Penerapan Higiene Dan Sanitasi Di Laboratorium Tata Boga: Abstrak

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

PENERAPAN HIGIENE DAN SANITASI

DI LABORATORIUM TATA BOGA


Yulia Puspitasari; Siti Mariah
yuliapuspitasari173@yahoo.co.id; siti.mariah@ustjogja.ac.id
Prodi PKK FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Abstrak Abstract
Tujuan penelitian ini mendekripsikanpenerapan The purpose of this study is to describe the
higiene dan sanitasi di laboratorium Tata Boga, application of hygiene and sanitation in the
meliputi: pemahaman, pelaksanaan, dan faktor laboratory of Boga, including understanding,
pendukung serta penghambatnya. Penelitian implementation, and supporting factors and its
menggunakan deskriptif kualitatif dengan objek inhibitors. The research used descriptive
higiene dan sanitasi laboratorium tata boga di qualitative with object hygiene and sanitation
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri(SMKN) 1 catering laboratory at State Vocational High
Kalasan Yogyakarta. Metode pengumpulan data: School (SMKN) 1 Kalasan Yogyakarta. Methods of
observasi, wawancara, dokumentasi. Keabsahan data collection: observation, interview,
data menggunakan teknik triangulasi. Teknik documentation. Data validity using triangulation
analisis data meliputi: reduksi data, penyajian data, technique. Data analysis techniques include data
penarikan kesimpulan dan verivikasi. Hasil reduction, data presentation, conclusions, and
penelitian menunjukkan pemahaman siswa tentang verification. The results show students'
higiene-sanitasi masih rendah, guru harus selalu understanding of hygiene-sanitation is still low,
mengingatkan. Penerapan higiene dan sanitasi teachers should always be reminded. The
dilaboratorium cukup baik, ditunjukkan siswa application of hygiene and sanitation in the
selalu menjaga kebersihan pakaian, kuku, rambut, laboratory is quite good, it is shown that students
ruangan cukup bersih, ventilasi cukup baik, bak always keep clean clothes, nails, hair, clean
cuci terawat, saluran air lancar, peralatan praktik enough room, good ventilation, well-groomed
terawat baik, dan tertata rapi. Faktorpendukung sinks, fluid ducts, well-groomed practice
penerapan higiene dan sanitasi di laboratorium equipment, and neatly arranged. Factors
Tata Boga, yaitu: tersedianya sarana yang cukup supporting the implementation of hygiene and
lengkap untuk menunjang kelancaran siswa sanitation in the laboratory of Boga, namely: the
praktik, peralatan kebersihan, dan air yang availability of facilities that are complete enough
memadai. Faktor penghambatnya yaitu belum to support the smoothness of students practices,
memiliki tenaga laboran, belum ada standar cleanliness equipment, and adequate water.
operasional prosedur (SOP) yang mengatur Inhibiting factors do not yet have laboratory staff,
higiene-sanitasi di laboratorium dan sangsi-sangsi there are no standard operational procedures
yang tegas. (SOP) that regulate hygiene-sanitation in the
laboratory and the sanctions are firm.
Kata kunci: Hygiene, sanitasi, laboratorium Keywords: Hygiene, sanitation, laboratory

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan upaya untuk yang cukup, mampu mandiri dan bisa
mengembangkan potensi diri serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan. SMK Negeri
memperluas cakrawala dan merupakan 1 Kalasan memiliki jurusan tata boga yang
kebutuhan pokok manusia.Pembelajaran pada terdapat laboratorium yang digunakan siswa
setiap jenjang dan jenis pendidikan untuk mengolah masakan, segingga higiene
memerlukan sarana dan prasarana yang dan sanitasinya harus diutamakan.
memadai untuk mendukung kualitas Di dalam buku The Theory of Cathering
lulusannya, terutama pada Sekolah Menengah yang dikutip oleh Suwantini, 2004:8) disebut
Kejuruan (SMK) yang memiliki karakteristik bahwa “hygiene is the study of health and the
lebih mengutamakan pembelajaran praktik, preventation of deases” ini berarti higiene
sehingga lulusannya memiliki ketrampilan adalah ilmu kesehatan dan pencegahan
timbulnya penyakit. Higiene sangat erat pembelajaran praktik berjalan dengan baik dan
hubungannya dengan makanan dan minuman harus memiliki struktur yang telah ditetapkan.
serta individu.Sejalan dengan hal itu menurut Laboratorium tata boga adalah milik
(Siti Fathonah, 2005:1) higiene adalah usaha semua siswa dan guru tata boga, karena yang
kesehatan yang mempelajari pengaruh kondisi sering menggunakan adalah jurusan tata boga,
lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya dan biasanya dipakai oleh banyak siswa
mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh sehingga mengakibatkan terjadinya beberapa
faktor lingkungan. Sedangkan untuk sanitasi hal yang tidak diinginkan, seperti peralatan
Menurut Azrul Azwar, dalam Richard Sihite kurang tertata rapi, langit-langitkotor, lantai
(2000:4), bahwa:“Sanitasi adalah cara kurang bersih, selesai praktik tidak mencuci
pengawasan masyarakat yang menitikberatkan tempat sampah dan masalah lain.Oleh karena
pada pengawasan terhadap faktor lingkungan itu higiene dan sanitasi saat pembelajaran
yang mempengaruhi kesehatan masyarakat”. praktik harus selalu diperhatikan dan guru
Dengan adanya penerapan higiene dan sanitasi harus selalu mengawasi agar praktik dapat
di laboratorium diharapkan siswa mampu berjalan dengan baik.
menerapkan teori yang telah diperoleh Berdasarkan permasalahan diatas dapat
mengenai higiene-sanitasi pada saat diajukan beberapa pertanyaan pnelitian berupa
pembelajaran praktik. Karena jurusan tata boga pemahaman siswa terhadap higiene dan
sangat erat hubungannya dengan makanan sanitasi di laboratorium, penerapan higiene dan
sehingga higiene dan sanitasi di laboratorium sanitasi di laboratorium tata, faktor pendukung
sangat diperlukan. Siswa perlu memahami dan dan penghambat higiene dan sanitasi di
menerapkan mengenai higiene-sanitasi, faktor laboratorium tata boga SMK Negeri 1 Kalasan
pendukung dan penghambat higiene-sanitasi Yogyakarta.
juga perlu untuk dianalisis, agar saat proses

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode triangulasi. Teknik triangulasi merupakan
kualitatif yang dilaksanakan di laboratorium teknik pengumpulan data yang bersifat
tata boga SMK Negeri 1 Kalasan Yogyakarta menggabungkan data dari berbagai teknik
khususnya laboratorium masakan Indonesia. pengumpulan data dan sumber data yang telah
Objek data adalah penerapan higiene dan ada. Menurut Sugiyono (2013:273) triangulasi
sanitasi di laboratorium tata boga SMK Negeri dibagi menjadi 3 yaitu triangulasi sumber,
1 Kalasan Yogyakarta. Subjek data adalah triangulasi teknik pengumpulan data, dan
ketua jurusan, guru tata boga dan siswa tata waktu.
boga kelas XI SMK N 1 Kalasan Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan
Metode pengumpulan data menggunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
wawancara, observasi dan dokumentasi.Teknik model alir sebagaimana dikemukakan oleh
analisis data kualitatif dilakukan secara terus Miles & Huberman dalam Sugiyono 2008).
menerus sampai tuntas. Keabsahan data dalam Aktivitas dalam analisis data meliputi reduksi
penelitian ini adalah untuk membuktikan data (data reduction), penyajianan data (data
temuan hasil penelitian di lapangan. Teknik display) serta Penarikan kesimpulan dan
yang digunakan untuk membuktikan verifikasi (conclusion drawing/verification).
kebenaran data dalam penelitian ini adalah
Gambar 1. Analisis Data Model Alir(Sumber: Sugiyono, 2008)

a. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dengan cara mencari data yang diperlukan dipahami.Data yang sudah dipilih dan
terhadap berbagai bentuk dan jenis data difokuskan, dan saling berhubungan
yang ada di lapangan, setelah itu sehingga memperjelas hasil penelitian,
melaksanakan pencatatan data di kemudian dideskripsikan secara sederhana
lapangan. Dalam penelitian ini dan sistematis serta dapat memberikan
memperoleh data melalui observasi dan gambaran-gambaran yang lebih jelas
wawancara dengan siswa, guru dan ketua tentang hasil penelitian di lapangan
jurusan. Sebagai data pendukung melalui tentuanya di SMK Negeri 1 Kalasan
dokumentasi dalam bentuk dokumen Yogyakarta.
maupun foto atau gambar. d. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan
b. Reduksi Data (Data Reduction)dilakukan (Conclution Drawing and Verification)
sejak pengumpulan data dimulai dengan dilakukan untuk mencari pola, tema,
membuat ringkasan, mengkode, menelusur hubungan dan persamaan hal-hal yang
tema, membuat gugus-gugus, menulis terjadi. Penarikan simpulan atau verifikasi
memo dan sebagainya dengan maksud dapat dilakukan selama penelitian
menyisihkan data/informasi yang tidak berlangsung dan merupakan suatu
relevan. kegiatan konfigurasi yang utuh sehingga
c. Menyajikan data atau mendisplay data dapat dikatakan dan dijamin kredibilitas
dalam penelitian kualitatif dilakukan serta objektifitas hasil penelitian.
dalam bentuk uraian singkat, bagan, Kesimpulan data ini didasarkan pada
hubungan, antar kategori, dan sejenisnya. reduksi data dan penyajian data yang
Selain itu, dengan adanya penyajian data merupakan jawaban atas masalah yang
maka akan memudahkan untuk memahami diangkat dalam penelitian.
apa yang terjadi, merencanakan kerja

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


a. Pemahaman Siswa Terhadap Higiene dan sanitasi juga masih sempit hanya sebatas
Sanitasi Laboratorium. kebersihan dan kesehatan.
Pada dasarnya materi higiene dan sanitasi Pemahaman siswa tentanghigiene dan
sudah didapatkan siswa sejak duduk di kelas sanitasi masih rendah, karena guru harus selalu
X, sehingga diharapkan siswa benar-benar mengingatkan secara berulang-ulang mengenai
mengerti dan memahami tentang higiene dan higiene dan sanitasi dalam pembelajaran
sanitasi, sehingga dapat menerapkannyadalam praktik (obs:26/04/2016);
kehidupan sehari-hari termasuk praktik di (ww:GR2/26/04/16).Pengecekan ulang
laboratorium. Siswa belum sepenuhnya personal higiene siswa sebelum praktek sangat
memahami tentang higiene dan sanitasi, diperlukan, hal tersebut selain mengajarkan
pemahaman siswa mengenai higiene dan siswa untuk disiplin, prosedur personal higiene
dalam tata boga sangat dianjurkan, karena
berhubungan dengan kebersihan penjamah Pada tahap penerapan higiene dan sanitasi
makanan(ww:GR1/26/04/16). Laboratorium laboratorium tata boga, siswa menerapkannya
harus dirawat dengan baik agar siswa nyaman pada saat sedang praktik di laboratorium,
dalam proses pengolahan makanan dan dalam penerapannya belum sepenuhnya sesuai
makanan juga terhidar dari pencemaran dan dengan teori terutama dalam penanganan
kontaminasi. sampah. Setelah selesai praktik siswa tidak
Penerapan siswa dalam higiene dan memisahkan antara sampah basah atau kering,
sanitasi di laboratorium cukup baik, hanya dan setelah selesai praktik tempat sampah
guru selalu mengingatkan tentang higiene dan tidak dicuci. Hal tersebut menjadi tidak sesuai
sanitasi. Siswa harus Ngrasa artinya siswa dengan penerapan sanitasi yang semestinya.
harus peka terhadap lingkungan atau area saat Pengecekan ulang personal higiene siswa
praktek berlangsung terutama pada bahan sebelum praktek sangat diperlukan, hal
makanan yang akan diolah, sanitasi tersebut selain mengajarkan siswa untuk
laboratorium dan peralatan, personal higiene disiplin, prosedur personal higiene dalam tata
karena berhubungan dengan makanan jangan boga sangat dianjurkan, karena berhubungan
sampai menimbulkan bahaya keracunan atau dengan kebersihan penjamah makanan. Cara
kontaminasi. Penanganan bahan makanan menjaga higiene dan sanitasi laboratorium agar
harus dilakukan secara benar.Peralatan tetap bersih diungkapkan oleh SW3, yaitu:
sesudah digunakan harus dicuci, dikeringakan “Yo membersihkan laboratorium saat setelah
dan ditata kembali.Setiap praktik, kebersihan praktek maupun sebelumpraktek. Kan
laboratorium seperti bak sampah, bak cuci, biasanya dibersihin dulu biar sanitasi
lantai harus dijaga, karena laboratorium milik higiennya bisa terjaga”(ww:SW3/04/16).
siswa dan guru tata boga sehingga dalam satu Siswa memahami pentingnya menjaga dan
hari laboratorium tersebut dipakai secara merawat laboratorium, siswa dituntut agar
bergantian dan digunakan oleh banyak siswa selalu merawat dan menjaga higiene-sanitasi
dan guru. Oleh karena itu laboratorium labortaorium agar selalu bersih. Selesai praktik
pengolahan makanan harus benar-benar dijaga siswa juga membersihkan area kerja, peralatan
higiene dan sanitasinya. praktik juga dicuci bersih dan ditata rapi, lantai
Dari pengetahuan higiene-sanitasi yang laboratorium juga disapu dan dipel. Oleh
diperoleh dapat membantu siswa untuk karena itu dalam pembelajaran praktik di
membiasakan menerapkan pola hidup sehat laboratorium penerapannya guru selalu
dalam kehidupan sehari-hari. Selain mengingatkan kepada siswanya agar selalu
pemahaman higiene dan sanitasi siswa juga menjaga higiene-sanitasi laboratorium, serta
harus dibekali pengetahuan tentang personal personal higiene secara berulang-ulang. Siswa
higiene yang menurut Siti Fathonah (2005:11), perlu diawasi serta didampingi oleh guru setiap
personal higiene atau higiene perorangan praktik.
adalah sikap bersih perilaku penjamah atau c. Faktor pendukung dan penghambat
penyelenggara makanan agar makanan tidak higiene dan sanitasi laboratorium
tercemar. Tujuan personal higiene dalam Higiene dan sanitasi di laboratorium dapat
pengolahan makanan adalah untuk terlaksana dengan baik atau tidaknya karena
memberikan pengertian dasar pada para adanya beberapa faktor pendukung dan
pengelola makanan mengapa kebersihan dalam penghambat/kendala dalam pencapaiannya.
penanganan dan pengolahanmakanan sangat Untuk mendukung siswa dalam menerapkan
penting, bagaimana dan mengapa keracunan higiene sanitasi, guru selalu mengingatkan
dan kerusakan makanan terjadi dan bagaimana siswa tentang kelengkapannya, tetapi kadang
cara termudah dan paling efektif untuk siswa menyepelekan, karena setiap guru
mencegah hal tersebut(Anni, 2008:138). peraturannya berbeda, sehingga harus
b. Penerapan Higiene dan Sanitasi di dihindari kesalahan tersebut. Faktor
Laboratorium. pendukung kelancaran proses pembelajaran
praktek adalah sarana dan prasarana yang
lengkap. Selain faktor pendukung dari siswa rapi dan terawat dengan baik. Pengelola
ada juga faktor pendukung dari laboratorium sangat bertanggung jawab
peralatan/kelengkapan lab seperti yang mengenai kebersihan dan isi
diungkapkan oleh GR2 sebagai berikut: laboratorium.Penataan bak cuci, meja prepar,
“Faktor pendukungnya itu termasuk sarana kompor, dan meja produksi sudah cukup baik.
prasarana ada sapu, pel, kemudian obat pel nya Di laboratorium juga terdapat oven, kulkas,
juga ada, kemudian kalo untuk cuci alat dan meja untuk menghidangkan. Laboratorium
hidangnya juga adasemuanya” yang standar seharusnya memiliki ruang
(ww:GR2/26/04/16). Dengan adanya pengolahan dan penyajian makanan yang
kelengkapan peralatan pendukung tersebut, terpisah, sedangkan di sekolah tersebut belum
laboratorium menjadi lebih terawat dan siswa memenuhi standar.Siswa diharapkan mampu
juga tetap bisa menjaga higiene dan sanitasi menerapkan konsep Tri Nga yaitu ngerti,
ruangan laboratorium agar selalu terlihat ngrasa, nglakoniyang merupakan ajaran dan
bersih dan nyaman untuk siswa praktik. konsep dari Ki Hajar Dewantara, apabila
Adapun kendala atau faktor penghambat dalam konsep tersebut dilakukan maka dapat menjadi
higiene sanitasi laboratorium menurut bekal saat bekerja nanti.
pendapat GR2 adalah “Ya kadang kalo pas Faktor pendukung dan penghambat
waktu praktik mungkin dia masih harus higiene dan sanitasi tidak hanya dari siswa
diawasi, kemudian airnya juga kadang kalau dan guru, tetapi dari sarana dan prasarana yang
pas mati habis, ya air habis karena listrik mati ada, belum dimilikinya tenaga laboran,
itu aja”(ww:GR2/26/04/16). Sedangkan guru sehingga merupakan faktor penghambat yang
di sekolah sangat terbatas, ada beberapa guru dapat menganggu proses pembelajaran praktik,
yang tugasnya merangkap.GR1 bertugas setiap praktik guru selalu mengingatkan siswa
sebagai ketua laboran yang selalu mengawasi untuk menjaga higiene dan sanitasi. Oleh
dan bertanggungjawab tentang permasalahan karena itu siswa harus Nglakoni artinya siswa
laboratorium. harus melakukan tugas, kewajiban dan
“Belum mempunyai tenaga ataupun petugas tanggungjawabnya masing-masing terutama
tersendiri, harsusnya kalau lab atau bengkel itu pada saat pembelajaran praktek. Siswa tidak
harus ada petugasnya sendiri, kita masih hanya sebatas mengerti saja tetapi siswa juga
srabutan kita masih di beri tugas untuk ndobel. harus bisa memahami dan menerapkan
Kita masih merangkap- terutama dalam higiene dan sanitasi di
rangkap”(ww:GR1/26/04/16). laboratorium, siswa harus benar-benar peka
Pencapaian keberhasilan dalam praktik terhadap lingkungan sekitar untuk menjaga
tergantung dari cara pemahaman, penerapan, agar laboratorium bersih dan dapat mencegah
mengatasi faktor pendukung dan penghambat hal-hal yang tidak diinginkan terjaadi.
yang mungkin terjadi. Higiene dan sanitasi Menjaga dan merawat laboratorium agar
laboratorium merupakan bagian penting dalam tetap bersih adalah tugas siswa, guru
proses pengolahan makanan yang harus membantu mengingatkan dan siswa
dilaksanakan dengan baik serta menjaga menerapkannya. Selain itu harus ada
laboratorium tetap bersih agar proses kerjasama yang baik antara guru dan siswa
pembelajaran praktik dapat berjalan lancar dan untuk menciptakan suasana yang bersih dan
makanan yang dikonsumsi tidak nyaman, sehingga pada saat praktik dapat
terkontaminasi. SMK Negeri 1 Kalasan berjalan dengan lancar.
memiliki ruang laboratorium tata boga bersih,

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil analisis pada 1. Pemahaman siswa tentang higiene dan
pembahasan sebelumnya, dapat ditarik sanitasi masih rendah, hal tersebut
beberapa kesimpulan sebagai berikut. ditunjukkan setiap praktik guru harus selalu
mengingatkan siswa untuk menjaga higiene 3. Faktor pendukung higiene dan sanitasi di
dan sanitasi secara berulang-ulang. laboratorium diantaranya tersedianya sarana
2. Penerapan higiene dan sanitasi dalam yang cukup lengkap untuk menunjang
pembelajaran praktik di laboratorium cukup kelancaran siswa praktik di laboratorium,
baik, hal tersebut ditunjukkan oleh siswa seperti peralatan memasak yang lengkap,
yang selalu menjaga kebersihan pakaian, peralatan untuk kebersihan sapu, pel dan air.
kuku dan rambut, serta didukung ruangan 4. Faktor penghambat higiene dan sanitasidi
cukup bersih, ventilasi yang cukup baik, bak laboratorium diantaranya, belum memiliki
cuci yang terawat, saluran air yang lancar tenaga laboran, belum ada SOP yang
dan peralatan praktik terawat dengan baik mengatur higiene dan sanitasi di
dan tertata rapi. laboratorium dengan sangsi-sangsi yang
tegas.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti pengolahan makanan dengan sangsi-
menyampaikan beberapa saran untuk sekolah, sangsinya dan mensosialisasikan. SOP
guru dan siswa, sebagai berikut. higiene dan sanitasi sebelum siswa
1. Bagi sekolah disarankan untuk merekrut praktik, guru harus selalu tegas dalam
tenaga laboran agar penerapan higiene dan menangani siswa terutama saat
sanitasi di laboratorium terpantau saat pembelajaran praktik.
pembelajaran praktik, membuat SOP 3. Bagi siswa disarankan harus mentaati tata
untuk guru dan siswa yang menggunakan tertib yang telah dibuat sekolah dan guru,
laboratorium. harus mengembangkan wawasan tentang
2. Bagi guru disarankan menambah mata higiene dan sanitasi, terutama di industri
pelajaran higiene dan sanitasi untuk boga dan observasi di industri boga, siswa
meningkatkan kedisiplinan siswa sebelum harus peka terhadap higiene dan sanitasi
praktik dan pada saat praktik,membuat karena berhubungan dengan makanan
SOP higiene dan sanitasi setiap jenis yang akan dikonsumsi.

DAFTAR PUSTAKA

Anni. 2008. Patiseri Jilid 1 UntukSMK. Jakarta: Direktorat


PembinaanSekolahMenengahKejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Dasar danMenengah,
Departemen Pendidikan Nasional.
Fathonah Siti. 2005. Higiene dan Sanitasi Makanan. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Press.
Sihite Richard. 2000. Sanitation & Hygiene. Surabaya: SIC.
Sugiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D.
Bandung: Alfabert.
Suwantini dan Purwiyatun. 2004. Modul Melaksanakan Prosedur Hygiene di Tempat Kerja.
Yogyakarta: Dinas Pendidikan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

You might also like