JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (E-Journal) Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN - )

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES KERJA DAN


PENGENDALIAN STRES KERJA PADA PETUGAS PENJAGA PINTU
PERLINTASAN KERETA API DI EMPLACEMENT STASIUN KODYA
SEMARANG

Aulia Dewi Nuur Halimah, Ida Wahyuni, Ekawati


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email : auliadewinh28@gmail.com

Abstract : Job stress is an excessive workload, feelings of distress and


emotional tension which inhibit individual performance. Humans are members of
more than a social group. In carrying out activities in each group, humans can
encounter a stress. The same condition also occurs to a railway crossing guard in
doing his task. This research used mix method approach (quantitative -
qualitative). The subject of the research is the guard of the railway crossing in
and around the emplacement of Semarang Kodya Station. The data were
collected by spreading the questionnaire of work stress symptoms on 47
respondents and in-depth interviews at nine guards of railway crossing. Data
were analyzed by using descriptive analysis on quantitative research and content
analysis on qualitative research. The purpose of this study is to describe the
factors that cause job stress and the monitoring of job stress of the railway
crossing guard at Semarang Kodya Station. The results showed that from 47
respondents, 61.7% experienced mild stress, 21.3% did not experience work
stress, and 17.0% experienced severe labor stress. The factor of job demands,
work environment, career development, and external job assertion are the factors
that cause job stress on the railway crossing guards at the emplacement and
around the emplacement of Semarang Kodya Station (subjectively). Some ways
to control the job stress of railway crossing guards who do not face with stress in
controlling the saturation are playing the phone, communicating with PPKA, and
trying to stay focus. If there is a problem with work or colleagues, they will
deliberate with leaders and co-workers to find the best solution. To relieve fatigue
during work are moving the body, cleaning and burning garbage, drinking
vitamins and taking enough rest.

Key Words : Job Stress, Control Stress, Railway Crossing Guard


Bibliography : 24, 1991-2014

57
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN menghadapi pekerjaannya.6


Alat transportasi di Indonesia Seseorang dapat dikategorikan
sudah semakin maju, mulai dari mengalami stres kerja jika stres yang
transportasi darat sampai udara. dialami melibatkan pihak organisasi
Salah satu alat transportasi darat perusahaan atau institusi tempat
yang diminati masyarakat adalah orang yang bersangkutan bekerja.7
kereta api. Data menunjukkan jumlah Berdasarkan survei pendahuluan
penumpang kereta api di Indonesia yang dilakukan di PT Kereta Api
hingga Januari 2017 sebanyak Indonesia (Persero) Daerah Operasi
30.949.000 orang.1 4 Semarang, Resort Poncol, dan
Kereta api merupakan sarana petugas penjaga palang pintu kereta
perkeretaapian menggunakan tenaga api Emplacement Stasiun Kodya
gerak, baik berjalan sendiri maupun Semarang, mendapatkan hasil
dirangkaikan dengan sarana bahwa untuk menjaga satu unit gardu
perkeretaapian lainnya, yang akan di perlintasan kereta api memerlukan
ataupun sedang bergerak di jalan rel empat sampai lima orang petugas.
yang terkait dengan perjalanan Shift kerja penjaga perlintasan kereta
kereta api.2 api di Daerah Operasi 4 Semarang
Kereta api sendiri berjalan melalui dibagi menjadi tiga shift dengan
jalur khusus kereta api yang disebut sistem berputar. Bosan sering terjadi
rel kereta api. Rel kereta api yang apalagi tidak diperbolehkan untuk
melintasi jalan raya akan diberi pintu menonton televisi ataupun
perlintasan kereta api untuk mendengarkan radio untuk hiburan
keselamatan pengguna jalan. Pintu semata. Lingkungan tempat kerja
tersebut dijaga oleh seorang penjaga petugas penjaga pintu perlintasan
pintu perlintasan kereta api. Fungsi kereta api yang ada di gardu
pekerja PT. Kereta Api Indonesia cenderung panas jika tidak ada kipas
(Persero) yang bertugas di pintu angin dan bising dari suara kereta api
perlintasan kereta api adalah lewat serta bunyi lalu lalang
mengamankan kereta api yang kendaraan yang melintasi perlintasan
melintas di perlintasan sebidang kereta api.
dengan cara menutup pintu Setiap individu memiliki
perlintasan pada saat ada KA yang keterbatasan yang menyangkut
lewat dan membuka pintu perlintasan waktu, kemampuan, tenaga, dan
setelah KA lewat.3 pikiran. Selain itu faktor
Manusia merupakan anggota kesejahteraan yang didapatkan oleh
lebih dari suatu kelompok sosial. penjaga pintu perperlintasan,
Dalam melaksanakan kegiatan masinis, dan awak lainnya juga dapat
disetiap kelompok, manusia dapat menyebabkan timbulnya stres kerja
mengalami stres.4 Sama halnya yang mungkin bisa juga
seorang penjaga pintu perlintasan menyebabkan kecelakaan.12 Hampir
kereta api juga dapat mengalami semua kondisi pekerjaan dapat
gejala – gejala stres kerja. Stres kerja menjadi penyebab timbulnya stres,
merupakan beban kerja yang tergantung pada besarnya stres
berlebihan, perasaan susah dan tersebut.13 Ada kemungkinan stres
ketegangan emosional yang dapat kerja juga bisa dihadapi oleh seorang
menghambat performance individu.5 penjaga pintu perlintasan kereta api,
Sedangkan menurut Anwar, stres karena penjaga pintu perlintasan
kerja adalah suatu perasaan tertekan kereta api ini pun juga memiliki
yang dialami oleh karyawan dalam keterbatasan – keterbatasan yang

58
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dapat menyebabkan kondisi tersebut. masa kerja baru (< 2,5


Seperti halnya rasa kantuk, rasa tahun).
lelah, namun disisi lain mereka
dituntut harus siap dan berada dalam 2. Hasil Wawancara Mendalam
kondisi yang prima dan harus selalu (Indepth Interview) Subjek
berkonsentrasi ketika jadwal tugas Penelitian
untuknya tiba. Karena sebentar saja a. Karakteristik Subyek
mereka tidak berkonsentrasi, nyawa Penelitian
manusia yang menjadi korbannya. Tabel 1. Karakteristik Subyek
Dan sanksi pun tidak bisa mereka Penelitian Menurut Umur,
hindari apabila hal semacam itu Golongan Pekerja, Masa Kerja,
benar – benar terjadi, sanksi terberat dan Hasil Angket Stres Kerja di
yang bisa mereka terima yaitu emplacement dan sekitar
hukuman penjara dan pemutusan emplacement Stasiun Kodya
hubungan kerja dengan instansi Semarang Tahun 2017
terkait.14

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian mix methods
(kuantitatif dan kualitatif). Kuantitatif
menggunakan analisis deskriptif
dengan jumlah sampel total sampling
47 pekerja. Penelitian kualitatif
menggunakan analisis isi wawancara
mendalam dengan menggunakan b. Faktor Penyebab Stres Kerja
sampel jenuh. 1) Umur
Hasil distribusi frekuensi
HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap umur responden
1. Analisis Univariat diketahui bahwa responden
a. Stres Kerja. Paling tinggi dengan umur dewasa matang
responden memiliki tingkatan sebanyak 51,1% lebih banyak
stres ringan sebanyak 61,7% daripada usia dewasa awal
orang. 21,% responden tidak 48,9%. Dari hasil wawancara
mengalami stres kerja dan mendalam yang dilakukan
17,0% responden mengalami dengan umur yang sudah
stres berat. menginjak dewasa, petugas
b. Karakteristik Responden penjaga pintu perlintasan kereta
1) Umur. Mayoritas responden api masih bisa tetap fokus dalam
termasuk dalam kategori bekerja dan tidak ada kendala
umur dewasa matang (>30 yang berarti. Hal ini
tahun) yaitu 51,1% menunjukkan bahwa umur
sedangkan responden yang secara subjektif tidak merupakan
tergolong umur dewasa awal faktor penyebab stres kerja pada
(≤ 30 tahun) sebanyak petugas penjaga pintu
48,9%. perlintasan kereta api di
2) Masa Kerja. Sebagian besar emplacement dan sekitar
responden tergolong dalam emplacement Stasiun Kodya
masa kerja lama (≥ 2,5 Semarang.
tahun) yaitu sebesar 76,6% Informan menjelaskan bahwa
dan 23,4% tergolong dalam semakin tua umur mereka,
mereka menjadi semakin fokus

59
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dalam bekerja dan sudah tahun 2013 yang menunjukkan


menjadi terbiasa atau bahwa ada hubungan antara
berpengalaman dengan masa kerja dan stres kerja.
pekerjaan sebagai petugas Semakin lama masa kerja yang
penjaga pintu perlintasan kereta dijalani, semakin memiliki
api, tidak ada kendala yang kecenderungan mengalami stres
berarti dengan umur pekerja kerja dibandingkan dengan yang
dalam menjalankan memiliki masa kerja lebih
pekerjaannya. Informan sadar pendek.15 Perbedaan hasil
bahwa dengan umurnya yang penelitian ini dikarenakan subjek
sudah menginjak dewasa cukup penelitian berbeda dan tugas
sulit untuk mencari pekerjaan tanggungjawabnya pun juga
lain, tetapi hal ini tidak berbeda.
menimbulkan tekanan bagi
mereka karena pada dasarnya 3) Faktor Intrinsik Pekerjaan
petugas penjaga pintu (Tuntutan Tugas dan
perlintasan tidak menginginkan Lingkungan Kerja)
pekerjaan lain. Hasil wawancara mendalam
yang telah dilakukan
2) Masa Kerja menunjukkan bahwa secara
Masa kerja dalam penelitian subjektif faktor intrinsik pekerjaan
ini dibagi menjadi dua yaitu masa merupakan faktor penyebab
kerja lama (≥ 2,5 tahun) dan stres kerja pada petugas penjaga
masa kerja baru (< 2,5 tahun). pintu perlintasan kereta api di
Hasil penelitian menunjukkan emplacement dan sekitar
bahwa masa kerja lama petugas emplacement Stasiun Kodya
penjaga pintu perlintasan kereta Semarang. Hal ini dapat dilihat
api di emplacement dan sekitar dari dua faktor tuntutan tugas
emplacement Stasiun Kodya dan lingkungan kerja.
Semarang sebanyak 76,6% lebih Menurut hasil wawancara
banyak daripada masa kerja mendalam yang telah dilakukan
baru sebanyak 23,4%. petugas penjaga pintu
Dari hasil wawancara perlintasan kereta api
mendalam yang telah dilakukan, mengeluhkan tugas beban
informan menjelaskan bahwa kerjanya yang paling berat yaitu
dengan masa kerjanya yang pada shift malam karena
sudah lama mereka lebih beresiko mengantuk saat
terbiasa dengan tugas yang ada bekerja. Selain itu petugas
dan lebih berpengalaman. Hal ini penjaga pintu perlintasan kereta
menunjukkan bahwa secara api juga bekerja sendiri dalam
subjektif masa kerja tidak gardu yang menambahkan
merupakan faktor penyebab beban mereka yang harus selalu
stres kerja pada petugas penjaga fokus dan waspada. Penelitian
pintu perlintasan kereta api di ini sejalan dengan penelitian
emplacement dan sekitar yang dilakukan oleh Priscilla
emplacement Stasiun Kodya tahun 2008 yang menunjukkan
Semarang. bahwa semua petugas pintu
Penelitian ini bertolak perlintasan kereta api di
belakang dengan penelitian yang Emplacement Stasiun – Stasiun
dilakukan oleh Yohan dan Tjipto Kodya Semarang mengalami

60
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

kelebihan beban kerja (secara tugas yang diberikan sudah


subjektif).10 Petugas penjaga sesuai dengan pribadi masing –
pintu perlintasan kereta api masing petugas penjaga
belum bisa menyelesaikan perlintasan kereta api dan tidak
semua tugas tambahan yang terpaksa dengan uraian
diberikan selain menutup dan tanggungjawab yang dibebankan
membuka pintu perlintasan kepada mereka. Hampir semua
kereta api. informan menyatakan bahwa
Hasil wawancara mendalam tidak menginginkan pekerjaan
yang telah dilakukan lain melainkan tetap pada
menyatakan bahwa secara pekerjaanya sekarang dan
subjektif lingkungan kerja mereka pun sebelumnya juga
merupakan faktor penyebab telah mendapatkan uraian cara
stres kerja pada petugas penjaga kerja sebagai petugas penjaga
pintu perlintasan kereta api di perlintasan kereta api sebelum
emplacement dan sekitar pertama kali mulai bekerja.
emplacement Stasiun Kodya Selain itu informan juga sudah
Semarang. Hal ini dikarenakan cukup mendapatkan informasi
informan menyatakan bahwa terkait pekerjaannya yang
suara kereta pada saat lewat didapat dari Kepala Stasiun,
sangatlah keras dan juga PPKA, stasiun terdekat, ataupun
kendaraan lalu lalang sepedah unit lain. Informasi tersebut
motor juga menambah berupa informasi keberangkatan
kebisingan pada telinga. Selain dan pembatalan kereta lewat,
itu getaran kereta api saat lewat informasi tentang adanya
didepan gardu juga sangatlah pelatihan, dan informasi lainnya
terasa. Penelitian ini sejalan terkait dengan pekerjaan.
dengan penelitian yang Penelitian ini sejalan dengan
dilakukan oleh Aripta Pradana penelitian yang dilakukan oleh
pada tahun 2013 yang Kiev dan Kohn tahun 1978 yang
mendapatkan hasil bahwa menunjukkan bahwa konflik
terdapat hubungan antara peran tidak jelas merupakan
kebisingan dengan stres kerja pembangkit stres pada pekerja
pada pekerja bagian grafity PT pabrik. Konflik peran lebih
Dua Kelinci.17 dirasakan sebagai pembangkit
stres oleh mereka yang bekerja
4) Peran Individu dalam pada batas – batas organisasi,
Organisasi seperti para manajer menengah
Hasil penelitian menunjukkan pada umumnya.18 Pada
bahwa peran individu dalam penelitian ini diasumsikan bahwa
organisasi secara subjektif bukan petugas penjaga pintu
merupakan faktor penyebab perlintasan kereta api memiliki
stres kerja pada petugas penjaga kesempatan untuk berpartisipasi
pintu perlintasan kereta api di dan memahami perannya dalam
emplacement dan sekitar pekerjaan. Hal tersebut mungkin
emplacement Stasiun Kodya dikarenakan informan yang
Semarang. Semua informan diteliti bukan merupakan
menyatakan bahwa sanggup kelompok manajer tingkat
menyelesaikan tugas yang menengah seperti kepala
diberikan secara efektif. Tugas – Stasiun, selain itu mungkin juga

61
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dikarenakan setiap petugas masih outsorching tidak dapat


penjaga perlintasan kereta api naik jabatan ataupun golongan.
diwajibkan untuk memahami
tugas – tugas yang ia kerjakan 6) Hubungan dalam Pekerjaan
sesuai standart operating Hubungan dalam pekerjaan
procedure yang telah ditetapkan. terdiri dari hubungan pekerja
dengan rekan kerja maupun
5) Pengembangan Karir hubungan pekerja dengan
Menurut Bambang Wahyudi pimpinan. Hubungan antara
pengembangan karir adalah pimpinan dan pekerja jika tidak
setiap orang yang bekerja pada baik dapat menimbulkan stres
suatu perusahaan akan memiliki kerja yang besar bagi pekerja.4
sejumlah harapan sebagai balas Hasil penelitian menunjukkan
jasa atas pengorbanan atau bahwa secara subjektif
prestasi yang telah hubungan dalam pekerjaan
diberikannya.19 Hasil penelitian bukan merupakan faktor
menunjukkan bahwa secara penyebab stres kerja pada
subjektif pengembangan karir petugas penjaga pintu
merupakan faktor yang perlintasan kereta api di
menyebabkan stres kerja pada emplacement dan sekitar
petugas penjaga pintu emplacement Stasiun Kodya
perlintasan kereta api di Semarang. Semua informan
emplacement dan sekitar menyatakan bahwa hubungan
emplacement Stasiun Kodya dengan pimpinan dan rekan
Semarang. Penelitian ini sejalan kerja baik – baik saja. Mereka
dengan penelitian yang saling mendukung satu sama
dilakukan oleh Annisa tahun lain dengan pekerjaannya.
2014 mendapatkan hasil bahwa Bentuk dukungan pimpinan yaitu
ada hubungan antara berupa komunikasi yang mudah
pengembangan karir dengan bila terdapat sesuatu yang harus
stres kerja pada karyawan dibicarakan dengan pimpinan.
tersebut.20 Hasil wawancara Sedangkan bentuk dukungan
mendalam yang dilakukan pada rekan kerja yaitu saling
informan yang mengalami stres membantu dalam pekerjaan dan
kerja dan umumnya pekerja berkumpul saat diluar pekerjaan
outsorching menyatakan bahwa membuat acara santai bersama
tidak adanya kenaikan jabatan rekan kerja. Penelitian ini sejalan
atau golongan bagi mereka. dengan penelitian yang
Selain itu menurut informan yang dilakukan oleh Ajeng tahun 2009
mengalami stres kerja juga yang menyatakan bahwa stres
menyatakan bahwa tidak ada akan rendah apabila individu
dukungan dari pimpinan untuk memiliki dukungan sosial begitu
naik jabatan atau golongan. pula sebaliknya stres akan tinggi
Sebetulnya rekan kerja petugas apabila rendahnya dukungan
palang pintu kereta api sosial yang diberikan.21
mendukung pengembangan karir
sesama rekan kerjanya tetapi 7) Tuntutan dari Luar Pekerjaan
mereka sadar petugas penjaga Tuntutan dari luar pekerjaan
pintu perlintasan kereta api yang terdiri dari tuntutan keluarga dan
masyarakat sekitar. Dalam

62
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

penelitian ini yang dimaksud Adanya pengendara yang


masyarakat sekitar adalah suka marah kepada petugas
pengendara sepedah maupun penjaga pintu perlintasan kereta
motor disekitar tempat kerja api saat palang pintu kereta api
petugas penjaga pintu tertutup lama dan pengendara
perlintasan kereta api. yang menerobos palang pintu
Hasil wawancara yang telah yang sudah tertutup dapat
dilakukan menunjukkan bahwa meningkatkan beban kerja
tuntutan dari luar pekerjaan mental pada petugas penjaga
secara subjektif merupakan pintu perlintasan kereta api.
faktor penyebab stres kerja pada Penelitian ini sejalan dengan
petugas penjaga pintu penelitian yang dilakukan oleh
perlintasan kereta api di Priscilla pada tahun 2008 yang
emplacement dan sekitar menyatakan bahwa adanya
emplacement Stasiun Kodya beban kerja mental dan frustasi
Semarang. Semua informan pada petugas penjaga pintu
menyatakan bahwa apabila perlintasan kereta api di
terjadi konflik dalam keluarga emplacement Stasiun Kodya
mereka selalu memikirkan Semarang.10
keluarga saat bekerja dan Informan menyatakan bahwa
terkadang melamun. Selain itu tidak ada masalah dengan gaji
mereka juga berharap ingin yang diberikan cukup untuk
mengikuti acara keluarga seperti memenuhi kebutuhan ekonomi
lebaran bersama keluarga. Dari mereka. Tetapi terdapat informan
sisi masyarakat atau pengemudi yang masih outsorching yang
menurut informan selalu menyatakan bahwa gajinya jauh
menerobos palang pintu dan berbeda dengan petugas
marah jika palang pintu ditutup penjaga perlintasan kereta api
lama. Hal ini membuat beban yang sudah menjadi pegawai
kerja mental petugas penjaga induk dari PT. KAI Daop IV
pintu perlintasan kereta api Semarang. Selain itu untuk
bertambah. Penelitian ini sejalan pekerja outsorching sudah tidak
dengan penelitian yang diberikan lagi tunjangan resiko
dilakukan oleh Endang dan yang sebelumnya pernah
Ostevi pada tahun 2013 yang diberikan. Mereka berharap agar
mendapatkan hasil penelitian gaji mereka disamakan dan
yaitu konflik antara pekerja dan diberikan tunjangan resiko
keluarga, stres kerja kembali karena menurut mereka
berpengaruh terhadap kinerja tugas mereka sama seperti
perawat perempuan.22 Petugas pegawai induk petugas penjaga
penjaga pintu perlintasan kereta pintu perlintasa kereta api PT.
api selalu memikirkan konflik KAI Daop 4 Semarang tetapi
keluarga saat bekerja dapat gajinya berbeda. Perbedaan gaji
membuat petugas menjadi stres tersebut dapat membuat petugas
dan hal ini mempengaruhi kinerja penjaga pintu perlintasan kereta
petugas. Petugas yang melamun api mengalami stres kerja karena
dalam bekerja dapat lalai dalam kecemburuan dengan gaji
bekerja lupa tidak membuka pegawai induk. Hal ini sejalan
maupun menutup palang pintu. dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rita tahun 2005

63
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

menunjukkan bahwa terdapat Hasil wawancara mendalam


pengaruh yang signifikan antara yang telah dilakukan, petugas
variabel upah secara individu penjaga pintu perlintasan kereta
terhadap kinerja karyawan dan api mengendalikan beban kerja
terdapat pengaruh yang yang dapat membuat ia lelah
signifikan antara variabel stres yaitu dengan cara istirahat yang
kerja secara individu terhadap cukup. Istirahat sangatlah
kinerja karyawan. Hal ini penting bagi seorang pekerja
menunjukkan bahwa variabel untuk meningkatkan stamina
upah merupakan faktor yang tubuhnya dan memulai kerja
paling berpengaruh atau yang kembali dengan badan yang
paling dominan terhadap kinerja sudah segar. Selain istirahat
karyawan.23 Selain menimbulkan yang cukup, informan juga
stres kerja, perbedaan gaji pada menyatakan bahwa menggerak –
petugas penjaga pintu gerakkan badan jika lelah, keluar
perlintasan kereta api yang gardu membersihkan dan
masih outsorching dan pegawai membakar sampah, minum
tetap dapat membuat kinerja vitamin, dan jika petugas
petugas penjaga pintu penjaga pintu perlintasan berada
perlintasan kereta api berkurang. di satu emplacement stasiun
mereka mengobrol dengan
c. Pengendalian Stres Kerja PPKA. Penelitian ini sejalan
Pengendalian stres kerja dengan penelitian yang
sangatlah penting agar seorang dilakukan oleh Maria tahun 2011
pekerja tidak mengalami stres yang mendapatkan hasil bahwa
kerja. Faktor – faktor yang dapat beberapa cara mengendalikan
memicu timbulnya stres yaitu stres kerja yaitu istirahat cukup,
tingkat kejenuhan yang tidak relaksasi, mencari sumber stres
dapat ditoleransi oleh individu, kerja, dan lainnya yang setiap
beban kerja yang berlebih individu pada suatu organisasi
sehingga menyebabkan sangat dapat berbeda.24
lelah, konflik yang terjadi dengan Hasil wawancara mendalam
pimpinan maupun sesama rekan dengan informan yang tidak
kerja akibat dari masalah mengalami stres kerja
pekerjaan atau masalah antar menunjukkan hasil jika petugas
individu. Hasil wawancara penjaga pintu perlintasan kereta
mendalam yang telah dilakukan api mendapatkan masalah
kepada petugas penjaga pintu pekerjaan, cara
perlintasan kereta api yang tidak menyelesaikannya yaitu
mengalami stres kerja mengkonsultasikan masalah
menunjukkan bahwa untuk tersebut dengan pimpinan dan
menanggulangi kejenuhan saat meminta solusi terbaik.
bekerja petugas penjaga pintu
perlintasan kereta api bermain KESIMPULAN DAN SARAN
hp, mengobrol dengan PPKA jika Kesimpulan
petugas berada dalam satu 1. 29 pekerja (61,7%) petugas
emplacement, dan berusaha penjaga pintu perlintasan kereta
tetap selalu fokus dalam api mengalami stres ringan.
pekerjaanya. 2. Kelompok umur petugas penjaga
pintu perlintasan kereta api

64
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

adalah kelompok umur dewasa dan olahraga). Selain itu, perlu


matang (> 30 Tahun) 51,1%. menyediakan waktu yang cukup
Umur bukan merupakan faktor untuk bersantai baik dengan
yang menyebabkan stres kerja. keluarga ataupun teman minimal
3. Masa kerja petugas penjaga setiap libur dinasan.
pintu perlintasan kereta api 2. PT Kereta Api Indonesia
adalah masa kerja lama (≥ 2,5 (Persero) Daop 4 Semarang
Tahun) 76,6%. Masa kerja bukan melakukan pengukuran
merupakan faktor yang kebisingan dan getaran pada
menyebabkan stres kerja. petugas penjaga pintu
4. Secara subjektif faktor intrinsik perlintasan kereta api Daop 4
pekerjaan (tuntutan tugas dan Semarang, memberikan fasilitas
lingkungan pekerjaan) kipas angin dan dispenser
merupakan faktor penyebab kepada gardu – gardu serta
stres kerja. minuman dan makanan kecil
5. Secara subjektif peran individu untuk menambah tenaga
dalam organisasi bukan petugas, pengangkatan petugas
merupakan faktor yang outsorching menjadi pegawai
menyebabkan stres kerja. tetap, menambahkan jumlah
6. Secara subjektif pengembangan personil petugas penjaga pintu
karir merupakan faktor penyebab perlintasan kereta api di setiap
stres kerja. shift.
7. Secara subjektif hubungan 3. Membuat kegiatan refreshing
dalam pekerjaan bukan rekreasi pada pegawai
merupakan faktor yang outsorching dan petugas tetap
menyebabkan stres kerja. penjaga perlintasan kereta api
8. Secara subjektif tuntutan dari Daop 4 Semarang.
luar pekerjaan merupakan faktor 4. Peneliti selanjutnya dapat
yang menyebabkan stres kerja. melihat faktor – faktor lain yang
9. Cara pengendalian stres kerja mempengaruhi stres kerja
adalah bermain hp, mengobrol seperti faktor status perkawinan
dengan PPKA, dan berusaha dan tipe kepribadian petugas
tetap selalu fokus dalam penjaga pintu perlintasan kereta
pekerjaanya, menggerak – api. Selain itu, dapat dilakukan
gerakkan badan, keluar gardu pengukuran iklim kerja.
membersihkan dan membakar
sampah, minum vitamin dan
istirahat cukup. Daftar Pustaka
Memusyawarahkan masalah 1. PT Kereta Api Indonesia dan PT.
dengan pimpinan dan rekan KAI Commuter Jabodetabek.
kerja untuk menemukan solusi Jumlah Penumpang Kereta Api,
yang terbaik. 2006-2017 (Ribu Orang). Badan
Pusat Statistik.
Saran https://www.bps.go.id/linkTableDin
1. Petugas penjaga perlintasan amis/view/id/815. Published 2017.
kereta api perlu istirahat yang Diakses tanggal 2 April 2017.
cukup sebelum melakukan tugas
menjaga pintu perlintasan kereta 2. Undang – Undang Nomor 23
api dan menerapkan pola hidup Tahun 2007 Tentang
sehat (makan – makanan bergizi Perkeretaapian. Indonesia; 2007.

65
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

3. PT Kereta Api Indonesia (Persero) Published 2006. Diakses tanggal 2


Executive Vice President DAOP 4 April 2017.
Semarang. Standart Operating
Procedure (SOP) Petugas 13.Davis, Convyes. Perencanaan
Penjaga Pintu Perlintasan (PJL). Sosial Di Dunia Ketiga.
Semarang Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press; 1991.
4. Munandar, Ashar Sunyoto.
Psikologi Industri Dan Organisasi. 14.Perjanjian Kerjasama Bersama
Jakarta: Universitas Indonesia (UI- PT. Kereta Api (Persero) Dengan
Press); 2001. Serikat Pekerja Kereta Api.
Bandung: PT KAI; 2003.
5. Robbins, Stephen P. Manajemen.
Jakarta: PT Indeks 15.Suwandi, Yohan Ratih FE. dan
GroupGramedia; 2004. Tjipto. "Analisis Hubungan Antara
Faktor Individu dan Beban Kerja
6. Anwar, Prabu. Psikologi Fisik dengan Stres Kerja di Bagian
Perusahaan. Bandung: Trigendi Produksi PT. X Surabaya."
Karya; 1993. Indonesian Jurnal Occupational
Safety Health. 2013;2(2).
7. Rice, Philip L. Stress and Health.
London: Brooks Cole Publishing 16.Setiawan, Dwi Adi & Liena
Company; 1999. Sofiana. "Faktor - Faktor yang
Berhubungan dengan Stres Kerja
8. Cooper, Cary dan Straw Alison. di PT. Chanindo Pratama
Stress Management. Jakarta: Piyungan Yogyakarta." Jurnal
Kesain Blanch; 1995. Kesehatan. 2013;6(2):134-144.

9. Manuaba, A. "Ergonomi 17.Pradana, Aripta. Hubungan


Kesehatan Keselamatan Kerja." Antara Kebisingan dengan Stres
In: Surabaya: Seminar Ergonomi Kerja pada Pekerja Bagian Grafity
PT. Guna Widya Surabaya; 2000. PT Dua Kelinci. Skripsi. Jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat
10.Utaminingsih, Prinscilla Andalia Fakultas Ilmu Keolahragaan
Dyan. Analisis Beban Kerja Mental Universitas Negeri Semarang.
untuk Mengetahui Performasi 2013.
Petugas Penjaga Pintu
Perlintasan kereta Api di 18.Cooper CL & J. Marshall.
Emplasemen Stasiun Kodya Understanding Executive Stress.
Semarang. Skripsi. Fakultas London: Macmillan; 1978.
Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro. 2008. 19.Wahyuni, Bambang. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Bandung:
11.Susilo, M Taofan Adi. Stres Kerja Sulita; 2002.
pada Penjaga Pintu Perlintasan
Kereta Api di Kota Solo. Skripsi. 20.Putri, Annisa Rachmawati. Faktor
Universitas Muhammadiyah - Faktor yang Berhubungan
Surakarta. 2007. dengan Stres Kerja pada
Karyawan Kantor Unit Bank X di
12.Aidir, Daud Amin. Para Wilayah Kecamatan Pati. Skripsi.
Tertindas.www.fajar.co.id. Fakultas Kesehatan Masyarakat

66
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Universitas Diponegoro. 2014.

21.Putri, Ajeng Ryzkanevi. Hubungan


antara Persepsi terhadap
Dukungan Sosial Orangtua
dengan Penyesuaian Diri. Skripsi.
Fakultas Psikologi Universitas
Diponegoro. 2009.

22.Ruswanti, Endang & Ostevi


Adolfin Jacobus. "Konflik antara
Pekerja dan Keluarga, Stres Kerja
terhadap Kinerja Perawat Wanita
pada Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta." Forum Ilmiah.
2013;10.

23.Sumartini, Rita. Analisis Pengaruh


Upah, Kondisi Kerja dan Stres
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Bagian Produksi Perusahaan
Mebel CV. Alisha Gallery
Surakarta. Skripsi. Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret
Surakarta. 2005.

24.Minarsih, Maria Magdalena.


Konflik Kerja, Stress Kerja, dan
Cara Mengatasinya. Fakultas
Ekonomi. Universitas Pandanaran
Semarang. 2011.

67
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

68

You might also like