Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Indonesian Journal of Nursing Research (IJNR)

Jurnal Ilmiah Bidang Keperawatan dan Kesehatan


Available on http://jurnal.unw.ac.id/ijnr

Perbedaan Kecepatan Pengembangan Paru Sebelum dan Sesudah Latihan Pernapasan


Diafragma dalam Upaya Mempercepat Pelepasan Water Seal Drainage (WSD)
Rosalina1, Sukarno2, Yunita Galih Yudanari3
1, 2, 3
Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo

Article Info Abstract


Article History: An Pleural effusion is an excessive accumulation of fluid, blood or water in the
Accepted November 16th 2018 pleural cavity which will cause the increase of shortness of breath because of
the decreasing space for lung expansion. One of the efforts to reduce the
Key words: complaints of shortness of breath is by insertion of water seal drainage. Water
Pleural Effusion Seal Drainage (WSD) is a medical action performed to remove air or fluid from
Lung expansion the pleural cavity. The patient's ability to breathe effectively is an indicator to
Water Seal Drainage release WSD. This study generally aims to determine the effectiveness of
diaphragmatic breathing exercises on the speed of lung expansion in patients
with water seal drainage insertion. The research design was pre experiment
with pre test - post test group design. The population in this study were patients
with insertion of WSD who were admitted to Dr. Muwardi Surakarta Hospital.
The sampling technique was purposive sampling. The number of samples were
16 respondents. To measure lung expansion, the indicator used Peak Expiratory
Flow Rate as measured by peak flow meter. Data analysis used dependent t-
test. The results show that there are differences in the speed of lung expansion
in patients with WSD insertion before and after diaphragmatic breathing
exercises with p-value of 0.0001. Suggestion for nurses to be able to train
diaphragmatic breathing exercise in patients with WSD insertion increase lung
expansion so that WSD can be released and the risk of infection can be reduced.

PENDAHULUAN
Sesak napas yang timbul dapat menyebabkan
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana
gangguan pada aktivitas hidup sehari-hari
terjadinya akumulasi udara, air atau darah di
sehingga perlu dilakukan tindakan medis.
dalam rongga pleura. Adanya akumulasi
Tindakan yang dilakukan adalah dengan
cairan, air atau darah menyebabkan kompresi
mengatasi penyakit primer melalui obat-obatan
pada jaringan paru sehingga pengembangan
dan pemasangan water seal drainage (WSD)
paru terganggu yang akan menimbulkan sesak
untuk mengeluarkan udara, air atau darah dari
napas, batuk dan nyeri dada (McGrath dan
dalam rongga pleura.
Anderson, 2011).

Corresponding author:
Rosalina
adisdyzi@gmail.com
Indonesian Journal of Nursing Research, Vol 1 No 2, November 2018
e-ISSN 2615-6407
Indonesian Journal of Nursing Research, Vol 1 No 2, November 2018/ page 51-61 57

Water seal drainage (WSD) adalah suatu pinggang. Pernafasan diafragma dilakukan
tindakan medis yang dilakukan untuk dengan cara meletakkan tangan kanan pada
mengeluarkan udara atau cairan dari dalam dinding dada dibawah klavikula dan tangan
rongga pleura. Sistem drainage yang baik akan kiri diletakkan di atas umbilikus. Penderita
mencegah cairan dan udara kembali ke dalam diminta untuk melakukan inspirasi selama 2
rongga pleura dan mengembalikan tekanan detik kemudian udara dihembuskan selama 10
negatif intrapleura untuk memfalitasi detik, waktu ekspirasi perut ditekan secara
pengembangan paru (George dan maksimal dan diharapkan tekanan ekspirasi di
Papagiannopoulos, 2015). mulut meningkat. Pernafasan diafragma
melatih kembali penderita untuk menggunakan
Pemasangan WSD akan mengurangi keluhan diafragma dengan baik dan merelaksasi otot-
sesak napas tetapi mempunyai resiko otot assesoris. Latihan pernafasan diafragma
terjadinya infeksi, semakin tinggi resiko terjadi dilakukan selama 5–10 menit setiap hari
infeksi. Untuk itu pasien yang terpasang WSD (Timby, 2009). Berdasarkan hal tersebut
harus dilatih latihan pernapasan diafragma peneliti tertarik untuk mengetahui apakah
yang akan mempercepat pengembangan paru latihan pernapasan difragma efektif untuk
sehingga pernapasan menjadi lebih maksimal. mempercepat pengembangan paru dalam
Lamanya pemasangan WSD tergantung dari upaya mempercepat pelepasan water seal
kondisi pasien, tetapi semakin lama drainage (WSD).
pemasangan WSD maka akan semakin tinggi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
resiko terjadi infeksi, untuk itu pasien yang Perbedaan kecepatan pengembangan paru
terpasang WSD harus dilatih teknik sebelum dan sesudah latihan pernapasan
pernapasan diafragma yang akan mempercepat diafragma dalam upaya mempercepat
pengembangan paru sehingga pernapasan pelepasan water seal drainage (WSD).
menjadi lebih efektif. Kemampuan pasien
bernapas efektif adalah indicator untuk METODE
mencabut WSD.
Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini, yakni menganalisis
Latihan pernafasan diafragma adalah suatu
perbedaan kecepatan pengembangan paru
proses pernafasan secara konsentrasi
sebelum dan sesudah latihan pernapasan
merasakan udara masuk melalui hidung ke
diafragma dalam Upaya Mempercepat
dalam tubuh kemudian di keluarkan dari mulut
Pelepasan Water Seal Drainage (WSD), maka
yang dilakukan dengan posisi nyaman dan
penelitian ini menggunakan desain pre
berbaring dengan relaks dan menutup mata
eksperiment dengan pendekatan one group pre
serta melonggarkan pakaian disekitar leher dan
Rosalina – Perbedaan Kecepatan Pengembangan Paru Sebelum dan Sesudah Latihan Pernafasan Diafragma
dalam Upaya Mempercepat Pelepasan Water Seal Drainage (WSD)
Indonesian Journal of Nursing Research, Vol 1 No 2, November 2018/ page 51-61 58

test post test group design. Variabel yang pertukaran oksigen dan karbondioksida antara
diukur dalam penelitian ini adalah kecepatan lingkungan eksternal dan darah. Pada sistem
pengembangan paru dengan indikator arus pernapasan lansia paru-paru kecil dan kendur,
puncak ekspirasi yang akan diukur sebelum hilangnya recoil elastic, pembesaran tubuh,
dan sesudah latihan pernapasan diafragma. perubahan fungsi sel, dan jaringan atau organ,
Penelitian ini sudah dilakukan uji etik di juga ditemukan alveoli kurang elastik dan
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro lebih berserabut serta berisi kapiler-kapiler
dan dinyatakan lolos uji etik. Populasi dalam yang kurang berfungsi, sehingga akan
penelitian ini adalah pasien yang terpasang menghambat fungsi difusi. Perubahan sistem
WSD. Teknik pengambilan sampel dengan pernapasan mungkin mempengaruhi alveoli,
purposive sampling dengan sampel sebanyak penurunan kapasitas vital, penurunan PaO2 dan
16 pasien yang terpasang WSD. Untuk melihat residu, pengerasan bronkhus dengan
rata-rata kecepatan pengembangan paru peningkatan resistensi, hilangnya tonus otot
responden dilakukan uji statistik dependent t toraks, kelemahan kenaikan dasar paru,
– Test. Uji ini dianggap memiliki kemaknaan kelenjar mukus kurang produktif, penurunan
statistik bila nilai p< 0,05. sensitivitas sfingter esophagus dan penurunan
sensitivitas kemoreseptor. Adanya faktor yang
HASIL DAN PEMBAHASAN pendukung, seperti penyakit tuberculosis,
pneumonia akan semakin memperburuk fungsi
Hasil penelitian berdasarkan karakteristik
pernapasan pada lansia.
responden:
b. Gambaran Analisa Berdasarkan Jenis
a. Analisa Berdasarkan Usia Responden
Kelamin Responden
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan
Usia
Jenis Kelamin
Karakteristik Mean SD
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Usia 51.71 10.123
Laki-laki 6 35,3
Perempuan 11 64,7
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata usia
Total 17 100
responden adalah 51,71 dengan SD 10,123.
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar
Keseluruhan responden pada penelitian ini
distribusi responden menurut jenis kelamin
dengan rentang umur 52 – 71 tahun. Pada
adalah jenis kelamin perempuan sebanyak
lanjut usia akan terjadi perubahan anatomi dan
11responden (64,7%).
fisiologis. Perubahan fisiologis lanjut usia
menyebabkan beberapa perubahan struktural
Pada umumnya dalam keadaan normal sistem
dan fungsional pada toraks dan paru-paru.
pernapasan laki-laki lebih banyak
Sistem pernapasan berfungsi untuk

Rosalina – Perbedaan Kecepatan Pengembangan Paru Sebelum dan Sesudah Latihan Pernafasan Diafragma
dalam Upaya Mempercepat Pelepasan Water Seal Drainage (WSD)
Indonesian Journal of Nursing Research, Vol 1 No 2, November 2018/ page 51-61 59

membutuhkan oksigen dari pada wanita. Nilai Pada tabel 3 rata-rata nilai arus puncak
kapasitas vital pada laki-laki lebih besar respirasi sebelum latihan pernapasan
dibandingkan dengan wanita. Hal ini diafragma sebesar 103.53 L/menit dengan SD
dikarenakan secara anatomis ukuran dan 36.218, sedangkan nilai rata-rata arus puncak
kekuatan otot dada laki-laki lebih besar respirasi setelah latihan pernapasan diafragma
dibandingkan perempuan (Guyton & Hall, adalah 165.52 L/menit dengan SD 75.28. Arus
2014). puncak ekspirasi adalah ekspirasi maksimal
yang dapat diraih seseorang yang dinyatakan
Faktor lain yang menyebabkan perbedaan dengan liter/menit. Pengukuran Arus puncak
adalah laki-laki lebih banyak melakukan respirasi pada penelitian ini dengan
aktivitas sehingga konsumsi oksigen didalam menggunakan alat peak flow meter.
tubuh juga akan meningkat. Orang yang
banyak melakukan kegiatan memerlukan lebih Arus puncak respirasi dapat dijadikan sebagai
banyak energi dibandingkan dengan orang indikator untuk menilai adanya gangguan
yang tidak melakukan kegiatan (santai/tidur). fungsi pernapasan. Nilai normal arus puncak
Oleh karena itu, tubuh memerlukan lebih ekspirasi pada laki-laki dewasa adalah 400 -
banyak oksigen untuk oksidasi biologi dan 600 L/mnt dan wanita dewasa adalah 300 -
lebih banyak memproduksi zat sisa. Tubuh 500 L/mnt berkisar. Sedangkan pada anak-
perlu meningkatkan frekuensi pernapasan agar anak berkisar 200 - 400 L/mnt (Douglas dan
dapat menyediakan oksigen yang lebih Alasia, 2012).
banyak. Gerakan pernapasan diatur oleh pusat
pernapasan yang ada di otak dan disebut Pada pasien dengan efusi pleura dimana terjadi
medula oblongata. penumpukan cairan pada rongga pleura akan
menimbulkan keluhan sesak napas yang
c. Gambaran Kecepatan Pengembangan Paru
disebabkan oleh penurunan pengembangan
Sebelum dan Sesudah Latihan Pernapasan
paru akibat peningkatan tekanan intrapleura
Diafragma
d. Efektifitas Latihan Pernapasan Diafragma
terhadap Kecepatan Pengembangan Paru
Tabel 3 Gambaran Kecepatan Pengembangan
Paru Sebelum dan Sesudah Latihan pada Pasien dengan Pemasangan Water
Pernapasan Diafragma pada pasien
Seal Drainage.
dengan pemasangan water seal
drainage (WSD)

Arus Puncak Mean SD


Respirasi
Sebelum 103.53 36.218
Sesudah 165.52 75.28

Rosalina – Perbedaan Kecepatan Pengembangan Paru Sebelum dan Sesudah Latihan Pernafasan Diafragma
dalam Upaya Mempercepat Pelepasan Water Seal Drainage (WSD)
Indonesian Journal of Nursing Research, Vol 1 No 2, November 2018/ page 51-61 60

Tabel 4 Analisa Perbedaan Kecepatan sehingga meningkatkan produksi endorpin,


Pengembangan Paru Sebelum
menurunkan heart rate, ekspansi paru dapat
dan Sesudah Latihan Pernapasan
Diafragma pada Pasien dengan berkembang maksimal dan otot-otot menjadi
Pemasangan Water Seal
rileks. Kondisi ini membuat kemampuan
Drainage (WSD)
sistem pernapasan dalam mengambil oksigen
Variabel Mean SD p
lebih adekuat.
APE -60,000 48.990 0,000
Pre-post
intervensi
Tehnik latihan pernapasan diafragma
Hasil analisis dengan uji dependent t-test difungsikan untuk mengendalikan pernapasan
didapatkan hasil bahwa latihan pernapasan dan pikiran. Mekanisme latihan pernapasan
diafragma 10 menit setiap hari selama 3 hari diafragma dengan tehnik bernapas secara
efektif dalam meningkatkan kecepatan perlahan dan dalam dengan menggunakan otot
pengembangan paru pada pasien yang diafragma memungkinkan abdomen terangkat
terpasang WSD (p=0,000). perlahan dan dada mengembang dengan
penuh. Pengembangan paru yang maksimal
Diafragma adalah salah satu otot pernapasan akan membuat oksigen yang masuk kedalam
yang mempunyai peranan penting dalam tubuh menjadi meningkat yang ditunjukkan
fungsi pernapasan. Diafragma akan dengan perubahan kapasitas vital paru yang
menstimulasi sistem saraf parasimpatik lebih baik serta nilai pengukuran FEV1 dan
sehingga meningkatkan produksi endorpin, FVC menjadi lebih baik.
menurunkan heart rate, ekspansi paru dapat
berkembang maksimal dan otot-otot menjadi Pernapasan diafragma yang dilakukan secara
rileks. Kondisi ini membuat kemampuan rutin dapat membantu seseorang menggunakan
sistem pernapasan dalam mengambil oksigen diafragmanya secara benar ketika dia
lebih adekuat. Fungsi paru dapat ditingkatkan bernapas. Teknik ini berguna untuk
melalui latihan pernapasan diafragma. Fungsi menguatkan diafragma, menurunkan kerja
pernapasan dapat ditingkatkan dengan pernafasan, melalui penurunan laju pernafasan,
meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot menggunakan sedikit usaha dan energy untuk
pernapasan melalui latihan. Latihan bernafas, dengan pernafasan diafragma maka
pernapasan diafragma merupakan kegiatan akan terjadi peningkatan volume tidal,
yang dilakukan dengan pendekatan holistic penurunan kapasitas residu fungsional, dan
self-care. peningkatan pengambilan oksigen yang
optimal (Smith, 2004).
Latihan pernapasan diafragma akan
menstimulasi sistem saraf parasimpatik
Rosalina – Perbedaan Kecepatan Pengembangan Paru Sebelum dan Sesudah Latihan Pernafasan Diafragma
dalam Upaya Mempercepat Pelepasan Water Seal Drainage (WSD)
Indonesian Journal of Nursing Research, Vol 1 No 2, November 2018/ page 51-61 61

Pada hasil penelitian ini didapatkan pasien


Black, J.m., & Jacobs, E.M., (2014). Medical
dengan efusi pleura terjadi penurunan nilai
Surgical Nursing : Clinical Management
APE di bawah normal baik sebelum maupun for Countinuity of Care5th, Philadelphia,
W.B Saunders Company.
sesudah latihan pernapasan diafragma. Nilai
APE sesudah latihan pernapasan diafragma Dharma K. K. Metodologi Penelitian
Keperawatan : Panduan melaksanakan
menunjukkan peningkatan bila dibandingkan
dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta
dengan nilai APE sebelum latihan pernapasan : Trans Info Media. 2011.
diafragma, meskipun kalo kita bandingkan
George, Robert S., Papagiannopoulos, Kostas.,
dengan nilai normal tetap berada dibawah (2015). Journal of Thoracic Disease,
suppp 1 : 55-64, UK
normal.
Guyton & Hall E. (2014). Guyton dan Hall
Buku Ajar Fisiologi
Hasil penelitian ini sesuai dengan Priyanto
Kedokteran.EdisiBahasa Indonesia 12.
(2010) bahwa breathing exercise berpengaruh Saunders: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
terhadap perubahan fungsi ventilasi. Latihan
McGrath,Emmet E.and Anderson, Paul B.
pernapasan dalam merupakan salah satu
Diagnosis of Pleural Effusion, American
latihan pernapasan yang terbukti dapat Journal of Critical Care, March 2011,
Volume 20, No. 2. (Diakses 5 Februari
meningkatkan otot inspirator.
2017).

Priyanto. Pengaruh Deep Breathing Exercise


SIMPULAN DAN SARAN
terhadap Fungssi Ventilasi Oksigenasi
Latihan pernafasan difragma dapat Paru pada Klien Post Ventilasi Mekanik.
Jurnal Keperawatan Indonesia. 2010.
meningkatkan fungsi pernapasan dengan
meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot Sugiyono. (2005). Statistik untuk Penelitian.
Bandung: CV. Alfa Beta.
sehingga efektif dalam meningkatkan
kecepatan pengembangan paru pada pasien Sastroasmoro S. & Ismael S. (2010). Dasar-
dasar Metodologi Penelitian klinis (3th
yang terpasang water seal drainage (WSD)
ed). Jakarta : Sagung Seto.
dengna nilai p-value 0,000 (ἀ =0.05).

REFERENSI

Aini, F (2008). Pengaruh Breathing Retraining


terhadap Peningkatan Fungsi Ventilasi
PPOK Paru pada Asuhan Keperawatan
Pasien. Jurnal Keperawatan Indonesia,
2018, Vol 12 No. 1. Hal : 29-33.

Bhatnagar Rahul, and Maskell, Nill, (2015).


The modern diagnosis and management
of pleural effusions, BMJ, 2015;351

Rosalina – Perbedaan Kecepatan Pengembangan Paru Sebelum dan Sesudah Latihan Pernafasan Diafragma
dalam Upaya Mempercepat Pelepasan Water Seal Drainage (WSD)

You might also like