RPJMD Kota Semarang Tahun 2011-2015
Gambar 15
Sumber: Analisis Penulis, 2012 Radar Infrastruktur SIDa
Gambar 14
Radar Pemangku Kepentingan
11
Kajian Pengembangan Sistem Inovasi
Daerah (SIDa) Kota Semarang (Wiwandari Handayani dkk)
Tabel 5
Matriks Interaksi Pemangku Kepentingan
Perguruan Tinggi (PT) Swasta Pemerintah UMKM
Belum ada kerjasama yang
bersinergi terkait dengan
PT
pengembangan inovasi
belum ada kerjasama yang Komersialisasi yang
Swasta
12
Riptek Vol. 6, No.2, Tahun 2012, Hal. 1 - 16
Tabel 6
Matriks Interaksi Rekomendasi Instrumen Kebijakan
Pemangku Kepentingan Infrastruktur Dukungan Kebijakan
- Peningkatan kerjasama
penelitian yang mengarah
inovasi Semarang
Pemangku Kepentingan
- Percepatan penerapan e-
government
- Peningkatan pendanaan
peneltian yang diiringi
peningkatan kuantitas dan
kualitas pendidikan
- peningkatan peran PT dalam - Percepatan implementasi sistem - Perlu adanya SK Walikota atau
meningkatkan kesejahteraan elektronik untuk pelayanan publik Perda berkaitan dengan
masyarakat di berbagai bidang seperti E-KTP, e-ticket untuk Penguatan SIDa yang saling
- Masuknya unsur SIDa yang transportasi umum, pelayanan tersinkronisasi dengan
Dukungan Kebijakan
diiringi Perda dalam RPJMD perizinan, termasuk konversi TIK peraturan dari Pemerintah
- Peningkatan peran UMKM dalam pemerintahan sendiri Pusat dan Pemerintah Provinsi
dalam program peningkatan - Peningkatan pelayanan
perekonomian Semarang telekomunikasi telepon dan
internet terutama di daerah miskin
- Pendataan HAKI di lingkup Kota
Semarang yang berkaitan dengan
pemberian insentif untuk inovasi,
bisa bekerja sama dengan
Direktorat Jenderal HKI
13
Kajian Pengembangan Sistem Inovasi
Daerah (SIDa) Kota Semarang (Wiwandari Handayani dkk)
Potensi Peluang
Penelitian perguruan tinggi di Mengembangkan penerapan
Semarang telah banyak penelitian yang tepat guna untuk
dihasilkan meningkatkan produktifitas
Fasilitas infrastruktur yang masyarakat (UMKM)
tersedia Kemudahan untuk
Kebijakan pusat tentang SIDa mempromosikan produk-produk
yang telah ada inovatif lokal melalu internet
Pengakuan untuk Pemkot Pengembangan klaster SIDa yang
Semarang yang inovatif melalui utama yaitu pengolahan ikan, yang
IGA Award didukung dengan bidang lain (batik
SDA berupa perikanan yang Semarangan, pengolahan pangan,
sangat potensial handycraft)
Gambar 17
Potensi dan Peluang Pengembangan SIDa Kota Semarang
Gambar 18
Roadmap (Panduan) Pengembangan SIDa Kota Semarang Berdasar Kondisi Eksisting
14
Riptek Vol. 6, No.2, Tahun 2012, Hal. 1 - 16
15
Kajian Pengembangan Sistem Inovasi
Daerah (SIDa) Kota Semarang (Wiwandari Handayani dkk)
16