Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan

Volume 10, Nomor 1, Januari 2017 (20-29)


ISSN 1979-5645, e-ISSN 2503-4952

Peran Pemerintah Daerah dalam Pencegahan dan Penanggulangan


HIV-AIDS di Kabupaten Merauke

Muh. Rum Ramadhan Rakhman


(Peneliti Independen)
Email: rumramadhan@yahoo.com

Abstract
The objectives of this research are to know the efforts made by the government in the
municipality to address the prevention and prevention of HIV-AIDS. The type of research used is
descriptive qualitative. Technique of collecting data using observation, that is collecting data by
conducting direct observation to the object under study, conducting interviews with informants
to get as much information as possible by asking some questions about the problems studied
and research library by collecting data through written documents, books , Reports, and
legislation which is closely related to this research and supported by secondary data. The result
of this research shows: First, the District Government of Merauke has made efforts in the
prevention and control of HIV-AIDS. Efforts in prevention include improving communication,
information and education on HIV-AIDS, increasing condom use, improving the prevalence of
sexually transmitted infections, increasing prevention of mother-to-child HIV transmission and
raising universal precautions. Efforts in the field of prevention of VCT services, and treatment of
people living with HIV. Second, in the implementation of these efforts there are obstacles and
challenges. Barriers that occur include low levels of education, still lack of awareness and
understanding of the community about the dangers of HIV AIDS and the still stigma and
discrimination of HIV-AIDS. The challenges of district government Merauke include the mutation
of employees in government institutions, the development of information and communication
technology, and population mobility.
Keywords: government institutions, development of information, communication technology,
population mobility.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan pemerintah kabupaten
Merauke dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS. Tipe penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, yaitu
pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti,
mengadakan wawancara dengan informan untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin
dengan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai masalah yang diteliti dan penelitian
pustaka dengan mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen tertulis, buku-buku, laporan-
laporan, serta peraturan perundang-undangan yang erat kaitannya dengan penelitian ini serta
ditunjang oleh data sekunder. Dari hasil penelitian menunjukkan dua hal. Pertama, Pemerintah
Kabupaten Merauke telah melakukan upaya-upaya didalam pencegahan dan penanggulangan
HIV-AIDS. Upaya yang dilakukan dibidang pencegahan yaitu diantaranya meningkatkan
komunikasi, informasi dan edukasi tentang HIV-AIDS, meningkatkan penggunaan kondom,
meningkatkan upaya penurunan prevalensi penyakit infeksi menular seksual, meningkatkan
upaya pencegahan penularan HIV dari ibu kepada bayi, dan meningkatkan kewaspadaan

20
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 10, Nomor 1, Januari 2017

universal. Upaya dibidang penanggulangan yaitu layanan VCT, dan pengobatan ODHA. Kedua,
dalam pelaksanaan upaya tersebut terdapat hambatan dan tantangan. Hambatan yang terjadi
meliputi rendahnya tingkat pendidikan, masih kurangnya kesadaran dan pemahaman
masyarakat akan bahaya HIV AIDS dan masih adanya stigma dan diskriminasi HIV-AIDS.
Adapun tantangan pemerintah kabupaten Merauke diantaranya mutasi pegawai dalam
kelembagaan pemerintah, berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, dan mobilitas
penduduk.
Kata kunci: kelembagaan pemerintah, teknologi informasi dan komunikasi, mobilitas penduduk

PENDAHULUAN terinfeksi penyakit penyakit penyerta atau


sering disebut infeksi opportunistic.
Kesehatan adalah salah satu bentuk AIDS merupakan penyakit yang paling
hak asasi manusia yang diwujudkan melalui ditakuti pada saat ini. HIV virus yang
perlindungan hukum dan kebijakan menyebabkan penyakit ini, merusak sistem
pemerintah dengan upaya pemberian fasilitas pertahanan tubuh (sistem imun), sehingga
pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan orang-orang yang menderita penyakit ini
masyarakat. Kesehatan adalah keadaaan kemampuanuntuk mempertahankan dirinya
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang dari serangan penyakit menjadi berkurang.
memungkinkan setiap orang hidup produktif Seseorang yang positif mengidap HIV, belum
secara sosial dan ekonomi. Karena itu, tentu mengidap AIDS. Banyak kasus di mana
kesehatan merupakan dasar dari diakuinya seseorang positif mengidap HIV, tetapi tidak
derajat kemanusiaan. Tanpa kesehatan, menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama.
seseorang menjadi tidak sederajat secara Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang
kondisional. Rendahnya pemahaman akan terus merusak sistem imun. Akibatnya,
seseorang akan pentingnya kesehatan bagi virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak
dirinya sendiri membuat mereka memandang berbahaya menjadi sangat berbahaya karena
sebelah mata akan adanya permasalahan rusaknya sistem imun tubuh. Virus tersebut
kesehatan di lingkungan sekeliling mereka. masih belum ditemukan vaksin atau obat
Negara Indonesia hingga saat ini untuk menyembuhkan epidemi sehingga HIV-
masih menghadapi problematika kesehatan AIDS menjadi fokus perhatian dunia sampai
yang memberikan dampak sosial yang saat ini.
kompleks dan menjadi kendala Epidemi HIV dan AIDS adalah sebuah
pembangunan yang harus segera fakta yang sekarang sedang dihadapi di
diselesaikan. Masalah kesehatan yang masih semua daerah-daerah di Indonesia. Epidemi
mengkhawatirkan yang ada di Indonesia dari HIV dan AIDS masih dinamis sehingga
bahkan negara-negara lain di dunia adalah jalur penyebarannya masih belum
fakta berkembangnya epidemi yang diramalkan. HIV-AIDS merupakan
disebabkan Human Immunodeficiency Virus / permasalahan ekstrim yang secara mudah
Acquired ImmunodeficiencySyndrome berpindah sehingga secara geografis dan
(HIV/AIDS). HIV dan AIDS adalah dua istilah sosial tidak tetap hingga saat ini, kemudahan
berbeda tetapi saling berhubungan. HIV berpindah tempat atau berubah arah
adalah virus yang menyebabkan terjadinya merupakan gambaran global dari epidemi
AIDS. Sedangkan ‘tahap AIDS’ adalah situasi HIV-AIDS ini. Semenjak ditemukannya hingga
dimana seseorang telah benar-benar sekarang HIV-AIDS secara nyata tersebar
menurun daya tahan tubuhnya dan telah hampir di seluruh negara. Oleh karena itu,
dibutuhkan sebuah strategi dari berbagai

21
Peran Pemerintah Daerah…
(muh. Rum Ramadhan Rakhman)

pihak untuk mengurangi dan menanggulangi bahwa jumlah kasus HIV dan AIDS di
penyebaran virus mematikan ini. kabupaten Merauke mengalami penurunan
Berdasarkan penelitian awal penulis dalam 3 tahun terakhir yaitu pada tahun
temukan bahwa di Provinsi Papua, kasus 2013-2016.
HIV/AIDS pertama kali ditemukan di Berbagai upaya telah dilakukan
Kabupaten Merauke pada tahun 1992. Dari 6 Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke,
kasus HIV yang ditemukan, 2 diantaranya termasuk pembuatan kebijakan. Namun
adalah Wanita Pekerja Seks dan 4 orang lain tetap ditemukan kasus HIV-AIDS. Hal ini
adalah laki-laki ber-Warga Negara Asing disebabkan berbagai hambatan dan
(WNA). Berikut data perkembangan kasus tantangan dalam mengatasinya.
HIV-AIDS di Kabupaten Merauke: Untuk itu, penelitian ini bertujuan
Melihat kondisi perkembangan kasus untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang
HIV-AIDS di Daerah Kabupaten Merauke, telah dilakukan pemerintah Kabupaten
Pemerintah Kabupaten Merauke menetapkan Merauke dalam melakukan pencegahan dan
kebijakan berupa Peraturan Daerah Nomor 5 penanggulangan HIV-AIDS serta untuk
Tahun 2003 Tentang Pencegahan dan mengetahui hambatan dan tantangan dari
Penanggulangan IMS, HIV dan AIDS, dan upaya tersebut.
diperbaharui lagi dengan adanya Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2013. Pembaharuan METODE PENELITIAN
tersebut dikarenakan Peraturan Daerah
sebelumnya tidak sesuai lagi dengan Lokasi penelitian dilaksanakan di
perkembangan, tuntutan dan kebutuhan Kabupaten Merauke, pada Dinas Kesehatan,
hukum dalam masyarakat sehingga Dinas Sosial, Komisi Penanggulangan AIDS
diperbaharui, yang diharapkan dapat (KPA) Kabupaten Merauke, LSM Yasanto,
mencegah, dan menanggulangi HIV dan AIDS Lokalisasi yobar, dan Lokalisasi belsum.
di Kabupaten Merauke. Waktu penelitian yaitu pada bulan April 2017.
Kasus HIV-AIDS di Kabupaten Pendekatan penelitian yang
Merauke terbukti menyerang siapa saja dan digunakan adalah kualitatif dengan tipe
tidak mengenal usia, status sosial, maupun penelitian deskriptif. Tipe penelitian ini
jenis kelamin yang tidak mudah diprediksi. menyajikan satu gambar yang terperinci
Hal ini banyak disebabkan tingkat tentang satu situasi khusus, setting sosial
pengetahuan dan pemahaman masyarakat atau hubungan yang digunakan jika ada
mengenai penularan dan dampak HIV/AIDS pengetahuan atau informasi tentang gejala
yang masih tergolong rendah. Penularan HIV sosial yang akan diselidiki atau
dan AIDS perlu segera ditangani mengingat dipermasalahkan.
implikasi negatif tidak hanya pada kesehatan Adapun informan dalam penelitian ini
masyarakat saja tetapi juga pada bidang adalah:
sosial, ekonomi, dan politik. sehingga ikut 1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
andil menjadi penghambat pembangunan Merauke
yang kompleks di daerah ini. 2. Kepala Bidang Pencegahan dan
Di kabupaten Merauke, kasus HIV- Pengendalian Penyakit Dinas
AIDS belum mampu ditangani secara tuntas Kesehatan
oleh pemerintah. Hal tersebut dapat dilihat 3. Kepala Bidang Rehabilitasi Dinas Sosial
dari kurangnya pemahaman dan kesadaran Kabupaten Merauke
masyarakat akan bahaya dari virus penyakit 4. Kepala Seksi Rehabilitasi Tuna Susila
HIV-AIDS. Namun jika melihat data yang ada Dinas Sosial Kabupaten Merauke

22
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 10, Nomor 1, Januari 2017

5. Sekretaris Komisi Penanggulangan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Merauke


AIDS Kabupaten Merauke mengalami ketidakstabilan. angka tertinggi
6. Pengelola Keuangan Komisi yaitu pada tahun 2012 dengan total jumlah
penanggulangan AIDS Kabupaten 145 orang, dan angka terendah yaitu pada
Merauke tahun 2008 dengan 59 orang. Namun jika
7. Deputi Sosial Kemasyarakatan LSM melihat data yang ada bahwa jumlah kasus
Yasanto HIV dan AIDS di kabupaten Merauke
8. Staf Sarana dan Prasarana LSM mengalami penurunan dalam 3 tahun
Yasanto terakhir yaitu pada tahun 2013-2016 ini tidak
9. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). terlepas dari upaya pemerintah kabupaten
10. Wanita pekerja sek Merauke dalam menekan laju epidemi HIV-
AIDS.
Teknik analisis data yang digunakan Melihat kondisi perkembangan kasus
peneliti adalah teknik analisis data kualitatif HIV/AIDS di daerah Kabupaten Merauke,
dimana data yang diperoleh akan dianalisis Pemerintah Kabupaten Merauke sebelumnya
dengan menggunakan teknik analisis data telah berupaya dengan menetapkan
kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah kebijakan yaittu Peraturan Daerah Nomor 5
suatu metode penelitian untuk menghasilkan Tahun 2003 Tentang Pencegahan dan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis Penanggulangan IMS, HIV dan AIDS, dan
maupun lisan dari orang-orang yang diperbaharui lagi dengan adanya Peraturan
diwawancarai. Teknik analisis data kualitatif Daerah Nomor 3 Tahun 2013. Pembaharuan
digunakan untuk mendapatkan penjelasan tersebut dikarenakan Peraturan Daerah
mengenai pencegahan dan penanggulangan sebelumnya tidak sesuai lagi dengan
HIV/AIDS di kabupaten Merauke. Data dari perkembangan, tuntutan dan kebutuhan
hasil wawancara yang diperoleh kemudian hukum dalam masyarakat sehingga
dicatat dan dikumpulkan sehingga menjadi diperbaharui, tentunya dengan adanya
sebuah catatan lapangan. Peraturan Daerah tersebut yang diharapkan
dapat mencegah, dan menanggulangi HIV
HASIL DAN PEMBAHASAN dan AIDS di Kabupaten Merauke. Lahirnya
kebijakan perda pencegahan dan
Upaya Pemerintah Daerah dalam penanggulangan HIV AIDS merupakan
pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS kepedulian masyarakat bersama pemerintah
di Kabupaten Merauke. kabupaten Merauke didalam melihat kondisi
Epidemi HIV dan AIDS adalah sebuah kasus HIV aids yang pada saat itu
fakta yang sekarang sedang dihadapi di penyebarannya begitu cepat dan sangat
semua daerah-daerah di Indonesia termasuk mengkhawatirkan. bahwa sasaran dari perda
kabupaten Merauke. Strategi dan Upaya dari perda no. 5 tahun 2003 belum mencakup
berbagai pihak dalam hal ini pemerintah masyarakat secara umum, yang dimana
bersama seluruh elemen masyarakat dalam sasaran perda sebelumnya hanya pada
melakukan pencegahan dan penanggulangan kelompok beresiko saja yaitu pekerja seks,
HIV-AIDS sangatlah perlu untuk dilakukan mucikari, pramuria bar, pramuria pijat dan
mengingat dampak yang ditimbulkan dan pelanggan sehingga dilakukanlah
tidak adanya obat untuk menyembuhkan pembaharuan. Berbeda halnya dengan perda
virus HIV-AIDS, tentunya upaya tersebut no 3 tahun 2013 yang dimana sasarannya
merupakan salah satu prioritas pemerintah lebih luas yaitu ditujukan pada kelompok-
yang harus dilakukan dalam menekan kelompok berisiko dan masyarakat umum.
penyebaran epidemi virus HIV-AIDS. jumlah
23
Peran Pemerintah Daerah…
(muh. Rum Ramadhan Rakhman)

Tentunya dengan adanya pembaharuan sarana KIE seperti leaflet, poster, spanduk
peraturan daerah tersebut diharapkan dapat tentang HIV-AIDS. Penyebarluasan media KIE
mencegah, dan menanggulangi HIV dan AIDS seperti tersebut diatas pada instansi terkait,
di Kabupaten Merauke. tempat resiko tinggi, RS, Puskesmas, tempat
Upaya Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke umum, tempat ibadah, secara
dalam pencegahan dan penanggulangan berkesinambungan.
HIV-AIDS Pemasangan iklan layanan masyarakat
Dinas kesehatan merupakan instansi di media massa agar masyarakat paham
yang bertanggung jawab sebagai lembaga bahaya HIV-AIDS, diantaranya
teknis dalam melaksanakan program menyebarluaskan informasi melalui media
penanggulangan HIV dan AIDS. Secara elektronik dalam hal ini Radio baik RRI
normatif, untuk menjalankan tanggung jawab maupun swasta / Radio Frita Merauke.
tersebut maka dinas kesehatan telah Kegiatan promosi merupakan langkah
menerjemahkannya dalam bentuk program- awal yang paling utama dilakukan di dalam
program secara umum sebagai pelaksana upaya pencegahan HIV-AIDS, memberikan
kebijakan HIV dan AIDS. informasi kepada masyarakat terkait
HIV-AIDS merupakan masalah pengenalan awal, cara penularan dan cara
kesehatan dan juga masalah sosial. menghindari HIV-AIDS. Upaya promosi
Penyebaran HIV-AIDS dipengaruhi oleh dilakukan dengan berbagai alternatif
perilaku manusia sehingga upaya diantaranya dengan melalui komunikasi,
pencegahannya perlu memperhatikan faktor informasi dan edukasi. Kegiatan yang
perilaku. dilakukan berupa sosialiasasi/penyuluhan
HIV-AIDS, penyebarluasan media informasi,
Program pencegahan komunikasi HIV-AIDS melalui pampflet,
Tujuan program pencegahan adalah poster dan spanduk dan penyebarluasan
agar setiap orang dapat melindungi dirinya informasi melalui media massa, dalam hal ini
tidak tertular HIV dan tidak menularkannya radio RRI maupun swasta. Semua hal
kepada orang lain. Adapun upaya yang tersebut tidak lain bertujuan untuk memberi
dilakukan dinas kesehatan diantaranya: pengetahuan, dan membangun pemahaman
masyarakat akan bahaya virus HIV AIDS.
Meningkatkan Komunikasi, Informasi dan Upaya Meningkatkan Penggunaan
Edukasi HIV-AIDS Kondom. Sosialisasi penggunaan kondom
Upaya meningkatkan komunikasi, untuk kelompok resiko tinggi dan masyarakat
informasi dan edukasi dilakukan melalui umum. Pada dasarnya penularan penyakit
peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku seksual merupakan sisi negatif dari
positif dalam mencegah penularan. Kegiatan berkembangnya seks komersial. Hal itu
KIE diantaranya meluputi disebabkan oleh minimnya penggunaan
sosialisasi/penyuluhan. Upaya untuk kondom saat berhubungan seksual antara
melakukan penyuluhan dan pemahaman penjaja seks dengan pelanggannya. Untuk
tentang HIV-AIDS di lingkungan kelompok mengatasi penyebaran penyakit menular
risiko dan populasi kunci. seksual dalam industri seks komersil
Upaya untuk menyampaikan kepada diperlukan sosialisasi untuk menyadarkan
masyarakat tentang bahaya virus HIV-AIDS pelaku seks komersil dalam penggunaan
melalui layanan Komunikasi Publik. Upaya kondom saat berhubungan seksual. Hal itu
meningkatkan publikasi baik secara kuantitas tidaknya bertujuan sebagai pelindung diri,
maupun kualitas melalui media massa yang
sifatnya edukatif. Pengadaan media dan
24
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 10, Nomor 1, Januari 2017

yang juga dapat mengurangi laju penularan Meningkatkan upaya pencegahan


penyakit seksual. penularan HIV dari ibu kepada bayinya.
Dengan dilakukannya sosialisasi Program PMTCT (prevention of mother to
penggunaan kondom agar masyarakat dan child HIV transmission). Upaya dinas
kelompok-kelompok beresiko mengetahui kesehatan dengan melakukan program
pentingnya penggunaan kondom dalam PMTCT atau pencegahan penularan HIV dari
aktifitas seksual agar terhindar dari penyakit ibu hamil ke bayinya. PMTCT dilakukan
menular seksual yang memberi dampak pada dengan tujuannya untuk memberikan
virus HIV-AIDS, dan terlebih juga untuk informasi ke masyarakat dalam hal ini ibu
kalangan kelompok beresiko agar mereka hamil agar mengetahui bagaimana cara
mengetahui kewajiban lainnya yang harus meminimalisir penularan HIV dari ibu hamil
mereka patuhi di dalam melakukan ke bayinya. Adapun bentuk intervensi
pekerjaanya sesuai dengan aturan perda pencegahan tersebut di antaranya:
tersebut. Dengan adanya perda no. 3 tahun Pemberian informasi PMTCT pada ibu
2013 membuat pemerintah lebih mudah hamil ketika datang ke layanan kesehatan
didalam mengontrol kelompok-kelompok untuk meningkatkan kesadaran dan
berisiko dalam hal ini pekerja seks, pramuria kewaspadaan mereka tentang kemungkinan
bar, dan pramuria panti pijat dalam hal adanya resiko penularan HIV diantara
penggunaan kondom. mereka, termasuk juga risiko lanjutan berupa
Melakukan monitoring penggunaan penularan HIV ibu ke bayi.
kondom kelompok beresiko, seperti diketahui Konseling dan tes HIV. Konseling dan
bahwa salah satu cara paling efektif dalam tes HIV merupakan komponen penting dalam
mengurangi prevalensi IMS adalah dengan upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke
pemakaian kondom pada setiap hubungan bayi. Cara untuk mengetahui status HIV
seks beresiko. Tentunya upaya pemantauan seseorang adalah melalui tes darah. Prosedur
atau monitoring penggunaan kondom pelaksanaan tes darah didahului dengan
merupakan alat ukur sejauh mana program konseling sebelum dan sesudah tes, Jika
penggunaan kondom berjalan. Proses status HIV sudah diketahui, terkhusus untuk
pemantauan dilakukan oleh petugas Pusat ibu hamil dengan status HIV positif dilakukan
Kesehatan Reproduksi selaku unit pelaksana intervensi agar ibu tersebut tidak menularkan
teknis dinas kesehatan melalui kartu isian HIV kepada bayi yang dikandungnya.
kondom yang dibagikan dan diambil tiap Meningkatkan kewaspadaan universal
bulan di tempat lokalisasi. (Universal Precaution) di sarana pelayanan
Meningkatkan upaya penurunan kesehatan. Upaya kewaspadaan universal
prevalensi Penyakit Infeksi Menular Seksual. yaitu diantaranya dilakukannya pelatihan
Pemeriksaan kesehatan/screening IMS tentang kewaspadaan universal kepada
kelompok-kelompok beresiko. Pemeriksaan petugas kesehatan karena pekerjaannya
kesehatan/screening IMS bertujuan untuk beresiko untuk tertular HIV. Kewaspadaan
mengetahui kondisi kesehatan reproduksi universal dimaksudkan untuk melindungi
kalangan kelompok beresiko dalam hal petugas layanan kesehatan dan pasien lain
menurunkan pravelensi penyakit ims. terhadap penularan berbagai infeksi dalam
Pemeriksaan rutin dilaksanakan setiap bulan darah dan cairan tubuh lain, termasuk HIV.
di Pusat Kesehatan Reproduksi selaku unit Kewaspadaan tersebut mewajibkan
pelaksana teknis Dinas kesehatan kabupaten petugas/perawat agar melakukan tindakan
Merauke. tertentu. Yaitu diantaranya

25
Peran Pemerintah Daerah…
(muh. Rum Ramadhan Rakhman)

Cuci tangan dengan sabun dan air pembinaan kepada populasi kunci terutama
mengalir sebelum dan sesudah melakukan di kalangan pekerja seks di lokalisasi dengan
tindakan/perawatan, penggunaan alat menekankan pada perubahan perilaku agar
pelindung yang sesuai untuk setiap tindakan, para pekerja seks tersebut agar lebih sadar
pengelolaan dan pembuangan alat-alat tajam akan kewajiban yang harus mereka patuhi
dengan hati-hati. Pengelolaan limbah yang dalam melakukan pekerjaannya. Selain itu
tercemar darah/cairan tubuh dengan aman. juga, dilakukannya pelatihan keterampilan
Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai agar kiranya pekerja seks tersebut dapat
dengan melakukan dekontaminasi, desinfeksi mengembangkan keterampilannya dengan
dan sterilisasi yang benar. membuat kerajinan dan usaha-usaha kecil
yang tidak lain bertujuan untuk memberikan
Program Penanggulangan Layanan VCT bekal dikemudian hari ketika mereka
Dinas Kesehatan kabupaten Merauke memutuskan untuk berhenti dari
berperan sebagai penyedia layanan Voluntary pekerjaanya. Bentuk keterlibatan dinas sosial
Counseling and Testing HIV-AIDS. Layanan juga terlihat dengan adanya bantuan dan
VCT telah dilaksanakan di Rumah sakit umum dukungan terhadap Odha yaitu bantuan
daerah, Rumah sakit Bunda, Pusat kesehatan sembako di rumah odha (yasanto) dan
Reproduksi dan 23 puskesmas yang ada di bantuan petih jenazah bagi odha yang telah
kabupaten Merauke. meninggal.
Upaya Komisi Penanggulangan AIDS
Pengobatan orang dengan HIV-AIDS dalam pencegahan dan penanggulangan HIV-
Pelayanan pengobatan dan AIDS di Kabupaten Merauke. Sosialisasi
perawatan berkualitas untuk ODHA di peraturan daerah no. 3 tahun 2013 tentang
lakukan di RSUD Merauke, hal tersebut dapat pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS
dilihat dengan dibentuknya Pokja (kelompok Upaya dari KPA yaitu dilakukannya
kerja) HIV AIDS. Pokja HIV dan AIDS berfungsi sosialisasi perda no. 3 tahun 2013 tentang
menerima rujukan dan melakukan perawatan pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS.
kepada penderita, memberikan dukungan Sosialisasi perda tersebut dilakukan baik
kepada penderita dan keluarga, serta dikalangan kelompok-kelompok beresiko
memberikan pengobatan pada seluruh pasien maupun masyarakat umum., tujuannya agar
yang ditemukan positif IMS dan HIV di unit semua masyarakat kabupaten Merauke
teknis lapangan. Bagi individu yang setelah mengetahui aturan dalam perda tersebut.
melakukan VCT kemudian didapati bahwa ia Sosialisasi kondom kreatif. KPA
positif HIV, maka selanjutnya ia akan segera bekerja sama dengan dinas kesehatan
dianjurkan untuk melakukan pengobatan dengan melakukan sosialisasi kondom di
dengan mengikuti Antiretroviral Therapy lokalisasi, sosialisasi tersebut lebih
(ART). Sebelum memulai terapi ARV, ODHA menekankan pada kesadaran akan
diberi konseling kepatuhan tentang cara pentingnya penggunaan kondom dalam
penggunaan, efek samping, tanda bahaya dan mencegah penularan IMS dan HIV. Namun
semua yang terkait dengan terapi agar tidak ada hal yang berbeda dari sosialisasi kondom
terjadi resistensi. tersebut yaitu KPA memberikan
Upaya Dinas Sosial dalam pencegahan reward/hadiah kepada pekerja seks yang
dan penanggulangan HIV-AIDS di Kabupaten rajin menggunakan kondom. Pemberian
Merauke. Bentuk keterlibatan dinas sosial reward tersebut berdasarkan hasil
dalam program pencegahan dan pemantauan kondom dari PKR. Biasa kami
penanggulangan HIV dan AIDS di Kabupaten
Merauke masih sebatas memberikan
26
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 10, Nomor 1, Januari 2017

berikan hadiah berupa magicom, dispenser, Program yang dilaksanakan Yasanto


tv, kipas angina dll. selama ini adalah melakukan respon
Sosialisasi HIV-AIDS di sekolah. Upaya terhadap HIV dan AIDS dengan adanya
KPA melakukan sosialisasi di kalangan remaja program pencegahan, dan dukungan ODHA.
merupakan bentuk pencegahan dan Adapun program pencegahan yang dilakukan
penanggulangan HIV. Pergaulan bebas di yasanto yaitu:
masa remaja sangatlah rentan kaitannya
dengan seks bebas dan narkoba, sehingga Program Pencegahan
sosialisasi merupakan cara preventif agar Pelatihan peer education (pendidikan
memberikan perubahan perilaku terhadap sebaya). Peer Education (pendidikan sebaya)
remaja agar mempunyai pemahaman dan adalah suatu proses komunikasi, informasi
kesadaran akan menanggulangi dirimya dari dan edukasi yang dilakukan oleh dan untuk
bahaya HIV AIDS. kalangan yang sebaya yaitu kalangan satu
Layanan komunikasi publik kepada kelompok, ini dapat berarti kelompok sebaya
masyarakat. Upaya selanjutnya yang di pelajar, kelompok mahasiswa, sesama rekan
lakukan oleh KPA adalah dengan melakukan profesi, jenis kelamin. Kegiatan sebaya
layanan komunikasi publik dengan dipandang sangat efektif dalam rangka KIE
memanfaatkan berbagai media yang ada penanggulangan HIV-AIDS, karena penjelasan
seperti televisi, radio, surat kabar, dan yang diberikan oleh seseorang dari
penyebaran brosur. kalangannya sendiri akan lebih mudah
Kordinasi dengan instansi terkait. dipahami. Bentuk keterlibatan yasanto
Komisi penanggulangan AIDS kabupaten dengan dilakukannya pelatihan sebaya
Merauke dalam pembentukannya merupakan terhadap kelompok-kelompok bersiko dan
lembaga yang mempunyai fungsi koordinasi, para pelajar/ mahasiswa. Tentu upaya
semua kegiatan penanggulangan HIV-AIDS di tersebut merupakan bentuk pencegahan
kabupaten Merauke dikoordinir oleh KPAD. yang dilakukan yasanto dengan
Kordinasi dan Kerjasama yang di lakukan memberdayakan kelompok-kelompok
bertujuan agar penyampaian informasi dan tersebut sehinga output dari pelatihan
edukasi kepada masyarakat tetap dapat tersebut diharapkan dapat berperan aktif
terlaksana dengan baik di lapangan dan juga dalam melakukan upaya pencegahan dan
koordinasi ini dapat memonitoring semua penanggulangan HIV AIDS di kabupaten
pelaksanaan pencegahan dan Merauke.
penanggulangan HIV/AIDS.
Upaya LSM Yasanto. LSM yasanto Program Dukungan
merupakan salah satu yayasan yang Kampanye anti stigma dan
dipercayai dan didanai oleh pemerintah diskriminasi ODHA. Upaya yang dilakukan
daerah dalam melaksanakan pencegahan dan yasanto adalah memberikan dukungan
penanggulangan HIV-AIDS. Cikal bakal terhadap ODHA dengan dilakukannya
terbentuknya yasanto dimulai dari kampanye anti stigma dan diskriminasi
keprihatinan yasanto terhadap munculnya kepada masyarakat yang dilakukan setiap
kasus HIV-AIDS, yasanto merupakan LSM tahun pada hari AIDS sedunia. Tujuan dari
yang sangat berperan penting didalam upaya ini untuk menurunkan stigma dengan
penanggulangan HIV-AIDS di Merauke, yaitu memberikan pemahaman kepada masyarakat
dengan berbagai program yang telah agar tidak mempunyai presepsi buruk
dilakukan. Yasanto juga mewadahi ODHA terhadap orang yang telah terinfeksi HIV.
dengan adanya rumah ODHA di yasanto. Pendampingan ODHA. Program
dukungan lainnya adalah yasanto melakukan
27
Peran Pemerintah Daerah…
(muh. Rum Ramadhan Rakhman)

pendampingan terhadap ODHA. Tujuannya berisiko, Hal ini semakin memperburuk


adalah memperbaiki mutu hidup ODHA keadaan, membuat penyakit yang tadinya
dengan berbagai kegiatan yang dilakukan dapat dikendalikan justru akanmembuat
yaitu pembinaan kepada ODHA, diantaranya penyakit ini makin meluas penyebarannya
dengan distribusi makanan, terapi kreatifitas secara terselubung.
ODHA di sanggar yasanto seperti pembuatan Mutasi pegawai pemerintah. Salah
kebun sayur, kerajinan tangan, usaha satu tantangan pemerintah Kabupaten
mandiri, bimbingan rohani ODHA, serta Merauke adalah mutasi pegawai dalam
konsultasi medis ODHA di klinik Paliatif care kelembagaan pemerintah. Adanya mutasi
Yasanto. pegawai tentu akan mempengaruhi
kelembagaan tersebut, pegawaiyang
Hambatan dan Tantangan dalam sebelumnya mempunyai kapabiltas dan
Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS pemahaman terkait HIV-AIDS kemudian
di Kabupaten Merauke digantikan dengan pegawai baru tentu akan
Rendahnya tingkat Pendidikan. sangat berpengaruh dikarenakan
Tingkat pendidikan masyarakat pribumi di kemampuan dan pemahaman yang berbeda
kampong-kampung (desa-desa) yang pada antara pegawai lama dan pegawai baru
umumnya hanya tamat SD bahkan ada yang tersebut. Hal tersebut merupakan tantangan
tidak tamat SD, tentunya pada tingkat yang dapat mempengaruhi upaya
tersebut seseorang belum mampu menyerap pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS di
dan memahami informasi dengan baik dan Kabupaten Merauke.
hal tersebut tentu menjadi hambatan terkait Semakin berkembangnya teknologi
pemberian informasi sosialisasi/penyuluhan informasi dan komunikasi kemajuan
HIV-AIDS. teknologi infomasi menjadi tantangan bagi
Kurangnya kesadaran dan pemerintah kabupaten Merauke mengingat
pemahaman masyarakat akan bahaya HIV- dampak negatif yang ditimbulkan diantanya
AIDS. Pemerintah kabupaten Merauke telah mudahnya mengakses pornografi di internet
berupaya dengan berbagai macam program yang berdampak bagi perilaku seseorang
pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS, untuk melakukan hubungan seks serta
Namun kasus HIV AIDS tetap saja ditemukan. maraknya prostitusi online, tentu hal-hal
Hal tersebut dapat dilihat dari masih tersebut akan sangat berpengaruh tehadap
banyaknya masyarakat umum yang masih upaya-upaya pencegahan dan
melakukan seks bebas dimana-mana, tentu penanggulangan HIV AIDS.
hal tersebut menjadi penghambat Mobilitas penduduk. Hubungan
pemerintah didalam melakukan upaya antara penyebaran HIV-AIDS dengan
pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS. mobilitas penduduk adalah hubungan yang
Masih adanya stigma dan diskriminasi ‘nyata dan komplek. Dampak dari
HIV-AIDS. Stigma dan diskriminasi merupakan perpindahan penduduk ini dalam hal
salah satu hambatan dalam penanggulangan penyebaran penyakit menular tampak jelas.
HIV/AIDS, dan biasanya timbul akibat adanya Penyakit menular dapat menyebar melalui
persepsi masyarakat yang keliru tentang hubungan antar manusia, oleh karena itu jika
HIV/AIDS dan masyarakat belum manusia yang telah terjangkit pindah, maka
mendapatkan pemahaman tentang HIV/AIDS mereka kemungkinan besar akan
secara komperensif. Tindakan diskriminasi menyebarkan penyakit tersebut. Mobilisasi
dan stigmatisasi membuat orang enggan penduduk dianggap sebagai tantangan
untuk melakukan tes HIV terutama orang- dikarenakan sulitnya mengetahui dan
orang yang pernah melakukan perilaku
28
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 10, Nomor 1, Januari 2017

meramalkan penyebaran penularan penyakit DAFTAR PUSTAKA


menular dalam hal ini IMS dan HIV secara
terselubung dari masyarakat yang melakukan Desmon Kantiandagho, (2015). Epidemiologi
mobilisasi tersebut. HIV-AIDS. Bogor: In Media.
Lembaga Swadaya Masyarakat Yayasan Santo
KESIMPULAN Antonius, 2016
Jati, Wasisto Raharjo. (2012). Inkonsistensi
Peran Pemerintah Kabupaten Paradigma Otonomi Daerah di Indonesia,
Merauke dalam pencegahan dan Jurnal Konstitusi.
penanggulangan HIV-AIDS dapat dilihat dari Rasyid, Ryaas. Makna Pemerintahan: (2000).
upaya yang telah dilakukan. Adapun upaya Tinjauan dari segi etika dan
yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten kepemimpinan. Jakarta. PT. Mutiara
merauke diantaranya dibidang pencegahan Sumber Widya.
yaitu Meningkatkan Komunikasi, informasi Syafiie, Inu Kencana. (2013). Ilmu
dan edukasi, Meningkatkan penggunaan Pemerintahan. Jakarta: Bumi Aksara,
kondom, Meningkatkan upaya penurunan Syafiie, Inu Kencana. (2013). Ilmu
prevalensi Penyakit Infeksi menular, Pemerintahan Edisi Revisi Kedua.
Meningkatkan upaya pencegahan penularan Bandung: Mandar Maju.
HIV dari ibu kepada bayi, Meningkatkan Sunarno, Siswanto. (2014). Hukum
kewaspadaan universal, pembinaan dan Pemerintahan Daerah di Indonesia.
pelatihan keterampilan untuk pekerja seks, Jakarta. Sinar Grafika Offset.
Sosialisasi Peraturan No. 3 Tahun 2013 Hari Sabarno. (2008). Memandu Otonomi
tentang pencegahan dan penanggulangan Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa.
IMS, HIV dan AIDS, Sosialisasi kondom kreatif, Jakarta. Sinar Grafika.
Sosialisasi HIV-AIDS di sekolah, Pelatihan Syaukani, (2009) Otonomi Daerah dalam
educater (pendidikan sebaya), kampanye anti Negara Kesatuan. Yogyakarta. Pustaka
diskriminasi ODHA. Adapun upaya Pelajar.
pemerintah dibidang penanggulangan Labolo, Muhadam. (2014). Memahami Ilmu
diantaranya adalah Program VCT yang Pemerintahan suatu kajian, teori, konsep
bertujuan untuk memberikan layanan dan pengembangannya. Jakarta. Rajawali
konseling dan Tes HIV kepada masyarakat, Pers.
dan layanan pengobatan dan dukungan Utama, Prabawa. (1991). Pemerintah Di
ODHA yang bertujuan untuk meningkatkan Daerah. Jakarta: Indhillco.
mutu hidup ODHA.
Dalam pelaksanaan pencegahan dan
penanggulangan HIV-AIDS terdapat
hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh
pemerintah. Hambatan diantaranya yaitu
rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya
kesadaran dan pemahaman masyarakat, dan
masih adanya stigma dan diskriminasi HIV-
AIDS di masyarakat. Selanjutnya tantangan
diantaranya adalah mutasi pegawai,
berkembangnya teknologi informasi dan
komunikasi, dan mobilisasi penduduk.

29

You might also like