Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

LAPORAN

PRAKTIKUM EKSPANSI GAS IDEAL

(1 Maret 2019)

Kelompok 3 :
1. Annisa Rahma Nurfadila (1831410160)
2. Bintoro Wisnu Adi (1831410081)

1. Tujuan Percobaan
1. Dapat menghitung rasio kapasitas panas udara (ℽ) sebagai gas ideal.
2. Dapat mengetahui sifat-sifat gas ideal dan proses adiabatik.

2. Skema Kerja
Lampiran 1

3. Alat dan Bahan


Alat :
1. 1 set modul TH5
2. 1 set personal computer (PC) sebagai pencatat data
Bahan :
1. Udara
4. Hasil Percobaan
A. Penentuan Rasio Kapasitas Panas
Tabel 1.1 Percobaan A pada tekanan 30 kN/m ²

Atmospheric Pressure Atmospheric Elapsed Temperature Pressure Temperature Pressure


Time
Pressure Units Pressure t T1 P T2 V
Patm
[°C] [kPa] [°C] [kPa]
[kPa]

741.30 mm Hg 98.8 00:00 31.4 29.56 29.1 23.18


741.30 mm Hg 98.8 00:01 30.7 28.89 29.9 22.98
741.30 mm Hg 98.8 00:02 31.0 29.16 30.1 22.66
741.30 mm Hg 98.8 00:03 30.1 28.91 30.3 22.93
741.30 mm Hg 98.8 00:04 31.9 28.40 30.0 23.00
741.30 mm Hg 98.8 00:05 30.7 29.04 30.0 22.95
741.30 mm Hg 98.8 00:06 30.6 29.28 29.8 22.85
741.30 mm Hg 98.8 00:07 31.3 29.28 29.9 22.78
741.30 mm Hg 98.8 00:08 30.7 28.77 30.0 22.90
741.30 mm Hg 98.8 00:09 30.5 28.94 30.0 23.12
741.30 mm Hg 98.8 00:10 30.5 29.36 29.9 22.83
741.30 mm Hg 98.8 00:11 30.6 29.19 29.3 22.75
741.30 mm Hg 98.8 00:12 30.8 28.77 29.5 22.88
741.30 mm Hg 98.8 00:13 30.7 29.43 30.0 22.69
741.30 mm Hg 98.8 00:14 30.8 28.94 29.8 22.91
741.30 mm Hg 98.8 00:15 30.6 28.13 29.9 23.28
741.30 mm Hg 98.8 00:16 30.7 29.21 30.0 23.22
741.30 mm Hg 98.8 00:17 30.6 29.03 29.8 22.86
741.30 mm Hg 98.8 00:18 30.6 28.96 30.0 22.68
741.30 mm Hg 98.8 00:19 30.8 29.14 30.0 23.13
741.30 mm Hg 98.8 00:20 30.8 28.57 30.0 22.78
741.30 mm Hg 98.8 00:21 30.7 28.84 30.0 23.12
741.30 mm Hg 98.8 00:22 30.6 28.62 30.0 22.91
741.30 mm Hg 98.8 00:23 30.6 29.01 30.0 22.80
741.30 mm Hg 98.8 00:24 30.6 28.99 30.0 22.93
741.30 mm Hg 98.8 00:25 30.7 29.24 30.0 22.83
741.30 mm Hg 98.8 00:26 30.7 28.97 30.0 22.95
741.30 mm Hg 98.8 00:27 30.6 29.13 30.0 22.69
741.30 mm Hg 98.8 00:28 30.7 28.99 30.0 23.07
741.30 mm Hg 98.8 00:29 30.7 29.08 30.1 23.13
741.30 mm Hg 98.8 00:30 30.6 28.99 30.0 22.83
741.30 mm Hg 98.8 00:31 30.6 29.01 30.0 22.86

Keterangan :
Tekanan awal (Ps) : 29,28 kPa
Tekanan intermediet (Pi) : 24,14 kPa
Tekanan akhir (Pf) : 25,49 kPa
Cp
: 1,39
Cv

2
Tabel 1.2 Percobaan A pada tekanan 40 kN/m²
Atmospheric Pressure Atmospheric Elapsed Temperature Pressure Temperatur Pressure
Pressure Units Pressure Time e
Patm t T1 P V
[kPa] [°C] [kPa] T2 [kPa]
[°C]
741.50 mm Hg 98.8 00:00 31.2 34.46 30.2 -0.30
741.50 mm Hg 98.8 00:01 30.6 31.28 30.3 -0.19
741.50 mm Hg 98.8 00:02 29.4 30.96 30.2 0.03
741.50 mm Hg 98.8 00:03 29.3 31.01 30.2 -0.27
741.50 mm Hg 98.8 00:04 29.3 31.13 30.2 -0.12
741.50 mm Hg 98.8 00:05 29.4 31.23 30.2 -0.30
741.50 mm Hg 98.8 00:06 29.4 31.42 30.2 -0.30
741.50 mm Hg 98.8 00:07 29.5 31.26 30.2 -0.17
741.50 mm Hg 98.8 00:08 29.4 31.35 30.3 0.05
741.50 mm Hg 98.8 00:09 29.4 31.50 30.2 -0.10
741.50 mm Hg 98.8 00:10 29.5 31.50 30.2 -0.15

Keterangan :
Tekanan awal (Ps) : 34.46 kPa
Tekanan intermediet (Pi) : 30.96 kPa
Tekanan akhir (Pf) : 31.57 kPa
Cp
: 1.22
Cv

B. Penentuan Rasio Volume pada Proses Isotermal


Tabel 2.1 pada tekanan 30 kN/m²

Atmos Elapsed
Pressure Pressure Pressure Pressure Constant
Atmos pheric
Pressure Temperature
pheric Pressure Time
units P P1abs V P2abs T
Pressure Patm t
[kN/m²] [kN/m²] [kN/m²] [kN/m²] [°C]
[kN/m²] [mm:ss]

741.50 mm Hg 98.84 00:01 29.31 128.15 -6.58 105.42 30.9


741.50 mm Hg 98.84 00:02 28.96 127.80 -6.89 105.73 30.9
741.50 mm Hg 98.84 00:03 29.41 128.25 -7.00 105.85 30.8
741.50 mm Hg 98.84 00:04 29.14 127.98 -6.90 105.74 30.9
741.50 mm Hg 98.84 00:05 28.99 127.83 -7.39 106.23 30.9
741.50 mm Hg 98.84 00:06 29.08 127.92 -7.59 106.43 30.9
741.50 mm Hg 98.84 00:07 28.86 127.70 -7.54 106.38 30.9
741.50 mm Hg 98.84 00:08 28.54 127.38 -7.91 106.75 31.0
741.50 mm Hg 98.84 00:09 28.07 126.91 -7.86 106.70 30.9
741.50 mm Hg 98.84 00:10 28.64 127.48 -8.33 107.18 31.0
741.50 mm Hg 98.84 00:11 28.82 127.67 -8.38 107.23 30.9
741.50 mm Hg 98.84 00:12 28.44 127.28 -8.52 107.36 30.9
741.50 mm Hg 98.84 00:13 28.54 127.38 -8.62 107.46 30.9
741.50 mm Hg 98.84 00:14 28.35 127.19 -8.77 107.61 30.9
741.50 mm Hg 98.84 00:15 28.13 126.97 -9.06 107.90 31.0
741.50 mm Hg 98.84 00:16 28.25 127.09 -9.14 107.98 30.9

Keterangan : 3
Initial pressure (V1) P1 : 128.2 N/m²
Initial pressure (V2) P2 : 105.4 N/m²
Final pressure (Pf) : 127.1 N/m²
V1
: 20.43
V2

Tabel 2.2 pada tekanan 35 kN/m²


Atmosp Press Pressu Pressu
Elapsed Constant
Atmos heric ure Pressure re re
Pressur Temperature
pheric Pressur
e Time
Pressu e P P1abs V P2abs
units t T
re Patm [kN/ [kN/m²] [kN/m² [kN/m²
[mm:ss] [°C]
[kN/m²] m²] ] ]
741.50 mm Hg 98.84 00:01 34.45 133.29 -34.48 133.32 31.3
741.50 mm Hg 98.84 00:02 34.46 133.31 -34.48 133.32 31.3
741.50 mm Hg 98.84 00:03 34.46 133.31 -34.48 133.32 31.3
741.50 mm Hg 98.84 00:04 34.46 133.31 -34.48 133.32 31.3
741.50 mm Hg 98.84 00:05 34.46 133.31 -34.48 133.32 31.5
741.50 mm Hg 98.84 00:06 34.46 133.31 -34.48 133.32 31.3
741.50 mm Hg 98.84 00:07 34.38 133.22 -34.48 133.32 31.2
741.50 mm Hg 98.84 00:08 34.46 133.31 -34.48 133.32 31.2
741.50 mm Hg 98.84 00:09 34.46 133.31 -34.48 133.32 31.2

Keterangan :
Initial pressure (V1) P1 : 133.3 N/m²
Initial pressure (V2) P2 : 133.3 N/m²
Final pressure (Pf) : 133.3 N/m²
V1
: 1.00
V2

5. Pembahasan Singkat
Percobaan pertama adalah penentuan rasio kapasitas panas dengan cara
mengekspansi udara yang dianggap sebagai gas ideal. Ekspansi gas dilakukan untuk
menempatkan gas pada tekanan awal yang diukur. Percobaan penentuan rasio kapasitas
panas dilakukan sebanyak 2 kali dengan menggunakan variabel tekanan pada 30 kN/m²
dan 40 kN/m², dan tekanan udara sebesar 741.5 mmHg. Setelah udara yang telah
dipompa konstan pada tekanan awal yang diinginkan, maka dari gas yang ada divalve
tersebut dikeluarkan sedikit bersamaan dengan pengaktifan record pada komputer.
Kemudian data pada komputer disave dan dijadikan data untuk perhitungan penentuan
rasio kapasitas panas dengan rumus:
Cp lnP 1 abss−lnP 1 absi
=ℽ=
Cv lnP 1 abss−lnP 1 absf 4
Sehingga didapatkan data percobaan dan data secara teoritis :

Exercise 1
P
Percobaan teoritis
30 1,39 1,428
40 1,22 1,22
Pada percobaan didapat bahwa rasio kapasitas panas (ℽ) yang didapat melalui
data komputer sebesar 1,39 (ℽ) pada tekanan awal 30 kN/m², sedangkan rasio kapasitas
panas (ℽ) secara teoritisnya sebesar 1,428 (ℽ). Pada tekanan 40 kN/m² rasio kapasitas
panas sesuai data komputer sebesar 1,22 (ℽ) dan rasio kapasitas panas (ℽ) sesuai teoritis
sebesar 1,22 (ℽ). Perbedaan dari hasil komputer dan hasil teoritis bisa disebabkan karena
kurang teliti saat melakukan percobaan. Sehingga didapatkan bahwa rasio eror saat
percobaan sebesar 9% pada tekanan 30 kN/m². Sedangkan rasio eror pada tekanan 40
kN/m² sebesar 0%
Percobaan kedua yaitu ekspansi gas udara (sebagai gas ideal) untuk
memperoleh rasio volume yang ada pada 2 vessel yaitu vessel tekanan dan vessel
vacuum pada kondisi isothermal. Variabel tekanan yang digunakan adalah 30 kN/m²
dan 35 kN/m² dengan tekanan udara sebesar 741.5 mmHg. Awalnya udara diekspansi
menuju vacuum tekanan. Kemudian gas disalurkan ke vessel vacuum secara perlahan
bersamaan dengan dioperasikan software dan ditekan “go” pada komputer. Gas
bergerak menuju vacuum vessel karena adanya perbedaan tekanan dari kedua vacuum.
Kemudian komputer akan merekam data dari ekspansi gas tersebut. Sehingga didapat
data yang dapat digunakan untuk menghitung rasio volume pada proses isothermal
menggunakan rumus :
vol 1 |¿s|−Pf
= P2 ¿
vol 2 Pf −¿P |¿ |¿ ¿
1 s

Sehingga didapat data percobaan dan data secara teoritis :


Exercise 2
P
Percobaan Teori
30 20,43 19,727
40 133,3 133,3
Pada percobaan didapat
data bahwa rasio volume pada proses isothermal dengan tekanan awal 30 kN/m² sebesar
20,43. Sedangkan rasio volume proses isothermal secara teoritisnya sebesar 19,727.
Pada percobaan tekanan 35 kN/m² rasio volume pada proses isothermal sebesar 133,3
sedangkan secara teoritisnya sebesar 133,3. Perbedaan besar rasio volume pada proses
5
isothermal secara teoritis dan berdasarkan praktikum bisa terjadi karena kurang teliti
saat melakukan percobaan. Sehingga didapat rasio eror pada tekanan 30 kN/m² sebesar
3,5%, sedangkan rasio eror pada tekanan 35 kN/m² sebesar 0%.
Proses adiabatik merupakan suatu proses di mana tidak ada panas yang keluar atau
masuk ke dalam sistem. Proses ini terjadi pada suatu tempat yang benar-benar terisolasi
secara termal. Proses yang mendekati adiabatik adalah proses yang berlangsung sangat
cepat.

6. Kesimpulan
1. Rasio kapasitas panas (ℽ) secara teoritis pada tekanan awal 30 kN/m² : 1,428
Rasio kapasitas panas (ℽ) berdasarkan percobaan pada tekanan awal 30 kN/m² : 1,39
Rasio kapasitas panas (ℽ) secara teoritis pada tekanan awal 40 kN/m² : 1,22
Rasio kapasitas panas (ℽ) berdasarkan percobaan pada tekanan awal 40 kN/m² : 1,22
Rasio volume pada proses isothermal secara teoritis pada tekanan 30 kN/m² :
19,727
Rasio volume pada proses isothermal berdasarkan percobaan pada tekanan 30
kN/m² : 20,43
Rasio volume pada proses isothermal secara teoritis pada tekanan 35 kN/m² : 133,3
Rasio volume pada proses isothermal bersadarkan percobaan pada tekanan 35
kN/m² : 133,3
2. Sifat-sifat gas ideal:

Gas yang ada disekitar terdiri atas partikel-partikel padat kecil yang bergerak
dengan kecepatan tetap dan dengan arah sembarang. Masing-masing partikel
bergerak dalam garis lurus, gerakan partikel hanya dipengaruhi oleh tumbukan antara
masing-masing partikel atau antara partikel dan dinding. Gaya tarik-menarik
antarpartikel sangat kecil sekali dan dianggap tidak ada (diabaikan). Tumbukan
antara masing-masing partikel atau antara partikel dengan dinding adalah tumbukan
lenting sempurna. Waktu terjadinya tumbukan antarpartikel atau antara partikel
dengan dinding sangat singkat dan bisa diabaikan. Ukuran volume partikel sangat
kecil dibandingkan ukuran volume ruang tempat partikel tersebut bergerak. Berlaku
hukum Newton tentang gerak

Proses adiabatik merupakan suatu proses di mana tidak ada panas yang keluar
atau masuk ke dalam sistem. Proses ini terjadi pada suatu tempat yang benar-benar
terisolasi secara termal. Proses yang mendekati adiabatik adalah proses yang
6
berlangsung sangat cepat.
7. Daftar pustaka

http://cpengertian.blogspot.com/2013/01/proses-adiabatik-pengertian-dan-rumus.html
diakses pada 1 Maret 2019
https://www.inirumahpintar.com/2017/05/ciri-ciri-proses-isotermik-isokhorik-
adiabatik.html diakses pada 1 Maret 2019
https://informasiana.com/sifat-sifat-gas-ideal/ diakses pada 1 Maret 2019
https://id.wikipedia.org/wiki/Kapasitas_kalor/ diakses pada 1 Maret 2019

Lampiran
Percobaan A : Penentuan Rasio Kapasitas Panas
7
 Pada tekanan 30 kN/m ²
Perhitungan secara teori
Cp ¿ Ps−¿ Pi
=
Cv ¿ Ps−¿ Pf
3,38−3.12
= 3,38−3,24
= 1,428
Persen eror
Teori−data
= x 100%
Teori
1,39−1,428
= x 100%
1,39
=9%
 Pada tekanan 40 kN/m ²
Perhitungan secara teori
Cp ¿ Ps−¿ Pi
=
Cv ¿ Ps−¿ Pf
3.54−3.43
= 3,54−3,45
= 1,22
Persen eror
Teori−data
= x 100%
Teori
1,22−1.22
= x 100%
1.22
=0%
Percobaan B : Penentuan Rasio Volume pada Kondisi Isotermal
 Pada tekanan 30 kN/m ²
Perhitungan secara teori
V 1 P 2−Pf
=
V 2 Pf −P1
105.4−127.1
= 127.1−128.2
= 19.727
Persen eror
Teori−data
= x 100%
Teori
19.727−20.43
= x 100% 8
19.727
= 3.56 %
 Pada tekanan 35 kN/m ²
Perhitungan secara teori
V 1 P 2−Pf
=
V 2 Pf −P1
133.3−133.3
= 133.3−133.3
=0
Persen eror
Teori−data
= x 100%
Teori
0−1
= x 100%
0
=0%

You might also like