Student Teams Achievement Division (Stad) Terhadap Hasil Belajar

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Vol. 7 No. 2, Agustus 2019 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN.

2503-4448

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE


STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR
PADA MATERI STRUKTUR ATOM SISWA
KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK

Israwati Hasibuan 1), Cawang1) dan Dedeh Kurniasih1)


1)
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Muhammadiyah Pontianak
Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat

email : israwatihasibuan@gmail.com

ABSTRACT

This study was conducted to determine the differences in student learning


outcomes based on the low student learning outcomes which are below the KKM value
≥ 70 and aimed at knowing the magnitude of the influence of the use of cooperative
models Student Teams Achievement Division (STAD) with those taught using
conventional models of class X class 10 Pontianak SMA on the material of the atomic
structure sub protons, neutrons, electrons and isotopes, isobar, isoton. The form of the
research used was quasi-experimental research with a pretest-posttest design control
group research design. The sample in this study was class XA students as the control
class and XB as the experimental class. The data collection technique used was a
measurement technique. Data collection tools used were interviews and test results of
student learning in the form of essays. The results of statistical tests using the Mann
Whitney U-test with α = 5% obtained a probability of <0.05, which meanth that Ho was
rejected. These results indicated that there were significant differences between the
learning outcomes of class X students of Pontianak State Senior High School on the
material of atomic structure sub proton, neutron, electron and isotope, isobar, isoton.
The magnitude of the influence of the use of the cooperative model Student Teams
Achievement Division (STAD) on the atomic structure material of protons, neutrons,
electrons and isotopes, isobars, isotons on student learning outcomes calculated by
Effect Size was 0.431 which is categorized as medium. This showed that the use of the
cooperative model Student Teams Achievement Division (STAD) type had a
categorical influence on the learning outcomes of class X students of SMA Negeri 10
Pontianak on the material of atomic structure sub proton, neutron, electron and isotope,
isobar, isoton.

Keywords: Atomic structure, learning outcomes, Student Teams Achievement


Division (STAD)

PENDAHULUAN
Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (sains) yang
mempelajari tentang sifat, struktur materi, komposisi materi, perubahan dan energi
yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia mempelajari tentang zat-zat baru yang
langsung bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia (Sudarmo, 2007: 4). Mata
pelajaran kimia perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus, yaitu membekali
peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang
dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Purba, 2006: 5). Tujuan
pembelajaran kimia, tidak terlepas dari strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru
di sekolah.

51
Vol. 7 No. 2, Agustus 2019 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Materi struktur atom merupakan materi pertama yang diajarkan dalam mata
pelajaran kimia di kelas X mencakup berbagai dasar acuan untuk mempelajari pokok
bahasan selanjutnya. Penguasaan siswa dalam materi struktur atom sangatlah
diperlukan karena struktur atom merupakan materi kimia dasar yang paling utama
dalam penguasaan konsep pembelajaran kimia.
Pembelajaran bidang studi kimia mencakup materi pembelajaran yang
memerlukan kecakapan, keterampilan, pengetahuan konsep yang tinggi serta
kemampuan berpikir yang kritis dalam menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan
materi tersebut. Siswa ingin guru menggunakan metode-metode lain yang dapat
menimbulkan minat belajar, serta tidak menimbulkan kebosanan.
Hasil wawancara dengan siswa dan guru bidang studi kimia di kelas X SMA
Negeri 10 Pontianak, menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami siswa dikarenakan
proses pembelajaran yang didominasi dengan model konvensional yang berpusat
pada guru, sehingga peserta didik yang mengikuti pelajaran cendrung kurang aktif dan
berinteraksi dalam pemecahan masalah pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan dari
hasil belajar siswa pada materi struktur atom.
Berdasarkan permasalahan dan fakta yang diperoleh dari siswa dan guru
mengenai proses dan hasil pembelajaran diperlukan adanya alternatif pembelajaran
dengan model kooperatif yaitu tipe Student Teams Achivement Division (STAD) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia. STAD merupakan
pembelajaran kooperatif yaitu siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil
yang heterogen dengan memperhatikan adanya perbedaan kemampuan akademis.
Selain itu siswa saling membantu dalam memahami konsep, berdiskusi dan
menyelesaikan soal atau tugas-tugas yang diberikan (Slavin, 2010: 103). Pembagian
kelompok dilakukan untuk menciptakan suasana kelas yang lebih komunikatif, interaktif
dan sekaligus rekreatif. Pembagian kelompok, diharapkan siswa tidak merasa
mengantuk di saat belajar. Aktifitas belajar dengan tipe STAD memungkinkan siswa
dapat belajar secara optimal di samping membutuhkan tanggung jawab, kerja sama,
kebersamaan dan keterlibatan belajar secara aktif.
Beberapa penelitian tentang model pembelajaran STAD di antaranya Nana
Diana (2014) mengenai Pengaruh Pembelajaran Kimia Menggunakan Metode Student
Teams Achievement Divisions (STAD) dan Team Assisted Individualization (TAI)
dilengkapi Media Animasi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Asam Basa.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dengan hasil uji t-pihak kanan harga
thitung prestasi belajar aspek kognitif (2,94) lebih besar dari t (1,67). Penelitian lainnya
dilakukan oleh Toto Gusbandono (2013) mengenai Pengaruh Pembelajaran Kimia
Menggunakan Metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) Dilengkapi
Media Animasi Macromedia Flash dan Plastisin terhadap Prestasi Hasil Belajar Siswa
pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia, Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis
dilakukan dengan uji-t pihak kanan dan ada peningkatan sebesar 35,83 untuk kelas
eksperimen I dan sebesar 30,24 untuk kelas eksperimen II dari hasil Pretest-Posttest.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa metode pembelajaran STAD dilengkapi media
Plastisin memberikan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan metode STAD yang
di lengkapi macromedia flash pada materi ikatan kimia.
Berdasarkan permasalahan, fakta, dan data yang telah diuraikan dari hasil
penelitian di atas dan dari informasi di lapangan peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Division (STAD) terhadap Hasil Belajar

52
Vol. 7 No. 2, Agustus 2019 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

pada Materi Struktur Atom Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Pontianak. Penelitian ini
sebagai upaya untuk memecahkan masalah mengenai proses dan hasil belajar yang
terjadi pada proses pembelajaran kimia.

METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 10 Pontianak
yang terdiri dari 6 kelas, yaitu kelas X-A sampai kelas X-F. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah teknik random sampling, untuk menentukan kelas eksperimen
dan kelas kontrol, terpilih kelas X-A kelas kontrol dan kelas X-B kelas eksperimen yang
dipilih dengan cara pengundian. Siswa kelas X-A berjumlah 38 orang yang terdiri dari
17 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Kelas X-B berjumlah 38 orang yang terdiri
dari 20 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah teknik pengukuran.
Kegiatan pengukuran dilakukan melalui pemberian tes setelah melaksanakan
perlakuan. Pelaksanaan tes dilakukan dengan pretest dan posttest. Teknik observasi
langsung dalam penelitian ini dilakukan dengan cara meminta bantuan kepada
observer untuk mengisi lembar pengamatan pembelajaran yang berisi tahapan
pelaksanaan pembelajaran dan catatan tentang kegiatan apa saja yang akan dilakukan
oleh peneliti ataupun siswa. Teknik ini biasanya disebut dengan observasi tertutup.
Untuk alat pengumpulan data yaitu tes hasil belajar dan lembar wawancara. Pengaruh
pembelajaaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri
10 Pontianak pada materi struktur atom dihitung dengan menggunakan Effect Size.
Rumus dan kriteria besarnya Effect Size yang digunakan ditunjukkan seperti pada:
(Darmadi, 2011):

ES = (Persamaan 1)

Keterangan
ES = Effect Size
= rata-rata kelas eksperimen
= rata-rata kelas kontrol
Sc = standar deviasi kelas control

Kriteria besarnya Effect Size dapat diklasifikasikan dan ditunjukkan pada Tabel 1
(Darmadi, 2011 ):
Tabel 1 Kriteria Effect Size
Kriteria Tingkat kriteria
ES ≤ 0,2 Rendah
0,2 < ES ≤ 0,8 Sedang
ES > 0,8 Tinggi

53
Vol. 7 No. 2, Agustus 2019 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Perbedaan Hasil Belajar Siswa di Kelas Kontrol dan Eksperimen
1. Hasil Pretest dan Posttest Siswa Kelas Kontrol
Data pretest dan posttest pada kelas kontrol dengan menggunakan
pembelajaran konvensional dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Nilai Pretest Posttest Kelas kontrol


Data Penelitian Pretest Posttest
Σ 1.840,4 3.076
Rata-rata 48,43 80,95
Standar Deviasi 8,281 9,507

Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah ≥ 70 dan terdapat 6 orang


siswa tidak mencapai ketuntasan hasil belajar. Berdasarkan analisis lembar
jawaban siswa, diketahui bahwa siswa yang tidak mencapai ketuntasan hasil belajar
tersebut mengalami kesalahan pada penentuan jumlah proton, neutron dan
elektron.
2. Hasil Pretest dan Posttest Siswa Kelas Eksperimen
Data Pretest dan Posttest pada kelas eksperimen dengan menggunakan
model kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pretest Posttest Kelas Eksperimen


Data Penelitian Pretest Posttest
Σ 1.938 3.238
Rata-rata 51 85,21
Standar Deviasi 7,648 14,926

Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah ≥ 70 dan terdapat 3 orang


siswa tidak mencapai ketuntasan hasil belajar. Berdasarkan analisis lembar
jawaban siswa diketahui bahwa siswa yang tidak mencapai ketuntasan hasil belajar
tersebut mengalami kesalahan pada penentuan jumlah proton, neutron dan
elektron.

B. Proses Pembelajaran
1. Proses Pembelajaran di Kelas Kontrol
Proses pembelajaran di kelas kontrol menggunakan pembelajaran model
konvensional. Model konvensional biasa digunakan oleh guru kimia di SMA Negeri
10 Pontianak dalam mengajar materi kimia adalah metode ceramah. Pembelajaran
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan waktu yang sama yakni ± 2 jam,
pelaksanaannya terdiri dari kegiatan pembukaan, inti, dan penutup.

2. Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen


Pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Pembelajaran ini dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan
dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 45). Penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD tedapat enam fase yang ditempuh yaitu menyampaikan tujuan
dan memotivasi siswa, menyajikan informasi, mengorganisasikan siswa ke dalam

54
Vol. 7 No. 2, Agustus 2019 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

kelompok-kelompok belajar, membimbing kelompok belajar siswa, evaluasi, dan


memberikan penghargaan (STAD). Tahap belajar mengajar kelompok dilakukan
pada pertemuan pertama sedangkan tahap evaluasi dan penghargaan dilakukan
pada pertemuan kedua.

C. Perbandingan Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen


Hasil belajar siswa dilihat melalui hasi pretest dan posttes kemudian
dianalisis untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan ada tidaknya perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diberikan pembelajaran model
konvensional dengan hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Analisis data menggunakan uji statistik adalah pengujian
normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS 18,0 for
window.
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Tests of Normality

Kelas Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Pretest kelas eksperimen .392 38 .000 .592 38 .000
kelas kontrol .312 38 .000 .693 38 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Hasil uji normalitas pada Tabel 4 menyatakan bahwa nilai pretest siswa kelas
kontrol dan siswa kelas eksperimen diketahui bahwa kedua data terdistribusi tidak
normal yaitu pretest kelas kontrol. Karena kedua data terdistribusi tidak normal
maka uji analisis yang digunakan adalah nonparametrik dengan U-Mann Whitney.

Tabel 5. Hasil Uji Statistik Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Menggunakan U-Mann Whitney
Test Statisticsa
Nilai hasil belajar
Pretest
Mann-Whitney U 712.500
Wilcoxon W 1453.500
Z -.100
Asymp. Sig. (2-tailed) .920
a. Grouping Variable: kelas

Berdasarkan hasil uji U Mann Whitney diperoleh Zhitung = -0,1, sedangkan Ztabel
= 1,96. Ho jika Zhitung terletak antara -1,96 dan 1,96. Karena –Ztabel (-1,96) ≤ Zhitung (-
0,1) terletak pada daerah penerimaan Ho, maka Ho diterima dan Ha ditolak pada
taraf signifikasi α = 5%. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan kemampuan awal
siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sama, maka dilanjutkan dengan
analisis data posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

55
Vol. 7 No. 2, Agustus 2019 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Uji kenormalan nilai posttest siswa kelas kontrol dan siswa kelas eksperimen
diketahui data tidak terdistribusi normal dapat dilihat pada Tabel 6
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Tests of Normality

Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk


Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Posttest kelas eksperimen ,204 38 ,000 ,878 38 ,001
kelas kontrol ,205 38 ,000 ,909 38 ,005
a. Lilliefors Significance Correction
Data hasil analisis pada Tabel 6 diketahui bahwa kedua data terdistribusi tidak
normal. Karena kedua data berdistribusi tidak normal maka dilanjutkan dengan uji
statistik non-parametrik yaitu uji U-Mann Whitney dengan taraf nyata α = 5%, dapat
dilihat pada Tabel 7
Tabel 7. Hasil Uji Statistik Nilai Posttest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen Menggunakan U-Mann Whitne

Test Statisticsa
Nilai hasil belajar posttest
Mann-Whitney U 501.500
Wilcoxon W 1242.500
Z -2.482
Asymp. Sig. (2-tailed) .013
a. Grouping Variable: kelas

Uji Normalitas menunjukkan bahwa kedua kelas berdistribusi tidak normal maka
dilanjutkan dengan uji statistik nonparametik menggunakan uji U Mann Whitney
dengan taraf nyata α = 5%. Berdasarkan uji U Mann Whitney diperoleh Zhitung = -2,482,
diperoleh Ztabel = ±1.96. Ho di terima jika Zhitung terletak antara -1,96 dan 1,96 .Nilai
Zhitung terletak didaerah penolakan Ho dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan
metode ceramah (kelas kontrol) dan siswa yang diajarkan dengan model kooperatif
tipe STAD (kelas eksperimen).
Tabel 2 dan 3 memperlihatkan bahwa rata-rata pretest kelas kontrol (46,1) lebih
rendah dari pada rata-rata pretest kelas eksperimen (46,2) dengan selisih nilai rata-
rata sebesar 0,1. Rata-rata hasil posttest didapatkan kelas eksperimen memiliki nilai
rata-rata posttest lebih tinggi (83,89) dibandingkan kelas kontrol (79,78) dengan selisih
nilai rata-rata sebesar 4,11. Hal ini dapat dilihat melalui Gambar 1

56
Vol. 7 No. 2, Agustus 2019 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

100

Rata-Rata Nilai Siswa


80
60
40 kontrol
20
eksperimen
0
pretest posttest
Kelas

Gambar 1. Grafik Perbandingan Hasil Pretest - Posttest Kelas Kontrol


dan Kelas Eksperimen

Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa


pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlihat dari rata-rata skor pretest dan
posttest antara kedua kelas tersebut. Pada kelas kontrol skor rata-rata pretest adalah
46,1 dan skor rata-rata posttest adalah 79,78 sehingga terjadi kenaikan skor rata-rata
sebesar 33,68. Sementara pada kelas eksperimen skor rata-rata pretest adalah 46,2
dan skor rata-rata posttest adalah 83,89 sehingga terjadi kenaikan skor rata-rata
sebesar 37,69. Dari perbandingan skor tersebut menunjukkan kenaikan skor rata-rata
kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dan perubahan selisih skor antara
kelas kontrol dengan eksperimen sebesar 4,01.

D. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil
belajar siswa pada materi struktur atom dapat dihitung dengan rumus Effect Size. Data
pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak terdapat perbedaan, digunakan data
posttest dalam perhitungan Effect Size. Skor rata-rata posttest kelas kontrol sebesar
83,89 sementara rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 79,79 dengan standar
deviasi kelas kontrol sebesar 9,507.
Hasil perhitungan ES = 0,43 yaitu persentase peningkatan hasil belajar siswa
sebesar 16,64% kriteria besarnya Effect Size diklasifikasikan terletak dikategori 0,2
dan 0,8 (kategori sedang) 0,2 < ES ≤ 0,8 yaitu 0,2 < 0,431 ≤ 0,8 maka digolongkan
sedang. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan pengaruh yang
dikategorikan sedang terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur atom di kelas
X SMA Negeri 10 Pontianak. Untuk hasil penelitian yang relevan ang dilakukan di SMA
Muhammadiyah 1 Karanganyar didapatkan hasil penelitian bahwa penerapan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Drill and Practice
dapat meningkatkan rasa percaya diri dan prestasi belajar pada materi Kelarutan dan
Hasil Kali Kelarutan (Ksp) untuk siswa kelas XI ICT di SMA Muhammadiyah 1
Karanganyar. Siswa yang memiliki rasa percaya diri dengan kategori sedang hingga
tinggi pada siklus 1 sebesar 51,52% dan 48,48%, sedangkan pada siklus 2 sebesar
42,42% dan 58,58%. Untuk aspek afektif, diperoleh ketercapaian sebesar 81.82%
pada siklus 1 dan 100% pada siklus 2 siswanya bersikap baik hingga sangat baik.
Untuk aspek psikomotor, diperoleh ketercapaian sebesar 100% siswa tuntas,
sedangkan untuk aspek kognitif pada siklus 1 dan 2 diperoleh ketercapaian sebesar
39% dan 91% siswa tuntas.

57
Vol. 7 No. 2, Agustus 2019 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

SIMPULAN DAN SARAN


SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan hasil pembahasan yang
telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan:
1. Terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 10 Pontianak
yang diajarkan dengan menggunakan model ceramah dan yang diajarkan dengan
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi struktur atom sub materi proton,
neutron, elektron dan isotop, isobar, isoton.
2. Pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi
struktur atom sub materi proton, neutron, elektron dan isotop, isobar, isoton
terhadap hasil belajar siswa memberikan pengaruh yang sedang dengan effect size
sebesar 0,431 yaitu 16,64% tergolong kategori sedang.

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini maka peneliti memberikan saran yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak lain di antaranya :
a. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, maka diharapkan guru dapat mengembangkan hasil penelitian ini sebagai
alternatif dalam pembelajaran kimia di sekolah.
b. Diupayakan siswa dapat mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh peneliti.
Sehingga peneliti dapat mengendalikan kelas sesuai dengan apa yang telah
dirancang dalam penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.


Rineka Cipta.
Azwar, S. (2008). Realibilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Buba, R. (2012). Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD Terhadap
Kemampuan Menyusun Mind Mapping Kimia Koloid Kelas XI SMA Negeri
3 Gorontalo tahun pelajaran 2010/2011. Inovasi Penelitian Pendidikan
dan Pembelajaran Sains. 7 (1)
Cahyanto. (2013). Upaya Peningkatan Pembelajaran Matematika dalam
Menentukan Volume Tabung melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru
Sekolah Dasar. 1 (2)
Dian, N. (2014). Pengaruh Pembelajaran Kimia Menggunakan Metode Student Teams
Achievement Divisions (STAD) dan Team Assisted Individualization (TAI)
Dilengkapi Media Animasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi
Asam Basa Kelas XI Semester Ganjil SMK Sakti Gemolong. Jurnal
Pendidikan Kimia. Universitas Sebelas Maret. 3 (1)
Gusbandono, T. (2013). Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Student Team
Achievement Division (Stad) Dilengkapi Media Animasi Macromedia Flash
dan Plastisin Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Ikatan
Kimia Kelas X Semester 1 Sma Negeri 1 Sambungmacan. Jurnal
Pendidikan Kimia. Universitas Sebelas Maret. 2 (4).

58
Vol. 7 No. 2, Agustus 2019 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Hartono, R. (2015). Komparasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assited


Individualization (TAI) dan Student Team Achievement Division (STAD).
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Kemampuan Memori Pada
Materi Hidrokarbon Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 3 Boyolali
Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia. FKIP UNS
Surakarta. 4 (4)
Jufri, S. (2009). Efekivitas Penerapan Metode Pembelajaran Tipe Teams Games
Tournament (TGT) Terhadap minat dan Perestasi Belajar Siswa dalam
Mata Pelajaran Kimia Kelas X Semester 2 MAN Wonokromo Bantul.
Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Nawawi, H. (2005). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Parwanti, R. T. (2007). Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X dengan
Menggunakan Kombinasi Metode Student Teams Achivement Division
(STAD) dan Structure Exercise Methode (SEM) di SMAN 16 Semarang.
Semarang: UNES.

59

You might also like